Partai Politik Islam sebagai Media Penegakan Ideologi Islam
untuk Membangun Baldatun Thayyibatun di Era Global
Oleh: Mutiara Hany Hamdiyah
Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin canggih ini, penyebaran informasi dan akses telekomunikasi semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masyarakat, baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar dengan berdampak positif atau pun negatif tergantung pemanfaatannya.
Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun. Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa.
Kondisi yang terjadi di Negeri tercinta kita, mengalami kerusakan di berbagai lini, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, dan sebagainya memiliki kerusakan menurut porsinya. Seakan-akan kondisi seperti ini adalah kondisi yang wajar di Negara tercinta kita. Sedangkan kapan negeri ini akan menjadi baik jika penduduknya seperti ini.
Namun, semua hal itu tidaklah tanpa solusi. Karena Allah sudah tegaskan “man amila shoolihan” atau beramal sholih, dan ikhlas lillahi ta’ala dalam melakukan segala sesuatu. Dalam hal menunaikan amanah. karena orang yang kredibilitasnya tinggi, akan kalah dengan orang yang amanah.
ketentraman, rasa aman, kemandirian, kehormatan, dan integrasi sosial, serta akibat atau nasib di akhirat nanti.
Berikut adalah beberapa masalah yang terjadi di Indonesia; 1. Masalah Keamanan
Fenomena kejahatan yang terjadi di Negara kita seperti premanisme, terorisme, pencurian, perampokan, pembunuhan, dll. Kebanyakan masalah tersebut terjadi karena kemiskinan dan kurangnya pendidikan. 2. Narkoba
Bagi pecandu, bahaya narkoba tidak hanya merugikan masalah fisik saja tetapi akan mengalami gangguan mental dan kejiwaan. Sebenarnya narkoba ini merupakan senyawa-senyawa psikotropika yang biasa digunakan dokter atau rumah sakit untuk membius pasien yang hendak dioperasi atau sebagai obat untuk penyakit tertentu, tetapi persepsi tersebut disalah artikan akibat penggunaan di luar fungsinya dan dengan dosis yang di luar ketentuan. Apabila disalah gunakan, bahaya narkoba dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhi susunan syaraf. Dari ketergantungan inilah bahaya narkoba akan mempengaruhi fisik, psikologis, maupun lingkungan sosial.
3. Penyakit Seksual
Fenomena remaja yang pacaran dengan berlebihan, bahkan sampai melakukan hubungan seksual menjadi hal yang wajar. Kelakuan yang keterlaluan ini dapat memicu terjadinya penyakit yang sangat berbahaya seperti sifilis dan AIDS. Perlu dilakukan pembinaan moral secara menyeluruh supaya remaja sekarang tidak terjerumus ke pergaulan yang bebas.
4. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk
pernah menikmati hasil bumi kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing yang mengelola dan mengambil hasil pertambangan kita, sedangkan kita hanya mendapatkan pemasukan dari pajak dan upah buruh. Karena sikap kita yang sudah terlalu di nina-bobokkan oleh hal-hal yang instan dan tergantung oleh sifat konsumsi tanpa mau memproduksi.
5. Korupsi
Mereka adalah pencuri uang yang telah kita bayar ke negara melalui pajak. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, bisa jutaan hingga milyaran sekali korupsi. Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi ini. Negara lain sudah menerapkan hukuman berat bagi pelaku korupsi. Seperti di Arab Saudi yang dihukum potong tangan. Bahkan Tiongkok menerapkan hukuman mati. Masalah korupsi politik di Indonesia terus menjadi berita utama (headline) hampir setiap hari di media Indonesia dan menimbulkan banyak perdebatan panas dan diskusi sengit. Di kalangan akademik para cendekiawan telah secara terus-menerus mencari jawaban atas pertanyaan apakah korupsi ini sudah memiliki akarnya di masyarakat tradisional pra-kolonial, zaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang yang relatif singkat (1942-1945) atau pemerintah Indonesia yang merdeka berikutnya. Meskipun demikian, jawaban tegas belum ditemukan. Untuk sementara harus diterima bahwa korupsi terjadi dalam domain politik, hukum dan korporasi di Indonesia (meskipun ada beberapa tanda, yang dibahas di bawah, yang mengarah ke perbaikan situasi ini).
6. Penegakan Hukum yang Lemah
menyuap polisi tersebut. Kalau terus saja dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.
7. Kasus SARA yang Merajalela
Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun. Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa.
Pada umumnya individu, keluarga, dan komunitas muslim di banyak negeri muslim kondisinya menyedihkan karena negerinya bukan negeri muslim yang baik, bukan ‘baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur’, karena tidak dikelola sesuai syariat kenegaraan yang diajarkan oleh Islam. Selintas negeri itu bagus dari luar namun sesungguhnya tidak ada apa-apanya, hanya sebagai ‘satelit’ ideologi non-muslim, belas kasih kekuatan asing, bahkan menjadi sapi perah bagi kebutuhan sumber daya alam bangsa lain.
Perubahan dari negeri yang baik ke buruk, atau sebaliknya pada dasarnya ditentukan oleh Pemimpin Negara tersebut, apakah kebijakan nasionalnya berpayung pada ideologi yang baik (Islam) atau ideologi buruk (sekuler, non-Islam). Jika berpayung pada ideologi sekuler muka negeri bisa terdisintegrasi atau maksimal bisa berkualitas pas-pasan oleh belas kasih negeri sekuler yang sudah mapan, sedangkan jika berpayung pada ideology Islam akan mendapat kekuatan dari Allah Subhaanahuu wa ta’ala, mandiri, adil-sejahtera, termuliakan, dan berperan sebagai mercusuar kebaikan-kebenaran ke dunia internasional.
bukan hanya dalam aspek identitas diri dan ritualnya saja. Pemimpin Negeri muslim juga berkeyakinan bahwa syariat Islam terkait pengelolaan bangsa-negara (Poleksosbudhankam) diterapkan secara nyata kalau ingin terrealisasi kejayaan dan kemuliaan bangsa. Ormas, LSM, Sekolah, Pondok Pesantren, Paguyuban Islam dan semacamnya harus diajak agar berpihak pada Partai Politik yang berorientasi menerapkan Ideologi Islam, buka Ideologi Sekuler. Hanya melalui proses Politik maka negeri muslim akan terselamatkan. Partai politik yang bervisi-misi penegakan ideologi Islam hanyalah Partai Politik Islam, bukan Partai Politik Non-Islam.
Dengan pemahaman seperti yang diuraikan di atas maka semua Aktivis Islam seharusnya mendukung Partai Politik Islam, apakah secara langsung yakni masuk menjadi fungsionaris di dalamnya guna memperbaiki dan memperkuatnya atau secara tidak langsung yakni dari jalur tidak formal (karena halangan undang-undang misalnya) namun menguatkan Partai Islam dalam bentuk memberi arahan pada jamaahnya, temannya, keluarganya, dan siapa saja supaya mendukung dan memilih Partai Islam. Jangan kiranya hanya pasif, berpuas diri dalam kegiatan sosial dan ‘tidak peduli’ pada permasalahan politik. Hanya sebagai pengamat, tidak berpihak, sepertinya semua partai politik sama saja, sama baiknya atau sama buruknya.
Daftar Pustaka
Al Qur’aanul Kaariim
Al Lu’lu wal Marjaan (Hadits Bukhari Muslim)
Amsyari, Fuad. 2008. Mengelola Indonesia dengan Syariat. Surabaya:Amanah Pustaka
Idem. 1995. Islam Kaaffah. Jakarta:Gema Insani Press
Fuller, Graham E. 2012. A World Without Islam. New York:Little Brown Co
BIODATA
Judul Naskah : Masjid sebagai Media Membangkitkan Jiwa Nasionalis-Agamis untuk Membangun Baldatun Thayyibatun di Era Global
Nama Penulis : Mutiara Hany Hamdiyah
Tempat
&Tanggal Lahir
: Gresik, 03 Desember 1994
Nama Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga Surabaya
Nama
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Sosiologi
Domisili : Jl. Raya Masangan Timur No. 01 RT 1 RW 1 Bungah Gresik, 61152, Jawa Timur
Alamat Email : Mutiara.hany19@gmail.com