PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK KELAS XI SMANEGERI 7 PINRANG
The Application of The Physics Learning Model Based On Portfolio to Process Skills at
Students of Class XI SMA Negeri 7 Pinrang
Indryanti(*),Muh. Tawil(1), Muhammad Aqil Rusli(2) (1) dan (2) Dosen Fisika FMIPA UNM Makassar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Makassar
Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar, 90224 *)e-mail :hermantoindryanti@gmail.com
This research is true experimental research that aims to know the process skills of the student class XI SMA 7 in Pinrang that were thought by physics learning model based on portfolio. The population in this research were all students at three clasess of XI IPA at SMAN 7 Pinrang in academic year 2014/2015 and the samples were selected randomly (simple random sampling). They were class XI IPA2 as an experimental class XI and class XI IPA1 as control class. The data of this research was analyzed by two statistical techniques, that were descriptive analysis and inferential analysis. Based on the analysis were found that the physical process skills of students were taught using physics learning model based on portfolio are at high score..
Key Word:Physics Learning Model: Portfolio Based And Process Skills
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen sesungguhnya yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses peserta didik di kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang yang diajar melalui model pembelajaran fisika berbasis portofolio. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 7 Pinrang tahun ajaran 2014/2015 dan sampel dipilih secara random
(simple random sampling) sehingga terpilih dua kelas yakni kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen
dan kelas XI IPA1 sebagai kelas kontrol. Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan dua teknik statistik, yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial. Berdasarkan analisis tersebut didapatkan bahwa keterampilan proses peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio berada pada kategori “tinggi”.
Kata kunci: Model Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio dan Keterampilan Proses.
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek kecakapan hidup seperti kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi akan ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran fisika. Sejalan dengan hal tersebut, maka penyelengaraan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas khususnya mata pelajaran fisika dimaksudkan untuk melatih keterampilan proses peserta didik.
dikembangkan.Keterampilan proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penyelidikan. Dengan adanya keterampilan proses dalam proses belajar mengajar, peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, konsep-konsep, dan teori-teori. Peserta didik diberi kesempatan untuk langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan atau pengalaman “ilmiah” tak berbeda dengan apa yang dialami oleh saintis. Dengan demikian keterampilan proses meliputi kemampuan olah pikir dan kemampuan olah perbuatan.
Berdasarkan hasil observasi di SMANegeri 7 Pinrangdiperoleh data yaitu guru lebih aktif dalam proses pembelajaran dibanding peserta didik. Pada umumnya guru menggunakan model pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
2. Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
3. Guru memberikan materi kepada peserta didik.
4. Guru memberikan soal latihan peserta didik dan membimbing peserta didik. 5. Peserta didik mengerjakan soal latihan di
papan tulis. Penilaian pada saat mengerjakan soal latihan.
6. Guru memberikan tugas kepada peserta didik.
Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran yang diterapkan di Sekolah tersebut, model pembelajaran mendekati model pembelajaran langsung. Serta dilain pihak peserta didik terlihat jarang bertanya, walaupun sebenarnya mereka belum mengerti. Hal ini terlihat dari minat peserta didik dalam menyelesaikan soal fisika, cepat menyerah ketika menghadapi soal-soal yang dalam penyelesaiannya membutuhkan analisis. Begitu pula halnya ketika melakukan praktikum, kurangnya minat yang ditunjukkan peserta didik dalam berpartisipasi melakukan praktikum, peserta didik dalam merumuskan masalah pengamatan masih kurang tepat begitupun dalam menyimpulkan hipotesis dalam melakukan pengamatan, masih jauh dari apa yang diharapkan. Persoalan tersebut menunjukkan bahwa keterampilan proses peserta didik belum dikembangkan secara maksimal.
Permasalahan di atas dapat teratasi jika kebiasaan peserta didik dan guru dalam proses
pembelajaran dapat dirubah secara sadar dengan menggunakan sebuah model pembelajaran yakni model pembelajaran fisika berbasis portofolio. Pengelolaan dalam pelaksanaan model pembelajaran ini diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga peserta didik mempunyai arah yang jelas tentang arah pembelajaran yang akan dijalani dan memotivasi dengan menunjukkan fakta-fakta gejala fisika yang ada di lingkungan alam dan menyadarkan bahwa ilmu fisika adalah hasil konstruksi sosial melalui pemecahan masalah kehidupan.Selanjutnya, memusatkan pembelajaran pada siswa dalam kelompok belajar kooperatif untuk memecahkan masalah
dengan melalui kegiatan
pengamatan/eksperimen di laboratorium sesua dengan petunjuk yang ada di lembar kerja siswa. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar dan menjelaskan tentang peran yang dapat dilakukan siswa dalam bekerja secara berkelompok dan berinteraksi dengan kelompok lainnya. Interaksi yang muncul antar sesama anggota kelompok dalam melakukan pengamatan secara tidak langsung melatih keterampilan proses (yang meliputi indikator krterampilan proses yakni mengidentifikasi variabel, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis dan menguji hipotesis) (Tawil, 2011). Uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran fisika berbasis portofolio dapat meningkatkan keterampilan proses peserta didik.Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti mencoba meneliti “Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio Terhadap Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas XI SMANegeri 7 Pinrang”. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
True Experimental Design(eksperimen
sesungguhnya).Lokasi penelitian bertempat di SMANegeri 7 Pinrangdan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest – only Control Group Design. Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
R X O1
R - O2
Keterangan:
R : Menyatakan Pengacakan
X : Perlakuan dengan menggunakan modelpembelajaran fisikaberbasis portofolio padakelaseksperimen. :Perlakuantanpa menggunakan model
pembelajaran fisika berbasis portofolio pada kelas kontrol.
O1 : Pengukuran keterampilan proses setelah faseperlakuanberakhir pada kelas eksperimen.
O2 : Pengukuran keterampilan prosessetelah faseperlakuanberakhir pada kelas kontrol.
Subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMANegeri 7 Pinrang pada tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 96 peserta didik dan terbagi dalam tiga kelas yakni XI IPA I (34 peserta didik), XI IPA II (33 peserta didik) dan XI IPA III (29 peserta didik).Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMANegeri 7 Pinrang.Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling
(random sederhana), dengan menggunakan random kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses penelitian tidak menggangu jalannya proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelum penelitian dilaksanakan. Sehingga sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu 1 kelas eksperimen (XI IPA II / XI2) dan 1 kelas kontrol (XI IPA I / XI1).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah instrument tes yang berupa tes essay yang telah melalui validasi pakar yang dilanjutkan dengan validasi item yang dihitung menggunakan korelasi Pearson diperoleh 10 butir soal valid. Terdiri dari 9 indikator keterampilan proses yang diadaptasi sesuai dengan materi yang diajarkan, menurut Semiawan (1995). Adapun keterampilan proses yang dimaksud adalah mengidentifikasi variabel, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis dan menguji hipotesis.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, inferensial, dan taksiran rata-rata. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio pada kelas eksperimen dan yang diajar dengan pembelajaran langsung pada kelas kontrol. (Sudjana, 1996).
Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Namun untuk mengetahui uji hipotesis yang digunakan. Maka, data harus melalui uji normalitas dan homogenitas.
Analisis taksiran rata-rata ini digunakan untuk melihat seberapa besar skor keterampilan proses yang diperoleh kelas dalam satu populasi yang sama jika diajar menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio dan diajar dengan pembelajaran langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Gambaran umum data skor keterampilan proses untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.1.Statistik Skor Keterampilan Proses Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Peserta
didik Kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang
Statistik
Hasil Analisis Statistik
Posttest Eksperimen Kontrol Ukuran Sampel 33 34
Skor tertinggi 46 35 Skor ideal tertinggi 52 52 Skor terendah 36 24 Skor ideal terendah 0 0
Rentang skor 10 11 Skor rata-rata 41,72 28,26 Standar deviasi 3,07 2,82
Variansi 9,43 7,96
Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa skor tertinggi keterampilan proses pada kelas eksperimen yang dicapai adalah 46 dari skor maksimum 52 yang mungkin diperoleh, skor terendah adalah 36 dari skor minimun 0, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 41,72 dengan standar deviasi 3,07 dan variansi 9,43. Sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 35 dari skor maksimum 52 yang mungkin diperoleh, skor terendah adalah 24 dari skor minimun 0, sedangkan skor rata-rata yang dicapai adalah 28,26 dengan standar deviasi 2,82 dan variansi 7,96.
-Tabel 4.2. Skor Rata-Rata dan Persentase Indikator Keterampilan Proses Yang Dicapai
Kelas Eksperimen Indikator Keterampilan
Proses
Skor Rata-Rata
Persentase (%) Mengidentifikasi variabel 10,90 90,90
Merumuskan masalah 7,30 91,28
Merumuskan hipotesis 7,42 92,80
Menguji hipotesis 16,09 67,04
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata setiap indikator keterampilan proses peserta didik pada kelas eksperimen berbeda-beda. Skor rata-rata yang diperoleh untuk indikator mengidentifikasi variabel sebesar 10,90 dengan persentase 90,90%, merumuskan masalah sebesar 7,30 dengan persentase 91,28%, merumuskan hipotesis sebesar 7,42dengan persentase 92,80% dan Menguji hipotesis sebesar 16,09dengan persentase 67,04%. Dapat dilihat bahwa skor rata-rata yang paling tinggi diperoleh peserta didik kelas eksperimen terdapat pada indikator merumuskan hipotesis dengan persentase 92,80%.
Tabel 4.3. Skor Rata-Rata dan Persentase Indikator Keterampilan Proses Yang Dicapai
Kelas Kontrol Indikator
Keterampilan Proses
Skor Rata-Rata
Persentase (%) Mengidentifikasi
variabel 7,29 60,78 Merumuskan masalah 6,73 84,19
Merumuskan hipotesis 6,00 75,00
Menguji hipotesis 8,08 33,70
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata setiap indikator keterampilan proses peserta didik pada kelas kontrol berbeda-beda. Skor rata-rata yang diperoleh untuk indikator mengidentifikasi variabel sebesar 7,29dengan persentase 60,78%, merumuskan masalah sebesar 6,73dengan persentase 84,19%, merumuskan hipotesis sebesar 6,00 dengan persentase 75,00% dan Menguji hipotesis sebesar 8,08dengan persentase 33,70%. Dapat
dilihat bahwa skor rata-rata yang paling tinggi diperoleh peserta didik kelas konrtol terdapat pada indikator merumuskan masalah dengan persentase 84,19%. Hal ini dapat dilihat secara jelas pada gambar di bawah ini:
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kontrol Eksperimen
Gambar 2 di samping menunjukkan perbandingan persentase pencapaian indikator untuk setiap indikator pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. A adalah indikator untuk mengidentifikasi variabel yang memiliki skor ideal tertinggi adalah 12, B merupakan indikator untuk merumuskan masalah yang memiliki skor ideal tertinggi adalah 8, C merupakan indikator merumuskan hipotesisdengan skor ideal tertinggi adalah 8, dan yang terakhir D merupakan indikator menguji hipotesisdengan skor ideal tertinggi adalah 24.
C
A
B
DTabel 4.4. Pengkategorian Skor Keterampilan Proses Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Interval
skor Kategori
Eksperimen Kontrol
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
44 – 52 Sangat Tinggi 12 36,36 0 0,00
33 – 43 Tinggi 21 63,63 4 11,76
22 – 32 Sedang 0 0,00 30 88,23
11 – 21 Rendah 0 0,00 0 0,00
0 – 10 Rendah Sekali 0 0,00 0 0,00
Jumlah 33 100,00 34 100,00
Berdasarkan hasil pengkategorian skor rata-rata diketahui bahwa interval skor untuk rata-rata keterampilan proses peserta didik kelas eksperimen berada pada interval antara 33 – 43 dengan frekuensi sebanyak 21 dan persentase sebesar 63,63%, sedangkan interval skor untuk rata-rata keterampilan proses peserta didik kelas kontrol berada pada interval antara 22 – 32 dengan frekuensi sebanyak 30 dan persentase sebesar 88,23%. 2. Analisis Inferensial
Data yang diperoleh dari penelitian ini selain dianalisis secara deskriptif juga dianalisis secara inferensial dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 yang bertujuan untuk pengujian hipotesis. Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah pengujian normalitas dan homogenitas. Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa data yang ada berdistribusi normal dan homogen.
1) Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan pada perolehan skor keterampilan prosespada masing-masing kelas. Kelas XI2 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio, sedangkan kelas XI1 sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran langsung. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat.
Pada kelas XI2 sebagaikelas eksperimen diperoleh χ2
hitung<χ2tabel= 6,213< 7,815 dengan α = 0,05 maka disimpulkan bahwa skor keterampilan proses peserta didik pada kelas XI2 terdistribusi normal. Sedangkan pada kelas XI2 sebagai kelas kontrol diperoleh χ2
hitung<χ2tabel= 3,456< 7,815 dengan α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor keterampilan proses peserta didik XI1
terdistribusi normal. Dengan demikian, skoryang diperoleh kedua kelas berdistribusi normal.
2) Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. Pada pengujian ini digunakan uji-F dengan membandingkan skor varians terbesar dan skor varians terkecil. Dari data perhitungan diperoleh harga Fhitung = 1,18 sedangkan skor Ftabel= 1,82 sehingga Fhitung< Ftabel = 1,18 <1,82. maka dapat diketahui bahwa skor yang diperolehkedua kelas sampel tesebut berasal dari populasi yang homogen. 3) Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dan diperoleh thitung =18,68. Pada taraf signifikansi α = 0,05. Diperoleh ttabel = 1,98 Oleh karena skor thitung> ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak (data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C halaman 105). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan proses antara peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio dan peserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran langsung di kelas XI SMA Negeri 7Pinrang”.
A. Pembahasan
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang tahun ajaran 2015-2016 yang diberikan model pembelajaran fisika berbasis portofolio dan yang diberikan pembelajaran langsung. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian kategori keterampilan proses yang tinggi pada kelas yang diberikan model pembelajaran fisika berbasis portofolio dan pencapaian kategori keterampilan proses yang sedang pada kelas yang diberikan pembelajaran langsung.
Hal ini didukung dari hasil analisis inferensial yang menggunakan uji-t
menunjukkan bahwa secara signifikan membuktikan terdapat perbedaan keterampilan proses peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio dan yang diajar dengan menggunakan pembelajaran langsung.Pencapaian kategori keterampilan proses yang tinggi pada peserta didik yang diberikan model pembelajaran fisika berbasis portofolio juga terlihat dari pencapaian skor setiap indikator keterampilan proses, dari hasil penelitian menunjukkan persentase pencapaian skor yang tinggi untuk setiap indikator pada keterampilan proses. Dalam proses pembelajaran selama penelitian peserta didik terlihat aktif pada fase kegiatan eksperimen. Peserta didik terlihat antusias dalam mengidentifikasi variabel, berdiskusi bersama anggota kelompok dalam merumuskan masalah, merumuskan hipotesis dan sampai pada menguji hipotesis yang telah mereka buat (a. prinsip siswa belajar aktif). Kelompok belajar yang ditentukan oleh pendidik tidak mengurangi kekompakan dan kerjasama antar anggota kelompok (b.kelompok belajar kooperatif). Serta secara tidak langsung, yakni melalui kegiatan eksperimen peserta didik belajar sambil melakoni (learning by doing) (c. pembelajaran partisipatorik). Antusiaisme peserta didik yang terlihat selama proses pembelajran dengan menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio menuntut pendidik untuk terus berinovasi dalam mengajar baik itu penggunaan model pembelajaran maupun strategi yang bervariasi guna meningkatkan keterampilan proses peserta didik (d. Pengajaran reaktif).
Uraian di atas menunjukkan bahwa hasil dari penerapan model pembelajaran fisika berbasis portofolio sejalan dengan teori yang
mendukung pengembangan model tersebut yaitu teori (a) prinsip siswa belajar aktif ,(b) kelompok belajar kooperatif, siswa. (c) pembelajaran partisipatorik, serta (d) pengajaran reaktif (Tawil, 2011).
Model pembelajaran berbasis portofolio yang diterapkan pada mata pelajaran fisika ini menunjukkan bahwa peserta didik yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio mampu memperlihatkan bahwa setiap peserta didik dalam kelompok aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung dan dalam pembuatan portofolio. Hal ini ternyata berimplikasi pada keterampilan proses peserta didik. Dan akhirnya diperoleh bahwa model pembelajaran fisika berbasis portofolio memberikan hasil berupa keterampilan proses yang berbeda dengan pembelajaran langsung. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor rata-rata kelas kontrol, begitupun dengan pencapaian pada setiap indikator keterampilan proses. Dimana persentase skor perindikor untuk kelas eksperin lebih tinggi daripada persentase skor perindikator pada kelas kontrol.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio bila diterapkan tentunya peserta didik akan mendapat peluang yang lebih besar untuk mengetahui lebih banyak tentang fisika. Dengan demikian, akan tercipta pembelajaran yang bermakna dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya, pembelajaran berpusat pada peserta didik dan peserta didik antusias ketika melakukan proses mentalnya termasuk mengumpulkan tugasnya ke dalam portofolio sehingga memudahkan peserta didik, mengingat, memahami dan menyimpan pengetahuan dipikiran mereka yang pada gilirannya akan memperoleh keterampilan proses dengan memberikan model pembelajaran fisika berbasis portofolio khususnya bagi peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Keterampilan proses dalam fisika peserta didik di SMA Negeri 7 Pinrang tahun ajaran 2014/2015 yang diajar dengan model pembelajaran fisika berbasis portofolio termasuk pada kategori tinggi. 2. Keterampilan proses dalam fisika peserta
didik di SMA Negeri 7 Pinrang tahun ajaran 2014/2015 yang diajar dengan model pembelajaran langsung termasuk pada kategori sedang.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan proses dalam fisika peserta didik di SMA Negeri 7 Pinrang tahun ajaran 2014/2015yang diajar menggunakan model pembelajaran fisika berbasis portofolio dengan yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran fisika berbasis portofolio tidak sesuai dengan peserta didik dalam jumlah yang besar untuk tiap kelasnya. Hal ini desebabkan karena pemerataan materi kurang tercapai jika model ini diterapkan pada kelas yang memiliki jumlah peserta didik yang banyak. Oleh karena itu model ini perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum diterapkan.
2. Dalam pelaksanaan model pembelajaran fisika berbasis portofolio memerlukan durasi waktu yang banyak, sehingga materi tidak tuntas secara maksimal sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam rencana pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S dan Khaeruddin. 2012. Evaluasi
Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran
dan Penilaian Portofolio. Bandung:
PT.Genesindo.
Carin, A. A. 1996. Teaching Science Through
Discovery. New York: Macmillian
Publishing Company.
Syam, Gustirah. 2013. Efektivitas model
pembelajaran langsung untuk
meningkatkan pengetahuan prosedural
dan deklaratif pada peserta didik kelas
VII SMPN 3 Watansoppeng. Skripsi.
Karya tidak diterbitkan. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Hasan, I. M. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensial). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Indrawati. 1999. Keterampilan Proses Sains: Tinjauan Kritis dari Teori ke
Praktis.Bandung: Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pembelajaran
Langsung.Surabaya: UNESA University
Press.
Kumalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran
kontekstual konsep dan aplikatif. Refika
aditama: Bandung.
Muhidin, Sambas A., dkk. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam
Penelitian. CV Pustaka Setia: Bandung.
Nurlinda. 2013.Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap keterampilan berpikir kritis pada peserta didik sma negeri 8
makassar. Skripsi. Karya tidak
diterbitkan. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Semiawan C. 1995. Keterampilan Proses
Sains. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia
Sudjana. 1996. Metode Statistika Edisi 6, Edisi keenam. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Peneitian.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tawil, Muh. 2011. Model pembelajaran berbasis simulasi computer dalam meningkatkan keterampilan berfikir kreatif mahsiswa. Dipresentasikan pada konferensi upi-uitm 2011 “strengthening research collaboration on education”
Tawil, Muh. 2011. Model pembelajaran sains
berbasis portofolio. Makassar: badan
penerbit universitas negeri Makassar.
Widyanto. 2006. Pengembangan
Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik.