• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Mejik Revisi Okokokoko. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Makalah Mejik Revisi Okokokoko. doc"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

1.1. Latar Belakang

Jalan sebagai prasarana sarana, transportasi, dan distribusi orang dan barang, mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004.

“Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.”

Di dalam sistem distribusi, sistem jaringan jalan memegang peranan penting karena peningkatan peranan pemasaran, tidak lain adalah peningkatan jasa distribusi yang menuntut pengembangan prasarana transportasi. Jasa distribusi inilah yang menyebabkan adanya arus orang dan barang, dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia baik kebutuhan materi maupun spiritual.

Seiring dengan pengembangan dan kemajuan di berbagai bidang di Indonesia ,maka distribusi orang dan barang pun meningkat. Peningkatan ini dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif berarti makin menambah cepatnya pencapaian sasaran pembangunan nasional, sedangkan dampak negatif adalah dengan meningkatnya arus orang dan barang, maka meningkat pula para pemakai jalan. Dengan demikian jalan-jalan yang ada akan terasa semakin sempit. Akibatnya, keamanan, kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran di jalan mulai terusik. Kemacetan lalu lintas terasa di mana-mana, tidak saja di ruas jalan dalam kota tetapi juga di ruas jalan antar kota. Selain hal tersebut, dampak negatif yang akan dirasakan adalah semakin rawan kecelakaan.

(2)

berfungsi sebagai jalan umum biasa maupun yang luar biasa dalam arti yang mempunyai spesifikasi lebih tinggi dari jalan umum biasa. Jalan-jalan yang memiliki spesifikasi lebih tinggi ini, sekarang dikenal sebagai jalan tol. Lebih lanjut dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005.

”Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol”.

Dalam perkembangannya, kebutuhan akan jalan tol atau jalan bebas hambatan ini tak terbantahkan lagi. Bahkan menjadi sesuatu yang penting bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini yang melatarbelakangi pembentukan sebuah badan yang mengurusinya. Maka dari itu pemerintah membentuk Jasa Marga pada tahun 1978. Sampai sekarang ini, Jasa Marga sudah mengalami banyak perubahan, yaitu dari perusahaan yang secara penuh dibiayai oleh pemerintah sampai menjadi perusahaan terbuka (tbk) yang dibentuk tahun 2007.

(3)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Column1

Pendapatan Dalam Satuan Triliun

Ta

hu

n

Grafik 1.1

Jumlah Pendapatan tahun 2004-2008 Sumber: Dari berbagai sumber

Peningkatan pendapatan pada tiga tahun tersebut disebabkan adanya penyesuaian tarif tol di tiga belas ruas tol yang dikelola Jasa Marga dan peningkatan jumlah arus lalu lintas sebesar 3,6 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2007, jumlah transaksi di Gerbang Tol Jasa Marga sebanyak 860 juta kendaraan, naik dari 829 juta kendaraan (2006). Peningkatan pendapatan Jasa Marga juga mendorong peningkatan laba operasi dari Rp 819,5 miliar (2006) menjadi Rp 1,02 triliun (2007).1

Data-data tersebut diatas setidaknya dapat menggambarkan bagaimana kinerja organisasi dari PT Jasa Marga, Tbk. Peningkatan pendapatan menandakan adanya geliat usaha untuk mencapai tujuan perusahaan dan upaya mewujudkan strategi-strategi perusahaan yang telah dibuat. Dalam beberapa hal, strategi menjadi sangat penting bagi perusahaan dan organisasi. Strategi harus berjalan selaras dan seimbang dengan misi dan visi perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk melihat bagaimana PT. Jasa Marga, Tbk. secara keseluruhan sudah seharusnya kita melihat bagaimana strategi, visi, dan misi yang dimilikinya.

1.2. Permasalahan Strategis

(4)

Keuangan

Arus pendanaan proyek-proyek jasa marga sebagian besar dipenuhi dari hasil penerbitan obligasi rupiah, pinjaman bank, dan fasilitas modal kerja dari bank-bank di Indonesia dengan tingkat suku bunga yang bervariatif. Kenaikan tingkat suku bunga dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil operasi. Rasio kewajiban terhadap ekuitas dan bunga atas hutang dapat berpengaruh secara material terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendanaan untuk akuisisi, pembangunan proyek baru, belanja modal aktiva baru, atau aktiva pengganti lainnya.

Selain itu adanya resiko keterlambatan penyelesaian proyek yang dapat menimbulkan terjadinya pembengkakan biaya proyek sehingga dapat mengurangi tingkat pengembalian dana proyek.

Sumber Daya Manusia

Perusahaan menyadari bahwa bisa saja terjadi kebocoran dalam pengumpulan tarif tol akibat kecurangan oknum petugas maupun kesalahan teknis pada sistem pengumpulan tol. Oleh karenanya Jasa Marga memperlengkapi sistem pengumpulan tarif tol dengan kamera CCTV dan alarm serta melakukan pengawasan secara khusus untuk meminimalisasi kesalahan teknis pengumpulan tarif tol. Saat ini perusahaan telah memodernisasi sistem pembayaran tol dan penggunaan sistem e-Toll Card yang membantu kemudahan transaksi, membantu penanganan kas, dan terjaminnya keamanan hasil pengumpulan tol.

(5)

2.1. Gambaran Umum

Jasa Marga didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas hambatan pertama yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor selesai dibangun. Dengan pertimbangan agar biaya pengoperasian dan pemeliharaan ruas jalan tersebut dapat dilakukan secara mandiri tanpa membebani anggaran Pemerintah, Menteri Pekerjaan Umum ketika itu, Ir. Sutami mengusulkan pendirian sebuah persero untuk mengelola jalan tersebut. Terbitlah Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian persero. PT Jasa Marga (Persero) dibentuk pada tanggal 1 Maret 1978 dengan tujuan menyelenggarakan jalan tol di Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 1978, Presiden Soeharto meresmikan jalan tol tersebut sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang diberi nama Jagorawi dengan dalam membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol.

Tahun 2003, Jasa Marga bekerja sama dengan investor dari Malaysia, melalui Net One Solution Ltd. Telah memberikan jasa manajemen pengoperasian Jembatan Tol Jamuna di Bangladesh selama lima tahun. Pada tanggal 12 November karyawan dua ratus orang. Sejak saat itu Jasa Marga bersama pemerintah terus membangun jalan-jalan tol baru di wilayah Jabotabek, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan. Sampai dengan akhir tahun 80-an, Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia hingga kemudian pemerintah mengundang pula investor swasta yang berfungsi sebagai regulator menjadi investor jalan tol dari Pemerintah. Jasa Marga siap bersaing dengan investor jalan tol swasta 2007, status Jasa Marga berubah menjadi Perusahaan Terbuka dengan melepas tiga puluh persen sahamnya kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia. Sampai saat ini Jasa Marga telah membangun dan mengoperasikan 13 (tiga belas) ruas jalan tol yang dikelola oleh 9 (sembilan) kantor Cabang dan 1 (satu) Anak Perusahaan yaitu PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ) yang seluruhnya mencapai hampir lima ratus kilometer dengan karyawan lebih dari lima ribu orang.

(6)

2.2. Visi dan Misi 2.2.2. Visi

Menjadi perusahaan yang modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol, serta menjadi pemimpin dalam industrinya dengan mengoperasikan jalan tol di Indonesia serta memiliki daya saing yang tinggi di tingkat nasional dan regional.2

Berdasarkan visi tersebut, PT. Jasa Marga harus mengupayakan pengembangan di segala bidang. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan yang berkaitan dengan pembuatan ataupun pengoperasian jalan tol. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan para pesaing yaitu dengan selalu berusaha melakukan yang terbaik agar tetap menjadi pemimpin dalam industri jalan tol. Disamping itu agar perusahaan menjadi modern, perusahaan juga harus selalu berusaha mengembangkan teknologi yang dimiliknya. Hal ini harus menjadi pertimbangan dari semua pihak terkait, baik itu dewan komisaris, direksi, maupun jajaran staf yang ada di perusahaan.

Visi yang dimiliki oleh perusahaan telah memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan di masa depan. Hal ini terlihat dari tujuan yang secara tersirat dalam visi tersebut yaitu menjadi pemimpin dalam industri pembangunan jalan tol. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan mampu memberikan semangat bagi stakeholder, pegawai, konsumen atau pelanggan, dan semua pihak-pihak yang terkait. Dari visi PT Jasa Marga di atas, dapat dianalisis bahwa visi tersebut sudah baik karena telah memenuhi beberapa indikator visi, yaitu:

Terukur : visi PT Jasa Marga memiliki batasan dalam memperlihatkan harapan dari badan tersebut yaitu menjadi perusahaan yang modern, menjadi pemimpin dalam industrinya dan memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional Dapat dimengerti : visi PT Jasa Marga dapat dipahamai oleh

seluruh seluruh elemen penunjang PT Jasa

(7)

Marga serta stakeholder yang terdapat dalam organisasi.

Menantang : visi PT Jasa Marga yang menantang dapat memberikan motivasi bagi organisasi untuk mencapai harapan dari visi tersebut.

Realistis : visi yang dimiliki oleh PT Jasa Marga mampu untuk dicapai, tentunya dengan segala upaya-upaya yang dapat mendukung tercapainya visi tersebut. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengembangkan segala usaha di segala bidang missal dengan meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan yang berkaitan dengan pembuatan ataupun pengoperasian jalan tol, memperhatikan para pesaing yaitu dengan selalu berusaha melakukan yang terbaik agar tetap menjadi pemimpin dalam industri jalan tol. Agar menjadi perusahaan yang modern, PT. Jasa Marga juga harus selalu berusaha mengembangkan teknologi yang dimiliknya.

2.2.2. Misi

Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan sehingga Perusahaan menguasai paling sedikit lima puluh persen panjang jalan tol di Indonesia dan usaha terkait lainnya dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunanaan teknologi yang optimal dan menerapkan kaidah-kaidah manajemen perusahaan modern dengan tata kelola yang baik.3

Misi diatas menggambarkan bagaimana seharusnya perusahaan melangkahkan kakinya. Untuk menjadi pemimpin dalam industri jalan tol setidaknya perusahaan harus membuktikan kapabilitasnya dalam bidang industri tersebut. Dengan menguasai lima puluh persen lebih jasa pelayanan jalan tol akan terlihat bagaimana perusahaan mendominasi industri tersebut. Dominasi

(8)

tersebut hanya akan tercapai apabila terjadinya peningkatan keunggulan yang signifikan dari perusahaan itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dicapai adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi serta pengembangannya. Selain itu perlu diciptakan sebuah mekanisme yang baik agar pengawasan yang berkaitan dengan tata kelola sesuai dengan standar perusahaan.

Misi yang dimiliki oleh perusahaan sudah cukup baik karena telah mengakomodasikan perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Misi tersebut akan tetap valid untuk beberapa tahun ke depan. Meskipun begitu, misi tersebut harus tetap fokus pada langkah-langkah perusahaan pada masa sekarang dan misi yang telah dimiliki oleh perusahaan ini telah mengakomodir hal tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya fokus kepada pemanfaatan potensi keuangan dan pemanfaatan teknologi secara optimal.

2.3. Tujuan Strategis

Tujuan strategis merupakan garis-garis besar haluan perusahaan berkaitan dengan sasaran, kebijakan, strategi, dan program kerja yang ditetapkan oleh manajemen dalam rangka pengelolaan perusahaan lima tahun ke depan (2008-2012). Berikut merupakan tujuan strategis perusahaan tahun 2008-2012.

1. Bidang Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ini antara lain pembangunan jalan tol: pertama, Bogor Ring Road (7,8 km), Semarang-Solo (75,67 km), Gempol-Pasuruan (32 km), Cengkareng-Kunciran (15,2 km), Kunciran-Serpong (11,2 km), JORR W2 Utara (7,67 km), dan relokasi Porong-Gempol (10 km). Kedua, perolehan hak pengusahaan jalan tol dengan opsi antara lain: JORR W1, Surabaya-Mojokerto, Pasir Koja-Soreang, dan tol dalam kota DKI Jakarta. Ketiga, eksplorasi usaha-usaha lain yang

in-line dengan bisnis jalan tol (seperti transportasi, properti, dan

periklanan).

2. Bidang Operasional

Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ini antara lain:

pertama, transaksi tol dimana peralatan transaksi semi otomatis

terintegrasi yang menerapkan sistem elektronik (e-payment) minimum 30% dari total transaksi, dimana waktu waktu transaksi pada sistem

(9)

8 detik/kendaraan dengan sistem pelaporan real time on line.

Kedua, pelayanan lalu lintas. Waktu respon bantuan bagi pemakai

jalan maksimum 20 menit. Informasi real time tersedia di semua gerbang masuk utama dengan 90% informasi yang diterima Petugas Sentra Komunikasi (Senkom) berasal dari monitoring CCTV. Modernisasi dan peremajaan peralatan pendukung yang disesuaikan dengan tuntutan pelayanan pada pengguna jalan.

Ketiga, pelayanan konstruksi. Dilakukan dengan mempertahankan

kapasitas jalan dengan V/C rasio kurang dari 0,8. Mengembalikan kualitas dan kehandalan semua jalan tol yang ada ke tingkat standar. Mewujudkan lingkungan jalan tol hijau dan berbunga serta merehabilitasi seluruh lahan kritis yang berpotensi longsor dengan menanami pohon atau rumput vetifer secara maksimal. Ruas jalan tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo bebas dari banjir.

3. Bidang Keuangan

Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang ini adalah memastikan tersedianya pendanaan untuk ruas jalan tol baru dengan biaya yang efisien (pertumbuhan organik), mempersiapkan struktur keuangan yang mendukung pertumbuhan un-organik (akuisisi), divertifikasi instrumen pinjaman melalui pasar modal, implementasi sistem komputerisasi keuangan, dan penyempurnaan prosedur transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan.

4. Bidang Pengembangan SDM Tujuan yang ingin dicapai:

 SDM yang mencakup aspek:

- Organization & Corporate Management. Terbentuknya organisasi

yang fokus pada pengembangan dan pengoperasian jalan tol, terciptanya organisasi perusahaan yang ramping dan berdaya guna, terciptanya organisasi pembelajar dan memenuhi kelancaran tugas yang berkualitas prima.

- Empowerment. Tersesuaikannya jumlah karyawan dengan

(10)

30% dari total biaya usaha.

- Remuneration System. Terciptanya sistem remunerasi yang dapat

mendorong karyawan untuk berprestasi dan bersinergi secara profesional.

- Competency Management and Value creation. Tersusunnya kamus

kompetensi jabatan PT Jasa Marga Tbk, tersusunnya program pelatihan yang berbasis kompetensi dan perencanaan karier, dan terlaksanaya kaderisasi pimpinan

 Bisnis proses manajemen yang mencakup aspek:

- Manajemen kinerja ekselen. Perusahaan mencapai tingkatan kinerja ekselen, industry leader sesuai kriteria Malcom Baldrige pada tahun 2012.

- Manajemen resiko. Perusahaan terhindar dari resiko kerugian dan

risk profile perusahaan pada posisi moderat.

- Manajemen mutu. Kontribusi pada pengembangan daya saing perusahaan.

- Manajemen K3.

Public relation. Optimalisasi program CSR, meningkatkan citra dan

nilai saham perusahaan, meningkatkan Awarness Public terhadap perusahaan, menjaga hubungan baik dengan stake holder, dan meningkatkan rasa memiliki dan kebanggaan karyawan terhadap perusahaan.

 Sistem teknologi informasi, dimana menerapkan integrasi proses

bisnis jalan tol.

(11)

biaya SDM terkait otomatisasi dan kesehatan, integrasi penerapan teknologi informasi, implementasi risk management, perbaikan remunerasi, perekrutan kader, kajian perilaku biaya sebagai basis rencana penerapan biaya standar, arah dan pengembangan perusahaan-perusahaan anak, kontrak kerja dengan PT. JLJ.

2.4. Operasionalisasi Konsep

Dalam mengukur kinerja PT. Jasa Marga peneliti menggunakan dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Dimensi internal ini dengan indikatornya yaitu 7Ss (Sistem, struktur, gaya kepemimpinan, kepegawaian, kemampuan, nilai yang dibagi, dan strategi) bertujuan untuk melihat hal-hal apa saja (dari dalam organisasi) yang mempengaruhi produktivitas perusahaan. Sedangkan dimensi eksternal dengan indikatornya yaitu bidang demografi, politik, ekonomi, sosial, dan teknologi, bertujuan untuk melihat hal-hal apa saja (dari luar organisasi) yang mempengaruhi kinerja ataupun cara pengambilan keputusan perusahaan atas suatu hal. Adapun bahasan lebih rinci mengenai oerasionalisasi konsep, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II.1

Operasionalisasi Konsep

Dimensi Indikator Subindikator/pernyataan

(12)

 Sistem penilaian kinerja pegawai Kemampuan (Skill)  Pengembangan kemampuan

perusahaan

 Pemanfaatan peluang

 Penciptaan kemampuan khusus  Kemampuan individu sebagai

kemampuan perusahaan

 Adopsi kemampuan pesaing yang bermanfaat

 Menjaga standar operasional  Pembekalan pengetahuan dan

keterampilan penunjang bagi karyawan

 Penerapan standar pelayanan minimal Departemen Pekerjaan Umum RI

Bidang Pengembangan

 Mengidentifikasikan rute-rute yang dianggap potensial

 Menunjuk kontraktor pelaksana berdasarkan proses seleksi (tender) yang ketat dan transparan

Bidang Keuangan

(13)

paling efisien dari segi biaya dana keuangan perusahaan untuk memperoleh dana yang paling

 Menumbuhkan budaya knowledge secara berkesinambungan

 Perusahaan yang learning organiztion

 Pendayagunaan unit-unit operasional sebagai upaya empowerment

 Standar berlakunya sistem remunerasi

 Menyelaraskannya dengan kinerja usaha dan kompetensi personil  Menciptakan Competency

Management and Value Creation  Cara kantor pusat melakukan

kordinasi dengan kantor cabang dengan menerapkan RAKOR (Rapat Kordinasi)

Ekternal Demografi  Mengidentifikasi karakter pengguna layanan jalan tol

 Pengaruh pertumbuhan jumlah kepemilikan mobil dan pengembangan wilayah bagi PT Jasa Marga

Politik  Keberadaan peraturan tentang pengadaan lahan untuk proyek  Keberadaan peraturan mengenai

dana bergulir

 Keberadaan undang-undang kepemilikan saham

 Keberadaan peraturan tentang batas tanggungan investor

(14)

 Pengaruh laju inflasi terhadap tarif tol

Sosial  Memiliki positioning tersendiri sebagai BUMN penyedia jasa  Dapat diakses oleh hampir semua

lapisan masyarakat.

 Dikenal memiliki program CSR yang baik

 Memiliki peluang yang besar terhadap pertumbuhan sosial masyarakat

 Menanggapi kontrak informal terhdap jatah pekerjaan atas lahan Teknologi  Aplikasi sistem teknologi (TI)

 Aplikasi jaringan internet dan media massa

 Mengembangkan teknologi E- Toll Card

 Aplikasi alat-alat komunikasi modern terkait dengan perkembangan dan pencapaian tujuan

 Implementasi Gardu Tanpa Orang (GTO)

(15)
(16)
(17)
(18)

3.2

Analisis Strategi PT Jasa Marga Berdasarkan Analisis SWOT

1. Analisis Strengths-Opportunities Strategy (S-O)

(19)

a. Penguasaan 78% dari total jalan tol dan berpengalaman dalam membangun jalan tol serta adanya hak pengusahaan jalan dapat digunakan untuk menangkap peluang dalam meningkatkan pendapatan pada operasi ruas jalan tol yang sudah ada. (S1,5 ; O2)

Dengan menguasai sebagian besar pengoperasian jalan tol, PT Jasa Marga memungkinkan untuk mendapatkan marjin laba yang lebih besar. Hal itu dimungkinkan dengan semakin bertambahnya volume kendaraan di Indonesia yang pada akhirnya akan berujung semakin banyak yang menggunakan jasa pelayanan jalan tol. Hal tersebut pada akhirnya akan berujung pada bertambahnya revenue yang dihasilkkan oleh perusahaan.

b. Dengan adanya hubungan yang baik dengan pemerintah daerah dan perusahaan konstruksi lokal serta memiliki reputasi yang baik dipasar modal dapat digunakan untuk menangkap peluang pertumbuhan yang kuat akibat adanya prioritas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur jalan serta sejalan dengan peluang kebutuhan jalan tol yang lebih besar dibandingkan ketersediaan yang ada. Hubungan yang baik dengan pemerintah juga akan mampu memanfaatkan fasilitas sceme pendanaan tanah untuk BLU. (S2,3 ; O1,3,5)

(20)

sejalan dengan rencana pemerintah yang memprioritaskan pembangunan jalan. Hubungan yang baik dengan pemerintah juga perlu dibangun agar dapat memanfaatkan fasilitas kemudahan yang diberikan oleh pemerintah yaitu berupa

scheme pendanaan dalam hal pembebasan tanah yang berkaitan dengan

pendanaan pemerintah terhadap BLU.

c. Dengan jaringan Tol yang berada di kota-kota besar dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi akan memaksimalkan peluang kebijakan kenaikan tarif tol yang akan berimbas kepada revenue perusahaan. (S4 ; O4)

Jumlah kendaraan yang besar berpusat pada kota-kota besar yang ada di Indonesia. Hal tersebut maksimalkan fungsi jalan tol yang ada di kota besar yang tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar tersebut. Sebagian besar jalan tol yang dioperasikan oleh Jasa Marga berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Semarang. Semakin besar jumlah kendaran yang menggunakan jalan tol di kota besar akan berimbas pada semakin banyak pendapatan yang diperoleh oleh Jasa Marga.

2. Analisis Strengths-Threats Strategy (S-T)

Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasai ancaman.

a. Dengan adanya reputasi yang baik dipasar modal yang memudahkan untuk mendapatkan investor, ancaman dari pesaing asing dan lokal dapat diminimalisir karena perusahaan akan memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan usaha. (S3 ;T4)

(21)

Marga terhadap sumber daya pesaing. Hal itu pada akhirnya membuat Jasa Marga menjadi lebih kompetitif.

b. Hubungan yang terbina baik dengan pemerintah daerah dapat mengurangi ancaman kurangnya pemahaman masyarakat akan konsep jalan tol. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan Pemda untuk memberikan penyuluhan. Selain itu kedekatan dengan Pemda dapat membantu dalam hal kendala pembebasan lahan. (S2 ; T2,3)

Pemerintah daerah memiliki kapabilitas yang lebih dalam hal masalah pembebasan lahan. Sebagai pihak yang berwenang dalam suatu daerah, Pemda memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi terkait hal yang bersangkutan dengan warganya. Terutama dalam hal yang sensitif seperti pembebasan lahan yang berkaitan dengan hak yang dimiliki oleh warga negara. Dengan melakukan pendekatan terhadap Pemerintah Daerah Jasa Marga memiliki mediator dalam melakukan pembebasan lahan terutama dalam hal kompensasi yang harus diberikan. Selain itu Pemerintah Daerah juga dapat memberikan bantuan dalam hal penyuluhan tentang pentingnya jalan tol kepada masyarakat. Dengan pengertian yang mendalam terhadap hal tersebut, masyarakat diharapkan dapat lebih bekerja sama dalam membebaskan lahan yang dimilikinya untuk kepentingan pembangunan jalan tol.

c. Hak yang dimiliki perusahaan dalam pengusahaan jalan tol baru yang dapat membuat perusahaan menjadi berkembang dapat dijadikan langkah awal dalam memenuhi harapan masyarakat terhadap peningkatan jasa pelayanan. (S5 ; T1)

(22)

manajemen pengelolaan jalan tol yang lainnya.

3. Analisis Weakness-Opportunities Strategy (W-O)

Strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengang cara meminimalkan kelemahan yang ada.

a. Apabila kinerja operasi perusahaan dijadikan prioritas sehingga perusahaan akan menjadi lebih efisien yang pada akhirnya dapat memaksimalkan peluang dalam meningkatkan pendapatan pada ruas tol yang sudah ada. (W2 ; O2)

Baiknya tingkat kinerja operasional suatu perusahaan dapat membuat kinerja keseluruhan perusahaan beranjaka ke arah yang lebih baik. Misalnya saja dapat dilihat mengenai kinerja bidang operasional secara nyata di lapangan. Dengan adanya kinerja operasi perusahaan yang semakin baik, misalnya dalam bidang operasional perusahaan seharusnya perusahaan dapat lebih fokus dalam menangani masalah operasional seperti pelayanan konstruksi, transaksi tol, dan pelayanan lalu lintas. pelayanan kontruksi dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan jalan tol dengan menata lingkungan dengan cara pemeliharaan rutin.

b. Dengan menciptakan budaya korporasi yang kompetitif sehingga timbul keinginan untuk terus berkembang dapat dijadikan alat untuk memaksimalkan peluang prioritas pemerintah pada peningkatan pembangunan infrastruktur jalan.(W1 ; O1)

(23)

yang lebih baik.

c. Apabila sistem kerja dan sistem informasi yang ada telah terkoordinasi dengan baik maka perusahaan dapat membantu kondisi kebutuhan akan jalan tol yang lebih besar dari ketersediannya.(W5 ; O3)

Sistem kerja dan sistem informasi merupakan dua aspek yang berperan penting dalam mendukung kinerja dari Jasa Marga. Informasi yang akurat dan tepat waktu dapat menjadi data dasar untuk melakukan evaluasi operasional secara berkala. Selain itu pengadaan informasi sebagai hasil dari gathering

information dapat menjadi acuan pihak Jasa Marga dalam melakukan tindakan

cepat. Sebagai contoh pada saat suatu ruas atau rangkaian jalan tol mengalami kepadatan pada rentang waktu tertentu (merujuk kepada angka kepadatan kendaraan V/C dengan rasio <0,8). Pihak Jasa Marga dapat memberikan informasi yang memadai kepada para pengguna jalan tol untuk mengantisipasi kepadatan pada jalur tertentu sehingga dapat mengalihkan arus kendaraan selanjutnya ke ruas lain yang lebih lengang namun tetap mendasar pada perhitungan ekonomis. Dari sisi kenyamanan dan keselamatan, penyediaan informasi yang memadai secara jumlah dan tepat waktu dapat membuat pihak Jasa Marga mencegah dan menanggulangi kejadian yang tidak diinginkan, sebagai contoh keruskan sarana jalan tol ataupun kerusakan kendaraan dan kecelakaan yang dialami pengguna layanan Jasa Marga. Dilain bidang, dengan menggunakan sistem informasi Enterprise Resourching Planing (ERP), maka Jasa Marga dimungkinkan untuk mendapatkan data akurat mengenai keuangan, SDM maupun supply chain hingga ke perhitungan operasional harian.

4. Analisis weaknesses –Threats Strategy

Strategi yg bbersifat defensive dan berusaha menimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

a. Apabila pengumpulan tol telah berbasis pada teknologi dan koordinasi yang menunjang, sistem kerja dan sistem informasi akan peningkatan harapan masyarakat mengenai jasa pelayanan yang lebih baik tidak lagi menjadi ancaman. (W4, 5 ; T1)

(24)

operasional dan manajemen pengelolaan Jasa Marga menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan teknologi yang memadai dapat mempermudah SDM dalam melakukan aktivitas operasional guna menghindari kesalahan atau mal function yang diakibatkan oleh keteledoran manusia (human eror) serta meringkas alur distribusi informasi dan data secara otomatis. Koordinasi yang baik dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia secara tepat guna, sehingga dapat memotong pengeluaran ataupun penggunaan sumberdaya yang terbuang sia-sia. Dengan kemampuan Jasa Marga dalam melakukan koordinasi dengan baik serta kemampuan menggunakan teknologi yang ada dapat memperlihatkan keprofesionalan Jasa Marga kepada masyarakat luas sebagai pelanggan yang dapat mengevaluasi. Dengan pencitraan yang baik lewat koordinasi dan teknologi yang berjalan dengan baik membuat Jasa Marga tanggap terhadap segala kebutuhan yang diajukan oleh para pelanggan. Ketanggapan tersebut dapat memperkecil jarak antara harapan masyarakat terhadap kenyataan yang ada.

a.

Pemberlakuan prioritas mengenai kinerja operasi dan penciptaan budaya korporasi yang kompetiif dalam target meningkatkan kualitas output setara perusahaan yang sejenis dari luar negeri dapat memperkuat Jasa Marga dalam bersaing di pasar lokal maupun asing. (W1,2,7 ; T4)

(25)

BAB 4

4.1 KESIMPULAN dan SARAN

(26)

eksistensinya dalam pembangunan dan pengelolaan Jalan Tol dapat menjadi dasar bagi perusahaan dalam melihat masa depan. Kekuatan tersebut menjadi pondasi dalam meraih berbagai peluang yang ada. Pengalaman akan membuat Jasa Marga memiliki kemampuan yang lebih dalam hal operasional maupun

financial. Selain itu kedekatan dengan pemerintah dalam arti positif

(27)

Gambar

Grafik 1.1Jumlah Pendapatan tahun 2004-2008
Tabel II.1Operasionalisasi Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis

Menimbang, bahwa hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat sebagai suami istri, sesuai bukti P2 telah dinazegelen dan telah dicocokkan dengan aslinya

Faktor hambatan samping yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan arus lalu lintas adalah faktor kendaraan lambat 12.1 %, faktor penyeberang jalan 7.6 %,

Hasil analisis varians satu jalur untuk burnout ditinjau dari dukungan sosial pada atlet Women’s National Basketball League (WNBL) Indonesia, diperoleh F hitung &gt; F tabel

[r]

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan

[r]