Denovan Riefky
E100152001
Ahdana Sabila Dini
E100152003
Luas 5.549,91km2
Koordinat
3°40'46,13" -4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.
Utara : Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur Selatan : Kabupaten Aceh Tenggara
Timur : Kabupaten Aceh Tamiang dan Sumatra Utara
Fisiografis
Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues adalah wilayah yang berada di ketinggian 500-2000 m di atas permukaan laut, yang fisiografis wilayahnya didominasi daerah perbukitan dan pegunungan. Atas alasan ini pula kabupaten ini mendapat julukan Negeri Seribu Bukit .
Kabupaten yang berhawa dingin dengan suhu dapat mencapai 15o celcius ini memiliki
Wilayah Kabupaten Gayo Lues tersusun dari berbagai jenis formasi batuan. Susunan batuan di sebelah tengah dan utara terdiri dari formasi batu gamping. Sedangkan susunan batu granit letaknya menyebar. Susunan yang mendominasi adalah formasi batu gamping. Pada bagian selatan tersusun oleh formasi alas, layang baung dan mikrodolit dalam
Iklim
Tipe Iklim Kabupaten Gayo Lues menurut Schmidt dan Ferguson termasuk Iklim B (basah). Letak wilayah ini berada pada ketinggian sedang sampai tinggi, tingkat kerapatan vegetasi relatif masih tinggi mempengaruhi iklimnya. Tingkat kelembaban dan curah hujan di wilayah ini relatif tinggi.
Pertambagan
• Timah di Kecamatan Pining
• Emas di Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Pantan Cuaca
• Tambang pasir keramik di Kecamatan Rikit Gaib
Penggunaan
Lahan
Kondisi
Ketenagakerjaan
Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Gayo Lues. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Gayo Lues pada tahun
Produksi
Tanaman Sayuran
Komoditas tanaman sayuran terbanyak di Produksi Tanaman Sayuran (Ton), 2015-2016 Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2016 adalah cabai besar sebanyak 5.736 ton. Cabai besar ini banyak dihasilkan di Kec. Blang Pegayon dan Blang Jerango. Berikutnya adalah cabe rawit yang diproduksi sebesar 2.420 ton dengan sentra produksi yang telah merata di semua kecamatan. Selanjutnya ialah tomat sebanyak 1.410 ton dengan sentra produksi di Kec. Blang Pegayon. Disusul bawang merah sebanyak 1.280 ton dengan sentra produksi di kecamatan Blang Pegayon.
Produksi Tanaman
Perkebunan
Peternakan
Populasi ternak Besar di Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2016 didominasi oleh ternak sapi sebanyak 6.066 ekor dan kerbau sebanyak 5.352 ekor dengan sentra peternakan di Kec. Blangkejeren dan Terangun.
Populasi Unggas di Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2016 paling banyak berupa ayam kampung sebanyak 59.927 ekor dengan sentra lokasi di Kec. Blangkejeren.
Pariwisata
AIR TERJUN REREBE
Terletak di Kampung Rerebe, Kecamatan
Tripa Jaya
KEDAH
Ancaman Bencana
• Secara geografi dan geologi wilayah Kabupaten Gayo Lues merupakan wilayah rawan bencana , khususnya bencana gempa, pergerakan tanah, banjir dan longsor, terlebih wilayah ini secara geologi terhubung dengan percabangan patahan semangko.
• Bencana alam yang paling sering terjadi di Kabupaten Gayo Lues adalah longsor dan banjir. Longsor pada umumnya terjadi pada topografi curam akibat menurunnya kemampuan tanah menyimpan dan menahan air sehingga pada saat intensitas curah hujan di atasnya tinggi terjadi perpindahan massa tanah (landslide)
dengan volume yang tinggi
Rancangan Pembangunan
Jangka Panjang
• Pengembangan wilayah merupakan rangkaian upaya untuk mencapai suatu perkembangan sesuai dengan yang dibutuhkan wilayah terkait. Dalam pengembangan wilayah ingin dicapai keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumberdaya, mengikat dan menyeimbangkan pembangunan dalam satu kesatuan wilayah, meningkatkan keserasian antar kawasan dan keterpaduan antar sektor pembangunan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
STRENGTH
Potensi Sumber Daya Alam di dukung oeh kondisi fisiografi dan faktor klimatik sehingga sektor pariwisata alam dan pertanian menjadi komoditas utama dalam perkembangan ekonomi daerah
WEAKNESS
• Lemahnya peran pemerntah dalam membangun pendidikan
• Rendahnya IPM Gayo Lues
OPORTUNITY
• Perkembangan sektor pariwisata menjadi lebih dikenal, khususnya di sekotr pariwisata alam
• Pengembangan wilayah Gayo Lues sebagai laboratorium bencana