• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Analisis Strukturalisme Genetik pada Novel 5 cm. Karya Donny Dhirgantoro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Analisis Strukturalisme Genetik pada Novel 5 cm. Karya Donny Dhirgantoro"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan preposisi-preposisi tersebut. Menurut Malo dkk. (1985: 47) ”konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun kadang-kadang istilahnya sama dengan yang dipergunakan sehari-hari, namun makna dan pengertiannya dapat berubah”.

Di samping adanya perbedaan mengenai makna dan pengertian suatu konsep dalam bahasa sehari-hari, sering juga terdapat perbedaan di antara para ahli atau peneliti sendiri mengenai makna dan pengertian istilah yang sama yang mereka pergunakan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini akan menjabarkan atau mendefenisikan istilah yang dianggap sama dari beberapa ahli karena banyaknya arti defenisi yang dipakai dalam penelitian ini. Istilah- istilah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Sastra

(2)

b. Strukturalisme Genetik

Konsep dasar Strukturalisme Genetik Goldmannsikan oleh Goldmann, berpijak pada pandangan bahwa karya sastra adalah sebuah struktur yang bersifat dinamis karena merupakan produk sejarah dan budaya yang berlangsung secara terus menerus (Faruk, 2010: 56). Kedinamisasian struktur sastra ini terbentuk karena relasi genetiknya, yaitu hubungan dialektis antara penulis dengan masyarakat. Penulis adalah individu yang menjadi anggota masyarakat. Masyarakat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya visi dunia yang berdialog dengan penulis, sehingga kondisi masyarakat berperan besar dalam membentuk visi dunia penulis.

Strukturalisme Genetik (genetik structuralism) adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tak murni. Strukturalisme genetik ini merupakan penggabungan antara struktural dengan metode penelitian sebelumnya (Endraswara, 2003: 55). Karya sastra bukan sekedar fakta imajinatif dan pribadi, melainkan dapat pula merupakan cerminan atau rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya dilahirkan. Strukturalisme Genetik muncul sebagai reaksi atas “stukturalisme murni” yang mengabaikan latar belakang sejarah dan latar belakang sastra yang lain. Hal ini diakui pertama kali oleh Juhl (Teeuw, 1988: 173) bahwa penafsiran model strukturalisme murni atau strukturalisme klasik kurang berhasil (Endraswara, 2003: 55-56).

(3)

1) Struktur Karya Sastra

Karya sastra merupakan suatu produk strukturasi dari subjek-kolektif atau masyarakat. Karya Sastra memeliki struktur yang koheren dan terpadu. Hakikatnya karya sastra selalu berkaitan dengan masyarakat dan sejarah yang turut mengkondisikan penciptaan karya sastra, walaupun tidak sepenuhnya di bawah pengaruh faktor luar tersebut. Menurut Goldmann, struktur itu bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang bersangkutan (Faruk, 1999b:12). Goldmann percaya pada adanya homologi antara struktur karya sastra dengan struktur masyarakat sebab keduanya merupakan produk di aktivitas strukturasi yang sama (Faruk, 1999b:15).

2) Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia, baik yang verbal maupun fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan (Faruk, 1999b: 12). Aktivitas atau perilaku manusia harus menyesuaikan kehidupan dengan lingkungan sekitar. Individu-individu berkumpul membentuk suatu kelompok masyarakat. Dengan kelompok masyarakat manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

(4)

subjek kolektif atau individu dalam situasi tertentu yang merupakan kreasi untuk memodofikasi situasi yang ada agar cocok dengan aspirasi, sehingga dalam hal ini manusia memiliki kecenderungan untuk berperilaku alami karena harus menyesuaikan dengan alam semesta dan lingkungannya. Oleh karenanya, fakta kemanusiaan dapat bersifat individu atau sosial. 3) Subjek Kolektif

Subjek kolektif merupakan bagian dari fakta kemanusiaan selain subjek individual. Fakta kemanusiaan muncul karena aktivitas manusia sebagai subjek. Pengarang adalah subjek yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya di dalam masyarakat terdapat fakta kemanusiaan.

Subjek kolektif adalah kumpulan individu-individu yang membentuk satu kesatuan beserta aktivitasnya. Goldmann (dalam Faruk, 1999: 15) menspesifikasikannya sebagai kelas sosial dalam pengertian marxis, sebab baginya kelompok itulah yang terbukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan dan yang telah mempengaruhi perkembangan sejarah umat manusia.

4) Pandangan Dunia

(5)

mempertentangkannya dengan kelompok sosial yang lain disebut pandangan dunia (Faruk, 1999a: 12).

2.2 Landasan Teori

Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan landasan teori yang mendasarinya karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Pertama analisis struktural. Analisis ini melihat unsur-unsur yang terdapat dalam suatu karya sastra (unsur intrinsik) seperti alur, perwatakan, latar, sudut pandang, dan tema. Kemudian membongkar dan meneliti karya sastra berdasarkan teks untuk melihat keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra (Teeuw, 1988: 135). Analisis struktural dapat dijadikan titik tumpu proses penelitian. Selanjutnya analisis struktural merupakan penelitian yang menganalisis suatu karya sastra secara keseluruhan, baik unsur-unsur di dalam karya sastra, maupun unsur-unsur di luar karya sastra tersebut. Teeuw (1988: 154) berpendapat bahwa analisis struktural merupakan langkah awal dalam proses pemberian makna, tetapi tidak boleh dimutlakkan dan juga tidak boleh ditiadakan.

(6)

2.3 Tinjauan Pustaka

Suatu penelitian memiliki objek, karena objek adalah unsur yang paling utama dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini objek yang akan dikaji adalah novel 5 cm. karya Donny Dhirgantoro. Berdasarkan pengamatan penulis novel ini belum pernah diteliti oleh mahasiswa di departemen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara maupun di lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang lain.

Penelitian dengan tinjauan struktural genetik terhadap karya sastra sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu:

(7)

bertanggungjawab, disiplin, visioner, adil, peduli, dan kerja keras. Kemudian nilai-nilai moral tersebut diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat SMA kelas XI (sebelas) dalam aspek mendengarkan. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis secara strukturalisme genetik, artinya struktur mesti disempurnakan menjadi struktur bermakna, setiap gejala memiliki arti apabila dikaitkan dengan struktur yang lebih luas, demikian seterusnya sehingga setiap unsur menopang totalitasnya. Unsur-unsur yang dianalisis seperti alur, perwatakan, latar, sudut pandang, tema, dan amanat.

2. Penelitian ini hamper sama dengan penelitian Irvandi Arifiansyah pada tahun 2011 yang berjudul “Kajian Struktural dan Nilai Pendidikan

Novel 5 cm. Karya Donny Dhirgantoro”. Penelitian tersebut berbentuk

deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan strukturalisme.

Metode yang digunakan adalah analisis isi. Walaupun sama-sama

menggunakan kajian strukturalisme, yang menjadi kajian Irvandi yaitu

tentang nilai pendidikan yang terdapat pada novel 5 cm. Artinya, dalam

penelitian tersebut Irvandi menganalisis secara struktural Novel 5 cm.,

kemudian Irvandi juga menganalisis nilai pendididkan yang terdapat

dalam novel tersebut. Adapun nilai pendidikan yang dibahas, yaitu nilai

pendidikan sosial, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan religius, dan

nilai pendidikan estetika. Jadi, Irvandi memaparkan nilai pendidikan

berdasarkan keterkaitan antar unsur dalam teks sastra. Hal yang menjadi

pembeda dengan penelitian ini adalah fokus kajiannya. Pada

(8)

Referensi

Dokumen terkait

KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA. Pembimbing

Skripsi yang berjudul “ Semangat Nasionalisme dalam Novel 2 Karya Donny Dhirgantoro: Tinjauan Sosiologi Sastra ” ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Dhirgantoro: Tinjauan Sosiologi Sastra ”. Bagaimana struktur yang membangun dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro?.. Bagaimana bentuk semangat nasionalisme dalam novel 2

Adapun objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah pembentukan identitas tokoh Ian dalam novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro dengan tinjauan psikologi sastra.. Data

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro dapat disimpulkan bahwa struktur

Kelemahan-kelemahan strukturalisme murni menjadikan strukturalisme genetik menjadi teori yang mampu merekonstruksi pandangan dunia pengarang dan unsur-unsur yang membangun

suku terbentuk bangsa, sebagaimana dalam Alquran pada surat Al A’raf ayat 160 yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:.. ”Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku

Berdasarkan analisis strukturalisme genetik yang lakukan peneliti dalam novel Midah Simanis Bergigi Emas karya Pramoedya Ananta Toer seperti; kajian genetik,