• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITIGASI BENCANA ALAM GEMPA BUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MITIGASI BENCANA ALAM GEMPA BUMI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MITIGASI BENCANA ALAM

GEMPA BUMI

DISUSUN OLEH

RICO JUNIUS (141507052)

KELAS 9B

KARAWACI, OKTOBER 2016

(2)

BAB I

SEBELUM TERJADI BENCANA

Bencana alam merupakan hal yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam jgua dapat memberikan dampak positif dan negatif. Untuk mengurangi atau menghindari dampa negatif dari bencana alam kita dapat melakukan beberapa hal seperti pengenalan akan bencana, pengenalan akan lingkungan dan juga antisipasi saat terjadi. Berikut beberapa hal dapat dijelaskan :

1.1 Pengenalan Akan Bencana Alam dan Infrasturuktur

Agar kita dapat mengantisipasi suatu dampak bencana alam kita dapat mengerti terlebih dahulu apa arti bencana itu sendiri. Gempa bumi dapat kita jelaskan sebagai berikut.

a. Mengenali apa yang disebut gempa bumi

Gempa bumi adalah suatu bencana yang mengakibatkan getaran dan juga retakan yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya letusan atau pergerakan lempeng bumi. Gempa yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng bumi disebut sebagai gempa tektonik, sementara gempa yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi disebut gempa vulkanis.

1.2 Pengenalan Akan Tempat, Lingkungan, dan Daerah

Pengenalan akan daerah tempat dimana kita tinggal merupakan suatu hal yang sangat penting dikarenakan saat kita mengenali dimana tempat kita tinggal agar kita dapat melakukan evakuasi serta membantu menyelamatkan orang-orang yang kita sayangi dan kita cintai. Ada tiga hal yang harus kita ketahui agar kita dapat menyelamatkan orang-orang yang kita cintai. Pertama kita harus mengetahui bagaimana struktur tempat kita tinggal, keadaan tempat kita tinggal dan juga jalur tempat kita tinggal. Saat kita telah mengenali ketiga hal ini, maka saat melakukan evakuasi hanya memerlukan watu yang singkat dan juga lebih cepat.

1.3 Pelengkapan Warga Tentang P3K

Sebagai seorang wara yang baik, kita tidak hanya bisa membantu dalam tingkat evakuasi, kita juga harus dapat mengerti tentang P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Setiap kita harus dapat mengerti hal ini, karena hal ini yang menentukan keselamatan seseorang. Tentang P3K dapat dijelasan sebagai berikut:

a. Saat terkena luka bakar

(3)

b. Saat tertikam/tertusuk/tergores benda tajam

Saat seseorang tertikam/tertusuk/tergores jangan kita langsung keluarkan darah dari tempat luka yang tertikam/tertusuk/tergores. Saat tertikam/tertusuk/tergores kita harus segera mencari kain bersih lalu tutuplah dengan kain itu, setelah ditutup dengan kain itu tekan dimana luka itu terdapat, tekan terus luka itu sampai terasa tidak basah baru boleh dilepaskan.

c. Saat terkilir

Saat tangan/kaki/pergelangan kita terkilir jangan pernah kita membuat

tangan/kaki/pergelangan dalam posisi lurus. Kita tidak penah tahu bagaimana keadaan sarafnya, apakah ada saraf yang terjepit atau tidak. Kita harus membiarkan tubuhnya tetap seperti itu dan dibawa sampai menemukan dokter saraf.

1.4 Percobaan Simulisasi Bencana Alam

(4)

BAB II

SAAT TERJADI BENCANA 2.1 Jika Berada di Dalam Bangunan

Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja jika saat bencana terjadi kita sedang berada di dalam ruangan maka kita harus melakukan beberapa hal sebagai berikut :

a. Melindungi kepala dari bebatuan runtuh dapat dilakukan dengan bersembnyi dibawah meja atau dengan menutupinya dengan benda-benda yang empuk, contohnya bantal.

b. Berlari keluar gedung jika terasa goyangan yang dahsyat dan jika masih ada waktu selamtakan diri melalui tangga darurat terdekat secara cepat dan tertib. c. Lindungi anak kecil dengan mendekapnya di dekat bagian dada.

2.2 Jika Berada di Luar Ruangan

Jika saat terjadi bencana alam kita berada di luar ruangan kita dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut :

a. Menjauhi bangunan, gedung, pohon, tiang listrik, berada di bawah fly over,

ataupun berada di atasnya.

b. Mencari tempat aman seperti lapangan luas dan sebagainya.

c. Memperhatikan lapangan luas, apabia terlihat mulai ada retakan-retakan yang timbul maka jauhi tempat tersebut.

2.3 Mengaktifkan alat komunikasi

Alat komunikasi sangatlah berguna saat terjadi bencana, alat komunikasi dapat membantu berwaspada apabila adanya bencana susulan yang akan datang. Hal ini dapat membantu evakuasi agar lebih cepat dan bencana tidak memakan banyak korban.

2.4 Mengisi Angket

(5)

BAB III

SESUDAH TERJADI BENCANA ALAM

Bencana alam tidak selamanya terjadi terus menerus. Bencana alam akan berhenti pada suatu titik. Pada titik inilah kita harus melakukan beberapa hal yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

3.1 Saat Berada di Dalam Gedung

Saat suatu bencana terjadi dan kita berada didalam gedung maka kita akan berlidung di didalamnya. Saat bencana telah usai kita dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut

a. Berusaha mencari jalan keluar melalui tangga darurat, jangan pernah menggunankan

eskalator ataupun lift.

b. Memastikan kalau sudah tidak ada korban bencana alam yang masih hidup dan tertinggal di dalam gedung tersebut.

c. Melakukan tindakan P3K jika ada korban luka ssat kita berusaha menacari jlaan keluar.

d. Meminta pertolongan jika mengalami luka serius pada diri sendiri, terutama orang lain.

e. Melakukan panggilan keluar kepada orang-orang terdekat yang kita kenal untuk mencari bantuan.

3.2 Saat berada di Luar Ruangan

Saat suatu bencana terjadi maka hal yang harus kita lakukan sebagai berikut

1. Memeriksa keadaan sekitar

Memeriksa keaadan sekitar kita dapat dalam berbagai bentuk, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Memeriksa arus listrik

Dalam hal ini, pemeriksaan harus dilakukan bersama orang yang mempunyai pengalaman lebih baik agar tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan bencana lagi dan menimbulkan korban jiwa kembali.

b. Memeriksa aliran dan pipa air

Pada saat selesai bencana yang dibuthkan adalah air, air dapat berguna untuk menenangkan korban bencana agar tidak panik dan melakukan tindakan bodoh dan akhirya mati sia-sia.

c. Memeriksa pipa aliran gas

(6)

2. Memeriksa para korban bencana alam

Pemeriksaan harus dilakukan karena hal ini penting untuk menyngkut kes’lamatan para korban dalam bidang fisik maupun psikologis. Untuk lebih jelasnya dapat dirincikan sebagai berikut.

a. Memeriksa keadaan fisik korban

Pemeriksaan dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang diterima korban akibat dari bencana alam tersebut. Pemeriksaan ini diharapkan dilakukan oleh tim medis agar memperoleh hasil yang terbaik.

b. Memeriksa keadaan psikologis korban

Melakukan pemeriksaan terhadap keadaan psikologis korban dilakukan untuk menghindari trauma yang mungkin dapat dialami oleh korban bencana alam. Untuk lebih lanjut hal ini akan dibahas di tahapan rehabilitasi.

c. Memperkirakan kerugian yang di alami akibat bencana

Melakukan perhitungan ini memang akan memakan cukup banyak waktu sehingga hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan angket secara acak dan cepat agar dapat mengira-kira berapa kerusakan yang terjadi. Hal ini juga akan sangat berguna pada tahap rekontruksi.

3.3 Tahap Rehabilitasi

Tahap ini harus dilakukan mengenai permasalahan keadaan psikologis korban bencana alam. Hal ini harus dilakukan untuk mengurangi korban psikologis yang mengalami trauma akan bencana alam tersebut. Rehabilitasi sendiri bukan hanya kepada para korban, melainkan juga kepada pemulihan fungsi fasilitas yang ada agar dapat berfungsi dengan baik dan seperti semula kembali.

3.4 Tahap Rekontruksi

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari mitigasi bencana alam. Tahap ini merupakan tahap dimana semua kerusakan akan dihitung lalu akan dibeuta pelaksanaan untuk rekontruksi atau disebut dengan pembangunan kembali. Rekontroksi ini meliputi beberapa hal yaitu.

a. Pembangunan sarana dan prasarana. b. Pembangunan fasilitas sosial. c. Pembangkitan kehidupan sosial.

d. Penetapan rancangan bangunan yang lebih baik. e. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, serta budaya. f. Peningkatan pelayanan publik.

Dalam beberapa hal di atas memerlukan tolak ukur, tolak ukur ini dapat ditemukan melalui angket yang diberikan oleh pemerintah. Karena itu tetap berpartisipasi merupakan hal yang sangat diperlukan dalam hal ini.

(7)

Prasarana dan sarana umum adalah jaringan infrastruktur dan fasilitas fisik yang menunjang kegiatan kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Prasarana umum atau jaringan infrastruktur fisik disini mencakup : jaringan jalan/ perhubungan, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan komunikasi, jaringan sanitasi dan limbah, dan jaringan irigasi/ pertanian.

Prasarana dan sarana umum harus dapat segera diperbaiki agaraktvitas warga dan masyarakat sekita kembali lancar dan tidak menjadi masalah kembali. Dari bagian ini juga diperlukan tolak ukur untuk hasil yang asti. Tolak ukur ini kembali didapatkan dari angket yang sudah diberikan

3.5 Bantuan Teknologi Tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Anomali gayaberat mikro antar waktu diperlihatkan pada Gambar 7, menunjukan bahwa daerah tersebut mengalami amblesan tanah atau respon gayaberat akibat amblesan

Parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja forwarding pada uji coba pertama ini yaitu apabila resolv.conf menggunakan ip dns lokal 192.168.0.1,

Tujuan utama yang ingin dicapai adalah konsumen data yang puas dengan kualitas data statistik. Pada tahun 2019 target dari tujuan utama tersebut adalah 85 persen. Hasil

Ketika berada dalam kondisi antara mendapat fitnah dan pujian, kita harus mengenal dengan jelas bahwa azas Tzu Chi adalah semangat “cinta kasih universal”,

Sel mukus terdiri atas dua macam sel yaitu sel mukus permukaan dan sel leher mukus. Sel mukus permukaan memiliki bentuk kubus sampai silindris dengan inti bulat sampai oval

Penelitian ini menghasilkan peta tematik dengan judul Persebaran Keramba Budidaya Ikan Apung Berbasis Android Smart phone Di Sepanjang Sungai Martapura Kota

Pertanggungjawaban pidana produsen terhadap produk makanan yang mengandung bahan kimia yang membahayakan kesehatan dan keselamatan konsumen dikategorikan sengaja atau

Metode komparatif dalam penulisan skripsi ini adalah mempelajari sistem hukum pidana Positif dan sistem hukum pidana Islam dengan tujuan membandingkannya, yang bertitik tolak