• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN SECARA: Pemikiran Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBAHASAN SECARA: Pemikiran Pendidikan Islam"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN a. Informasi Bibiliografi

Judul : Pemikiran Pendidikan Islam Penulis : Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si ISBN : 978- 979- 076- 096- 7 Penerbit : CV Pustaka Setia Tahun terbit : 2011

Urutan cetakan : Cetakan Pertama Dimensi buku : 24 cm X 16 cm Tebal buku : xvii + 308 halaman

BAB II

PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REVIEW a. Latar Belakang Masalah

(2)

khazanah ilmu keislaman dijadikan sebagai referensi pendidikan dan sebagai pemfilter ideologi- ideologi sekulerisme dalam menafsirkan pendidikan.

b. Kajian Masalah

Dalam Critical Book Review akan membahas kajian pendidikan dalam dimensi keislaman megenai konsep dasar pemikiran pendidikan Islam, konsep pendidikan dalam persepsi Al- Quran dan Hadits, pendidik, peserta didik , dan kurikulum dalam perspektif pendidikan Islam, dan banyak hal lainnya.

c. Kajian Teori

Dalam Critical Book Review ini, menampilkan kajian teori yang diambil melalui konsep Al- Quran, hadits, serta tokoh- tokoh filsuf muslim.

d. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan adalah kajian keperpustakan langsung dalam mencari referensi buku yang terkait.

BAB III

PEMBAHASAN SECARA UMUM BUKU a. Sinopsi Buku

1. Konsep Dasar Pemikiran Pendidikan Islam

(3)

dalam segala aspeknya. Pendidikan merupaka aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang slaing berkaitan antara satu dan yang lainnya, sehingga membentuk sati sistem yang saling memengaruhi.

Islam sangat berhubungan erat dengan pendidikan. Hubungan antara keduanya bersifat organis- fungsional. Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan Islam, sedangkan Islam memberikan landasan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan Islam

Istilah pendidikan dalam Islam dikenal dengan terma tarbiyyah, at-ta’lim, dan at- ta’dib. Konferensi Internasional Pendidikan Islam tahun 1977, merekomendasikan bahwa Pendidikan Islam ialah keseluruhan pengertian yang terkandung dalam makna ta’lim, ta’dib, dan tarbiyah.

Pendidikan Islam adalah proses bimbingan secara sadar seorang pendidik sehingga aspek jasmani, rohani, akal dan potensi anak didik tumbuh dan berkembang menuju terbentuknya pribadi, keluarga dan masyarakat yang Islami. Pemikiran berasal dari kata dasar pikir yang berarti proses, cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana.

Pemikiran dapat diartikan dari dua aspek, yaitu sebagai proses dan sebagai hasil. Dari aspek pertama, maka pemikiran dapat diartikan sebagai proses kerja akal untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana. Adapun dari aspek kedua, maka pemikiran merupakan hasil dari proses ijtihadi uapaya manusia menyelesaikan segenap persoalan kehidupannya. Pemikiran adalah hasil upaya cerdas (ijtihadi) dari proses kerja akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana.

(4)

pendidikan Islam. Pemikiran pendidikan Islam adalah pemikiran pendidikan yang sesuai denagn prinsip Islam dan sebaiknya dihasilkan oleh umat Islam. 2. Pemikiran Pendidikan Berprinsip Filosofis (Filsafat Pendidikan Islam)

Istilah “filsafat” memilki padanan kata falsafah, philosophy, philosophia, philosophie. Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia, yakni philein berarti “mencintai”, sedangkan philos berarti “teman”. Selanjutnya, istilah sophos berarti “bijaksana”, sedangkan sophia berarti “kebijaksanaan”. Arti lain dari sophia diantaranya adalah: kerajinan, kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajiakan intelektual, pertimbangan yang sehat, kecerdikan dalam memutuskan hal- hal praktis. Phythagoras (572- 497 SM) adalah orang pertama kali memakai kata philosophia.

Pengertin filsafat secara umum dapat dirumuskan pada tiga pernyataan penting, yakni filsafat dalam pengertian pandangan hidup atau ideologi, cara berfikir. Dan dalam pengertian ilmu, berfilsafat adalah berfikir, namun tidak semua berfikira dalah berfilsafat. Berfikir dalam arti berfilsafat adalah berfikir yang konsepsional dengan ciri radikal, universal, konseptual, koheren, konsisten, dan sistematis.

Filsafat pendidikan adalah jenis pengetahuan filsafat yang membahas segala persoalan yang menyangkut kependidikan. Secara ontologis, pendekatan filosofis terhadap pendidikan bersifat sinopsis yang merangkum semua aspek pendidikan. Seluruh aspek atau subsistem pendidikan, seperti tujuan, isi, metode, pendidik, peserta didik, atau yang lainnya selama berada pada batas abstrak logis merupakan wilayah kajian dari pendekatan filosofi. Secara epistimologis, pendekatan filsafat terhadap pendidikan bersifat normatif merumuskan apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan.

(5)

Secara operasional, metode yang dapat digunakan dalam filsafat pendidikan Islam diantaranya adalah spekulatif dan kontemplatif (tafakur), normatif, analisis konsep (bahasa), pendekatan sejarah, pendekatan komprehensif, analisis sintesis. Metode- metode tersebut adalah metode yang telah dipergunakan dalam khazanah filsafat pendidikan Islam, tetapi tidak menutup kemungkinan munculnya metode yang lain dan baru, yang lebih spesifik dan akurat dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh pendidikan Islam.

Filsafat pendidikan Islam yang secara struktural merupakan bagian dari filsafat Islam, dan secra fungsional tidak terlepas dari pendidikan Islam yang mempunyai peran dan tujuan tertentu yang terkait dengan Islam sebagi sistem agama yang universal. Tujuan dan peran filsafat pendidikan Islam, setidaknya diarahkan pada dua sisi. Pertama, pengembangan konsep- konsep filosofis tentang pendidikan Islam yang implikasinya menghasilkan teori- teori baru yang akan dikembangkan ilmu pendidikan Islam. Kedua, yaitu perbaikan dan pembaruan serta pengembangan pelaksanaan pendidikan Islam. Hal ini dapat tercapai apabila filsafat pendidikan Islam menerapkan langkah operasional sebagai berikut:

a. Menunjukkan alternatif dan pemecahan atas problema yang dihadapi pendidikan Islam

b. Memberikan pandangan tertentu tentang konsep manusia menurut Islam c. Menunjukkan potensi yang dimilki manusia

d. Memberikan infomasi apakah proses pendidikan Islam yang berjalan itu mampu mencapai tujuan pendidikan yang ideal atau tidak

Secara operasional, fungsi filsafat pendidikan Islam adalah sebagai berikut: memahami sistem pengajaran, menganalisis konsep- konsep dan istilah-istilah, mengkritik asumsi- asumsi ddan fakta- fakta, membimbing asas- asas pendidikan Islam, dan menerima perubahan- perubahan mendasar.

(6)

Secara umum, istilah teori memilki tiga pengertian. Pertama, teori merupakan suatu hipotesis tentang masalah. Kedua, teori merupakan lawan dari praktik, yaitu pengetahuan yang disusun secara sistematis dari kesimpulan umum yang relatis. Ketiga, teori diartikan sebagai lawan dari hukum- hukum dan observasi , yaitu suatu deduksi dari aksioma- aksioma dan teorema- teorema suatu sistem yang pasti (tidak perlu diuji), secara relatif kurang problematik dan lebih banyak diterima dan diyakini.

Teori pendidikan merupakan sejumlah pernyataan abstrak yang menjelaskan sesuatu dan hubungannya dengan sesuatu yang lain dalam wilayah pendidikan, teori pendidikan berfungsi sebagai hipotesis dalam praktik pendidikan, dan teori pendidikan dapat disusun dan dibangun dengan menggunakan berbagai pendekatan pengetahuan yang dimilki manusia, di antaranya yang utama adalah melalui pendekatan filsafat dan sains.

Ilmu pendidikan Islam pada dasarnya adalah suatu uraian ilmiah tentang bimbingan pendidikan kepada anak didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka membentuk manusia sempurna.

Secara ontologis, pendekatan sains terhadap pendidikan bersiat empirik, sedangkan epistimologis, pendekatan sains terhadap pendidikan menggunakan metode sains (metode ilmiah). Ilmu (sains) memanfaatkan dua kemmapuan manusia, yakni pikiran dan indra.

Ilmu pendidikan Islam berfungsi membuktikan kebenaran teori- teori kependidikan Islam, memberikan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dan pengembangannya, serta menjadi pengoreksi terhadap penyelenggaraan pendidikan Islam.

(7)

kata dekynai (memperlihatkan yang berarti: model, contoh, arketipe, ideal). Secara terminologis, paradigma berarti a total view of a proble, a total outlook, not just a problem in isolation. Paradigma adalah cara pandang atau cara berfikir tentang sesuatu.

Paradigma pendidikan dapat diartikan sebagai cara berfikir atau sketsa pandang menyeluruh yang mendasari rancang bangun suatu sistem pendidikan. Sitem pendidikan secara fungsional merupakan refleksi ideologus dari filsafat tertentu yang menyuguhkan cara pandang tertentu terhadap sesuatu dalam semesta kehidupan. Itulah paradigma yang mengilhami bangunan sistem pendidikan.

Pondasi pendidikan merupakan rujukan pokok dari segala persoalan pendidikan, sedangkan asas pendidikan berarti pernyataan empiris yang valid dan kredibel yang bersumber dari ilmu pengetahuan. Ide pokoknya adalah mendeskripsikan keadaan lapangan atau fakta- fakta yang dapat membantu menetapkan aturan- aturan atau teori bagi pelaksanaan pendidikan.

Dasar paradigma pendidikan Islam identik dengan dasar Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Quran dan Al-Hadits. Al- Quran dan Al- Hadits merupakan dasar paradigma pendidikan Islam kerena didalamnya dimuat sejumlah penjelasan konsepsional yang mempunyai nilai penting, guna mengembangkan pendidikan Islam, terutama tentang konsep manusia yang dibutuhkan dalam paradigma pendidikan. Sebagai dasar pendidikan Islam, Al- Quran dan Al- Hadits adalah rujukan untuk mencari, membuat, dan mengembangkan paradigma, konsep, prinsip, teori, dan teknik pendidikan Islam.

(8)

pernyataan Al- Quran yang berhubungan dengan kedudukan manusia dan potensi yang dimilikinya.

Secara terminologis, ungkapan yang dipergunakan Al- Quran untuk menunjukkan konsep manusia terdiri atas tiga kategori, yaitu:

a) al- insan, al- ins, unnas, al- nas, anasiy, dan insiy b) al- basyr

c) banu adam dan dzurriyah adam

istilah insan mengandung makna konsep manusia sebagai makhluk yang memilki sifat ramah dan memilki kemampuan mengetahui yang sangat tinggi. Manusia merupakan makhluk sosial dan kultural, istilah basyar menunjukkan makna manusia dengan tekanan yang lebih pada hakikatnya sebagai pribadi yang konkret, dan aspek lahiriyah manusia, sedangkan istilah banu adam dan dzurriyah adam merujuk pada pengertian manusia karena dinisbahkan pada nama Adam sebagai manusia pertama.

Tinjauan Al- Quran terhadap konsep manusia bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Dengan kata lain, kedudukan manusia menurut Al- Quran terbagi dua, yaitu sebagai ‘abdullah dan sebagai khalifah Allah.

Karakteristik yang dimilki manusia dibagi ke dalam dua kategori besar. Kategori pertama meliputi karakteristik inhern yang secara langsung terdapat dalam diri manusia. Bagian ini meliputi fitrah, kesatuan roh, dan jasad, kemampuan berkehandak, dan potensi akal. Kategori kedua meliputi sejumlah kelengkapan yang mendukung karakteristik pertama, termasuk di dalamnya alam semesta dan petunjuk hidup berupa agama.

(9)

Fungsi pendidikan adalah mengupayakan penumbuhan potensi dasar yang dimilki anak didik, memelihara, mengembangkan serta meningkatkan budaya dan lingkungan, serta membantu manusia dalam mengoptimlakan hasil interaksi potensi yang dimilkinya dengan budaya yang berkembang sehingga tercipta kepribadian yang utama.

6. Konsep Dasar Komponen- komponen Sistem Pendidikan Islam

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan unsur- unsur atau komponen- komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam memperoses masukan menjadi keluaran. Dalam suatu sistem terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan dan teratur, mekanismenya saling berhubungan dalam suatu kesatuan orgaisasi dalam mencapai satu tujuan.

Sebuah sistem mempunyai ciri- ciri, yaitu memilki sebagai berikut: 1. tujuan

(10)

Tujuan pendiidkan adalah hasil- hasil yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Adapun besar atau kecil dan ruang lingkup yang ingin dicapai hasil pendidikan, hal tersebut ditentukan dan dibatasi oleh klasifikasi tujuan pendidikan.

Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing, mengasuh, dan mengarahkan peserta didik. Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik berdasarkan nilai- nilai tertentu dalam upaya mengembangkan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan.

Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan ini sering juga disebut dengan istilah kurikulum, menunujukkan makna pada materi yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan anak didik yang terperinci berupa bentuk- bentuk bahan pendidikan, saran- saran, strategi belajar-mengajar, pengaturan- pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal- hal yang mencangkup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam dunia pendidikan, istilah metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan. Secara umum, metode pendidikan dapat diartikan cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan sangat penting guna mencapai tujuan pendidikan. Metode merupakan sarana yang bermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik menjadi pengertian- pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.

Alat pendidikan, yaitu segala sesuatu yang digunakan oleh pelaksana kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Pada garis besarnya, alat pendidkan ada dua macam, yaitu alat fisik dan alat non fisik. 7. Pemikiran Tentang Tujuan Pendidikan Islam

(11)

mengemukakan dua macam tujuan, yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah tercapainya berbagai kemampuan, seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu- ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani- rohani, dan sebagainya. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terwujudnya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.

Pembahasan tujuan pendidikan berkaitan erat dengan tujuan hidup manusia. Tujuan hidup manusia menurut Islam tidak bisa terlepas dari ideologi Islam tentang mnusia, yaitu selaku ‘abdullah dan khalifatullah. Sehingga akan melahirkan prinsip “Sesungguhnya shalat ku, ibadah ku, hidup dan mati ku, semuanya adalah untuk- Mu ya Allah, Tuhan seru sekalian alam”.

Hasil seminar pendidikan di Cipayung Bogor pada tahun 1960 melahirkan rumusan tujuan pendidikan Islam, yakni menanamkan rasa taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran untuk membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur meneurut ajaran Islam.

Secara umum, tujuan pendidikan Islam adalah mengarahkan dan membimbing manusia melalui proses pendidikan sehingga menjadi orang dewasa yang berkepribadian muslim yang taqwa, berilmu pengetahuan dan berketerampilan melaksanakan ibadah kepada Allah SWT sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan umum pendidikan Islam adalah muslim yang sempurna, atau manusia yang bertaqwa, manusia yang beriman, dan manusia yang beribadah kepada Allah SWT.

(12)

Anak didik dalam pendidikan Islam adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan pendidikannya. Anak atau subjek didik adalah orang yang belum dewasa dan sedang berada dalam masa perkembangan menuju pada kedewasaannya masing-masing.

Seca psikologis, peserta didik yang berada dalam masa perkembangan, akan mengalami perubahan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara pedagogis, manusia dengan segala potensi nya bisa di didik ke arah yang diharapkan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. Dan secara normatif, peserta didik adalah manusia yang tergolongsebagai makhluk berkebutuhan yang mempunyai potensi untuk mengembangkan dirinya menjadi manusia yang bertaqwa dan taat serta tunduk kepada Allah SWT.

Berkenaan dengan upaya memenuhi kebutuhan anak didik, ada beberapa asumsi mendasar yang perlu dipahami tentang anak didik, yaitu sebagai berikut: 1. anak didik bukan miniatur orang dewasa

2. anak didik mengikuti periode- periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya

3. anak didik memilki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin

4. anak didik memilki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan oleh faktor endogen maupun eksogen 5. anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia

6. anak didik merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pendidikan, seorang anak didik dalam perspektif pendidikan Islam dituntut untuk memenuhi kode etik tertentu, baik secara langusung maupun tidak langsung, di anataranya: 1. belajar dengan niat kepada Allah SWT

2. mengurangi kecenderungan kepada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi 3. bersikap tawadhu’ (rendah hati )

4. menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran 5. mempelajari ilmu- ilmu yang terpuji

6. belajar dengan cakap bertahap atau berjenjang

(13)

8. belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu lainnya 9. mengenal nilai- nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari 10. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum ilmu duniawi

11. Mengenal nilai- nilai yang bermanfaat dari suatu ilmu pengetahuan 12. Anak didik harus tunduk pada nasihat pendidik.

Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik sering disebut dengan istilah murabbi, mu’allim, muaddib, dan ketiga terma tersebut mempunyai tempat penggunaan tersendiri. Secara umum, tugas guru atau pendidik dalam pendidikan Islam adalah sebagai pengajar, pendidik, dan pemimpin.

Pendidik dalam Islam harus memiliki tiga kompetensi dasar, yaitu: 1. Kompetensi personal religius

2. Kompotensi sosial religius 3. Kompetensi profesional religius

Secara kemampuan dasar di atas, seorang pendidik dalam pendidikan Islam harus memenuhi syarat- syarat pendidik yang baik, diantaranya dewasa, sehat jasmani dan rohani, menguasai bidang yang diajarkan dan menguasai ilmu mendidik, berkepribadian muslim, dan memilki rasa kasih sayang.

Tugas sebagai pendidik dalam pendidikan Islam sangatlah berat, tetapi sangatlah mulia. Guru atau pendidik dalam Islam merupakan pengemban amanat bersama orang tua dalam melestarikan risalah Allah SWT. Guru adalah penerus misi kerasulan dan ahli waris para nabi.

9. Pemikiran Tentang Kuikulum Pendidikan Islam

Istilah kurikulum pada awalnya digunakana dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum berasal dari kata currir, artinya pelari, curere artinya tempat berpacu. Curriculm diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung dari kata tersebut, kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.

(14)

1. kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri atas beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh anak didik pada suatu jenjang sekolah, 2. kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak selama di sekolah 3. kurikulum adalah rencana belajar siswa, untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan

Secara umum, kurikulum pendidikan Islam seyogianya diarahkan pada: orientasi pada perkembangan peserta didik, orientasi pada lingkungan sosial, dan orientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran terakhir pendidikan, dalam Konferensi Pendidikan Islam Pertama Sedunia, kurikulum pendidikan Islam dikembangkan dengan dasar pengetahuan yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

1. pengetahuan abadi yang diberikan didasarkan pada wahu Ilahi yang diturunkan dalam Al- Quran dan As- Sunnah

2. pengetahuan yang diperoleh termasuk ilmu- ilmu sosial, alam dan terapan yang terus berkembang

10. Pemikiran Islam Tentang Metode Pendidikan Islam

Dalam dunia pendidikan, istilah metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan, metode mempunyai peran sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Ia membermaknakan materi pelajaran ayang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik dan menjadi pengertian- pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.

Ilmu pendidikan Islam merangkum metode pendidikan Islam yang luas. Tugas dan fungsi metode adalah memberikan jalan atau cara sebaik mungkin bagi operasionalisasi ilmu pendidikan Islam tersebut.

(15)

1. firman Allah SWT senantiasa mengandung hikmah dan kebijaksanaanyang secara metodologis sesuai denagn kecenderungan atau kemampuan kejiwaan manusia yang hidup dalam situasi dan kondisi tertentu yang berbeda- beda meskipun dalam tugasnya sama

2. dalam memberikan perintah dan larangan (imperative dan prefentive), Allah SWT senantiasa memerhatikan kadar kemampuan masing- masing hamba-Nya sehingga bebeannya berbeda- beda meskipun dalam tugas yang sama 3. sistem pendekatan metodologis yang dinyatakan dalam Al- Quran bersifat

multi approach, yang meliputi antara lain: pendekatan religius, pendekatan filosofis, pendekatan sosio- kultural, dan pendekatan scientific.

Secara operasional, Islam dalam ajarannya memilki banyak implikasi pendidikan, terutama secara metodologis, misalnya:

1. metode mendidik secara berkelompok yang sering disebut metode mutual education

2. metode mendidik secara intruksional, yaitu yang bersifat mengerjakan 3. metode mendidik dengan cara bercerita

4. metode mendidik melalui bimbingan dan penyuluhan 5. metode pemberian contoh dan teladan

6. metode mendidik secara berdiskusi

7. metode mendidik dengan cara tanya jawab

8. metode mendidik dengan menggunakan perumpamaan 9. metode mendidik secara targhib dan tarhib

10. metode mendidik dengan cara tobat dan ampunan

Dalam konteks proses pembelajaran sebagai salah satu bagian penting dari pendidikan (termasuk di dalamnya pendidikan Islam), secara teknis operasional dikenal beberapa metode pembelajaran, mulai yang tradisional konvensional, sampai yang modern kontemporer, diantaranya adalah ceramah, tanya jawab, latihan, proyek, eksperimen, penugasan, diskusi, metode sosiodrama, dan sebagainya.

11. Pemikiran Islam Tentang Kelembagaan Pendidikan Islam

(16)

Untuk memahami kelembagaan pendidikan Islam, perlu dikaji pendekatan normatif tentang siapa yang bertanggung jawab dalam menangani dan mengembangkan pendidikan. Menurut Islam, tanggung jawab pendidikan Islam merupakan tugas tiga institusi pokok pendidikan, yaitu: orang tua, sekolah, dan masyarakat. Apabila dianalisis, proses pendidikan yang dilakukan oleh ketiga lingkungan ini dapat disimpulkan bahwa secara mental spritual, dasar-dasar pendidikan diletakkan oleh keluarga, dan secara akademik- konseptual dikembangkan oleh sekolah sehingga perkembangan anak didik semakin terarah. Oleh masyarakat, pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan sekolah diamati dan disalurkan.

Secara historis, kelembagaan pendidikan Islam diawali dengan sistem halaqah (berkelompok), Al- Kuttab, Madrasah, Zawiyah, Al- Maritsam, dan sistem universitas. Masjid merupakan institusi pendidikan yang dibentuk dalam lingkungan masyarakat muslim setelah keluarga. Masjid memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Sebagai lembaga pendidikan, masjid berfungsi menyempurnakan pendidikan dalam keluarga, agar anak mampu melaksanakan tugas- tugas dalam masyarakat dan lingkungannya. Pada mulanya, pendidikan di masjid dalam arti sederhana dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal dan sekaligus lembaga pendidikan sosial.

Pondok pesantren, yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat seorang kiyai yang mengajar dan mendidik para santri dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya pondok sebagai tempat tinggal para santri.

Istilah madrasah diartikan sebagai sebuah nama dari lembaga pendidikan yang mengajarkan pengetahuan Islam. Madrasah mengandung arti tempat atau wahana anak mengenyam proses pembelajaran. Secara teknis, madrasah menggambarkan proses pembelajaran yang secara formal tidak berbeda dengan sekolah.

(17)

sorogan dan wetonan. Pengelolaan gaya baru tersebut tampak jelas, misalkan dalam penyelenggaraan sistem klasikal, atau dalam pengelompokan pelajaran-pelajaran tentang pengetahuan Islam secara bertingkat, atau juga dalam perjenjangan waktu pendidikan yang dibutuhkan.

12. Pemikiran Pendidikan Islam Syed Muhammad An- Naquib Al- Attas Syed Muhammad An- Naquib Al- Attas dilahirkan pada tanggal 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia, dari seorang ayah bernama Syed Ali Abdullah dan ibu bernama Syarif Raguan Al- Idrus. Selain dikenal sebagai pengkaji sejarah kebudayaan teologi, tasawuf, dan filsafat yang serius, ia juga dikenal sebagai pemikir pendidikan Islam

Sebagai sarjana Islam pertama yang mengemukakan gagasan islamisasi, khususnya dalam bidang ilmu. Al- Attas berpendapat perlu ditimbulkan kesadaran akan pentingnya ilmu dan pendidikan dalam dunia Islam.

Al- Attas telah berusaha merekonseptualisasikan pendidikan Islam secara filosofis, meliputi tiga konsep, yaitu:

1. konsepsi tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib 2. konsepsi definisi pendidikan Islam

3. konsepsi ilmu, manusia, dan tujuan akhir pendidikan Islam

Bagi Al- Attas, terma tarbiyah bukanlah terma yang tepat dan benar untuk memaksudkan pendidikan dalam Islam. Hal ini karena:

1. terma tersebut lebih memprioritaskan pada segi pertumbuhan jasmaniah belaka, sedangakan manusia dalam pandangan Islam, bukan hanya jasmaniah, tetapi juga mencangkup aspek rohaniah nya.

2. Terma tarbiyah yang terdapat dalam surah Al- Isra’ aat 24 bukanlah dimaksud dengan pendidikan, melainkan tindakan rahmah, kasih sayang. Terma rahmah ini mempunyai arti pemberian makanan, kasih sayang, pakaian, tempat berteduh, dan perawatan. Ringkasnya, pemeliharaan yang diberikan oleh kedua ibu bapa kepada anak- anaknya.

(18)

dengan terma ta’lim, menurutnya hanya berarti pengajaran. Jadi, lebih sempit dari pada pendidikan. Dengan kata lain, ta’lim hanyalah sebagian dari pendidikan.

Al- Attas menawarkan alternatif untuk istilah konsep pendidikan Islam yang dianggap tepat dan benar adalah ta’dib. Istilah ta’dib, yang dari akar kata adab, menurutnya merupakan inti pendidikan. Adab juga merupakan disiplin tubuh, jiwa, dan ruh, yaitu disiplin yang menegaskan pengenalan dan pengakuan tempat yang tepat dalam hubungannya dengan kemampuan dan potensi jasmaniah intelektual, dan rohaniah.

Menurut Syed Muhammad An- Naquib Al- Attas, pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu kedalam diri manusia,pengenalan dan pengakuan, yang secara berangsur- angsur ditanamkan di dalam manusia, tentang tempat- tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa sehinggamembimbing ke arah kebenaran dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperiadaan.

Menurut Syed Muhammad An- Naquib Al- Attas, ilmu adalah sesuatu yang ditanamkan pada diri manusia, kandungan pendidikan Islam ilmu berasal dari Allah SWT dan ditafsirkan oleh fakultas- fakultas manusia. Ilmu itu diklasifikasikan menjadi dua: ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu kifayah.

13. Pemikiran Pendidikan Islam Al- Khatib Al- Baghdadi

Nama lengkap Al- Khatib Al- Baghdadi adalah Ahmad ibn Ali ibn Tsabit ibn Ahmad ibn Mahdy. Ia dilahirkan di Ghaziyah- atau Hanqiyah- di Baghdad pada Jumadil Akhir 392 H, dan wafat di Baghdad Dzulhijjah 463 H. Al- Khatib Al- Baghdadi hidup dalam amasa yang unik. Sekalipun keadaan sosisl, ekonomi, dan politik pada waktu itu cukup memprihatinkan, kondisi keilmuan justru berkembang cukup pesat dan mengalami kematangannya.

(19)

adab, karya terkemukanya dalam Musthalah Al- Hadits adalah Al- Kifayah fi ‘ilm Ar- Riwayah, sedangakan dalam bidang adab ar- riwayah, ia menulis kitab Al- Jami’ Li Akhlaq Ar- Rawi wa Adab As- Sami’.

Menurutya, corak pemikiran pendidikan akan selalu bertumpu pada masalah besar filsafat, yaitu mengenai Tuhan, manusia, alam semesta, dan masyarakat. Mengenai konsep Tuhan, Al- Khatib Al- Baghdadi mengikuti pandangan Abu Al- Hasan Al- Asy’ari, yaitu menetapkan apa adanya, seperti yang dikatakan Tuhan itu sendiri, tetapi dengan tidak menanyakan bagaimana dan seperti apanya. Al- Khatib menyadari pentingnya ilmu dan tujuannya, yaitu demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia juga mendorong setiap orang untuk mencarinya, dan menunjukkan fungsinya untuk kehidupan serta peranannya dalam menuju iman yang sejati dan agama yang benar.

Berkaitan dengan manusia, selain mengenai akalnya, Khatib Al-Baghdadi juga memilki pandangan terhadap kecerdasan, keunikan, dan tanggung jawabnya. Menurutnya, kecerdasan (adz- dzaka ) merupakan masalah hereditas dari pada pemebentukan atau perolehan. Kecerdasan itu sesuatu kesiapan sejati (fitri) yang tertanam dalam diri seseorang. Sekalipun demikian, keberhasilan menuntut ilmu menurutnya tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan. Dua bagian lagi yang harus dipenuhi agar berhasil dalam belajar ialah kuatnya motivasi dan taufik dari Allah SWT.

14. Pemikiran Pendidikan Islam Al- Ghazali Tentang Konsep Guru dan Pendidikan Akhlak

Al- Ghazali, nama lengkapnya Abu Hamid bin At- Thusi Al- Ghazali, lahir di Thus pada tahun 450 H (1059). Al- Ghazali adalah seorang pemikir yang hasil karyanya banyak ditemukan di berbagai bidang, seperti agama, filsafat, tasawuf, akhlak, poitik, dan yang lainnya. Di antara karyanya yang paling menonjol adalah Ihya ‘Ulum Ad- Din (Kebangkitan Kembali Ilmu- Ilmu Agama). Buku- buku hasil karyanya mencapai 300 buah.

(20)

bukanlah terletak pada unsur- unsur yang ada pada fisiknya, melainkan berada pada hatinya.

Tugas guru bukan hanya mencerdaskan pikiran, melainkan membimbing, mengarahkan, meningkatkan, dan menyucikan hati untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi peranan guru sangatlah besar, tidak hanya mengajar, mentransfer ilmu, tetapi yang lebih penting adalah “mendidik”.

Al- Ghazali menempatkan kedudukan guru dalam barisan para nabi (dalam hal misinya sebagai seorang yang menyampaikan dan menjelaskan kebenaran kepada manusia). Hakikat guru menurut Al- Ghazali, ditinjau dari segi misinya, yakni mengajak ke jalan Allah dengan mengajarkan ilmu pengetahuan serta menjelaskan kebenaran kepada manusia.

15. Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung

Hasan Langgulung lahir pada tanggal 16 Oktober 1934 di Rapang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Saat ini ia menjadi guru besar madya dalam bidang psikologi dan pendidikan pada universitas kebangsaan Malaysia dan mahaguru luar biasa dalam bidang sosiologi perdesaan pada Fakultas Ekonomi Universitas of Malaysia.

Menurut Hasan Langgulung, pendidikan daat dilihat dari tiga segi. Pertama, dari sudut individu, yakni pengembangan potensi, kedua dari segi masyarakat, yakni sebagai pewaris budaya (heritage of culture), dan ketiga dari segi individu dan masyarakat sekaligus atau sebagai interaksi antara individu dan masyarakat atau sebagai interaksi antara potensi dan budaya.

Berkaitan dengan pembahasan tujuan pendidikan Islam, menurut Hasan Langgulung, manusia dalam pandangan Islam memilki ciri- ciri fitrah (potensi) yang baik, kesatuan badan dan roh, kebebasan manusia, dan ‘aql (akal). Tujuan pendidikan Islam dibagi dalam tiga kategori, yaitu: tujuan tertinggi atau akhir (ain), tujuan umum (goals), dan tujuan khusus (objektives).

(21)

Ibn Miskawaih yang terkenal dengan julukan Al- Khazin, digelari juga sebagai “guru ketiga” setelah Aristoteles dan Al- Farabi. Ia lahir di Teheran kurang lebih tahun 320 H/ 932 M dan wafat pada tahun 421 H/ 1030 M. Sebagai seorang otodidak yang sukses, ia menggeluti berbagai disiplin ilmu sehingga menjadikannya sebagai “Bapak Filsafat Etika Muslim” dan “ Bapak Psikologi Pendidikan Muslim”. Selain itu, ia juga seorang sejarawan, sastrawan, dan pendidik.

Ibn Miskawaih mengisyaratkan bahwa tujuan pendidikan adalah terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, yang disebutnya isabah al- khuluq asy- syarif, yakni pribadi yang mulia secara substansial dan esensial, bukan kemuliaan yang temporal dan aksidental, seperti pribadi yang maerialistis.

Ibn Miskawaih mengelompokkan pendidik kepada orang tua, guru atau filsuf, pemuka masyarakat, dan raja atau penguasa. Pengertian subjek didik bagi Ibn Miskawaih cukup luas, yaitu semua orang yang memperoleh atau memberikan bimbingan, bantuan dan latihan dari orang lain, baik berupa ilmu pengetahuan maupun keterampialn guna mengembangkan diri. Hubungan pendidik dengan subjek haruslah didasarkan pada cinta, kasih sayang, persahabatan, keadilan, kebaikan, dan fadilah. Hal ini menurut Ibn Miskawaih, manusia adalah makhluk sosial yang harus membagi cinta dan kasih sayang, bersahabat, menegakkan keadilan, dan kebaikan serta berupaya memperoleh keutamaan. Untuk itu, dalam pendidikan diperlukan komunikasi du arah ( interaksi) dan multiarah (transaksi).

17. Pengertian Pendidikan Islam Ibn Taimiyyah

(22)

Ia mengemukakan dua konsep belajar, yaitu teori malakah dan teori tadarruj. Konsep belajar menurut malakah adalah upaya untuk memperoleh malakah itu sendiri, yakni penyerapan yang betul- betul mengakar dalam jiwa, sedangkan tadarruj menyatakan bahwa belajar yang efektif adalah belajar yang sesuia kebertahapan dengan kerja akal, yakni bertahap, sedikit demi sedikit, dan berkesinambungan. Sesuai dengan teori belajar malakah dan tadarruj, Ibnu Taimiyah menampilkan metode belajar melalui tiga langkah, yaitu pendahuluan, pengembangan, dan penuntasan.

Pendidikan dalam konsep Ibn Taimiyah adalah sebagai sinaah, yang bertolak dari gejala pendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan (skill), yakni pikiran yang sangat berhasrat untuk memperoleh ilmu dan skill itu.

b. Kelemahan dan Kelebihan Buku

Menurut saya, materi yang termuat pada buku ini disampaikan dengana jelas, kaya dengan isi dan referensi serta mampu menampilakan pemahaman seputar pendidikan Islam tidak hanya dari Al- Quran dan Al- Hadits namun juga membawakan sudut pandang filsuf muslim di dalamnya sehingga kaya akan rujukan.

Namun sedikit kelemahannya terletak pada tkurang ditampilkannya Quran dan Hadits secara lengkap, karena hanya beberapa saja redaksi Al-Quran dan Hadits ditampilkan, selebihnya hanya dituliskan catatan ayat, dan tidak adanya matan arab Hadits.

C. Analisis Critical Book Review

Penulisan buku ini bertujuan untuk menggali sedalam- dalamnya paradigma tentang penndidikan Islam dari sumber Al- Quran, Al- Hadits, dan juga pendapat filusuf muslim.

(23)

maupun pendapat filsuf muslim, serta kajian terhadap lembaga- lembaga pendidikan Islam, kurikulum, pendidik, maupun peserta didik.

Dari hasil pengamatan, saya menilai buku ini layak untuk dijadikan referensi terhadap topik yang terkait seputar falsafah pendidikan Islam. Walaupun ada beberapa erbaikan seperti kurangnya matan (redaksi) arab yang tidak ditampilkan dalam penulisan Hadits.

(24)

Filsafat pendidikan adalah jenis pengetahuan filsafat yang membahas segala persoalan yang menyangkut kependidikan. Secara ontologis, pendekatan filosofis terhadap pendidikan bersifat sinopsis yang merangkum semua aspek pendidikan. Seluruh aspek atau subsistem pendidikan, seperti tujuan, isi, metode, pendidik, peserta didik, atau yang lainnya selama berada pada batas abstrak logis merupakan wilayah kajian dari pendekatan filosofi. Secara epistimologis, pendekatan filsafat terhadap pendidikan bersifat normatif merumuskan apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan.

Filsafat pendidika Islam adalah pengetahuan filsafat yang menbahas segala persoalan yang menyangkut kependidikan yang bersumber pada ajaran Islam, dengan maksud memperoleh jawaban, dan selanjutnya dipergunakan sebagai arah pelaksanaan dan pengembangan pendidikan Islam agar berdampak positif bagi kehidupan umat Islam.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan kompetensi pedagogik, seorang guru haruslah memiliki pengetahuan yang baik mengenai metode pembelajaran inovatif meliputi metode penyajian, strategi

Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan dengan software CFD dengan diberikan beberapa variasi, dalam hal ini besaran rpm dan kecepatan angin yang berhembus,

Gambar L.21 Form Delete User...L7 Gambar L.22 Pesan kesalahan Form Delete User jika UserName tidak dipilih ...L7 Gambar L.23 Pesan kesalahan Form Delete User jika UserName

melanjutkan latihan untuk menguji pemahaman siswa, dalam mode ini pengembangan kemam- puan matematika dilakukan melalui penyelesaian latihan soal. Dalam pembelajaran

diambil dalam penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli pada plak gigi yang telah diisolasi resisten terhadap merkuri yang tumbuh pada media Luria Bertani (LB) broth

Pengaruh DR secara parsial terhadap Volatilitas Saham negatif dan tidak signifikan, hal ini menunjukkan jika nilai DR naik sedangkan variabel independen yang lain konstan

“setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, dan/atau menggunakan alat penangkap ikan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan

Indium diaktivasi dengan dosis neutron lamb at pada nilai dosis 70 mrem - 2300 mrem, dan aktivitas yang terjadi diukur dengan alat cacah gamma.. Hasil percobaan ini diharapkan