• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERWAWASAN LINGKUNGAN WISATA DESA SAMBANGAN BAGI GURU SDN 3 SAMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERWAWASAN LINGKUNGAN WISATA DESA SAMBANGAN BAGI GURU SDN 3 SAMBANGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1208 I Gusti Nyoman Yudi Hartawan1, I Gusti Ngurah Pujawan2, I Putu Pasek Suryawan3, Kadek

Mardika Pranata4, Luh Gede Tirta Saraswati5

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika di SD memiliki peranan penting, karena pembelajaran matematika di SD adalah sebagai fondasi dasar dalam mempelajarai materi matematika yang lebih lanjut mengingat hierarki dari materi pada matematika. Mempelajari matematika dengan baik adalah penting bagi siswa, karena menurut Ruseffendi (1992 ada beberapa alasan pentingnya siswa mempelajari matematika, antara lain: (1) matematika merupakan cara manusia berpikir; (2) matematika sebagai alat

dan pelayan ilmu; (3) kegunaan matematika di sekolah; (4) pemakai matematika; (5) nilai-nilai luhur matematika. Sedangkan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 , tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk: (1) melatih cara berpikir dan menalar dalam menarik kesimpulan; (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuiasi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, original, rasa ingin tahu, prediksi dan

PELATIHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BERWAWASAN LINGKUNGAN WISATA DESA SAMBANGAN BAGI

GURU SDN 3 SAMBANGAN

1Jurusan Matematika FMIPA, Undiksha

yudi.hartawan@undiksha.ac.id

The aim of this activity is to improve pedagogical competence teacher of SD N 3 Sambangan in teaching mathematics topic by realistic mathematics learning that utilizes their environment. This learning can help teacher doing learning process by using Sambangan village environment that close form student life. The method of this activity was done by material presentation and discussion, it’s done by using online meeting. The result showed there were 9 participants who attended, participants were actively and enthusiasm during activities. This activity was successful improving participant knowledge that’s how using their environment in lerning mathematics concept. The workshop of Realistic mathematics learning that utilizes their environment is one of effective way in improving teacher competence in learning mathematics

Keywords teacher competence, Realistic mathematics learning, environment

Kegiatan PkM ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru SDN 3 Sambangan dalam membelajarkan topik matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik yang memanfaatkan lingkungan sekitar. Melalui kegiatan ini guru dapat memanfaatkan lingkungan Desa Sambangan yang dekat dengan kehidupan siswa dalam pembelajaran matematika yang dikelolanya. Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui penyampaian materi dan tanya jawab, semua kegiatan pelatihan tersebut dilakukan secara daring. Hasil kegiatan menunjukkan respon positif dari peserta kegiatan pelatihan, yang tercermin dari antusias peserta dalam mengikuti kegiatan dan pertanyaan yang disampaikan oleh peserta pelatihan. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan wawasan guru mengenai bagaimana membelajarkan konsep-konsep matematika dengan benar. Pelatihan pembelajaran matematika realistik berwawasan lingkungan merupakan salah satu cara yang efektif dalam meningkatkan kemampuan guru dalam membelajarkan matematika,

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1209 dugaan serta mencoba-coba; (3)

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, dan (4) mengembangkan kemampuan

menyampaikan informasi dan

mengkomunikasikan gagasan. Melihat tujuan tersebut, melalui pembelajaran matematika siswa sudah dibiasakan menyelesaikan masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui matematika sebagai suatu cara yang khusus, misalnya persamaan, pertidaksamaan, model matematika dan sebagainya. Sedangkan dalam menggali informasi untuk disampaikan kepada orang lain sehingga mudah dibaca, mudah dikenal, dan mudah dimengerti, digunakan cara yang khas juga, misalnya dengan berbagai teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Matematika sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya untuk matematika sendiri tetapi juga untuk ilmu-ilmu lainnya, baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai aplikasi dari matematika. Di samping itu matematika juga mengandung nilai-nilai luhur seperti: nilai praktis, nilai disiplin, dan nilai budaya.

Sehubungan dengan hal di atas, guru sudah dengan baik mengetahuinya tetapi dalam pembelajaran matematika di SD guru masih jarang mengaitkan lingkungan sekitar siswa dengan materi pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, seorang guru diharuskan memiliki kompetensi professional dan pedagogik yang baik seperti yang diamanatkan Undang-undang Guru dan Dosen Nomor No 14 Tahun 2005. Kompetensi profesional berkaitan dengan penguasaan materi bidang studi yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Sedangkan, kompetensi pedagogik berkaitan dengan keterampilan dan pemahaman guru mengenai cara atau metode pembelajaran, artinya seorang guru yang profesional hendaknya memiliki keterampilan dan wawasan yang memadai mengenai bagaimana cara membantu siswa belajar, media apa saja yang diperlukan untuk memahami materi, serta perangkat pembelajaran apa yang

perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa (Sudiarta, 2014). Berkaitan dengan kompetensi pedagogik, seorang guru haruslah memiliki pengetahuan yang baik mengenai metode pembelajaran inovatif meliputi metode penyajian, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, maupun wawasan mengenai media yang diperlukan secara umum guru yang professional mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran termasuk membawa lingkungan siswa ke dalam kelas dalam artian guru bisa memulai pembelajaran matematika dari lingkungan siswa tersebut, seperti sungai, perkebunan, tempat wisata dan lainnya. Dengan membawa lingkungan siswa ke kelas tentu saja akan membuat siswa menjadi senang belajar yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar mereka.

Pelatihan bagi guru adalah alternatif untuk meningkatkan pengetahuan guru sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mestinya dekat dengan kehidupan siswa, dalam arti pengalaman kehidupan siswa sehari-hari dibawa kedalam kelas untuk dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa diaplikasikan untuk menjawab masalah sehari-hari. Pembelajaran matematika realistik salah satu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan masalah yang fenomenanya dekat dengan kehidupan siswa, dan melalui matematisasi horizontal dan vertikal siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan matematika formal. Oleh karena itu, penting dipahami oleh guru, bagaimana membuat materi ajar matematika mengacu pada pembelajaran matematika realistik.

METODE

Sebagai khalayak sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah seluruh guru di SDN 3 Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Total peserta pelatihan ini adalah 9 orang.

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1210 Metode dan strategi yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Informasi, tanya jawab, dan diskusi

Pelatihan diawali dengan penyampaian informasi yang berkaitan dengan topik yang dibutuhkan oleh guru SDN 3 Sambangan, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. 2. Praktek

Dalam merealisasikan materi yang telah diberikan, para peserta diberikan tugas-tugas menyusun materi ajar yang mengacu pada pembelajaran matematika realistic

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Kegiatan P2M yang rencanya dilaksanakan secara tatap muka urung terjadi karena situasi pandemi, sehingga kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 5 September 2019, di SD N 3 Sambangan, Kecamatan Sukasada dilaksanakan secara daring melalui fasilitas google meet. Peserta kegiatan adalah guru SDN 3 Sambangan berjumlah 9 orang. Kegiatan yang dilaksanakan berupa workshop tentang Pembelajaran matematika realistic yang berwawasan lingkungan di Sekolah Dasar. Pendekatan workshop menggunakan pendekatan klinis. Guru peserta workshop diharapkan mampu meningkatkan kompetensinya dalam membelajarkan matematika.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penyampaian materi oleh narasumber dan tanya jawab. Pada bagian awal tahap ini, narasumber mencoba menggali pengetahuan awal peserta workshop. Hasil

pantauan narasumber tampaknya

pengetahuanawal peserta workshop masih belum baik, hal ini dibuktikan ketika narasumber memberikan pertanyaan hampir semua peserta kebingungan menjawabnya. Dengan diketahuinya gambaran mengenai pengetahuan awal peserta, narasumber menyampaikan materi

sesuai dengan kemampuan peserta. Strategi tersebut tampaknya sesuai berhasil, hal ini dapat dilihat dari antusias peserta menyimak pemaparan materi yang disajikan oleh narasumber. Antusias peserta tercermin dari respon mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh narasumber, selain itu peserta workshop tidak segan untuk bertanya kepada narasumber.

(a) penyajian oleh narasumber

(b) Sesi diskusi

(c) Salah satu penyampaian peserta Gambar 1. kegiatan P2M

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1211 Dari hasil angket yang disebarkan, diperoleh

hasil yakni semua peserta workshop merasa mendapatkan informasi baru berkaitan dengan pembelajaran matematika realistik berwawasan lingkungan di SD. Para peserta workshop juga termotivasi untuk menerapkan hasil kegiatan ini di kelasnya masing-masing. Secara umum para peserta workshop merespon positf kegiatan tersebut baik dari sisi materi pelatihan, metode dan alokasi pelatihan dan dari segi penyampaian pelatihan. Bahkan mereka menginginkan kegiatan ini dilanjutkan secara berkesinambungan. Diakhir sesi, dilakukan tes terhadap peserta workshop yang terdiri dari 4 soal. Hasil tes menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu rata-rata mencapai 87.5. Hasil tersebut dipandang sangat baik mempertimbangkan pengetahuan awal peserta workshop yang tidak terlalu tinggi.

Pembasahan

Di abad 21 sekarang ini, tantangan para guru semakin besar. Tantangan itu diantaranya mampu memanfaatkan teknologi dan informasi dalam membelajarkan siswa, mampu mengikuti perkembangan ilmu yang diampu guru, mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dan lainnya. Berkaitan dengan tantangan tersebut, guru dituntut untuk mampu mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari dampak kemajuan zaman. Guru yang mampu menghadapi tantangan tersebut adalah guru yang professional yang memiliki kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid (Syamsuri dan Ishaq,2017). Kesemua kompetensi itu harus dimilki secara utuh oleh guru. Berkaitan dengan kompetensi pedagogik, guru dihadakan pada persoalan pada bagaimana membelajarkan matematika dengan benar, agar siswa mampu memahi konsep matematika dengan benar. Jika guru belum memiliki kompetensi ini dengan baik tentunya guru akan kewalahan dalam membelajarkan siswa dan yang terjadi mungkin guru tidak mampu membelajarkan siswa sesuai dengan

baik.. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Senada dengan hal tersebut Susilo (2011:115), menjelaskan bahwa Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, meliputi: menyiapkan perangkat pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi pedagogik guru, telah dilakukan beberapa upaya. Upaya tersebut diantaranya dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Para guru, saat ini sudah banyak mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang diadakan oleh dinas maupun oleh pusat. Kegiatan tersebut penting diikuti oleh guru karena melalui kegiatan itu pengetahuan para guru dapat diperbaharui dalam rangka meningkatkan kualitas guru itu sendiri. Kegiatan P2M ini juga merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kompetensi guru SDN 3 Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Kompetensi yang disasar melalui kegiatan tersebut adalah kompetensi pedagogiknya yaitu melalui kegiatan pelatihan pembelajaran matematika realistic berwawasan lingkungan. Kgiatan ini telah berhasil meningkatkan wawasan guru mengenai bagaimana membelajarkan konsep-konsep matematika dengan benar. pembelajaran matematika realistic berwawasan lingkungan melalui pelatihan merupakan salah satu cara yang efektif dalam meningkatkan kemampuan guru dalam membelajarkan matematika,

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1212 SIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengabdian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman guru mengenai pembelajaran matematika realistic berwawasan lingkungan

DAFTAR RUJUKAN

Nurtanto, M. 2016. Mengembangkan

Kompetensi Profesionalisme Guru

Dalam Menyiapkan Pembelajaran Yang Bermutu. Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter dalam

Menghadapi Masyarakat Ekonomi

ASEAN”. Program Studi S-1 PGSD Kebumen, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ISBN 978-602-397-040-7 hal. 553-565.UNS Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah Ruseffendi, E. T. 1992. Pendidikan Matematika

3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudiarta, I Gusti Putu 2014. Pembelajaran

Matematika Inovatif Berbasis

Penelitian. Draft Buku Hasil

Penelitian. Undiksha.

Suharta.2013. Kurikulum 2013: Rethinking Pembelajaran Matematika. Makalah Disajikan dalam Workshop Guru-guru Matematika di JB School Denpasar , tanggal 31 Oktober 2013

Suharta. 2016. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). disajikan dalam

Workshop PMRI untuk Guru-guru SD tanggal 27 Oktober 2016

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

De Vaus, D. A. (2014). Surveys in social research. Sydney, Australia: Allen & Unwin

Roussev, B. (2003). Teaching introduction to programming as part of the IS component of the business curriculum. Proceedings

of the InSITE 2003 Conference,

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Kucing Bandung merupakan shelter atau rumah perlindungan sementara kucing, memiliki prosedur rescue, rehab dan rehome untuk kucing-kucing yang sakit maupun

Hasil analisa rerata total polifenol dan total flavonoid pada proses ekstraksi bawang tiwai bahwa ekstrak ampas juiser dan ekstrak pati bawang tiwai pada tabel 2

[r]

Permasalahan saat pasca panen adalah penanganan oleh petani yang kurang tepat yang dapat mempermudah kerusakan mekanis pada tomat dikarenakan peti untuk kemasan tomat keras,

 alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang fleksibel dipasang dalam rahim, dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi

Ini sebenarnya menjadi kegelisahan kami (Ahmad Syukron, komunikasi pribadi. Melihat kondisi di atas, maka dianggap perlu untuk segera dicari solusinya. Hal ini menjadi

Bandar udara belum memiliki kemampuan untuk melayani pesawat udara dengan kapasitas paling sedikit 325 (tiga ratus dua puluh lima) tempat duduk berdasarkan sertifikat

model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa