• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUHAN MANUSIA DAN PERADABAN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUHAN MANUSIA DAN PERADABAN docx"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TUHAN, MANUSIA, DAN PERADABAN Oleh Anwari WMK

Bilamana perspektif-perspektif ilmu pengetahuan disingkapkan, maka substansi penting peradaban umat manusia terpatri ke dalam dua hal yang saling berkelindan satu sama lain. Dalam tradisi filsafat

eksistensial-transenden disebutkan, keberadaan manusia di Planet Bumi ditentukan oleh keabadian eksistensi ruh. Tatkala manusia mati, maka sang ruh tak pernah mati. Sebagai eksistensi, ruh terus berjalan dari sejak alam materi hingga akhirnya kembali kepada Tuhan. Inilah

argumen dasar, mengapa ilmu pengetahuan terkukuhkan ke dalam dua perspektif sekaligus, yaitu ilmu pengetahuan dalam perspektif Tuhan dan ilmu pengetahuan dalam perspektif manusia.

Peradaban pada umumnya, senantiasa berpijak di atas landasan dasar ilmu pengetahuan. Dengan fundamen ilmu pengetahuan, peradaban diwujud tegakkan sebagai sumber kemaslahatan. Mereka yang berhimpun dengan sesamanya membangun peradaban adalah sosok-sosok manusia yang berhikmat kepada ilmu pengetahuan. Dan dua perspektif ilmu pengetahuan yang disinggung di atas, turut pula mendasari konstruksi peradaban. Maka, Tuhan-Manusia-Peradaban merupakan satu kesatuan makna. Manakala direduksi, justru

mendegradasi peradaban hingga tersuruk ke level kerapuhan.

Epistemologi dan Ontologi

Ilmu pengetahuan dalam perspektif Tuhan adalah epistemologi yang mendahului ontologi. Epistemologi yang dimaksudkan di sini adalah hakikat ilmu pengetahuan, terutama dalam hubungannya dengan

kerangka teori, paradigma dan metodologi. Sedangkan ontologi adalah objek-objek yang menjadi pusat kajian, telaah dan analisis-diskursif ilmu pengetahuan. Hubungan antara epistemologi dan ontologi adalah

hubungan antara hakikat ilmu pengetahuan dan objek telaah ilmu pengetahuan. Epistemologi Tuhan mendasari adanya kehendak penciptaan beragam ontologi yang tersebar luas di alam semesta.

Ilmu pengetahuan dalam perspektif manusia adalah ontologi yang

(2)

Dua perspektif ilmu pengetahuan ini sesungguhnya saling berkorelasi secara niscaya, menjadi perspektif holistik. Epistemologi Tuhan

melahirkan ontologi alam semesta, dan ontologi alam semesta

melahirkan epistemologi manusia. Inilah hubungan aksiomatik “dua epistemologi, satu ontologi”. Dalam konteks ini, epistemologi Tuhan dan epistemologi manusia terlibat perjumpaan di “terminal” ontologi. Dengan perspektif holistik semacam ini, maka peradaban menjadi sumber

kecemerlangan tercetusnya dua hal yang sangat penting, yaitu

keagungan Tuhan di alam semesta dan kemuliaan hidup manusia di muka Bumi.

Krisis Peradaban

Dinamika sejarah umat manusia terus-menerus diwarnai oleh krisis peradaban. Persis sebagaimana tersimpulkan dalam studi-studi makro-historis, tersuar panorama berkenaan dengan jatuh-bangunya

peradaban. Hampir tak ada entitas manusia yang terus-menerus sukses mempertahankan peradaban dalam durasi waktu sangat panjang. Itulah mengapa, sebagian dari manusia masa kini tertegun menyaksikan

peradaban-peradaban lampau yang telah runtuh. Bagi manusia masa kini, peradaban-peradaban adiluhung pun sekadar tercatat sebagai memorabilia: Warisan agung masa lampau umat manusia yang gemilang.

Mengacu pada pemikiran filosofis eksistensial-transenden, kegagalan menjadikan dua perspektif ilmu pengetahuan sebagai landasan pijak peradaban merupakan penyebab pokok runtuhnya peradaban-peradaban adiluhung. Relasi segitiga Tuhan-Manusia-Peradaban tereduksi menjadi sekadar relasi instrumental-mekanistik antara manusia dan peradaban. Kalau pun masih ada, narasi Ilahiah bertahan semata sebagai tendesi personal individual dalam totalitas dialektika peradaban. Narasi Ilahiah terseruk ke dalam ceruk-ceruk eskapisme personal individual. Pada titik persoalan ini, narasi Ilahiah sepenuhnya sirna dari peradaban, untuk kemudian digantikan oleh narasi anamilitas dalam format pragmatisme dan hedonisme.

Makna penting narasi Ilahiah dalam peradaban terkait erat dengan hakikat penciptaan alam semesta. Bahwa secara filosofis, penciptaan (oleh Tuhan) berjalin kelindan dengan pemaknaan (oleh manusia). Tuhan menghadirkian ciptaan (ontologi) baru, yang belum pernah ada

sebelumnya. Dalam dekapan peradaban, manusia memaknai hakikat ciptaan (ontologi) untuk melahirkan ciptaan (karya) yang lebih baru. Jika keadaaan ini bertahan dalam jangka panjang, maka Tuhan menjadi

imanen, dan manusia menjadi transenden.

Mengacu pada hakikat penciptaan alam semesta, maka ontologi tercipta sebagai anugerah Tuhan, dan manusia mensyukuri keberadaan ontologi-ontologi melalui pemaknaan. Hasil dari pemaknaann itulah yang

(3)

perspektif holistik inilah yang mengukuhkan peradaban sebagai ajang: Manusia memangsa sesamanya.[]

Anwari WMK, pemburu mahluk-mahluk astral, puisikus, filosof di

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak aktif yang tidak larut metanol 80 % difraksinasi dengan kromatografi cair vakum dengan menggunakan fase gerak dengan gradient kepolaran yang berbeda (wasbenzen

Kajian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian akademik di Sekolah Jenis Kebangsaan (Tamil) yang berstatus Sekolah Kurang Murid (SKM) di daerah

Guru dan Karyawan pulang sesuai jam kerja yang telah ditentukan Yayasan atau setelah menyiapkan kegiatan dan perlengkapan KBM untuk esok

Pendekatan keterampilan proses harus diterapkan karena ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan

o Lampu lalu lintas adalah suatu alat kendali (kontrol) dengan menggunakan lampu yang terpasang pada persimpangan dengan tujuan untuk mengatur arus lalu lintas. o Software

The purpose of this study was to isolate the non-symbiotic N-fixing bacteria and P solubilizing bacteria from local compost and to determine the effect of

Perkap Nomor 7 Tahun 2005 pada Pasal 3 memperbolehkan seorang polisi untuk menjadi penasihat hukum namun sekedar mengingatkan kembali bahwa terdapat asas Lex

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diketahui pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Samboja struktur jenis vegetasi dan komposisi jenis terdiri dari 342