• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIO ANALISIS LAPORAN KEUANGAN untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RASIO ANALISIS LAPORAN KEUANGAN untuk"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci keberhasilan perusahaan untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan merupakan komponen laporan keuangan yang digunakan sebagai alat untuk menilai baik tidaknya kinerja perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan untuk maju dan kerjasama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Salah satu faktor yang dapat menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan itu baik atau tidak yaitu dengan analisis laporan keuangan.

(2)

Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan

2.2. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Definisi Analisis Rasio Keuangan? 2. Apa Saja Jenis-jenis Analisa Rasio?

2.3... Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut

1. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai Analisis Rasio. 2. Untuk mengetahui Pengertian Analisis Rasio Keuangan

3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Analisa Rasio

4. Untuk mengetahui Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 5. Untuk mengetahui Pemakai Rasio Keuangan

6. Untuk mengetahui Penggunaan Rasio Keuangan

7. Untuk memahami implementasi dari Contoh Soal Analisa Rasio Keuangan

(3)

2.1. Pengertian Analisa Rasio Keuangan

Secara umum analisa ratio diartikan sebagai analisa untuk mengetahui hubungan-hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan L/R secara individu /kombinasi dari keduanya.

Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)

Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.

2.2. Jenis-jenis Analisa Rasio

2.2.1. RASIO LIKUIDITAS

Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer and Marcus, 1995).Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid.

(4)

1. Current Ratio

Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio.

Current ratio = Current Asset

Current liabilities

Current ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan perusahaan untuk membayar jangka pendek.

2. Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)

Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga hal yang menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash ratio

Cash Ratio = Kas + Efek /Surat Berharga

Current liabilities

Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.

3. Quitck Ratio (Acid test ratio)

Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa

Quick ratio = Aktiva Lancar – Persediaan =Kas +Efek +Hutang

Current Liabilities Current Liabilities

(5)

Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharafkan dapat berubah menjadi kas dlm jangka pendek, utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.

Net working capital to total asset ratio = Current asset –Current Liabilities

Jumlah Aktiva

5. Interval Measure (Defensive interval ratio)

Interval measure menghubungkan antara defensive asset dengan taksiran rata-rata pengeluaran kas untuk operasi dalam setiap harinya. Interval measure memberikan informasi kepada para kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup biaya minimum rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan operasi yang paling utama.

Interval measure = Kas+Surat berharga+Piutang

Taksiran rata-rata pengeluaran

2.2.2. RASIO LEVERAGE

Rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk menanam modal oleh para pemilik dengan proposinya dengan dana yang diproleh dari para kreditur perusahaan (Brealey, Myer and marcus, 1995). Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.

1. Total Debt to Total Capital Asset Ratio (Debt Rasio)

(6)

Debt Rasio = Total Utang

Total Aktiva

Atau =Utg Lancar + Utg JK PJ

Jumlah Modal/Aktiva

2. Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik.

Debt to equity ratio = Total Utang

Modal pemilik

Atau = H Lancar + H JK Panjang

Jml Modal Sendiri

3. Long Term Debt To Equity Ratio

Rasio ini membandingkan antara utang ajngka panjang dan modal pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang janka panjang semakin rendah rasio semakin aman bagi kreditur.

Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang

Modal pemilik

4. Tangible Asset Debt Coverage

(7)

Tangible Asset debt Coverage = Aktiva-aktiva tidak berwujud-utang lancar

Utang jangka panjang

5. Time Interest Earned (Interest Coverage)

Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang jangka panjang, rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak dapat berkurang untuk membayar untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Time interest earned = Laba sebelum bunga dan pajak

Bunga utang

6. Debt Service Coverage

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.

Debt Service Coverage =

Laba sebelum bunga dan pajak

Bunga utang jangka panjang+ biaya sewa + Angsuran pokok pinjaman

7. Earning Variabiliti

Jumlah beban utang yang besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidak pastian risiko pada laba dimasa yang akan datang, Semakin tinggi paribelitas perusahaan menunjukan ketidak pastian diperoleh laba pada perusahaan.

Earning Variability = Strandar Deviasi (EBIT-EBIT)

(8)

2.2.3. RASIO AKTIVITAS

Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan (Horne and Wachowicz, 1995).

1. Total Operating Asset Turnover

Total aktiva yang bekerja adalah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode.

Total operating asset turnover = penjualan bersih

total aktiva

Untuk perusahaan ABC tahun 1996 = 3.405 / 1873 = 1818

Rasio ini menunjukkan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Rasio ini mempunyai kelemahan yaitu rasio ini hanya menunjukkan hubungan penjualan atau penghasilan dengan aktiva yang digunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang di peroleh. Kelemahan lain adalah bahwa penjualan yang digunakan hasil dari 1 periode saja dan tingkat penjualan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor–faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahan.

2. Receivables Turnover

Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode.Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.

Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih

rata-rata

3. Average Collection Periode

(9)

Average collection periode = 360 hari

perputaran piutang dagang

= 360 hari . piutang dagang rata-rata

Penjualan kredit bersih

4. Perputaran sediaan

Perputaran sediaan ( Inventory ) membandingkan antara harga pokok barang dijual dan sediaan rata-rata atau sediaan akhir periode.

Perputaran sediaan

= penjualan bersih

barang dagangan . rata-rata sediaan pada harga jual

atau

perputaran sediaan

= harga pokok barang dijual

barang dagangan rata sediaan pada harga pokok barang dijual

Pada perusahaan manufaktur memiliki 3 macam sediaan yaitu:

sediaan bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi. Tingkat perputaran pada ketiga macam sediaan dihitung dengan cara sbb:

Perputaran Sediaan

= Biaya Bahan Baku yang Digunakan

Bahan Baku .Rata-rata sediaan Bahan Baku

(10)

Perputaran Sediaan

= Harga Pokok Produksi

Rata-Rata Sediaan Barang Dalam Proses

atau

Perputaran Sediaan

= Harga Pokok Barang Dijual

Barang Jadi . Rata-Rata Sediaan Barang Jadi

5. Average Day’s Inventory

Ialah hari rata-rata sediaan atau hari rata-rata disimpan, menunjukkan hari rata-rata dana tertanam dalam sediaan.

Average Day’s Inventory = Sediaan Rata-rata x 365 hari

Harga Pokok Barang Dijual

Inventory Rata-Rata = Sediaan Awal + Sediaan Akhir

2

6. Net Working Capital Turnover

Perputaran modal kerja neto ialah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan modal kerja (neto).

Net Working Capital Turnover = Penjualan Bersih

(11)

7. Fixed Assets Turnover

Perputaran aktiva tetap ialah rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan bersihdan aktiva tetap bersih.

Fixed Assets Turnover = Penjualan Bersih

Aktiva Tetap Bersih

2.2.4. RASIO PROFITABILITAS

Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil (Brealey, Myer, Marcus. 1995)

1. Gross Profit margin

Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.

Gross Profit Margin = Laba kotor

Penjualan bersih

laba kotor= penjualan bersih - harga pokok barang jual

2. Operating income Ratio (Opearting profit margin)

Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.

Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak

Penjualan bersih

3. Operating Ratio

(12)

Operating ratio = Biaya operasi

penjualan bersih

4. Net Profit Margin

Adalah ratio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba stl bunga dan pajak.

Net Profit Margin =Laba setelah bunga dan pajak

penjualan bersih

5. Earning Power Of Total Inverstmen

Earning power of total inversment adalah rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak, Rasio ini menunjukan tingkat pengendalian dari investasi yang telah ditanam sebelum bunga dan pajak.

Earning power of total inversment= Laba sebelum bunga dan pajak

Jumlah aktiva yang bekerja

6. Net Earning Power Ratio

Adalah rasio yang membandingkan laba setelah bung adan pajak setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva kerja.

Net Earning Power Ratio = Laba setelah bunga dan pajak

Jumlah aktiva yang bekerja

7. Rate of Return For The Owners

(13)

Rate of Return For The Owners = Laba bersih

Modal pemilik

2.3. Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain :

1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

5. Menstandarisir ukuran perusahaan

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.

Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya

b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti:

(14)

2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan

berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.

2.4. Pemakai Rasio Keuangan

Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :

a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.

b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :

(15)

2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.

2.5. Penggunaan Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :

a. Penggolonagn berdasarkan sumber data

1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.

2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.

3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.

b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis 1. Rasio likuiditas

2. Rasio solvabilitas 3. Rasio rentabilitas

4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis

2.6. Contoh Soal Analisa Rasio Keuangan

Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

(16)

= Laba Bersih Sebelum Pajak Total Aktiva

Tahun 2009 Rp22.447.021 = 0.229486415 / 0.23 Rp97.814.160

Tahun 2010 Rp21.416.351 = 0.214682081 / 0.21 Rp99.758.447

Rendahnya rentabilitas tergantung pada :

Operating Profit Margin

Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.

Rumus :

Laba bersih sebelum pajak Penjualan

Tahun 2009 Rp22.447.021 = 0.331676185 / 0.33 = 33% Rp67.677.518

Tahun 2010 Rp21.416.351 = 0.312058962 / 0.31 = 31% Rp68.629.181

Asset Turnover

Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.

Rumus :

(17)

Tahun 2009 Rp67.677.518 = 0,6918989847686674 / 0.70 = 7% Rp97.814.160

Tahun 2010 Rp68.629.181 = 0,6879535825171777 / 0.69 = 69% Rp99.758.447

Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Rasio solvabilitas terdiri dari:

Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)

Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.

Rumus:

Total Hutang Total Modal

Tahun 2009 Rp48.228.553 = 1.24775506 / 1.25 = 125% Rp38.652.260

Tahun 2010 Rp43.343.664 = 0.975796748 /0.97 Rp44.418.742

Analisis:

(18)

Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97

Debt Ratio

Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva

Rumus:

Total Hutang Total Aktiva

Tahun 2009 Rp48.228.553 = 0.4930631 / 0.5 = 5% Rp97.814.160

Tahun 2010 Rp43.343.664 = 0.434486154 / 0.43 = 43%

Rp99.758.447

Analisis

Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.

Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)

Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

Rumus;

(19)

Tahun 2009 Rp22.447.021 = 10.70956899 / 10.70 = 1070% Rp 2.095.978

Tahun 2010 Rp21.416.351 = 11.10786422 / 11.11 = 1111% Rp 1.928.035

Analisis

Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.

Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035

Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas

Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Current Ratio Rumus:

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Tahun 2009 Rp16.186.024 X 100% = 0.601864751 Rp26.893.125

= 60.18% / 60.2%

Tahun 2010 Rp18.730.627 X 100% = 0.914898662 Rp20.472.898

(20)

Analisis

Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602

Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91

Quick Ratio

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.

Rumus:

Aktiva Lancar - Persediaan X 100% Hutang Lancar

Tahun 2009 Rp16.186.024 - Rp128.025 X 100% = Rp16.057.999 X 100% Rp26.893.125 Rp26.893.125

= 0.597104241 = 59.7% / 60%

Tahun 2010 Rp18.730.627 - Rp90.140 X 100% = Rp18.640.487 X 100% Rp20.472.898 Rp20.472.898

= 0.910495768 = 91%

Analisis

(21)

Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.91

Cash Ratio

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.

Rumus:

Kas(Bank) X 100% Hutang Lancar

Tahun 2009 Rp 7.805.460 X 100% = 0.290239977 Rp26.893.125 = 29%

Tahun 2010 Rp 9.119.849 X 100% = 0.445459602 Rp20.472.898 = 44.5%

Analisis

Pada tahun 2009, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29

(22)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara umum analisa ratio diartikan sebagai analisa untuk mengetahui hubungan-hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan L/R secara individu /kombinasi dari keduanya.

Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.

3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Lia, Ninna. 2015. Makalah Analisa Rasio. http://aninjola.blogspot.co.id/2015/02/makalah-analisa-rasio.html (Diakses 4 Desember 2015)

Uswatun, Indah. 2012. Tugas Akhir Analisis Laporan Keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini

Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan taat terhadap titik penaatan, dan parameter baku mutu namun perusahaan tidak taat terhadap pelaporan,

Penulisan jurnal mengikuti urutan; nama belakang , nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara tanda petik), judul jurnal

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi sholat beijamaah kelas II MI Sabilul Huda Jimbaran kecamatan Bandungan.. kabupaten

Bagi golongan yang beriktikad berlainan dari apa yang telah dijelaskan dengan menyamakan Allah Taala dengan makhluk ciptaanNya sendiri seperti bertempat ( al-

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hubungan peran kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah

Penelitian yang dilakukan oleh Atok, Al Hakim, Untari, dan Margono (2015) terhadap dosen pengampu mata kuliah PKn dan mahasiswa pada tujuh perguruan tinggi, yaitu