• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Kristen Krida Wacana Laporan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Universitas Kristen Krida Wacana Laporan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Krida Wacana

Laporan Family Folder Karies Gigi dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Di Puskesmas Cikampek, Karawang

Disusun oleh :

Yoshevine Lorisika Ginting 11 2015464

Tugas Akhir Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

(2)

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekalhigus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan seara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginyabagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan

upaya kesehatan masyarakat. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pembangunan unsur manusia agar memiliki kualitas, mampu bersaing diera yang penuh tantangan saat ini maupun asa yang akan datang. Pembangunan kesehatan menjadi perhatian serius dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda prioritas pembangunan selain pembangunan bidang lainnya.1

Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Aspek tersebut saling berhubungan dan saling memengaruhi baik cara pencegahan dan perawatan gigi masyarakat maupun penanggulangan keadaan kesehatan gigi masyarakat. Agar mendapatkan hasil yang baik dalam upaya kesehatan gigi perlu diketahui masalah yang berkaitan dengan proses terjadinya kerusakan gigi (karies gigi) termasuk etiologi dan resiko karies gigi.1

(3)

Anak usia Sekolah Dasar (SD) tergolong kedalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga diselenggarakan secara terpadu dengan keiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Keseharan Gigi Sekolah (UKGS). 1

Anak usia sekolah adalah anak yang berumur 6-12 tahun yang masih sekolah pada tingkat dasar. (SD), anak usia sekolah sangat rentan terkena karies gigi karena mereka memiliki

kegemaran dalam mengkonsumsi makanan yang manis sedangkan orangtua kurang memerhatikan kebiasaan anak untuk menggosok gigi. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok gigi, maka kebiasaan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami karies. Selain itu kebiasaan minum susu menjelang tidur serta kebiasaan mengulum permen dan makanan anis juga dapat menjadi penyebab karies gigi. 1

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Karies dentis secara tidak langsung dapat menghambat tumbuh kembang serta pertumbuhan gigi pada anak

1.2.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (Kemenkes), menunjukkan prevalensi karies gigi dalam 12 bulan terakhir di Indonesia adalah 25,9% .

1.2.3 Prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 persen, sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Secara

keseluruhan kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 8,1 persen.

1.2.4 Anak usia Sekolah Dasar (SD) tergolong kedalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan

1.2.5 Indeks DMF-T (Decayed Missing Filled Teeth) secara nasional menurut RISKESDAS 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%, sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional

1.3 Tujuan

(5)

1.4 Sasaran

(6)

Bab II Kerangka Teori 2.1 Karies gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan, host dan bakteri. Proses karies gigi ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, terjadinya invasibakteri dan kerusakan pada jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri. Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut akan memengaruhi asupan makanan dan intake gizi yang mengakibatkan gangguan-gangguan pertumbuhan yang akan memengaruhii status gizi sehingga dapay menyebabkan menurunnya

fungsi biologis tubuh atau malnutrisi. 4,5

2.2 Etiologi

Adapun penyebab karies gigi yaitu bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli.

Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi sedikit demi sedikit. Terdapat 4 faktor utama yang menyebabkan karies gigi diantaranya host (gigi dan saliva), mikroorganisme, substrat serta faktor waktu yang dapat saling berinteraksi dan

memengaruhi proses karies gigi. 4,5

(7)

2.3 Faktor penyebab terjadinya karies gigi

a. Hospes

1. Gigi.

Komponen gigi terlihat dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan dibawah email. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Kuat atau lemahnya struktur gigi terhadap proses kerusakan karies dapat dilihat dari warna, keburaman dan kelicinan permukaan gigi serta ketebalan email. 4,5

2. Saliva (air ludah)

Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa mulut. Komponen saliva yang berpengaruh

terhadap karies gigi adalah saliva yang banyak mengandung sodium, potassium, khlorida, bikarbonat (komponen anorganik), enzim amylase, maltase, albumin, asam urat, kreatinin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat (komponen organik). 4,5

b. Mikroorganisme

Jenis bakteri yang dapat menimbulkan karies yaitu Streptococcus mutans beberapa jenis

Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis, Streptococcus miller dan banuak Lactobacillus serta

beberapa spesies Actinomyces.4,5

C. Faktor Substrat (sisa makanan)

Pembentukan plak yang sangat cepat terjadi pada pemberian makanan lewat mulut. Sebagian dari makanan yang diberikann menggabungkan diri dan cocok sebagai substrak bakteri plak. Substrat dari makanan, kebalikannya dari air ludah hanya dijumpai beberapa saat setiap hari, tetapi pada konsentrasi tinggi polisakarida disintesis di dalam plak dan asam dalam jumlah besar dibentuk dari gula. Selama periode penyediaan makanan terjadi seleksi yang menyimpang, penggunaaan gula berkali-kali menambah peetumbuhan plak dan menambah jumlah

(8)

d. Faktor waktu

Adanya kemampuan saliva mendepositkan kembali mineral selama berlangsung proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terjadi atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lengkungan gigi maka karies tidak menghancurkan dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahunan.4,5

e. Perilaku dalam Kebersihan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu keadaan dimana gigi bebas dari plak dan kalkulus serta penyakit mulut lainnya, kebersihan mulut yang bagus akan membuat gigi dan jaringan sekitarnya sehat. Beberapa cara sederhana untuk mendapatkan gigi yang bersih dan sehat yaitu menggosok gigi paling sedikit dua kali sehari, bila mungkin menggosok gigi setelah makan,

mengurangi makanan yang mengandung gula, hindarilah makanan tersebut diantara dua waktu makan, dan memeriksakan gigi ke dokter gigi secara teratur paling tidak 6 bulan satu kali.4,5

f. Keturunan

Seseorang yang mempunyai susunan gigi berjejal (maloklusi) ada kemungkinan besar bawaan dari orang tuanya. Berdasarkan hasil studi tentang faktor-faktor yang memengaruhi karies gigi memperlihatkan orang-orang yang memiliki gigi yang berjejal lebih mudah terkena karies gigi karena dengan gigi berjejal sisa makanan akan sulit dibersihkan. 4,5

g. Lingkungan

Pada keadaan lingkungan yang berpengaruh adalah air yang mengandung fluor. Pada daerah yang memiliki kandungan fluor yang cukup (0,7 ppm sampai 1 ppm) prevalensi karies gigi akan rendah. 4,5

h. Faktor jajanan

(9)

2.4 Pencegahan karies

Mengingat penyakit ini memerlukan bakteri plak, substrat karbohidrat, dan permukaan gigi yang

rentan, maka terdapat tiga cara dalam pencegahan karies, yaitu :

1) Hilangkan substrat karbohidrat

2) Meningkatkan ketahanan pejamu

(10)

Bab III Materi dan Metode

3.1 Materi

a) Pengenalan mengenai karies gigi pada anak b) Bagaimana terjadinya karies gigi pada anak

c) Edukasi pentingnya menjaga kesehatan gigi dalam memeriksakan kesehatan gigi setiap 6 bulan 1 kali dan mengosok gigi pada pagi dan malam hari.

d) Upaya perilaku hidup bersih dan sehat

3.2 Metode

Metode yang digunakan adalah penemuan penderita secara pasif (Passive Case Finding). Penemuan penderita pasif adalah kegiatan mendatangi pasien ke rumah berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas. Adapun hal-hal yang dilakukan adalah :

a) Mendapatkan data lengkap mengenai pasien dari aspek biologis, psikologis dan sosialnya

b) Mendapatkan data yang lengkap terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan gigi pasien dan keluarga

c) Mendapatkan data lengkap mengenai keadaan rumah dan keluarga pasien d) Mendapatkan data lengkap mengenai keadaan lingkungan tempat tinggal pasien. e) Menganalisa dan memberikan penjelasan pada pasien mengenai penanganan hal-hal

(11)

Bab IV

Hasil Kunjungan Rumah

4.1 Hasil Anamnesis dan Pengamatan

Puskesmas : Puskesmas Cikampek

Data riwayat keluarga

1. Identitas Pasien

a. Nama : An.NQ b. Umur : 9 tahun

c. Jenis kelamin : laki-laki d. Pekerjaan : Pelajar

e. Alamat : Desa Cikampek Barat KP.Karajan Barat RT 001/RW 008 Cikampek

2. Riwayat Biologis Keluarga

a. Keadaan kesehatan sekarang : baik

b. Kebersihan perorangan : Cukup

C. Penyakit yang sering diderita : ISPA

d. Penyakit keturunan : tidak ada

e. Penyakit kronis yang menular : tidak ada

f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

g. Pola makan : teratur

h. Pola istirahat : baik

(12)

3. Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan buruk : Malas menggosok gigi dan senang makan permen

b. Pengambilan keputusan : Ayah

C. Ketergantungan obat : Tidak ada

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas

e. Pola rekreasi : Kurang

4. Keadaan rumah/lingkungan

a. Jenis bangunan : permanen

b. Lantai rumah : keramik

c. Luas rumah : 100 m2

d. Penerangan : Cukup

e. Kebersihan : Cukup

f. Ventilasi : Cukup

g. Dapur : ada

h. Jamban keluarga : ada

i. Sumber air minum : air PDAM yang dimasak

j. Sumber pencemaran air : tidak ada

k. Pemanfaatan perkarangan : tidak ada

l. Sistem pembuangan air limbah : ada

m. Tempat pembuangan sampah : ada

(13)

5. Spiritual Keluarga

a. Ketaatan beribadah : Cukup

b. Keyakinan tentang kesehatan : Cukup

6. Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat pendidikan : Cukup

b. Hubungan antar anggota keluarga : baik

C. Hubungan dengan orang lain : baik

d. Kegiatan organisasi sosial : kurang

e. Keadaan ekonomi : Cukup

7. Kultural Keluarga

Adat yang berpengaruh : tidak adat yang berpengaruh

8. Daftar Anggota Keluarga

No Daftar Keluarga

(14)

9. Keluhan utama : Nyeri gigi sejak 3 hari

10. Keluhan tambahan : tidak ada

11. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri di gigi dirasakan hilang timbul sudah 1 minggu. Gigi terasa ngilu dan nyut-nyutan. Pasien mengatakan mengalami hal yang sama saat giginya hampir tanggal 2 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan saat pasien mengunyah makanan, dan saat makan makanan manis. Pasien tidak membiasakan diri untuk menyikat gigi setiap hari, dan pasien gemar mengkonsumsi makanan manis. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya.

12. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada

• Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-) • Hidung : Septum deviasi (-), Sekret (-)

• Telinga : Lapang, Tidak tampak kelainan dari luar • Gigi :

Keadaan Gusi : Sehat

Kebersihan gigi : Kurang, Sebagian Kotor

Keadaan gigi : Ada gigi Karies, Berlubang, Sisa akar

• Leher : Kelenjar getah bening regional dan kelenjar tiroid tidak tampak membesar. • Ekstremitas : Bentuk normal, edema (-), atrofi (-), Reflex fisiologis (+),

Reflex patologis (-)

(15)

15. Diagnosis penyakit : karies gigi 16. Diagnosis keluarga : -

17. Anjuran penatalaksanaan penyakit a. Promotif

Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan cara menyikat gigi yang baik dan benar. b. Preventif

Membiasakan menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari. c. Kuratif

Memeriksakan keadaan gigi ke fasilitas kesehatan terdekat agar tidak menjadi infeksi lebih lanjut

d. Rehabilitatif

Pada pasien harus dibiasakan menjaga kesehatan gigi dengan teratur menyikat gigi dua kali sehari, serta mengurangi makanan manis agar tidak menambah resiko terjadinya karies gigi berulang.

18. Prognosis

a. Penyakit : Dubia et bonam.

b. Keluarga : Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga serta mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat jasmani dan rohani dan prognosisnya baik untuk pasien juga keluarga.

19. Resume

(16)

Bab V giginya akan tanggal. Anak NQ memiliki kebiasaan suka mengkonsumsi makanan manis dan tidak menggosok gigi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi nadi 98 kali/menit, suhu

36,50C, frekuensi napas 22 kali/menit. Pada pemeriksaan gigi Anak NQ, ditemukan keadaan gusi yang sehat, kebersihan gigi yang kurang, dan ada beberapa gigi yang berlubang, sisa akar, dan berkaries. Pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Saat ini anak NQ terdiagnosis karies gigi.

5.2 Analisis Kunjungan Rumah a. Kondisi pasien

Keadaan umum pasien dalam keadaan baik, namun pada pemeriksaan gigi dalam keadaan tidak sehat.

b. Keadaan rumah

• Lokasi : Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain tidak terlalu rapat.

• Kondisi : Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah terbuat dari batu bata, lantainya terbuat dari keramik, beratap seng.

• Luas rumah : 100 m2. C. Pembagian rumah

Rumah tidak bertingkat, terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan 1 jamban.

d. Ventilasi

Ventilasi pada rumah pasien cukup.

e. Penerangan

(17)

f. Kebersihan

Kebersihan dalam rumah anak NQ cukup g. Sanitasi dasar

Sumber air minum berasal dari air PDAM yang dimasak, dan digunakan juga untuk keperluan memasak, mencuci dan mandi. Terdapat satu kamar mandi dan kakus yang digunakan hanya untuk keluarga pasien. Pada bagian dapur ada tempat mencuci piring yang dijadikan satu dengan tempat mencuci baju.

5.3 Analisis Fungsi Keluarga a. Keadaan Biologis

Dalam keluarga pasien saat ini semua dalam keadaan sehat b. Keadaan Psikologis

Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga turut bekerja sama dan pasien bahagia dengan keluarga yang dimilikinya.

c. Keadaan Sosiologis

(18)

Bab VI Penutup

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data riwayat keluarga diatas kesimpulan yang dapat diambil adalah keadaan kesehatan keluarga pasien sekarang baik, akan tetapi orangtua tidak membiasakan anak mereka untuk mengosok gigi 2 kali sehari serta kurang memerhatikan jenis makanan atau jajanan anak NQ. Oleh sebab itu anak NQ mengalami karies gigi.

6.2 Saran

(19)

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. 2012.h.1-15.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar Nasional. 2013. Di Unduh dari :

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. 02 September 2017

3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun

2013. 2013. Diunduh dari:

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/kunjungan-kerja/jawa-barat.pdf. 02 September 2017.

4.Hastuti S, Andriyani A. Perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan gigi dalam meningkatkan

pengetahuan tentang kesehatan gigi dalam meningkatkan pegetahuan tentang kesehatan gigi

pada anak di SDN 2 Sambi kecamatan Sambi kabupaten Boyolali. Jurnal Majalah Gaster Vol.

7 No. 2, Agustus 2010. hal.624-632.

5. Alhamda S. Status kebersihan gigi dan mulut dengan status karies gigi (kajian pada murid

kelompok umur 12 tahun di SDN kota Bukittingi). Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27 No.

(20)

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kadar Cu ditentukan dengan AAS, komposisi kation dan anion diketahui dengan mengukur nilai daya hantar listriknya dan adanya gugus etilendiamin yang berikatan

Berdasarkan lokasi pengambilan sampel, akumulasi logam berat timbal (Pb) pada tumbuhan mangrove secara berturut-turut dari yang terbesar adalah Muara Sungai Tallo dengan kandungan

Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi I Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kota Denpasar akan melaksanakan Prakualifikasi untuk paket pekerjaan

[r]

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa: terjadi peningkatan hasil belajar pada pembelajaran teori dengan nilai rerata kelas sebesar 39,15 dari nilai

LE V E L IN TE G RASI L IN TAS AP LIK ASI IMPLEMENTASI INTEGRASI APLIKASI PERENCANAAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA UNTUK PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA

In a simulation experiment, the APSIM Nwheat model was used with historical weather data to study the relationship between rate and timing of N fertiliser and grain yield, grain