• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh turbiditas terhadap ekosistem p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh turbiditas terhadap ekosistem p"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

LIMNOLOGI

Pengaruh Kekeruhan/ Turbidity terhadap

Ekosistem Perairan

Disusun Oleh :

Sona Yudha Diliana

230110130217

Perikanan C

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan, baik itu untuk manusia, hewan, tumbuhan maupun untuk proses industri, produksi pertanian dan penggunaan domestik (Effendi, 2003).

Kemajuan industri dan teknologi telah dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Akan tetapi, disisi lain kemajuan ini dapat pula berdampak pada lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berdampak pula pada manusia. Agar lingkungan tetap terjaga dengan baik dan alam tetap dapat memberikan daya dukungnya bagi organisme dan manusia, maka semua kegiatan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kualitas hidup manusia, seperti industri, transportasi, pertanian, perikanan, peternakan, pertambangan, pembangkit listrik dan lain-lain, dan termasuk aktivitas rumah tangga, haruslah selalu memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (Umar, 2012).

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik, lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil. Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lentingnya (Umar, 2012).

Keseimbangan lingkungan akan menjadi tidak statis, artinya terjadi penurunan dan kenaikan. Penurunan dan kenaikan terjadi pada populasi setiap jenis. Lingkungan yang seimbang memiliki daya dukung dan daya lenting yang tinggi. Daya dukung artinya kemampuan lingkungan memenuhi kebutuhan mahluk hidup di dalamnya, sedangkan daya lenting adalah daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang (Lina, 1985).

(3)

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air adalah Turbiditas (Kekeruhan). Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan bahan Organik maupun Anorganik yang terdapat di perairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.

Pada tahap pemeliharaan benih, faktor turbiditas sangat mempangaruhi kehidupan benih maupun larva di dalam perairan. Turbiditas terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian masal, hal ini disebabkan adanya luka pada tubuh benih maupun larva sehingga terjadi infeksi dan mempercepat pertumbuhan penyakit. Biasanya kalau terjadi kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan mengelupasnya sisik / kulit benih maupun larva akibat infeksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kekeruhan atau Turbiditas ? 2. Apa yang dimaksud dengan Ekosistem Perairan?

3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kekeruhan pada Perairan? 4. Dampak kekeruhan terhadap Ekosistem Perariran?

1.3 Tujuan

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi turbiditas.

2. Untuk mengetahui Pengertian, Karakteristik dan Jenis-jenis Perairan.

3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kekeruhan pada perairan. 4. Untuk menganalisis dampak kekeruhan terhadap ekosistem perairan.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kekeruhan(turbidity)

Turbiditas merupakan pengukuran optik dari hamburan sinar yang dihasilkan karena interaksi antara sinar yang diberikan dengan partikel suspensi yang terdispersi dalam larutan. Partikel-partikel suspensi tersebut dapat berupa lempung alga, material organik, mikroorganisme, material koloid, dan sebagainya. Kekeruhan/turbiditas adalah banyaknya jumlah partikel tersuspensi molekul besar sekalipun seperti tannin dan lignin di dalam air. (Saidar,et.al, 2002)

Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air dapat diketahui secara visual, sedangkan penciuman dapat mendeteksi adanya perubahan bau pada air serta peraba pada kulit dapat membedakan suhu air, selanjutnya rasa tawar, asin dan lain sebagainya dapat dideteksi oleh lidah (indera perasa) (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005; Effendi, 2003 dalam Irawan dkk, 2009).

Kekeruhan merupakan sifat fisik air yang tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif, karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa. Kekeruhan ini disebabkan air mengandung begitu banyak partikel tersuspensi sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarna dan kotor.

Menurut Nybakken (1992) dalam Siagian (2009), menyatakan bahwa adanya zat-zat tersuspensi dalam perairan akan menimbulkan kekeruhan pada perairan tersebut dan kekeruhan ini akan mempengaruhi ekologi dalam hal penurunan cahaya yang mencolok.

(5)

terlarut menjadi menurun, bahkan pada tingkat kekeruhan tertentu dapat menyebabkan insang tidak dapat berfungsi dan menyebabkan kematian.

2.2 Turbidimeter

Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan, yang biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Salah satu parameter mutu yang sangat vital adalah kekeruhan yang kadang-kadang diabaikan karena

dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat ujinya yang tidak ada, padahal hal tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu. Oleh sebab itu, untuk mengendalikan mutu dilakukan uji kekeruhan dengan alat turbidimeter. Ada beberapa cara praktis memeriksa kualitas air, pertama dengan ukuran redaman (pengurangan kekuatan) cahaya saat melewati kolom sampel air, Kekeruhan diukur dengan cara ini menggunakan alat yang disebut nephelometer dengan setup detektor ke sisi sinar. Satuan kekeruhan dari nephelometer dikalibrasi disebut Nephelometric Turbidity Unit

(NTU). Kekeruhan di danau, waduk, saluran, dan laut dapat diukur dengan menggunakan Secchi disk (Keping Secchi).

Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :

a) Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang.

b) Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.

(6)

2.3 Air

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan. Fungsi air tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan salah satu komponen utama dalam bahan dan produk pangan. Air memiliki manfaat yang sangat banyak yang berguna bagi mahluk hidup di bumi, sehingga air mempunyai peranan yang penting dalam melangsungkan kehidupan. Rumus kimia air dalam lingkungan laboratorium adalah H2O. Tetapi kenyataannya di alam, rumus tersebut menjadi H2O+X, dimana X berbentuk karakteristika bilogic (bersifat hidup) ataupun berbentuk karakteristika non biologic (bersifat mati). Pengotor yang ada dalam air yang akan diolah sebelum digunakan dalam industri dapat bermacam-macam, diantaranya adalah kekeruhan (turbidity).

2.4 Ekosistem Perairan

2.4.1 Pengertian Ekosistem

 Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).

 Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).

(7)

2.4.2 Pengertian Perairan Mengalir dan Menggenang

Perairan mengalir (lotik) merupakan perairan yang dicirikan adanya arus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus, contohnya antara lain: sungai, kali, kanal, parit, dan sebagainya.

Perairan menggenang (lentik) disebut juga perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama.

2.4.3 Karakteristik Perairan

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu kawasan/wilayah tertentu, baik yang bersifat mengalir(lotik), tergenang (lentik), tawar (fresh), payau (brackish) maupun asin (saline). Lotik adalah kumpulan massa air permukaan yang bersifat dinamis/mengalir (>30cm/dt). Perairan Mengalir (Lotik) Meliputi :

 Spring (mata air)

 Stream ( aliran air yang keluar dari mata air)

 River ( anak sungai)

 Main river ( sungai yang mengantarkan air hingga laut)

 Estuarine (muara), tempat bercampurnya air tawar dan air laut (air payau/brackish)

Spring - Stream

 Air jernih (turbiditas rendah) dengan nilai 5 NTU (nepteolitic turbidity unit), dipengaruhi bahan yang tersuspensi, Alat ukurnya adalah Turbidimeter.

 Satuan warna (unit pt-Co [platina- cobalt]) -yang disebabkan bahan yang terlarut.

 Arus ceopat (>30cm/dt) --- alat ukur arus adalah current meter.

 Kelarutan oksigen tinggi (>4 mg/l).

(8)

 Produktifitas/sumber makanan/energi umumnya diperoleh secara Alocthonous ( proses daun yang jatuh ke stream).

Biota Perairan Ekosistem Stream

Komunitas dari organisme algae, bakteri, jamur (fungi) dan protozoa umumnya berinteraksi membentuk suatu polymer extrasellular complex, yang disebut : Biofilm ( Sheldon et al, 1997). Dalam ekosistem stream organisme bentik invertebrata sangat berperan dalam aliran energi/makanan. Keragaman ini dapat dihitung berdasarkan :

 Shannon index : >2 = baik

 Simpson index : 0,6 - 0.8 = baik

River - Main River

 Air realtif keruh >5 NTU (nepteolitic turbidity unit)

 Arus realtif cepat (>30cm/dt)

 Kelarutan oksigen bervariasi ( tergantung tingkat pencemaran daerah aliran sungai)

 Dasar perairan berpasir dan berlumpur

 Produktifitas/sumber makanan/energi umumnya diperoleh secara Alocthonous maupun autocthonous

Estuarine

 Merupakan daerah tangkapan unsur hara (nutrient trap)

 Terjadinya fluktuasi salinitas

 Turbiditas tinggi umumnya disebabkan oleh komunitas algae/plankton

 Kelimpahan plankton tinggi, keragaman ( species diversity ) rendah

 Produktivitas tinggi

(9)

2.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kekeruhan

2.5.1 Suhu

Suhu air merupakan satu faktor yang penting bagi ikan. Ikan adalah organisma berdarah dingin dan mempunyai suhu tubuh yang sama dengan suhu persekitarannya (air). Suhu air akan memberi kesan terhadap aktivitas, makan, pembesaran dan pembiakan semua ikan. Suhu air juga dapat berperan didalam menentukan jumlah gas (oksigen, karbon dioksida, nitrogen,dll) yang terlarut didalam air. Semakin dingin air semakin banyak kandungan gas yang dapat terlarut. Suhu juga memegang peranan didalam proses stratifikasi termal “thermal stratification”. Bagi para penternak yang menjalankan aktivitas ternakan ikan dalam sangkar harus memahami dengan seksama mengenai perkara ini. Air yang lebih dingin biasanya lebih berat dari air yang panas. Perbedaan yang sedemikian akan menyebabkan air tadi tidak dapat bercampur. Hujan lebat yang terus menerus selama beberapa hari akan menyebabkan stratifikasi termal “pecah” dan air dibagian bawah tasik/empangan akan bercampur dengan air dibagian permukaan dan kematian masal akan terjadi. Kandungan suhu yang ideal untuk usaha budidaya ikan adalah 23-32°C.(Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).

2.5.2 Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut, adalah parameter kimia air yang terpenting didalam akuakultur. Kandungan oksigen yang rendah akan mengakibatkan kematian ikan yang banyak, secara langsung atau tidak langsung, Seperti juga manusia, ikan memerlukan oksigen untuk proses respirasi (bernafas). Jumlah oksigen yang diperlukan oleh ikan adalah bergantung kepada size (ukuran), kadar makan, tahap aktivitas, dan juga suhu. Anak ikan atau benih memerlukan jumlah oksigen yang lebih dibandingkan dengan ikan yang lebih besar, kerana kadar metabolik anak ikan lebih tinggi.

(10)

akan menyebabkan ikan merasa tertekan, dan pada kandungan oksigen < 2 mg/l pula dapat menyebabkan kematian ikan. Walau bagaimanapun harus diingat, terdapat juga jenis-jenis ikan yang tidak memerlukan kandungan oksigen yang tinggi, contohnya ikan Keli.

Seperti yang kita ketahui bukan hanya ikan yang memerlukan oksigen, tetapi juga bakteri memerlukan jumlah oksigen yang besar, Ketika terjadi Dekomposisi (penguraian) bahan-bahan organik (terdir dari algae, bakteria, dan bahan buangan ikan) adalah merupakan proses yang utama menggunakan oksigen didalam sistem akuakultur.

2.5.3 Karbondioksida (CO2)

Jumlah kandungan CO2 pada tahap 10 mg/l masih tidak mendatangkan kesan kepada kehidupan ikan jika pada masa yang sama kandungan oksigen didalam air yang tinggi. Air kolam yang yang mempunyai kadar penebaran ikan yang normal, selalu mempunyai kandungan CO2 sekitar <5 mg/l. Bagi kolam yang mempunyai kepadatan yang tinggi, misalnya bagi ternakan secara intensif, kandungan CO2 adalah pada tahap antara 0 mg/l pada sebelah tengah hari dan 5 - 15 mg/l pada waktu subuh Tahap kandungan CO2 > 20 mg/l akan mendatangkan masalah kepada ikan.

Ada dua cara yang dapat diamalkan untuk mengurangkan kandungan CO2. Cara yang paling mudah adalah dengan memberikan pengudaraan "aeration". Dengan cara ini CO2 boleh dibebaskan ke udara. Cara kedua adalah dengan menambah bahan yang terdiri dari "carbonate", contohnya CaCO3 atau Na2CO3. Cara ini akan menghilangkan CO2 dari air dan menyimpannya didalam bentuk penampan "bicarbonate" atau "carbonate". Kita akan sentuh perkara ini didalam perkara berkaitan dengan alkalinitas. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).

2.5.4 Blooming Plankton

(11)

dapat menyebabkan perubahan warna dan konsentrasi air secara drastis, kematian massal biota laut, perubahan struktur komunitas ekosistem perairan, bahkan keracunan dan kematian pada manusia. Ciri-ciri terjadinya Red Tide atau blooming plankton:

1. Perubahan warna air laut atau estuaria dari hijau biru menjadi merah, merah kecoklatan, hijau atau kuning hijau.

2. Banyaknya ikan mati. 3. Perubahan bau.

Faktor Pemicu Ledakan Populasi

Populasi blooming fitoplankton di suatu peraian di sebabkan oleh faktor-faktor lingkungan perairan yaitu sebagai berikut:

 Upwelling

Upwelling sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ledakan alga, dapat didefinisikan sebagai peristiwa menaiknya massa air laut dari lapisan bawah ke permukaan (dari kedalaman 150 – 250 meter) karena proses fisik perairan. Proses upwelling terjadi karena kekosongan massa air pada lapisan permukaan, akibat terbawa ke tempat lain oleh arus. Upwelling dapat terjadi di daerah pantai dan di laut lepas. Di daerah pantai, upweling dapat terjadi jika massa air lapisan permukaan mengalir meninggalkan pantai. Untuk laut lepas, proses upwelling dapat terjadi karena adanya pola arus permukaan yang menyebar (divergence), sehingga massa air dari lapisan bawah permukaan akan mengalir ke atas mengisi kekosongan yang terjadi karena menyebarnya arus. Adanya proses ini ditandai dengan turunya suhu permukaan laut yang cukup mencolok (sekitar 2oC untuk daerah tropis, dan > 2oC untuk daerah sub tropis). Upwelling dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

(12)

2. Jenis berkala (periodic type) yang terjadi hanya selama satu musim saja. Selama air naik, massa air lapisan permukaan meninggalkan lokasi air naik, dan massa air yang lebih berat dari lapisan bawah bergerak ke atas mencapai permukaan.

3. Jenis silih berganti (alternating type) yang terjadi secara bergantian dengan penenggelaman massa air (sinking). Dalam satu musim, air ringan di lapisan permukaan bergerak ke luar dari lokasi terjadinya air naik dan air lebih berat di lapisan bawah bergerak ke atas yang kemudian tenggelam.

 Masuknya nutrisi atau eutrofikasi kedalam laut akan bertanggung jawab terjadinya proses peledakan algae, baik itu mikro algae yang berkembang didaerah perairan dangkal atau diperairan yang dalam yang dapat berasosiasi dengan endemic hipoksia didasar.

 Penolakan pemakanan oleh predator herbivora terhadap jenis plankton yang beracun.

 Adanya hujan lebat serta masuknya air tawar ke laut dalam jumlah yang besar.

 Pada musim semi terjadi kelimpahan plankton, Musim semi membawa suhu hangat dan sinar matahari meningkat, menciptakan termoklin yang memerangkap nutrisi pada permukaan laut. Hal ini memungkinkan fitoplankton untuk menyerap energi dan mengambil dalam nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfotosintesis dan berkembang biak.

 Nutrisi (unsure hara) yang melimpah dalam perairan untuk energi dan pertumbuhannya, sehingga meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dengan cepat.

2.5.5 Limbah cair

(13)

A. Jenis dan macam limbah cair

Jenis dan macam limbah cair dikelompokan berdasarkan sumber penyebab air limbah, yang secara umum terdiri :

1. Limbah domestik. Air yang berasal dari kegiatan penghunian (rumah tinggal, hotel, sekolah, kampus, perkantoran, pasar, pertokoan, dan fasilitas umum). Yang dapat dikelompokan menjadi air buangan kamar mandi, air buangan wc, dan air buangan dapur dan cuci.

2. Limbah industri. Air yang berasal dari kegiatan industri (logam, tekstil, kulit, makanan, minuman, kimia, dll)

3. Air limbah limpasan dan rembesan air hujan. Yaitu air yang melimpas di atas permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah sebagai akibat terjadinya hujan.

B. Kuantitas air limbah

Banyaknya air limbah dipengaruhi oleh hal-hal sbb :

 Jumlah air bersih yang dibutuhkan per kapita, yang pada umumnya diperkirakan berkisar 60 % - 70% dari banyaknya air bersih yang dibutuhkan.

 Keadaan masyarakat dan lingkungan, yang dapat dibedakan berdasarkan tingkat perkembangan suatu daerah (kota, urban, dan pedesaan), daerah yang mengalami kekeringan, pola hidup masyarakat (di jawa barat dengan kolam ikannya, di kalimantan dengan jamban apungnya)

 Keserempakan pembuangan air limbah yang tidak sama antara sumber satu dengan lainnya se tiap hari. Beberapa besaran air buangan limbah yang sering digunakan dalam perencanaan adalah sbb:

 Amerika ……… 100 - 200 liter/orang/hari

 Eropa ……… 40 - 225 liter/orang/hari

(14)

 Limbah industri ……… 50 liter/orang/hari

 Air limbah yang akan masuk pipa harus digelontor air bersih yang banyaknya sama atau lebih dari limbahnya, yang dimaksudkan agar aliran dalam pipa dapat selalu lancar karena sedimentasi yang terjadi dapat dihilangkan pada saat penggelontoran, dan dengan penggelontoran, maka kepekatan air limbah akan berkurang.

 Untuk menghitung debit air limbah domestik dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu dengan perhitungan yang berdasarkan pada debit air limbah domestik per kapita sebesar 150 liter/orang/hari, atau dengan perhitungan yang berdasarkan debit air bersih rata-rata, yaitu 1 liter/detik/1000 orang.

C. Kualitas air limbah

Kualitas air limbah dapat diketahui melalui karakteristiknya, sbb :

Sifat fisik

Bahan padat : terapung, tersuspensi, terlarut dan mengendap. Yang mengendap terdiri dari pasir dan lumpur kasar, lumpur halus dan lumpur koloid

Warna : coklat muda (berumur 6 jam), abu-abu tua (merupakan air limbah yang sedang mengalami pembusukkan), hitam (air limbah sudah membusuk akibat bakteri anaerob)

Bau : terasa bau tidak sedap saat air limbah pada kondisi anaerob

Suhu : suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari air bersih

Sifat kimia

 Organik : minyak, lemak, protein, dan karbonat

 Anorganik : sulfat, chlorida, nitrogen, fosfor, belerang dan logam berat (fe, al, mn, mg dan pb)

 Gas-gas : hirogen sulfida, karbon dioksida, oksigen, dan metan

Sifat biologis

(15)

kerang-kerangan), tumbuhan (lumut dan pakis), protista (bakteri, mikroorganisme).

D. Dekomposisi air limbah

Air limbah yang dibuang ke alam akan mengalami proses dekomposisi alami yang dilakukan oleh mikroorganisme baik organik yang terdapat dalam air limbah untuk menjadi bahan yang stabil dan diterima oleh lingkungan. Namun alam yang memperbaikinya memiliki keterbatasan dalam melakukan proses tersebut apabila jumlah limbah yang dibuang melebihi kemampuannya (daya dukungnya). Proses dekomposisi dapat berlangsung dengan cara :

1. Dekomposisi secara aerobik

 Bahan organik terlarut diuraikan oleh bakteri aerob menjadi energi, gas, bakteri baru dan bahan buangan akhir yang stabil seperti karbon dioksida, nitrat (NO3), sulfat (SO4).

 Proses perombakan biologis dilakukan oleh bakteri aerob untuk mengoksidasi bahan organik terlarut terurai secara lengkap. Agar proses berjalan dengan baik, maka diperlukan oksigen dalam jumlah cukup banyak.

2. Dekomposisi secara anaerobik

 Bahan organik terlarut akan dirombak oleh bakteri anaerob menjadi senyawa organik sederhana, seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4), hydrogen sulfida (H2S), amonia (NH3).

 Dalam proses ini air menjadi berbau, keruh, kotor, serta terjadi pengendapan lumpur.

E. Sistem dan Pola Pengaliran Air Limbah

Untuk menangani air limbah domestik secara komunal diperlukan saluran air limbah yang dapat mengalirkannya mulai dari sumber limbah sampai ke instalasi pengolah air limbah (IPAL). Saluran air limbah tersebut berupa jaringan pipa yang ditanam di bawah permukaan tanah kota. Jaringan ini sering disebut dengan riool kota.

(16)

1. Pipa saluran air limbah menjadi satu kesatuan dalam jaringan pipa air limbah yang semuanya tertanam dibawah permukaan tanah

2. Dimensi pipanya besar (untuk menampung air limbah dan air penggelontor)

3. Pada tempat pertemuan pipa harus ada bak kontrol yang dapat digunakan oleh petugas untuk masuk ke jalan inspeksi

Jenis pipa yang digunakan biasanya terbuat dari galvanis iron pipe, baja tuang, keramik, tanah liat, beton cor atau PVC.

2.6 Dampak Kekeruhan pada Ekosistem Perairan

Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari semakin keruh suatu badan air maka semakin menghambat sinar matahari masuk kedalam air. Pengaruh tingkat pencahayaan matahari sangat besar pada metabolism makhluk hidup dalam air, jika cahaya matahari yang masuk berkurang maka makhluk hidup dalam air terganggu, khususnya makhluk hidup pada kedalaman air tertentu, demikian pula sebaliknya (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005; Alaerts dan Santika, 1987 dalam Irawan dkk, 2009).

Akibatnya bagi budidaya ikan adalah dapat mengganggu masuknya sinar matahari, membahayakan bagi ikan maupun bagi organisme makanan ikan karena dapat menggangu proses respirasi dan metabolisme, dan juga dapat mempengaruhi corak dan sifat optis dari suatu perairan. Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi sebanding dengan peningkatan konsentrasi kekeruhan dan berbanding terbalik dengan kecerahan. Keberadaan total padatan tersuspensi di perairan mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam badan air. Dan dampaknya bagi budidaya perairan adalah adanya absorbsi cahaya oleh air dan bahan-bahan terlarut, pembiasan cahaya yang di sebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Nilai kecerahan suatu perairan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya matahari ke dalam badan air.

(17)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekosistem perairan yang beraneka ragam dengan biota perairan sebagai pelengkapnya memiliki peranan yang penting bagi kelangsungan hidup seluruh organisme yang ada di lingkungan tersebut. Faktor-faktor fisik, kimia maupun biologis turut serta dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas suatu perairan agar berada pada keseimbangan. Salah satu faktor fisik yang mempengaruhi perairan adalah kekeruhan.

Kekeruhan merupakan suatu indikator yang menunjukan bahwa suatu perairan telah tersuspensi oleh bahan terlarut lain, sehingga mengganggu aktivitas biologis yang ada di dalamnya. Yang dalam jangka pendek maupun jangka panjang memiliki pengaruh terhadap ekosistem perairan tersebut.

Kekeruhan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Suhu

2. Oksigen Terlarut 3. Karbondioksida (CO2)

4. Blooming Plankton

5. Limbah Cair

(18)

Ada beberapa cara untuk penanggulangan kekeruhan pada suatu perairan. Yaitu proses Purifikasi/proses pemurnian air. Pemurnian air dalam bahasa Inggris disebut water purification yaitu proses merubah keadaan air dari keruh, berbau dan berwarna, pH beraneka menjadi air yang jernih, bebas dari keruh, berbau dan berwarna serta pH yang netral. Mengatasi kekeruhan dapat dilakukan dengan berbagai cara:

1. Pengendapan secara alami (proses sedimentasi) dengan cara membiarkan maka air yang mengandung lumpur kasar maupun halus akan perlahan-lahan mengendap. 2. Melalui proses koagulasi, air yang mengandung koloidal akan diendapkan memakai

bahan koagulan.

3. Proses sedimentasi aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

Hefni Effendi. 2007. Telaah kualitas air ; Kanisius 2003, Yogyakarta.

Ir. syaamsudin Adang Rifai, Ir. Komar Pertagunawan. 1982. Biologi perikanan. Tidak diperjual belikan, milik Depertemen pendidikan dan kebudayaan 1982.

Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc. Englewood, new Jersey. 510 pp. Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station,

Auburn, Alabama. 359 pp.

Sumber Elektronik :

Definisi Ekosistem (http://www.irwantoshut.net/ekosistem.html) diakses pada 10 Maret 2014 Pukul 00:30 WIB

Pengertian Ekosistem (id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem) diakses pada 10 Maret 2014 pukul 00:27 WIB

Definisi Kekeruhan (http://citra1401.blogspot.com/) diakses pada 11 Maret 2014 Pukul 20:12

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji beda rata-rata jumlah kematian diperoleh nilai p = 0,000 (p &lt; 0,005) sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata

Penelitian lain mengenai perilaku psikis tokoh dilakukan oleh Farida Buduri dalam skripsinya yang berjudul Novel Deana Pada Suatu Ketika karya Title Said : Sebuah

Tidak hanya mempunyai dampak positif, perkembangan teknologi dalam bidang kehutanan juga memiliki dampak negatif yaitu pemanfaatan yang tidak bertanggung jawab.

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar

Buku Guru Bahasa Inggris untuk SMP/MTs Kelas IX, Kemdikbud (2015) Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):. “Wacana interaktif kelas antara guru dan siswa Kelas 1, 2,

Menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam kuadran ini dinilai BERLEBIHAN pelaksanaannya, terutama disebabkan karena mahasiswa menganggap

Mutu memiliki arti yaitu kemampuan ability yang dimiliki oleh sutau produk atau jasa services yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan satisfaction pelanggan

Keuntungan lain dari sistem tanam ubikayu double row adalah jumlah bibit yang digunakan lebih sedikit yakni 11.700 tanaman dibandingkan dengan sistem tanam petani biasa