• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Forgiven - Penokohan dan Konflik Batin Tokoh Utama Novel Forgiven Karya Morra Quatro : Analisis Psikologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Forgiven - Penokohan dan Konflik Batin Tokoh Utama Novel Forgiven Karya Morra Quatro : Analisis Psikologi Sastra"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep 2.1.1 Forgiven

Forgiven merupakan bentuk ketiga dari forgive (maaf). Forgiven adalah bentuk pasif, dalam bahasa Indonesia dibubuhkan awalan di- sehingga mempunyai arti “yang dimaafkan”.

Menurut kamus Oxford (1942) forgiven adalah keinginan seseorang untuk memaafkan seorang yang lain tanpa syarat dan tidak mempunyai hasrat untuk menghukum atau membalas dendam.

Forgiven (past participle) means one no longer has the wish to punish somebody.”

Selanjutnya dalam Wikipedia, forgiven berasal dari kata forgiveness yang berarti “memaafkan”. Kata ini sudah dikategorikan ke dalam konsep psikologi dan kebajikan. Memaafkan (forgiveness) juga dapat dikategorikan dalam hal seseorang yang memaafkan tanpa menuntut balasan, yang meliputi memaafkan diri sendiri, dan dalam hubungan; orang yang memaafkan dan dimaafkan (in terms of the relationship between the forgiver and the person forgiven). Dalam banyak konteks memaafkan dapat ditafsirkan sebagai harapan tanpa merusak keadilan, tanpa balasan dari orang yang disakiti kepada orang yang dimaafkan (forgiven).

(2)

social sciences and medicine. Forgiveness may be considered simply in terms of the person who forgives including forgiving themselves, in terms of the person forgiven or in terms of the relationship between the forgiver and the person forgiven. In most contexts, forgiveness is granted without any expectation of restorative justice, and without any response on the part of the offender (for example, one may forgive a person who is incommunicado or dead). In practical terms, it may be necessary for the offender to offer some form of acknowledgment, an apology, or even just ask for forgiveness, in order for the wronged person to believe himself able to forgive.

Dalam novel Forgiven yang berperan sebagai pemaaf (forgiver) adalah tokoh utama Karla dan yang dimaafkan (forgiven) adalah Will yang berkali-kali menyakiti Karla. Dalam cerita pada novel Will berkali-kali dimaafkan oleh Karla adalah sebagai bentuk rasa cinta Karla yang tanpa pamrih, tanpa mengharapkan balasan dan tidak pernah menuntut balas atas apapun yang sudah terjadi. Karla sebagai tokoh utama walaupun mengalami konflik batin namun lebih condong kepada mengikhlaskan setiap hal yang terjadi. Kepergian Will mampu memporakporandakan hati Karla. Jarak membuat rindu Karla merajalela. Dia merasa kehilangan bagian terbaik dalam hidupnya. Namun apa pun bentuk kehilangan yang dirasakan Karla tidak mampu membuatnya membenci atau bahkan melupakan Will sampai pada saat Karla mengetahui semua kebenaran tentang menghilangnya Will di sisa hidup Will yang divonis hukuman mati. 2.1.2 Tokoh

(3)

tersebut tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) :

“Tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.”

Tokoh – tokoh itu sendiri dapat dibedakan dalam beberapa bagian. Ada tokoh yang selalu muncul di hampir setiap bagian cerita dan mendominasi alur cerita pada novel yang disebut dengan tokoh utama. Ada pula tokoh yang hanya mendapat beberapa bagian dari dialog dan jarang muncul yang sering disebut sebagai figuran / tokoh tambahan.

Menurut Nurgiyantoro (1995:176) berdasarkan peranan dan tingkat pentingnya, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalan novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan kejadiannya lebih sedikit dibandingkan tokoh utama. Kejadiannya hanya ada jika berkaitan dengan tokoh utama secara langsung.

(4)

tokoh utama atau kehadirannya sangat diperlukan untuk memperkuat karakter tokoh utama.

2.1.3 Penokohan

Gambaran mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya dan batinnya yang dapat berubah, pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya disebut dengan penokohan.

Menurut Suroto (1989:92) ada dua hal yang penting dalam penokohan, yaitu teknik penyampaian dan kepribadian tokoh yang ditampilkan. Keduanya memiliki hubungan yang erat karena penggambaran tokoh harus sesuai dengan watak/kepribadian tokoh itu sendiri.

Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro,1995:165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

2.1.4 Psikologi Sastra

(5)

Dalam prosesnya peneliti melakukan penelitian dengan mempergunakan teori psikologi sastra melalui pendekatan psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Freud meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan atau dipenuhi.

Endaswara berpendapat dalam bukunya (2008 : 99) bahwa meskipun karya sastra bersifat kreatif dan imajiner, pencipta tetap memanfaatkan hukum – hukum psikologi untuk menghidupkan karakter tokoh – tokohnya. Pencipta sadar atau tidak telah menerapkan teori psikologi secara diam – diam.

Kemudian Ratna ( 2004:343) mengemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yaitu : a) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, b) memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksi dalam karya sastra, dan c) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca.

2.1.5 Konflik Batin

(6)

dan sebagainya. Pengertian konflik batin menurut Alwi, dkk (2005 : 587) adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku.

Freud (http://bintangmuhammad81.blogspot.com/2013/03/konflik-batin.html?m) menyatakan bahwa faktor – faktor yang memegang peranan

penting dalam beberapa gangguan batin antara lain: a. Teori Agresi

Teori ini menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri. Agresi yang diarahkan pada diri sendiri sebagai bagian dari nafsu bawaan yang bersifat merusak. Prosesnya terjadi akibat kehilangan atau perasaan terhadap objek yang sangat dicintai.

b. Teori Kehilangan

Teori kehilangan merujuk pada perpisahan traumatik individu dengan benda atau seseorang yang sebelumnya dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Hal penting dalam teori ini adalah kehilangan dan perpisahan sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi dalam kehidupan yang menjadi faktor pencetus terjadinya stress.

c. Teori Kepribadian

Teori kepribadian merupakan konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor. Pandangan ini memfokuskan pada variable utama dari psikososial yaitu harga diri rendah.

d. Teori kognitif

Teori kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri sendiri, dunia seseorang dan masa depannya. Individu dapat berpikir tentang mencoba memahami kemampuannya.

e. Teori Ketidakberdayaan

Teori ketidakberdayaan menunjukkan bahwa konflik batin dapat menyebabkan depresi dan keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang adaptif.

(7)

Teori perilaku menunjukkan bahwa penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan. Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya terhadap lingkungan, tetapi juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan apa saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki pengaruh yang bermakna antar satu dengan yang lainnya.

2.2 Landasan Teori

Novel adalah gambaran singkat tentang suatu kehidupan manusia dan beberapa masalahnya. Manusia merupakan makhluk dinamis dan selalu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya, baik secara fisik maupun psikis. Lingkungan tempat seseorang itu hidup adalah faktor yang terpenting yang dapat membentuk kepribadiannya, misalnya yang menyangkut status sosial, ekonomi, atau segala sesuatu yang mengelilingi seseorang sepanjang hidupnya. Hubungan antara seseorang dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal balik yaitu lingkungan dapat mempengaruhi psikologis seseorang, begitu juga sebaliknya psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi lingkungannya. Banyak sastrawan yang mempelajari psikologi untuk memantapkan karyanya karena unsur psikologi dapat membantu merangsang sebuah karya untuk lebih hidup.

(8)

banyak berhubungan dengan pendekatan ekspresi, sebaliknya, apabila perhatian ditujukan pada karya, maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan objektif.

Suwardi Endaswara (2003 : 101) berpendapat bahwa psikoanalisa adalah wilayah kajian psikologi sastra yang pertama kali diumumkan oleh Sigmund Freud. Freud berpendapat bahwa seseorang yang tengah menciptakan sebuah karya sastra akan terserang penyakit neurosis yang membuatnya seperti tertekan dan kehilangan akal sehat (bukan berarti gila). Ketaksadaran ini menyublim ke dalam produk kreatif pengarang. Hal ini dalam psikosastra dipandang sebagai psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu :

id, ego, dan superego.

Id adalah aspek kepribadian dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu yang sering disebut “energi buta”, sedangkan ego

berkembang atas prinsip kenyataan, selanjutnya superego mengontrol energi-energi buta dari Id tersebut. Melalui kateksis dari id pengarang akan mampu menciptakan simbol – simbol tertentu dalam karyanya. Namun, jika diperlukan anti kateksis dari ego dan superego akan menekan gerak-gerik yang tidak bijaksana dari id. Rintangan oleh anti kateksis terhadap kateksis inilah yang dinamakan pertentangan batin.

(9)

mempelajari perkembangan kepribadian dan perilaku abnormal daripada pendekatan psikologi lainnya.

Selanjutnya menurut Milner (dalam Endaswara,2008 : 101) ada dua hal yang dinyatakan sebagai hubungan antara sastra dan psikoanalisa, pertama ada kesamaan antara hasrat – hasrat yang tersembunyi pada setiap manusia yang menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita,karena karya sastra itu memberikan jalan keluar terhadap hasrat – hasrat rahasia tersebut. Kedua, ada kesejajaran antara mimpi dan sastra, dalam hal ini kita menghubungkan elaborasi karya sastra dengan proses elaborasi mimpi, yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”.

Itulah sebabnya proses kreativitas penulis dalam menciptakan karyanya sangat dipengaruhi oleh sistem sensor intern yang mendorongnya untuk menyembunyikan atau memutarbalikkan hal – hal penting yang ingin dikatakan atau mendorongnya untuk mengatakan dalam bentuk langsung atau telah diubah.

Ratna ( 2004 : 63 ) menyebutkan dalam penelitian, sebagai psikoanalisis Freud bertumpu pada a) bahasa pasien, jadi juga keterlibatan sastra, b) memakai objek mimpi, fantasi, dan mite, yang dalam sastra ketiganya merupakan sumber imajinasi.

(10)

“keadaan jiwa’ pencipta sehingga muncul ide teks sastra. Peneliti psikologi sastra pada akhirnya juga akan mampu membaca rentetan psikologi pembaca. Teks sastra merupakan rangsangan bawah sadar pada pembaca. Semakin tinggi tingkat daya rangsang sebuah teks dapat mempengaruhi jiwa pembaca, maka semakin berkualitas pula karya sastra itu.

2.3 Tinjauan Pustaka

Novel Forgiven karya Morra Quatro adalah novel yang sarat dengan kompleksnya kehidupan khususnya kehidupan remaja dan persahabatan. Cara penyampaian Morra Quatro sangat menarik karena rangkaian kata demi kata mampu disusun dengan hati – hati dan sarat akan perbendaharaan kata dan istilah. Sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada yang mengkaji novel tersebut mengingat peredarannya baru sekitar tahun 2010.

Sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian sastra dengan menggunakan analisis psikosastra. Penelitian dengan pendekatan psikosastra tetapi dengan objek yang berbeda telah dilakukan oleh Lissa Ernawati dalam skripsinya yang berjudul Novel Rojak karya Fira Basuki : Analisis Psikosastra.

Lissa menganalisis keadaan psikologis tokoh – tokohnya dari segi kesepian, frustasi, dan kepribadian.

(11)

penelitiannya tersebut, Farida menemukan perilaku psikis dan perilaku trauma psikis yang terjadi pada tokoh sebelum dan sesudah mengetahui penyakit yang dideritanya.

Penelitian berikutnya adalah oleh Pipiet dalam tulisannya yang berjudul Konflik dan Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya NH. Dini. Dalam tulisannya Pipiet mengungkapkan bagaiman kepribadian tokoh utama dalam novel dan bagaima konflik psikologis dari tokoh tersebut terhadap interaksinya dengan dunia luar.

Selanjutnya oleh Muhammad Bintang dalam tulisannya yang berjudul

Konflik Batin mengungkapkan bahwa faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Dia juga menjelaskan hubungan antara psikologi dengan sastra sehingga penelitian dalam karya sastra melalui teori psikologi dapat dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

SEKOLAH FAVORIT / MAKA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA / MULAI TAHUN INI / /. MENGGUNAKAN SISTEM BARU

Uji secara simultan menunjukan bahwa secara simultan variabel independent (PDRB, jumlah penduduk, inflasi dan UMK) signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan kader posyandu tentang IVA test di wilayah kerja Puskesmas Mantigan Ngawi.. Penelitian

Saran pada kasus ini sebaiknya pengobatan untuk memperoleh hasil yang sempurna, fisioterapi hendaknya dapat membina kerjasama yang baik dengan pasien dan pihak

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku yang masing-masing.. mempunyai budaya dan bahasa

Berdasarkan hasil analisis R/C tersebut, komoditi wortel, bayam hijau, dan selada cos cukup menguntungkan untuk diusahakan karena nilai R/C atas biaya tunai dan R/C atas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembuatan Kepala Kepala Madrasah termasuk dalam kategori sangat baik

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur yang membangun novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar; (2) mendeskripsikan konflik batin tokoh