• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan sampah di rumah, TPS, dan TPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penanganan sampah di rumah, TPS, dan TPA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Apa itu Kompos..?

Kompos

adalah

hasil

penguraian

parsial/tidak lengkap dari campuran

bahan-bahan

organik

yang

dapat

(6)

Pengomposan?

adalah proses dimana bahan organik

(7)

Apa manfaat Kompos

Kompos memiliki banyak manfaat yang

ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan

penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

(8)

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena

pembakaran limbah

(9)

Aspek bagi tanah/tanaman:

1.

Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai

gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi

tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit

tanaman

(10)

Bahan-bahan apa saja

yang dapat dikomposkan ?

Pada dasarnya semua bahan-bahan

organik padat dapat dikomposkan,

misalnya: limbah organik rumah tangga,

sampah-sampah organik pasar/kota,

kertas,

kotoran/limbah

peternakan,

(11)
(12)
(13)

JENIS SAMPAH YANG

DAPAT DIKOMPOSKAN

SAMPAH ORGANIK

Sampah organik atau sering disebut

sampah basah adalah jenis sampah

yang berasal dari jasad hidup sehingga

mudah membusuk dan dapat hancur

secara

alami.

Contohnya

adalah

(14)
(15)

JENIS SAMPAH YANGTIDAK DAPAT DIKOMPOSKAN

SAMPAH NON-ORGANIK

(16)

Apa yang terjadi selama

proses pengomposan?

(17)

Dari Proses Pembuatannya,

Kompos di bagi 2 :

1.

Kompos alami

(18)

1. Kompos Alami

Yang dimaksud dengan pembuatan kompos secara alami adalah pembuatan kompos yang dalam proses pembuatannya berjalan dengan sendirinya, dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia. Manusia hanya membantu mengumpulkan bahan, menyusun bahan, untuk selanjutnya proses composting /

pengomposan berjalan dengan sendirinya.

(19)

2. Kompos Buatan

Yang dimaksud dengan pembuatan kompos dengan campur tangan manusia adalah pembuatan kompos yang sejak dari penyiapan bahan (pengadaan bahan dan pemilihan bahan), perlakuan terhadap bahan, pencampuran bahan, pengaturan temperatur,

pengaturan kelembaban dan pengaturan konsentrasi oksigen, semua dilakukan dibawah pengawasan

manusia.

Proses pembuatan kompos yang dibuat dengan campur tangan manusia biasanya dibantu dengan penambahan aktivator pengurai bahan baku kompos

(20)

Apa itu Starter Kompos..?

Mikro organisme dekomposer (

yang terdiri dari

bakteri pengurai, cendawan, mikroba pengurai

lainnya

) yang telah diisolasi yang digunakan

untuk mempercepat proses dekomposisi

bahan organik.

Penggunaan starter dapat mempercepat

(21)

Beberapa bahan aktivator/starter

yang dikenal di pasaran:

OrgaDec

Stardec

EM-4

Harmony

Fix-up plus

Tricoderma

MOL (Mikro Organisme Lokal)

buatan

(22)

Mikroba yg terkandung di dalam

Starter/aktivator:

Secara global terdapat 5 golongan

yang pokok yaitu:

Bakteri fotosintetik

Lactobacillus sp

Streptomycetes sp

Ragi (yeast)

(23)

Bakteri fotosintetik

Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang

dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan

substansi bioaktif lainnya.

(24)

Lactobacillus sp.

Bakteri yang memproduksi asam laktat

sebagai hasil penguaraian gula dan

karbohidrat lain yang bekerjasama dengan

bakteri fotosintesis dan ragi.

Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi

yang kuat yang dapat menekan

mikroorganisme berbahaya dan dapat

(25)

Streptomycetes sp.

(26)

Ragi (yeast)

Ragi memproduksi substansi yang berguna

bagi tanaman dengan cara fermentasi.

Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi

berguna untuk pertumbuhan sel dan

pembelahan akar. Ragi ini juga berperan

dalam perkembangan atau pembelahan

(27)

Actinomycetes

Actinomycetes merupakan organisme

peralihan antara bakteri dan jamur yang

mengambil asam amino dan zat serupa yang

diproduksi bakteri fotosintesis dan merubahnya

menjadi antibiotik untuk mengendalikan

patogen, menekan jamur dan bakteri

berbahaya dengan cara menghancurkan khitin

yaitu zat esential untuk pertumbuhannya.

(28)

Metoda Pembuatan

Kompos

Wind Row sistem

Aerated Static Pile

(29)

Wind Row sistem

 Windrow sistim adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling murah. Bahan baku

kompos ditumpuk memanjang , tinggi tumpukan 0.6 sampai 1 meter, lebar 2-5 meter. Sementara itu

panjangnya dapat mencapai 40 – 50 meter.

 Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistim ini, maka dilakukan proses

pembalikan secara periodik Inilah secara prinsip yang membedakannya dari sistim pembuatan kompos yang lain

(30)
(31)
(32)

Aerated Static Pile

 Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim,

Dalam sistim ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara ditekan memakai blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter. Proses itu sendiri diatur dengan

pengaliran oksigen. Apabila temperatur terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur turun aliran oksigen ditambah

 Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat sedemikian rupa homogen sejak awal. Dalam

pencampuran harus terdapat rongga udara yang cukup. Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus

(33)
(34)

Sistim In Vessel

 Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat silo atau parit memanjang.

Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer, sistim ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau

yang tidak sedap seperti bau sampah kota.

 Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan

udara sama seperti sistim Aerated Static Pile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu

(35)

Faktor-faktor apa yang

mempengaruhi proses

pengomposan?

Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:

1. Rasio C/N

2. Ukuran partikel 3. Aerasi

4. Porositas

5. Kandungan air 6. Suhu

7. pH

8. kandungan hara

(36)

Rasio C/N

(37)

Ukuran Partikel

 Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan

meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat.

Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas

(38)

 aerasi

 Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang

menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang

lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air

bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan

(39)

Porositas adalah ruang diantara partikel

di dalam tumpukan kompos. Porositas

dihitung dengan mengukur volume

rongga dibagi dengan volume total.

Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan

udara. Udara akan mensuplay Oksigen

untuk proses pengomposan. Apabila

rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan

oksigen akan berkurang dan proses

(40)

Kelembaban (Moisture content)

 Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen.

Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air.

(41)

Temperatur

 Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos.

Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC

menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian

mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan

(42)

pH

 Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses

pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu

sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan

penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang

(43)

Kandungan bahan berbahaya

Beberapa bahan organik mungkin

mengandung

bahan-bahan

yang

(44)
(45)
(46)

Kunci Proses Pembuatan Kompos

1.

Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang

Benar

kombinasi campuran bakan baku yg

memiliki C / N rasio = 10 s/d 12. Dari hasil

penelitian, telah diketahui bahwa terdapat 2

(dua) parameter penting dalam menentukan

pemilihan bahan baku, yaitu:

(47)

1. Faktor Kelembaban Bahan Baku

 Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup mikroorganisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila kekurangan air.

 Apabila kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan organik akan melambat.

 Apabila kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi praktis akan terhenti.

 Akan tetapi, apabila kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa oksigen), yang akan menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).

(48)

2. Faktor C/N ratio Bahan Baku

 Carbon dan Nitrogen adalah unsur yang paling penting dan menjadi faktor pembatas (disamping phospat).

 Carbon adalah sumber energi dan merupakan 50 persen dari bagian massa sel microba.

 Nitrogen merupakan komponen paling penting sebagai penyusun protein, dan bakteri disusun oleh tidak kurang dari 50% dari

biomasanya adalah protein. Jadi bacteri sangat memerlukan Nitrogen untuk mempercepat pertumbuhannya.

 Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal dan proses dekomposisi kompos akan melambat.

(49)

Perubahan2 yg terjadi pd

pengomposan

Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai mejadi CO2 & H2O atau CH4 & H2

Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2 amino, menjadi amoniak (NH3), CO2 dan H2O

Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik & sebagian lagi dlm keadan bebas (tdk terikat) yg dpt tersedia bagi tanaman. Namun unsur hara yg terikat jasad renik ini kemudian akan kembali tersedia bagi tanaman ketika jasad renik tsb mati.

Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan terbebas menjadi senyawa an-organik sehingga tersedia di dalam tanah bagi keperluan tanaman.

Referensi

Dokumen terkait

Wade (2007) terdapat beberapa aspek dari pengelolaan marah, yaitu:.. 1) Mengenali emosi marah, emosi marah merupakan kemampuan untuk mengendalikan perasaan marah sewaktu

Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah “Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Beban Tanggungan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kecamatan

Bagaimana kehidupan masyarakat Jepang khususnya kelas pekerja pada pasca Perang Dunia II tepatnya pada tahun 1970 yang digambarkan pada komik Abandon the Old in Tokyo.. 1.3

Pemohon memahami proses asesmen untuk skema Klaster Perawatan Pencegahan ( Preventive Maintenance ) Alat Berat Big Bulldozer yang mencakup persyaratan dan ruang

Menjelaskan konsep strategi pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter pada pendidikan anak usia dini yang dikembangkan secara terinci dan

Dalam tahap ini akan di rancang dan dibuat produk berupa VCD Pembelajaran dengan menggunakan program Ulead Video Studio yang dapat menarik perhatian siswa serta

Halaman 23 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN lelang, dimana dana hasil lelang tersebut digunakan sebagai pengganti pelunasan kewajiban PENGGUGAT III kepada TERGUGAT

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)