Apa itu Kompos..?
Kompos
adalah
hasil
penguraian
parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan
organik
yang
dapat
Pengomposan?
adalah proses dimana bahan organik
Apa manfaat Kompos
Kompos memiliki banyak manfaat yang
ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan
penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena
pembakaran limbah
Aspek bagi tanah/tanaman:
1.
Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai
gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi
tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit
tanaman
Bahan-bahan apa saja
yang dapat dikomposkan ?
Pada dasarnya semua bahan-bahan
organik padat dapat dikomposkan,
misalnya: limbah organik rumah tangga,
sampah-sampah organik pasar/kota,
kertas,
kotoran/limbah
peternakan,
JENIS SAMPAH YANG
DAPAT DIKOMPOSKAN
SAMPAH ORGANIK
Sampah organik atau sering disebut
sampah basah adalah jenis sampah
yang berasal dari jasad hidup sehingga
mudah membusuk dan dapat hancur
secara
alami.
Contohnya
adalah
JENIS SAMPAH YANGTIDAK DAPAT DIKOMPOSKAN
SAMPAH NON-ORGANIK
Apa yang terjadi selama
proses pengomposan?
Dari Proses Pembuatannya,
Kompos di bagi 2 :
1.
Kompos alami
1. Kompos Alami
Yang dimaksud dengan pembuatan kompos secara alami adalah pembuatan kompos yang dalam proses pembuatannya berjalan dengan sendirinya, dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia. Manusia hanya membantu mengumpulkan bahan, menyusun bahan, untuk selanjutnya proses composting /
pengomposan berjalan dengan sendirinya.
2. Kompos Buatan
Yang dimaksud dengan pembuatan kompos dengan campur tangan manusia adalah pembuatan kompos yang sejak dari penyiapan bahan (pengadaan bahan dan pemilihan bahan), perlakuan terhadap bahan, pencampuran bahan, pengaturan temperatur,
pengaturan kelembaban dan pengaturan konsentrasi oksigen, semua dilakukan dibawah pengawasan
manusia.
Proses pembuatan kompos yang dibuat dengan campur tangan manusia biasanya dibantu dengan penambahan aktivator pengurai bahan baku kompos
Apa itu Starter Kompos..?
Mikro organisme dekomposer (
yang terdiri dari
bakteri pengurai, cendawan, mikroba pengurai
lainnya
) yang telah diisolasi yang digunakan
untuk mempercepat proses dekomposisi
bahan organik.
Penggunaan starter dapat mempercepat
Beberapa bahan aktivator/starter
yang dikenal di pasaran:
OrgaDec
Stardec
EM-4
Harmony
Fix-up plus
Tricoderma
MOL (Mikro Organisme Lokal)
buatan
Mikroba yg terkandung di dalam
Starter/aktivator:
Secara global terdapat 5 golongan
yang pokok yaitu:
Bakteri fotosintetik
Lactobacillus sp
Streptomycetes sp
Ragi (yeast)
Bakteri fotosintetik
Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang
dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan
substansi bioaktif lainnya.
Lactobacillus sp.
Bakteri yang memproduksi asam laktat
sebagai hasil penguaraian gula dan
karbohidrat lain yang bekerjasama dengan
bakteri fotosintesis dan ragi.
Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi
yang kuat yang dapat menekan
mikroorganisme berbahaya dan dapat
Streptomycetes sp.
Ragi (yeast)
Ragi memproduksi substansi yang berguna
bagi tanaman dengan cara fermentasi.
Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi
berguna untuk pertumbuhan sel dan
pembelahan akar. Ragi ini juga berperan
dalam perkembangan atau pembelahan
Actinomycetes
Actinomycetes merupakan organisme
peralihan antara bakteri dan jamur yang
mengambil asam amino dan zat serupa yang
diproduksi bakteri fotosintesis dan merubahnya
menjadi antibiotik untuk mengendalikan
patogen, menekan jamur dan bakteri
berbahaya dengan cara menghancurkan khitin
yaitu zat esential untuk pertumbuhannya.
Metoda Pembuatan
Kompos
Wind Row sistem
Aerated Static Pile
Wind Row sistem
Windrow sistim adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling murah. Bahan baku
kompos ditumpuk memanjang , tinggi tumpukan 0.6 sampai 1 meter, lebar 2-5 meter. Sementara itu
panjangnya dapat mencapai 40 – 50 meter.
Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistim ini, maka dilakukan proses
pembalikan secara periodik Inilah secara prinsip yang membedakannya dari sistim pembuatan kompos yang lain
Aerated Static Pile
Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim,
Dalam sistim ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara ditekan memakai blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter. Proses itu sendiri diatur dengan
pengaliran oksigen. Apabila temperatur terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur turun aliran oksigen ditambah
Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat sedemikian rupa homogen sejak awal. Dalam
pencampuran harus terdapat rongga udara yang cukup. Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus
Sistim In Vessel
Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat silo atau parit memanjang.
Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer, sistim ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau
yang tidak sedap seperti bau sampah kota.
Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan
udara sama seperti sistim Aerated Static Pile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu
Faktor-faktor apa yang
mempengaruhi proses
pengomposan?
Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:
1. Rasio C/N
2. Ukuran partikel 3. Aerasi
4. Porositas
5. Kandungan air 6. Suhu
7. pH
8. kandungan hara
Rasio C/N
Ukuran Partikel
Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan
meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat.
Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas
aerasi
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang
menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang
lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air
bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan
Porositas adalah ruang diantara partikel
di dalam tumpukan kompos. Porositas
dihitung dengan mengukur volume
rongga dibagi dengan volume total.
Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan
udara. Udara akan mensuplay Oksigen
untuk proses pengomposan. Apabila
rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan
oksigen akan berkurang dan proses
Kelembaban (Moisture content)
Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen.
Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air.
Temperatur
Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos.
Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC
menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian
mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan
pH
Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses
pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu
sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan
penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang
Kandungan bahan berbahaya
Beberapa bahan organik mungkin
mengandung
bahan-bahan
yang
Kunci Proses Pembuatan Kompos
1.
Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang
Benar
kombinasi campuran bakan baku yg
memiliki C / N rasio = 10 s/d 12. Dari hasil
penelitian, telah diketahui bahwa terdapat 2
(dua) parameter penting dalam menentukan
pemilihan bahan baku, yaitu:
1. Faktor Kelembaban Bahan Baku
Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup mikroorganisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila kekurangan air.
Apabila kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan organik akan melambat.
Apabila kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi praktis akan terhenti.
Akan tetapi, apabila kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa oksigen), yang akan menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).
2. Faktor C/N ratio Bahan Baku
Carbon dan Nitrogen adalah unsur yang paling penting dan menjadi faktor pembatas (disamping phospat).
Carbon adalah sumber energi dan merupakan 50 persen dari bagian massa sel microba.
Nitrogen merupakan komponen paling penting sebagai penyusun protein, dan bakteri disusun oleh tidak kurang dari 50% dari
biomasanya adalah protein. Jadi bacteri sangat memerlukan Nitrogen untuk mempercepat pertumbuhannya.
Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal dan proses dekomposisi kompos akan melambat.
Perubahan2 yg terjadi pd
pengomposan
Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai mejadi CO2 & H2O atau CH4 & H2
Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2 amino, menjadi amoniak (NH3), CO2 dan H2O
Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik & sebagian lagi dlm keadan bebas (tdk terikat) yg dpt tersedia bagi tanaman. Namun unsur hara yg terikat jasad renik ini kemudian akan kembali tersedia bagi tanaman ketika jasad renik tsb mati.
Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan terbebas menjadi senyawa an-organik sehingga tersedia di dalam tanah bagi keperluan tanaman.