HUKUM AGRARIA
Bhn 15
sistematika
PENGERTIAN
1.
HUKUM TANAH NASIONAL
2.
HAK ATAS TANAH NASIONAL
LAND TIMELINE
Reformasi Agraria Sebelum UUPA
-
Hk Adat (komunalistik – religius)
-
Hk Perdata Barat (individualistik – liberal)
-
bekas Pemerintahan Swapraja (feodal)
17 - 08 - 1945
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
•
Kamus Latin Indonesia :
Ager : tanah atau sebidang tanah
Agrarius : perladangan, persawahan,
pertanian
•
KBBI : urusan pertanian, tanah
pertanian, juga urusan pemilikan tanah
•
Black’s Law Dictionary :
Agrarian: tanah, usaha pertanian
Agrarian Laws : perangkat
peraturan-peraturan hukum yang bertujuan
mengadakan pembagian tanah- tanah
yang luas dlm rangka lebih
Agraria dipakai dalam arti yg sangat luas,
meliputi :
BARA – K
Bumi meliputi permukanan bumi (tanah), tubuh bumi di daratan,
termasuk permukaan bumi, tubuh bumi yang berada di bawah air, termasuk air laut (Ps. 1 ayat 4 jo. Ps. 4 ayat 1 UUPA).
Tanah meliputi permukaan bumi di daratan & permukaan bumi yang berada di bawah air, termasuk air laut
Air perairan pedalaman maupun laut wilayah Indonesia (Ps. 1 ayat 5 UUPA).
Ruang Angkasa ruang di a/ bumi & air yg mengandung tenaga & unsur-unsur yg dpt digunakan u/ usaha-usaha memelihara &
memperkembangkan kesuburan bumi, air, serta kekayaan alam yg terkandung di dalamnya & hal-hal lainnya yg bersangkutan dgn itu (Ps. 1 ayat 6 jo. Ps. 48 UUPA).
Kekayaan alam :
a. yg terkandung di dalam bumi bahan-bahan galian yaitu unsur-unsur
kimia, mineral, bijih, segala macam batuan termasuk batuan mulia yg mrpk
endapan alam
b. yg terkandung di dalam air ikan & lain-lain kekayaan alam yg berada
di dalam perairan pedalaman & laut wilayah Indonesia
PENGERTIAN “AGRARIA”
dalam
“HUKUM AGRARIA” dalam UUPA
•
Hukum Agraria dalam arti luas
merupakan
suatu kelompok berbagai bidang hukum, yg
masing-masing mengatur hak-hak penguasaan
atas SDA ttt berkaitan dgn BARA – K, yg meliputi :
1. Hukum Tanah
2. Hukum Air
3. Hukum Penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur
dalam ruang angkasa
4. Hukum Pertambangan
5. Hukum Perikanan
Masing-masing
secara
mandiri
merupakan
HUKUM TANAH
•
Hukum Tanah
adalah keseluruhan
ketentuan-ketentuan hukum, yg tertulis maupun tidak
tertulis, yg semuanya mempunyai obyek
pengaturan
yg
sama,
yaitu
hak-hak
penguasaan a/ tanah sbg lembaga-lembaga
hukum & sbg hubungan-hubungan hukum
konkret, beraspek publik & perdata, yg dpt
disusun & dipelajari scr sistematis, hingga
keseluruhannya mjd 1 kesatuan yg mrpk 1
sistem
•
Hukum Tanah hanya mengatur tanah dari satu
aspek yaitu aspek yuridis
HUKUM TANAH NASIONAL
HUKUM TANAH NASIONAL
UU No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria
,
yang disahkan di Jakarta dan
diundangkan pada tanggal
24 September 1960,
Lembaran Negara No. 104 tahun 1960,
atau dikenal dengan
SUMBER-SUMBER HUKUM TANAH NASIONAL
Terdiri atas :
1. Sumber-sumber hukum yg tertulis a. UUD 1945 Ps. 33 ayat (3)
b. UUPA
c. Peraturan-peraturan pelaksana UUPA
d. Peraturan-peraturan yg bukan pelaksana UUPA, yg dikeluarkan setelah tgl. 24 September 1960 krn suatu masalah yg belum diatur, ex : UU
51/Prp/1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya
e. Peraturan-peraturan lama yg sementara masih
berlaku, berdasar ketentuan pasal-pasal peralihan
Hk. Tanah Positif
2. Sumber-sumber hukum yg tidak tertulis a. Norma-norma Hukum Adat
TUJUAN POKOK UUPA
1. meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan
hukum agraria nasional, yang akan
merupakan alat untuk membawakan
kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan
bagi Negara dan rakyat, terutama rakyat
tani, dalam rangka masyarakat yang adil
dan makmur.
2. meletakan dasar-dasar untuk mengadakan
kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan.
3. meletakkan dasar-dasar untuk memberikan
kepastian hukum mengenai hak-hak atas
ASAS-ASAS
1. Asas Nasional
Hak Bangsa
Indonesia, terdapat dalam
pasal 1 ayat (1), (2), (3) UUPA
•
pasal 1 (1)
seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari
seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai Bangsa
Indonesia
•
pasal 1 (2)
Seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dalam wilayah Republik
Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah
bumi, air, dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan
merupakan kekayaan nasional
•
pasal 1 (3)
2. Asas Hak Menguasai Dari Negara,
terdapat dalam Ps. 2 UUPA
Hak menguasai dari Negara ini sebagai
pengganti dari asas Domein Verklaring
yang ada pada hukum agraria barat.
Penyelenggaraannya yang berupa
3. Asas Pengakuan Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
•
Hak ulayat merupakan seperangkat wewenang dan kewajiban
suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan dengan
tanah yang terletak dalam lingkungan wilayahnya
•
Hukum Agraria Yang Berlaku Atas BARA-K Adalah Hukum Adat
Rumusan ini mengandung pengertian bahwa hukum tanah
nasional adalah hukum adat mengenai tanah
•
Hukum Adat adalah hukum aslinya golongan rakyat pribumi
yg mrpk hukum yg hidup dlm bentuk tdk tertulis dan
mengandung unsur-unsur nasional yg asli yaitu sifat
kemasyarakatan dan kekeluargaan yg berasaskan
keseimbangan serta diliputi o/ suasana keagamaan.
4. Asas Semua Hak Atas Tanah
mempunyai Fungsi Social, terdapat dalam 6 UUPA
•
Ini berarti, bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada
seseorang, tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya itu
akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata
untuk kepentingan pribadinya, apalagi kalau hal itu
menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Penggunaan tanah
harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat daripada
haknya, hingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan
kebahagiaan yang mempunyainya maupun bermanfaat bagi
masyarakat dan Negara.
•
Tetapi dalam pada itu ketentuan tersebut tidak berarti,
5. Asas Perlindungan
•
Ps. 9 (1) jo. pasal 21 ayat 1 : Hanya warga negara
Indonesia dapat mempunyai hubungan yang
sepenuhnya dengan bumi, air dan ruang angkasa,
dalam batas-batas ketentuan pasal 1 dan 2.
Yaitu bahwa orang perseorangan atau badan hukum dapat
mempunyai hak atas tanah untuk keperluan pribadi
maupun usahanya.
•
Ps. 11 (2) : Perbedaan dalam keadaan masyarakat
dan keperluan hukum golongan rakyat dimana perlu
dan tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional diperhatikan, dengan menjamin
Lanjutan … Asas Perlindungan
•
Hak milik tidak dapat dipunyai oleh orang asing dan
pemindahan hak milik kepada orang asing dilarang (pasal 26
ayat 2). Orang-orang asing dapat mempunyai tanah dengan
hak pakai yang luasnya terbatas. Demikian juga pada
dasarnya badan-badan hukum tidak dapat mempunyai hak
milik (pasal 21 ayat 2). Adapun pertimbangan untuk (pada
dasarnya) melarang badan-badan hukum mempunyai hak
milik atas tanah, ialah karena badan-badan hukum tidak perlu
mempunyai hak milik tetapi cukup hak-hak lainnya, asal saja
ada jaminan-jaminan yang cukup bagi
keperluan-keperluannya yang khusus (hak usaha, hak
Lanjutan … Asas Perlindungan
• Meskipun pada dasarnya badan-badan hukum tidak dapat mem-
punyai hak milik atas tanah, tetapi mengingat akan keperluan ma- syarakat yang sangat erat hubungannya dengan faham keagamaan, sosial dan hubungan perekonomian, maka
diadakanlah suatu "escape-clause" yang memungkinkan badan-badan hukum tertentu mempunyai hak milik. Dengan adanya "escape-clause" ini maka cukuplah nanti bila ada keperluan akan hak milik bagi sesuatu atau macam badan hukum diberikan
dispensasi oleh Pemerintah, dengan jalan menunjuk badan hukum tersebut sebagai badan-badan hukum yang dapat
mempunyai hak milik atas tanah (pasal 21 ayat 2). Badan-badan hukum yang bergerak dalam lapangan sosial dan keagamaan ditunjuk dalam pasal 49 sebagai badan-badan yang dapat mempunyai hak milik atas tanah, tetapi sepanjang tanahnya diperlukan untuk usahanya dalam bidang sosial dan keagamaan itu. Dalam hal-hal yang tidak langsung berhubungan dengan
6. Asas Tanah untuk Pertanian
• Pasal 12.(1) Segala usaha bersama.dalam lapangan agraria didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka kepentingan nasional, dalam bentuk koperasi atau bentuk-bentuk gotong-royong
lainnya.
(2) Negara dapat bersama-sama dengan pihak lain
menyelenggarakan usaha bersama dalam lapangan agraria.
• Pasal 13.
(1) Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam
lapangan agraria diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) serta menjamin bagi setiap warga-negara
Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.
(2) Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agraria dari organisasi-organisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta.
7. Asas Tata Guna Tanah
• Pasal 7 : Untuk tidak merugikan kepentingan umum
maka pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak diperkenankan.
• Pasal 10 (1) : Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada
azasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara
pemerasan.
• Pasal 11 (1) : Hubungan hukum antara orang, termasuk badan hukum, dengan bumi, air dan ruang angkasa serta wewenang-wewenang yang bersumber pada hubungan hukum itu akan diatur, agar tercapai tujuan yang disebut dalam pasal 2 ayat (3) dan dicegah penguasaan atas
8. ASAS PERSAMAAN HAK
ANTARA LAKI DAN PEREMPUAN
•
Ps. 9 (2) : "Tiap-tiap
warganegara Indonesia baik
laki-laki maupun wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk
memperoleh sesuatu hak atas
tanah serta untuk mendapat
HAK ATAS TANAH NASIONAL
Macam – macam HAT Nasional
Hierarki HAT menurut UUPA :
•
Hak Bangsa Indonesia
Ps. 1
•
Hak Menguasai Negara
Ps. 2
•
Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
Ps. 3
•
Hak-hak perorangan/individual :
1. hak-hak a/ tanah
Ps. 4 :
primer
HM, HGU, HGB, HP, yg diberikan
o/ Negara
Ps. 16
sekunder
HGB, HP yg diberikan o/
pemilik tanah, Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil,
Hak Menumpang, Hak Sewa, dll
Ps. 37, 41, 53
2. Wakaf
Ps. 49
HAK MILIK
• Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
• Dasar Hukum : 20 s.d. 27 UUPA
• Sifat :
turun-menurun, terkuat dan terpenuh
dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan
dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
• Subyek HM : (1) warga negara Indonesia (2) badan-badan hukum yang memenuhi ketentuan PP 38/1963
tentang PENUNJUKAN BADAN BADAN HUKUM YANG DAPAT MEMPUNYAI HAK MILIK ATAS TANAH, yi :
a.Bank-bank yang didirikan oleh Negara (selanjutnya disebut Bank Negara);
b.Perkumpulan-perkumpulan Koperasi Pertanian yg didirikan berdasar UU 79/1958;
c.Badan-badan keagamaan, yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/Agraria, setelah mendengar Menteri Agama;
Lanjutan hak milik
•
Hak milik hapus bila:
a. tanahnya jatuh kepada negara,
1.karena pencabutan hak berdasarkan
pasal 18 UUPA;
2.karena penyerahan dengan sukarela
oleh pemiliknya;
3.karena diterlantarkan;
4.karena ketentuan pasal 21 ayat (3) dan
26 ayat (2) UUPA ttg tdk
HAK GUNA USAHA
•
Hak guna-usaha adalah hak untuk
mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara, dalam jangka
waktu ttt, guna perusahaan
pertanian, perikanan atau
peternakan.
•
Dasar Hukum :
28 s.d. 34 UUPA jo. Ps. 2
s.d. 18 PP 40/1996
•
Sifat :
ada jangka waktunya, yi maks 35 th &
dapat diperpanjang maks 25 th; & setelah
jangka waktu & perpanjangan berakhir
dapat diberikan pembaharuan HGU di atas
tanah yang sama.
setiap peralihan, hapusnya dan
pembebanannya dengan hak-hak
lain harus didaftarkan
dapat dijadikan jaminan utang
dengan dibebani hak tanggungan
•
Subyek HGU :
a. Warga Negara
Indonesia; b. Badan hukum yang
Lanjutan hak guna usaha
• Hak Guna Usaha hapus karena:
a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau
perpanjangannya;
b. dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir
karena:
(1) tidak terpenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya
(2) putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961;
e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah;
HAK GUNA BANGUNAN
•
Hak guna-bangunan adalah hak
untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan-bangunan atas tanah
yang bukan miliknya sendiri
.
•
Dasar Hukum :
35 s.d. 40 UUPA jo.
Sifat HGB :
ada jangka waktunya, yi maks 30 th & dapat
diperpanjang maks 20 th; & setelah jangka
waktu & perpanjangan berakhir dapat diberikan
pembaharuan HGU di atas tanah yang sama.
dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
setiap peralihan, hapusnya dan
pembebanannya dengan hak-hak lain harus
didaftarkan
dapat dijadikan jaminan utang dengan
dibebani hak tanggungan
•
Subyek HGB :
a. Warga Negara Indonesia; b.
Lanjutan HGB
• HGB hapus karena:
a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau
perpanjangannya;
b. dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir
karena:
(1) tidak terpenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya
(2) putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961; e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah;
HAK PAKAI
• Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam
keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan UUPA
• Dasar Hukum : 41 s.d. 43 UUPA jo. Ps. 39 s.d. 56 PP 40/1996
• Sifat :
ada jangka waktunya, yi maks 25 th & dapat diperpanjang maks 20 th atau diberikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu. ; & setelah jangka waktu & perpanjangan berakhir dapat diberikan pembaharuan HGU di atas tanah yang sama.
dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan
Lanjutan hak pakai
•
Subyek HP :
a. Warga Negara Indonesia;
b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
c. Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, dan Pemerintah Daerah;
d. Badan-badan keagamaan dan sosial;
e. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
f. Badan hukum asing yang mempunyai
perwakilan di Indonesia;
Lanjutan … HAK PAKAI
• HP hapus karena :
a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya atau dalam perjanjian pemberiannya; b. dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sebelum jangka waktunya berakhir karena:
1) tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau
dilanggarnya ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Pasal 51 dan Pasal 52; atau
2) tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang
tertuang dalam perjanjian pemberian Hak Pakai antara pemegang Hak Pakai dan pemegang Hak Milik atau perjanjian penggunaan Hak
Pengelolaan; atau
3) putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 1961; e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah;