RESIKO PERILAKU KEKERASAN PERTEMUAN :
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu mengenal masalah pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
• Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
• Mampu membuat analisa data pada klien dengan resiko perilaku kekerasan
• Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.
Rentang Respon Marah
Adaptif Maladaptif
Perbandingan perilaku, Pasif, Agresif,
Asertif
Perilaku Pasif Asertif Agresif
Isi pembicaraan Negatif
Menghina diri sendiri Positif Menghargai diri sendiri Berlebihan Menghina
Tenanan suara Tenang, lemah, merengek
Berirama Keras, menuntut Postur Membungkuk,
kepala tunduk
Tegak, relaks Tegang, condong ke depan
Jarak personil Membolehkan,
invansi Mempertahankan jarak aman Invasi ke orang lain
Penampilan loyo Siap
melaksanakan
Mengancam
Kontak mata Sedikit/tidak ada kontak mata
Mempertahanka n sesuai
hubungan
Model Ekspresi Marah
Self Devaluasi
Rasa Bersalah Ansietas
Bermusuhan
Ekspresi Eksternal Ekspresi Internal
Perilaku Konstruktif
Perilaku Agresif
Tidak Asertif
Teori Perilaku Kekerasan
1. Teori psikoanalisa
– 2 dorongan pd manusia: eros (hidup), tanatos (mati)
– Agresif akibat tanatos > eros – Manusia memiliki insting agresi
2. Teori psikologi
– Agresi akibat frustrasi
– Ada faktor perkembangan ~ kekerasan: MR< disabilitas belajar, kerusakan otak, gg
3. Teori perilaku
– PK dipelajari
– Peran role model, imitasi perilaku 4. Sosial budaya
Budaya tdk tolerir kekerasan
Marah tdk boleh, ekspresi maladaptif
Faktor sosial ~ PK:
Kemiskinan
Gg perkawinan
Ortu tunggal
Pengangguran
Sulit mempertahankan hubungan
Risiko Perilaku Kekerasan
•
Dx medis:
– Psikotik akut
– Penyalahguna zat
•
Gejala Klinis:
– Riwayat PK
– Tdk cemas saat masuk rs
– Bicara keras
– Tegang
– Manerisme – Bermusuhan – Curiga
– Tidak Patuh
– Halusinasi
•
Kondisi Lingkungan berisiko timbulkan PK:
– Dalam kelompok – Bising
– Hilangnya privasi – Inaktif
– Staf tidak berpengalaman – Persinggungan fsik
DX KEPERAWATAN
TUJUAN
• Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan
merusak lingkungan
• Klien dapat mengekspresikan marah secara
adaptif:
– Dpt mengidentifkasi penyebab PK
– Dpt mengidentifkasi tanda dan gejala Pk
– Dpt mengidentifkasi PK yang telah dilakukan – Dpt mengidentifkasi Akibat PK
– Dpt mengekspresikan marah secara fsik
– Dpt mengekspresikan marah secara verbal/sosial – Dpt mengekspresikan marah secara spiritual
– Dpt patuh minum obat
Tindakan keperawatan
Strategi preventif Strategi antisipasi Strategi
pengekangan Kesadaran diri Penyuluhan klien Latihan asertif Komunikasi Perubahan Lingkungan Terapi perilaku Psikofarmaka Manajemen Krisis Pengasingan Pengekangan
Tdk ada riwayat
Kesadaran Diri
• Perawat meningkatkan kesadaran diri
• Selesaikan stress pribadi sebelum mengintervensi
klien
Penyuluhan Klien
• Bantu klien mengidentifkasi marah
• Berikan kesempatan untuk marah • Praktekkan ekspresi marah
• Terapkan ekspresi marah
• Terapkan ekspresi marah dalam situasi nyata • Identifkasi alternatif cara mengekspresikan
Latihan Asertif
•
Tujuan:
– Mampu berkomunikasi langsung – Mampu mengatakan tidak
– Mampu mengeluh
– Mengungkapkan apresiasi secara jujur
•
Tahap latihan:
– Diskusikan cara ekspresi marah selama ini
– Tanyakan dampaknya terhadap penyelesaian
masalah
– Jelaskan cara asertif
– Anjurkan klien memperagakan
Komunikasi dg Klien PK
• Sikap tenang, jangan gugup • Bicara lembut
• Jangan provokatif atau menghakimi • Bicara netral dan konkrit
• Jaga jarak: 1,5 meter • Hargai klien
• Peragakan bahwa perawat dapat mengendalikan
situasi
• Fasilitasi ungkapan perasaan klien • Dengarkan pembicaraan klien
• Hindari interpretasi prematur
Strategi Lingkungan
• Turunkan rangsangan lingkungan
• Buat lingkungan tenang, aman, nyaman. • Buat batasan yang konsisten
• Buat kontrak perilaku:
– Perilaku yg tidak bisa diterima – Perilaku yg bisa diterima
– Konsekuensi pelanggaran
– Kontribusi perawat dalam asuhan
• Time out
Psikofarmaka
• Anti ansietas dan hipnotik sedatif: Diazepan (valium) • Anti depresan: Amitriptilin
• Mood stabilizer: Lithium, Carbamazepine
• Anti psikotik: Chlorpromazine, haloperidol, Stelazine
Manajemen Krisis
• Identifkasi pimpinan krisis • Bentuk Tim Krisis
• Minta bantuan Satpam jika perlu • Pindahkan klien lain dari area
• Siapkan alat pengikatan jika perlu
• Buat rencana penanganan dan jelaskan pada
• Amankan anggota badan pasien
• Jelaskan kepada klien tentang alasan prosedur
tersebut. Minta kerja sama klien
• Lakukan pengikatan
• Berikan medikasi jika perlu
• Pertahankan pendekatan tenang, konsisten • Review penanganan krisis yg telah dilakukan • Asuhan kepada klien lain seperti biasanya
Pengasingan/ isolasi
•
3 prinsip terapeutik pengasingan:
–
Containment (penahanan)
–
Isolation
–
Menurunkan input sensori
•
Prosedur pengasingan:
–
Minta advis dokter
–
Bagi tugas perawat: tunjuk satu perawat
– Pastikan bentuk perilaku sebagai alasan pengekangan – Jelaskan kepada klien dan keluarga ttg prosedur
pengekangan
– Buat kontrak dg klien untuk mengendalikan perilakunya
– Anjurkan metode kontrol diri yang cocok
– Bantu memakai pakaian yang aman, lepas perhiasan, contact lens
– Simpan barang-barang yang bisa membahayakan klien – Penuhi kebutuhan dasar klien
– Beri makanan dengan peralatan yang tidak mudah
pecah
• Nyatakan keberadaan perawat secara periodik • Berikan obat jika pasien cemas atau agitasi • Beri suasana psikologis yang nyaman
• Monitor ruang pengasingan secara periodik
• Evaluasi secara periodik kebutuhan pengekangan klien
• Libatkan klien untuk memutuskan waktu bebas dari pengekangan
•
Dokumentasikan:
– Alasan pengekangan
– Respon klien
– Kondisi fsik klien – Askep yg diberikan – Alasan pengekangan
•
Akhiri pengekangan jika klien telah dpt
mengendalikan perilakunya
•
Jika tidak mampu dikendalikan dengan
Pengikatan
• Kriteria pengikatan (APA):
– Mencegah bahaya terhadap diri dan org lain
– Menghindarkan gangguan serius dan kerusakan lingkungan
– Mempertahankan penanganan sbg bag terapi perilaku – Menurunkan stimulus
Indikasi pengikatan
• Mengendalikan perilaku kekerasan
• Yg membahayakan diri sendiri maupun orang lain • Tidak dapat dikendalikan dengan obat atau terapi
Tindakan keperawatan pada
pengikatan
• Minta advis dokter
• Pertahankan privasi klien • Pastikan jumlah staf cukup
• Buat rancangan untuk melakukan pengikatan • Gunakan cara yang tepat untuk mengendalikan
• Identifkasi perilaku klien yg menjadi alasan melakukan pengikatan
• Jelaskan prosedur, tujuan, dan lama pengikatan • Jelaskan kepada klien dan keluarga kapan
pengikatan dilepaskan
• Monitor respon klien terhadap pengikatan
• Hindari mengikat di side rail tempat tidur klien
• Jauhkan simpul ikatan dari jangkauan klien • Lakukan supervisi dan monitoring sesuai
• Beri rasa nyaman secara psikologis
• Beri aktivitas diversional (menonton tv, membaca
cerita untuk klien)
• Beri obat jika perlu
• Monitor kondisi kulit daerah ikatan
• Monitor warna, temperatur, dan sensasi di daerah
ikatan
• Berikan batasan pergerakan sesuai dengan
kemampuan kontrol klien
• Beri posisi yang nyaman dan aman, hindarkan
• Lakukan pergerakan ekstremitas jika mungkin.
Pertimbangkan kemanannya
• Lakukan perubahan posisi secara secara periodik • Sediakan alat panggil perawat, misal bell.
• Bantu pemenuhan kebutuhan dasar klien
• Evaluasi secara periodik kelanjutan pngikatan • Libatkan klien dalam membuat keputusan
melepas pengikatan
•
Lakukan diskusi tentang terapi
pengikatan yang telah dilakukan
•
Dokumentasikan:
–
Alasan pengikatan
–
Respon klien
–
Kondisi fsik klien
Bagan Penanganan PK
Klien PK
Anjurkan tenang Tenang 1. BHSP
2. Diskusi penyebab 3. Diskusi PK
4. Diskusi Akibat 5. Belajar cara fisik 6. Belajar cara verbal 7. Belajar cara spiritual 8. Obat
9. Keluarga Tdk tenang Bahaya diri
Ikat Obat Tdk Bahaya diri Isolasi Obat Tenang
SP Pasien
•
BHSP
•
Diskusikan:
– Penyebab PK
– Tanda dan gejala – PK yang dilakukan – Akibat PK
•
Latih cara fsik 1: nafas dalam
•
Latih memukul bantal, cara fsik 2
SP Pasien
•
Evaluasi kemampuan:
–
Cara fsik 1: Nafas dalam
–
Cara fsik 2: Pukul bantal/kasu
–
Minum obat secara teratur
•
Latih cara verbal
SP Pasien
•
Evaluasi kemampuan:
–
Cara fsik 1: Nafas dalam
–
Cara fsik 2: Pukul bantal/kasu
–
Minum obat secara teratur
•
Latih cara verbal
SP Pasien
•
Evaluasi:
–
Cara fsik 1: nafas dalam
–
Cara fsik 2: pukul bantal dan kasur
–
Minum obat secara teratur
–
Cara verbal
•
Latih cara sprititual
SP Keluarga
• SP1: mendiskusikan masalah • SP2: Melatih merawat
• SP3: Memberi kesempatabn keluarga merawat • SP 4: memanfaatkan sumber daya (follow up