• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Diklat Seni Musik SMKN 1 Tanjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bahan Diklat Seni Musik SMKN 1 Tanjung"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Aserani Kurdi, S.Pd

SENI MUSIK

Bahan Diklat SENI BUDAYA

SMK Negeri 1 Tanjung

(2)

Judul :

Bahan Diklat Seni Budaya SENI MUSIK

Penyusun :

Aserani Kurdi, S.Pd HP. 081348840437

e-mail : asr_kr@yahoo.co.id

Pengetikan/Desain/Lay out :

ROLISA Komputer

Jln Ir.PHM.Noor Perumahan Guru SMKN1 Tanjung Kabupaten Tabalong HP.085651221501

e-mail : rolisakomputertanjung@yahoo.co.id

Penerbit :

SMK Negeri 1 Tanjung

Jln. Ir.PHM Noor Pembataan Tanjung Telp. (0526)2021874

e-mail : smkntanjung@yahoo.com

Cetakan ke:

I / Januari 2011

ii

m

lhamdulillah, puji dan syukur dipan-jatkan ke khadirat Allah SWT. yang mana dengan izin-Nya jualah dapatlah tulisan ini diselesaikan, walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.

Penyajian tulisan ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran mata diklat Seni Budaya, bi-dang materi Seni Musik pada SMK Negeri 1 Tan-jung, tingkat X Program Keahlian Akuntansi, Pema-saran, Teknologi Komputer dan Jaringan dan Multi-media.

Harapan kami, kiranya tulisan ini mendapat dukungan para orangtua/wali siswa untuk dijadi-kan sebagai buku pegangan para siswa, agar ke-giatan proses pembelajaran dapat berlangsung baik dan lancar. Atas segala partisipasinya dihaturkan banyak terimakasih.

Tanjung, 22 Januari 2011 Penyusun,

iii

A

UNTUK KALANGAN SENDIRI

(3)

Kata Pengantar (iii) Daftar Isi (iv)

1.Pengertian Musik (1)

2. Manfaat dan Fungsi Musik (3)

a. Musik Sebagai Hiburan (3)

b.Musik dan Terapi Kesehatan (4)

c. Musik dan Kecerdasan (6)

d.Musik dan Kepribadian (7)

e. Fungsi Musik Dalam Masyarakat (8)

3. Sejarah Singkat Seni Musik (16) 4. Jenis dan Macam Musik (20) a. Musik Tradisional (20) b. Musik Modern (27)

5. Bahan dasar Pembentuk Musik (36) a. Bunyi/Nada (36)

b. Tempo dan Dinamik (42)

c. Irama, Melodi dan Harmoni (43) d. Syair/Lirik Lagu (43)

6. Olah Vocal (45) a. Intonasi (46) b. Artikulasi (47) c. Resonansi (48)

iv

d. Phrasering (49) e. Pernapasan (49) f. Sikap Badan (51)

g. Ekspresi/Penjiwaan (53) h. Penampilan (57)

7. Mengenal Gitar (59) a. Sejarah Gitar (59) b. Anatomi Gitar (62)

c. Beberapa Tipps Dalam Belajar Gitar (65) d. Beberapa Hal Yang Perlu diperhatikan Dalam belajar Gitar (68)

8. Mengenal Keyboard (82)

a. Beberapa Bagian Dari Keyboard (82) b. Mengenal Tangga Nada dan Akord Keyboard (84)

(4)

usik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun beraneka ragam bunyi, seperti bunyi beduk, mesin kenda-raan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita dengar setiap hari, na-mun tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik, karena segala macam bunyi-bunyian, baru

dapat dikatakan musik apabila bunyi tersebut

ber-rama dan terasa indah bila di dengarkan.

Walaupun cukup banyak dari para ahli

mu-sik telah mencoba memberikan definisi tentang apa

itu musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap.

Menurut Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi

1

sebagai satu kesatuan.

Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada memiliki taut-an hubungtaut-an dengtaut-an nada-nada ytaut-ang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik, se-dangkan nada menyugestikan pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan tersebut. Dalam hu-bungan ini maka dikatakan bahwa seni musik me-rupakan seni yang mempunyai daya ekspresi yang paling halus dan paling langsung dibandingkan de-ngan bidang seni lainnya.

Melalui seni musik kita dapat menerka bah-kan mengerti suasana hati dan aspirasi pencipta-nya atau seseorang yang membawakan musik ter-sebut (pemain musik atau penyanyinya/yang me-nyanyikan). Segala sesuatu yang tidak mungkin di-ungkapkan melalui seni yang lain, ternyata secara lengkap, jelas dan gamblang dapat diungkapkan melalui seni musik. Pengungkapan perasaan, ide dan gagasan, ternyata lebih mudah menyatakannya melalui seni musik. Bahkan kemungkinan salah pe-ngertian, salah paham, salah persepsi, sangat kecil, bila diungkapkan melalui seni musik. Demikian ju-ga kemampuan sugestif yang dimiliki seni musik sungguh tidak diragukan lagi.

2

(5)

a.Musik Sebagai Hiburan

Aristoteles mengatakan bahwa musik mem-punyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah. Musik memiliki efek terapi yang rekreatif dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme.

Musik dapat mempengaruhi hidup seseorang. Suasana batin seseorang dapat dipengaruhi, entah itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada pendengar itu sendiri. Yang pasti, musik da-pat memberi semangat pada jiwa yang lelah, resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, musik seakan-akan dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan cintanya.

Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran pada pen-dengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, dengan mendengarkan musik, segala pi-kiran bisa kembali segar. Hasilnya, kita akan lebih bersemangat kembali mengerjakan segala aktivitas

kehidupan kita sehari-hari.

Di samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan depresi, musik terbukti da-pat menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan merangsang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres dan gelisah.

b. Musik dan Terapi Kesehatan

Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi ke-sehatan. Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya dapat diper-lambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat.

Musik dan kesehatan memiliki kaitan yang erat, dan tidak diragukan lagi bahwa dengan men-dengarkan musik perasaan seseorang akan mampu terbawa ke dalam suasana hati yang baik dan po-sitif. Musik juga memiliki kekuatan memengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat pula

(6)

dan tekanan darah menurun. Akhirnya, pendengar musik pun terbawa dalam suasana santai, baik pada pikiran maupun tubuh. Oleh karena itu, sejumlah rumah sakit di luar negeri mulai mene-rapkan terapi musik pada pasiennya yang meng-alami rawat inap.

Musik dapat menyembuhkan sakit punggung

kronis, ia bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu

bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab me-ngontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi otak yang mengontrol perasaan dan emosi. Menu-rut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sen-sitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang dapat me-negangkan ratusan otot dalam punggung.

Mendengarkan musik secara teratur mem-bantu tubuh santai secara fisik dan mental sehing-ga membantu menyembuhkan dan mencesehing-gah sakit punggung. Para ahli yakin bahwa setiap jenis mu-sik dapat membantu dalam penyembuhan sakit otot.

Fungsi kesehatan lain ialah untuk membantu kelahiran. Dengan memperdengarkan musik, ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi rasa sakit saat melahirkan.

Bentuk ekspresi melalui musik dapat me-nyembuhkan sakit dalam tubuh dan membantu percepatan dalam proses penyembuhan.

c. Musik dan Kecerdasan

Musik memiliki pengaruh terhadap pening-katan kecerdasan manusia. Salah satu efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang memiliki ke-mampuan untuk meningkatkan intelegensia sese-orang adalah mendengarkan musik dengan penuh konsentrasi dan penghayatan tinggi. Hal ini sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil du-duk tenang, seakan terbuai alunan musik yang ia dengarkan, hal ini ternyata sangat mempengaruhi tingkat intelegensia sang bayi yang ada di perut ibunya dan cenderung lebih baik dibandingkan de-ngan anak yang dibesarkan tanpa atau jarang di-perdengarkan musik terhadap ibu selagi hamil.

Dengan secara perlahan, otak pun akan di-stimulasi untuk “belajar” lewat nada-nada musik dan syair liriknya. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik adalah jenis musik yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi, yaitu bisa mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu yang sedang hamil.

Disamping itu, musik dapat mencegah kehi-langan daya ingat. Bagi seseorang yang mengalami kehilangan daya ingat, dimana berbicara dengan-nya dalam bahasa yang dapat dipahami sudah agak payah dan susah dilakukan bahkan menjadi tidak berguna, maka musik dapat membantu pasien me-ngingat nada atau lagu dan berkomunikasi dengan

(7)

sejarah mereka. Ini dikarenakan bagian otak yang memproses musik tersebut terletak bersebelahan dengan memori otak kita. Para peneliti menunjuk-kan bahwa orang yang kehilangan daya ingat dapat merespon lebih baik terhadap jenis musik pilihan-nya.

d. Musik dan Kepribadian

Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi orang yang berolahraga musik da-pat meningkatkan motivasi untuk melakukan olah-raga yang lebih baik. Untuk selanjutnya pada saat berolahraga musik membantu olahragawan untuk

meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan

mengalihkan olahragawan dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik untuk olah raga adalah musik dengan

mu-sik tempo tinggi seperti hip-hop, disco atau musik

dansa.

Hubungannya dengan motivasi. Motivasi ada-lah hal yang hanya bisa diada-lahirkan dengan perasa-an dperasa-an suasperasa-ana hati tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bi-sa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, le-mas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Coba saja diingat saat upacara bendera setiap Senin pagi yang di dalam upacara tersebut kita diwajibkan untuk

menyanyikan lagu wajib nasional kita Indonesia Raya, semata-mata kan hanya untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahla-wan, dan memberi semangat baru pada pesertanya. Hal ini seharusnya berlaku juga pada irama mars yang merupakan irama untuk mengobarkan se-mangat perjuangan.

Perkembangan kepribadian seseorang juga dapat dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Sewaktu kecil kita suka mendengarkan lagu dang-dut misalnya, maka setelah dewasa kita pun akan cenderung memilih lagu dangdut sebagai jenis mu-sik yang kita sukai. Pemilihan jenis mumu-sik yang disukai dapat membantu kita untuk memberikan nuansa hidup yang kita butuhkan.

e. Fungsi Musik dalam Masyarakat

Sebagai bagian dari kesenian, musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap kebudayaan suku bangsa ma-napun di seluruh dunia.

Fungsi musik dalam masyarakat, antara lain:

1) Fungsi Ekspresi Emosional

Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan

(8)

ide-ide dan emosi. Di banyak tempat musik dapat digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat ada lagu-lagu untuk menghadir-kan ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya meng-ungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan de-ngan berbagai objek garapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada sesuai dengan suasana hatinya.

2) Fungsi Penikmatan Estetis

Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan so-sialnya, orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal menyerap atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik. Untuk menikmati rasa in-dah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik ke-sukaannya sendiri. Kemudian ia bisa mulai menco-ba mendengarkan musik-musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukai-nya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis, maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya.

9

3) Fungsi Hiburan

Hiburan (entertainment) adalah suatu

kegiat-an ykegiat-ang menyenkegiat-angkkegiat-an hati bagi seseorkegiat-ang atau publik. Musik sebagai salah satu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak mema-hami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tertentu. Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, ma-ka pencinta musik pop lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi pang-gung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Lain lagi dengan pencinta musik dangdut, mungkin ia lebih tertarik suara penyanyinya yang mendayu-dayu dan pukulan gendang yang meng-undang selera untuk bergoyang. Kini musik nam-paknya lebih cenderung atau lebih dominan fungsi-nya sebagai hiburan, terbukti semakin marakfungsi-nya industri di bidang musik dan berkembang dengan sangat cepat.

4) Fungsi Komunikasi

Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai ma-pun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan

(9)

sangkakala (sejenis trumpet) seperti trumpet kerang yang digunakan oleh suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan yang digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan berupa teria-an-teriakan tertentu yang dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi yang teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan alur-alur melodi itu menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik.

Sekarang ini alat komunikasi elektronik se-perti telepon dan HP semakin hari semakin banyak dan semakin canggih dengan menggunakan bunyi-bunyi musikal.

5) Fungsi Representasi Simbolik

Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka musik digunakan se-bagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, ke-sedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik se-cara sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacara-upacara adat. Ada lagu-la-gu persembahan terhadap raja, ada lalagu-la-gu-lalagu-la-gu pe-nyambutan para tamu dan sebagainya. Bahkan di

11

dalam kesatuan ABRI ada suara-suara terompet yang di bunyikan dengan berbagai irama untuk menunjukkan sebuah representasi simbolik yang hanya dipahami oleh kalangan prajurit.

6) Fungsi Respon Sosial

Para pencipta lagu di Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial, tingkat kesejahte-raan rakyat, dan kegelisahan masyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru menguman-dangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, gene-rasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya.

7) Fungsi Pendidikan Norma Sosial

Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di te-ngah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud dan sebagainya, semua mereka berupaya

(10)

mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehi-dupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu terse-but.

8) Fungsi Pelestari Kebudayaan

Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi se-bagai pelestari budayanya, karena tema-tema dan cerita di dalam syair menggambarkan budaya seca-ra jelas. Syair-syair lagu sering juga beseca-rasal dari pantun-pantun yang biasa dilantunkan oleh masya-rakat adat dan daerah-daerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. La-gu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini

yang berwarna populer seperti musik campursari,

digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Isti-mewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kron-cong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syair-syair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan.

13

Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagi-an dari upacara-upacara sosial dbagi-an keagamabagi-an ma-syarakatnya. Di Kalimantan Selatan, dengan musik pantingnya dan lagu-lagu banjar yang dikemas me-lalui musik pop dan dangdut, sangat memberikan nuansa khas banjar yang menggambarkan keadaan daerah dan masyarakatnya baik tempo dulu mau-pun sekarang.

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam dan terutama musiknya merupakan asset nasional yang sangat berharga dan perlu dikem-bangkan dan dilestarikan.

9) Fungsi Pemersatu Bangsa

Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (

na-tional anthem) yang mewakili citarasa estetik, sema-ngat kebangsaan, dan watak dari budaya

masing-masing. Lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan

Wage Rudolf Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk mempersatukan bangsa In-donesia yang mendiami daerah-daerah di wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Keaneka-ragaman budaya yang sangat ba-nyak jumlahnya harus dirangkum dalam satu kesa-tuan budaya nasional tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa Indonesia diperkenalkan kepada dunia

(11)

melalui Indonesia Raya. Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi se-bagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sese-bagai

lagu kebangsaan, contohnya antara lain

Berkibar-lah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Garuda Panca-sila, Halo-Halo Bandung, Syukur. dan sebagainya.

10) Fungsi Promosi Dagang

Musik yang dikreasi untuk kepentingan pro-mosi usaha kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui ra-dio-radio siaran dan televisi-televisi swasta teruta-ma di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh pencip-tanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju.

ak seorangpun mengetahui kapan orang

mulai membuat dan mengenal musik. Boleh jadi secara alami musik sudah mulai dikenal dan dimainkan ketika pertama kali manusia hadir di muka bumi ini.

Tampaknya bagi masyarakat primitif musik merupakan cara alami untuk mengekspresikan emosi-emosi yang mendasar seperti bahagia, ma-rah, cinta, dan juga rasa kagum terhadap hal-hal ghaib atau kekuatan alami. Sebagian dari musik di-cipta untuk mengiringi tari-tarian ritual atau orang bekerja. Ketukan kaki dan tepukan tangan diduga merupakan instrumen pertama mereka. Secara ber-tahap kemudian orang mulai menemukan cara memproduksi suara yaitu dari cekungan semacam buah labu yang dipukul dengan tongkat atau de-ngan ditiup. Setelah memperhalus bunyi-bunyi ter-sebut mereka mulai mengkombinasikan nada-nada dan ritme dengan berbagai cara sehingga lahirlah seni musik. Namun pada tahap tersebut seni mu-sik masih jauh dari pengertian mumu-sik serius atau

musik sebagai seni murni (fine art) karena masih

(12)

dipenuhi dengan dorongan-dorongan emosi primitif.

Selama kurang lebih 2000 tahun, para musisi memperhalus elemen-elemen musik, mengembang-kan dan mengorganisasimengembang-kan kedalam struktur yang lebih kompleks. Dengan suatu kekuatan mendra-matisasi suasana maka tercapailah kondisi musik serius seperti yang kita dengar saat ini.

Bila kita perhatikan dugaan proses lahirnya seni musik tersebut, maka secara keseluruhan me-miliki kemiripan dengan teori evolusi kebudayaan Morgan yang menyatakan bahwa masyarakat ma-nusia berevolusi melalui tiga tahap perkembangan. Pada tingkat pertama yang berlangsung sebelum penemuan tembikar, yaitu pada saat ditemukannya api, musik masih sangat sederhana. Pada saat itu, di samping musik dihasilkan melalui penggunaan tubuh mereka sendiri sebagai instrumen, juga de-ngan memukul benda-benda.

Kemudian, setelah busur panah ditemukan timbullah ide untuk mengembangkan alat musik berdawai. Di samping itu timbul pula ide untuk membuat musik pengiring upacara ritual sebelum berburu yang gerakan-gerakannya menirukan ting-kah laku binatang-binatang.

Pada jaman Barbar, saat manusia menemu-kan keramik, yang disusul dengan awal dari kete-rampilan beternak dan bertani, berkembanglah

17

musik pengiring orang bekerja dan juga pengiring ritual syukuran, misalnya saat panen. Karena pada masa ini orang sudah pandai membuat logam maka dibuatlah alat-alat musik perkusi seperti gong, ga-melan, dan sebagainya.

Ketika memasuki tahap sivilisasi, manusia mulai mengenal tulisan sehingga tumbuhlah ide untuk menotasikan dan mempublikasikan musik. Dengan demikian terjadilah interaksi yang baik di antara konsep dan praktik musik. Sejak itu musik mengalami perkembangan yang intensif hingga mencapai puncaknya dan mengalami perubahan besar setelah melewati abad ke-20.

Sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk catatan-catatan, notasi musik, maupun teori mu-sik, merupakan bahan primer dalam penyusunan sejarah musik. Sementara itu relief-relief yang ter-ukir pada dinding gua-gua dan kuburan-kuburan merupakan data-data sekunder. Data-data musikal mengenai musik tertua di Eropa ialah musik Yunani, sementara itu di Timur ialah Mezopotamia (kira-kra tahun 3000 SM), sedangkan di Asia ialah Cina dan India. Musik klasik (non tradisional) yang kita kenal sekarang berawal dari Eropa abad ke-6 SM. Sebelum masa itu Eropa juga menggunakan lat-alat musik yang sama dengan yang ada di Timur dan Asia, yaitu alat musik petik atau berdawai.

(13)

pada beberapa abad sebelumnya merupakan waris-an ywaris-ang berharga, namun karena terikat oleh tradi-si, maka musik serius atau klasik dan juga instrumen-instrumen mereka tidak berkembang terlalu jauh dari aslinya. Walaupun demikian se-mentara kebudayaan musik di Eropa cenderung sejalan atau menyatu karena antara satu bangsa dengan bangsa yang lainnya senantiasa berinte-raksi, sehingga musik-musik non Eropa memiliki varian yang sangat kaya.

Kini idiom-idiom musik tersebut menjadi daya tarik para komponis klasik sebagai bahan komposisi dan penyelidikan ilmuwan-ilmuwan mu-sik. Walaupun juga tidak terhindar dari keterkait-annya dengan kepercayaan terhadap hal-hal mistis, bangsa Eropa berusaha melepaskan diri dari tradisi yang mengikatnya bahkan mungkin juga keyakinan agamanya. Sehubungan dengan itu, dengan konsep pemikiran rasional mereka memformulasikan dan mengembangkan konsep-konsep dasar teori musik. Penemuan-penemuan dalam bidang teori musik ke-mudian dikembangkan oleh para musisi, maka de-ngan adanya interaksi di antara penemuan teori musik dan pembuatan musik maka evolusipun ter-jadi secara bertahap dan melahirkan beraneka ra-gam jenis dan corak musik hingga kini.

19

a. Musik Tradisional

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun dan dipertahan-kan kelestariannya serta digunadipertahan-kan sebagai sarana hiburan masyarakat.

Tiga komponen yang saling mempengaruhi terhadap musik tradisional di antaranya, seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Ketiga komponen tersebut sangat menentukan da-lam mempersatukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama untuk mengembangkan dan melestarikan seni mu-sik tradisional serta menjadikan mumu-sik trasidional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehing-ga musik tradisional lebih menyentuh tidak saja sebagai sarana hiburan masayarakat tetapi juga da-pat meningkatkan pendada-patan daerah dan penda-paan pada sektor komersial umum.

(14)

musik juga kepada masyarakat luas sehingga mu-sik tradisional dapat berperan sebagai hiburan sekaligus untuk menjalankan bisnis para pengu-saha di daerah.

Negara kita adalah sebuah negara yang meli-puti ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, dimana dari sekian banyaknya kepulauan beserta masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang berbagai budaya daerah dan seni tradisional merupakan jati diri, identitas dan media ekspresi dari masyarakat pendukung-nya.

Hampir seluruh wilayah Indonesia mempu-nyai seni musik tradisional yang khusus dan khas. Dari keunikan tersebut bisa nampak terlihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun ben-tuk/organologi instrumen musiknya. Seni tradisio-nal itu sendiri mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi, sehingga dapat dikenali karakter dan ciri khas masyarakat Indonesia, yaitu yang terkenal ramah dan santun.

Ciri-ciri khas musik tradisional adalah seba-gai berikut:

a. Dipelajari secara lisan b. Tidak memiliki notasi c. Bersifat informal

d. Permainannya tidak terspesialisasi

e. Bagian budaya masyarakat

Untuk lebih mengenal lebih dekat alat musik tradisional kita dapat dikategorikan menjadi bebe-rapa kelompok yaitu :

1) Berdasarkan Sumber Bunyi

Berdasarkan sumber bunyi, alat musik tradi-sional terdiri dari, diantaranya :

a) Membranofon

Membranofon adalah golongan alat musik yang sumber bunyinya berupa membran atau se-laput kulit yang dipasang pada sebuah kotak atau tabung. Bunyi pada alat ini ditimbulkan oleh getaran kulit yang dipukul. Contohnya genderang, tambur, gendang, rebana, tifa dsb.

b) Aerofon

Alat musik dalam golongan ini, sumber bu-nyinya berupa udara atau aero. Udara yang me-nyebabkan getaran diatur oleh lubang-lubang atau lidah yang ada pada alat musik tersebut. Ada dua cara memainkan alat musik aerofon, yaitu ditiup dan dipompa. Contohnya seruling bambu dan

(15)

serunai (mirip seruling namun lebih kecil).

c) Ideofon

Golongan ini bunyinya berasal dari getaran alat musik itu sendiri. Contohnya gong, angklung, gambang, dll.

d) Kardofon (Chordophone)

Kardofon memiliki sumber bunyi berupa cor-da/tali/senar/dawai yang bergetar. Ada tiga cara memainkan alat musik kardofon yaitu digesek, di-petik, ataupun dipukul. Contohnya rebab, kecapi, panting dsb.

2) Berdasarkan Cara Memainkan

a) Instrumen Musik Perkusi

Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah gamelan, gendang, ba-bun, kecapi, arumba, talempong, sampek dan ko-lintang, rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.

Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam, gamelan berasal dari daerah Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat disebut dengan Degung dan di Bali disebut Ga-melan Bali. Satu perangkat gaGa-melan terdiri dari ins-trumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bo-nang, peking, gender dan beberapa instrumen lain-nya. Disamping itu gamelan mempunyai nada pen-tatonis/pentatonic.

Gendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan (kam-bing/sapi). Gendang, kendang atau babun dapat di-jumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong, japen dsb. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam permain-an gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak.

Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang

dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan Nias.

Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di gunakan dalam ke-senian yang bernafaskan Islam. rebana dapat dijumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.

Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar

(16)

dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai kecapi adalah siter dari Jawa Tengah.

Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pad awalnya arumba menggu-nakan tangga nada pentatonis namun dalam per-kembangannya menggunakan tangga nada diatonis.

Talempong adalah seni musik tradisi dari Mi-nangkabau. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).

Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dipenuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menye-rupai sampek adalah Hapetan dari daerah Tapanu-li, Jungga dari Sulawesi Selatan.

Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa. Alat musik ini mempunyai tangga nada diatonis yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar dibuat dari kayu dan cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.

Sasando adalah alat musik petik berasal dari 25

daerah Nusa Tenggara Timur, sasando ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lon-tar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.

b) Instrumen Musik Gesek.

Instrumen ini dimainkan dengan tongkat ge-sek. Pada tongkat gesek ini direntangkan dawai atau senar, yang nantinya digesekan pada dawai alat musik, sehingga bergetar dan berbunyi.

Instrumen musik tradisional yang menggu-nakan teknik permainan digesek adalah rebab. Re-bab berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebab terbuat dari ba-han kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mem-punyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan Kalimantan.

c)Instrumen Musik Tiup

Instrumen tiup adalah alat musik yang cara memainkannya dengan ditiup. Alat ini biasanya mempunyai lubang-lubang kecil untuk ditutup

(17)

dengan jari-jari. Contohnya adalah suling, dan te-rompet. Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu hampir semua daerah di In-donesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, seru-nai dapat dijumpai di Sumatera Utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40 – 100 cm dengan ga-ris tengah 2 cm.

Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4 – 6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Papua.

b. Musik Modern

Berbeda dengan musik tradisi, musik non tradisi atau yang sering disebut sebagai musik modern, tidak lahir dari budaya suatu masyarakat tertentu. Musik tersebut dibangun berdasarkan sa-tu asa-turan komposisi yang jelas, seperti sistem no-tasi, tangganda, tekstur, serta instrumen yang dike-nal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari.

Selain itu musik modern bersifat terbuka. Ar-tinya, komposisi dan gaya musik sangat dipenga-ruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi

27

dari setiap masa. Dengan demikian, kritik terhadap suatu komposisi tertentu menjadi hal yang biasa dilakukan. Tidak mengherankan, suatu komposisi atau gaya musik modern tertentu menjadi menjadi hilang atau ditinggalkan oleh masyarakat dan di-ganti dengan gaya musik yang baru.

Berdasarkan karakter dan sifat musik modern tersebut, para ahli musik mengkategorikan musik modern sebagai musik populer, yaitu musik yang secara umum diterima keberadaannya serta dise-nangi oleh masyarakat pada kurun waktu tertentu dan terus berlangsung ke kurun waktu berikutnya yang tentu disesuaikan dan mengikuti perkembang-an kemajuperkembang-an musik modern tersebut. Contoh jenis musik populer yang berkembang di Indonesia sesu-ai aliran dasarnya adalah musik jazz, rock, R & B, Country, dangdut, reggae, dan pop.

1) Musik Jazz

(18)

Pada awalnya, jazz merupakan musik dansa perkotaan. Ketika mulai digunakan dalam jazz, gi-tar pada mulanya berfungsi sebagai pemberi akor dan ritme, dalam arti sebagai pengiring belaka. Ba-ru pada tahun 1930-an gitaris seperti Eddi Lang dan Lonnie Johnson mulai memainkan melodi.

Salah satu ciri Jazz adalah permainan impro-visasi yang menonjol. Oleh karena itu, para pemain jazz harus memiliki kemampuan improvisasi yang yang baik. Para musisi jazz memiliki kemampuan memainkan tangga nada dan progresi akor pada semua nada dasar.

Salah satu ciri improvisasi jazz adalah pada penggunaan sinkopasi serta tangga nada yang se-ring bukan dari akor yang sedang dimainkan. Di dalam musik jazz, improvisasi yang keluar dari bentuk musik diatonis justru memperkaya harmoni dan menambah keindahan musiknya.

Di Indonesia, musik jazz muncul dan populer pada sekitar tahun 1920. Namun, popularitas mu-sik ini menurun seiring dengan munculnya jenis musik lain di Indonesia, seperti musik rock dan pop. Saat ini musik jazz mulai bangkit kembali seiring dengan kemunculan musisi-musisi jazz se-perti Indra Lesmana, Idang Rasidi, Ivan Nestorman, Gilang Ramadhan, Syahrani, Ermi Kulit, Iga Ma-warni, dan sebagainya.

2) Musik Rhythm and Blues (Rn’B)

Musik R&B terdiri atas berbagai jenis musik populer yang saling terkait. Musik rhythm and blues yang lebih dikenal dengan musik R&B me-miliki beberapa genre-genre, seperti, jump blues, club blues, black rock n’ roll, soul, funk, disco dan rap.

Musik R&B dibuat dan didukung oleh seba-gian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan se-bagai sinonim untuk musik Black Rock And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam).

Harmoni musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebih di-namis dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti musik jazz dan rock se-hingga berkembang menjadi jenis musik yang ber-beda dari komposisi aslinya.

(19)

3) Musik Pop

Musik ini berkembang di Indonesia sekitar ta-hun 1960-an dan banyak digemari masyarakat khususnya kaum muda atau remaja. Grup musik pop sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup se-derhanannya antara lai, Drum, gitar melodi dan rhythm, piano, dan bass gitar.

Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodi-nya juga mudah dicerna. Biasamelodi-nya, para musisimelodi-nya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.

Musik pop dibedakan atas musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak-anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-dal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.

Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya

lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih be-bas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masa-lah kritik sosial.

Beberapa musisi dan grup band pop Indone-sia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagas-kara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan ar-tis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.

4) Musik Rock

Jenis musik ini awalnya di Indonesia menda-pat kritik dan cercaan masyarakat, termasuk di Amerika sendiri tempat tumbuhnya musik ini. Na-mun pada akhirnya dalam perkembangannya, mu-sik rock dapat diterima sebagai mumu-sik zaman sekarang (musik modern).

Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesi-nambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan

(20)

organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupa-kan instrumen yang turut melengkapinya.

Dalam perkembangannya, musik rock memi-liki beberapa aliran atau jenis genre yang diantara-nya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak le-pas juga dari produksi rekaman Log Zelebour di-bawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.

5) Musik Country

Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional yang berasala dari Appalachia di kawasan pe-gunungan selatan Amerika Serikat.

Cikal bakal musik ini adalah dari lagu-lagu rakyat yang dibawa nenek moyang mereka para

imigran dari kepulauan Inggris. Jauh sebelum ada industri musik maupun media elektronika, para imigran tersebut telah terbiasa menghigbur diri ngan menyanyikan lagu-lagu tersebut lengkap de-ngan iride-ngan musik dan tariannya. Dede-ngan instru-men banjo (sejenis gitar) yang memiliki peran dan sebagai instrumen iringannya.

Ciri khas Country adalah penggunaan alter-nasi bass atau bas berganti disela-sela strumming. Bila memainkan akor C misalnya, maka bas C dan G dibunyikan bergantian dengan strumming tetap pada akor C. Improvisasi tangga nada yang digu-nakan, apabila dengan tangga nada natural, adalah dengan not-not C-D-Dis-E-G-A.

Di Indonesia sendiri, musik Country telah ma-suk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring de-ngan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.

6) Musik Reggae

Reggae merupakan irama musik yang ber-kembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dan cehall, dan ragga. Barangkali istilah pula

(21)

berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.

Reggae berdiri di bawah gaya irama yang ber-karakter mulut prajurit tunggakan pukulan, di-kenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan ma-sing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "se-kali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rock-steady.

35

eperti halnya dengan produk-produk manusia baik berupa kendaraan ber-motor, gedung, senjata, dan apapun yang terdapat di dunia ini, bahkan termasuk ma-nusia itu sendiri yang merupakan ciptaan Tuhan, maka musik pun tersusun dari unsur-unsur yang membentuk keberadaannya. Jika dibandingkan de-ngan manusia hidup maka musik juga memiliki jiwa, jantung, pikiran, dan kerangka. Jiwa musik terdapat pada melodi, jantung atau denyut jantung-nya adalah ritme, pikirianjantung-nya adakah harmoni dan kerangkanya ialah bentuk.

Beberapa komponen pendukung keberadaan musik tersebut tersusun dari bahan-bahan sebagai pembentuk musik seperti berikut ini.

a. Bunyi/Nada

Bunyi dan nada dipelajari dalam mata pela-jaran iImu akustika musik. Biasanya ilmu akustika dipelajari sebagai landasan dalam memahami

(22)

produksi bunyi berbagai instrumen musik.

Secara akustik, bunyi dihasilkan oleh getar-an. Sebagai contoh ialah fenomena produksi suara yang dihasilkan dengan jalan menggesekkan alat

penggesek (bow) pada dawai-dawai biola. Contoh

la-in ialah petikan pada dawai-dawai gitar. Perlu dica-tat bahwa bunyi bukan vibrasi melainkan efek yang dihasilkan vibrasi. Secara sederhana bunyi adalah sensasi otak. Bunyi yang diproduksi alat musik maupun apa saja, menyebar ke segala arah. Bebe-rapa di antaranya ditangkap oleh telinga kemudian dikirim ke otak. Otak kemudian menerjemahkan pesan-pesan tersebut sebagai bunyi.

Nada memiliki tingkat ketinggian yang ber-beda-beda. Tingkat ketinggian bunyi maupun nada

yang dalam istilah internasional disebut pitch

(ba-hasa Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau biasa disebut frekuensi. Getaran yang teratur pada jumlah tertentu dalam setiap detiknya menghasil-kan nada-nada musikal yang membedamenghasil-kan dari bunyi yang diproduksi untuk tujuan lain. Semakin tinggi kecepatan getaran maka semakin tinggi pula tingkat ketinggian suatu bunyi atau nada.

Sebuah nada dengan jumlah getaran tertentu akan menjadi satu oktaf lebih tinggi jika jumlah getarannya dilipat gandakan. Misalnya nada C te-ngah yang memiliki 256 getaran per detik, maka nada oktafnya, yaitu C berikutnya, akan memiliki

512 getaran per detik.

Berdasarkan tinggi rendahnya, penyebutan nada-nada musikal menggunakan tujuh abjad per-tama yaitu A, B, C, D, E, F, dan G, mulai dari yang terrendah hingga tertinggi.

Untuk menentukan nada satu dengan lain-nya, bunyi atau suara yang dibunyikan dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup.

Bunyi/nada mempunyai sifat dan sistem, an-tara lain :

1) Tinggi Nada

Ini berkaitan dengan tinggi rendahnya bu-nyi/suara atau frekuensi bubu-nyi/suara. Dalam prak-tek menyanyi (paduan suara) atau bermain musik, ketepatan dan kesamaan tinggi nada selalu dijaga sepanjang jalannya sebuah lagu. Ketidaksamaan dalam tinggi nada mengakibatkan sebuah paduan suara atau sajian musik/lagu terdengar fals, sum-bang dan tidak enak di dengar.

(23)

2) Panjang Nada

Ini berkaitan dengan lamanya nada dibunyi-kan. Panjang nada atau lamanya nada tidak dihi-tung dengan hidihi-tungan detik, tapi diukur dengan ketukan yang relatif sifatnya. Artinya, satuan ke-tukan ini mirip dengan langkah kaki kita ketika berjalan, terkadang lambat, terkadang cepat.

3) Kekuatan Nada

Ini berkaitan dengan volume nada, terkadang keras, sedang dan ada juga suara yang lembut, mendayu-dayu dan sebagainya. Kekuatan nada yang keras dan lembut ini sifatnya relatif bagi tiap orang atau tiap alat musik. Maksudnya, sebuah nada yang cukup keras bagi volume suara sese-orang, mungkin tidak begitu keras bagi orang lain. Nada dasar C bagi seseorang mungkin pas bagi volume suaranya. Tapi bagi orang lain nada C mungkin terlalu rendah.

4) Warna Nada

Ini berkaitan dengan karakter suara atau bunyi yang ditimbulkan oleh suara seseorang atau alat musik tertentu. Warna nada seseorang dengan yang lainnya tentu tidak sama (relatif berbeda). Ada nada besar (bas), ada suara kecil, sengau, bulat

39

melengking, serak-serak basah dan sebagainya. Demikian juga nada yang tidimbulkan oleh berba-gai alat musik. Bunyi seruling tentu beda karakter suaranya dengan bunyi terompet, kendati tinggi, panjang dan kekuatan nadanya mungkin relatif sama. Warna nada pada gitar jelas tidak sama dengan warna nada pada biola.

Warna nada bisa menunjukkan ciri khas su-ara seseorang atau jenis alat musik, sehingga de-ngan hanya mendengar suara atau bunyinya, ken-dati kita tak melihat orangnya atau alat musiknya, mungkin kita sudah bisa menerka, oh ini suaranya Ebiet G. Ade, oh ini pasti suara si A, si B dan seterusnya. Demikian juga dengan alat musik yang dimainkan, kita pasti mampu menebak, oh ini sua-ra gitar, ini bunyi gendang dan sebagainya.

5) Jarak Nada

Ini berkaitan dengan jarak antara satu nada dengan nada lainnya. Jarak nada terdiri dari sete-ngah nada (S) dan satu nada (T).

Untuk memberikan gambaran yang jelas, mari kita amati sebuah gitar. Setiap gitar pada gagangnya mempunyai petak-petak (grif/fret) de-ngan pembatas berupa besi tembaga. Gunanya ada-lah untuk memperoleh nada yang kita kehendaki. Tiap petak nilai jaraknya dihitung setengah nada.

(24)

Artinya, bila ditekan pada petak ke satu, petikan senar akan naik setengah nada, lalu dinaikkan lagi satu petak, petikan senar menjadi satu nada.

Sebagai gambaran dapat kita perhatikan ta-bel jarak nada sebagai berikut :

LA SI DO RE MI FA SOL LA'

6 7 1 2 3 4 5 6'

A B C D E F G A'

T S T T S T T

6) Tangga Nada

Ini berkaitan dengan susunan jenjang nada dari salah satu nada dasarnya hingga oktafnya. Jadi perpindahan nada dari DO hingga DO tinggi dan lebih tinggi lagi, ini merupakan tangga nada.

Bermain musik menggunakan banyak nada dan lebih dari satu oktaf.

Setiap alat musik (kecuali tamboren, drum, gendang dan sejenisnya) pasti memuat nada DO hingga DO yang lebih tinggi. Namun jumlah oktaf-nya saja yang bervariasi. Ada yang 1,5 oktaf, 2 ok-taf, 3 okok-taf, 4 oktaf dan seterusnya (yang standar biasanya 3 atau 3,5 oktaf).

Kemudian, diantara tangga nada tersebut ada 41

tangga nada mayor dan ada tangga nada minor. Nada minor merupakan nada penuh, karena bunyi-nya yang terdengar penuh, sedangkan nada minor adalah nada tidak penuh, karena bunyi nadanya yang terdengar agak kurang (tidak penuh).

b.Tempo dan Dinamik

Tempo berarti jarak waktu yang kalau di da-lam musik diartikan sebagai tingkat kecepatan atau cepat lambatnya penyajian sebuah lagu.

Minimal ada empat tingkat kecepatan tempo, yaitu :

a. Adagio (lambat);

b. Andante (agak cepat);

c. Moderato (cepat);

d. Allegro (lebih cepat);

Dinamik berhubungan dengan keras lembut-nya suara/bunyi pada bagian-bagian nada tertentu atau pada bagian syair tertentu. Simbol nadanya berupa f (forte) yang berarti kuat/keras, dan p (pia-no) yang berarti lembut/lunak. Jika lebih keras atau lebih lembut tinggal menggandakan/menam-bah simbolnya, seperti : ff = lebih keras; pp = lebih lembut; fff = sangat keras; ppp = sangat lembut dan seterusnya.

Simbol < disebut Crescendo digunakan untuk

(25)

menyatakan dinamik yang secara berangsur-angsur

menjadi semakin kuat. Sedangkan simbol > disebut

Decrescendo untuk menyatakan dinamik yang se-cara berangsur-angsur menjadi semakin lemah/ lembut.

c. Irama, Melodi dan Harmoni

Baik irama, melodi maupun harmoni sebetul-nya lebih mudah didengarkan dan dirasakan dari pada diterangkan.

Dengan adanya irama, musik akan terasa le-bih hidup dan seolah mempunyai kekuatan gerak yang menggetarkan perasaan. Irama merupakan unsur mutlak dalam seni musik. Tanpa irama tidak ada musik.

Selanjutnya, melodi merupakan rentetan na-da-nada yang disusun secara teratur dengan ke-tinggian nada tertentu. Sedangkan harmoni adalah susunan nada-nada yang disuarakan/dibunyikan secara bersamaan.

d. Syair/Lirik Lagu

Syair/lirik lagu merupakan simbol bahasa yang digunakan komponis dalam mengekspresikan perasaan untuk mempermudah pendengar dalam mencerna karya musiknya.

43

Dalam menciptakan lagu terkadang komponis membuat perulangan baik dalam musiknya mau-pun syairnya guna memperoleh keindahan, ninai rasa dan daya pemahaman yang kuat.

Dalam susunan vertikal pada akhir baris/ frase musik, syair lagu dapat berbentuk/bersajak terikat, seperti : aaaa, aaaa; aabb, aabb; abab,abab aaaa, bbbb dan sebagainya, dapat pula berbentuk/ bersajak bebas.

(26)

ocal menurut ensiklopedi musik dapat diartikan sebagai suara manusia. Da-lam ilmu bahasa, huruf hidup disebut huruf vokal, hal tersebut karena huruf hidup me-rupakan unsur utama dalam menghidupkan bunyi bahasa itu sendiri. Dapat dipastikan bahwa rang-kaian huruf yang tanpa disertai huruf hidup, tidak akan melahirkan bunyi yang berarti bagi telinga. Oleh karena itu kemudian vokal digunakan dalam menyebut huruf hidup, sekaligus sebutan bagi su-ara manusia. Tetapi, untuk huruf mati dalam me-nyanyi tetap memiliki makna dan diperhatikan se-cara khusus dalam bahasan artikulasi huruf hidup ataupun artikulasi huruf mati.

Musik vokal, artinya karya musik yang dilan-tunkan dengan vokal. Musik vokal lazim disebut se-ni menyanyi. Sebenarnya, sese-ni vokal dapat berlaku bagi yang mendalami seluk beluk vokal seperti pre-senter, drama dan MC (master of ceremony). Perbe-daan seni vokal dalam menyanyi dengan seni vokal drama sangat jelas, yang satu musikal, yang satu lagi tidak musikal. Bagi yang memiliki keinginan

menjadi penyanyi amatir, apalagi profesional, tidak cukup hanya bermodalkan warna suara yang ba-gus, tetapi perlu memiliki wawasan praktis tentang musik, dan pengetahuan tentang teori musik.

Hal-hal yang diperlukan dalam olah vocal, antara lain :

a) Intonasi

Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat. Intonasi atau menyanyikan lagu dengan nada yang tepat merupa-kan dambaan setiap orang yang berprofesi sebagai penyanyi. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam intonasi yaitu: relaks, tidak tegang dalam menyanyi, tidak ragu-ragu atau takut dalam mencapai nada tinggi, percaya diri, konsent-rasi, tidak ragu-ragu dalam mengambil nada se-hingga tinggi nada tidak turun, latihan nafas yang cukup dan rutin agar mendapatkan nafas yang panjang. Peka terhadap suara lain terutama iring-an, latihan interval untuk membidik lompatan-lom-patan nada dengan tepat, latihan nada-nada pera-lihan register suara, untuk menyanyikan lagu yang berpindah kunci, latihan nada-nada pada batas wilayah suara, baik itu untuk suara tinggi maupun rendah, pengucapan huruf-huruf hidup dengan je-las agar tinggi nada tidak berubah, tidak terpe-ngaruh dengan tangga nada lain, apalagi dari

46

(27)

daerah yang sudah terbiasa dinyanyikan sehari-hari.

Penyebab intonasi yang kurang tepat adalah diakibatkan karena: kurang latihan, sehingga ku-rang menguasai lagu yang dinyanyikan; merasa ta-kut jika tidak dapat mencapai nada tinggi; cara per-nafasan kurang sempurna; tempat pengambilan na-fas tidak jelas; kurang peka pada iringan; kesulitan membidik lompatan nada dengan tepat, dan seba-gainya.

b) Artikulasi

Bentuk atau sikap mulut sewaktu menyanyi sangat mempengaruhi pembentukan nada yang di-hasilkan. Kesalahan umum yang terjadi pada awal pelajaran menyanyi adalah bahwa mereka tidak bisa membuka mulutnya, sehingga suara yang di-hasilkan kurang jelas. Banyak yang dihinggapi rasa rendah diri, malu jika ditertawakan apabila mem-buka mulutnya terlalu lebar. Padahal dalam me-nyanyi tidak usah terlalu memikirkan bagaimana bentuk wajah atau mulut, asalkan bernyanyi de-ngan sewajarnya dan tidak dibuat-buat. Diksi dan artikulasi yang baik tergantung dari cara membuka mulut masing-masing penyanyi. Kadang-kadang se-belum belajar menyanyi terlebih dahulu harus bela-jar berbicara.

47

c) Resonansi

Resonansi adalah fenomena yang ada sang-kut pautnya dengan banyaknya rongga dalam tu-buh manusia. Setiap orang yang menyanyi, reso-nansi akan timbul dari suara yang dihasilkan. Oleh sebab itu resonansi membantu memperbesar luas suara dan memperkuat daya tahan suara. Ruang resonansi utama terdapat di dalam kepala, dengan banyak bilik udara yang besar atau kecil, dan ber-pengaruh terhadap pembentukan suara. Getaran-getaran pita suara menjalar ke dalam bilik-bilik yang meresonansi suara.

Ruang resonansi terdiri dari semua rongga dalam tubuh manusiaterutama rongga di atas pita suara. Ruang resonansi dapat dibagi menjadi 2 ma-cam yaitu:

1) Rongga resonansi yang bentuknya tak dapat diubah;

2) Rongga resonansi yang bentuknya dapat ber-ubah atau diber-ubah;

Fungsi dari semua rongga terutama rongga yang dapat berubah/diubah adalah menimbulkan perbedaan warna suara dan huruf hidup. Semakin banyak udara terdapat dalam rongga resonansi, maka semakin bulat suara yang ditimbulkan, ka-rena udara turut bergetar.

(28)

d) Phrasering

Phrasering adalah aturan pemenggalan kali-mat yang baik dan benar sehingga mudah dime-ngerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berla-ku. Dengan kata lain, Phrasering adalah pemeng-galan kalimat musik menjadi bagian-bagian yang lebih pendek, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti. Tujuan phrasering adalah agar dapat memeng-gal kalimat musik lebih tepat sesuai dengan isi kalimat. Dengan demikian usaha untuk mengung-kapkan suatu lagu dapat lebih mendekati kebe-naran yang terkandung di dalamnya sesuai dengan pesan lagu tersebut.

e) Pernapasan

Organ-organ penting yang menyalurkan uda-ra ke suauda-ra adalah paru-paru. Akan tetapi tidak ba-nyak orang yang menggunakan paru-paru dengan efisien. Dipandang dari segi kepentingan penya-luran dan pemeliharaan udara bagi tubuh manusia, belajar menyanyi itu patut diperhatikan dan diprak-tekkan. Sebelum dapat menyanyi dengan baik, harus lebih dahulu belajar menggunakan udara di bawah tenggorokan. Untuk itu dalam beberapa waktu yang lama harus melakukan latihan-latihan bernafas secara khusus. Sebagai langkah awal, se-seorang yang akan menyanyi dapat berdiri dengan tegak di depan sebuah cermin, dimana ia dapat

melihat seluruh tubuhnya sendiri. Setelah itu me-ngeluarkan nafas sebanyak-banyaknya, kemudian menarik napas dalam-dalam melalui hidung se-hingga terasa betul-betul penuh. Setelah itu nafas ditahan selama beberapa detik, secara pelan-pelan semua udara dikeluarkan melalui mulut dengan meniupkan keluar.

Dalam bernyanyi, pernafasan tidak hanya memegang peranan dalam menciptakan suara, teta-pi juga suara yang dikehendaki dari suatu nyanyi-an. Pernafasan yang teratur akan menciptakan ira-ma yang teratur pula, karena bernafas merupakan irama yang sangat alamiah dalam kehidupan ma-nusia.

Jenis pernafasan yang dapat digunakan da-lam bernyanyi adalah:

1) Pernapasan Diafragma; yaitu pernafasan yang dilakukan dengan cara mengambil nafas kemu-dian dimasukkan kedalam paru-paru sehingga terisi penuh tanpa terjepit. Ruangan akan lelua-sa dengan menegangnya sekat rongga badan atau diafragma yang bergerak kebawah.

(29)

dikeluarkan kurang dapat diatur.

3) Pernapasan Bahu; yaitu pernafasan yang dila-kukan dengan cara mengambil nafas dengan mengembangkan bagian atas paru-paru, sehing-ga mendesak bahu menjadi terangkat keatas. Kelemahan pernafasan ini adalah tidak dapat tahan lama dan sikap tubuh kurang enak untuk dilihat.

Dari ketiga jenis pernafasan diatas, perna-fasan diafragmalah yang paling baik digunakan pa-da waktu bernyanyi. Tetapi tipa-dak semua orang pa- da-pat melakukannya dengan mudah, harus melalui tahap-tahap latihan yang teratur. Biasanya, yang sering dilakukan dalam bernyanyi adalah diafragma tidak bergerak, paru-paru tidak diisi sepenuhnya dan nafasnya pendek-pendek. Oleh karena itu diaf-ragma dan semua pergerakan otot-otot perut dan sisi badan harus dilatih untuk mengadakan kete-gangan serta pengenduran yang sengaja dan disa-dari. Harus diperhatikan juga bahwa dasar untuk bernafas dengan baik adalah keseimbangan antara sikap bertegang dan sikap kendur. Untuk itu badan bersikap relaks, agar dapat menghirup udara de-ngan baik.

f. Sikap Badan

Untuk dapat tampil menyanyi dengan baik, 51

diperlukan sikap tubuh yang rileks namun penuh tenaga. Tubuh yang rileks adalah sikap yang baik dan benar. Secara fisik, sikap bernyanyi adalah se-luruh bagian tubuh harus selalu dalam keadaan tidak kaku. Menggerakkan kaki, tangan, kepala dan badan seperlunya. Secara psikispun, dalam menya-nyi perlu jiwa yang lentur atau tidak tegang. Pikiran harus positif dan jiwa perlu dilarutkan pada gerak musik. Apabila fisik dan jiwa sudah lentur, harus disiapkan mental yang akan mendukung vokal yang enak. Cara menumbuhkan sikap mental yang relax dan powerfull, selain memperhatikan faktor di atas juga meningkatkan jam terbang seefektif mungkin. Sikap tubuh waktu menyanyi merupakan hal yang penting.

Untuk menjaga agar tidak menimbulkan ke-tegangan, maka berlatih untuk tidak selalu meng-angkat bahu dan tidak menggerakkan dada keatas harus dikuasai oleh seorang penyanyi. Biasanya, ketegangan-ketegangan yang terjadi diakibatkan oleh keadaan jasmaniah maupun rohaniah (psikis). Keadaan jasmaniah yang sakit atau lelah mempe-ngaruhi pernafasan. Nafas menjadi pendek dan ge-isah. Keadaan rohaniah yang dapat menimbulkan ketegangan yaitu ketakutan, cemas, demam pang-gung dan sebagainya.

Dalam ketegangan yang tidak wajar, semua nyanyian yang sudah dilatih dengan baik dapat hi-lang seketika atau gagal. Untuk itu sikap menyanyi

(30)

yang baik adalah dengan sikap bebas dari semua ketegangan, konsentrasi untuk menyanyi dan ha-rus pandai menguasai diri.

Sikap tubuh yang lain adalah tidak kaku, tidak membungkuk tetapi jangan terlalu menenga-dah keatas. Posisi kaki kanan agak maju, supaya berat badan dapat berpindah-pindah dengan relaks.

g. Ekspresi/Penjiwaan

Seorang penyanyi harus dapat membawakan lagu dengan baik dari suatu ciptaan sesuai dengan jiwa lagu tersebut, misalnya sedih, gembira, sema-ngat dan sebagainya. Sebuah lagu yang gembira harus pula disertai dengan mimik atau gerakan yang gembira pula. Bernyanyi dengan ‘perasaan’ berarti bernyanyi dengan ‘hati’. Sebelum menya-nyikan lagu, alangkah baiknya jika sudah meng-hayati apa yang akan dinyanyikan. Karena selama bernyanyi harus menghayati isi nyanyian dengan perasaan/hati. Banyak penyanyi memusatkan per-hatian pada dirinya sendiri, bukan pada nyanyian yang sedang dibawakan. Tidak ada nyanyian eks-presif yang dilakukan sambil mengingat-ingat lagu yang dibawakan, apalagi bila sambil membaca sya-irnya. Oleh sebab itu sebelum tampil, hafalkan lirik lagu yang akan dibawakan. Setelah hafal lirik lagu-nya, pahami betul apa makna pesan yang ada pada lagu tersebut, kemudian pahami makna dan

53

pesannya, pastikan apakah jiwa dasar lagu itu se-dih, marah, semangat, gembira dan sebagainya. Se-telah berhasil menjiwai syair lagu, nyanyikan me-lodi tersebut tanpa syair dengan tetap berintegrasi pada jiwa dasar penafsiran tentang syair.

Setelah syair lagu dikuasai, masih ada satu lagi yang harus dilalui yaitu faktor musik pengiring yang berguna fungsinya untuk membawa pada pe-rasaan yang lebih mendalam. Saat menyanyi de-ngan iride-ngan musik, satukan perasaan lagu dede-ngan suasana musik pengiring. Kiat sederhana dalam menjiwai irama musik pengiring, yaitu berinteraksi-lah, terutama dengan salah satu instrument (apabi-la diiringi lebih dari satu instrument), karena ins-trument memiliki perasaan yang lebih menonjol ter-hadap irama. Ekspresi adalah penguasaan syair, lagu, sambil menjiwai atau menghayati secara kese-luruhan. Untuk itu diperlukan beberapa teknik penjiwaan di dalam bernyanyi.

Teknik penjiwaan adalah cara untuk mengu-asai teknik-teknik bernyanyi, yaitu merubah dina-mika atau volume suara. Teknik penjiwaan yang biasa dilakukan adalah dinamika atau perubahan keras lembutnya suara sesuai dengan tanda-tanda atau perasaan. Tanda dinamik terletak dalam st-ruktur kalimat musik yang pada umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sebelum puncak yang disertai dengan crescendo dan bagian sesudah pun-cak yang disertai dengan decrescendo.

(31)

Disamping merubah dinamika atau volume suara, memilih tempo yang tepat untuk sebuah nyanyian, juga penting sekali dalam penjiwaan. Ka-rena semua istilah seperti allegro (cepat) moderato (sedang), lambat (andante) dan seterusnya sangat relatif, maka penyanyi harus mencoba tempo mana yang sesuai dengan nyanyian yang ia bawakan.

Dalam mengungkapkan nyanyian terlebih da-hulu mempelajari penjiwaan. Mula-mula dengan memilih nyanyian yang memancing gerak-gerik; Ke-mudian menyanyikan lagu-lagu yang lebih serius. Tidak bernyanyi terlalu keras, dan jangan ber-nyanyi hanya dengan suara tetapi dengan wajah. Suara selalu dijiwai oleh penghayatan akan isi dan maksud nyanyian, dan oleh hati yang tidak pernah meninggalkan suara. Perlu juga membaca teks ti-dak hanya dengan mata tetapi dengan suara seolah-olah seperti baca puisi.

Di dalam teknik penjiwaan, menjiwai orna-men vokal juga sangat diperlukan. Ornaorna-men artinya hiasan atau variasi. Khusus dalam vocal yang lazim dikatagorikan sebagai ornamen, yaitu improvisasi atau hiasan yang dilakukan secara mendadak dan impromptu atau hiasan yang direncanakan. Orna-mentasi pada dasarnya bertujuan membuat lagu menjadi lebih hangat dan lebih kaya nuansa. Ornamentasi tidak akan bermakna apapun apabila dilakukan tidak dengan sepenuh jiwa. Mengingat menyanyi merupakan pekerjaan hati, maka prinsip

55

dasar saat melakukan ornamen vokalpun tetap per-lu dilakukan dengan penuh perasaan.

Yang termasuk dalam katagori ornamentasi vokal, selain memproduksi soft distorsi dan distorsi, termasuk vibrato, echo, tremolo, falsetto/kopstem. Distorsi adalah vokal suara yang dibuat dengan kesan kasar seperti penyanyi rock, sedangkan soft distorsi merupakan vokal yang lembut dan serak. Seperti suara Krisdayanti, Stevie Wonder, Celine Dion dan sebagainya. Teknik vibrato adalah gelom-bang vokal lembut yang mendalam, sebagaimana yang banyak dilakukan hampir semua penyanyi pop. Teknik tremolo adalah getaran vocal yang lebih rapat seperti yang banyak dilakukan para penyanyi seriosa. Teknik echo adalah cara bernyanyi men-desah, hal ini sering digunakan oleh para penyanyi yang kurang memiliki potensi mengalunkan gelom-bang vibrato atau tremolo. Kopstem/falsetto adalah suara palsu yang ditujukan bagi pria dan dapat di-manfaatkan sebagai ornamen. Pemanfaatan kops-tem adalah untuk bagian nada yang masih bisa dijangkau dengan suara asli.

Bagi yang belum memahami banyak tentang harmoni, sebaiknya tidak menyajikan ornamentasi secara revolusional. Karena dapat terjebak pada ornamen yang tidak proporsional. Ornamentasi bu-kan kewajiban utama bagi seorang penyanyi, kewa-jiban utama adalah menyanyi dengan penuh pera-saan. Dalam dunia nyanyi populer, penjiwaan

(32)

diperlukan untuk menyajikan ornamentasi. Tidak ada ukuran yang jelas tentang ornamentasi selama dibawakan dengan hati.

Dinamik adalah bahasa musik yang mengan-dung makna keras lembutnya suara. Penyanyi se-perti Dorce, Titik Puspa, Celine Dion, pandai menghanyutkan perasaan pendengarnya. Musik po-puler tergolong corak musik yang menuntut per-mainan dinamik yang variatif. Oleh sebab itu para penyanyi musik populer profesional pandai meng-ombang-ambingkan perasaan pendengarnya.

Komunikasi vokal yang tidak musikal adalah berbicara atau berkata-kata, sedangkan menyanyi adalah komunikasi vokal secara melodis. Seorang penyanyi dituntut selalu bisa menjiwai berbagai aspek perilakunya di panggung. Gerak tangannya, langkah kakinya, termasuk saat mengucapkan kata-katapun perlu dijiwai. Dengan menjiwai gerak-an alat-alat pengucapgerak-an, berarti telah menyajikgerak-an teknik diksi atau gaya pengucapan yang lebih me-narik serta dapat bermanfaat untuk mempertegas karakter suara.

h. Penampilan

Penampilan dalam menyanyi sangat menen-tukan berhasil tidaknya seorang penyanyi dalam suatu pertunjukan. Oleh karena itu sebagai vokalis harus benar-benar berusaha menampilkan dirinya

sebaik mungkin, agar memberi kesan mempesona sehingga dapat menarik penonton.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan da-lam penampilan, diantaranya yaitu make up dan kostum. Make up atau merias diri sangat diper-lukan dalam suatu penampilan. Tujuannya adalah untuk memperindah atau mempercantik diri, tetapi tidak berlebihan, yang wajar saja. Penataan rambut juga perlu diperhatikan, disesuaikan dengan wajah. Untuk kostum atau busana harus memilih warna dan potongan yang serasi.

(33)

a. Sejarah Gitar

Banyak orang yang bisa memainkan gitar, namun sedikit yang mengetahui sejarahnya. Beri-kut kita akan melihat sekilas sejarah gitar dari ma-sa ke mama-sa. Sebenarnya sejarah gitar ma-sangat pan-jang, namun mengingat ruang yang terbatas, wa-cana ini akan meninjau secara garis besar saja.

Sejarah gitar dipercaya dimulai di wilayah Ti-mur Dekat. Di antara puing-puing yang di temukan di Babilonia, yang paling relevan adalah gitar yang dibuat pada 1900-1800 SM. Dari masa itu, hingga tahun 1650, gitar mengalami evolusi yang begitu rumit dan beraneka ragam. Begitu banyak jenis dan masing-masing memiliki nama yang berbeda.

Beberapa kalangan berpendapat lain, meng-anggap gitar justru berasal dari negara Spanyol ka-rena alat musik gitar mirip sama alat musik Spa-nyol yang bernama Vihuela yang beredar pada awal abad ke-16. Alat baru ini (gitar) mempunyai cara

59

pembuatan yang sama dengan alat musik ukulele. Gitar pertama kali yang dibuat sebenarnya ber-ukuran sangat kecil dan juga hanya memiliki empat dawai, seperti ukulele.

Pada masa klasik banyak terdapat publikasi yang dilakukan oleh para pembuat lagu dan juga para pemusik. Seperti Fernando Sor, Mauro Gui-liani, Matteo Carcassi, Fernando Caulli, dan masih banyak para pencipta yang mengembangakan meto-de bermain gitar yang akhirnya menjadi permainan yang umum dan dapat diterima.

Instrumen yang penting kontribusinya dalam perkembangan gitar adalah instrumen Cittern. Ins-trumen ini juga berbentuk menyerupai buah pir dengan bagian belakang yang rata, dengan empat atau lima pasang senar dari kawat dan dengan fretting yang permanen apakah itu diatonik seperti Appalachian Dulcimer ataupun chromatic seperti gitar modern. Tuning head sudah dipasang mirip seperti pada gitar atau mandolin. Stemannya sama dengan mandolin (in fifths) dengan fingering dan chord yang sama dan dimainkan dengan plectrum atau pick.

(34)

tahun 1490 dan mirip dengan four course guitar dengan tambahan satu pasang senar bass. Instru-men ini dinamakan juga English Guitar.

Ada pula Vihuela De Mano berasal dari Snyol dan merupakan instrumen dengan enam pa-sang senar. Bodynya cukup besar seperti gitar kla-sik jaman sekarang dan mempunyai beberapa lu-bang suara di atasnya. Instrumen ini menggunakan fixed bridge dan kemungkinan merupakan nenek moyang langsung dari gitar 12 senar USA yang ma-suk ke Amerika Utara melalui Mexico, Texas dan Louisiana.

Masih banyak jenis gitar lainnya yang terus berkembang. Gitar seperti yang kita kenal seka-rang, yaitu bersenam enam, baru muncul sekitar tahun 1750. Dan selama sekitar 90 tahun beri-kutnya (hingga tahun 1840), gitar senar enam ini cukup pesat berkembang di Spanyol.

Masuknya gitar di Indonesia seiring dengan masa penjajahan yang tidak saja menyisakan catat-an kepedihcatat-an, tetapi juga seni. Salah satunya ada-lah dibawanya gitar oleh orang-orang Purtugis di sekitar abad ke-17.

Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portu-gis di Malaka dimukimkan oleh Belanda di kawasan berawa-rawa di Jakarta Utara, di sebuah kampung Tugu. Agar mereka tidak bosan, mereka menghibur diri dengan bermain musik. Nah, musik yang

mereka gunakan saat itu adalah gitar. Konon, dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong.

Ada 3 jenis gitar yang dimainkan para tawan-an saat itu, yaitu :

1.Gitar Monica, yang terdiri dari 3 dawai; 2.Gitar Rorenga, yang terdiri dari 4 dawai; 3.Gitar Jitera, yang terdiri dari 5 dawai.

Dua abad kemudian gitar dan keroncong menjadi populer di kalangan bangsawan dan kemu-dian menyebar ke pelosok tanah air.

b. Anatomi Gitar

Sebelum kita mulai mempelajari bagaimana caranya memainkan gitar, tentunya kita harus me-ngenal apa saja sih bagian-bagian dari tubuh se-buah gitar, karena kata pepatah kalau tak kenal maka tak sayang.

Maka dalam kesempatan ini akan kami bahas sedikit mengenai anatomi dari sebuah gitar.

Gambar berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian gitar akustik :

Headstock adalah istilah umum yang meng-gambarkan bagian dari gitar yang melekat pada

(35)

leher instrumen. Pada headstock terdapat "tuner", yang akan anda gunakan untuk menyesuaikan nada se-tiap senar pada gitar

Pada titik di mana head-stock menempel pada leher gitar, anda akan mene-mukan "Nuts". Nuts biasa-nya terbuat dari bahan plastik, tulang, dll, di ma-na terdapat lekukan kecil yang dipahat untuk me-mandu senar ke tuner.

Neck atau leher dari gitar adalah area dimana anda akan berkonsentrasi lebih banyak: Anda akan me-nempatkakan jari-jari an-da di berbagai tempat di leher, dalam rangka untuk menciptakan nada yang berbeda.

Kebanyakan gitar akustik dan klasik memiliki cekungan pada bagian bodynya, dan juga memiliki “Sound Hole” atau "lubang suara", yang dirancang untuk menghasilkan suara gitar.

Bridge adalah bagian dari gitar yang berfung-si untuk menyangga senar gitar. Semakin tinggi ukuran Bridge semakin jauh senar dari fret gitar.

Hal ini akan membuat tidak nyaman pada jari an-da.

Gambar berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian gitar dan bagaimana perbedaannya antara bagian-bagian gitar akustik dengan gitar listrik/ elektrik.

Berikutnya kita juga akan mengenal ba-gaimana senar dan fret ditandai. Senar ditandai da-ri yang paling tipis ke yang paling tebal, artinya se-nar 1 itu adalah sese-nar yang paling tipis, begitu juga sebaliknya senar 6 adalah senar yang paling tebal.

Gambar

Gambar berikut ini akan dijelaskan bagian-
gambar berikut ini :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kategori yang mendominasi tingkat optimisme mahasiswa bimbingan dan konseling adalah pada kategori tinggi

Tačiau ši tapa- tybė gali būti teigiama tik tuo atveju, jei sekuliarizacija traktuojama kaip modernybės priežastis ir jei modernybės turiniai matomi vien kaip

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, yang sedalam-dalamnya atas limpahan anugerah dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan terselesaikannya

Tersedia informasi tentang hak dan ke(a!i&#34;an Tersedia informasi tentang hak dan ke(a!i&#34;an Terdapat $%&amp; koordinasi dan komunikasi antara Terdapat $%&amp; koordinasi

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (1) Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa

1) Secara simultan, seluruh variable kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan tamu yang menginap di The Oasis Boutique Beach Resort and

Bakery merupakan kue berukuran kecil yang memiliki cita rasa lezat dan cocok untuk dijadikan sebagai camilan..

Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa pada proses perekrutan dosen, dengan dua metode maka terdapat perbedaan hasil antara metode Analytical Hirearchy Process