• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Optimalisasi Teknologi DNA Rekombinan pada Tanaman Tembakau dengan TMV (Tobacco Mosaic Virus) Sebagai Carrier untuk Produksi Hormon Insulin bagi Penderita Diabetes Tipe I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Optimalisasi Teknologi DNA Rekombinan pada Tanaman Tembakau dengan TMV (Tobacco Mosaic Virus) Sebagai Carrier untuk Produksi Hormon Insulin bagi Penderita Diabetes Tipe I"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah 187

OPTIMALISASI TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN PADA TANAMAN

TEMBAKAU DENGAN TMV (Tobacco Mosaic Virus) SEBAGAI CARRIER UNTUK

PRODUKSI HORMON INSULIN BAGI PENDERITA DIABETES

Disusun Oleh :

(2)

Naskah 187

OPTIMALISASI TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN PADA

TANAMAN TEMBAKAU DENGAN TMV (Tobacco Mosaic Virus)

SEBAGAI CARRIER UNTUK PRODUKSI HORMON INSULIN BAGI

PENDERITA DIABETES

Disusun Oleh :

(3)

Naskah 187

ABSTRAK

Optimalisasi Teknologi DNA Rekombinan pada Tanaman Tembakau

dengan TMV (Tobacco Mosaic Virus) sebagai Carrier untuk Produksi

Hormon Insulin bagi Penderita Diabetes Tipe I

Tanaman tembakau merupakan tanaman perkebunan yang memiliki

produktivitas tinggi sebesar 1,98 kg/Ha. Berdasarkan data statistik

pertumbuhan luas lahan tembakau mencapai 11,96%. Teknologi DNA

rekombinan dapat diterapkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan

tembakau. Salah satu pemanfaatan tembakau dapat digunakan sebagai

obat bagi penderita diabetes diabetes tipe 1 yang dilakukan dengan cara

teknologi rekombinan. Teknologi DNA rekombinan dapat dilakukan

dengan cara memasukan DNA rekombinan berupa gen insulin dari

pankreas manusia dan plasmid (gen lacZ yang mengkode

B-galaktosidase) dari Escherichia coli ke dalam carrier berupa TMV (Tobacco Mosaic Virus), sehingga DNA rekombinan dapat bereplikasi dalam inangnya yaitu tembakau dan megekspresikan atau menghasilkan zat

tertentu yang diinginkan. Teknik DNA rekombinan harus dapat

mengintegrasikan gen yang menyandikan insulin manusia kedalam

genom carriernya yaitu TMV (Tobacco Mosaic Virus). Pemanfaatan virus carrier ini yang menjadikan tingkat produktifitas dari insulin yang

dihasilkan oleh tembakau dapat meningkat. Insulin dapat bertahan

dengan gen yang ada pada Tobacco Mosaic Virus karena adanya gen LacZ pada plasmid yang dapat mengkode B-galaktose. B-galaktosidae

merupakan enzim yang mengkontrol transkrip gen sehingga DNA insulin

harus menempel pada gen ini. Perbedaan gugus asam amino ini dapat

(4)

Naskah 187

diabetes. Pengobatan yang perlu dilakukan untuk menyembuhkan

diabetes ialah dengan menginjeksi insulin ke dalam tubuh penderita.

Insulin yang hasilkan dari rekombinan lebih aman karena gen yang di

gunakan ialah dari gen insulin manusia. Insulin berperan untuk mengatur

kadar gula darah dijaga pada 3,5-8,0 mmol/liter. Melalui rekayasa

genetika dapat dihasilkan TMV (Tobacco Mosaic Virus) yang merupakan penghasil insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

Injeksi TMV (Tobacco Mosaic Virus) kedalam tanaman tembakau yang dilakukan dengan memanfaatkan kerja infeksi penyakit mosaic dari

tembakau. Sehingga dengan berkembangnya penyakit mosaic dalam

tembakau akan terjadi juga replikasi insulin. Yield insulin yang dihasilkan

dari teknologi DNA rekombinan akan lebih banyak dihasilkan

dibandingkan dengan menggunakan metode ekstraksi konvensional yang

dihaslikan secara langsung dari pankreas kadaver. Kerja insulin

dipengaruhi oleh dosis, tempat injeksi, kehadiran antibodi insulin,

aktivitas fisik.

Kata Kunci: Tembakau, diabetes melitus tipe I, teknologi DNA rekombinan,

insulin, TobaccoMosaicVirus, plasmid.

(5)

Naskah 187

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

ABSTRAK ……… ii

DAFTAR ISI ……… iv

BAB 1. PENDAHULUAN ……… 1

BAB 2. GAGASAN ……… 4

2.1 Deskripsi Insulin ……… 4

2.2 Proses Pembuatan Insulin ...………. 5

2.3 Karakteristik Tembakau ……… 7

2.4 Injeksi insulin ……… 7

2.5 Sumber Insulin ……… 8

2.6 Dampak Inovasi ……… 9

2.7Dampak Aplikatif ……… 9

BAB 3. KESIMPULAN ……… 10

DAFTAR PUSTAKA………...……….. 11

(6)

Naskah 187

BAB 1.PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman tembakau yang dikenal dengan nama latin yaitu Nicotiana

tabacum, merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting bagi perekonomian nasional dengan

menyumbang penadapatan devisa negara, serta sebagai salah satu sumber

ekonomi di pedesaan berupa usaha perkebunan rakyat. Indonesia

memiliki kurang lebih 100 varietas daun tembakau. Jenis-jenis daun

tembakau yang tumbuh di Indonesia adalah Tembakau Deli, Tembakau

Temanggung, Tembakau Vorstenlanden, Tembakau Madura, Tembakau

Besuki, Tembakau Garut, dan Tembakau Lombok Timur (Paramatha dan

Lazuardi 2013).

Berdasarkan data statistik luas lahan tembakau di Indonesia

mengalami peningkatan tiap tahunnya, data terakhir yang dipublikasikan

oleh Direktorat Jendral Perkebunan pada tahun 2015 luas lahan tembakau

mencapai 218.738 Ha, dengan pertumbuhan 11,96%. Dibandingkan

dengan luas lahan perkebunan lainnya yang terus menyusut tiap

tahunnya. Produksi tembakau pada tahun 2015 mencapai 202.322 ton,

dengan produktivitasnya sebesar 1,98 kg/Ha. Sehingga dengan besarnya

potensi tembakau tersebut, sangat memungkinkan untuk melakukan

optimalisasi proses hilir komoditi tembakau. Kandungan terbesar dalam

daun tembakau adalah nikotin sebesar 16%. Kondisi optimal untuk

tumbuh dan berkembangnya tembakau harus memerhatikan curah hujan,

kesuburan tanah (hara dan toksisitas), kemiringan lahan, pemupukan,

(7)

Naskah 187

Pola hidup yang tidak sehat serta pola makan yang tidak teratur

dapat menyebabkan berbagai macam penyakit tidak menular, salah

satunya penyakit diabetes melitus. Terdapat dua kategori utama diabetes

melitus yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 ini

umumnya terjadi karena kurangnya produksi insulin (insulin

dependent/childhood-onset diabetes). DM tipe 1 adalah kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan

hiperglikemia kronis (Pulungan 2009). Keadaan tersebut disebabkan

kerusakan sel beta pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik,

sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti. Berdasarkan data

statistik dari Kementrian Kesehatan RI untuk proporsi dan perkiraan

jumlah diabetes pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di Indonesia

tahun 2013 sekitar 12,2 juta jiwa, dengan kondisi yang terdiagnosis

sebanyak 30,4% dan kondisi tidak terdiagnosis sebesar 69,6%. Resiko

diabetes terus meningkat dengan buruknya pola makan dan pola hidup

yang tidak sehat.

Pemanfaatan tembakau selama ini hanya terbatas pada

penggunannya sebagai bahan baku pembuatan rokok, maupun

pemanfaatan nikotin dalam daun tembakau untuk obat pencahar dan

bioinsektisida. Sehingga perlu adanya sentuhan teknologi untuk

mengoptimalkan manfaat dari daun tembakau, juga untuk meningkatkan

nilai ekonomisnya. Salah satu pemanfaatan tembakau dapat digunakan

sebagai obat bagi penderita diabetes diabetes tipe 1 yang dilakukan

dengan cara teknologi rekombinan. Teknologi rekombinan dapat

dilakukan dengan cara memasukan DNA rekombinan berupa gen insulin

(8)

Naskah 187

galaktosidase) dari Escherichia coli ke dalam carrier berupa TMV (Tobacco Mosaic Virus), sehingga DNA rekombinan dapat bereplikasi dalam inangnya yaitu tembakau dan megekspresikan atau menghasilkan zat

tertentu yang diinginkan. Teknik DNA rekombinan harus dapat

mengintegrasikan gen yang menyandikan insulin manusia kedalam

genom carriernya yaitu TMV (Tobacco Mosaic Virus). Pemanfaatan virus carrier ini yang menjadikan tingkat produktifitas dari insulin yang

(9)

Naskah 187

BAB 2. GAGASAN

2.1 Deskripsi Insulin

Insulin adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51 asam

amino, 30 diantaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya

yang membentuk rantai kedua. Kedua rantai dihubungkan oleh ikatan

disulfida. Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian

atas lengan pendek dari kromosom kesebelas yang berisi 153 basa

nitrogen (63 dalam rantai A dan 90 dalam rantai B) (Suwanto 1998). DNA

yang membentuk kromosom, terdiri dari dua heliks terjalin yang dibentuk

dari rantai nukleotida, masing-masing terdiri dari gula deoksiribosa,

fosfat, dan nitrogen. Terdapat empat basa nitrogen yang berbeda yaitu

adenin, timin, sitosin, dan guanin. Sintesis protein tertentu seperti insulin

ditentukan oleh urutan dasar yang diulang. Insulin berperan untuk

mengatur kadar gula darah dijaga pada 3,5-8,0 mmol/liter (Suwanto 1998).

Carrier merupakan molekul DNA yang membawa suatu DNA asing kedalam sel inang, dengan harapan sifat yang ada pada DNA asing

tersebut dapat terekspresi dalam sel inang. Salah satu vektor yang bisa

digunakan untuk membawa molekul DNA asing masuk dalam sel inang

adalah plasmid. Plasmid digunakan untuk melakukan rekayasa pada

berbagai organisme yang tidak bisa diperoleh secara alami. Rekayasa ini

dilakukan pada tingkat genetik sehingga disebut sebagai rekayasa

genetika. Proses penyisipan gen memerlukan tiga faktor utama yaitu

carrier, virus, dan enzim. Carrier yaitu pembawa gen asing yang akan disisikan, biasanya berupa plasmid yaitu molekul DNA utas ganda

(10)

Naskah 187

sitoplasma, dan dapat melakukan replikasi secara autonom. Plasmid

diambil dari bakteri Escherichia coli yang mengandung gen lacZ yang mengkode B-galaktosidase dan disisipi dengan gen insulin dari pankreas

manusia. Virus berperan dalam memperbanyak plasmid, plasmid dalam

tubuh bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri,

sehingga semakin banyak plasmid yang direplikasi, semakin banyak pula

gen insulin yang ditranskripsikan sehingga terjadi cloning gen (Glick dan Pasternak 1994). Enzim berperan untuk memotong dan menyambungkan

plasmid. Enzim restriksi bertindak sebagai pisau biologis yang hanya

mengenali rangkaian nukleotida tertentu, sehingga memungkinkan untuk

memutuskan pasangan basa nitrogen tertentu dan menghapus bagian

DNA yang berisi kode genetik dari kromosom sebuah organisme sehingga

dapat memproduksi insulin.

2.2 Proses Pembuatan Insulin

Proses pembuatan insulin dengan teknik DNA rekombinan adalah

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel

panckeas manusia:

a) Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin

diekstrak dari sel pankreas. Kemudian enzim transcriptase

ditambahkan pada mRNA bersamaan dengan nukleotida

penyusun DNA.

b) Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetekan untuk membentuk

DNA berantai tunggal.

c) DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.

(11)

Naskah 187

d) Enzim DNA polymirase digunakan untuk melengkapi DNA rantai tunggal menjadi ranati ganda, disebut DNA komplementer

(c-DNA), yang merupakan gen penghasil insulin.

2. Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara

memotong kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.

3. Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid

dari sel bakteri dengan menggunakan enzim retrikasi lain. Sementara

itu, di dalam serangkain tabung reaksi atau cawan petri, gen

penghasil insulin manusia dalam bentuk c-DNA disiapkan untuk

dipasangkan pada plasmid yang terbuka tersebut.

4. Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin plasmid. Mula-mula

ikatan yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase

memperkuat ikatan ini sehingga dihasilkan molekul DNA rekombinan

atau plasmid rekombinan.

5. Memasukkan plasmid rekombinan kedalam virus TMV (Tobacco

Mosaic Virus). Dalam sel virus ini plasmid mengadakan replikasi. 6. Mengultur virus TMV (Tobacco Mosaic Virus) yang akan berkembang

biak dengan cepat menghasilkkan klon-klon virus yang mengandung

plasmid rekombinan penghasil insulin. Melalui rekayasa genetika

dapat dihasilkan TMV (Tobacco Mosaic Virus) yang merupakan penghasil insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang

singkat.

Injeksi TMV (Tobacco Mosaic Virus) kedalam tanaman tembakau yang dilakukan dengan memanfaatkan kerja infeksi penyakit mosaic dari

tembakau. Sehingga dengan berkembangnya penyakit mosaic dalam

tembakau akan terjadi juga replikasi insulin. Yield insulin yang dihasilkan

(12)

Naskah 187

dari teknologi DNA rekombinan akan lebih banyak dihasilkan

dibandingkan dengan menggunakan metode ekstraksi konvensional yang

dihaslikan secara langsung dari pankreas kadaver.

2.3 Karakteristik Tembakau

Menururt Russo dan Cove (1995), karakteristik tembakau yang

menjadikannya sebagai inang untuk memproduksi insulin memiliki

keunggulan sebagai berikut :

1. Memiliki rentang umur yang pendek

2. Jumlah generasi yang banyak

3. Lingkungan sel tumbuhan lebih mudah untuk dimodifikasi untuk

mempengaruhi ekspresi gen

4. Menghasilkan produk yang hampir mendekati sesuai dengan

keinginan (menyerupai insulin yang dihasilkan sel β-pankreas

5. Lebih ekonomis

2.4 Injeksi Insulin

Pemberian injeksi insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar

insulin dalam darah penderita dapat meminimumkan komplikasi.

Pengobatan ini hanya mungkin dilaksanakan bila insulin tersedia dalam

jumlah besar dengan kemurnian dan mutu yang baik. Pemberian insulin

kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan,

jika diberikan melalui oral insulin akan rusak dalam lambung. Setelah

disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa

keseluruh tubuh. Insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah

(13)

Naskah 187

Kerja insulin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Dosis, semakin tinggi dosisnya maka semakin cepat reaksinya

b. Tempat injeksi, kebanyakan insulin diinjeksikan pada perut

(interperional), pada pemberian pada transdermal maka pada otot

terjadi degradasi insulin 20-25%

c. Kehadiran antibodi insulin

d. Aktivitas fisik, semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan,

maka perlu energi (dari glukosa) yang semakin besar sehingga

tidak perlu aksi insulin yang ekstra untuk mengubah glukosa

menjadi glikogen (insulin yang diperlukan semakin sedikit).

2.5 Sumber Insulin

Metode insulin rekombinan harus memperhatikan insulin dasar

yang di akan digunakan. Insulin dihasilkan oleh sel pangkreas dari

mahluk hidup. Namun, setiap makhluk hidup akan menghasilkan insulin

yang berbeda. Terdapat perbedaan gugus asam amino dari gen insulin

yang akan disisipkan dari setiap mahluk hidup. Insulin dari mahluk

hidup didapat dari hasil ekstrak dari pangkreas sapi dan babi. Lebih dari

60% insulin di dunia dihasilkan oleh pangkreas babi. Terdapat perbedaan

gugus asam amino dari insulin manusia dengan insulin mahluk hidup

lainnya. Insulin babi dan manusia memiliki perbedaan di tiga asam amino

yaitu pada A8, A10, dan B30 (Waluyo dan Lud 2005). Perbedaan gugus

asam amino ini dapat menyebabkan efek samping seperti alergi pada

beberapa penderita diabetes (Ansel dan Howad 2005). Insulin yang

terbaik untuk mengobati diabetes ialah menggunkan DNA dari insulin

(14)

Naskah 187

yang di hasilkan oleh pangkreas manusia. Hal ini karena insulin manusia

memiliki kesamaan gugus asam amino yang dapat diterima oleh tubuh.

2.6 Dampak Inovasi

Salah satu dampak yang diharapkan dengan adanya inovasi ini

adalah merubah pandangan masyarkat mengenai tembakau. Tembakau

yang selama ini hanya dianggap membawa dampak buruk bagi

kesehatan, kini berdampak baik bagi kesehatan. Pemanfaatan virus TMV

pada tanaman tembakau sebagai carrier dalam proses pembuatan insulin sangat berdampak bagi dunia farmasi. Melalui metode baru ini,

ketersediaan insulin sebagai obat penyakit diabetes yang dapat dihasilkan

semakin banyak. Jika ketersediaan obat semakin meningkat, maka biaya

yang diperlukan untuk pengobatan bisa menjadi semakin murah.

Disamping itu, dalam proses produksinya, untuk memproduksi insulin,

metode ini tergolong murah jika dibandingkan dengan metode yang biasa

selama ini dilakukan.

2.7 Peluang Aplikatif

Metode ini dapat digunakan dalam memenuhi permintaan akan

obat diabetes yang setiap tahunnya semakin meningkat. Peneningkatan

permintaan akan obat diabetes dikarenakan pola makan manusia yang

tidak terkontrol sehingga bertambahnya penderita diabetes. Berdasarkan

data statistik dari kementrian kesehatan RI untuk peningkatan jumlah

penderita diabetes usia lebih dari 15 tahun di Indonesia pada tahun

2010-2014 sebesar 2%. Pengobatan yang perlu dilakukan untuk menyembuhkan

(15)

Naskah 187

Insulin yang hasilkan dari rekombinan lebih aman karena gen yang di

gunakan ialah dari gen insulin manusia.

Adanya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat dengan mencari alternatife penghasil obat yang

alami dengan mengurangi bahan kimia agar tidak menimbukan efek

samping bagi penderita. Metode ini menggunakan insulin yang di

rekombinan dengan virus yang berkembang biak dalam tembakau. Gen

yang digunakan berasal dari insulin manusia sehingga memiliki

kromosom yang sama dengan manusia sehingga membuat insulin dapat

di terima dengan baik oleh tubuh. Tidak adanya perbedaan gugus asam

amino membuat insulin dapat bekerja dengan baik dalam tubuh tanpa

danya efek samping seperti alergi, atau penolakan dari sel darah putih.

Kemudian metode ini tidak menggunakan bahan kimia dalam

pengolahannya sehingga mengurangi peluang adanya racun dalam

pengaplikasiannya

Menurut data statistik dari direktorat Jendral Perkebunan tahun

2015 luas lahan tembakau di Indonesia mencapai 218.738 Ha dan

mengalami pertumbuhan sebesar 11,96%. Hal ini menunjukan

terdapatnya bahan baku yang sangat mendukung dalam peningkatan

produksi insulin rekombinan. Tembakau sebagai media hidup virus

diperlukan dalam jumlah yang banyak untuk memproduksi insulin.

Sehingga luas lahan tembakau merupakan salah satu factor yang

mempengaruhi produksi insulin hasil rekombinan. Ketersediaan lahan

tembakau yang luas di Indonesia menjadi peluang dalam meningkatkan

produksi insulin rekombinan. Kuatnya pengadaan bahan baku yang

(16)

Naskah 187

didukung dengan kemajuan teknologi membuat metode ini dapat

(17)

Naskah 187

BAB 3. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut.

1. Tembakau dapat dimanfaatkan sebagai obat Diabetes Melitus tipe I

dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan

2. Pemanfaatan carrier TMV (Tobacco Mosaic Virus) dapat menghemat

proses pengkulturan karena memakai sel pada tembakau sebagai

inangnya.

3. Penggunaan TMV (Tobacco Mosaic Virus) dapat mempercepat

proses replikasi, sehingga dapat menghasilkan insulin yang lebih

banyak.

4. Yield insulin yang dihasilkan melalui teknologi DNA rekombinan

lebih murah dan lebih banyak.

5. Insulin dari hasil teknologi DNA rekombinan lebih mudah diterima

oleh sel tubuh manusia sebagai penerima insulinnya.

(18)

Naskah 187

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 2005. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi edisi ke-empat. Jakarta: UIN

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi dan

Produktivitas Perkebunan di Indonesia Tahun 2011-2015. Jakarta

Direktorat Jendral Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi dan

Produktivitas Perkebunan di Indonesia Tahun 2011-2015. Jakarta

Glick BR, Pasternak JJ. 1994. Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA. Washington : ASM Press

Paramartha, D., Lazuardi, Y. 2013. Pemanfaatan nikotin pada daun tembakau untuk memproduksi bioinsektisida dengan proses ekstraksi cair-cair. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(2): 233-239

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan. 2013. Proporsi dan perkiraan jumlah diabetes pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di Indonesia. Jakarta

Russo E, Cove D. 1995. Genetic Engineering: Dreams and Nigthmares. New York (US): W.H. Freeman.

Sefian dan Hanani. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Suwanto A. 1998. Bioteknologi molekular: mengoptimalkan manfaat keanekaan hayati melalui teknologi dna rekombinan. Jurnal Hayati, 5(1): 25-28.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan panjang total elektroda yang harus terendam dalam air yang setara dengan kapasitas generator yang akan dikompensasi dilakukan dengan cara mencelupkan

Olemisen ja ajan historiallisuuskäsityksessä ”jälleen-hakeminen” ( Wiederholung ) tarkoittaa historiallisten mahdollisuuksien ekspli- siittistä perimistä. Tämä ei ole

Metode EOQ memiliki tingkat resiko yang lebih kecil dari pada metode POQ, karena pada metode ini, dalam penyimpanan bahan bakunya, perusahaan tidak membutuhkan

Hasil penelitian ini ditemukan adanya sembilan jenis kata dalam tuturan masyarakat Manduro, yakni semua jenis kata yang terdapat dalam kosakata Bahasa Indonesia

network client dan masalah otoritas keamanan aplikasi berupa manajemen password user didalam aplikasi server agar tidak terjadi penyalahgunaan aplikasi, serta

Masalah yang kemudian timbul adalah mampukah suatu aplikasi client – server yang menggunakan FTP (File Transfer Protokol) digunakan untuk mengirim data dari

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah memaksimumkan profit dan meminimumkan aset berisiko secara bersamaan dalam masalah pengalokasian dana bank untuk berbagai kategori

Dari seluruh strategi yang dipenelitian ini, strategi sub kontrak merupakan strategi paling mahal yang digunakan oleh Koperasi Batur Jaya Maka Penulis Menyarankan Koperasi