• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pengembangan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV A SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Model pengembangan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV A SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPS

TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN

BELAJARUNTUK PESERTA DIDIK KELAS IVA SD KANISIUS

SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agatha Novi Riyanti 081134049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan, yang kuat

dihantam ombak, dan kerjakanlah hal yang

bermanfaat untuk diri sendiri juga demi orang

lain karena hidup hanyalah sekali. Ingat,

hanyakepada Allah kita bersandarsebab

Dia-lah tempat meminta dan memohon.

PERSEMBAHAN

Dengan Rasa Bangga Syukur Skripsi ini

kupersembahkan kepada :

Ibu dan Bapak (Sri dan Indro)

Teman-teman kuliah.

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

Riyanti, Agatha Novi. 2012. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IVA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratf yang berawal dari keprihatinan dosen sebagai peneliti utama Universitas Sanata Dharma atas kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan.Peneliti sebagai salah satu dari anggota penelitian kolaboratif ingin meninjaklanjuti kebutuhan dosen tersebut.Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Juli 2012.Subyek pada penelitian ini adalah satu guru SD yang mengajar mata pelajaran IPS dan 30 peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model prosedural dengan memodifikasi model Dick and Carrey. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran IPSterinterasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.Kelayakan model perangkat pembelajaran ini diperoleh melalui penilaian para ahli dalam bidang mata pelajaran IPS, Bimbingan Konseling (BK), dan pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP 1).

Menurut penilaian para ahli, hasil kelayakan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi sebesar 83.75% dan untuk perangkat pembelajaran IPS terintegrasi ragam bimbingan belajar sebesar 85.65%. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini, tidak hanya bermanfaat untuk memberikan materi sesuai mata pelajaran, akan tetapi juga dapat digunakan untuk menyampaikan layanan bimbingan yang dapat membantu tugas perkembangan peserta didik khususnya dalamhal ketelitian dan mengerjakan tugas secara tepat waktu pada peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

(8)

viii ABSTRACT

Riyanti, Agatha Novi. 2012. The model of Development of integrated device wih learning social studies range personal mentoring student and learning for class IVA elementary school Kanisius Sengkan Yogyakarta. A Thesis. Sanata Dharma University: Yogyakarta

This research is a collaborative research. The background of this research is the concern of Sanata Dharma University lecturers as the main researcher on

teachers‟ need of the learning device that is integrated with the variety of

guidance. The researcher as one of the member of the collaborative research

interested in responsing the lecturers‟ need above. This study was conducted from

January up to July 2012. The subject of this study were an elementary school teacher who teach social study classess and 30 forth-grade students in Kanisius Sengkan Elementary School.

This study uses research and development method.The research and development apply procedural model by modifying Dick and Carrey model. The objectives of this study is to determine the advisability of themodel of social study learning device integrated with the variety of personal guidance and learning. The

advisability of this model is obtained through the experts‟ assessment in social

study field, guidance and counseling and the development of learning device that

refer to “Penilain Acuan Patokan” (PAP 1)

Based on the research, the percentage of the advisability of social study learning device integrated with the variety of personal guidance is 83.75 % and the social study learning device integrated with the variety of learning guidance is 85.65 %. This developed learning device is not only beneficial to teach materials that is suitable with the subjects but also to deliver guidance service that can assist

the learners‟ development especially in terms of accuracy and timeliness for the forth-grade students in Kanisius Sengkan Elementary School.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., SS., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Elga Andriana, S.Psi., M.Ed. Wakil KetuaProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Humdosen pembimbing I yang telah memberikan semangat.

5. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi.

6. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D.dosen penguji III yang telah memberikan nasihat.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN OLEH PANITIA UJIAN ... iii

HALAMANMOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Spesifikasi Produk ... 4

1.5. Definisi Operasional... 4

1.6. Konstribusi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Kajian Teori ... 7

2.1.1. Penelitian dan Pengembangan` ... 7

2.1.2. Perangkat Pembelajaran ... 10

2.1.2.1. Silabus ... 11

2.1.2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 13

(12)

xii

2.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan ... 16

2.2.1. Pengertian Bimbingan ... 16

2.2.2. Tujuan Bimbingan ... 17

2.2.3. Landasan Bimbingan di SD ... 18

2.2.4. Ragam Bimbingan Sekolah Dasar ... 18

2.2.5. Layanan Bimbingan Klasikal ... 22

2.3. Ciri, Tugas Perkembangan dan Permasalahan Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 tahun ... 23

2.3.1. Ciri-ciri anak usia 9-12 tahun ... 23

2.3.2. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 tahun ... 24

2.3.3. Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun ... 25

2.4. Peran Guru Sekolah Dasar sebagai pembimbing ... 26

2.5. Mata Pelajaran IPS ... 28

2.5.1. Pengertian IPS ... 28

2.5.2. Tujuan IPS ... 29

2.5.3. Ruang Lingkup IPS ... 29

2.6. HasilPenelitian yang Relevan ... 30

2.7. Kerangka Berpikir ... 32

BAB III METODE PENGEMBANGAN ... 35

3.1. Jenis Penelitian ... 35

3.2. Model Pengembangan ... 35

3.3. Desain Pengembangan ... 35

3.4. Prosedur Pengembangan... 36

3.5. Subyek Penelitian ... 40

3.6. Jenis Data ... 40

3.7. Tekhnik Pengumpulan Data ... 40

3.8. Tekhnik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ... 48

4.1.1. Wawancara ... 48

4.1.2. Observasi ... 49

(13)

xiii

4.2. Pembahsan Hasil Penelitian ... 53

4.2.1. Penilaian Ahli Perangkat Pembelajaran Pribadi ... 59

4.2.1.1. Penilaian Ahli Bidang Studi ... 55

4.2.1.2. Penilaian Ahli BK ... 56

4.2.2. Penilaian Ahli Perangkat Pembelajaran Belajar ... 58

4.2.2.1. Penilaian Ahli Bidang Studi ... 59

4.2.2.2. Penilaian Ahli BK ... 60

4.2.3.Pembahasan Kelayakan ModelPengembangan Perangkat Pembelajaran IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi. 62 4.2.4. Pembahasan Kelayakan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 65

5.3. Saran-saran ... 66

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1.Contoh Rancangan Kegiatan Bimbingan ... 32

Tabel 3.1. Panduan Wawancara ... 41

Tabel 3.2. Panduan Observasi ... 41

Tabel 3.3 Panduan AUK ... 42

Tabel 3.4. Panduan Penilaian Ahli Mata Pelajaran ... 43

Tabel 3.5. Panduan Penilaian Ahli BK ... 44

Tabel 3.6. Panduan Penilaian Ahli Pengembangan ... 45

Tabel 3.7. Kriteria Revisi Produk Pengembangan ... 46

Tabel 3.8. Penilaian Acuan Patokan Tipe 1 ... 47

Tabel 4.1. Hasil Wawancara ... 49

Tabel 4.2. Hasil Observasi ... 50

Tabel 4.3. Hasil Penyebaran AUK ... 51

Tabel 4.4. Riwayat Penilaian Ahli ... 52

Tabel 4.5.Rekapitulasi Perangkat Pembelajaran IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ... 54

Tabel 4.6.Rekapitulasi Penilaian Pertama IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ... 55

Tabel 4.7.Rekapitulasi Penilaian Kedua IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ... 57

Tabel 4.8.Rekapitulasi Perangkat Pembelajaran IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ... 58

Tabel 4.9.Rekapitulasi Penilaian Pertama IPS terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ... 59

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

Bagan 2.1.Sistem Pembelajaran Model Dick and Carrey... 8

Bagan 2.2. Keterkaitan Kebutuhan Guru dan Peserta Didik ... 33

Bagan 3.1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 37

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1.Surat Ijin Penelitian ... 69

Lampiran 2.Hasil AUK ... 70

Lampiran 3.Penilaian Ahli ... 73

Lampiran 4.Perangkat Pembelajaran Pribadi ... 79

Lampiran 5. Perangkat Pembelajaran Belajar ... 107

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian ini adalah penelitian kolaboratif yang dilakukan atas dasar keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru yang memerlukan perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Peneliti sebagai anggota penelitian kolaboratif ingin meninjaklanjuti keprihatinan dosen tersebut dengan cara melakukan wawancara kepada wali kelas, observasi kepada peserta didik saat pembelajaran dan penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan (AUK).

Peneliti melakukan wawancara selama 30 menit pada tanggal 9 januari 2012. Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IVA untuk mengetahui kebutuhan guru akan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru. Hasil wawancara menunjukkan bahwa peserta didik sering ramai di kelas, mudah mengeluh saat diberi tugas dan tidak teliti saat mengerjakan soal ditandai dengan menulis kalimat dengan tidak lengkap dan menambahkan kata-kata yang tidak sesuai dengan petunjuk.Perilaku-perilaku tersebut terlihat pada saat guru melaksanakan pembelajaran IPS.Peneliti memperkuat hasil wawancara dengan melaksanakan observasi.

Peneliti melakukan observasi selama 60 menit pada tanggal 10 januari 2012 ketika pembelajaran IPS.Hasil observasi menunjukkan bahwa 35 peserta didik menulis kalimat dengan huruf tidak lengkap dan 25 peserta didik menambahkan kata-kata yang tidak sesuai dengan petunjuk soal.Perilaku tersebut menunjukkan peserta

(18)

didik tidak teliti dan membutuhkan bimbingan pribadi.Perilaku lainnya adalah 24 peserta didik mengobrol atau ramai di kelas dan 26 peserta didik melamun saat pembelajaran.Perilaku tersebut menunjukkan peserta didik tidak tepat waktu saat mengumpulkan tugas sehingga mereka membutuhkan bimbingan belajar. Peneliti memperkuat hasil wawancara dan observasi dengan menyebarkan Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) kepada peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan. AUK adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik.

Penyebaran AUK dilakukan selama 30 menit pada tanggal 11 Januari 2012.Hasil penyebaran AUK yang mendapatkan prosentase terbanyak yaitu pada item peserta didik tidak teliti mengerjakan soal dan peserta didik tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Hasil penyebaran AUK mendukung kesimpulan yang diambil peneliti sebelumnya yaitu peserta didik membutuhkan bimbingan pribadi dengan tema ketelitian dan bimbingan belajar dengan tema tepat waktu. Peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai agar dapat membantu tugas perkembangan peserta didik. Hal ini didukung Brown and Trusty (Barus, 2011) yang menyatakan bahwa rumusan tujuan pelayanan BK harus didasarkan pada hasil analisis kebutuhan perkembangan peserta didik.

(19)

hubungan-hubungan kemanusiaan kemasyarakatan.Sapriya (2009) mengungkapkan bahwa tujuan IPS secara umum adalah peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang jujur, demokratis, bertanggung jawab, menghargai orang lain dan cinta tanah air.

Mata pelajaran IPS dapat digunakan guru sebagai sarana memberikan bimbingan pribadi dan belajar kepada peserta didik karena dalam nilai IPS telah mengandung aspek-aspek pribadi dan belajar.Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengembangkan perangkat pembelajaran IPS terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar dengan menggunakan metode Research and Development (R&D).Oleh

karena itu, penelitian ini berjudul “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik

Kelas IVA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana kelayakanmodel pengembanganperangkat pembelajaran IPS yang diintegrasikan dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan?

(20)

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1.3.1. Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

1.3.2. Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

1.4. SPESIFIKASI PRODUK

Hasil akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa:

1.4.1. Model perangkat pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi terdiri dari: Konsep Pengintegrasian, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)dan Handout/Materi Layanan yang diintegrasikan dengan bimbingan pribadi.

1.4.2. Model perangkat pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan bimbingan belajar terdiri dari: Konsep Pengintegrasian, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Handout/Materi Layanan yang diintegrasikan dengan bimbingan belajar.

1.5. DEFINISI OPERASIONAL

Beberapa istilah yang perlu diberikan batasan pengertian, sebagai berikut: 1.5.1. Perangkat pembelajaran

(21)

1.5.2. lmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan/disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang terencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan kemasyarakatan.

1.5.3. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi merupakanbimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi seperti tidak memperhatikan petunjuk, tidak teliti, kurang berhati-hati melakukan sesuatu.

1.5.4. Bimbingan Belajar

Bantuan dari pembimbing kepada peserta didik dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntunan belajar di institusi pendidikan

1.5.5. Perangkat Pembelajaran Terintegrasi Bimbingan Pribadi

Perangkat pembelajaran yang didalamnya ada kegiatan yang mencakup kegiatan yang berhubungan dengan bimbingan pribadi.

1.5.6. Perangkat Pembelajaran Terintegrasi Bimbingan Pribadi

(22)

1.6. KONSTRIBUSI PENELITIAN

Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1.6.1. Bagi Prodi

Program studi dapat memfasilitasi mahasiswa PGSD dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan.

1.6.2. Bagi Guru

Guru SD memiliki contoh modul perangkat pembelajaran yang mengandung ragam bimbingan pribadi dan bimbingan belajar dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta didik yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran IPS. 1.6.3. Bagi Peneliti

Peneliti akan menjadi guru SD, tugas guru SD selain mengajar juga harus memberikan bimbingan. Peneliti harus mengetahui mata pelajaran yang dapat diintegrasikan dengan bimbingan.

1.6.4. Bagi Peserta Didik

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan beberapa hal tentang landasan teori yang akan dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Kajian teori. (2) Hasil penelitian yang relevan. (3) Kerangka berpikir.

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Penelitian dan Pengembangan

Menurut Sujadi (2003) penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu modul baru atau menyempurnakan modul yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Dick and Carrey untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran yang telah ada. Komponen model Dick and Carrey meliputi materi dan lingkungan. Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melihat komponen yang dihasilkan berhasil dengan memuaskan atau tidak, maka perlu mengembangkan format evaluasi (Dick and Carrey, 2001). Hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian dan pengembangan model Dick and Carrey (2001) yang digambarkan dalam poin berikut:

(24)

Bagan 2.1.

Sistem Pembelajaran Dick and Carrey

(25)

65

Setyosari (2010) memaparkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh Dick and Carrey seperti berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Langkah ini untuk menentukan tujuan produk yang akan dikembangkan. 2. Analisis Pembelajaran

Analisis pembelajaran meliputi: keterampilan, proses, prosedur dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis Pembelajar dan Konteks

Tahap ini meliputi: menganalisis kemampuan, sikap, karakteristik awal pembelajar, karakteristik pembelajaran awal dan dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan.

4. Tujuan Umum dan Khusus

Tahap ini menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan operasional yang lebih spesifik. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes.

5. Mengembangkan Instrumen

Mengembangkan instrumen assessment dengan mengacu tahap 4. 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

(26)

7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang dapat berupa: bahan cetak manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan.

8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk yang dikembangkan.

9. Melakukan Revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran.

Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu jenis penelitian yang mengembangkan suatu produk dengan langkah-langkah yang sistematis (seperti pada gambar 2.1). Berdasarkan penelitian pengembangan tersebut, maka peneliti hendak mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar.

2.1.2. Perangkat Pembelajaran

(27)

didukung oleh pernyataan Siregar dan Nara (2010) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran merupakan seperangkat usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.

Gagne (Siregar dan Nara, 2010) berpendapat bahwa perangkat pembelajaran adalah situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Pendapat tiga ahli dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah suatu rancangan yang secara sengaja, terarah dan terencana yang dibuat untuk mendukung proses belajar mengajar.

Ibrahim (Trianto, 2009) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan peserta didik, Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta materi ajar Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, RPP dan materi ajar.

2.1.2.1. Silabus

(28)

a. Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan.

b. Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik.

c. Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran. d. Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

Prinsip-prinsip pengembangan silabus: a. Sistematis

Komponen-komponen dalam silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

b. Konsisten

Adanya hubungan yang rutin antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan penilaian.

c. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Langkah-langkah pengembangan silabus sebagai berikut: (a) Penulisan identitas mata pelajaran. (b) Penentuan standar kompetensi. (c) Penentuan kompetensi dasar. (d) Penentuan materi pokok. (e) Penentuan pengalaman belajar peserta didik. (f) Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator. (g) Penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian. (h) Penentuan alokasi waktu dan (i) Penentuan sumber belajar.

(29)

pembelajaran, kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator. Unsur penilaian oleh ahli BK meliputi kesesuaian antara standar kompetensi, kompetensi dasar materi pelajaran dan esensi bimbingan, kualitas perumusan pengalaman belajar, kesesuaian pengalaman belajar dengan esensi bimbingan. Unsur penilaian silabus oleh ahli pengembangan meliputi kelengkapan unsur-unsur silabus, kesesuaian antara standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, kualitas perumusan pengalaman belajar, kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator.

2.1.2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Trianto (2009: 214) menyatakan yang dimaksud dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah:

“Panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum berbasis kompetensi. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi”.

Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Menurut Rusman (2010:11-12), kegiatan inti dalam RPP menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi adalah

(30)

(1) Komponen lengkap dan logis urutannya. (2) Pemilihan materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan. (3) Media dan sumber belajar sesuai dengan indikator yang akan dicapai. (4) Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. (5) Langkah-langkah pembelajaran menekankan pada pengalaman peserta didik. (6) Langkah-langkah pembelajaran mencerminkan model atau metode yang digunakan. (7) Terdapat alokasi waktu pada setiap tahap. (8) Penilaian sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

Komponen yang akan dinilai oleh ahli bidang studi pada RPP adalah kelengkapan unsur-unsur RPP, kesesuaian antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan, kesesuaian pemilihan model pembelajaran dengan materi pembelajaran, rumusan kegiatan pembelajarannya mencerminkan kegiatan eksplorasi, elaborasi, kolaborasi, kegiatan pembelajaran bervariasi, pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional, tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat autentik, jumlah sumber belajar memadai, ketepatan pemilihan media pembelajaran, penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.

(31)

tujuan, rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan kegiatan eksplorasi, elaborasi, kolaborasi, pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional, penggunaan ragam teknik penilaian (penilaian bersifat autentik), tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan, ketepatan pemilihan media pembelajaran, penggunaan bahasa dan tata tulis baku.

2.1.2.3. Materi Ajar

Wina Sanjaya (2008: 140) menyatakan materi ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi ajar yang digunakan tentunya ada bagian-bagian yang harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Materi ajar berisi tentang: (a) Tujuan yang harus dicapai biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur. (b) Materi ajar harus memuat fakta, konsep dan prosedur. (c) Kegiatan belajar berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. (d) Rangkuman materi yakni garis-garis besar materi pelajaran secara urut. (e) Tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

(32)

komunikatif. Aspek materi ajar yang dinilai oleh ahli pengembangan yaitu kesesuaian isi materi ajar dengan kegiatan yang akan dilakukan, materi sesuai dengan indikator pembelajaran yang akan dicapai, materi memuat fakta, konsep, prosedur, pengorganisasian materi sistematis dan logis.

Materi ajar mempunyai tahapan untuk mencapainya. Untuk mencapai tujuan atau inti dari materi ajar tersebut maka diperlukan indikator untuk membantunya. Penelitian ini menggunakan pengintegrasian antara materi ajar dengan bimbingan. Berikut akan dijelaskan mengenai bimbingan dalam konteks pendidikan.

2.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan

2.2.1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan menurut Strang (Furqon 2005: 4) adalah proses belajar bagaimana menyelesaikan masalah dan berkembang secara optimal. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Tohirin (2007: 15-16) yang menyatakan istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Istilah “guidance” berarti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan, tuntunan atau pertolongan; tetapi tidak semua bantuan, tuntunan, atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan. Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada peserta didik untuk mengatasi permasalahan. Winkel (2005: 27) mendefinisikan bimbingan sebagai:

(33)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya, mengarahkan diri dan menyesuaikan secara positif serta konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (Agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).

2.2.2. Tujuan Bimbingan

Menurut Barus (2011: 9) layanan bimbingan di SD bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik dalam memenuhi kebutuhan intelektual, emosional, sosial-personal agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik/pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Hal ini diperkuat oleh Syamsu Yusuf dan Juntika Nurishan (2006) yang mengatakan tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkemba ngan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang b aik dan benar.

(34)

dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maup un lingkungan kerja demi kehidupan yang baik.

2.2.3. Landasan Bimbingan di SD

UU no. 20 Tahun 2003, PP no. 19 Tahun 2005, Permendiknas no. 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integratif dalam sistem pendidikan di sekolah. UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun 1990 (Furqon, 2005) menyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Oleh karena itu, sekolah dasar memiliki peranan strategis dalam pemberian ragam bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Landasan di atas menjadi dasar pelaksanaan bimbingan di SD untuk membantu pendidik dalam mengatasi permasalahan peserta didik. Layanan bimbingan klasikal dapat dijadikan sarana untuk memberikan berbagai macam ragam bimbingan. Ragam bimbingan dibagi menjadi beberapa bagian, yang akan dijabarkan pada poin berikut ini.

2.2.4. Ragam Bimbingan

Ragam bimbingan dibagi menjadi empat macam, yaitu:

a. Bimbingan Belajar

(35)

yang timbul berkaitan dengan tuntunan belajar di institusi pendidikan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Surya (Tohirin, 2007) yaitu bimbingan yang membantu para peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah pendidikan.

Permasalahan peserta didik yang memerlukan bimbingan belajar misalnya tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, tidak mengulang pelajaran di rumah, nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), tidak serius saat mengikuti pelajaran dan malas belajar. Pelayanan bimbingan belajar diberikan untuk membantu peserta didik mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

Ragam bimbingan belajar memuat pokok-pokok materi seperti: pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan belajar, menjalani program penilaian, pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok, pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran, orientasi belajar di sekolah. Peserta didik yang bermasalah dengan masalah belajar tersebut harus diberi bimbingan belajar.

2. Bimbingan Pribadi

(36)

bersemangat mengerjakan soal, mudah putus asa, tidak teliti, tidak mampu mengeksperisikan perasaan dan tidak mampu memecahkan masalah.

Ragam bimbingan pribadi membantu peserta didik menemukan dan memahami serta mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani. Masalah yang terdapat pada ragam bimbingan pribadi ini diantaranya ketelitian, mudah putus asa, tidak dapat memecahkan masalah dan tidak bersemangat.

Ragam bimbingan pribadi meliputi pokok-pokok materi berikut (WS Winkel, 1996): (1) Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan

bertaqwa terhadap TuhanYang Maha Esa. (2) Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun perannya di masyarakat. (3) Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. (4) Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya. (5) Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri. (6) Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat. Oleh karena itu, peserta didik yang bermasalah dengan masalah pribadi harus diberi bimbingan pribadi.

(37)

3. Bimbingan Sosial

Menurut Winkel (1996) bimbingan sosial yaitu bimbingan yang bertujuan membantu anak dalam mengatasi kesulitan-kesulitan kehidupan sosial, sehingga ia mampu mengadakan hubungan sosial dengan baik. Contoh permasalahannya yaitu peserta didik tidak mau bekerjasama, tidak mau membantu teman yang berkesulitan, berteman pilih-pilih, pasif di dalam kelas dan tidak dapat mengatasi masalah sosial yang dihadapinya.

4. Bimbingan Karier

Sukardi (1987: 22) mendefinisikan bimbingan karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan dari padanya. Menurut Joedonagoro (Gani, 1987) bimbingan karier dapat memberikan dorongan-dorongan yang positif, mampu menciptakan sikap kemandirian dalam memilih karier dan merupakan usaha yang sangat berarti dalam membentuk kualitas tenaga kerja masa depan.

Bimbingan karier juga merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan masalah karier untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang. Bimbingan karier bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu bimbingan agar seseorang dapat memasuki kehidupan, tata hidup dan kejadian dalam kehidupan dan mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah ke dunia nyata.

(38)

peserta didik agar mengerti akan dirinya, mempelajari dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman yang akan membantu dalam membuat keputusan dan mendapatkan pekerjaan.

Pada penelitian ini, peneliti hanya akan berfokus pada pemberian bimbingan pribadi dan bimbingan belajar, karena berdasar wawancara, observasi dan penyebaran AUK menunjukkan bahwa peserta didik mengalami masalah pribadi dalam hal ketelititian dan masalah belajar dalam hal tepat waktu. Kedua bimbingan tersebut akan diatasi secara klasikal di dalam kelas.

2.2.5. Layanan Bimbingan Klasikal

Depdiknas (2008) menyatakan bahwa peluncuran program layanan bimbingan yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para peserta didik. Peserta didik diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti: kurikulum, personel (pimpinan, para guru dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, kegiatan ekstrakurikuler dan fasilitas sekolah lainnya. Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Semua peserta didik terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

(39)

menghadapi ujian dan mengelola perasaan. Layanan bimbingan klasikal ditujukan untuk mengembangkan ketrampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.

Layanan bimbingan klasikal diberikan untuk membantu permasalahan peserta didik mencapai tugas perkembangan. Tugas perkembangan itu mencakup ciri-ciri dan permasalahan peserta didik usia 9-12 tahun.

2.3. Ciri-ciri, Tugas Perkembangan dan Permasalahan Peserta Didik Usia

9-12 Tahun

2.3.1. Ciri-ciri peserta didik usia 9-12 tahun

Tingkatan kelas di sekolah dasar menurut (Supandi, 1992) dapat dibagi menjadi dua yaitu kelas rendah dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas I-III, sedangkan kelas atas terdiri dari kelas IV-VI. Kisaran usia sekolah dasar di Indonesia, berada di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9 atau 10 tahun sampai 12 tahun.

(40)

perkembangan anak sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah, diantaranya adalah:

(a) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari. (b) Mengembangkan kata hati, moralitas, suatu skala dan nilai-nilai. (c) Mencapai kebebasan pribadi. (d) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial.

Pada usia 9-12 tahun peserta didik juga memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas perkembangan pada usia tersebut akan dibahas dalam keterangan berikutnya.

2.3.2. Tugas Perkembangan

Havighurst (Furqon, 2005) menjelaskan bahwa tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Havighurst (Furqon, 2005: 36) menerangkan sembilan tugas perkembangan peserta didik usia 6-13 tahun antara lain: (1) Mempelajari keterampilan fisik. (2) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh. (3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya. (4) Mulai mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria. (5) Mengembangkan

pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. (6) Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai. (7) Mengembangkan sikap

(41)

Tugas perkembangan membantu permasalahan peserta didik. Permasalahan peserta didik ini ditentukan oleh usia peserta didik tersebut. Selanjutnya, akan dibahas mengenai permasalahan peserta didik usia 9-12 tahun.

2.3.3. Permasalahan peserta didik umur 9-12 tahun

Kowitz (Furqon, 2005) memerinci permasalahan yang dihadapi anak-anak SD sebagai berikut:

2.3.3.1. Masalah Pribadi

Permasalahan pribadi anak-anak usia SD terutama berkenaan dengan

kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan kebiasaan-kebiasaannya. Munculnya gejala perilaku malas untuk belajar,

malas datang ke sekolah, ketergantungan, kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif, kurang bertanggung jawab, tidak teliti, tidak bersemangat, mudah putus asa, perilaku yang tidak sesuai norma dan menunjukkan perilaku agresif.

2.3.3.2. Masalah Penyesuaian Sosial

(42)

2.3.3.3. Masalah Belajar

Masalah belajar dapat ditemui oleh seluruh peserta didik di setiap kelas dan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahannya dapat berupa: tidak menguasai materi yang ditargetkan sebagai tujuan pengajaran hal ini dapat disebabkan kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, tidak mengerjakan tugas, tidak mengulang pelajaran, tidak tepat waktu, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua, atau karena metode pembelajaran yang digunakan gurukurang tepat .

2.4. Peran Guru SD sebagai Pembimbing

Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan

yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Hal tersebut senada dengan Pasal 52

ayat (1) huruf (e) yang menjelaskan “Tugas tambahan”, misalnya menjadi

pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja dan guru

piket. Surat keputusan Menpan No.83/1993 (dalam Furqon, 2005) menegaskan bahwa selain tugas utama mengajar, guru sekolah dasar ditambah dengan melaksanakan program bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Furqon (2005) menjelaskan wujud bimbingan yang dapat dilakukan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

(43)

b. Menciptakan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan yaitu yang bebas dari rasa takut dan ketegangan yang menghambat perkembangan peserta didik.

c. Menilai keberhasilan belajar peserta didik dan memberikan layanan perbaikan pengajaran yang berkaitan dengan bidang studi yang diajarkannya. d. Memahami dan melaksanakan kebijaksanaan dan mekanisme kerja

bimbingan yang berlaku di sekolahnya.

e. Memberikan layanan orientasi dan informasi yang berkaitan dengan masalah kelanjutan pendidikan dan jabatan yang akan peserta didik hadapi.

f. Membantu para peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapinya, terutama yang berkaitan dengan pengajaran yang diajarkannnya dan program pendidikan yang ditempuh para peserta didiknya.

g. Memperlakukan peserta didik sebagai pribadi yang memiliki harga diri, dengan memahami kelemahan, kekurangan dan masalah-masalahnya.

h. Memberikan konsultasi secara terbatas pada masalah-masalah atau kesulitan yang berhubungan dengan pengajaran yang diajarkannya atau pemilihan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan yang akan dimasukinya.

i. Memberikan layanan referal bagi individu yang memiliki masalah atau kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh guru.

j. Memberikan dorongan untuk meningkatkan dan mengembangkan intelektual, personal dan sosial peserta didik.

(44)

pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan penjabaran tentang tugas guru SD mengajar mata pelajaran tidak ditemukan adanya layanan bimbingan, maka layanan bimbingan harus diintegrasikan ke dalam lima mata pelajaran pokok agar pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik menjadi lebih bermakna dan menyeluruh.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas guru tidak hanya mengajar mata pelajaran di kelas, tetapi juga harus mampu memberikan ragam bimbingan, sehingga mampu mengatasi permasalahan peserta didik.

2.5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

2.5.1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu sosial. Keller C.R. (Sapriya, 2006: 6) mengemukakan:

“Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan/disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang terencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan

kemasyarakatan”.

(45)

2.5.2. Tujuan IPS

2.5.2.1. Tujuan IPS secara umum menurut Sapriya (2009: 194) :

a. Peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. b. IPS membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

2.5.2.2.Tujuan IPS secara khusus (KTSP, 2007) :

a. Peserta didik memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

b. Peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global.

c. Peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

2.5.3. Ruang lingkup IPS

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menjelaskan bahwa

(46)

mencakup mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Aspek perilaku ekonomi dan kesejahteraan mencakup mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Melalui aspek dan pokok bahasan IPS tersebut, maka peneliti akan mengintegrasikan pokok bahasan yang hendak dicapai dengan ragam bimbingan, baik ragam bimbingan pribadi, belajar, maupun sosial yang bertujuan membantu tugas perkembangan peserta didik.

2.6. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Adapun penelitian-penelitian itu adalah :

a. Penelitian tersebut berjudul “Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran IPS Materi Bencana Alam di SD Negeri Klego 01

Kecamatan Pekalongan Timur” yang dilakukan oleh Budi Harjanto (2008) mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS Universitas Negeri Semarang. Penelitian tersebut bertujuan untuk: (1) Mengetahui model pembelajaran IPS materi bencana alam SD. (2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran IPS materi bencana alam yang sudah ada. (3) Melakukan pembuatan CD Pembelajaran Interaktif mata

pelajaran IPS materi bencana alam yang efektif dan efisien. (4) Mengetahui tingkat pengaruh prestasi hasil belajar penggunaan model

pembelajaran CD Interaktif.

(47)

peserta didik dan melakukan wawancara pada guru mata pelajaran IPS. Langkah-langkah pengembangan CD interaktif yang dilakukan saudara

Budi meliputi: (1) Perencanaan. (2) Penyusunan. (3) Perbaikan. (4) Pemantapan. Kelayakan produk yang dikembangkan dapat diketahui

dengan melakukan uji coba produk dan melakukan konsultasi pada ahli untuk memperoleh masukan dan saran. Hasil dari uji coba produk peneliti jadikan dasar revisi produk pengembangan. Berdasarkan hasil penilaian dosen pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru IPS SD Negeri Klego 01 Kecamatan Pekalongan timur dan tanggapan peserta didik terhadap media, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan media CD telah memenuhi kriteria kelayakan.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada proses pengembangan produk media pembelajaran yang juga menggunakan desain pengembangan R&D. Dengan demikian, peneliti mendapat gambaran tentang pengembangan media yang digunakan dalam pembelajaran IPS.

b. Peneliti menemukan modul pengembangan diri yang dikembangkan oleh Gendon Barus dan Sri Hastuti (2011). Modul tersebut memiliki relevansi dengan perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan. Relevansi tersebut terletak pada bagian modul yang berjudul “Berkonsentrasi di

(48)

Tabel 2.1.

Contoh Rancangan Kegiatan Bimbingan No Keterangan

1 Pokok Bahasan Berkonsentrasi di Dalam Kelas 2 Bidang

Bimbingan

Bimbingan Belajar 3 Standar

Kompetensi

Siswa dapat berkonsentrasi sehingga mampu mengikuti petunjuk guru

4 Kompetensi Dasar

Siswa mampu menjelaskan bagaimana cara berkonsentrasi yang benar.

5 Indikator P Peserta didik mendefinisikan arti berkonsentrasi

.2 Peserta didik dapat menyebutkan tujuan dari berkonsentrasi P Peserta didik mempraktekkan berkonsentrasi terhadap suatu hal. 6 Metode Membaca materi, menggambar kelompok, tanya jawab. 7 Waktu 2 X 35 menit

8 Alat Modul, Lembar kerja, LCD, Laptop, video pendek yang menyangkut tentang konsentrasi.

9 Sumber Hernacki Mike, Deporter bobbi. Quantum Learning. Bandung: Kaifa, 2009

10 Sasaran Layanan Peserta didik SD kelas IV-VI SD

Modul di atas menunjukkan indikator yang diharapkan dapat dicapai peserta didik yaitu peserta didik berlatih konsentrasi terhadap suatu hal. Hal tersebut memiliki relevansi dengan indikator yang ada pada penelitian ini. Indikator tersebut yaitu memperhatikan cara menggunakan satu alat komunikasi masa kini.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada indikator pembelajaran tentang konsentrasi. Hal tersebut memberi inspirasi bagi peneliti untuk mengintegrasikannya ke dalam perangkat pembelajaran.

2.7. Kerangka Berpikir

(49)

Guru

Perangkat Pembelajaran Terintegrasi Ragam

Bimbingan

Peserta Didik

dasar harus membimbing peserta didik yang mengalami masalah agar dapat mencapai tugas perkembangan sesuai dengan usianya. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan memberikan ragam bimbingan. Bimbingan dapat dilaksanakan secara klasikal ketika kegiatan pembelajaran di kelas melalui mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, permasalahan yang menghambat tugas perkembangan peserta didik dapat terselesaikan melalui perangkat pembelajaran yang terintegrasi ragam bimbingan karena dengan bimbingan peserta didik dapat mencapai tugas perkembangan. Hal tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut ini:

Bagan 2.2.

Keterkaitan antara kebutuhan guru dan peserta didik

(50)

peserta didik membutuhkan ragam bimbingan pribadi dan belajar, sehingga penelitian ini berfokus pada pengembangan model perangkat pembelajaran IPS yang terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar.

Proses pengintegrasian IPS dengan bimbingan pribadi dan belajar dilakukan dengan menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), menentukan indikator KD dari mata pelajaran, menentukan indikator bimbingan menurut esensi bimbingan dan menentukan tujuan pembelajaran yang didapat dari perkawinan antara indikator mata pelajaran dan indikator bimbingan. Tujuan pembelajaran tersebut dapat membantu tugas perkembangan peserta didik yang dapat dilakukan atau tercover dalam kegiatan belajar mengajar.

(51)

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

Bab ini dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metode pengembangan meliputi: (1) Jenis penelitian. (2) Model pengembangan. (3) Desain pengembangan. (4) Prosedur pengembangan. (5) Subyek penelitian. (6) Jenis data. (7) Teknik pengumpulan data dan (8) Teknik analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian jenis ini adalah jenis penelitian dan pengembangan. Jenis penelitian ini menggunakan model Dick and Carrey.

3.2. Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural. Model prosedural yaitu model yang digunakan secara terstruktur atau terencana. Penelitian kali ini menggunakan model prosedural diadaptasi dari model Dick and Carrey dengan beberapa modifikasi dari peneliti.

3.3. Desain Pengembangan

(52)

perkembangan. Semua kegiatan di atas digunakan untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik yang dikelompokkan dalam kegiatan belajar.

Pengembangan pada penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran IPS yang berisi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi ajar terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

3.4. Prosedur Pengembangan

(53)

TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR

UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV A

Gambar 3.1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPS TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK

PESERTA DIDIK KELAS IVA

(54)

Keterangan :

1. Penetapan subjek penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

2. Analisis kebutuhan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup:

a. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas IVA SD Kanisius Sengkan mengenai karakteristik peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Melakukan observasi di kelas IVA saat proses pembelajaran mata pelajaran IPS berlangsung. Data ini digunakan untuk memperkuat hasil wawancara.

c. Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) di kelas IVA SD Kanisius Sengkan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi peserta didik apakah sudah seseuai dengan hasil wawancara dan AUK atau belum. 3. Tahap pengembangan perangkat pembelajaran

a. Mengidentifikasi standar kompetensi yang akan diajarkan oleh guru sesuai dengan jadwal penelitian.

b. Menganalisis kompetensi dasar yang akan diajarkan.

(55)

d. Merumuskan Indikator

(Indikator) dirumuskan mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Merumuskan tujuan dengan cara menggabungkan Indikator Pembelajaran (IP) dengan Indikator Bimbingan (IB). IP=IM+IB

e. Menyusun assessment

f. Merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan.

g. Mengembangkan materi pelajaran yang disesuaikan dengan indikator bimbingan.

4. Tahap uji coba dan revisi, meliputi: a. Expert Judgment tahap I

Tahap ini dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS SD Kanisius Sengkan dan dosen IPS Universitas Sanata Dharma. Penilaian dilakukan selama dua kali. Hasil dari tahap ini direvisi oleh peneliti untuk kemudian sebagai bahan expert judgement tahap II.

b. Expert Judgment tahap II

Tahap ini dilakukan oleh ahli ke-BK-an yaitu guru BK dan dosen BK. Penilaian dilakukan dua kali, hasil dari tahap ini direvisi oleh peneliti untuk kemudian sebagai bahan expert judgement tahap III.

c. Expert Judgment tahap III

(56)

3.5. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam peneltian ini adalah satu guru dan 30 peserta didik kelas IVA di SD Kanisius Sengkan.

3.6. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner tersebut berupa alat ungkap kebutuhan. Data kualitatif diperoleh dari melakukan wawancara dengan guru wali kelas IVA dan guru mata pelajaran IPS serta observasi yang dilakukan di kelas IVA SD Kanisius Sengkan ketika kegiatan belajar mengajar IPS berlangsung.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara, observasi dan angket. Instrumen yang berupa angket terdiri atas alat ungkap kebutuhan. Instrumen yang berupa wawancara terdiri atas wawancara dengan guru mata pelajaran

1. Pedoman Wawancara dengan guru mata pelajaran siswa kelas IVA SD Kanisius Sengkan.

(57)

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara dengan guru mata pelajaran

2. Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran mata pelajaran IPS kelas IVA SD Kanisius Sengkan sedang berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk memperkuat data hasil wawancara.

Tabel 3.2. Pedoman Observasi

No. Pernyataan Keterangan 1 Peserta didik menulis dengan

huruf yang tepat pada setiap kalimat

2 Peserta didik menambahkan kata-kata yang tidak sesuai dengan petunjuk soal. 3 Peserta didik datang tepat

waktu

4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru 5 Peserta didik melamun di

dalam kelas

6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru kurang jelas

7 Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan tepat

8 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan

.

9 Peserta didik mengobrol atau mengganggu teman lain ketika belajar

10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

2 Apakah ibu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik?

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan dapat menghambat perkembangan mereka?

4 Perilaku tersebut nampak pada saat ibu melakukan KBM mata pelajaran apa? 5 Apakah ibu pernah menyusun perangkat

pembelajaran yang berisi ragam bimbingan? 6 Seperti apa perangkat pembelajaran yang ibu

(58)

3. Alat Ungkap Kebutuhan (AUK)

Alat ungkap kebutuhan merupakan alat untuk mencari kebutuhan peserta didik akan bimbingan. AUK memuat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan ragam bimbingan. Melalui AUK peneliti dapat mengetahui ragam bimbingan apa yang dibutuhkan peserta didik sehingga peneliti dapat mengintegrasikan ragam bimbingan dengan mata pelajaran di SD Kanisius Sengkan.

Tabel 3.3. Panduan AUK

No

Item Pernyataan ya Tidak

Ragam Bimbingan Pribadi

1 Saya bersemangat mengerjakan soal IPS.

2 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal IPS yang sulit. 3 Saya teliti mengerjakan soal IPS.

4 Saya mengekspresikan perasaan saya dengan ekspresi yang tepat dengan perasaan saya ketika pelajaran IPS.

5 Saya mampu memecahkan masalah pada saat pelajaran IPS. Ragam Bimbingan Sosial

6 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas IPS secara kelompok.

7 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas IPS.

8 IPS menyadarkan saya mau berteman dengan siapa saja tanpa melihat perbedaan suku, agama dan budaya.

9 Saya selalu terlibat aktif didalam kelas ketika pelajaran IPS.

10 IPS dapat mengembangkan pengetahuan sikap dan ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang saya hadapi.

Ragam Bimbingan Belajar

11 Nilai IPS saya selalu di atas KKM. 12 Saya senang belajar IPS.

13 Saya selalu mengulang pelajaran IPS di rumah. 14 Saya mengerjakan tugas IPS tanpa banyak salah

15 Saya selalu mengumpulkan tugas IPS dengan tepat waktu.

4. Pedoman Penilaian Ahli

Perangkat Pembelajaran pada penelitian dinilai oleh lima ahli, yaitu :

a. Ahli Mata Pelajaran

(59)

dosen IPS dari Universitas Sanata Dharma. Rubrik penilaian ahli mata pelajaran akan dijelaskan berikut ini :

Tabel 3.4. Panduan Penilaian Ahli Mata Pelajaran.

A. Silabus

NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR KOMENTAR 1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 1 2 3 4 5

2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 1 2 3 4 5 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar 1 2 3 4 5 4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan

indikator

1 2 3 4 5

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR KOMENTAR 1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 1 2 3 4 5

2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator dan tujuan

1 2 3 4 5

3 Kesesuaian pemilihan model pembelajaran dengan materi pembelajaran

1 2 3 4 5

4 Rumusan kegiatan pembelajarannya

mencerminkan kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, Kolaborasi (EEK)

1 2 3 4 5

5 Kegiatan pembelajaran bervariasi 6 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan

pembelajaran proporsional

1 2 3 4 5

7 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat otentik

1 2 3 4 5

8 Jumlah sumber belajar memadai 1 2 3 4 5 9 Ketepatan pemilihan media pembelajaran 1 2 3 4 5

10 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku

1 2 3 4 5

C. MATERI AJAR

1 Kesesuaian isi materi ajar dengan kegiatan yang dilakukan.

1 2 3 4 5

2 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

1 2 3 4 5

3 Materi memuat fakta, konsep, prosedur. 1 2 3 4 5 4 Pengorganisasian materi sistematis dan logis. 1 2 3 4 5 5 Bahasa yang digunakan komunikatif 1 2 3 4 5

b. Ahli Bimbingan Konseling (BK)

(60)

Universitas Sanata Dharma. Selanjutnya, akan ditunjukkan rubrik penilaian ahli BK.

Tabel 3.5. Panduan Penilaian Ahli BK

A. Silabus

NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR KOMENTAR 1 Kesesuaian antara SK, KD mata pelajaran dan

esensi bimbingan

1 2 3 4 5

2 Kualitas perumusan pengalaman belajar 1 2 3 4 5 3 Kesesuaian pengalaman belajar dengan esensi

bimbingan

1 2 3 4 5

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR KOMENTAR 1 Kesesuaian antara SK, KD, indikator, tujuan,

dan nilai bimbingan.

1 2 3 4 5

2 Konsistensi antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang berisi bimbingan.

1 2 3 4 5

3 Kegiatan pembelajaran mencerminkan bimbingan.

1 2 3 4 5

4 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat reflektif

1 2 3 4 5

5 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku

1 2 3 4 5

C. MATERI AJAR

1 Materi ajar mencerminkan esensi bimbingan. 1 2 3 4 5 2 Materi ajar memuat aspek kognisi, afeksi dan

konasi

1 2 3 4 5

3 Materi ajar sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

1 2 3 4 5

4 Bahasa yang digunakan komunikatif 1 2 3 4 5

c. Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(61)

Tabel 3.6. Panduan Penilaian Ahli Pengembangan

A. Silabus

NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR KOMENTAR 1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 1 2 3 4 5

2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 1 2 3 4 5 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar 1 2 3 4 5 4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan

indikator

1 2 3 4 5

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR KOMENTAR 1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 1 2 3 4 5

2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator dan tujuan

1 2 3 4 5

3 Rumusan kegiatan pembelajarannya

mencerminkan kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, Kolaborasi (EEK)

1 2 3 4 5

4 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional

1 2 3 4 5

5 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat otentik

1 2 3 4 5

6 Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan

1 2 3 4 5

7 Ketepatan pemilihan media pembelajaran 1 2 3 4 5 8 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis

baku

1 2 3 4 5

C. MATERI AJAR

1 Kesesuaian isi materi ajar dengan kegiatan yang akan dilakukan

1 2 3 4 5

2 Materi sesuai dengan indikator pembelajaran yang akan dicapai

1 2 3 4 5

3 Materi memuat fakta, konsep, prosedur. 1 2 3 4 5 4 Pengorganisasian materi sistematis dan logis 1 2 3 4 5

3.8. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu menggunakan skala dikotomi dan skala likert. Skala dikotomi merupakan penghitungan untuk kuesioner tertutup (refleksi umpan balik) yang memiliki jawaban terbatas yaitu

„Ya‟ mempunyai skor 0, dan „Tidak‟ mempunyai skor 1.

(62)

Prosentase penilaian produk yang dilakukan oleh ahli bidang studi IPS, ahli Bimbingan dan Konseling (BK) dan ahli pengembangan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Langkah yang dilakukan peneliti setelah mendapat prosentase skor penilaian adalah mencari interval yang sesuai untuk menentukan tingkat kelayakan model perangkat pembelajaran. Tingkat kelayakan inilah yang dijadikan dasar perlu ada tidaknya revisi. Arikunto (Pardiyono, 2006) menjabarkan kriteria revisi model pengembangan perangkat pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.7. Kriteria Revisi Produk Pengembangan`

Interval Tingkat Pencapaian

Nilai Kualifikasi

90-100% 5 Baik Sekali. Tidak perlu dilakukan revisi. 80-89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi.

65-79% 3 Cukup Baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan revisi. Pertimbangan didasarkan beberapa hal, yaitu: (1) Penilaian produk oleh ahli Bimbingan Konseling (BK) dan ahli bidang studi. (2) Umpan balik dari guru dan peserta didik

55-64% 2 Kurang Baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.

< 35% 1 Sangat Kurang. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi dan melakukan pengkajian ulang produk.

Tabel kriteria kelayakan model perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar akan diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Menurut Masidjo (2006) PAP I merupakan penilaian yang berorientasi pada suatu patokan yang sifatnya

(63)

pasti dan sesuai tingkat penguasaan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, akan ditampilkan mengenai tabel PAP I:

Tabel 3.8. Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe 1

Tingkat Penguasaan

kompetensi

Rentang

Nilai

Keterangan

90-100%

87-100

Sangat layak

80-89%

74-87

Layak

65-79%

61-74

Cukup layak

55-64%

48-61

Kurang layak

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 3.1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar
Tabel 3.2. Pedoman Observasi
Tabel 3.3. Panduan AUK
+7

Referensi

Dokumen terkait

E. Kepuasan kerja sebagai sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia dimana dalam penelitian ini didapatkan kepuasan kerja total perawat pelaksana

Yang dimaksud dengan “semua pihak” adalah Pihak yang melaksanakan penyelenggaraan pendidikan berbasis agama dan budaya yaitu : guru ngaji di mesjid-mesjid/mushala, guru-guru

“ rising star ”, artinya jahe di Singapura berada pada posisi pasar ideal yang bertujuan memperoleh pangsa pasar ekspor tertinggi dengan nilai RCA lebih besar dari

Jika kamu ingin mengetahui apakah tanaman putri malu itu hidup, mungkin kamu akan menyentuhnya kuat-kuat dan melihatnya apakah sesuatu telah terjadi.. Salah satu ciri organisme

Berdasarkan hasil analisis untuk uji simultan (lihat Tabel 6), ditemukan bahwa nilai F adalah sebesar 3.638 yang signifikan pada taraf 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Teknik menulis artikel di Wiki yang paling sederhana adalah dengan memasukan judul tulisan yang kita ingin buat ke kata kunci di bagian Search...

pengangkutan sampah sejenis sampah rumah tangga dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan rekreasi dan pariwisata, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas

Kami, atas nama direksi dan pemegang saham perusahaan ini, bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku jika dalam proses verifikasi bertolak belakang