• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil belajar siswa dalam uji coba pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Kadirojo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hasil belajar siswa dalam uji coba pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Kadirojo - USD Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

 

ii 

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)

 

iii 

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

   

iv 

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Karya ini kupersembahkan untuk :

Jesus Christ yang memberkatiku sepanjang waktu

Bapak dan ibuku tercinta,

Seluruh keluarga besarku,

Serta saudara – saudari dan sahabat – sahabatku,

Terima kasih atas segala kasih sayang, doa, dukungan dan penyertaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

 

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

   

vi 

 

ABSTRAK

Angelina Desy, Natalia, 2011. Hasil Belajar Siswa dalam Uji Coba Pembelajaran Matematika yang Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Kadirojo. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Subjek penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo. Pengumpulan data berlangsung pada tanggal 4 maret 2011 – 12 maret 2011, berlangsung selama empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ke tiga pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ke empat diadakan ulangan harian materi penjumlahan pecahan. Pengumpulan data penelitian diperoleh dengan cara merekam kegiatan pembelajaran dengan alat bantu handycam. Analisis data dilakukan dengan prosedur: (i) reduksi data yang meliputi transkipsi data rekaman video dan penentuan topik-topik data, (ii) kategorisasi data, dan (iii) penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu hasil belajar matematika siswa dan hasil belajar nilai kemanusiaan siswa. (1) Hasil belajar matematika siswa yang tampak dalam pembelajaran selama tiga kali pertemuan berupa kemampuan nilai matematika yang ditunjukkan siswa adalah: (a) Kemampuan menyatakan pecahan: (i) Kemampuan menyatakan bagian warna ke dalam bentuk pecahan, (ii) kemampuan menuliskan bentuk pecahan dari suatu bilangan desimal, (iii) Kemampuan menentukan nilai tempat pada bilangan pecahan desimal, (b) kemampuan menjumlahkan pecahan: (i) menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang sama, (ii) menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang berbeda, (iii) mengurutkan langkah – langkah menjumlahkan pecahan campuran, (iv) menjumlahkan pecahan campuran dengan penyebut yang sama, (v) menjumlahkan pecahan campuran dengan penyebut yang berbeda, (vi) kemampuan menjumlahkan pecahan desimal. (2) Hasil belajar matematika siswa yang tampak dari evaluasi pembelajaran adalah: sebanyak 23 siswa dari 33 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM dengan kata lain sebanyak 70% siswa yang nilainya sudah memenuhi standar KKM. (3) Hasil belajar nilai kemanusiaan yang tampak dalam pembelajaran adalah: (a) kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman, (b) kemampuan menghargai perbedaan, (c) kemampuan untuk bertanggung jawab: (i) kemampuan menunjukkan sikap tanggung jawab, (ii) kesadaran akan tanggung jawab dalam disiplin sekolah. (4) Hasil belajar nilai kemanusiaan siswa yang tampak dari observasi guru adalah: (a) nilai kemanusiaan menghargai perbedaan, (b) nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

   

vii 

 

kemanusiaan tolong menolong, (c) nilai kemanusiaan tanggung jawab, (d) nilai kemanusiaan kerjasama, (e) nilai kemanusiaan menghormati perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

   

viii 

 

ABSTRACT

Angelina Desy, Natalia, 2011. Student Results in Trial-Based Mathematics Learning Paradigm Reflective Pedagogy at SD Kanisius Kadirojo Class IV. Thesis Studies Program Mathematics Education, Faculty of Teacher Training and Science Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aimed to: find out the results of student learning in math-based learning Reflective Pedagogical Paradigm. This research is a type of qualitative descriptive study. The data collected is qualitative, relating to student learning outcomes in mathematics-based learning Reflective Pedagogical Paradigm. The subject of this study is the students' fourth grade Kadirojo Canisius. Data collection took place on 4 March 2011-12 March 2011, lasted for four sessions. At the first meeting until the meeting of the third implementation of learning activities. At a meeting held to four daily tests summing fractions of material. Collecting research data obtained by recording the activity of learning with the tools handycam. Data analysis was performed with the procedure: (i) reduction of data that includes data transkipsi videotape and determining the topics of data, (ii) categorization of data, and (iii) inferences. The results of this study is divided into two parts, namely mathematics student learning outcomes and student learning outcomes of humanitarian values. (1) The results of studying mathematics students who appear in the learning during the three meetings of the ability of students' math scores shown are: (a) Ability to express fractions: (i) the ability to express the colors in the form of fractions, (ii) the ability to write a fraction of a decimal number, (iii) The ability to determine place value in decimal fractions, (b) the ability to add up fractions: (i) adding fractions with common denominators the same, (ii) summing the ordinary fractions with different denominators, (iii) sort the step - step adding the mixture fraction, (iv) adding the mixture fraction with the same denominator, (v) adding the mixture fraction with different denominators, (vi) the ability to add up the decimal fractions. (2) The results of studying mathematics students who appear from the evaluation of learning is: as many as 23 students from 33 students whose value has reached KKM with the other words as much as 70% of students who already meet the standard value KKM. (3) The results of studying human values that appear in the study were: (a) the ability to cooperate with teachers and friends, (b) the ability to appreciate differences, (c) the ability to be responsible: (i) the ability to demonstrate an attitude of responsibility, (ii) awareness of responsibility in school discipline. (4) The students learn the value of humanity is evident from observations of teachers are: (a) the value of humanity to appreciate the difference, (b) the value of humanity please help, (c) the value of humanitarian responsibility, (d) human values of cooperation, (e) value respect human differences.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

 

ix 

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

   

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus atas segala rahmat

dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

judul: Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Yang Berbasis

Paradigma Pedagogi Reflektif. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu

syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dengan penyusunan Tugas

Akhir ini penulis diharapkan mampu mempunyai daya analisa yang tajam serta

membantu memperdalam ilmu yang telah diperoleh selama masa studi.

Penulis menyadari bahwa selama masa studi di Program Studi Pendidikan

Matematika, sejak awal studi sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir ini

melibatkan banyak pihak. Untuk itu atas segala saran, bimbingan, dukungan,

penyertaan, doa, bantuan dan peran serta dari berbagai pihak khususnya warga

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada kesempatan ini dengan penuh

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

2. Bapak Dr. Susento, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, dorongan dan dukungan kepada penulis dengan penuh perhatian,

kesabaran dan dengan segala kesungguhan hati selama penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

   

xi 

 

3. Bapak dan Ibu dosen penguji yang telah memberikan nasehat, saran dan kritik

kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Seluruh dosen JPMIPA dan MIPA yang telah memberi dukungan dan ilmu

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyusun skripsi ini.

5. Bapak Sunarjo, Bapak Sugeng, Ibu Heny dan Mas Agus selaku staf

Sekretariat JPMIPA atas segala bantuan dan kerjasamanya sampai penulis

dapat menyelesaikan masa studi dan penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Th.Supartinah , selaku Kepala Sekolah di SD Kanisius Kadirojo yang

telah memberikan kesempatan, kerja sama dan dukungan kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian.

7. Ibu Lestari Puji Utami, selaku guru matematika kelas IV SD Kanisius

Kadirojo yang telah memberikan kesempatan, kerja sama dan dukungan

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Segenap Guru dan Karyawan SD Kanisius Kadirojo atas bantuan dan

kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian di sekolah.

9. Para siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo yang telah memberikan bantuan

dan kerjasamanya kepada penulis selama penelitian berlangsung.

10.Orang Tuaku Bapak Yosef Adam dan Ibu Oliva Sunta yang selalu

memberikan kasih sayang, cinta, doa dan dukungannya dengan penuh

kesabaran dan kerendahan hati.

11.Seluruh keluarga besarku dan sahabat – sahabatku yang telah memberikan

segala kasih sayang, cinta, doa, dukungan, semangat dan bantuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

 

xii

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

   

xiii 

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Batasan Istilah ... 5

E. Deskripsi Judul ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

   

xiv 

 

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika ... 9

B. Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 11

C. Materi Penjumlahan Pecahan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

D. Metode Pengumpulan Data ... 24

E. Metode Analisis Data ... 25

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 28

1. Tahap Ujicoba ... 29

2. Tahap Penelitian Utama ... 30

B. Analisis Data ... 33

1. Transkripsi Rekaman Video ... 34

2. Penentuan Topik-Topik Data ... 34

3. Penentuan Kategori-Kategori Data ... 37

BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Belajar Matematika Siswa yang Tampak Dalam Pembelajaran .... 42

1. Kemampuan Menyatakan Pecahan ... 43

2. Kemampuan Menjumlahkan Pecahan ... 48

B. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek Siswa Dalam Pembelajaran ... 59

1. Kemampuan Bekerjasama Dengan Teman ... 60

2. Kemampuan Menghargai Perbedaan ... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

   

xv 

 

3. Kemampuan untuk Bertanggung Jawab ... 62

C. Hasil Belajar Matematika Siswa yang Tampak Dari Ulangan Harian... ... 63

D. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Siswa dari Hasil Observasi Guru... ... 65

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 70

B. Hasil Belajar Siswa ... 72

1. Hasil Belajar Matematika Subjek yang Tampak Dalam Pembelajaran.. ... 72

2. Hasil Belajar Matematika Subjek yang Tampak Dari Hasil Evaluasi.. ... 73

3. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan yang Tampak Dalam Pembelajaran... ... 73

4. Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan yang Tampak Dari Hasil Observasi Guru... ... 74

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

   

xvi 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Topik Data hasil belajar Matematika Subjek pada Pertemuan I

Tabel 4.2 Topik Data Hasil Belajar Matematika Subjek pada Pertemuan II

Tabel 4.3 Topik Data hasil belajar Matematika Subjek pada Pertemuan III

Tabel 4.4 Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan I

Tabel 4.5 Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan II

Tabel 4.6 Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan III

Tabel 4.7 Kategori Data Hasil Belajar Berupa Kemampuan Matematika Subjek

Tabel 4.8 Kategori Data Hasil Belajar Berupa nilai kemanusiaan Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

   

xvii 

 

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Pohon 1. Kategori dan Subkategori Data Hasil Belajar Berupa Kemampuan Matematika Subjek

Diagram Pohon 2. Kategori dan Subkategori Data Hasil Belajar Berupa Nilai kemanusiaan Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

   

xviii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 80

Lampiran 2. Transkripsi Data ... 87

Lampiran 3. Jawaban Ulangan Harian Siswa ... 170

Lampiran 4. Daftar Nilai Akademik Siswa ... 175

Lampiran 5. Daftar Nilai Evaluasi Kemanusiaan ... 177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan adalah pilihan sekaligus orientasi

pengembangan peradaban bangsa sebagai investasi masa depan pembangunan

bangsa berjangka panjang. Orientasi ini mutlak dilakukan oleh karena pendidikan

diyakini sebagai sarana utama pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan

peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,

pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,

pemerintah selalu merevisi kurikulum yang sudah ada selaras dengan

perkembangan jaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan

selalu mengalami perkembangan.

Paradigma pedagogi reflektif merupakan suatu pola pikir pendidikan atau

pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan dan

pengembangan nilai kemanusiaan dalam suatu proses yang terpadu, yang

dirancang sedemikian rupa sehingga nilai kemanusian ditumbuhkan dari

kesadaran dan kehendak siswa sendiri. Pembelajaran bidang studi disesuaikan

dengan konteks siswa dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan diusahakan

melalui dinamika pengalaman refleksi, aksi dan disertai evaluasi. Maksudnya

dengan pengalaman tersebut, siswa mengalami sendiri nilai kemanusiaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

2   

   

diperjuangkan. Dengan refleksi, siswa menyadari sendiri maknanya. Dengan aksi,

siswa mengubah pola sikap yang bermuara pada perubahan perilaku dari

kemauannya sendiri (NN, tanpa tahun).

Sesuai dinamika PPR, pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan

dengan (a) memperhatikan konteks siswa (akademis, spiritual, psikis, fisik,

budaya, ekonomis, dll.) ; (b) mengajak siswa masuk ke dalam pengalaman belajar,

baik langsung maupun tidak langsung. Belajar di sini bukan hanya menyangkut

aktivitas otak atau pikiran (kognitif), tetapi juga melibatkan seluruh pribadi,

perasaan, dan kemauan (afektif). Belajar perlu melibatkan dimensi afektif dengan

mencoba merasakan dan mengalami kebenaran yang diperolehnya; (c) mengajak

siswa berefleksi untuk menemukan maksud, tujuan, nilai, makna, dan manfaat

dari pengalaman belajar. Refleksi ini amat penting karena akan meningkatkan

perkembangan dalam bidang emosi, pengetahuan, rasa sosial, kerohanian, dsb. ;

(d) melaksanakan apa yang disadari dalam refleksi sebagai baik, benar, dan

bermanfaat dalam perbuatan nyata. Aksi menunjukkan pertumbuhan batin seorang

siswa berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan, kemudian

dimanifestasikan secara lahiriah dalam perbuatan; (e) melaksanakan evaluasi (tes)

untuk mengukur/melihat keberhasilan akademis siswa dalam belajar. Kecuali

bidang akademik, yang perlu dievaluasi adalah perkembangan kepribadian siswa.

Dalam dinamika PPR, refleksi memegang peranan amat penting. Tidak ada

suatu pertumbuhan atau perkembangan tanpa refleksi. Tetapi refleksi saja belum

cukup. Karena dalam refleksi, kita baru sampai kesadaran batin tentang nilai :

baik-buruk, benar-salah dan berguna-tidak berguna. Refleksi itu harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

3   

   

ditindaklanjuti dengan aksi, yaitu usaha untuk sungguh-sungguh melaksanakan

dalam perbuatan/tindakan nyata apa yang disadari sebagai baik dan bermanfaat.

Refleksi tanpa dibarengi oleh aksi, akan mandul dan tidak membawa perubahan

hidup ke arah yang lebih baik. Kalau dipersiapkan dengan matang dan kita

laksanakan dengan sungguh-sungguh, pembelajaran berpola PPR akan menjadi

pembelajaran penuh makna dan bermanfaat sebagai pemandu ke arah hidup yang

lebih baik.

Salah satu diantara banyak sekolah yang telah mengupayakan Pola PPR

dalam proses pembelajaran adalah SD Kanisius Kadirojo. Sekolah dasar yang

terletak di kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta tersebut baru mengupayakan

Pembelajaran berpola PPR. Yayasan Kanisius yang ada di Yogyakarta sudah

mengupayakan pembelajaran berpola PPR sejak Tahun 2008. Para guru

memperoleh sosialisasi tentang PPR dari berbagai sumber. Beberapa memperoleh

sosialisasi dari penggerak PPR sendiri, yaitu Romo J. Subagyo, SJ yang

berkedudukan di Semarang. Sebagian guru lainnya memperoleh sosialisasi dari

tim PPR yang dikirim oleh Romo J. Subagyo, SJ ke Yayasan Kanisius Cabang

Surakarta. Sebagian lagi lainnya memperoleh sosialisasi dari kepala sekolah dan

guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah (Susento, 2010).

Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di SD Kanisius Kadirojo yang

baru mencoba untuk mengupayakan Pembelajaran berpola PPR. Peniliti terlibat

sebagai salah satu asisten penelitian Dr. Susento, M.S selaku dosen pendidikan

matematika Sanata Dharma yang akan meneliti bagaimana pembelajaran berpola

PPR di SD Kanisius Kadirojo. Dari pengamatan tersebut, peneliti ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

4   

   

mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa pada saat mengikuti pembelajaran

yang Berparadigma Pedagogi Reflektif di SD Kanisius Kadirojo dan sejauh mana

kesesuaian antara hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo tersebut

dengan prinsip-prinsip pembelajaran menurut PPR. Penelitian ini difokuskan pada

materi Pecahan dalam proses pembelajaran kelas IV di SD Kanisius Kadirojo.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk berusaha mengungkapkan

bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis

paradigma pedagogi reflektif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti

mengajukan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif di

kelas IV SD Kanisius Kadirojo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari perumusan masalah tersebut adalah untuk mendeskripsikan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma

pedagogi reflektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

5   

   

D. Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam pertanyaan dan tujuan didefinisikan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa adalah hasil belajar siswa dari pembelajaran dengan

pendekatan paradigma pedagogi reflektif yang berlangsung setelah proses

pembelajaran.

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut

Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar

mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan,

(3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga

dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pembelajaran matematika dilaksanakan di kelas IV SD yang dilakukan sebanyak

tiga kali pertemuan dan dilaksanakan di dalam kelas yaitu berupa kegiatan

pembelajaran dengan topik Pecahan pada siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo,

yang dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.

4. Paradigma pedagogi reflektif adalah pola pikir pendidikan atau pembelajaran

yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan dan pengembangan nilai

kemanusiaan dalam suatu proses yang terpadu, yang dirancang sedemikian rupa

sehingga nilai kemanusian ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa

sendiri. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa dan

pengembangan nilai-nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

6   

   

refleksi, aksi dan disertai evaluasi. Maksudnya dengan pengalaman tersebut, siswa

mengalami sendiri nilai kemanusiaan yang diperjuangkan. Dengan refleksi, siswa

menyadari sendiri maknanya. Dengan aksi, siswa mengubah pola sikap yang

bermuara pada perubahan perilaku dari kemauannya sendiri.

5. Siswa adalah subyek penelitian ini, yang menerima pembelajaran dengan

pendekatan pedagogi reflektif.

E. Deskripsi Judul

Penelitian ini berjudul “Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Matematika yang Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif”.

Penelitian ini mendeskripsikan hasil belajar siswa yang berlangsung setelah

proses pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi reflektif.

Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran di dalam kelas, dengan materi

pembelajaran Pecahan. Pembelajaran dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan

dengan rincian: 3 kali pertemuan membahas teori, latihan soal dan evaluasi nilai

kemanusiaan, 1 kali pertemuan dilakukan untuk ulangan harian. Pembahasan teori

dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, sedangkan proses

evaluasi akademik dan evaluasi nilai kemanusiaan dilakukan dengan ulangan

harian, refleksi dan aksi. Adapun dalam proses pembelajaran di SD Kanisius

Kadirojo, Guru menerapkan pendekatan pembelajaran berpola PPR, yang meliputi

kegiatan yang terkait dengan konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

7   

   

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi peneliti sebagai calon guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri sebagai

seorang calon guru, yaitu peneliti dapat mengetahui rangkaian hasil belajar siswa

kelas IV SD dalam mengikuti pembelajaran matematika berparadigma pedagogi

reflektif pada materi Pecahan. Sehingga nantinya dapat mempersiapkan metode

pembelajaran atau cara mengajar baru yang dapat diterapkan untuk menghadapi

tindakan siswa SD yang mengikuti pembelajaran matematika berpola PPR.

2. Bagi guru bidang studi matematika

Dengan adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan guru dapat

mempertimbangkan dan membuat metode pengajaran yang sesuai dengan PPR,

sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran berikutnya untuk menciptakan

aktivitas siswa dalam pembelajaran yang lebih baik.

3. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa pendidikan matematika, yaitu dapat mengetahui gambaran umum hasil

belajar siswa kelas IV SD dalam mengikuti pembelajaran matematika

berparadigma pedagogi reflektif. Sehingga apabila akan mengadakan penelitian

lanjutan tentang hal yang serupa bisa menjadi acuan atau sebagai bahan

pertimbangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

8   

   

G. Sistematika Penulisan

Pada penulisan ini dibagi menjadi 7 bab. Bab I berisi tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan istilah, deskripsi

judul dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang landasan teori. Sedangkan

Bab III berisi tentang uraian metode penelitian yang meliputi jenis penelitian,

subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data,

instrumen pengumpulan data dan metode analisis data.

Bab IV berupa analisis data penelitian yang di dalamnya berisi tentang

pelaksanaan penelitian, transkrip rekaman video, topik data, dan kategori data.

Bab V merupakan hasil penelitian, berisi tentang uraian hasil penelitian. Bab VI

berisi tentang pembahasan, sedangkan Bab VII berisi tentang kesimpulan dan

saran.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana hasil belajar

siswa , pada materi Penjumlahan Pecahan di kelas IV SD Kanisius Kadirojo.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka landasan teori yang akan dipakai dalam

penelitian ini meliputi: (i) Pembelajaran Matematika (ii) Hasil Belajar Menurut

Paradigma Pedagogi Reflektif, (iii) Materi Penjumlahan Pecahan.

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian pembelajaran matematika

Pengertian dari pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta

didik (siswa) yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

siswa, serta antara siswa dengan siswa. Dengan demikian pembelajaran

matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran

matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya, yang di dalamnya

terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang

amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara

siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut (Suyitno, 2004:2

dalam skripsi MM. Yunika N. , 2009).

Dalam bahasa latin, kata matematika berasal dari kata manthanein atau

mathema yang artinya belajar atau hal yang dipelajari. Sedangkan dalam bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

10

Belanda matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan

dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu

kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari

kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam

matematika bersifat konsisten (Depdiknas, 2003).

Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan yang menekankan

pada eksplorasi matematika, model berfikir yang matematik, dan pemberian

tantangan atau masalah yang berkaitan dengan matematika. Sebagai akibatnya

peserta didik melalui pengalamannya dapat membedakan pola-pola dan struktur

matematika, peserta didik dapat berfikir secara rasional dan sistematik. (Artanti cit

Hudoyo, 2007 dalam skripsi MM. Yunika N. , 2009).

2. Tujuan pembelajaran matematika

Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu (Depdiknas, 2003) :

a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan

kesamaan, dan perbedaan.

b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin

tahu, membuat prediksi dan pendugaan, serta mencoba-coba.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan,

grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

11

B. Hasil Belajar Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Menurut Subagyo (2005a:2), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah

pola pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan

keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam satu proses yang terpadu,

yang dirancang demikian sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran

dan kehendak siswa sendiri melalui refleksinya dan aksinya. Artinya: dengan

pengalaman, siswa mengalami sendiri nilai kemanusiaan yang diperjuangkan.

Dengan refleksi, siswa menyadari sendiri maknanya. Dengan aksi, siswa

mengubah pola sikap yang bermuara pada perubahan perilaku dari kemauan siswa

sendiri.

Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa, dan

pengembangan nilai-nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika pengalaman,

refleksi, dan aksi. Proses pembelajaran dikawal dengan evaluasi (Subagyo,

2005b:1-2). PPR yang merupakan pola pikir pendidikan yang mengintegrasikan

pengembangan intelektual dan nilai kemanusiaan dalam satu proses terpadu, maka

unsur konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi merupakan satu kesatuan

yang utuh.

Dinamika pembelajaran berpola PPR meliputi 5 unsur, yaitu (i) konteks,

(ii) pengalaman, (iii) refleksi, (iv) aksi, dan (v) evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

12

1) Konteks

Pola konteks di sini maksudnya, guru harus mengetahui dan mengenal

para siswanya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Dalam Subagyo (2005a: 2-3) disebutkan bahwa konteks yang perlu diperhatikan

adalah sebagai berikut:

1) Bahan pengajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa (juga dengan

minat dan bakat siswa). Dalam pola pikir PPR, penguasaan siswa akan

kompetensinya lebih penting dari banyaknya materi. Kualitas lebih

penting dari kuantitas. Lebih penting apa yang dikuasai siswa dari apa

yang diajarkan guru.

2) Kurikulum atau silabus seharusnya merupakan suatu kebulatan, supaya

pemahaman siswa menjadi utuh. Pembelajaran yang tepat seharusnya

mendukung kebulatan dan keutuhan perkembangan akademik siswa.

3) Nilai kemanusiaan yang diperjuangkan perlu juga disesuaikan dengan

konteks siswa, misalnya apakah sesuai dengan taraf perkembangan

pribadi, sesuai dengan agama, etnis, visi atau misi sekolah.

2) Pengalaman

Pengembangan nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui

pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan itu

(Subagyo, 2005a: 3). Pengalaman nilai yang ingin dikembangkan dapat berupa

pengalaman langsung dan juga dapat berupa pengalaman secara tidak langsung.

Penerapan pengalaman langsung, misalnya guru ingin mengembangkan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

13

persaudaraan dan kerjasama dalam diri para siswa, maka guru memfasilitasi para

siswa dengan kegiatan kerja kelompok. Penerapan pengalaman tidak langsung

biasanya diterapkan jika keadaan tersebut sulit dijangkau, misalnya saja guru

ingin memberi pengalaman ketidakadilan, guru memfasilitasi siswa dengan

memberikan gambar–gambar atau cerita–cerita tentang ketidakadilan. Siswa

diberi kesempatan untuk mendalami peristiwa tersebut dengan membayangkan

dan merasakan peristiwa tersebut.

3) Refleksi

Dari hasil pengalaman yang diperoleh siswa, guru mengajak siswa untuk

melihat kembali pengalaman yang telah diperoleh tersebut. Melihat kembali

pengalaman yang diperoleh disebut refleksi. Menurut Subagyo (2005a: 3), dalam

pola pikir PPR, refleksi merupakan tahap dimana siswa menjadi sadar sendiri

mengenai kebaikan, keenakan, manfaat dan makna nilai yang diperjuangkan.

Tujuannya adalah agar nilai yang diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan

kemudian mereka terpikat untuk memiliki atau menghayati nilai yang

diperjuangkan sampai pada keinginan untuk bertindak.

Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di

dalam pengalaman, guru memfasilitasi dengan berbagai cara, antara lain:

mengajukan pertanyaan terbuka/divergen; memberi tugas kepada siswa untuk

mengkomunikasikan pendapat/ perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan, atau

gambar; mengajak siswa berdiskusi. Menurut Fr.Th. Ambar Prihastomo,SJ (dalam

Subagyo, 2005c: 38), dalam paradigma pedagogi reflektif, siswa sendiri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

14

berefleksi sedang guru dapat membantu dengan pertanyaan reflektif (bukan

menceramahkan refleksinya sendiri).

4) Aksi

Tindak lanjut dari hasil pengalaman yang sudah direfleksi adalah sebuah

aksi. Kegiatan aksi ini merupakan niatan atau sikap atau perbuatan yang ingin

dilakukan siswa atas kemauan mereka sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan

yang ingin diperjuangkan. Menurut Subagyo (2005a:3), perkembangan nilai

kemanusiaan tidak boleh hanya berhenti sampai kesadaran, tetapi harus berlanjut

sampai pada bersikap dan berbuat dari kemauannya sendiri. Sikap dan niat adalah

aksi batin, sedangkan perbuatan merupakan aksi lahir. Untuk membantu siswa

menumbuhkan niat, sikap, dan perbuatan, guru memfasilitasi dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada nilai yang ingin diperjuangkan.

5) Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap penentuan hasil belajar dari para siswa. Guru

perlu mengadakan evaluasi, untuk masalah akademik dapat dilakukan seperti

biasa. Guru seharusnya juga mengadakan evaluasi perubahan pola sikap dan

perilaku (Subagyo, 2005c: 38).

Menurut Subagyo (2005a: 4), evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan

tidak dapat dilakukan dengan tes, tetapi dengan observasi. Guru mengobservasi

perbuatan siswa yang spontan, yang menunjukan perkembangan nilai

kemanusiaan. Guru mencatat anekdot (peristiwa yang cukup mencolok). Perlunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

15

observasi karena ciri khas nilai kemanusiaan adalah kebebasan, siswa berbuat dari

kemauannya sendiri.

Tahap evaluasi pada PPR meliputi evaluasi kompetensi akademik dan

evaluasi nilai kemanusiaan. Guru melakukan evaluasi tidak hanya saat akhir

materi, namun pada setiap kegiatan belajar mengajar guru dapat melakukan

evaluasi, baik evaluasi kompetensi maupun evaluasi perkembangan nilai

kemanusiaan yang sedang diterapkan. Keistimewaan PPR adalah sifatnya yang

fleksibel, PPR dapat digunakan berdampingan dengan kurikulum ’94, KBK,

KTSP atau kurikulum lain manapun (Subagyo 2005a: 4). Karena bersifat fleksibel

maka evaluasi akademik dalam PPR dapat disesuaikan dengan kurikulum yang

sedang berlaku.

Secara singkat: pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran yang

mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai – nilai

kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa dan

pengembangan nilai – nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika

pengalaman, refleksi dan aksi. Proses pembelajaran dikawal dengan evaluasi. Ada

6 kata penting yang bisa dipakai untuk mencirikan pembelajaran berpola PPR.

Secara praktis pembelajaran berpola PPR dapat dibandingkan dengan RP berpola

KBK sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

16

5. Strategi pembelajaran/ skenario: a. Pendahuluan : . . .

5. Strategi pembelajaran/ skenario: a. Introduksi :

- Materi pembelajaran : . . . - Agar kerjasama menjadi

pengalaman persaudaraan b. Kegiatan inti :

- Mengolah materi pembelajaran

- Latihan soal : kerjasama sekaligus pengalaman

10. Evaluasi PPR : dampak pada siswa, guru, dan OR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

17

Dari skema pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran biasa dengan

sedikit modifikasi. Bila langkah skema pembelajaran (no. 5) dicermati, perbedaan

KBK dan PPR terdapat dalam cara mengolah latihan soal. Pada pembelajaran

berpola PPR kerjasama dalam belajar bidang studi direkayasa menjadi

pengalaman persaudaraan, yang direfleksikan dan ditindaklanjuti dengan aksi.

PPR tidak membuat kurikulum baru, mata pelajaran baru, bahkan tidak minta jam

tambahan. Inilah yang disebut dengan “integrasi”.

Yang dituntut PPR, pertama, adalah menyesuaikan materi dan cara belajar

siswa dengan konteks siswa. Materi pembelajaran yang terlalu sukar bagi siswa

atau cara belajar yang tak bisa diikuti siswa akan gagal diserap siswa. Demikian

juga tidak berhasil dalam PPR. “konteks siswa” perlu diperhatikan.

Kunci keberhasilan PPR adalah menjadikan bidang studi sehingga kerjasama

tersebut menjadi latihan atau pengalaman bersaudara, saling bertanggungjawab

dan saling menghargai. Guru memfasilitasi dengan seperangkat tatacara

bekerjasama sehingga kerjasama menjadi latihan atau pengalaman bersaudara,

saling bertanggung jawab dan saling menghargai. Siswa mengalami sendiri

persaudaraan. Kemudian guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa

merefleksikan pengalamannya, sehingga ia menjadi sadar sendiri akan baiknya,

manfaat, dan makna persaudaraan. Selanjutnya guru memfasilitasi dengan

pertanyaan agar siswa ber – “aksi” : membentuk niat yang diharapkan akan

ditindaklanjuti dengan perbuatan. Siswa berniat dan berbuat dari kemauannya

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

18

Berikut ini merupakan diagram PPR menurut Purwono (2008):

Diagram 1 Dinamika pembelajaran dalam PPR

2. Prinsip–prinsip evaluasi hasil belajar menurut PPR

Dari penjelasan tentang PPR di atas, dapat disimpulkan beberapa prinsip–

prinsip evaluasi hasil belajar menurut PPR, yaitu:

a. Evaluasi hasil belajar dalam PPR mencakup hasil belajar akademik dan

hasil belajar nilai kemanusiaan

b. Evaluasi hasil belajar kompetensi akademik dilaksanakan sesuai

pedoman kurikulum yang sedang berlaku;

c. Evaluasi hasil belajar nilai–nilai kemanusiaan diperoleh dengan

menggunakan metode observasi (Subagyo, 2005a: 4);

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

19

d. Evaluasi hasil belajar nilai–nilai kemanusiaan merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari 5 unsur dinamika pembelajaran PPR yang

berurutan.

C. Materi Penjumlahan Pecahan

1. Pecahan

a. Pengertian pecahan

Menurut Kamus Matematika ”pecahan adalah (1) hasil dari pembagian, (2)

suatu perbandingan, suatu pecahan dapat ditulis dimana a dan b adalah

bilangan bulat, a disebut pembilang dan b disebut penyebut, (3) suatu bilangan

yang dibandingkan dengan 1” (Roy Holands, 1984 : 56 dalam skripsi Naila

Maulida 2009).

b. Pengertian Bilangan Pecahan

Menurut Soewito (1993 : 152) dalam skripsi Naila Maulida 2009, bilangan

pecahan adalah bilangan yang lambangnya terdiri dari pasangan berurutan

bilangan bulat a dan b, dengan b ≠ 0 yang merupakan penyelesaian persamaan

bx = a, ditulis atau a : b. Sedangkan menurut Nugroho.W (2008: 1) dalam

skripsi Naila Maulida 2009, Bilangan pecahan terdiri atas dua bagian yaitu

bilangan sebagai pembilang dan sebagai penyebut, pembilang adalah bilangan

yang berada di bagian atas suatu pecahan yang menunjukkan berapa besar

bagian yang digunakan. Penyebut adalah bilangan yang berada di bagian

bawah suatu pecahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

20

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian bilangan pecahan adalah bilangan yang menyatakan sebagian dari

suatu keseluruhan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan

cacah a dan b, ditulis dengan syarat bilangan b ≠ 0

Macam-macam pecahan :

1. Pecahan Biasa

Pecahan biasa adalah pecahan baik pembilang dan penyebutnya berupa

integer atau bilangan bulat.

Misal :

Pecahan campuran adalah suatu bilangan yang terbentuk atas bilangan cacah

(bilangan bulat) dan pecahan biasa.

Misal : 1 2 1

,3/2.

3. Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah pecahan yang penyebutnya pangkat dari10.

Misal:

Persen adalah pecahan yang penyebutnya 100 atau peratusan.

Misalnya :

100 1

= 1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

21

b. Lima sifat operasi berhitung

Sistem bilangan rasional memenuhi kelima sifat operasi hitung berikut ini :

- Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

a + (b + c) = (a + b) + c (sifat asosiatif penjumlahan)

- Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

a x (b x c) = (a x b) x c (sifat asosiatif perkalian)

- Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

a + b = b + a (sifat komutatif penjumlahan)

- Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

a x b = b x a ( sifat komutatif perkalian )

- Misalkan a, b dan c adalah bilangan real maka akan selalu berlaku :

a x (b + c) = a x b + a x c (sifat distributif kiri perkalian terhadap

penjumlahan)

(a + b) x c = a x c + b x c ( sifat distributif kanan perkalian terhadap

penjumlahan)

c. Penjumlahan Pecahan Biasa

a. Penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut sama

Dengan syarat

b. Penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut berbeda

=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

22

Dengan syarat

d. Penjumlahan Pecahan Campuran

Karena pecahan campuran adalah penjumlahan dari bilangan bulat dan

pecahan, untuk menjumlahkan pecahan campuran berlaku aturan :

a. Jumlahkan bagian yang berupa bilangan bulat

b. Jumlahkan bagian yang berupa pecahan dan sederhanakan, jika perlu

c. Jika jumlah dari bagian yang berupa pecahan adalah pecahan yang belum

sederhana, sederhanakan pecahan tersebut dan jumlahkan hasilnya dengan

hasil penjumlahan dari langkah pertama.

e. Penjumlahan Pecahan Desimal

Untuk menghitung penjumlahan pecahan desimal, yang perlu diperhatikan

adalah nilai tempat dan nilai angka pada tiap angka pecahan desimal.

penyelesaian penjumlahan pecahan decimal dengan cara bersusun harus

memperhatikan letak tanda koma dan harus lurus. Misalnya tanda koma lurus

dengan tanda koma, puluhan lurus dengan puluhan, satuan lurus dengan

satuan, persepuluhan lurus dengan persepuluhan, perseratusan lurus dengan

perseratusan, dst.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

23   

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode

pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan metode analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang berbasis paradigma pedagogi

reflektif, yang terjadi pada siswa dalam keadaan yang sebenarnya.

B. Subyek Penelitian

Subyek yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo pada semester satu tahun ajaran 2010/2011

dengan pendekatan pedagogi reflektif. Gejala-gejala yang diamati adalah hasil

belajar siswa yang terjadi setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran matematika di sekolah dan

dilaksanakan di dalam ruangan kelas IV SD Kanisius Kadirojo Kalasan.

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

24   

   

D. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi langsung dan

observasi tidak langsung. Observasi langsung dilakukan dengan mengamati

kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan observasi

tidak langsung dilakukan dengan mengamati hasil perekaman kegiatan

pembelajaran yang telah direkam dengan menggunakan alat perekam ‘handy-cam’

secara menyeluruh. Pengamatan data hasil belajar berupa nilai kemanusiaan yang

tampak pada pembelajaran matematika pertemuan I – III dilakukan oleh peneliti.

Peneliti melakukan pengamatan mengenai nilai kemanusiaan apa saja yang sudah

tampak pada siswa dengan melihat kesiapan siswa dalam membangun niat untuk

mengamalkan nilai kemanusiaan tersebut sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan

yang dikembangkan dalam RPP (lihat lampiran RPP). RPP yang digunakan

adalah RPP yang dibuat oleh guru dan sudah dikonsultasikan pada dosen

pembimbing. Kesiapan siswa untuk membangun niat tampak pada saat guru dan

siswa melaksanakan refleksi bersama mengenai nilai kemanusiaan (lihat

transkripsi data pada lampiran halaman 87 - 169). Hasil belajar berupa nilai

kemanusiaan yang tampak pada observasi guru dilakukan oleh guru bidang studi

matematika kelas IV SD Kanisius Kadirojo dengan mengamati tingkah laku siswa

selama pembelajaran berlangsung. Observasi nilai – nilai kemanusiaan dilakukan

guru dengan memperhatikan perilaku siswa selama tiga pertemuan, dengan cara

mencantumkan tanda (+) jika nilai kemanusiaan yang dikembangkan sudah

tampak pada perilaku siswa, dan mencantumkan tanda (–) jika nilai kemanusiaan

yang dikembangkan tidak tampak pada perilaku siswa (lihat lampiran nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

25   

   

kemanusiaan halaman 179). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama empat

kali pertemuan, tiap pertemuan berlangsung maksimal selama 2 jam pelajaran.

Pada tiap-tiap pertemuan diamati hasil belajar siswa selama pembelajaran di

dalam kelas. Materi pembelajaran adalah penjumlahan pecahan di kelas IV SD

Kanisius Kadirojo Kalasan semester dua.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa rekaman video dan

lembar kerja siswa (LKS). Data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini

meliputi data pelaksanaan pembelajaran yang berbasis paradigma pedagogi

reflektif, dan data pengamatan hasil belajar siswa selama pembelajaran

berlangsung. Data tentang pelaksanaan pembelajaran tersebut dikumpulkan

melalui sebuah proses perekaman dengan menggunakan alat perekam ‘

handy-cam’. Data pelaksanaan pembelajaran tersebut berupa video yang kemudian

disajikan kembali dalam bentuk transkripsi yang berguna untuk mempermudah

peneliti mengamati hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.

Sedangkan data pengamatan hasil belajar dikumpulkan melalui sebuah proses

pengamatan secara langsung dan tidak langsung dengan mengamati hasil evaluasi

belajar siswa.

E. Metode Analisis Data

Kegiatan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu reduksi data,

kategorisasi data, dan penarikan kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

26   

   

a. Reduksi data adalah proses membandingkan bagian-bagian data untuk

menghasilkan topik-topik data. Reduksi data dapat dirinci menjadi beberapa

kegiatan yaitu:

1. Transkripsi

Transkripsi adalah penyalinan atau penyajian kembali sesuatu yang

tampak dan terdengar dalam hasil rekaman video berupa dalam bentuk

narasi tertulis.

2. Penentuan topik-topik data

Topik data adalah deskripsi secara ringkas mengenai bagian data yang

mengandung makna tertentu yang diteliti. Sebelum menentukan

topik-topik data peneliti menentukan makna-makna apa saja yang terkandung

dalam penelitian. Berdasarkan makna-makna tersebut peneliti

membandingkan bagian-bagian data tertentu pada hasil transkripsi sesuai

makna yang terkandung di dalamnya dan membuat suatu rangkuman

bagian data, yang selanjutnya disebut topik-topik data.

3. Penentuan kategori data

Penentuan kategori data merupakan proses membandingkan topik-topik

data satu sama lain untuk menghasilkan kategori-kategori data. Kategori

data adalah gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang

terkandung dalam sekelompok topik data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

27   

   

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan fenomena yang

diteliti dengan cara menemukan dan mensintesakan hubungan-hubungan

di antara kategori-kategori data.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

28 

 

BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai pelaksanaan penelitian dan hasil

analisis data dari pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas IV SD Kanisius

Kadirojo oleh siswa dan guru. Pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan

penelitian akan dipaparkan dalam subbab A. Sedangkan hasil analisis data

meliputi (i) transkripsi, (ii) penentuan topik-topik data, (iii) penentuan kategori

data, dan (iv) diagram pohon akan dipaparkan dalam subbab B

A. Pelaksanaan penelitian

Uji coba penelitian dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 9

Februari 2011, 11 Februari 2011, dan 12 Februari 2011.

Penelitian dilaksanakan dalam kelas dan dilaksanakan sebanyak empat

kali pertemuan, yaitu pada tanggal 4 maret 2011, 9 maret 2011, 11 maret 2011,

dan 12 maret 2011. Pemberian materi diberikan sebanyak tiga kali pertemuan dan

pada pertemuan ke empat diadakan evaluasi (lihat lampiran RPP halaman 80).

Pada masing-masing pelaksanaan pembelajaran dilakukan proses perekaman dan

pengamatan dengan menggunakan handycam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

29 

 

1. Tahap Uji Coba

Uji coba penelitian dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 9

Februari 2011, 11 Februari 2011, dan 12 Februari 2011. Tahap uji coba ini

dilakukan untuk berlatih mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi dengan

guru dan siswa. Hasil uji coba tersebut digunakan untuk mengevaluasi diri.

Pengambilan data menggunakan satu buah handy-cam. Pada pertemuan

pertama sampai pertemuan ketiga materi pelajaran yang sedang dibahas adalah

mengenai materi mengurutkan pecahan dengan penyebut yang sama dan

mengurutkan pecahan dengan penyebut berbeda.

Selain melakukan uji coba pengambilan data, peneliti juga melakukan

sosialisasi pada subjek siswa dan subjek guru. Sosialisasi ini berguna agar kelak

saat melakukan penelitian sebenarnya subjek guru dan subjek siswa sudah

terbiasa dan tidak merasa canggung saat diambil datanya. Pada tahap uji coba,

subjek guru dan subjek siswa tampak tidak terganggu dengan pengambilan data

yang dilakukan. Sosialisasi dilakukan saat kegitan belajar mengajar di dalam

kelas dan juga pada saat istirahat.

Dari hasil uji coba selama tiga hari tersebut didapatkan beberapa

kekurangan yang harus diperbaiki, sehingga saat pengambilan data sebenarnya

data yang diperoleh dapat maksimal. Kekurangan yang didapatkan antara lain:

dalam pengambilan data, memori handycam yang digunakan tidak cukup untuk

merekam kegiatan pembelajaran selama dua jam pelajaran, sehingga ada

beberapa data yang hilang dan tidak terekam oleh kamera. Dari hasil evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

30 

 

tersebut diharapkan pada pengambilan data sebenarnya kekurangan tersebut

dapat diperbaiki.

2. Tahap Penelitian Utama

a. Pertemuan pertama

Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Maret

2011, jam ke 1-2 yaitu pukul 07.00 – 09.00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di

ruang kelas IV SD Kanisius Kadirojo Kalasan.

Pada pertemuan pertama, jumlah siswa yang hadir adalah 33. Tujuan dari

pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami materi penjumlahan

pecahan, khususnya yaitu penjumlahan pecahan biasa.

Kegiatan pendahuluan diisi dengan mengingat kembali materi pada

pertemuan sebelumnya yaitu mengenai pengurangan pecahan. Guru menanyakan

beberapa pertanyaan pada siswa yang berkaitan dengan materi pengurangan

pecahan. Pada kurikulum, materi penjumlahan seharusnya dipelajari siswa

terlebih dahulu sebelum mempelajari materi pengurangan pecahan. Namun guru

mengubah urutan materi yang diajarkan, dikarenakan pada saat pelaksanaan

penelitian ada pihak lain yang melaksanakan penelitian pada materi pengurangan

pecahan.

Kegiatan inti diisi dengan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS.

Mula-mula guru memberi pengantar berupa cerita yang berhubungan dengan pecahan.

Selanjutnya siswa diminta membentuk kelompok yang beranggotakan empat

orang. Guru meminta siswa mengerjakan LKS yang berisi soal-soal mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

31 

 

penjumlahan pecahan biasa. Setelah kerja kelompok selesai, subjek mengajak

seluruh siswa untuk membahas hasil kerja kelompok bersama-sama. Setelah itu

guru memberikan tugas individu berupa latihan soal penjumlahan pecahan biasa.

Sebagai penutup, guru membimbing siswa dalam kegiatan refleksi dan aksi

mengenai kerja sama dan menerima perbedaan.

b. Pertemuan kedua

Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2011,

jam ke 1-2 yaitu pukul 07.00 – 08.30 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang

kelas IV SD Kanisius Kadirojo.

Pada pertemuan kedua, jumlah siswa yang hadir adalah 33. Tujuan dari

pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami materi penjumlahan pecahan

khususnya mengenai penjumlahan pecahan campuran.

Kegiatan pendahuluan diisi dengan membahas contoh-contoh soal

penjumlahan pecahan campuran baik yang berupa masalah kontekstual atau pun

soal matematis. Guru membahas contoh-contoh soal ini untuk menanamkan

pemahaman mengenai penjumlahan pecahan campuran pada diri siswa.

Pembahasan contoh dilakukan dengan melibatkan siswa baik dengan menunjuk

siswa untuk menuliskan jawaban mereka di papan tulis mau pun dengan tanya

jawab dalam memeriksa jawaban yang sedang dibahas.

Kegiatan inti diisi dengan latihan soal. Subjek meminta siswa mengerjakan

latihan soal mengenai penjumlahan pecahan campuran yang diambil dari buku

paket matematika. Latihan soal ini dikerjakan secara individu. Subjek berkeliling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

32 

 

kelas untuk mengawasi siswa dalam mengerjakan soal latihan. Subjek kemudian

membahas latihan soal secara bersama-sama dengan siswa. Setelah itu subjek

memberikan PR berupa soal-soal penjumlahan pecahan campuran.

Sebagai penutup, subjek membimbing siswa dalam kegiatan refleksi dan

aksi mengenai menerima perbedaan.

c. Pertemuan ketiga

Pertemuan yang ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Maret 2011,

jam ke 1-2 yaitu pukul 07.00 – 08.30 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang

kelas IV SD Kanisius Kadirojo.

Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami materi

penjumlahan pecahan khususnya mengenai penjumlahan pecahan desimal.

Pada bagian pendahuluan guru mengajak siswa mengingat materi yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai penjumlahan pecahan

campuran. Hal ini dilakukan dengan membahas PR berupa soal mengenai

penjumlahan pecahan campuran. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan tanya

jawab singkat mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan

penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda.

Bagian inti meliputi kegiatan membahas contoh-contoh soal penjumlahan

pecahan desimal baik yang berupa masalah kontekstual atau pun soal matematis.

Guru membahas contoh-contoh soal ini untuk menanamkan pemahaman

mengenai penjumlahan pecahan desimal pada diri siswa. Pembahasan contoh

dilakukan dengan melibatkan siswa baik dengan menunjuk siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

33 

 

menuliskan jawaban mereka di papan tulis mau pun dengan tanya jawab dalam

memeriksa jawaban yang sedang dibahas.

Setelah selesai membahas contoh-contoh soal guru meminta siswa

mengerjakan tugas individu mengerjakan soal-soal penjumlahan pecahan desimal.

Guru meminta siswa mengerjakan latihan soal mengenai penjumlahan pecahan

desimal yang diambil dari buku paket matematika. Latihan soal ini dikerjakan

secara individu. Guru berkeliling kelas untuk mengawasi siswa dalam

mengerjakan soal latihan. Guru kemudian membahas latihan soal secara

bersama-sama dengan siswa. Setelah itu subjek memberikan PR berupa soal-soal

penjumlahan pecahan desimal.

Sebagai penutup, guru membimbing siswa dalam kegiatan refleksi dan aksi

mengenai tanggung jawab.

d. Pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2011. Kegiatan

pada pertemuan keempat ini adalah melaksanakan ulangan harian. Subjek

melakukan evaluasi yaitu ulangan, untuk mengetahui tingkat pemahaman yang

diperoleh para siswa. Ulangan yang diberikan berupa tes tertulis, yang mencakup

satu kompetensi dasar yaitu menjumlahkan pecahan.

B. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian yang berlangsung selama empat pertemuan,

peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan dan mulai melakukan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

34 

 

analisis data. Proses analisis data dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu

transkripsi, penentuan topik-topik data, dan penentuan kategori-kategori data.

1. Transkripsi Rekaman Video

Transkripsi adalah proses penyajian kembali suatu kejadian ke dalam bentuk

narasi tertulis. Pada setiap pembelajaran semua situasi kondisi pembelajaran

ditulis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tanpa ada penambahan atau

pengurangan.

Transkripsi proses pembelajaran terdiri dari empat bagian, yang dibagi

berdasarkan banyaknya pertemuan dalam pelaksanaan penelitian :

a. Transkripsi data pada pertemuan I terdapat pada lampiran II

b. Transkripsi data pada pertemuan II terdapat pada lampiran II

c. Transkripsi data pada pertemuan III terdapat pada lampiran II

2. Penentuan Topik-Topik Data

Topik data adalah rangkuman dari bagian transkrip data yang mengandung

makna tertentu yang diteliti. Dalam penelitian ini, topik datanya dibagi menjadi

dua bagian yaitu topik data hasil belajar matematika siswa dan topik data hasil

belajar nilai kemanusiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

36 

 

8. Subjek mampu menjawab soal latihan 19 nomor satu sampai lima pada buku paket mengenai penjumlahan dua pecahan campuran berpenyebut sama, yang menghasilkan pecahan campuran juga.

II: 242 - 258

9. Subjek mampu menjawab soal latihan mengenai penjumlahan dua pecahan campuran yang berbeda penyebut, yang menghasilkan pecahan campuran juga.

II: 165 – 356

 

Tabel 4.3 Tabel Topik Data hasil belajar Matematika Subjek pada Pertemuan III

No Topik Data Kemampuan Bagian Data

1. Subjek mampu menjawab pertanyaan mengenai penjumlahan pecahan campuran yang berbeda penyebut dengan menuliskan jawabannya di papan tulis.

III: 11 – 34

2. Subjek dapat menyimpulkan cara mengerjakan pecahan berbeda penyebut, yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.

III: 43 – 48

3. Subjek dapat menyimpulkan cara mengerjakan pecahan yang penyebutnya sama,yaitu tinggal menjumlahkan pembilangnya.

III: 47 – 48

4. Subjek mampu menjawab soal dari G mengenai penjumlahan dua bilangan desimal

III: 63 – 70

5. Subjek mampu menyatakan nilai tempat bilangan desimal pada soal latihan mengenai penjumlahan dua bilangan desimal yang dikerjakan dengan cara bersusun.

III: 73 – 137

6. Subjek mampu menjawab soal latihan penjumlahan dua bilangan desimal dengan cara bersusun, dengan memperhatikan aturan nilai tempat.

III: 153 - 168

7. Subjek mampu menjawab dua soal latihan dari G mengenai penjumlahan dua bilangan desimal.

III: 246 – 320

     

b. Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Siswa

Topik data hasil belajar nilai kemanusiaan siswa disajikan pada tabel-tabel

topik data dimulai dari tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.6.

Tabel 4.4Tabel Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan I

No Topik Data Kemampuan Bagian Data

1. Subjek mampu menyadari makna dari aksi bersalaman dengan

menyatakan bahwa bersalaman dapat membuat keadaan menjadi lebih tertib, rukun satu sama lain dan dapat mempererat persahabatan.

I: 422 - 427

2. Subjek mampu menyadari bahwa perbedaan pendapat dapat disatukan. I: 439 – 444 3. Subjek mampu menyadari makna bekerjasama dan bersedia untuk

bekerjasama dengan teman, contohnya dalam bekerja kelompok dan dalam hal piket di kelas.

I: 431 – 450

   

Tabel 4.5 Tabel Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan II

No Topik Data Bagian Data

1. Subjek mampu menyadari bahwa jika tidak mengerjakan tugas adalah suatu sikap yang tidak bertanggung jawab.

II:167 – 170

2. Subjek bersedia menghormati teman dengan berteman tanpa membeda-bedakan gender.

II: 391 - 402

3. Subjek bersedia menghargai perbedaan dengan tidak membeda – II: 403 - 406

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

37 

 

bedakan berteman dengan perempuan atau dengan laki – laki.

   Tabel 4.6 Tabel Topik Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Subjek pada Pertemuan III

No Topik Data Kemampuan Bagian Data

1. Subjek dapat menyadari makna dari aturan yang ditetapkan dalam mengerjakan soal, yaitu dalam kehidupan sehari – hari harus mengikuti aturan yang ada supaya menjadi anak yang baik dan mengikuti tata tertib.

III: 465 – 470

2. Subjek mau bekerjasama dengan teman dalam belajar untuk

mempersiapkan ulangan harian esok hari.

III: 531 – 532

 

3. Penentuan Kategori-Kategori Data

Kategorisasi data merupakan proses membandingkan topik–topik data

yang mewakili makna tertentu yang terkandung dalam sekelompok topik data.

Proses membandingkan topik-topik data satu dengan yang lain dapat

menghasilkan kategori-kategori data. Penentuan kategori data dalam hal ini adalah

menetukan gagasan yang mewakili hal yang sama dalam sekelompok topik data.

Berikut ini disajikan kategori data hasil belajar matematika siswa dan hasil belajar

nilai kemanusiaan siswa pada penjumlahan pecahan, dalam bentuk:

a. Tabel kategori data

b. Diagram pohon kategori data

a. Tabel Kategori Data

1. Kategori Data Hasil Belajar Matematika Siswa

Kategori data hasil belajar matematika siswa disajikan dalam tabel 4.7.

Hasil kategorisasi data ini berdasarkan topik-topik data dalam tabel 4.1 sampai

dengan tabel 4.3.

Berikut ini tabel kategori data hasil belajar matematika siswa

Tabel 4. 7 Kategori Data Hasil Belajar Berupa Kemampuan Matematika Subjek

No Kategori dan Subkategori Topik Data

1. Kategori : kemampuan menyatakan pecahan

Subkategori :

a. Kemampuan menyatakan bagian warna ke dalam bentuk pecahan

P1HB : 1

b. Kemampuan menuliskan bentuk pecahan dari suatu

bilangan desimal

P2HB : 1

c. Kemampuan menentukan nilai tempat pada bilangan pecahan desimal

P3HB: 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

38 

 

2. Kategori: kemampuan menjumlahkan pecahan Subkategori:

a. Kemampuan menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang sama

P1HB : 5

b. Kemampuan menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut yang berbeda

P1HB : 2,4,6

c. kemampuan mengurutkan langkah – langkah menjumlahkan pecahan campuran

P2HB: 3 P3HB: 2,3

d. Kemampuan menjumlahkan Pecahan campuran dengan

penyebut yang sama

P1HB : 2,4 P2HB: 2,7,8

e. Kemampuan menjumlahkan Pecahan campuran dengan

penyebut yang berbeda

P2HB: 5,6,7,9 P3HB: 1

f. Kemampuan menjumlahkan Pecahan desimal P3HB: 4,6,7

3. Kategori: kemampuan mencari KPK P1HB: 3

P2HB: 4

 

2. Kategori Data Hasil Belajar Nilai Kemanusiaan Siswa

Kategori data hasil belajar nilai kemanusiaan siswa disajikan dalam tabel

4.8. Hasil kategorisasi data ini berdasarkan topik-topik data dalam tabel 4.4

sampai dengan tabel 4.6.

Tabel 4. 8 Kategori Data Hasil Belajar Berupa nilai kemanusiaan Subjek

No Kategori dan Subkategori Topik Data

1 Kemampuan bekerja sama dengan guru dan teman P1HB: 3

2 Kemampuan menghargai perbedaan P1HB: 2

P2HB: 2 P3HB: 1 3 Kemampuan untuk bertanggung jawab

a. Kemampuan menunjukkan sikap tanggung jawab P2HB: 1

b. Kesadaran akan tanggung jawab dalam disiplin sekolah P3HB: 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar

Tabel 4.2 Topik Data Hasil Belajar Matematika Subjek pada Pertemuan II
gambar; mengajak siswa berdiskusi. Menurut Fr.Th. Ambar Prihastomo,SJ (dalam
Tabel 4.3 Tabel Topik Data hasil belajar Matematika Subjek pada Pertemuan III
Tabel  4. 7 Kategori Data Hasil Belajar Berupa Kemampuan Matematika Subjek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan suatu zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya konsentrasi zat pengawet, waktu penyimpanan, suhu

bahwa untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik

Untuk memacu dan memicu Guru bidang studi Matematika, Fisika dan Kimia untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki metode pembelajaran yang Inovatif dan Kreatif

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap

Karakteristik yang sama dalam kedua penelitian ini adalah kedua penelitian ini sama-sama membahas tentang adanya hubungan religisuitas dengan resiliensi yang dapat

(2) Setiap Pegawai Negeri Sipil bukan Bendahara atau pejabat lain yang mengakibatkan Kerugian Daerah atas pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

2.6 Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended melalui Keteram- pilan Membaca Matematika ... METODE

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Depok. Disetujui dan