• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Pada PT Timur Jaya Panel Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Pada PT Timur Jaya Panel Surabaya."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN STRATEGIS

SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PADA PT TIMUR JAYA PANEL SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

NICO PRASETYO

11410100004

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Perencanaan Strategis STI ... 6

2.2 Kerangka Kerja Tahapan Anita Cassidy ... 7

2.3 Analisis Activity Chain ... 9

2.4 Analisis PEST ... 11

2.5 Analisis SWOT ... 12

2.6 Matrik Portofolio McFarlan... 18

(3)

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21

3.1 Tahap Visioning ... 22

3.1.1 Analisis Kondisi Internal Perusahaan (Analisis Activity Chain) . 22 3.1.2 Analisis Kondisi External Perusahaan (Analisis PEST) ... 23

3.1.3 Analisis Business SWOT ... 23

3.1.4 Strategi Bisnis dalam Matriks SWOT ... 24

3.1.5 Visi Misi Perusahaan Saat Ini ... 25

3.2 Tahap Analysis ... 25

3.2.1 Identifikasi STI yang ada di Perusahaan Saat Ini... 26

3.2.2 Identifikasi Kondisi External STI Perusahaan ... 26

3.2.3 Identifikasi Aplikasi potensial STI ... 27

3.2.4 Analisis STI SWOT ... 28

3.2.5 Strategi STI dalam Matriks SWOT ... 29

3.2.6 Struktur Organisasi Saat Ini ... 30

3.3 Tahap Direction ... 30

3.3.1 Arahan STI ... 30

3.3.2 Solusi STI ... 31

3.3.3 Deskripsi Solusi STI ... 31

3.3.4 Risk Register... 32

3.3.5 Deskripsi Proyek ... 33

3.3.6 Portofolio Aplikasi Mendatang ... 33

3.3.7 Arsitektur STI ... 34

3.3.8 Business Strategic ... 34

(4)

xiii

3.4.1 Forum Group Discussion ... 35

3.4.2 Manajemen Biaya dan Pendanaan ... 35

3.4.3 Jadwal Implementasi ... 36

3.4.4 Business Case ... 37

3.4.5 Risk Assessment ... 37

3.4.6 Executive Summary ... 38

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Visioning Phase ... 39

4.1.1 Analisis Kondisi Internal (activity chain) ... 39

4.1.2 Analisis Kondisi External (PEST) ... 46

4.1.3 Analisis Business SWOT ... 49

4.1.4 Strategi Bisnis dalam Matriks SWOT ... 56

4.1.5 Visi Misi Perusahaan Saat Ini ... 58

4.1.6 Analisis Visioning Phase ... 58

4.2 Analysis Phase ... 59

4.2.1 Identifikasi STI yang ada di Perusahaan Saat Ini... 59

4.2.2 Identifikasi Kondisi External STI Perusahaan ... 67

4.2.3 Identifikasi Aplikasi Potensial STI ... 69

4.2.4 Analisis STI SWOT ... 77

4.2.5 Strategi STI dalam Matriks SWOT ... 85

4.2.6 Struktur Organisasi Saat Ini ... 86

4.2.7 Analisis Analysis Phase ... 89

4.3 Direction Phase ... 89

(5)

xiv

4.3.1 Arahan STI ... 92

4.3.2 Solusi STI ... 95

4.3.3 Deskripsi Solusi STI ... 96

4.3.4 Risk Register... 100

4.3.5 Deskripsi Proyek STI ... 102

4.3.6 Portofolio Aplikasi Mendatang ... 104

4.3.7 Arsitektur STI ... 107

4.3.8 Business Strategic ... 109

4.3.9 Analisis Direction Phase ... 111

4.4 Recommendation Phase ... 111

4.4.1 Forum Group Discussion ... 111

4.4.2 Manajemen Biaya dan Pendanaan ... 116

4.4.3 Jadwal Implementasi ... 129

4.4.4 Business Case ... 132

4.4.5 Risk Assessment ... 133

4.4.6 Analisis Recommendation Phase ... 133

4.4.7 Pembahasan ... 134

BAB V PENUTUP ... 136

5.1 Kesimpulan ... 136

5.2 Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 138

LAMPIRAN ... 139

(6)

xv DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan perencanaan strategis STI (Sumber: Cassidy, 2006) ... 9

Gambar 2.2 Analisis activity chain (Sumber: Porter, 2004) ... 10

Gambar 2.3 Analisis PEST (Sumber: Ward and Pepard, 2002) ... 11

Gambar 2.4 Analisis SWOT (Sumber: Kearns, 2014) ... 13

Gambar 2.5 Tabel perhitungan SWOT (Sumber: Rangkuti, 2014) ... 14

Gambar 2.6 Kuadran dalam SWOT (Sumber: Rangkuti, 2014) ... 15

Gambar 2.7 Matrik SWOT (Sumber: Kearns, 2014) ... 18

Gambar 2.8 Matrik portofolio McFarlan (Sumber: Ward and Pepard, 2002) ... 19

Gambar 2.9 Biaya resource berdasarkan acuan Kelly Services ... 20

Gambar 3.1 Alur metodologi perencanaan strategis STI ... 21

Gambar 4.1 Activity chain pada PT Timur Jaya Panel... 40

Gambar 4.2 Alur activity chain pada PT Timur Jaya Panel ... 41

Gambar 4.3 Posisi koordinat strategi bisnis perusahaan saat ini ... 55

Gambar 4.4 Jaringan LAN saat ini ... 66

Gambar 4.5 Posisi koordinat strategi STI perusahaan saat ini ... 84

Gambar 4.6 Struktur organisasi saat ini ... 88

Gambar 4.8 Struktur organisasi kedepan ... 94

Gambar 4.9 Pemetaan McFarlan ... 107

Gambar 4.10 Arsitektur integrasi STI ... 108

Gambar 4.11 Arsitektur infrastruktur teknologi... 109

(7)

xvi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Analisis activity chain (aktivitas utama) ... 43

Tabel 4.2 Analisis activity chain (aktivitas pendukung) ... 46

Tabel 4.3 Hasil analisis PEST ... 46

Tabel 4.4 Business internal strategic factors analysis summary ... 52

Tabel 4.5 Business external strategic factors analysis summary ... 53

Tabel 4.6 Faktor internal bisnis ... 54

Tabel 4.7 Faktor external bisnis ... 54

Tabel 4.8 Koordinat strategi bisnis perusahaan saat ini ... 55

Tabel 4.9 Matriks SWOT bisnis... 57

Tabel 4.10 Hasil identifikasi software saat ini ... 60

Tabel 4.11 Hasil identifikasi hardware saat ini ... 63

Tabel 4.12 Identifikasi kondisi external STI perusahaan... 68

Tabel 4.13 Hasil analisis potensial STI (aktivitas utama) ... 69

Tabel 4.14 Hasil analisis potensial STI (aktivitas pendukung) ... 73

Tabel 4.15 Simbol yang digunakan dalam clustering STI ... 74

Tabel 4.16 Clustering sistem informasi yang digunakan ... 75

Tabel 4.17 STI internal strategic factors analysis summary ... 80

Tabel 4.18 STI external strategic factors analysis summary ... 81

Tabel 4.19 Faktor internal STI ... 82

Tabel 4.20 Faktor external STI ... 83

(8)

xvii

Tabel 4.22 Matriks SWOT STI ... 85

Tabel 4.23 Hubungan strategi bisnis dengan strategi STI... 90

Tabel 4.24 Solusi STI yang digunakan ... 95

Tabel 4.25 Deskripsi solusi STI yang digunakan ... 97

Tabel 4.26 Risk register ... 101

Tabel 4.27 Deskripsi proyek STI ... 103

Tabel 4.28 Pertanyaan untuk menentukan kuadran setiap solusi STI ... 104

Tabel 4.29 Jawaban hasil pertanyaan ... 105

Tabel 4.30 Kuadran McFarlan ... 106

Tabel 4.31 Portofolio aplikasi mendatang (matrik McFarlan) ... 106

Tabel 4.32 Product leadership environment ... 110

Tabel 4.33 Hasil forum group discussion ... 112

Tabel 4.34 Klasifikasi dan total biaya strategi ... 117

Tabel 4.35 Tarif biaya strategi untuk resource berdasarkan Kelly Services... 117

Tabel 4.36 Biaya strategi untuk resource ... 117

Tabel 4.37 Spesifikasi perhitungan biaya strategi pembuatan proyek STI ... 122

Tabel 4.38 Biaya strategi untuk hardware ... 128

Tabel 4.39 Biaya strategi untuk license ... 128

Tabel 4.40 Biaya strategi untuk miscellaneous ... 129

Tabel 4.41 Jadwal implementasi (roadmap) ... 129

Tabel 4.42 Business case tingkat kelayakan solusi STI ... 132

Tabel 4.43 Risiko salah menentukan kualitas barang jadi ... 149

Tabel 4.44 Risiko kesalahan pada saat pembelian bahan mentah ... 150

(9)

xviii

Tabel 4.46 Risiko perpaduan warna yang buruk ... 152

Tabel 4.47 Risiko stok gudang dapat dimanipulasi karyawan ... 153

Tabel 4.48 Risiko barang jadi yang rusak tetap didistribusikan ... 153

Tabel 4.49 Risiko pengiriman tertunda dikarenakan kelainan karyawan ... 154

Tabel 4.50 Risiko penyelewengan dana tambahan hasil penjualan bahan sisa ... 155

Tabel 4.51 Risiko salah memilih supplier dan customer ... 156

Tabel 4.52 Risiko pemborosan biaya transportasi ... 157

Tabel 4.53 Risiko meletakkan karyawan tidak sesuai dengan keahliannya ... 158

Tabel 4.54 Risiko salah menentukan barang mentah yang digunakan ... 159

Tabel 4.55 Risiko salah menentukan kualitas barang jadi ... 160

Tabel 4.56 Risiko informasi yang diberikan tidak sesuai/tidak akurat ... 161

(10)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Spesifikasi hardware ... 139

Lampiran 2. Bukti persetujuan isi forum group discussion ... 148

Lampiran 3. Hasil risk assessment ... 149

(11)

1 1.1 Latar Belakang

PT Timur Jaya Panel beroperasi di Tambak Osowilangon dengan aktivitas

kegiatan adalah trading bahan Partical Board (PB) dan Medium Density

Fibreboard (MDF) serta melakukan produksi laminasi PB dan MDF baik satu sisi

maupun dua sisi. Produksi ini didasarkan oleh job order dari buyer. Kegiatan

bisnis di PT Timur Jaya Panel mengutamakan melayani kebutuhan pabrik yang

bergerak dalam furniture perum dan perkantoran yang berorientasi lokal. Kedepan

PT Timur Jaya Panel berencana akan mengembangkan diri menjadi sebuah

perusahaan yang dapat go internatiaonal dengan menerapkan STI yang baik serta

terintegrasi. Semua ini disebabkan karena pada jaman sekarang STI merupakan

komponen utama yang sangat berperan pada kinerja perusahaan. Untuk

mendukung hal tersebut dibutuhkan sebuah perencanaan STI yang cermat dan

terintegrasi.

Proses bisnis utama pada PT Timur Jaya Panel adalah pembelian dan

penjualan barang produksi serta pemasaran. Namun permasalahan yang dihadapi

perusahaan ini adalah belum terintegrasinya bagian produksi, bagian penjualan,

bagian pembelian, dan bagian marketing. Dampak yang ditimbulkan oleh tidak

terintegrasinya bagian tersebut adalah data bersifat tersebar sehingga sangat

mungkin terjadi kerangkapan data dan hilangnya keterkaitan antara sumber daya

(12)

penjualan, bagian pembelian, dan bagian marketing yang menyebabkan data

tersebut harus dimasukkan kembali ke aplikasi utama (aplikasi accurate deluxe).

Permasalahan lainnya adalah tidak adanya kejelasan arah pengembangan

STI yang menyebabkan perusahaan terkesan lebih mendahulukan kebutuhan

sesaat dan tidak dapat membedakan antara keinginan dengan kebutuhan

perusahaan, sehingga dalam keselarasannya masih butuh dipertanyakan kembali

dan dikaitkan dengan tujuan perusahaan. Semua ini disebabkan karena tidak

adanya perencanaan anggaran sejak tahun 2008 hingga tahun 2015. Untuk itu

dibutuhkan rencana pengembangan STI agar selaras dengan strategi bisnis

perusahaan dengan cara mensinkronisasikan tujuan perusahaan dengan tujuan

STI. Harapan perencanaan strategis STI adalah mampu memberikan arah

pengembangan STI untuk 3 tahun kedepan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah pada

laporan tugas akhir adalah bagaimana merancang perencanaan strategis STI pada

PT Timur Jaya Panel Surabaya.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dan penyusunan laporan ini dilakukan secara terarah

dan mendapatkan gambaran yang jelas, maka diperlukan batasan sebagai berikut:

1. Penyusunan perencanaan STI menggunakan tahapan Anita Cassidy.

2. Perencanaan STI hanya berfokus pada bagian pembelian, bagian produksi,

(13)

3. Metode analisis yang digunakan adalah analisis activity chain, PEST, SWOT,

dan McFarlan.

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai

dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah menghasilkan dokumen perencanaan

strategis STI yang berisi roadmap, perkiraan biaya, dan business case, serta

portofolio kebutuhan STI untuk 3 tahun kedepan.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari perancangan perencanaan strategis STI

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan perencanaan strategis STI menjadi terarah.

2. Strategi STI selaras dengan strategi bisnis.

3. Memberi panduan mengenai perencanaan biaya STI.

4. Dapat mengetahui kompetensi sumber daya STI yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan

Didalam penulisan laporan tugas akhir secara sistematika diatur dan

disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas latar belakang masalah yang ada, perumusan

masalah berdasarkan tujuan, batasan masalah yang akan dibahas,

tujuan, dan dari pembuatan laporan tugas akhir, serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori yang mendukung pokok bahasan

pembuatan laporan tugas akhir yang meliputi gambaran umum

perencanaan strategis STI, kerangka kerja tahapan Anita Cassidy,

metode analisis yang digunakan, dan perhitungan harga perkiraan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas perencanaan dalam melaksanakan

perencanaan strategis STI. Pembahasan mencakup semua

langkah-langkah dari awal kegiatan perencanaan strategis hingga mencapai

hasil akhir termasuk analisis kondisi internal perusahaan (analisis

activity chain), analisis kondisi external perusahaan (analisis Politik,

Ekonomi Sosial Teknologi (PEST)), analisis Strengths, Weaknesses,

Opportunities, Threats (SWOT), strategi bisnis dalam matriks SWOT,

visi misi perusahaan saat ini, identifikasi STI perusahaan saat ini,

identifikasi kondisi external STI perusahaan, identifikasi aplikasi

potensial STI, analisis SIT SWOT, strategi STI dalam matriks SWOT,

struktur organisasi saat ini, arahan STI, solusi STI, deskripsi solusi

STI, risk register, deskripsi proyek, portofolio aplikasi mendatang,

(15)

manajemen biaya dan pendanaan, jadwal implementasi, business case,

risk assessment, dan executive summary.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang analisis yang dilakukan pada setiap

tahapan dalam tahapan Anita Cassidy yang terdiri dari 4 tahapan,

yaitu: tahap 1 adalah visioning (paham dengan kondisi bisnis dan

informasi), tahap 2 adalah analysis (paham dengan kondisi sistem

informasi), tahap 3 adalah direction (pedoman arahan/solusi yang

berhubungan dengan sistem informasi) dan tahap 4 recommendation

(melakukan perencana implementasi). Pada bab ini juga membahas

tentang analisis strategis yang digunakan, yaitu: SWOT, PEST,

activity chain, dan McFarlan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan yang menjawab

pernyataan dalam rumusan masalah yang terdapat dalam perencanaan

strategis STI yang dibuat sedangkan saran berisi tentang rekomendasi

(16)

6 2.1 Perencanaan Strategis STI

Cassidy (2006:41) mendefinisikan perencanaan adalah suatu proses

penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian

tujuan organisasi secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang

menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan

organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi. Dan strategis adalah rencana

komprehensif dalam mencapai tujuan organisasi yang dimaksudkan untuk

mempertahankan keberlangsungan organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

startegis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,

memberikan rumusan kemana perusahaan akan diarahkan dan bagaimanan

sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu

dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. STI strategis adalah sistem

komputer yang berada dalam level organisasi yang mengubah tujuan, operasi,

produk, jasa, dan hubungan lingkungan untuk membantu organisasi mencapai

keunggulan kompetitif.

Ward and Peppard (2002:44) menyebutkan bahwa perencanaan strategis

STI merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi STI berbasis komputer yang

akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan

tujuan bisnisnya. Perencanaan strategis STI mempelajari pengaruh STI terhadap

(17)

strategis. Selain itu, perencanaan strategis STI juga menjelaskan berbagai alat,

teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi STI

dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan

teknologi yang inovatif. Beberapa alasan mengapa sebuah organisasi memerlukan

perencanaan strategis STI yaitu:

1. Adanya investasi untuk pengadaan STI yang tidak mendukung sasaran bisnis

suatu organisasi.

2. STI yang ada tidak terkontrol.

3. Sistem tidak teintegrasi sehingga data bersifat tersebar sehingga sangat

mungkin terjadi kerangkapan data dan hilangnya keterkaitan antar sumber

daya informasi.

4. Organisasi tidak memiliki skala prioritas dalam mengembangkan proyek STI,

sehingga sangat sering terjadi perubahan dan tambal sulam yang akhirnya

menurunkan produktivitas organisasi.

5. Manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat.

6. Strategi STI tidak sejalan dengan strategi bisnis organisasi.

7. Proyek STI hanya dievaluasi untuk kepentingan keuangan semata.

2.2 Kerangka Kerja Tahapan Anita Cassidy

Dalam tahapan perencanaan strategis STI yang dikemukakan oleh Anita

Cassidy terdapat 4 tahapan yang dapat dilihat pada gambar 2.1, yaitu:

1. Visioning

Ini adalah tahap pertama dalam perencanaan strategis sistem informasi.

(18)

rencana proyek berikut proses-prosesnya yang ada di dalam. Pada tahap ini harus

dapat dipahami seluruh tujuan, proses dan cakupan setiap proses bisnis secara

menyeluruh. Tools yang dapat membantu pada tahap ini yaitu activity chain,

PEST, dan SWOT yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

2. Analysis

Setelah mengetahui seluruh proses bisnis di organisasi tersebut, langkah

selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis terhadap kondisi

sistem informasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi

yang sudah berjalan pada organisasi tersebut, perananannya selama ini, dan

sebagai upaya untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dengan kondisi sistem

informasi. Selanjutnya muncul berbagai potensi mengenai bagaimana sistem

informasi tersebut dapat diperbaiki dan juga ditingkatkan kinerjanya. Tahap ini

disebut dengan fase analysis.

3. Direction

Selanjutnya pada fase ini akan dibangun sebuah pernyataan tentang visi

dan misi sistem informasi berdasarkan kondisi yang telah dipahami pada dua fase

sebelumnya. Fase ini bertujuan untuk menetukan arahan sistem informasi kedepan

yang diawali dengan merancang visi dan arahan dari sistem informasi baru,

seluruh pihak yang terlibat harus dikomunikasikan agar seluruh pihak mempunyai

visi dan arahan yang sama dalam membangun sistem informasi yang telah

dikembangkan sehingga pada akhirnya tujuan bisnis dan tujuan sistem informasi

dapat diseleraskan. Pada fase ini juga akan disusun rencana pengembangan sistem

(19)

4. Recommendation

Fase terakhir adalah fase recommendation sebagai tahapan untuk

mendokumentasikan dan merangkum seluruh proses yang telah dilakukan

sebelumnya. Fase ini akan dihasilkan sebuah roadmap secara detail tentang

pelaksanaan pengembangan sistem informasi beberapa tahun ke depan yang

mencakup ringkasan biaya, waktu pelaksanaan, serta sumber daya yang

dibutuhkan.

Gambar 2.1 Tahapan perencanaan strategis STI (Sumber: Cassidy, 2006)

2.3 Analisis Activity Chain

Porter (2004:31) menyebutkan bahwa setiap perusahaan adalah kumpulan

(20)

terhadap produk. Keseluruhan kegiatan ini dapat direperentasikan dengan

menggunakan activity chain. Porter juga menjelaskan bahwa teknologi informasi

adalah salah satu pendukung utama dari activity chain.

Analisis activity chain untuk memetakan seluruh proses kerja yang terjadi

dalam organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan

aktivitas pendukung. Analisis activity chain dapat dilihat pada gambar 2.2.

Analisis ini mengacu pada dokumen organisasi yang menyebutkan tugas dan

fungsi setiap unit kerja berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses

kerja yang terjadi di masing-masing unit kerja. Analisis activity chain dapat

digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:

1. Pada kegiatan-kegiatan mana saja sistem informasi sudah memberikan nilai

tambah pada organisasi?

2. Apakah peran sistem informasi pada kegiatan-kegiatan organisasi sudah

optimal atau masih perlu ditingkatkan?

3. Pada kegiatan-kegiatan mana saja sistem informasi belum memberikan nilai

tambah pada organisasi?

4. Apakah sistem informasi dapat diterapkan pada kegiatan-kegiatan yang

belum memanfaatkannya?

(21)

2.4 Analisis PEST

Ward and Peppard (2002:70) menyebutkan bahwa analisis PEST adalah

analisis external yang fokus pada bidang politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

Hasil analisis ini adalah untuk mendukung analisis selanjutnya, seperti dalam

penggunaan analisis SWOT. Dalam kerangka kerja yang lebih luas, perencanaan

strategis tidak hanya dipengaruhi oleh faktor di atas, akan tetapi ada

faktor-faktor lainnya, meliputi: legalitas, ekologi, dan faktor-faktor-faktor-faktor lainnya. Hubungan

diantara semua kekuatan ini secara sigfinikan mempengaruhi semua produk, jasa,

pasar dan orgasnisasi di dunia. Oleh karena itu perusahaan harus mampu

mengembangkan misi dan medesain strategi untuk mencapai jangka panjang.

Ada beberapa tumpang tindih antara analisis PEST terletak dan SWOT.

Analisis PEST dapat membantu peneliti dalam mengidentifikasi faktor-faktor dari

analisis SWOT. Dengan kata lain analisis PEST dapat dimasukkan dalam analisis

SWOT, untuk mencapai efek yang lebih tajam. Faktor-faktor yang mempengaruhi

analisis external dapat dilihat pada gambar 2.3.

(22)

2.5 Analisis SWOT

Kearns (2014:10) menyebutkan bahwa SWOT merupakan analisis yang

dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Pada gambar 2.4

menggambarkan bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

perusahaan atau organisasi dapat mengeksploitasi peluang dan meminimalisasi

dampak ancaman external yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT akan

dipetakan dari hasil analisis lingkungan. Kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan

untuk mengetahui apa saja kekuatan organisasi untuk dapat meneruskan dan

mempertahankan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki organisasi

akan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal

untuk dapat bersaing.

Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk dapat mengetahui apa

kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan

tersebut, maka perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki agar menjadi lebih

baik. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan bagi

perusahaan. Oleh karena itu dengan semakin cepat mengetahui kelemahan, maka

perusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari solusi untuk dapat menutupi

kelemahan tersebut. Dengan mengetahui peluang, baik peluang saat ini maupun

peluang dimasa yang akan datang, maka perusahaan dapat mempersiapkan diri

untuk dapat mencapai peluang tersebut.

Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan lebih

baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat direalisasikan. Berbagai

jalan untuk dapat mewujudkan peluang dan mempertahankan kelangsungan bisnis

(23)

teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga organisasi dapat

meminimalkan ancaman tersebut.

1. Kekuatan (strengths): faktor-faktor yang menimbulkan kekuatan dalam

organisasi atau perusahaan.

2. Kelemahan (weaknesses): faktor-faktor yang menimbulkan kelemahan dalam

organisasi atau perusahaan.

3. Peluang (opportuinities): faktor-faktor yang menimbulkan peluang bagi

organisasi atau perusahaan.

4. Ancaman (threats): faktor-faktor yang mendatangkan ancaman bagi

organisasi atau perusahaan.

Gambar 2.4 Analisis SWOT (Sumber: Kearns, 2014)

Rangkuti (2014:24) Operasional adalah seperangkat instruksi yang

lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur

variable (faktor-faktor kondisi internal dan external). Jadi, kerangka operasional

atau kerangka kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah

dalam melaksanakan penelitian. Dalam analisis SWOT kerangka operasional

merupakan urutan langkah menemukan sebuah strategi yang sesuai dengan posisi

perusahaan yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan. Berikut ini merupakan

(24)

1. Operasional sebuah analisis SWOT diawali dengan mengidentifikasi Internal

Strategic Factor Summary (IFAS) yaitu, strengths dan weakness, serta faktor

External Strategic Factor Summary (EFAS) yaitu, opportunities, dan threats

suatu organisasi atau perusahaan. Dengan total nilai weakness dan threats

bernilai negatif sedangkan total nilai strengths dan opportunities adalah

positif.

2. Melakukan pembobotan, rating, dan jumlah nilai dari beberapa variabel yang

mempengaruhi, kemudian merubahnya kedalam bentuk matrik sehingga bisa

menentukan posisi suatu organisasi atau perusahaan tersebut berada di

kuadran mana. Bobot adalah persentase pentingnya suatu variabel atau

indikator dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Total bobot

masing-masing analisis adalah 100 atau 1. Bobot dapat ditentukan oleh sang pakar.

Rating adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan yang

berpatokan kepada tingkat kemungkinan variabel tersebut terjadi. Jumlah

nilai adalah perkalian antara bobot dengan rating yang akan menjadi ukuran

untuk menentukan posisi perusahaan secara umum. Pada gambar 2.5

merupakan kerangka tabel perhitungan SWOT.

(25)

2. Membuat kesimpulan dan pemilihan strategi yang tepat yang sesuai dengan

posisi perusahaan yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan hasil

koordinat (X,Y). Sumbu X diperoleh dari hasil pengurangan antara

opportunities- threats, sedangkan sumbu Y diperoleh dari hasil pengurangan

antara strengths-weakness.

3. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat mengetahui posisi

kuadran perusahaan saat ini. Tujuan mengetahui posisi kuadran perusahaan

adalah perusahaan dapat mengetahui strategi apa yang sesuai dengan kondisi

perusahaan agar mampu bersaing dengan kompetitior yang lainnya. Dalam

menggambarkan posisi dari organisasi atau perusahaan tersebut perlu

diperhatikan 4 jenis kuadran yang dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kuadran dalam SWOT (Sumber: Rangkuti, 2014)

a. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi

(26)

melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan, dan meraih kemajuan

secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun

menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan

adalah diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun

menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi

akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada

strategi sebelumnya. Oleh karena itu organisasi disarankan untuk segera

memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat

berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi,

artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab

strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang

ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi

tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi

bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.

Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan,

mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini

(27)

4. Setelah diketahui posisi organisasi atau perusahaan dalam kuadran SWOT

maka dapat diketahui strategi yang harus digunakan oleh perusahaan tersebut.

Apakan strategi Opportuinities, Strengths (OS), strategi Strengths Threats

(ST), strategi Weaknesses, Threats (WT) ataupun Weaknesses, Opportuinities

(WO) yang cocok untuk keadaan organisasi atau perusahaan tersebut. Setelah

mengetahui menggunakan strategi apa maka dapat pula ditentukan solusi

penggunaan metode manajemen yang akan digunakan dalam menjalankan

organisasi atau perusahaan tersebut.

Kearns (2014:13) Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang

penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu

strategi SO (kekuatan dan peluang), strategi WO (kelemahan dan peluang),

strategi ST (kekuatan dan ancaman), dan strategi WT (kelemahan dan ancaman).

Matrik SWOT dapat dilihat pada gambar 2.7.

1. Strategi SO (comperative advantage) memanfaatkan kekuatan internal

perusaan untuk menarik keuntungan dari peluang external. Semua manajer

menginginkan organisasi yang mereka pimpin berada dalam posisi di mana

kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari

berbagai tren dan kejadian external. Jika sebuah perusahaan memiliki

kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan

mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika organisasi di hadapkan pada

ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha menghindarinya untuk

berkonsentrasi pada peluang.

2. Strategi WO (mobilization) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal

(28)

peluang-peluang besar muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan

internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

3. Strategi ST (investmnet divestment) menggunakan kekuatan sebuah

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman external.

Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu

menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan external.

4. Strategi WT (damage control) merupakan taktik defensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelamahan internal serta menghindari ancaman external.

Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancama external dan

kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.

Gambar 2.7 Matrik SWOT (Sumber: Kearns, 2014)

2.6 Matrik Portofolio McFarlan

Ward and Pepard (2002:42) menyebutkan bahwa aplikasi dalam

keseluruhan data processing, STI manajemen dan STI strategis perlu

direncanakan dan dikelola sesuai dengan proses bisnis sekarang dan yang akan

datang. Model portofolio tradisional yang digunakan untuk mempertimbangkan

hubungan antara sistem satu dengan yang lain dan tugas-tugas yang dilakukan

(29)

dikelompokkan menjadi empat kategori yang tersaji pada gambar 2.8. Kategori

portofolio aplikasi terbagi menjadi empat kategori yaitu:

1. Strategic, adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap

keberhasilan bisnis organisasi di masa yang akan datang. Aplikasi strategic

akan memberikan keunggulan bersaing (competitive advantage). Aplikasi

dikatakan strategic bukan karena teknologi yang digunakan melainkan

dampaknya terhadap proses bisnis organisasi.

2. Key operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan hidup

organisasi. Apabila aplikasi ini terhenti, maka perusahaan tidak akan berjalan

dengan normal dan menurunkan keunggulan bersaing.

3. Support adalah aplikasi yang mendukung perusahaan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas namun tidak memberikan competitive advantage.

4. High potential adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan competitive

advantage bagi organisasi di masa yang akan datang.

Gambar 2.8 Matrik portofolio McFarlan (Sumber: Ward and Pepard, 2002)

Model portofolio ini dikemukakan oleh McFarlan dengan menghasilkan

nilai prioritas dari skala I sampai dengan IV. Skala I adalah skala yang memiliki

prioritas tertinggi. Pemberian nilai prioritas I adalah high, prioritas II & III

(30)

2.7 Perhitungan biaya resource berdasarkan Kelly Services

Menurut Kelly Services (2014:27) biaya resource adalah biaya Sumber

Daya Manusia (SDM) berdasarkan kedudukan atau jabatan yang dikalkulasi

secara keahliannya masing-masing. Nilai biaya dalam acuan Kelly Services adalah

standar internasional yang bersifat terbuka dan bukan rahasia. Standar

perhitungan gaji masih menggunakan skala perbulan (salary range (per month))

seperti yang tertera pada gambar 2.9. Untuk mengetahui gaji setiap karyawan

perhari adalah salary range dibagi dengan 30 (dengan asumsi 1 bulan terdapat 30

hari). Sedangkan untuk mengetahui gaji setiap karyawan perjam adalah hasil dari

gaji setiap karyawan perhari dibagi dengan 24 (terdapat 24 jam dalam 1 hari).

(31)

21

Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation.

Tahap perencanaan STI dapat dilihat pada gambar 3.1.

Metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi

Ta

1.1. Analisis Kondisi Internal Perusahaan (Analisis Activity Chain)

1.2. Analisis Kondisi Eksternal Perusahaan (Analisis PE ST)

1.3. Analisis Business SWOT

1.4. Strategi Bisnis dalam Matriks SWOT

2.1. Identifikasi ST I yang ada di Perusahaan Saat Ini

2.2. Identifikasi Kondisi Eksternal ST I Perus ahaan

2.3. Identifikasi Aplikasi Potensial ST I

3.1. Arahan STI 3.2. Solusi ST I

3.3. Deskripsi Solusi STI

4.2. Manajemen Biaya dan

Pendanaan 4.3. Jadwal Implementasi

4.6. Executive Summary 3.5. Deskripsi Proyek

4.4. Business Case 4.5. Risk As sesment

3.7. Arsitektur STI

3.6. Portfolio Aplikasi Mendatang

3.8. Business Strategy dan IT Goal 3.4. Risk Register 1.5. Visi Misi Perusahaan Saat

Ini

2.6. Struktur Organisasi Saat Ini

4.1. Forum Group Discussion Wawancara/observasi/survei

2.4. Analisis ST I SWOT

2.5. Strategi STI dalam Matriks SWOT

(32)

3.1 Tahap Visioning

Tahap visioning ini adalah tahap awal yang dilakukan pada proses

perencanaan strategis STI. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

perusahaan agar dapat menentukan STI apa yang tepat diterapkan di dalam

perusahaan tersebut. Tahap visioning ini terdiri atas analisis kondisi internal

perusahaan (analisis activity chain), analisis kondisi external perusahaan (analisis

PEST), analisis business SWOT, strategi bisnis dalam matrik SWOT, dan visi

misi perusahaan saat ini.

3.1.1 Analisis Kondisi Internal Perusahaan (Analisis Activity Chain)

Pada tahapan ini dilakukan analisis bisnis internal yaitu analisis terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis kondisi internal

perusahaan ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Kondisi internal

perusahaan memiliki kemampuan untuk merubah menjadi apa yang diinginkan

oleh manajemen perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan

dengan tepat langkah yang akan dipakai di masa depan. Analisis kondisi internal

perusahaan dapat dilakukan dengan analisis activity chain. Pada sub bab ini

memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, melakukan identifikasi aktivitas utama dan aktivitas

pendukung yang terdapat di perusahaan.

2. Tahap kedua, memastikan bagian mana saja yang berhubungan dengan

aktivitas tersebut.

3. Tahap ketiga, menentukan bagian mana saja yang memperoleh output dari

(33)

4. Tahap keempat, melakukan analisis kebutuhan bisnis apa saja yang

dihasilkan jika aktivitas tersebut dilaksanakan.

3.1.2 Analisis Kondisi External Perusahaan (Analisis PEST)

Pada tahapan ini akan dianalisis faktor-faktor yang berada pada

lingkungan luar perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Faktor-faktor external tersebut akan dianalisis dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan

teknologi. Analisis kondisi external perusahaan ini dilakukan dengan cara

observasi dengan acuan buku Ward and Peppard. Analisis kondisi external

perusahaan mencakup pemahaman pada faktor di luar perusahaan yang dapat

mengarahkan pada munculnya kesempatan bisnis ataupun ancaman bagi

perusahaan. Analisis kondisi external perusahaan ini dapat dillakukan dengan

analisis PEST. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, mengidentifikasi terlebih dahulu faktor politik, ekonomi,

sosial, dan teknologi yang dapat mempengaruhi kondisi external pada

perusahaan.

2. Tahap kedua,mengetahui semua deskripsi yang terdapat pada setiap faktor

external.

3.1.3 Analisis Business SWOT

Analisis SWOT berguna untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Dengan demikian

perencanaan strategis harus menganalisis faktor strategis perusahaan. Dalam

(34)

peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada sub

bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, memastikan terlebih dahulu kondisi internal (kekuatan dan

kelemahan) dan kondisi external perusahaan (peluang dan ancaman).

2. Tahap kedua, memberikan penilaian bobot dan rating terhadap setiap faktor

kondisi internal dan external.

3. Tahap ketiga, melakukan perhitungan bobot x rating untuk menghasilkan

jumlah total kondisi internal dan external.

4. Tahap keempat, memilih 3 faktor internal dan external yang memiliki point

tertinggi.

5. Tahap kelima, menentukan kooordinat perusahaan.

6. Tahap keenam, membuat chart yang menggambarkan lokasi koordinat

perusahaan untuk menentukan solusi yang tepat bagi perusahaan terhadap

posisi perusahaan yang dihasilkan.

3.1.4 Strategi Bisnis dalam Matriks SWOT

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah

berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya serta kemudian

menerapkannya dalam gambar matriks SWOT. Matriks SWOT berfungsi untuk

menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman external yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, membuat matrik 2x2 yang berisi tentang analisis SWOT yang

(35)

2. Tahap kedua, menentukan stategi yang akan diambil perusahaan yang

mencakup strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.

3.1.5 Visi Misi Perusahaan Saat Ini

Visi misi perusahaan merupakan point utama yang sangat penting bagi

perusahaan karena tanpa adanya visi misi yang jelas perusahaan akan sulit

menentukan arah serta tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Visi adalah sesuatu

yang mencerminkan tujuan perusahaan di masa depan. Visi sendiri biasanya

bersifat singkat, padat, dan mudah diingat. Visi yang baik adalah hanya terdiri dari

satu kalimat. Sedangkan misi adalah point-point penting yang bertujuan agar

dapat mencapai visi perusahaan. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan,

yaitu:

1. Tahap pertama, menanyakan secara langsung ke perusahaan tentang visi misi

perusahaan saat ini dengan melakukan wawancara.

2. Tahap kedua, menyusun visi misi perusahaan saat ini sesuai dengan hasil

wawancara.

3.2 Tahap Analysis

Tahap analysis ini adalah tahap kedua yang dilakukan pada proses

perencanaan strategis STI. Langkah ini dilakukan untuk menganalisis kondisi STI

pada saat ini. Tahap analysis ini terdiri atas identifikasi STI yang ada pada

perusahaan saat ini, identifikasi kondisi external STI pada perusahaan, identifikasi

aplikasi potensial STI, analisis STI SWOT, strategi STI dalam matriks SWOT,

(36)

3.2.1 Identifikasi STI yang ada di Perusahaan Saat Ini

Identifikasi STI yang ada di dalam perusahaan saat ini bertujuan untuk

mengetahui STI yang sedang berjalan di dalam perusahaan. Hal ini berguna

menjadi tumpuan dalam menentukan perencanaan strategis STI untuk

kedepannya. Identifikasi STI yang ada di dalam perusahaan dilakukan dengan

cara observasi dan wawancara. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, membagi 4 sub bab, yaitu: business applications,

people/organization, processes, technical infrastructure (hardware, server

dan client, network, dan telecomunication), dan budget.

2. Tahap kedua, melakukan identifikasi terhadap software, hardware, dan

struktur jaringan Local Area Network (LAN) perusahaan.

3. Tahap ketiga, mengidentifikasi gambaran mengenai organisasi perusahaan

saat ini.

4. Tahap keempat, mengumpulkan informasi mengenai rata-rata anggaran

perusahaan dari tahun 2013-2014.

3.2.2 Identifikasi Kondisi External STI Perusahaan

Identifikasi kondisi external STI yang ada di dalam perusahaan saat ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi external STI yang sedang berjalan di dalam

perusahaan. Hal ini berguna menjadi tumpuan dalam menentukan perencanaan

strategis STI untuk kedepannya. Identifikasi kondisi external STI yang ada di

dalam perusahaan dilakukan dengan cara datang langsung ke perusahaan untuk

mengetahui secara langsung kondisi internal perusahaan tersebut dan mengamati

(37)

ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi sumber daya STI yang ada di dalam

perusahaan tersebut.

Pada tahap juga membahas tentang penentuan kebutuhan potensial bisnis

dan STI mendatang dengan mengidentifikasikan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi strategi bisnis, salah satunya adalah dengan cara mengidentifikasi

perkembangan STI yang berkembang saat ini bertujuan untuk mengetahui tren

teknologi yang sedang berkembang pada saat ini. Tren teknologi yang baru ini

akan digunakan untuk mengembangkan perencanaan strategis STI bagi

perusahaan ke depannya. Tetapi tren teknologi ini tidak dapat diterapkan secara

mentah-mentah ke dalam perusahaan, melainkan harus ditelaah kebutuhan STI

yang ada di dalam perusahaan dan mencocokkan kebutuhan teknologi tersebut ke

dalam perencanaan strategis STI. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan,

yaitu:

1. Tahap pertama, melihat kondisi diluar yang berhubungan dengan tren

teknologi dari tahun 2015-2017 sesuai dengan riset yang dilakukan oleh

Gartner.

2. Tahap kedua, mengambil kesimpulan berupa manfaat apa yang bisa diperoleh

jika tren teknologi tersebut diterapkan diperusahan.

3.2.3 Identifikasi Aplikasi potensial STI

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah berdasarkan kebutuhan bisnis

yang sudah dianalisis dengan menggunakan analisis activity chain, maka

kebutuhan STI yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Kebutuhan STI tidak harus

(38)

STI yang dirancang haruslah seefisien mungkin. Pada sub bab ini memiliki

beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, mengambil input berupa aktivitas serta bagian yang terdapat

pada tahap visioning.

2. Tahap kedua, menetapkan bagian atau unit yang berwenang.

3. Tahap ketiga, menentukan kebutuhan bisnis yang sesuai dengan kebutuhan

bisnis yang telah dianalisis sebelumnya.

4. Tahap empat, melakukan pengelompokan data. Dalam melakukan

pengelompokan data cara yang harus dilakukan adalah menempatkan data

informasi kedalam sebuah matriks dan dikaitkan dengan aktivitas dengan

cara memasukkan huruf C dan U untuk menyatakan proses-proses mana saja

yang menghasilkan create dan use.

5. Tahap lima, menentuan aliran data dengan cara memberi frame kesetiap

aliran data agar dapat menghasilakan arsitektur informasi.

6. Tahap enam, memberi abjad pada setiap arsitektur informasi.

3.2.4 Analisis STI SWOT

Analisis SWOT berguna untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Dengan demikian

perencanaan strategis harus menganalisis faktor strategis perusahaan. Dalam

kondisi yang ada saat ini analisis SWOT membandingkan antara faktor external

peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada sub

(39)

1. Tahap pertama, memastikan terlebih dahulu kondisi internal (kekuatan dan

kelemahan) dan kondisi external perusahaan (peluang dan ancaman).

2. Tahap kedua, memberikan penilaian bobot dan rating terhadap setiap factor

kondisi internal dan external.

3. Tahap ketiga, melakukan perhitungan bobot x rating untuk menghasilkan

jumlah total kondisi internal dan external.

4. Tahap keempat, memilih 3 faktor internal dan external yang memiliki point

tertinggi. Jika nilai yang dihasilkan sama, maka semua tergantung hasil

wawancara dan observasi.

5. Tahap kelima, menentukan kooordinat perusahaan.

6. Tahap keenam, membuat chart yang menggambarkan lokasi koordinat

perusahaan untuk menentukan solusi yang tepat bagi perusahaan terhadap

posisi perusahaan yang dihasilkan.

3.2.5 Strategi STI dalam Matriks SWOT

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah

berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya serta kemudian

menerapkannya dalam gambar matriks SWOT. Matriks SWOT berfungsi untuk

menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman external yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, membuat matrik 2x2 yang berisi tentang analisis SWOT yang

dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: SO, WO, ST, dan WT.

2. Tahap kedua, menentukan stategi yang akan diambil perusahaan yang

(40)

3.2.6 Struktur Organisasi Saat Ini

Pada tahap ini membahas tentang arsitektur struktur organisasi perusahaan

saat ini yang berisi tentang jabatan mulai dari direktur, komisaris, manajer disetiap

bagian, dan bagian lainnya. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, menanyakan secara langsung ke perusahaan tentang struktur

organisasi perusahaan saat ini dengan melakukan wawancara.

2. Tahap kedua, menggambarkan struktur organisasi perusahaan dengan

menggunakan software seperti visio dengan tujuan agar pembaca dapat

mudah memahaminya.

3.3 Tahap Direction

Di dalam tahap direction ini akan dilaksanakan beberapa tahap. Tahapan

tersebut yaitu arahan STI, solusi STI, deskripsi solusi STI, risk register, deskripsi

proyek, portofolio aplikasi mendatang, arsitektur STI, dan business strategic

perusahaan.

3.3.1 Arahan STI

Tahapan yang dilakukan pada sub bab ini adalah menentukan rancangan

visi misi STI untuk tahun ke depan agar dapat menentukan sasaran dan strategi

yang diambil oleh perusahaan. Selain itu di sub bab ini juga mengelompokkan

tingkat potensial yang dimiliki sebuah aplikasi. Pada sub bab ini memiliki

beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, mengambil input berupa visi misi perusahaan saat ini yang

(41)

2. Tahap kedua, visi, misi, dan strategi perusahaan mengacu kepada hasil

strategi STI dalam matriks SWOT.

3. Tahap ketiga, merancang ulang visi, misi, dan strategi perusahaan kedepan

dikarenakan visi perusahaan terlalu banyak, tidak mudah diingat, misi

perusahaan masih menggunakan bahasa tidak baku, dan sebagainya.

4. Tahap keempat, membuat arsitektur struktur organisasi kedepan.

3.3.2 Solusi STI

Pada tahapan membahas tentang solusi STI yang mengacu pada sub bab

sebelumnya mengenai berbagai analisis kebutuhan bisnis maupun kebutuhan STI

yang terdapat pada sub bab identifikasi aplikasi potensial STI pada perusahaan PT

Timur Jaya Panel Surabaya. Berdasarkan tahap identifikasi potensial STI, maka

dapat diambil sebuah kesimpulan mengenai solusi STI apa saja yang sesuai

dengan aktivitas dan kebutuhan STI perusahaan.

1. Tahap pertama, mengambil input berupa aktivitas dan kebutuhan STI yang

terdapat pada sub bab identifikasi aplikasi potensial STI.

2. Tahap kedua, menentukan solusi STI yang sesuai dengan kebutuhan STI

yang telah dirancang sebelumnya.

3.3.3 Deskripsi Solusi STI

Tahap ini adalah tahap dimana menjelaskan deskripsi atau fungsi dari

setiap solusi STI serta memberikan keterangan mengenai point-point utama yang

terdapat didalam seteiap perancangan solusi STI. Pada sub bab ini memiliki

beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, mengambil input berupa solusi STI.

(42)

3. Tahap ketiga, mencatat point-point utama yang terdapat didalam setiap

perancangan solusi STI.

3.3.4 Risk Register

Sebuah organisasi dalam memulai sebuah proyek baru, tidak langsung

memulai sebuah proyek. Tetapi sebuah organisasi harus mendefinisikan mengenai

risiko proyek. Tujuan dari rencana manajemen risiko adalah untuk menetapkan

kerangka kerja dimana tim proyek akan mengidentifikasi risiko dan

mengembangkan strategi untuk mengurangi atau menghindari risiko tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko adalah metode slip

Crawford. Cara kerja metode ini adalah melakukan pendataan beberapa risiko

yang kemudian dikurangi hingga mendapatkan 1 risiko yang memiliki persentasi

tertinggi pada setiap solusi STI. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan,

yaitu:

1. Tahap pertama, melakukan identifikasi 1 risiko yang memiliki persentasi

tertinggi pada setiap solusi aplikasi.

2. Tahap kedua, menentukan qualitative rating yang berisi probability, risk

impact, risk score, hingga menentukan ranking dari yang tertinggi hingga

yang terendah. Jika score yang dihasilkan adalah sama maka mengacu kepada

value yang terdapat di sub bab deskripsi proyek, yaitu: ketergantungan

terhadap solusi STI, perkiraan nilai bisnis, waktu, biaya implementasi, biaya

pemeliharaan.

3. Tahap ketiga, menganalisis risk exposure pada setiap risk identification.

4. Tahap keempat, menentukan risk response yang sesuai dengan solusi STI dan

(43)

3.3.5 Deskripsi Proyek

Pada tahap ini akan mengulas tentang solusi STI, bagian/unit,

ketergantungan terhadap solusi STI yang dirancang, perkiraan nilai bisnis,

perkiraan waktu pembuatan STI, perkiraan risiko, perkiraan biaya implementasi,

perkiraan biaya proyek, dan prioritas. Pada sub bab ini memiliki beberapa

tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, menentukan bagian/unit yang sesuai dengan solusi STI.

2. Tahap kedua, memberi penilaian tentang ketergantungan solusi STI,

perkiraan nilai bisnis, perkiraan waktu SI (low= 1-3 bulan, medium= >3-6

bulan, dan high= >6bulan ), perkiraan risiko, perkiraan biaya implementasi,

perkiraan biaya proyek, prioritas berdasarkan low, medium, high.

3.3.6 Portofolio Aplikasi Mendatang

Pada tahap ini dilakukan pemetaan yang diperlukan berdasarkan fungsi

yang ada kedalam empat kuadran pada portofolio aplikasi McFarlan, yaitu:

strategic, high potential, key operational, dan key support. Porotfolio aplikasi di

dalam perencanaan strategis STI ini menggunakan matriks portofolio aplikasi

McFarlan. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, memetakan aplikasi STI berdasarkan kontribusinya terhadap

perusahaan dengan cara membaginya kedalam 4 bentuk kontribusi, yaitu:

strategic, high potential, key operational, dan key support.

2. Tahap kedua, melakukan pemetaan terhadap solusi STI dengan menggunakan

7 pertanyaan yang terdapat pada buku Ward and Peppard.

3. Tahap ketiga, menjawab ketujuh pertanyaan untuk menentukan kuadran

(44)

4. Tahap kempat, melakukan pemetaan solusi STI kedalam matriks McFarlan.

5. Tahap kelima, memberi prioritas pada setiap solusi STI.

3.3.7 Arsitektur STI

Tahapan yang dilakukan pada sub bab ini adalah penggambaran arsitektur

STI dalam bentuk model diagram. Model diagaram tersebut antara lain yaitu

arsitektur integrasi STI dan arsitektur infrastruktur teknologi. Pada sub bab ini

memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, menggambarkan arsitektur integrasi STI sesuai dengan

hubungan antar solusi STI yang dirancang.

2. Tahap kedua, menggambarkan arsitektur infrastruktur teknologi sesuai

dengan kondisi internal dan external.

3.3.8 Business Strategic

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap jenis strategi bisnis yang sesuai

arah perusahaan. Businiess strategic memiliki 6 point, yaitu: business strategiy, IS

strategy, technology, IS organization, IS processes, IS metrics. Pada sub bab ini

memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, melakukan identifikasi jenis perspektif yang digunakan

perusahaan.

2. Tahap kedua, melakukan identifikasi business goals perusahaan

3. Tahap ketiga, melakukan identifikasi IT goals yang ingin dicapai oleh

perusahaan.

3.4 Tahap Recommendation

Tahap recommendation berisi tentang dokumen roadmap secara rinci

(45)

dan sumber daya yang diperlukan. Tahap recommendation ini terdiri atas forum

group discussion, manajemen biaya dan pendanaan TI, jadwal implementasi,

business case, risk assessment, dan executive summary.

3.4.1 Forum Group Discussion

Pada tahap ini membahas tentang menarik kesimpulan serta keputusan

mengenai persepsi yang diberikan tim proyek terhadap pihak perusahaan. Diskusi

ini didesain untuk memunculkan informasi mengenai solusi yang dirancang

apakah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika solusi dikehendaki, maka tim

proyek dapat melanjutkan rancangannya ke tahap selanjutnya. Namun jika solusi

masih belum sesuai dengan keinginan pihak perusahaan, maka tim proyek perlu

mendiskusikan kembali dengan pihak perusahaan agar dapat menemukan solusi

yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada sub bab ini memiliki beberapa

tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, memutuskan topik serta tujuan yang ingin dibahas.

2. Tahap kedua, menetapkan bagian apa saja yang perlu ikut dalam diskusi

tersebut.

3. Tahap ketiga, mempresentasikan hasil rancangan yang dibuat.

4. Tahap keempat, melakukan diskusi dengan pihak perusahaan mengenai hasil

yang dibuat serta melakukan revisi jika terjadi kesalahan.

5. Tahap kelima, memastikan pihak perusahaan sudah menyetujui hasil diskusi

yang ingin dicapai.

3.4.2 Manajemen Biaya dan Pendanaan

Tahap ini berhubungan tentang bagaimana melakukan manajemen biaya

(46)

ada ataupun yang akan direncanakan pada perusahaan. Estimasi biaya bertujuan

untuk mengetahui rincian biaya sebelum dan selama proyek berlangsung. Sub bab

ini juga memiliki peranan penting dalam hal melakukan pengendalian biaya pada

setiap varian biaya dalam proyek. Jika manajemen biaya telah disepakati antara

tim proyek maupun pihak perusahaan maka pendanaan baru dapat direalisasikan.

Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, menentukan 4 jenis biaya dalam manajemen biaya dan

pendanaan, yaitu: biaya resource (biaya SDM), biaya pembuatan proyek STI,

biaya hardware (biaya perangkat keras), biaya license (biaya lisensi), dan

biaya miscellaneous (biaya lainnya).

2. Tahap kedua, menghitung biaya apa saja yang perlu dikeluarkan dari ke 5

aspek tersebut.

3. Tahap ketiga, menotalkan seluruh biaya yang diperlukan mulai dari biaya

resource sampai dengan biaya pembuatan software.

3.4.3 Jadwal Implementasi

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menentukan rencana

implementasi STI ke depannya yang dibuat berdasarkan tahap-tahap yang

sebelumnya telah dilampaui. Rencana implementasi berisi manajemen biaya dan

pendanaan serta jadwal implementasi STI bagi perusahaan. Pada sub bab ini

terdapat dua faktor, yaitu manajemen biaya dan pendanaan serta jadwal

implementasi yang didalamnya terdapat aktifitas dalam hal penentuan biaya

hardware, biaya software, dan SDM sampai dengan pembuatan jadwal

(47)

implementasi, nilai bisnis, tingkat risiko, biaya, dan tingkat waktu STI tersebut

dikerjakan. Pada sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, merancang jadwal perencanaan berdasarkan projek yang

akan dibuat.

2. Tahap kedua, menentukan jangka waktu yang dibutuhkan hingga projek itu

selesai dibuat.

3. Tahap ketiga, memberi kategori low/medium/high kedalam aspek business

value, risk, cost, dan hours.

3.4.4 Business Case

Pada tahap ini berisi tentang perhitungan tingkat kelayakan. Business case

sangat erat kaitannya dengan Return On Investment (ROI) . Rumus ROI adalah

perkiraan laba bersih dibagi total investasi setiap proyek dikali 100 persen yang

didalamnya terdapat faktor cost dan budget. Pada sub bab ini memiliki beberapa

tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, menghitung perkiraan laba bersih dengan acuan nilai bisnis

mengggunakan range penilaian menjadi 3, yaitu: low, medium, high. Range

low: 1%-30%, medium: 31%-70%, dan high: 71%-100%.

2. Tahap kedua, menghitung persentai ROI.

3.4.5 Risk Assessment

Risiko dalam sebuah proyek akan dikelola dan dikendalikan dalam batasan

item risiko dan penjelasan. Semua risiko yang teridentifikasi akan dievaluasi

untuk menentukan bagaimana mereka mempengaruhi suatu proyek yang

(48)

menanggapi setiap risiko yang terlihat pada implementation cost, maintenance

cost, probability, impact, risk score, dan risk exponsure.

1. Tahap pertama, mengisi penjelasan yang terdapat pada 17 item risiko, yaitu:

nama risiko, pemilik risiko, kategori risiko, akar permasalahan, respon

potensial, dampak, probabilitas, gejala, nilai risiko, risiko ranking, respon

terhadap risiko, tanggung jawab respon risiko, risiko sekunder, risiko respon

anggaran, risiko respon jadwal, rencana contingency, dan fallback.

2. Tahap kedua, membuat tabel implementation cost, maintenance cost,

probability, probability, impact, risk score, dan risk exponsure.

3.4.6 Executive Summary

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah merangkum semua yang telah

dilaksanakan di dalam perencanaan strategis STI mulai dari tahap visioning,

analysis, direction, serta recommendation secara singkat, padat, dan jelas. Pada

sub bab ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap pertama, menganalisis serta memahami betul point-point penting pada

setiap fase yang ada dalam metode yang digunakan.

(49)

39 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Visioning Phase

Tahap visioning adalah tahap awal yang dilakukan pada proses

perencanaan strategis STI yang berisi tentang proses bisnis perusahaan. Langkah

ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan agar dapat menentukan STI

apa yang tepat diterapkan di dalam perusahaan tersebut. Tools yang dapat

membantu pada tahap ini yaitu activity chain, PEST, dan SWOT. Tahap visioning

terdiri atas analisis kondisi internal perusahaan (analisis activity chain), analisis

kondisi external perusahaan (analisis PEST), analisis business SWOT, strategi

bisnis dalam matrik SWOT, dan visi misi perusahaan saat ini.

4.1.1 Analisis Kondisi Internal (activity chain)

Analisis activity chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja

yang terjadi dalam perusahaan menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas

utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama pada PT Timur Jaya Panel

meliputi pembelian bahan mentah, penjadwalan produksi, menyediakan

kustomisasi warna, menyediakan barang jadi, penjagaan kualitas barang,

pendistribusian barang. Sedangkan aktivitas pendukung pada PT Timur Jaya

Panel meliputi penjualan sisa produksi, administrasi, perekrutan dan pelatihan

SDM, absensi dan penggajian, akutansi dan perpajakan, dan pemeliharaan sarana

dan prasarana. Activity chain pada PT Timur Jaya Panel ditujukan pada gambar

(50)

Gambar 4.1 Activity chain pada PT Timur Jaya Panel

Keterangan:

= proses bisnis yang berhubungan dengan bagian produksi, penjualan,

pembelian, dan marketing (yang digunakan).

= proses bisnis yang tidak berhubungan dengan bagian produksi, penjualan,

pembelian, dan marketing (yang tidak digunakan).

= tujuan perusahaan.

Alur activity chain berisi alur kegiatan bisnis diperusahaan terkait dengan

bagian mana saja yang ikut berperan serta aktivitas apa saja yang telibat. Bagian

yang berperan yaitu:

1. Bagian penjualan,

2. Bagian pembelian,

3. Bagian produksi,

4. Bagian logistik,

5. Bagian quality control produksi,

6. Bagian mekanik,

7. Bagian umum,

8. Bagian keuangan,

9. Bagian accounting,

10. Bagian perpajakan,

(51)

Keterangan:

= dilakukan oleh bagian

= digunakan oleh bagian

= multi job

Ga

mbar

4.2 Alur

a

cti

vit

y

c

hain

pa

da

P

T Timur J

ay

a P

an

(52)

Alur activity chain dapat dilihat pada pada gambar 4.2. Sesuai alur yang

telah di ketahui berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka dapat ditarik

sebuah tabel analisis activity chain dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan

bisnis apa saja yang mempengaruhi aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

Analisis activity chain dapat dilihat pada tabel 4.1 (aktivitas utama) dan tabel 4.2

(aktivitas pendukung). Kebutuhan bisnis perusahaan dapat ditinjau berdasarkan

harga, jarak, sumberdaya manusia, wilayah/kawasan, waktu, dan sebagainya. Alur

activity chain yang terdapat pada PT Timur Jaya Panel adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas pembelian bahan mentah dilakukan oleh bagian pembelian yang

menghasilkan output berupa laporan jumlah bahan mentah yang dibeli,

kemudian output yang dihasilkan digunakan oleh bagian logistik.

2. Aktivitas penjadwalan produksi dilakukan oleh bagian logistik yang

menghasilkan output berupa kalender penjadwalan produksi, kemudian

output yang dihasilkan digunakan oleh bagian produksi.

3. Aktivitas menyediakan kustomisasi warna dilakukan oleh bagian produksi

yang menghasilkan output berupa daftar katalog warna, kemudian output

yang dihasilkan digunakan oleh bagian produksi.

4. Aktivitas menyediakan barang jadi dilakukan oleh bagian produksi yang

menghasilkan output berupa daftar stock barang jadi yang tersedia digudang,

kemudian output yang dihasilkan digunakan oleh bagian quality control

produksi.

5. Aktivitas penjagaan kualitas barang jadi dilakukan oleh bagian quality

Gambar

Gambar 2.9 Biaya resource berdasarkan acuan Kelly Service
Gambar 3.1 Alur metodologi perencanaan strategis STI
Gambar 4.1 Activity chain pada PT Timur Jaya Panel
Tabel 4.1 Analisis activity chain (aktivitas utama)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini dilakukan untuk mendaur ulang dan memperoleh kembali KLP, seperti platinum (Pt) paladium (Pd) dan rhodium (Rh) dari limbah produksi konverter katalis dengan proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis makian bahasa Wakatobi dialek Kaledupa ada lima belas, yakni (1) makian yang bertalian dengan agama/kepercayaan; (2) makian yang

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

Melalui perancangan game intruksional yang melatih sikap disiplin anak dalam lingkungan keluarga dengan judul "Mengembangkan Karakter Sikap Disiplin Kebersihan Pada

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu

Secara umum, tujuan studi adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh, yang diukur dari Indeks Kepuasan

Prinsip dari metode biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa (Carprette, 2005)..

Tidak hanya gebyok, saya mendapatkan banyak mendengar cerita dari "arga mengenai cerita kali 1engek, maupun cerita tokoh!tokoh yang kini makamnya berada di