• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI - Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI - Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan teori yang menjelaskan tentang pemahaman materi, mind mapping dan hubungan diantara mind mapping dengan pemahaman materi.

A. PEMAHAMAN MATERI

1. Definisi Pemahaman Materi

Pemahaman merupakan kemampuan membuat makna sendiri dari materi pelajaran seperti bahan bacaan dan penjelasan guru/dosen (Anderson & Krathwohl, 2001). Menurut deKleer dan Broen serta Gentner dan Gentner (Mayer, 1989), memahami materi berarti membangun suatu model mental dari sistem yang dideskripsikan di dalam teks/materi. Bloom (1956) menyebutkan pemahaman adalah mengerti akan makna, menguraikan konsep dengan kata sendiri.

(2)

mengartikan dan memaknai bahan pendidikan, seperti bahan bacaan dan penjelasan guru/dosen. Proses ini mencakup mengartikan dan memaknai sendiri, mencontohkan, membuat klasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman materi merupakan kemampuan individu untuk mengerti akan makna dan konsep dalam suatu materi serta mampu membuat kesimpulan dengan kata-kata sendiri (memparafrasekan materi).

2. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Materi

Reed (2004) menyebutkan ada dua komponen penting yang mempengaruhi pemahaman materi, yaitu individu dan materi.

a. Individu (prior knowledge of the reader)

Pengetahuan yang dimiliki individu sebelumnya dan tujuan individu mempengaruhi bagaimana ia menentukan apa yang relevan, membuat dugaan, dan mengambil fakta yang tidak secara langsung ada dalam materi. Perspektif yang dimiliki individu juga sangat mempengaruhi jenis informasi yang akan diingat kembali oleh individu. Bransford dan Johnson menyatakan bahwa jika individu memahami sebuah materi dan kemudian berusaha untuk memikirkan ide dari materi tersebut dengan perspektif yang baru, individu tersebut akan dapat mengingat kembali ide yang tidak dapat mereka ingat kembali dengan perspektif yang lama.

(3)

Kapasitas kognitif (seperti atensi, memori, kemampuan analisa kritis, visualiasasi), motivasi (ketertarikan akan materi dan self-efficacy), dan beragam pengetahuan individu (pengetahuan akan topik materi, pengetahuan linguistik dan pengetahuan akan strategi untuk memahami) juga merupakan karakteristik dalam diri individu yang turut mempengaruhi proses pemahaman materi.

b. Organisasi dari teks/materi

Fitur teks atau wacana memiliki dampak yang besar terhadap pemahaman. Pemahaman tidak terjadi hanya dengan penggalian makna secara sederhana dari materi teks. Teks atau wacana bisa sulit atau mudah, tergantung pada faktor-faktor yang melekat dalam teks, pada hubungan antara teks dan pengetahuan dan kemampuan individu, dan pada kegiatan saat memahami materi teks. Kosakata dalam materi teks dan struktur linguistik di dalamnya, serta gaya wacana juga berinteraksi dengan pengetahuan individu. Ketika banyak faktor dari materi teks tidak cocok dengan pengetahuan dan pengalaman individu, maka materi teks akan menjadi sulit untuk dipahami.

(4)

Jaringan semantik ditunjukkan melalui diagram yang berisi konsep-konsep yang disebut lingkaran (nodes) dan garis yang menghubungkan kedua konsep disebut jaring (link). Jaringan semantik digunakan sebagai salah satu cara untuk mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk hierarki. Hubungan hierarki dalam suatu jaringan semantik terdiri dari dua jenis, yaitu bagian (part) dan tipe. Part digambarkan dengan konsep kecil yang menjadi bagian dari konsep utama, sedangkan tipe digambarkan dengan konsep-konsep kecil dari part. Oleh sebab itu hierarki digambarkan dari konsep umum ke dalam suatu konsep khusus.

Snow (2002) menambahkan komponen lain yang berpengaruh dalam pemahaman, yaitu aktivitas individu. Aktivitas dalam pemahaman mengacu pada dimensi dari proses membaca. Sebelum membaca dan mendapatkan pemahaman akan materi teks, individu memiliki tujuan yang berasal dari dalam diri maupun di luar diri. Tujuan ini dipengaruhi oleh variabel motivasi yang meliputi minat dan pengetahuan individu sebelumnya (prior knowledge). Pengetahuan individu dan proses aplikasi digambarkan sebagai konsekuensi langsung dari aktivitas memahami materi teks.

3. Indikator Pemahaman Materi

(5)

melibatkan komunikasi sebagai suatu konfigurasi ide yang memerlukan pemahaman kembali menjadi ide baru dalam pikiran individu. Dalam interpretasi ini melibatkan pemikiran tentang ide-ide penting, hubungan antar ide dan relevansinya dengan komunikasi tersirat maupun komunikasi aslinya. Perilaku yang ketiga dalam pemahaman adalah extrapolation. Dalam ekstrapolasi meliputi pembuatan estimasi atau perkiraan yang didasarkan pada pemahaman tentang tren, tendensi, atau kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi.

Revisi yang dilakukan Anderson & Krathwohl (2001) menyebutkan bahwa individu dikatakan memahami materi ketika individu tersebut mampu membuat makna dari pesan instruksional termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan grafis, serta materi yang disajikan saat kuliah, buku, atau melalui komputer. Individu memahami materi ketika ia mampu membentuk hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki. Hal ini mengacu pada mendapatkan pengetahuan yang diintegrasikan dengan skema dan kerangka kognisi individu. Proses kognisi yang terjadi dalam proses pemahaman ini meliputi menginterpretasi (interpretating), mencontohkan (exemplifying), mengklasifikasi (classifying), meringkas (summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).

(6)

2) Membuat contoh (yang disebut juga dengan mengilustrasikan) terjadi ketika individu mampu menemukan contoh yang spesifik atau konsep umum dari materi. Cara menilai kemampuan ini dengan menanyakan pada individu untuk menemukan contoh baru (dengan makna baru yang tidak terdapat dalam buku atau tidak digunakan di kelas).

3) Klasifikasi atau disebut juga dengan pengkategorisasian atau penggolongan terjadi ketika individu mampu menentukan sesuatu termasuk ke dalam kategori tertentu.

4) Meringkas atau membuat abstrak dan mengeneralisasi termasuk dalam proses kognisi yang keempat yang terjadi ketika individu mampu menghasilkan pernyataan singkat yang menggambarkan informasi secara umum.

5) Menyimpulkan, meliputi mampu menggambarkan kesimpulan yang logis dari informasi yang disampaikan.

6) Membandingkan (membuat kontras, memetakan atau mencocokkan) terjadi ketika individu mampu mendeteksi kesamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian, ide, masalah atau situasi. Dalam penelitian sosial misalnya individu mampu memahami kejadian bersejarah yang dibandingkan dengan situasi familiar.

(7)

konstruk dan menggunakan model sebab akibat dari suatu sistem atau rangkaian informasi yang ada.

4. Model Situasidalam Pemahaman

Memahami materi membutuhkan perkembangan representasi mental yang koheren. Representasi mental ini biasa disebut model situasi atau situation model (Van Dijk & Kintsch, 1983), atau mental model (Johnson-Laird, 1983) yang merupakan hasil interaksi antara pengetahuan awal individu dan informasi/organisasi materi (dalam Tapeiro, 2007).

Model situasi didefinisikan sebagai representasi kognitif dari peristiwa, perilaku, individu, dan situasi umum yang muncul dalam suatu teks/materi. Definisi ini tidak hanya menyiratkan sifat individu atau faktor linguistik yang dimiliki individu, tetapi juga memahami hubungan antara fakta yang dideskripsikan dalam suatu teks/materi. Model situasi dibentuk dengan mengkombinasikan prior knowledge individu dengan informasi dalam materi untuk menghasilkan pemahaman yang lebih elaboratif terhadap materi.

5. Strategi untuk Meningkatkan Pemahaman

(8)

Berikut beberapa strategi untuk meningkatkan pemahaman materi: 1. Memonitor pemahaman

Individu harus mampu memantau materi yang telah mereka pahami dan tidak. Individu bisa menggunakan strategi fix-up untuk memantau pemahaman mereka. Fix-up merupakan strategi untuk menyelesaikan masalah terhadap pemahaman, dengan cara:

a. Membuat hubungan antara materi teks dengan kehidupan dan pengetahuan individu serta materi teks lain yang telah dipelajari

b. Membuat prediksi

c. Berhenti memikirkan apa yang telah dibaca d. Menuliskan kembali apa yang telah dibaca

e. Membuat pertanyaan dan menjawab sendiri pertanyaan tersebut f. Membaca ulang materi

2. Metakognisi

Metakognisi didefinisikan sebagai proses memikirkan apa yang sedang dipikirkan. Strategi metakognisi digunakan untuk memikirkan dan mengontrol materi yang ingin dipahami. Guna mengontrol pemahaman, individu harus mengetahui tujuan dari membaca dan membahas ulang materi, menyesuaikan kecepatan membaca dan melakukan fix up. Cara yang dapat digunakan dalam metakognisi antara lain:

a. Mengidentifikasi bagian materi yang sulit b. Mengidentifikasi apa kesulitannya

(9)

d. Melihat kembali pada materi sebelumnya

e. Mencari informasi-informasi dalam materi yang bisa memecahkan hal yang sulit

3. Menggunakan graphic organizers dan semantic organizers

Graphic organizers menggambarkan konsep dan hubungan diantara konsep-konsep dalam teks, menggunakan diagram atau perangkat bergambar lainnya. Graphic organizers ini dikenal dengan nama lain seperti perta, jaring, grafik, chart, frames, atau pengelompokan (cluster). Sedangkan semantic organizers (yang disebut juga sebagai jaringan semantik) adalah graphic organizers yang terlihat seperti jaring laba-laba. Dalam jaringan semantik, garis menghubungkan konsep utama ke ide dan konsep lainnya.

Graphic organizers dapat membantu individu untuk fokus terhadap struktur materi, membantu menganalisa hubungan diantara konsep materi dan membantu individu untuk mengorganisasikan ringkasan atau catatan materi dengan baik. Bentuk dari graphic organizers antara lain story map, concept map dan mind map.

4. Membuat dan menjawab pertanyaan

(10)

5. Mengeluarkan pertanyaan

Dengan mengeluarkan pertanyaan, individu belajar menemukan ide pokok yang menjadi informasi penting dalam materi.

6. Mengenali struktur cerita

Struktur cerita merujuk pada cara isi dan peristiwa cerita diatur dalam plot. Individu yang mampu mengenali struktur cerita akan memiliki pemahaman dan ingatan yang kuat akan cerita.

7. Membuat ringkasan

Ringkasan merupakan sintesis dari ide-ide penting dalam materi teks. Pembuatan ringkasan mengharuskan individu untuk menentukan apa yang penting dalam materi dan untuk menyingkatnya individu harus menggunakan kata-kata mereka sendiri.

B. MIND MAPPING

1. Definisi Mind Mapping

(11)

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dengan menempatkan informasi dalam ruang yang mudah digunakan saat perlu dan mengambil informasi ke luar otak. Mind map dapat dianalogikan dengan peta kota. Pusat mind map mirip dengan pusat kota, yang mewakili ide terpenting. Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran. Jalan-jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya. Sementara itu, gambar-gambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area atau ide menarik tertentu. Mind mapping dapat dibuat dengan menggunakan tulisan tangan dengan mengkombinasikan warna, gambar juga cabang-cabang melengkung sesuai yang diinginkan, sehingga membuat mind map menjadi tidak bosan untuk dilihat secara visual.

(12)

kita seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami. Karena mind mapping melibatkan kedua belah otak, maka penggunanya dapat mengingat informasi lebih mudah. Inilah pendekatan keseluruhan otak yang dapat membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Dengan menggunakan pendekatan citra visual dan perangkat grafis lainnya, mind map akan memberikan kesan yang lebih mendalam.

2. Fungsi Mind Mapping

Buzan (2007) menyatakan bahwa mind mapping dapat membantu individu dalam banyak hal. Fungsi mind mapping antara lain merencanakan, berkomunikasi, menjadikan individu lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran, mengingat dengan lebih baik, serta belajar menjadi lebih cepat dan efisien.

Selanjutnya menurut Michael Michalko dalam buku Cracking Creativity (dalam Buzan, 2007), mind mapping berguna dalam hal:

a. Mengaktifkan seluruh otak

b. Membereskan pikiran dari kekusutan mental c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

(13)

f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, serta membantu kita membandingkannya

g. Membantu kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang

3. Perbedaan Mind Mapping sebagai Pencatatan Non-linear dan Pencatatan

Linear

Pencatatan biasa (linear) merupakan tehnik mencatat yang paling sering digunakan dibandingkan dengan pencatatan nonlinear. Pencatatan linear ini adalah tehnik mencatat dengan menuliskan kembali informasi baris demi baris sama seperti yang disampaikan oleh dosen atau yang tertulis di buku. Sementara itu pencatatan non linear tidak hanya menuliskan informasi baris demi baris akan tetapi membuat informasi ke dalam grafik dan menggunakan kata-kata kunci, gambar, angka, simbol dan warna. Mind mapping sebagai sebuah metode mencatat dapat dikategorikan ke dalam bentuk pencatatan non linear.

Pencatatan linear memiliki beberapa kelemahan dibandingkan dengan pencatatan non linear. Berikut kelemahan dari metode pencatatan linear tersebut, antara lain:

a. Hanya menggunakan kata-kata yang disusun dengan urutan logis, tanpa warna, tanpa gambar, dan tidak memanfaatkan kreativitas

(14)

c. Membosankan karena hanya berbentu kata-kata yang panjang

Berbeda dengan pencatatan linear yang kurang sistematis, maka berikut beberapa kelebihan mind mapping dibandingkan dengan pencatatan biasa (linear) antara lain:

1) Ide utama menjadi lebih jelas

2) Setiap ide penting menjadi jelas teridentifikasi 3) Ide penting dalam mind map mudah dikenali

4) Hubungan diantara setiap konsep kunci mudah diidentifikasi yang dapat mendorong hubungan ide dan konsep dalam mind map serta meningkatkan ingatan

5) Ringkasan informasi menjadi lebih efektif dan cepat

6) Struktur mind map memungkinkan untuk menambah konsep lain dengan mudah

(15)

4. Metode Pencatatan Mind Map sebagai sebuah Perangkat Memori dan

Strategi Kognitif Multi Dimensional

Teknik mnemonic menggunakan imaginasi dan asosiasi untuk menghasilkan image baru dan mudah diingat. Mnemonic merupakan strategi mental yang didesain untuk meningkatkan ingatan (Hunter dalam Matlin, 2009). Penggunaan teknik mnemonic menekankan imaginasi yang merepresentasikan objek yang tidak tampak secara fisik atau yang sebenarnya tidak terjadi.

(16)

materi. Hierarki ini merupakan sebuah sistem dimana aitem-aitem diatur dalam sebuah kelas, yang dimulai dari hal paling umum menjadi hal yang spesifik (Matlin, 2009).

C. PENGARUH MIND MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN MATERI MAHASISWA

Pemahaman terhadap materi merupakan proses simultan dalam menggali dan membangun makna melalui interaksi dan keterlibatan dengan bahasa tulisan (Snow, 2002). Memahami materi di perkuliahan sangat penting dalam menunjang keberhasilan mahasiswa sehingga mahasiswa harus memiliki strategi yang baik dalam mencapai pemahaman yang dibutuhkan.

Interaksi antara individu dengan lingkungannya sangat mempengaruhi pemahaman, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan (Burrel & Morgan dalam D’Antoni, 2009). Oleh sebab itu, memahami suatu materi tidak

(17)

memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak membuat catatan, karena saat mencatat mahasiswa akan memberikan perhatian mereka untuk mengumpulkan informasi dan menghabiskan tambahan waktu untuk memaknai pesan dalam suatu materi.

Pembuatan catatan memungkinkan individu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih terhadap topik perkuliahan sebab individu akan menangkap poin kunci topik perkuliahan ke dalam kata-kata sendiri (Hannah, 2011). Ringkasan atau catatan ini juga menjadi alat yang baik untuk menjawab pertanyaan serta mengingat kembali informasi setelah beberapa waktu mempelajari suatu materi. Pembuatan catatan dapat membantu mahasiswa untuk membandingkan informasi penting dari materi dengan pengalaman atau pengetahuan personal mereka (Klingner dkk dalam O’Connor & Vadasy, 2011). Oyzon & Olmos (2009) menambahkan

pembuatan catatan merupakan kemampuan yang fundamental dan dapat mempengaruhi skor tes di sekolah, sehingga siswa harus mencari metode pencatatan yang tepat agar lebih efektif dan efisien.

(18)

dengan pentingnya membuat catatan yang efektif, maka pembuatan catatan berbentuk grafik maupun peta seperti mind mapping dapat menjadi metode pencatatan yang baik dan efektif, khususnya berguna dalam meringkas sejumlah informasi (Wickramasinghe dkk, 2012). Mind mapping sebagai salah satu bentuk pencatatan berbentuk grafik merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berpikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi kinerja otak (Buzan, 2007).

(19)

kata-kata kunci pada mind map dibandingkan dengan membaca catatan yang ditulis kata demi kata (Toft dan Mancina, 2011).

Efektifnya penggunaan mind mapping dalam proses pembelajaran juga terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Imaduddin (2012). Penelitian ini melibatkan 34 orang siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta dan bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar fisika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode mind mapping berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap prestasi belajar fisika. Farrand dkk (2002) menambahkan pula bahwa mind mapping dapat memfasilitasi tercapainya pemahaman konseptual dari sejumlah informasi yang ada serta dapat mengintegrasikan konsep-konsep tersebut secara bersama-sama.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh mind mapping

Referensi

Dokumen terkait

Pada permasalahan diatas maka dirancanglah sebuah penyimpanan data terpusat menggunakan layanan nextcloud yang dapat melakukan olah file dokumen secara synchronizing

Pesan moral yang disampaikan oleh iklan Sampoerna Hijau dengan slogan yang cukup sederhana melalui kata – kata yang tidak sulit dicerna oleh akal pikiran manusia ini

Pemberian informasi obat di apotek, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan pasien menggunakan obat

a. Kelebihan metode resitasi yaitu karena siswa mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka pengetahuan itu akan tinggal lama di dalam jiwanya.

[r]

Dalam menghitung komposisi gizi suatu makanan dengan menggunakan pemrograman visual basic 6.0 pengguna dapat dengan mudah menjalankan aplikasi ini, seperti tampilan yang secara

Penulis tertarik untuk membuat situs dengan memanfaatkan teknologi komputer dan informatika mengenai suatu perkumpulan / komunitas Sebuah Club mobil Offroad yaitu Kutulumpur

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Desain Didaktis Sifat-Sifat Bangun Ruang Sisi Datar untuk