• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMASARAN PRODUK AGROINDUSTRI KERIPIK SUKUN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PEMASARAN PRODUK AGROINDUSTRI KERIPIK SUKUN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ARTIKEL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMASARAN PRODUK AGROINDUSTRI

KERIPIK SUKUN DI KECAMATAN GUNUNGSARI

KABUPATEN LOMBOK BARAT

ARTIKEL

Oleh

Rosehan Taufik

C1G 008 002

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

ANALISIS PEMASARAN PRODUK AGROINDUSTRI KERIPIK SUKUN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Marketing Analysis Of Breadfruit Chips Agro-Industry Products In Gunungsari District In West Lombok

Rosehan Taufik*, Nurtaji Wathoni**, Ibrahim***

Mahasiswa*, Pembimbing Utama**, Pembimbing Pendamping*** Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran keripik sukun, mengetahui efisien atau tidaknya saluran pemasaran keripik sukun, dan mengetahui masalah/hambatan yang dihadapi dalam pemasaran keripik sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk keripik sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat dalam pemasarannya melalui dua saluran pemasaran, yaitu Saluran Pemasaran I (Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir) dan Saluran Pemasaran II (Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir). Kedua saluran pemasaran keripik sukun tersebut sudah efisien, yaitu saluran pemasaran I dengan margin sebesar Rp. 15.713,34/kg, share produsen sebesar 71,98% dan distribusi keuntungan sebesar 0,92, dan saluran pemasaran II dengan margin sebesar Rp. 12.925,51/kg, share produsen sebesar 77,27% dan distribusi keuntungan sebesar 1,00. Permasalahan/hambatan yang dihadapi produsen keripik sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat dan lembaga pemasarannya yaitu produksi yang tidak berkesinambungan karena bahan baku yang bersifat musiman dan faktor modal usaha yang terbatas.

Kata Kunci: Keripik Sukun, Saluran, Efisiensi, Pemasaran.

ABSTRACT

This study aims to determine the marketing channels breadfruit chips, knowing efficient or not the marketing channels breadfruit chips, and recognising the problems/obstacles encountered in the marketing of breadfruit chips in the District Gunungsari West Lombok regency.

(3)

71,98% and profit distribution of 0,92, and a marketing channel II with a margin of Rp. 12.925,51/kg, producer share of 77,27% and profit distribution of 1,00. Problems/barriers facing manufacturers breadfruit chips in the District of West Lombok regency Gunungsari and marketing agencies that production is not sustainable because the raw materials are seasonal and limited business capital factors.

Keyword: Breadfruit Chips, Channel, Efficiency, Marketing.

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian dewasa ini difokuskan pada peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis yang berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan taraf hidup petani, meningkatkan dan memperhatikan keberlanjutan produksi pangan, meningkatkan kualitas komoditas pertanian, mengembangkan kesempatan kerja, serta mendorong pembangunan ekonomi pedesaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan pertanian harus dilakukan pada semua sub sektor yang meliputi: sub sektor tanaman pangan dan peternakan, sub sektor perikanan dan kelautan, serta sub sektor kelautan (Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2003).

Pembangunan agroindustri disepakati sebagai lanjutan dari pembangunan pertanian. Hal ini telah dibuktikan bahwa dengan agroindustri pendapatan pelaku agribisnis dapat meningkat, mampu menyerap tenaga kerja, mampu meningkatkan perolehan devisa dan mampu mendorong munculnya industri yang lain. Mengingat jenis industri pertanian yang dapat dikembangkan di pedesaan sangat banyak, maka perlu diprioritaskan pertumbuhan agroindustri yang mampu menangkap efek ganda yang tinggi baik bagi kepentingan pembangunan nasional, pembangunan pedesaan khususnya, maupun bagi perekonomian daerah (Soekartawi, 2002).

Agroindustri di Indonesia yang sebagian besar berupa agroindustri kecil dan kerajinan rumahtangga berperan penting dalam mengatasi masalah kemiskinan, terutama dalam membantu menyerap kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian. Agroindustri kecil dan kerajinan rumahtangga merupakan usaha alternatif yang banyak dilakukan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah di pedesaan, baik sebagai usaha sampingan maupun sebagai usaha pokok. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya modal yang dimiliki dan keterampilan yang masih rendah.

(4)

Kecamatan Gunungsari merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Lombok Barat yang diketahui ada kegiatan agroindustri keripik sukun. Agroindustri keripik sukun di Kecamatan Gunungsari ini merupakan potensi daerah yang belum cukup berkembang karena masih bersifat usaha rumahtangga dimana proses produksinya dilakukan dengan teknologi yang sederhana dengan menggunakan peralatan yang biasanya digunakan dalam rumahtangga dan pemasarannya yang masih pada tingkat pasar lokal.

Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, maka diperlukan adanya sistem pemasaran yang efisien yang mampu mengadakan pembagian keuntungan yang adil kepada semua pihak baik produsen maupun lembaga pemasaran. Panjang pendeknya saluran pemasaran dapat menyebabkan adanya selisih harga ditingkat konsumen dengan harga yang diterima produsen. Harga yang tinggi ditingkat konsumen belum tentu memberikan keuntungan yang tinggi bagi produsen.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka dianggap perlu untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Pemasaran

Produk Agroindustri Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten

Lombok Barat”.

(5)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan unit analisis adalah agroindustri dan lembaga pemasaran keripik sukun. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan pertimbangan di lokasi tersebut terdapat agroindustri keripik sukun yang masih aktif berproduksi yaitu Desa Dopang dan Tamansari di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Penentuan jumlah responden pengusaha keripik sukun secara sensus yakni sebanyak lima orang responden produsen dan lembaga pemasaran ditentukan secara snowball sampling.

Analisis Data

1. Saluran pemasaran

Untuk mengetahui gambaran mengenai saluran pemasaran keripik sukun di analisis secara deskriptif yaitu dengan menelusuri lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi keripik sukun mulai dari tingkat pengusaha sampai pada tingkat konsumen akhir.

2. Efisiensi Pemasaran a. Margin Pemasaran

Salah satu pendekatan untuk melihat efektifitas bekerjanya suatu sistem pemasaran adalah dengan melihat margin pemasaran. Margin pemasaran terdiri atas biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. untuk menghitung margin pemasaran digunakan rumus sebagai berikut (Sudiyono, 2002., dalam Ayu, 2010):

(6)

Keterangan :

X = Share harga yang diterima produsen (Rp) Pf = Harga di tingkat produsen (Rp)

Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp) Kriteria keputusan share produsen adalah :

1. Apabila harga yang diterima produsen ≥ 60% dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir, maka pemasaran efisien.

2. Apabila harga yang diterima produsen ˂ 60% dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir maka, pemasaran tidak efisien.

c. Distribusi Keuntungan

Besarnya distribusi keuntungan tiap saluran pemasaran digunakan rumus sebagai berikut (Azzaino, 1981):

Keterangan :

DK = Distribusi keuntungan

π = keuntungan di tingkat pedagang (Rp) c = Biaya di tingkat pedagang (Rp) Kriteria keputusan distribusi keuntungan:

1. Apabila DK ≥ 0,5 maka distribusi keuntungan ditingkat pedagang merata (efisien).

2. Apabila DK ˂ 0,5 maka distribusi keuntungan ditingkat pedagang tidak merata (tidak efisien).

3. Masalah/hambatan

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang berjudul “Analisis Pemasaran Produk Agroindustri Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat” disajikan dalam pokok-pokok bahasan sebagai berikut: (1) Saluran pemasaran keripik sukun,(2) Biaya dan keuntungan pemasaran keripik sukun, (3) Efisiensi saluran pemasaran keripik sukun, (4) Masalah/hambatan yang dihadapi produsen dan pedagang perantara dalam memasarkan keripik sukun.

1. Saluran Pemasaran Keripik Sukun

Gambar 1. Saluran Pemasaran Keripik Sukun.

(8)

Saluran pemasaran I (Produsen – PP – P. Pengecer – Konsumen Akhir) melibatkan dua pedagang perantara yaitu pedagang pengumpul (PP) dan pedagang pengecer untuk sampai ke konsumen akhir. Pada Gambar 1 dapat dinyatakan bahwa dari 128,14 kg keripik sukun yang diproduksi oleh produsen, sebanyak 97,14 kg (75,81%) didistribusikan ke pedagang pengumpul. Melalui pedagang pengumpul diteruskan ke pedagang pengecer dengan volume yang sama dan kemudian disampaikan kepada konsumen akhir. Pada saluran ini melibatkan 5 orang pedagang pengumpul dan 25 orang pedagang pengecer.

(9)

2. Biaya dan Keuntungan Pemasaran Keripik Sukun

Tabel 1. Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Share Produsen dan Distribusi Keuntungan Pemasaran Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016.

e. Margin Pemasaran 8.626,27 12.925,51

f. π/c 0,17 0,29

4 Konsumen Akhir

Harga Beli 56.083,33 56.875,63

Total Biaya Pemasaran 802,96 193,55

Total Keuntungan Pemasaran 14.910,38 12.731,96 Total Margin Pemasaran 15.713,34 12.925,51

Share Produsen (%) 71,98 77,27

Distribusi Keuntungan 0,92 1,00

Sumber: Data Primer diolah

(10)

pemasaran yang pendek, disamping itu pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya transportasi karena produk keripik sukun tersebut diantarkan oleh produsen.

Sedangkan pada keuntungan pemasaran, saluran pemasaran yang memperoleh keuntungan paling besar yaitu saluran pemasaran I (Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir) dengan keuntungan pemasaran sebesar Rp. 14.910,38/kg. Hal ini dikarenakan volume keripik sukun yang diperdagangkan pada saluran pemasaran I lebih banyak dibandingkan dengan volume keripik sukun yang diperdagangkan pada saluran pemasaran II.

3. Efisiensi Saluran Pemasaran Keripik Sukun

Tabel 2. Margin, Share Produsen dan Distribusi Keuntungan Saluran Pemasaran Produk Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016.

1 Total Margin Pemasaran 15.713,34 12.925,51

2 Share Produsen (%) 71,98 77,27

3 Distribusi Keuntungan 0,92 1,00

Efisien Efisien

Sumber: Data Primer diolah

a. Margin Pemasaran

Margin pemasaran menggambarkan efisiensi pemasaran. Lebih kecil margin suatu saluran pemasaran, maka lebih efisien saluran pemasaran tersebut. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 2 dapat dinyatakan bahwa terdapat satu saluran pemasaran yang lebih efisien pada pemasaran keripik sukun dilihat dari margin terkecil yaitu sebesar Rp. 12.925,51/kg, terdapat pada saluran pemasaran II (Produsen – P. Pengecer – Konsumen Akhir). Hal ini dikarenakan produsen pada saluran pemasaran II langsung menjual produk keripik sukun ke pedagang pengecer dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diberikan ke pedagang pengumpul pada saluran pemasaran I dan harga beli konsumen yang tidak jauh berbeda pada saluran pemasaran I dan II, sehingga berdampak pada kecilnya selisih antara harga beli di tingkat konsumen dengan harga jual di tingkat produsen.

b. Share Produsen

(11)

besar atau sama dengan 60%, dan bila share produsen berada dibawah 60%, maka pemasaran dikatakan tidak efisien. Berdasarkan Tabel 2 diketahui kedua saluran pemasaran keripik sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat sudah efisien, yakni saluran pemasaran I dengan share produsen sebesar 71,98% dan saluran pemasaran II sebesar 77,27% yang berarti bahwa imbalan atau balas jasa yang diterima produsen maupun lembaga pemasaran berada dalam keseimbangan, atau dengan kata lain imbalan yang diproleh produsen dan lembaga pemasaran telah sesuai dengan intensitas waktu kerja yang digunakan dalam memasarkan keripik sukun.

c. Distribusi Keuntungan

Distribusi keuntungan digunakan untuk menentukan sudah merata/adil atau tidaknya keuntungan yang diterima antar lembaga pemasaran keripik sukun. Bila distribusi keuntungan antar lembaga pemasaran ≥ 0,50, maka pembagian keuntungan antar lembaga pemasaran sudah merata atau adil. Pengertian adil disini adalah perbandingan antara pengorbanan yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran berada dalam keseimbangan. Dari Tabel 2 dapat dinyatakan bahwa distribusi keuntungan pada saluran pemasaran I dan II menunjukkan angka > 0,50 yakni pada saluran pemasaran I dengan distribusi keuntungan sebesar 0,92 dan saluran pemasaran II sebesar 1,00 yang berarti bahwa didalam pendistribusian keripik sukun sampai ke konsumen akhir, kedua saluran pemasaran tersebut melakukan pembagian keuntungan pada tiap pedagang perantara dengan merata atau adil (efisien). Pada saluran pemasaran II, pedagang pengecer adalah satu-satunya pedagang perantara yang terlibat dalam pemasaran keripik sukun, sehingga keuntungan pemasaran hanya dinikmati oleh pedagang pengecer yang menyebabkan nilai distribusi keuntungan pada saluran pemasaran ini sama dengan satu.

4. Masalah/hambatan yang dihadapi produsen dan pedagang perantara dalam memasarkan keripik sukun

Tabel 3. Masalah/hambatan pada Pemasaran Produk Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016.

No. Masalah/Hambatan Produsen Pedagang Perantara

(Org) (%) (Org) (%)

1 Kesinambungan Produksi 5 100,00 0 0

2 Modal Terbatas 5 100,00 33 100,00

(12)

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa masalah/hambatan yang dihadapi produsen dan pedagang perantara dalam pemasaran produk keripik sukun yaitu ketidaksinambungan produksi dan modal usaha. (1) Ketidaksinambungan produksi keripik sukun merupakan permasalahan yang tidak bisa di antisipasi oleh produsen karena sifat musiman dari bahan baku sukun. Pedagang perantara yang merupakan bagian dari rantai pemasaran keripik sukun pada penelitian ini tanpa terkecuali juga terkena imbas dari permasalahan tersebut, yaitu terbatasnya waktu dan volume keripik sukun yang diperdagangkan. (2) Modal usaha (Uang) menjadi bagian yang sangat vital dalam proses produksi maupun pemasaran keripik sukun. Dilihat dari sisi produsen, keterbatasan modal menyebabkan volume produk keripik sukun yang beredar dipasaran juga terbatas. Bahan baku yang tersedia juga tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Oleh karena itu, penambahan modal usaha sangat diperlukan untuk pengembangan usaha agroindustri dan cakupan pemasaran dari produk keripik sukun tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Produk keripik sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat dalam pemasarannya melalui dua saluran pemasaran, yaitu:

a. Saluran Pemasaran I: Produsen – Pedagang Pengumpul – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir.

b. Saluran Pemasaran II: Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir. 2. Kedua saluran pemasaran keripik sukun sudah efisien, yaitu (a) Saluran

pemasaran I dengan margin sebesar Rp. 15.713,34/kg, share produsen sebesar 71,98% dan distribusi keuntungan sebesar 0,92. (b) Saluran pemasaran II dengan margin sebesar Rp. 12.925,51/kg, share produsen sebesar 77,27% dan distribusi keuntungan sebesar 1,00.

(13)

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pemerintah atau pihak terkait perlu melakukan pembinaan manajemen pemasaran agar pemasaran keripik sukun yang dilakukan produsen lebih efisien. Selain itu pemerintah perlu melakukan pembinaan dan pengembangan kemampun produsen dalam memproduksi keripik sukun guna kearah mutu dan kualitas yang lebih baik.

2. Disarankan kepada produsen dan pedagang perantara keripik sukun agar memberanikan diri meminjam modal dari lembaga keuangan untuk pengembangan usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, P.I., 2010. Analisis Pemasaran Jeruk di Kabupaten Bangli. Skripisi, Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Azzaino Z. 1981. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Nusa Tenggara Barat, 2003.

Gambar

Gambar 1. Saluran Pemasaran Keripik Sukun.
Tabel 1. Analisis Biaya, Keuntungan, Margin, Share Produsen dan Distribusi
Tabel 2. Margin, Share Produsen dan Distribusi Keuntungan Saluran Pemasaran Produk Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
Tabel 3.  Masalah/hambatan pada Pemasaran Produk Keripik Sukun di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

dipakai Metode Penelitian Hasil Penelitian Ali Sakti, 2009 Mekanisme Transmisi Syariah pada Sistem Moneter Ganda di Indonesia - Finc : Total Pinjaman yang diberikan oleh

Pemakaian peralatan pelindung yang cocok (termasuk peralatan pelindung diri yang dirujuk dalam Bagian 8 dalam lembar data keselamatan) untuk mencegah kontaminasi terhadap kulit,

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan praktik mengajar dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat.

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan dan diuraikan, diketahui bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa terhadap

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konten komunikasi ibu pada anak semasa menjadi survivor yaitu pertama , Pengalihan, yang berkenaan dengan cara komunikator

Tempoh masa atau waktu merupakan suatu cara rawatan yang dilakukan oleh bomoh yang menggunakan keris dalam pengubatan tradisional Melayu terhadap pesakit dianggap memerlukan

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis

Metode resitasi juga dapat membantu peserta didik untuk lebih menguasai materi pelajaran, karena hasil belajar peserta didik selalu dipersentasekan didepan kelas,