• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Program pembelajaran trafik - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Program pembelajaran trafik - USD Repository"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROGRAM PEMBELAJARAN TRAFIK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh :

VICTORIA ANGELINA ASA SMITH

NIM : 055114015

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

TRAFFIC LEARNING PROGRAM

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Electrical Engineering Study Program

VICTORIA ANGELINA ASA SMITH

055114015

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

(7)

vii

WHERE THERE IS A

WILL,

THERE IS A WAY

Skripsi ini kupersembahkan

untuk…..

Yesus Kristus sumber kekuatanku

Papa dan Mama tercinta

(8)
(9)

ix

INTISARI

Perhitungan trafik dalam sebuah sistem telekomunikasi bertujuan untuk menentukan jumlah

trunk yang terlayani dalam menangani volume trafik yang terjadi pada selang waktu tertentu, dan nilai grade of service. Perhitungan trafik seringkali dilakukan dengan cara manual yang memiliki kekurangan dalam efisiensi waktu. Program Pembelajaran Trafik akan membantu mahasiswa teknik elektro khususnya konsentrasi telekomunikasi dalam melakukan perhitungan trafik secara efisien dan akurat, agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa teknik elektro khususnya konsentrasi telekomunikasi dalam memahami sistem telekomunikasi. Rancangan penelitian pada program pembelajaran trafik terdiri atas dua bagian yaitu diagram alir (flow chart) dan tampilan program. Diagram alir (flow chart) dapat menjelaskan alur perancangan program pembelajaran trafik, dan tampilan program dibuat secara sederhana agar dapat mempermudah pengguna yang akan menggunakan program pembelajaran trafik. Rancangan penelitian pada program pembelajaran trafik dibuat sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menghasilkan suatu sistem yang dapat menentukan jumlah trunk yang terlayani dan nilai grade of service.

Program pembelajaran trafik sudah berhasil dibuat dan dan dapat bekerja dengan baik. Keluaran pada program dapat menghitung intensitas trafik, grade of service serta dapat menentukan jumlah trunk yang terlayani sesuai dengan perancangan. Tampilan program pembelajaran trafik belum menyertakan ilustrasi mengenai proses pada jaringan telekomunikasi, sehingga masih dapat dikembangkan agar menjadi lebih menarik.

(10)

x

ABSTRACT

The calculation of traffic in a telecommunications system aims to conclude the number of trunks required to handle the volume of traffic that occur at specified intervals, and the grade of service. Calculation of traffic is often done by hand that have a deficiency in time efficiency. Traffic Learning Program will assist students in electrical engineering, especially the concentration of telecommunications in calculating traffic efficiently and accurately, in order to be useful to students of telecommunications, electrical engineering, especially the concentration of telecommunication in understanding telecommunications systems.

The research design on traffic learning program consists of two parts, namely flow chart and the display program. Flow chart to explain the traffic flow design of learning programs, and the display is made in a simple program to make it easier for users who will use the learning program traffic. The research design on traffic learning program made in accordance with the purpose of this study was to produce a system that can calculate the grade of service and can conclude the number of trunks required.

The traffic learning program has been created and and can work well. Output in the program can calculate the intensity of traffic, the grade of service and can conclude the number of trunk in accordance with the scheme. Display traffic learning program does not yet include an illustration of the process in the telecommunication network, which still can be developed to become more attractive.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus dan santa perawan Maria atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Program Pembelajaran

Trafik” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah

memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga tugas akhir ini bisa

diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang tercinta atas doa dan kepercayaan yang diberikan kepada

penulis.

2. Adik-adik tercinta, Armando, Olivia, dan Gisella.

3. Ibu Wiwien Widiastuty, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

kesabaran membimbing, memberi saran dan kritik yang membantu penulis dalam

menyelesaikan tulisan ini.

4. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing angkatan 2005 atas

segala perhatian dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama kuliah.

5. Bapak A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah teknik

switching yang telah memberikan gambaran kepada penulis sehingga muncul ide

untuk membuat Tugas Akhir dengan judul “Program Pembelajaran Trafik”.

6. Seluruh dosen teknik elektro dan laboran yang memberikan ilmu, bantuan dan

pengetahuan kepada penulis selama kuliah.

7. I Made Dwi Ardiyama Giri atas waktu dan dukungan yang diberikan kepada penulis

dari masa kuliah hingga penyusunan tulisan ini.

8. Teman-teman teknik elektro angkatan 2005.

9. Sahabat-sahabat dari asrama syantikara, Ma Doi Seng, Vina, dan Gusti yang selalu

ada untuk berbagi suka dan duka.

(12)
(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……… iii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iv

LEMBAR PERSETUJUAN REVISI ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ……… vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….. viii

INTISARI ………. ix

ABSTRACT ……… x

KATA PENGANTAR ……… xi

DAFTAR ISI ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR………. xv

DAFTAR TABEL……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN ..……… 1

1.1 Latar Belakang …...…..………. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian …..……..………... 1

1.3 Batasan Masalah ……….…………..……….……….. 2

1.4 Metodologi Penelitian ………...……….……. 2

BAB II DASAR TEORI ………..………. 4

2.1 Telekomunikasi ..………. 4

2.2 Trafik ………... 5

2.2.1 Besaran Trafik …..………... 7

(14)

xiv

2.2.4 Model Matematika ...………... 10

2.2.5 Lost Call System ..………... 11

2.2.6 Unjuk Kerja Trafik …..………... 13

2.2.7 Penggunaan Tabel Trafik ……….……….. 16

BAB III RANCANGAN PENELITIAN ……… 17

3.1 Diagram Alir ………... 17

3.2 Tampilan Program ….……….. 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………....………. 26

4.1 Splash Form……….……… 26

4.2 Form Utama ……….……… 26

4.3 Pembahasan Hasil ……..……….. 29

4.3.1 Pembahasan Hasil Penentuan Trunk yang terlayani ………….. 29

4.3.2 Pembahasan Hasil Perhitungan Grade of Service………. 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 55

5.1 Kesimpulan ……… 55

5.2 Saran ………. 55

(15)

xv

Halaman

Gambar 2.1 Variasi trafik dalam waktu singkat[5] ……… 5

Gambar 2.2 Variasi trafik dalam satu hari[5] ……… 6

Gambar 2.3 Contoh trafik satu Erlang yang dibawa oleh tiga trunk[5] …….. 7

Gambar 2.4 Sistem lost-call[5] ……… 11

Gambar 2.5 Pendudukan trunk pada sekelompok full availability[5] ……….. 14

Gambar 2.6 Efek dari kelebihan beban pada grade of service[5] ………. 15

Gambar 2.7 Distribusi trafik pada sekelompok trunk dengan pencarian sekuensial [5] ……… 15

Gambar 3.1 Diagram alir program utama ………. 17

Gambar 3.2 Diagram alir sub rutin menentukan trunkyang terlayani ………. 19

Gambar 3.3 Diagram alir sub rutin look up table ………. 20

Gambar 3.4 Diagram alir sub rutin utama menghitung grade of service……. 21

Gambar 3.5 Diagram alir sub rutin menghitung grade of service……… 23

Gambar 3.6 Tampilan program pembelajaran trafik ……… 25

Gambar 4.1 Splash form ………. 26

Gambar 4.2 Form utama program pembelajaran trafik ……… 26

Gambar 4.3 Form utama dengan keluaran berupa trunk yang terlayani ……. 27

Gambar 4.4 Form utama dengan keluaran berupa grade of service…………. 27

(16)

xvi

dan trunk yang terlayani untuk tabel 4.2 ……… 34 Gambar 4.9 Contoh penentuan trunk yang terlayani dengan GoS = 0.005 … 35 Gambar 4.10 Grafik perbandingan nilai intensitas trafik

dan trunk yang terlayani untuk tabel 4.3 ……… 37 Gambar 4.11 Contoh penentuan trunk yang terlayani dengan GoS = 0.001 …. 38 Gambar 4.12 Grafik perbandingan nilai intensitas trafik

(17)

xvii

Halaman

Tabel 4.1 Tabel penentuan trunk yang terlayani pada program

dengan GoS = 0.02 ……….. 31 Tabel 4.2 Tabel penentuan trunk yang terlayani pada program

dengan GoS = 0.01 ……….. 33 Tabel 4.3 Tabel penentuan trunk yang terlayani pada program

dengan GoS = 0.005 ……… 36 Tabel 4.4 Tabel penentuan trunk yang terlayani pada program

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Trafik telekomunikasi (teletrafik) merupakan hal yang sangat penting dalam

sistem telekomunikasi. Salah satu tujuan perhitungan trafik adalah untuk mengetahui

unjuk kerja jaringan (Network Performance) dan mutu pelayanan jaringan

telekomunikasi (Quality of Service) [1]. Selain dua hal tersebut, dengan melakukan

perhitungan trafik dan dari tabel trafik dapat ditentukan jumlah trunk yang dapat

melayani volume trafik yang terjadi pada selang waktu tertentu dan nilai grade of

service. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Elektro khususnya konsentrasi

Telekomunikasi dalam memahami sistem telekomunikasi.

Berdasarkan hal di atas, penulis ingin membuat sebuah program pembelajaran

trafik telekomunikasi agar dapat membantu mahasiswa Teknik Elektro khususnya

konsentrasi telekomunikasi dalam melakukan perhitungan trafik guna memahami sistem

komunikasi dan melakukan analisis yang lebih lanjut mengenai trafik telekomunikasi.

Program ini dibuat untuk melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu analisis

trafik pada sistem komunikasi selular berbasis CDMA 2000 1X di wilayah Semarang

kota [2] dan analisis trafik untuk kualitas performansi jaringan berbasis teknologi GSM

di PT Exelcomindo Pratama Semarang [3]. Perhitungan trafik secara teori atau manual

merupakan pilihan pada solusi sebelumnya. Perhitungan secara teori atau manual tersebut

memiliki kekurangan dalam efisiensi waktu.

Program yang akan dibuat ini akan menentukan trunk yang terlayani (N) dan

menghitung Grade of Service (B) apabila mendapat masukan dari pengguna berupa

rata-rata jumlah panggilan yang masuk selama waktu tertentu, rata-rata-rata-rata waktu tiap panggilan

(Holding Time).

1.2.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat menentukan

trunk yang terlayani dan Grade of Service. Manfaat dari penelitian ini adalah agar

dapat membantu mahasiswa Teknik Elektro khususnya konsentrasi

(19)

Telekomunikasi dalam melakukan perhitungan trafik guna memahami sistem

komunikasi dan melakukan analisis yang lebih lanjut mengenai trafik

Telekomunikasi.

1.3.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Masukan pada program ini berasal dari pengguna.

b. Keluaran pada program adalah intensitas trafik, trunk yang terlayani dan nilai

grade of service.

c. Nilai grade of service yang digunakan pada program ini berdasarkan pada tabel

Erlang (lihat Lampiran 1), yaitu: 0.02, 0.01, 0.005, 0.001.

d. Trafik tertinggi yang dapat dilayani oleh grade of service = 0.02 adalah 87.6

e. Trafik tertinggi yang dapat dilayani oleh grade of service = 0.01 adalah 84.0.

f. Trafik tertinggi yang dapat dilayani oleh grade of service = 0.005 adalah 80.9.

g. Trafik tertinggi yang dapat dilayani oleh grade of service = 0.001 adalah 75.3.

h. Ketika penggunamemilih keluaran yang diinginkan adalah trunk yang terlayani,

maka masukan pada sistem berupa jumlah panggilan yang datang selama waktu

tertentu, waktu rata-rata tiap panggilan (holding time), dan nilai grade of service.

i. Ketika penggunamemilih keluaran yang diinginkan adalah nilai grade of service,

maka masukan pada sistem berupa jumlah panggilan yang datang selama waktu

tertentu, waktu rata-rata tiap panggilan (holding time), dan trunk yang terlayani.

j. Waktu pengamatan ditentukan sebesar 60 menit.

1.4.

Metodologi Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metode :

a. Studi Literatur.

Mengambil dan mengumpulkan bahan-bahan referensi berupa buku-buku dan

jurnal-jurnal.

b. Konsultasi.

Melakukan konsultasi dengan dosen dan pembimbing Pra Tugas Akhir dan

Tugas Akhir untuk memperoleh gambaran dan penjelasan tentang pemrograman.

(20)

Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang optimal dari program yang

akan dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor permasalahan dan

kebutuhan yang telah di tentukan.

d. Pembuatan program.

Pembuatan program ini mengacu pada perancangan yang telah dibuat.

e. Proses pengambilan data.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara memberi masukan pada

program, kemudian program akan menghitung keluaran yang dibutuhkan.

f. Analisis dan kesimpulan hasil percobaan.

Analisa data dilakukan dengan mengecek keakuratan data terhadap program

pembelajaran trafik ini dengan cara mengamati apakah program yang dibuat

sudah berjalan sesuai dengan perancangan atau tidak, serta membandingkan data

yang di hasilkan oleh program pembelajaran trafik dengan data yang dihasilkan

(21)

BAB II

DASAR TEORI

2.1

Telekomunikasi

Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu

tempat ke tempat lain[1]. Dalam kaitannya dengan telekomunikasi, bentuk komunikasi

jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam yaitu[4]:

1. Komunikasi satu arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah, pengirim dan

penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan

melalui media yang sama. Contoh : Pager, televisi, dan radio

2. Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah,

pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap

berkesinambungan. Contoh : Handy Talkie

3. Komunikasi Dua Arah (Full Duplex). Dalam komunikasi dua arah, pengirim dan

penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui

media yang sama. Contoh : Telepon

Sistem telekomunikasi (sistel) adalah suatu kesatuan (totalitas) yang terdiri dari

bagian-bagian yang disebut subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan

tertentu[1]. Untuk bisa melakukan telekomunikasi, ada beberapa komponen pendukung

yaitu :

1. Informasi : merupakan data yang dikirim/diterima seperti suara, gambar, file,

tulisan.

2. Pengirim : merubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim

3. Media transmisi : alat yang berfungsi mengirimkan dari pengirim kepada

penerima. Karena dalam jarak jauh, maka sinyal pengirim diubah lagi / dimodulasi

agar dapat terkirim jarak jauh.

4. Penerima : menerima sinyal listrik dan merubah kedalam informasi yang bisa

dipahami oleh manusia sesuai dengan informasi yang dikirim.

Dalam merubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim, ada dua model

yang dipakai. Pertama adalah merubah informasi menjadi sinyal analog dimana sinyal

(22)

berbentuk gelombang listrik yang kontinyu (terus menerus). Kedua adalah sinyal digital,

dimana setelah informasi diubah menjadi sinyal analog kemudian diubah lagi menjadi

sinyal discrete. Sinyal discrete kemudian dikodekan dalam sinyal digital yaitu sinyal "0"

dan "1". Dalam pengiriman sinyal melalui media transmisi, sinyal analog akan terkena

gangguan, sehingga di sisi penerima sinyal tersebut terdegradasi. Sementara untuk sinyal

digital, selama gangguan tidak melebih batasan yang diterima, sinyal masih diterima dalam

kualitas yang sama dengan sinyal yang dikirim.

2.2

Trafik

Dalam merancang sebuah industri, agar mendapatkan keluaran yang diinginkan

maka rancangan awal yang harus ditentukan adalah besarannya[5]. Sebagai contoh, untuk

sebuah kilang minyak, yang dibutuhkan adalah jumlah barel per hari atau untuk toko

mesin, yang dibutuhkan adalah jumlah bagian potongan per hari. Dalam sistem

telekomunikasi, yang dibutuhkan adalah trafik yang akan ditangani yaitu menentukan

jumlah trunk yang dibutuhkan.

Dalam teknik teletrafik, panjangnya trunk adalah untuk menggambarkan setiap

satuan yang akan membawa satu panggilan. Hal ini dapat berupa sebuah sirkuit

internasional antara switch dalam sentral telepon yang sama dengan panjang kawat

beberapa meter atau ribuan kilometer. Pengaturan trunk dan switch dalam sebuah sentral

telepon disebut trunking.

Gambar 2.1 menunjukkan sebuah sistem telekomunikasi yang besar yang hanya

melayani sejumlah panggilan dalam beberapa menit. Jumlah panggilan baru dan jumlah

panggilan yang berakhir bervariasi dan bersifat acak[5].

Gambar 2.1 Variasi trafik dalam waktu yang singkat [5]

Jika variasi acak yang diambil adalah rata-rata trafik yang sedang berlangsung,

(23)

dapat dilihat pada gambar 2.2 yang menunjukkan jumlah panggilan lebih sedikit pada

malam hari. Jumlah panggilan meningkat pada jam kerja dan mencapai maksimum pada

pertengahan pagi. Jumlah panggilan berkurang pada pertengahan hari, saat jam istirahat

dan meningkat kembali di sore hari. Jumlah panggilan mulai berkurang saat jam kerja usai

dan akan kembali meningkat pada malam hari[5].

Gambar 2.2 Variasi trafik dalam satu hari [5]

Gambar 2.2 mewakili sebuah sebuah sentral telepon yang melayani seluruh kota.

Untuk sentral telepon yang melayani pusat kota, dimana penduduknya lebih sedikit maka

trafik puncak di malam hari mungkin tidak ada. Sebaliknya, untuk sentral telepon yang

melayani daerah perumahan di pinggiran kota, trafik puncak di malam hari bisa menjadi

yang terbesar. Selain variasi per hari, jumlah panggilan juga dapat bervariasi per minggu.

Misalnya sentral telepon pada pusat kota mungkin memiliki panggilan sangat sedikit

selama akhir pekan.

Jumlah trunk yang akan diberikan sangat tergantung pada besar trafik yang akan

dibawa. Selain itu, jumlah trunk harus cukup untuk waktu tersibuk dalam satu hari. Busy

hour adalah periode satu jam dimana terdapat trafik puncak. Sebagai contoh, busy hour

pada gambar 2.2 adalah jam 10:00 sampai 11:00.

Jumlah perangkat yang disediakan harus disesuaikan agar cukup untuk mengatasi

trafik pada jam sibuk atau busy hour. Hal ini mengakibatkan banyak perangkat yang tidak

terpakai pada saat bukan jam sibuk. Maka hal tersebut menjadi alasan mengapa perusahaan

telekomunikasi yang beroperasi menawarkan harga yang murah untuk pelanggan yang

melakukan panggilan pada jam jam tertentu dimana jam tersebut memiliki trafik yang

(24)

memilih untuk melakukan panggilan pada jam tersebut agar mendapat biaya yang lebih

murah daripada mereka malakukan panggilan pada saat jam sibuk. Maka hal tersebut

membawa keuntungan untuk perusahaan telekomunikasi karena dapat mengurangi

pemakaian perangkat dan mengurangi pengeluaran anggaran[5].

2.2.1

Besaran Trafik

Intensitas Trafik atau sering disebut dengan trafik didefinisikan sebagai jumlah

rata-rata panggilan yang dibawa. Meskipun trafik bersifat dimensionless atau tak bersatuan,

namun untuk menghargai jasa Agner Krarup Erlang, seorang ilmuwan asal Denmark yang

merupakan pelopor teori trafik maka telah ditetapkan satuan trafik adalah Erlang.

Pada sekelompok trunk, rata-rata jumlah panggilan yang dibawa tergantung pada

jumlah panggilan yang masuk dan durasinya. Durasi satu panggilan sering disebut holding

time. Gambar 2.3 menunjukkan bagaimana trafik satu Erlang dapat dihasilkan dari sebuah

trunk yang sibuk sepanjang waktu, dari dua trunk yang sibuk setengah waktu, atau dari tiga

trunk yang sibuk selama sepertiga dari waktu yang ditentukan[5].

Gambar 2.3Contoh trafik satu Erlang yang dibawa oleh tiga trunk[5]

Trafik juga dapat dinyatakan dalam seratus detik panggilan per jam atau cent calls

second (CCS). Satu jam berarti 3600 detik, maka 1 Erlang = 36 CCS. Trafik yang dibawa

(25)

(2.1)

Dengan A = intensitas trafik (Erlang)

C = rata-rata jumlah panggilan yang masuk selama waktu T

h = rata-rata waktu tiap panggilan (holding time)

Dari persamaan 2.1, jika T = h, maka A = C. dengan demikian, trafik dalam Erlang

sama dengan rata-rata jumlah panggilan yang masuk selama periode tertentu sama dengan

rata-rata durasi tiap panggilan atau holding time. Sebuah trunk hanya dapat membawa satu

panggilan (A ≤ 1).

2.2.2

Congestion

Dalam sebuah sentral telepon, secara teori memungkinkan untuk setiap pelanggan

melakukan panggilan secara bersamaan. Tetapi untuk menyediakan perangkat agar dapat

melayani semua trafik, sangatlah tidak ekonomis karena memerlukan biaya yang sangat

tinggi.

Situasi di mana semua trunk sedangsibuk bisa saja terjadi dan hal itu menyebabkan

sebuah sentral telepon tidak dapat menerima panggilan berikutnya. Keadaan ini dikenal

sebagai kemacetan (congestion). Pada sistem packet-switch, panggilan yang masuk selama

kemacetan akan menunggu dalam antrian sampai sebuah trunk keluaran tersedia. Dengan

demikian panggilan tersebut tetap menunggu tetapi tidak hilang. Sistem seperti ini disebut

sistem antrian (queuing system / delay systems). Pada sistem circuit-switch, seperti sentral

telepon, semua usaha untuk melakukan panggilan melalui sekelompok trunk yang sibuk

tidak akan berhasil. Sistem seperti ini disebut sistem lost-call. Dalam sistem lost-call

kemacetan bisa terjadi karena trafik yang dibawa (carried traffic) lebih kecil dari trafik

yang ditawarkan (offered traffic) oleh sistem. Maka dapat ditulis:

(2.2) Perbandingan dari panggilan yang hilang atau tertunda tergantung pada kemacetan

(congestion) yang terukur pada penyedia layanan, dan disebut grade of service. Untuk

(26)

(2.3)

Atau dapat juga menggunakan persamaan 2.4.

(2.4)

Dengan B = grade of service

Traffic lost = jumlah trafik yang hilang

Offered traffic = trafik yang ditawarkan ke sistem

Maka B dapat disebut juga sebagai perbandingan waktu dimana terdapat kemacetan,

probabilitas kemacetan, dan probabilitas bahwa panggilan akan hilang karena terjadi

kemacetan. Jadi, jika sebuah trafik (A) ditawarkan kepada sekelompok trunk dengan grade

of service (B), maka :

(2.5)

(2.6)

Semakin besar grade of service, maka semakin buruk kualitas layanan yang

diberikan. Grade of service biasanya ditetapkan untuk trafik pada jam sibuk. Jika grade of

service terlalu besar maka pelanggan akan merasa tidak puas karena akan banyak

panggilan yang tidak berhasil. Namun sebaliknya, jika terlalu kecil maka akan banyak

pengeluaran pada peralatan yang jarang digunakan[5].

Masalah dasar dalam menentukan ukuran dari sistem telekomunikasi atau

dimensioning problem adalah penyediaan offered traffic, penentuan grade of service, dan

penentuan jumlah trunk (N) yang dibutuhkan[5].

2.2.3

Pengukuran trafik

Pengukuran trafik merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan

telekomunikasi yang beroperasi agar dapat mengetahui berapa besar trafik pada jam sibuk

(27)

kelebihan beban dan perlu menambahkan perangkat. Dengan demikian, pengukuran trafik

harus dilakukan secara teratur dan disimpan dalam laporan khusus. Karena peralatan harus

dibuat dan dipasang sebelum dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada

pelanggan, maka sangat penting untuk menentukan dan memperkirakan jumlah trafik yang

akan ditangani. Agar memperoleh perkiraan trafik secara akurat, maka data trafik yang

digunakan adalah data yang sangat akurat.

2.2.4

Model Matematika

Dalam rangka untuk memperoleh solusi analitis untuk masalah teletrafik,

diperlukan model matematika dari trafik yang ditawarkan pada sistem telekomunikasi.

Sebuah model yang sederhana berdasarkan pada asumsi berikut :

1. Pure-chance traffic

2. Statistik kesetimbangan

Asumsi dari pure-chance traffic berarti bahwa panggilan yang baru dan panggilan

yang berakhir adalah kejadian acak yang independen. Panggilan baru yang dibuat oleh

pelanggan tentu saja tidak dibuat secara acak. Namun, jumlah trafik yang dihasilkan oleh

sejumlah besar pelanggan adalah bersifat seolah-olah panggilan yang dibuat adalah acak.

Jika kedatangan panggilan adalah kejadian acak, maka keberadaannya tidak akan

terpengaruh oleh panggilan-panggilan sebelumnya. Asumsi bahwa kedatangan dan akhir

panggilan adalah kejadian acak mengarah pada hasil berikut:

1. Jumlah kedatangan panggilan pada waktu tertentu memiliki distribusi poisson,

yaitu:

(2.7)

Dengan x = jumlah kedatangan panggilan pada waktu T

µ = jumlah rata-rata kedatangan panggilan pada waktu T

2. Interval T antara kedatangan panggilan adalah interval diantara peristiwa acak

yang independen. Intervalnya memiliki distribusi eksponensial negatif, yaitu :

(2.8)

(28)

3. Selama kedatangan dan pengakhiran setiap panggilan adalah kejadian acak

yang independen, maka durasi panggilan (T) juga merupakan interval antara

dua kejadian acak dengan distribusi eksponensial negatif, yaitu :

(2.9)

Dengan h adalah holding time.

Asumsi dari statistik kesetimbangan adalah bahwa pertumbuhan trafik adalah

proses acak yang tetap, ini berarti probabilitasnya tidak akan berubah selama waktunya

sedang berlangsung. Sehingga jumlah rata-rata panggilan yang sedang berlangsung adalah

konstan. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa kondisi ini terpenuhi pada saat jam sibuk dan

dapat menentukan grade of service pada jam sibuk (statistik kesetimbangan tidak bisa

ditentukan secara langsung pada saat sebelum terjadinya jam sibuk, saat tingkat

penggunaan panggilan meningkat ataupu setelah jam sibuk berakhir, ketika tingkat

panggilan sedang jatuh).

2.2.5

Lost-call Systems

Gambar 2.4 Sistem lost-call [5]

Gambar 2.4 menunjukkan sebuah sistem lost call yang memiliki sejumlah trunk

(N) dan sejumlah offered traffic (A) dan dapat menentukan grade of service. Solusinya

tergantung pada asumsi-asumsi berikut:

 Trafik murni, berarti bahwa panggilan yang baru dan panggilan yang berakhir adalah kejadian acak yang independen.

 Statistik kesetimbangan menunjukkan bahwa probabilitas panggilan tidak berubah atau tetap (konstan).

Full availability (berkas sempurna) atau ketersediaan penuh berarti bahwa setiap panggilan yang baru akan terhubung ke trunk keluaran yang tersedia. Jika

(29)

setiap switch harus memiliki outlet yang memadai untuk menyediakan akses

kepada setiap trunk keluaran (pada prakteknya, kondisi ini jarang terjadi karena

switch memiliki outlet yang terbatas sehingga hanya dapat memberikan layanan

yang terbatas atau berkas tak sempurna atau limited availability).

 Panggilan-panggilan yang mengalami kemacetan akan hilang, ini berarti bahwa setiap panggilan yang mengalami kemacetan akan segera dihapus dari sistem.

Ketika hal ini terjadi, pelanggan mungkin akan melakukan upaya lain tak lama

sesudahnya. Trafik yang ditawarkan (offered traffic) diasumsikan sebagai total

panggilan yang timbul dari panggilan yang berhasil dan panggilan yang gagal.

jika x adalah panggilan yang sedang berlangsung maka probabilitas panggilan yang sedang

berlangsung adalah:

(2.10) Namun, jumlah panggilan tidak boleh negatif dan tidak boleh lebih dari jumlah

trunk atau .

Maka,

Subtitusi dengan persamaan 2.10 maka:

(2.11) Dengan :

x = jumlah panggilan yang sedang berlangsung

N = jumlah saluran yang tersedia

(30)

Jika sejumlah saluran yang tersedia (N) telah diduduki atau sedang terpakai, maka

panggilan berikutnya akan ditolak atau yang sering juga disebut sebagai probabilitas dari

trafik yang hilang atau rugi Erlang yang dapat diperoleh dari persamaan[5]:

(2.12)

Persamaan 2.12 lebih dikenal sebagai “Erlang’s lost call formula”. Sedangkan

Grade of Service dari loss system dapat langsung dihitung atau dengan menggunakan

iterasi dari relasi rekursif rugi Erlang. Dari persamaan 2.12 maka:

Subtitusi dengan persamaan 2.12 maka:

(2.13)

Saat E1,0=1, persamaan ini dapat juga dipakai untuk menentukan jumlah Trunk.

2.2.6

Unjuk Kerja Trafik

Jika sejumlah trafik yang ditawarkan meningkat, maka jumlah trunk juga harus

meningkat agar dapat memberikan kualitas layanan (grade of service) tertentu. Oleh karena

itu, untuk pemakaian trunk yang sama, dalam sebuah kelompok yang menyediakan jumlah

trunk yang banyak, probabilitas untuk menemukan semua trunk sedang sibuk lebih kecil

dari kelompok yang menyediakan jumlah trunk yang sedikit. Dengan demikian, untuk

(31)

(occupancy) yang lebih besar dan dapat dikatakan bahwa sangat efisien. Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar 2.5 dengan grade of service sebesar 0.002. Gambar 2.6 menunjukkan

beberapa nilai grade of service yang bervariasi dengan offered traffic untuk jumlah trunk

yang berbeda yang telah di dimensioning untuk memperoleh grade of service sebesar

0.002 pada beban trafik normal. Pada gambar 2.6 dapat dilihat bahwa untuk sekelompok

layanan yang terdiri dari 5 trunk dengan kelebihan beban sebesar 10% dapat meningkatkan

grade of service sebesar 40%. Namun untuk kelompok layanan dengan 100 trunk dapat

meningkatkan grade of service sebesar 550%.

Untuk alasan ini, sebagian besar perusahaan Telekomunikasi yang beroperasi

mengadopsi kriteria ganda yaitu dengan menentukan dua grade of service yang akan

diberikan pada trafik normal dan grade of service yang lebih besar akan diberikan kepada

trafik yang mengalami kelebihan beban dalam prosentasi tertentu. Misalnya, sebuah grade

of service yang diberikan pada trafik normal sebesar B, maka untuk trafik yang kelebihan

beban 20% grade of service diberikan sebesar 5B. Untuk penyediaan jumlah trunk, ada dua

kriteria yang harus dipenuhi yaitu untuk penyediaan sejumlah kecil trunk menggunakan

kriteria normal-load dan untuk penyediaan trunk dalam jumlah yang lebih besar

menggunakan kriteria overload.

Gambar 2.5 Pendudukan trunk pada sekelompok full-availability dalam berbagai ukuran.

(32)

Gambar 2.6 Efek dari kelebihan beban pada grade of service[5]

Pada sebagian besar sistem switching, penentuan sejumlah trunk ditentukan secara

berurutan. Sebuah panggilan tidak akan dihubungkan ke trunk nomor 2 kecuali nomor 1

sedang terpakai atau sibuk. Panggilan juga tidak akan dihubungkan ke trunk nomor 3

kecuali nomor 1 dan 2 sedang sibuk. Dan seterusnya panggilan yang menemukan trunk

terakhir yang sibuk akan segera dibuang. Trunk nomor 1 akan membawa lebih banyak

beban daripada trunk yang terakhir, kejadian ini digambarkan pada gambar 2.7.

(33)

2.2.7

Penggunaan Tabel Trafik

Untuk menentukan nilai grade of service (B), dengan besar trafik (A) dan jumlah

trunk (N) yang telah ditentukan dapat menggunakan persamaan 2.13

Namun, masalah dimensioning adalah untuk menentukan jumlah trunk (N) untuk

besar trafik (A) dan grade of service (B) yang telah ditentukan. Persamaan 2.13 tidak dapat

memecahkan permasalahan tersebut, namun nilai grade of service (B) telah dikalkulasikan

sebelumnya oleh para pendahulu kita dan telah dipublikasikan melalui sebuah tabel yang

dapat menentukan jumlah trunk (N) untuk berbagai variasi trafik dan grade of service.

Sebagai contoh yang ditunjukkan pada tabel trafik (dapat dilihat pada lampiran), jika nilai

grade of service adalah 0.01, dan besar trafik adalah 10 E maka jumlah trunk yang

(34)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian pada program pembelajaran trafik terdiri atas dua bagian

yaitu diagram alir (flow chart) dan tampilan program. Diagram alir (flow chart) dapat

menjelaskan alur perancangan program pembelajaran trafik, dan tampilan program dibuat

secara sederhana agar dapat mempermudah pengguna yang akan menggunakan program

pembelajaran trafik. Rancangan penelitian pada program pembelajaran trafik dibuat sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu menghasilkan suatu sistem yang dapat menentukan jumlah

trunk yang terlayani dan nilai grade of service.

3.1.

Diagram alir

Mulai

Keluaran yang diinginkan = jumlah jumlah trunk yang

terlayani ?

Menghitung nilai grade of service (B)

Menghitung jumlah trunk yang terlayani

(N)

Selesai Ya

Tidak

Gambar 3.1 Diagram Alir program utama

(35)

Diagram alir program pembelajaran trafik dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Diagram alir program utama, dimana keluaran yang diinginkan dibandingkan

terlebih dahulu, apakah keluaran yang diinginkan adalah menentukan trunk yang

terlayani. Jika keluaran yang diinginkan adalah menentukan trunk yang terlayani

maka program yang digunakan selanjutnya adalah adalah program pembelajaran

trafik menentukan trunk yang terlayani (N). Jika keluaran yang diinginkan bukan

menentukan trunk yang terlayani, maka program yang digunakan selanjutnya

adalah program pembelajaran trafik menghitung nilai grade of service (B).

Diagram alir program utama dapat dilihat pada gambar 3.1.

Mulai

Jumlah panggilan (c) Holding time (h)

Waktu (T) Grade of service (B)

Intensitas trafik (A) =

T ch

A ≤ 87.6 ? Tidak

Ya

“Intensitas trafik harus kurang dari atau sama dengan 87.6. silahkan memasukkan kembali nilai jumlah panggilan dan holding time yang lain”

(36)

Intensitas trafik (A) Jumlah trunk yang

terlayani (N)

Selesai a

Gambar 3.2 Diagram alir Sub Rutin menentukan jumlah trunk terlayani

Mulai

i = 0 beda = 0 HitA = Intensitas trafik

B = grade of service N = jumlah trunk

terlayani

B = 0.02 ? B = 0.01 ? B = 0.005 ? B = 0.001 ?

Ya

Tidak Tidak Tidak

Ya

Ya Ya

a beda <= 0 ?

i = i + 1 beda = A(i,1) - HitA

Ya

(37)

a

Selesai N = i - 1

N(jumlah trunk yang

terlayani)

Gambar 3.3 Diagram alir sub rutin look up table

2. Diagram alir program pembelajaran trafik sub rutin menentukan trunk yang

terlayani, dengan masukan berupa berupa jumlah panggilan (c), holding time (h),

waktu pengamatan (T), dan grade of service (B). Setelah mendapat masukan,

program akan menghitung nilai Intensitas Trafik dengan menggunakan persamaan

2.1. Nilai intensitas trafik yang dihasilkan kemudian dibandingkan, apakah nilai

Intensitas Trafik lebih dari 87.6. Hal ini dilakukan karena nilai tertinggi intensitas

trafik pada tabel kapasitas krafik adalah 87.6 (dapat dilihat pada lampiran). Jika

nilai intensitas trafik yang dihasilkan lebih besar dari 87.6, maka program akan

meminta pengguna untuk memasukkan lagi nilai jumlah panggilan yang baru. Jika

nilai intensitas trafik yang dihasilkan kurang dari atau sama dengan 87.6, maka

program akan langsung menentukan trunk yang terlayani melalui look-up table.

Diagram alir sub rutin look up table dapat dilihat pada gambar 3.3. Keluaran pada

program pembelajaran trafik sub rutin menentukan trunk yang terlayani adalah

intensitas trafik (A), dan jumlah trunk yang terlayani (N). Diagram alir program

pembelajaran trafik sub rutin menentukan trunk yang terlayani dapat dilihat pada

(38)

Mulai

Jumlah panggilan (c) Holding time (h)

Waktu (T) Jumlah trunk (N)

N > 100 ?

Ya

Tidak

Intensitas trafik (A) =

A > 87.6 ?

Ya

Tidak

“Jumlah trunk harus

kurang dari atau sama dengan 100, silahkan masukkan kembali nilai jumlah

trunk yang lain”

“Intensitas trafik harus

kurang dari atau sama dengan 87.6. silahkan memasukkan kembali nilai jumlah panggilan dan holding time yang

lain” T

ch

Intensitas trafik (A) Nilai grade of

service (B)

Selesai Menghitung grade

of service

(39)

Mulai

N = Jumlah trunk yang terlayani HitA = Intensitas trafik

i = 0 denom = 0

numer B1

B = grade of service

)!

1

(

1

N

HitA

numer

N

) 1 (

0

(

1

)!

N

i

i

N

HitA

denom

a

(40)

a

))

1

(

(

)

1

(

B

HitA

N

B

HitA

B

Selesai

Gambar 3.5 Diagram alir sub rutin menghitung grade of service

3. Diagram alir program pembelajaran trafik sub rutin menghitung nilai grade of

service, dengan masukan berupa berupa jumlah panggilan (c), holding time (h),

waktu pengamatan (T), dan jumlah trunk (N). Setelah mendapat masukan dari

pengguna, masukan berupa jumlah trunk kemudian dibandingkan, apakah lebih

dari 100. Hal ini dilakukan karena nilai tertinggi jumlah trunk yang terlayani pada

tabel kapasitas trafik adalah 100 (dapat dilihat pada lampiran 1). Jika masukan

jumlah trunk lebih besar dari 100, maka program akan meminta pengguna

memasukkan jumlah trunk yang baru. Jika jumlah trunk lebih kecil atau sama

dengan 100, maka program akan menghitung nilai intensitas trafik dengan

menggunakan persamaan 2.1. Nilai intensitas trafik yang dihasilkan kemudian

dibandingkan, apakah nilai intensitas trafik lebih besar dari 87.6. Hal ini dilakukan

karena nilai tertinggi intensitas trafik pada tabel kapasitas trafik adalah 87.6 (dapat

dilihat pada lampiran 1). Jika nilai intensitas trafik yang dihasilkan lebih besar dari

87.6, maka program akan meminta pengguna untuk memasukkan lagi nilai jumlah

panggilan yang baru. Jika nilai intensitas trafik yang dihasilkan lebih kecil atau

sama dengan 87.6, maka program langsung menghitung nilai grade of service

dengan menggunakan persamaan 2.13. Keluaran yang dihasilkan pada program

pembelajran trafik sub rutin menghitung grade of service ini adalah intensitas

(41)

rutin utama menghitung nilai grade of service dapat dilihat pada gambar 3.4.

Diagram alir sub rutin menghitung grade of service dapat dilihat pada gambar 3.5.

3.2.

Tampilan program

Tampilan dari Program Pembelajaran Trafik terdiri atas dua form yaitu: form yang

pertama adalah form pembuka yang berisi nama program, nama pembuat dan tahun

dibuatnya program pembelajaran trafik. Form pembuka akan tampil selama empat detik.

Form yang kedua adalah form program pembelajaran trafik dimana pengguna dapat

melakukan perhitungan terhadap trafik. Tampilan program pembelajaran trafik dapat

dilihat pada gambar 3.4.

Pada form pembelajaran trafik, pengguna diminta untuk menentukan terlebih

dahulu keluaran yang diinginkan pada button group. “Title” pada button group dirubah menjadi keluaran yang diinginkan. Keluaran yang diinginkan terdiri atas dua pilihan yaitu:

menghitung jumlah trunk atau menghitung nilai Grade of Service. Nilai Grade of Service

pada program ini berdasarkan tabel kapasitas trafik (lihat Lampiran 1) yaitu: 0.02, 0.01,

0.005, 0.001.

Jika pengguna memilih untuk menghitung jumlah trunk (N), maka masukan pada

program terdiri dari jumlah panggilan(c), holding time(h), waktu pengamatan(T), dan nilai

grade of service. Jumlah trunk pada panel masukan tidak aktif. Jika pengguna memilih

untuk menghitung nilai grade of service, maka nilai grade of service pada panel masukan

tidak aktif dan nilai trunk akan menjadi masukan.

Pada from program pembelajaran trafik, edit text nomor 1 bertujuan untuk

mennberikan masukan dari keyboard berupa nilai jumlah panggilan. Edit text nomor 2

bertujuan untuk memberikan masukan dari keyboard berupa nilai holding time. Pop up

menu nomor 3 bertujuan untuk memberikan beberapa daftar pilihan dari nilai grade of

service. Edit text nomor 4 bertujuan untuk memberikan masukan dari keyboard berupa

nilai jumlah trunk.

Setelah memberikan masukan pada program, maka pengguna dapat melakukan

perhitungan trafik dengan cara menekan push button1 sehingga keluaran dari sistem

berupa nilai intensitas trafik akan tertera pada edit text nomor 5, keluaran berupa nilai

jumlah trunk akan tertera pada edit text nomor 6, dan keluaran berupa nilai grade of service

akan tertera pada edit text nomor 7. “String” pada push button1 dirubah menjadi

(42)

dapat menekan push button2. “String” pada push button2 dirubah menjadi “kembali” agar

memudahkan pengguna. Untuk mengakhiri program pembelajaran trafik, pengguna dapat

menekan push button3. “String” pada push button3 dirubah menjadi“selesai”.

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

SPLASH FORM

Splash form atau form pembuka akan tampil selama empat detik sebelum form

utama. Splash form berisi nama program, tahun pembuatan program, dan nama pembuat

program. Splash form dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Splash form

4.2

FORM

UTAMA

Form utama adalah form di mana pengguna dapat melakukan perhitungan trafik.

Form utama dapat dilihat pada gambar 4.2. Perhitungan trafik pada form utama terdiri atas

dua hal yaitu: menentukan jumlah trunk yang terlayani dan nilai grade of Service.

Gambar 4.2. Form Utama Program Pembelajaran Trafik

(44)

Saat pengguna memilih untuk menghitung jumlah trunk, maka jumlah trunk pada

panel masukan akan tidak aktif karena jumlah trunk di sini adalah sebagai keluaran. Hal ini

dapat dilihat pada gambar 4.3 di mana semua keluaran pada panel keluaran dan jumlah

trunk pada panel masukan tidak aktif.

Gambar 4.3. Form Utama dengan keluaran berupa jumlah trunk yang terlayani

Saat pengguna memilih untuk menghitung grade of Service, maka grade of Service

pada panel masukan akan tidak aktif karena grade of Service di sini adalah sebagai

keluaran. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 di mana semua keluaran pada panel

keluaran dan grade of service pada panel masukan tidak aktif.

(45)

Perintah pada program untuk tampilan gambar 4.3 dan gambar 4.4 adalah:

Program untuk tampilan gambar 4.3 dan 4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perintah “switch get(eventdata.NewValue,'Tag'” memungkinkan pengguna untuk dapat memilih keluaran yang diinginkan pada uipanel1. Pada gambar 4.3, saat

pengguna memilih untuk menentukan jumlah trunk yang terlayani, maka program akan

menonaktifkan masukan jumlah trunk dan semua keluaran yaitu dapat dilihat pada perintah

di atas di mana edit3, edit10, edit11, dan edit12 diberikan perintah 'Enable','off'.

Masukan jumlah panggilan, holding time, dan grade of Service diaktifkan dengan

memberikan perintah pada edit1, edit2, dan popupmenu1 yaitu 'Enable','on'

Pada gambar 4.4, saat pengguna memilih untuk menghitung grade of Service, maka

program akan menonaktifkan masukan grade of Service dan semua keluaran yaitu dapat

dilihat pada perintah di atas di mana popupmenu1, edit10, edit11, dan edit12 diberikan % --- Executes when selected object is changed in uipanel1.

function uipanel1_SelectionChangeFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to the selected object in uipanel1

% eventdata structure with the following fields (see UIBUTTONGROUP) % EventName: string 'SelectionChanged' (read only)

% OldValue: handle of the previously selected object or empty if none was selected

% NewValue: handle of the currently selected object

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) %retrieve GUI data, i.e. the handles structure

%updates the handles structure guidata(hObject, handles);

switch get(eventdata.NewValue,'Tag') % Get Tag of selected object.

case 'radiobutton1'

set(handles.edit1,'Enable','on');

set(handles.edit2,'Enable','on');

set(handles.edit3,'Enable','off');

set(handles.popupmenu1,'Enable','on');

set(handles.edit10,'Enable','off');

set(handles.edit11,'Enable','off');

set(handles.edit12,'Enable','off');

case 'radiobutton2'

set(handles.edit1,'Enable','on');

set(handles.edit2,'Enable','on');

set(handles.edit3,'Enable','on');

set(handles.popupmenu1,'Enable','off');

set(handles.edit10,'Enable','off');

set(handles.edit11,'Enable','off');

set(handles.edit12,'Enable','off');

otherwise

% Code for when there is no match.

(46)

perintah 'Enable','off'. Masukan jumlah panggilan, holding time, dan jumlah trunk

diaktifkan dengan memberikan perintah pada edit1, edit2, dan edit3 yaitu 'Enable','on'.

4.3

PEMBAHASAN HASIL

Pembahasan hasil dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan dari

program dan hasil dari perhitungan secara teori. Pembahasan ini akan menunjukkan

apakah program pembelajaran trafik telah bekerja sesuai dengan perancangan atau tidak.

Pembahasan hasil dibedakan atas dua bagian yaitu: pembahasan hasil perhitungan jumlah

trunk dan pembahasan hasil perhitungan grade of Service.

4.3.1 Pembahasan Hasil Penentuan Jumlah Trunk yang terlayani

Penentuan jumlah trunk yang terlayani pada program dapat dilakukan dengan

memberi masukan berupa jumlah panggilan, holding time, dan grade of service. Pada

penentuan jumlah trunk yang terlayani secara teori, persamaan 2.1 digunakan untuk

mendapat nilai intensitas trafik dan tabel kapasitas trafik (dapat dilihat pada Lampiran 1)

digunakan untuk menentukan jumlah trunk yang terlayani. Pembahasan untuk penentuan

jumlah trunk yang terlayani dapat dilihat pada beberapa contoh berikut:

1. Dengan Grade of Service (B) = 0.02

Pembahasan pada program untuk menentukan jumlah trunk yang terlayani dengan

grade of service = 0.02 dilakukan dengan cara memberikan masukan pada program

sehingga program akan memproses keluarannya seperti pada beberapa contoh berikut.

(47)

Berdasarkan contoh pada tabel 4.1 nomor 1, masukan yang diberikan pada program

adalah:

Grade of Service (B) = 0.02

Jumlah panggilan = 10

Holding time = 1 menit,

Maka keluaran pada form utama untuk menentukan jumlah trunk dengan grade of service

= 0.02 dapat dilihat pada gambar 4.5. Untuk pembahasan menentukan jumlah trunk pada

program dengan grade of Service sebesar 0.02 selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1

Dengan menggunakan data pada tabel 4.1 nomor 1, maka dapat dilakukan

perhitungan secara teori dengan menggunakan persamaan 2.1 dan tabel kapasitas trafik.

Nilai intensitas trafik (A) berdasarkan persamaan 2.1 yaitu:

Maka:

Nilai intensitas trafik sebesar 0.16667 E dengan grade of Service = 0.02 tidak terdapat pada

tabel kapasitas trafik, karena angka 0.16667 E berada diantara 0.02 E (dengan jumlah trunk

= 1) dan 0.22 E (dengan jumlah trunk = 2). Dalam hal ini, kebanyakan perusahaan

telekomunikasi akan memberikan trunk dalam jumlah yang kurang dari intensitas trafik

walaupun akan beresiko adanya beberapa panggilan yang hilang. Di sisi lain, pemberian

Trunk oleh perusahaan telekomunikasi yang melebihi intensitas trafik akan mengakibatkan

adanya trunk yang tidak dipakai, akibatnya akan terjadi pemborosan biaya yang akan

mendatangkan kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan demikian, jumlah trunk yang

diberikan untuk menangani trafik sebesar 0.16667 adalah 1, yang berarti trafik yang dapat

dilayani adalah sebesar 0.02.

Dari perhitungan di atas, hasil yang diperoleh adalah sama dengan keluaran pada

program. Hal ini membuktikan bahwa program pembelajaran trafik telah bekerja dengan

(48)

Tabel 4.1. Tabel penentuan Jumlah Trunk pada program dengan GoS = 0.02

No MASUKAN KELUARAN

Jumlah Panggilan Holding Time Intensitas Trafik Trunk yang terlayani

1. 10 1 0.16667 1

2. 34 3 1.7 5

3. 52 5 4.3333 9

4. 45 10 7.5 13

5. 43 15 10.75 17

6. 840 1 14 21

7. 350 3 17.5 25

8. 254 5 21.1667 29

9. 149 10 24.8333 33

10. 114 15 28.5 37

11. 1920 1 32 41

12. 712 3 35.6 45

13. 473 5 39.4167 49

14 259 10 43.1667 53

15. 188 15 47 57

16. 3036 1 50.6 61

17. 1088 3 54.4 65

18. 699 5 58.25 69

19. 372 10 62 73

20. 264 15 66 77

21. 4176 1 69.6 81

22. 1468 3 73.4 85

23. 927 5 77.25 89

24. 486 10 81 93

25. 340 15 85 97

Grafik perbandingan nilai intensitas trafik dengan trunk yang terlayani untuk tabel

4.1 dapat dilihat pada gambar 4.6. Dari gambar 4.6, dapat dilihat bahwa trunk yang

terlayani berbanding lurus dengan nilai intensitas trafik. Semakin besar nilai intensitas

(49)

Gambar 4.6 grafik perbandingan nilai intensitas trafik dan trunk yang terlayani untuk

tabel 4.1

2. Grade of Service (B) = 0.01

Pembahasan pada program untuk menentukan trunk yang terlayani dengan grade of

Service = 0.01 dilakukan dengan cara memberikan masukan pada program sehingga

program akan memproses keluarannya. Berdasarkan contoh pada tabel 4.2 nomor 25,

masukan yang diberikan pada program adalah:

Grade of Service (B) = 0.01

Jumlah panggilan = 343

Holding Time = 15 menit

Maka keluaran pada form utama untuk menentukan trunk yang terlayani dengan

grade of service = 0.01 dapat dilihat pada gambar 4.7. Untuk pembahasan menentukan

trunk yang terlayani pada program dengan grade of service sebesar 0.01, selanjutnya dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Dengan menggunakan data pada tabel 4.2 nomor 1 pada, maka dapat dilakukan

perhitungan secara teori dengan menggunakan persamaan 2.1 dan tabel kapasitas trafik.

(50)

Nilai intensitas sebesar 85.75 E pada tabel kapasitas trafik tidak dapat ditemukan pada

grade of service = 0.01 karena nilai intensitas trafik tertinggi untuk grade of service = 0.01

adalah 84.0. Agar intensitas trafik sebesar 85.75 dapat dilayani, maka nilai grade of service

yang digunakan harus diturunkan menjadi 0.02.

Gambar 4.7. Contoh penentuan trunk yang terlayanidengan GoS = 0.01

Tabel 4.2. Tabel penentuan trunk yang terlayanipada program dengan GoS = 0.01

No MASUKAN KELUARAN

Jumlah Panggilan Holding Time Intensitas Trafik Trunk yang terlayani

1. 9 1 0.15 2

2. 38 3 1.9 6

3. 54 5 4.5 10

4. 45 10 7.5 14

5. 42 15 10.5 18

6. 822 1 13.7 22

7. 338 3 16.9 26

8. 245 5 20.4167 30

9. 143 10 23.8333 34

(51)

Tabel 4.2.(Lanjutan) Tabel penentuan trunk yang terlayani pada program

dengan GoS = 0.01

No MASUKAN KELUARAN

Jumlah Panggilan Holding Time Intensitas Trafik Trunk yang terlayani

11. 1848 1 30.8 42

12. 686 3 34.3 46

13. 455 5 37.9167 50

14. 249 10 41.5 54

15. 181 15 45.25 58

16. 2928 1 48.8 62

17. 1048 3 52.4 66

18. 672 5 56 70

19. 359 10 59.8333 74

20. 267 15 66.75 78

21. 4230 1 70.5 82

22. 1488 3 74.4 86

23. 939 5 78.25 90

24. 492 10 82 97

25. 343 15 85.75 -

(52)

Grafik perbandingan intensitas trafik dan trunk yang terlayani untuk tabel 4.2

dapat dilihat pada gambar 4.8. Dari gambar 4.8, dapat dilihat bahwa trunk yang terlayani

berbanding lurus dengan nilai intensitas trafik. Semakin besar nilai intensitas trafik, maka

jumlah trunk yang terlayanisemakin banyak.

3. Grade of Service (B) = 0.005

Pembahasan pada program untuk menentukan trunk yang terlayanidengan grade of

service = 0.01 dilakukan dengan cara memberikan masukan pada program sehingga

program akan memproses keluarannya. Berdasarkan contoh nomor 23 pada tabel 4.3,

masukan yang diberikan pada program adalah:

Grade of Service (B) = 0.005

Jumlah panggilan = 873

Holding Time = 5 menit

Maka keluaran pada form utama untuk menentukan trunk yang terlayani dengan

grade of service sebesar 0.005 dapat dilihat pada gambar 4.9, dan pembahasan menentukan

trunk yang terlayani dengan grade of service = 0.005 pada program, selanjutnya dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Gambar 4.9. Contoh penentuan trunk yang terlayanidengan GoS = 0.005

Dengan menggunakan data pada tabel 4.3 nomor 1 pada, maka dapat dilakukan

perhitungan secara teori dengan menggunakan persamaan 2.1 dan tabel kapasitas trafik.

(53)

Nilai intensitas sebesar 72.75 E dengan grade of service = 0.005 tidak terdapat pada tabel

kapasitas trafik, karena nilai 72.75 E berada diantara 72.7 E (dengan jumlah trunk = 91)

dan 73.6 E (dengan jumlah trunk = 92). Dalam hal ini, kebanyakan perusahaan

telekomunikasi akan memberikan trunk dalam jumlah yang kurang dari intensitas trafik

walaupun akan beresiko adanya beberapa panggilan yang hilang. Di sisi lain, pemberian

trunk oleh perusahaan telekomunikasi yang melebihi intensitas trafik akan mengakibatkan

adanya trunk yang tidak dipakai, akibatnya akan terjadi pemborosan biaya yang akan

mendatangkan kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan demikian, jumlah trunk yang

diberikan untuk menangani trafik sebesar 72.75 adalah 91, yang berarti trafik yang dapat

dilayani adalah sebesar 72.7.

Dari perhitungan di atas, hasil yang diperoleh adalah sama dengan keluaran pada

program. Hal ini membuktikan bahwa program pembelajaran trafik telah bekerja dengan

baik dan sesuai dengan perancangan pada bab 3.

Tabel 4.3. Tabel penentuan trunk yang terlayanipada program dengan GoS = 0.005

No MASUKAN KELUARAN

Jumlah Panggilan Holding Time Intensitas Trafik Trunk yang terlayani

1. 21 1 0.35 3

2. 44 3 2.2 7

3. 56 5 4.6667 11

4. 45 10 7.5 15

5. 42 15 10.5 19

6. 804 1 13.4 23

7. 332 3 16.6 27

8. 238 5 19.8333 31

9. 139 10 23.1667 35

10. 106 15 26.5 39

11. 1794 1 29.9 43

(54)

Tabel 4.3.Tabel (Lanjutan) penentuan trunk yang terlayanipada program

dengan GoS = 0.005

No MASUKAN KELUARAN

Jumlah Panggilan Holding Time Intensitas Trafik Trunk yang terlayani

13. 442 5 36.8333 51

14. 242 10 40.3333 55

15. 176 15 44 59

16. 2844 1 47.4 63

17. 1020 3 51 67

18. 656 5 54.6667 71

19. 350 10 58.3333 75

20. 248 15 62 79

21. 3924 1 65.4 83

22. 1380 3 69 87

23. 873 5 72.75 91

24. 458 10 76.3333 95

25. 320 15 80 99

Grafik perbandingan nilai intensitas trafik dan trunk yang terlayani untuk tabel 4.3 dapat

dilihat pada gambar 4.10. Dari gambar 4.10, dapat dilihat bahwa trunk yang terlayani

berbanding lurus dengan nilai intensitas trafik. Semakin besar nilai intensitas trafik, maka

trunk yang terlayanisemakin banyak.

(55)

4. Grade of Service (B) = 0.001

Pembahasan pada program untuk menentukan trunk yang terlayani dengan grade of

service = 0.001 dilakukan dengan cara memberikan masukan pada program. Sesuai dengan

contoh pada tabel 4.4 nomor 25 masukan pada program yaitu:

Grade of Service (B) = 0.001

Jumlah panggilan = 302

Holding Time = 15 menit

Maka keluaran pada form utama untuk menentukan trunk yang terlayani dengan Grade of

Service sebesar 0.001 dapat dilihat pada gambar 4.11. Untuk menentukan trunk yang

terlayani dengan grade of service = 0.001 pada program, selanjutnya dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Gambar 4.11. Contoh penentuan trunk yang terlayani dengan GoS = 0.001

Dengan menggunakan data pada tabel 4.4 nomor 25, maka dapat dilakukan

perhitungan secara teori dengan menggunakan persamaan 2.1 dan tabel kapasitas trafik.

Nilai intensitas trafik (A) adalah:

Nilai intensitas sebesar 75.5 E pada tabel kapasitas trafik tidak dapat ditemukan pada grade

(56)

adalah 75.5 E. Agar intensitas trafik sebesar 75.5 E dapat dilayani, maka nilai grade of

service yang digunakan harus diturunkan menjadi 0.02, 0.01, atau 0.005.

Dari perhitungan di atas, hasil yang diperoleh adalah sama dengan keluaran pada

program. Hal ini membuktikan bahwa program pembelajaran trafik telah bekerja dengan

baik dan sesuai dengan flow chart pada bab 3.

Tabel 4.4. Tabel Penentuan trunk yang terlayani pada program dengan GoS = 0.001

No MASUKAN KELUARAN

Jumlah Panggilan Holding Time Intensitas Trafik trunk yang terlayani

1. 27 1 0.45 4

2. 42 3 2.1 8

3. 51 5 4.25 12

4. 41 10 6.8333 16

5. 38 15 9.5 20

6. 732 1 12.2 24

7. 304 3 15.2 28

8. 219 5 18.25 32

9. 128 10 21.3333 36

10. 98 15 24.5 40

11. 1667 1 27.7 44

12. 618 3 30.9 48

13. 411 5 34.25 52

14. 225 10 37.5 56

15. 164 15 41 60

16. 2646 1 44.1 64

17. 950 3 47.5 68

18. 611 5 50.9167 72

19. 326 10 54.3333 76

20. 232 15 58 80

21. 3678 1 61.3 84

22. 1296 3 64.8 88

23. 820 5 68.3333 92

24. 431 10 71.8333 96

(57)

Grafik perbandingan nilai intensitas trafik dan trunk yang terlayani untuk tabel 4.4

dapat dilihat pada gambar 4.12. Dari gambar 4.12, dapat dilihat bahwa trunk yang terlayani

berbanding lurus dengan nilai intensitas trafik. Semakin besar nilai intensitas trafik, maka

trunk yang terlayani semakin banyak.

Gambar 4.12 grafik perbandingan intensitas trafik dan trunk yang terlayani

Program untuk menentukan trunk yang terlayanidapat dijelaskan sebagai berikut:

Keluaran pada program dapat ditampilkan setelah pengguna memberikan

masukan-masukan yang dibutuhkan pada panel masukan-masukan dan menekan tombol menghitung yaitu

pushbutton1. Masukan pada program yang berupa jumlah panggilan (c) dan holding time

(h) sebelum digunakan untuk menghitung nilai intensitas trafik harus dideklarasikan

terlebih dahulu. Perintah “str2double” berfungsi untuk mengubah masukan angka yang

berupa string menjadi angka agar dapat digunakan dalam perhitungan. Fungsi “'String'” digunakan untuk menampilkan isi jumlah panggilan (c) dan holding time (h)

masing-masing pada edit 1 dan edit2. Persamaan 2.1 digunakan pada program untuk menghitung

nilai intensitas trafik dengan waktu pengamatan (T) ditentukan selama 60 menit. Kemudian

nilai intensitas trafik tersebut dibandingkan apakah melebihi 87.6 dengan menambahkan

perintah “if HitA>87.6”. Nilai 87.6 merupakan nilai intensitas trafik tertinggi yang terdapat pada tabel kapasitas trafik. Jika nilai intensitas trafik yang dihasilkan melebihi

87.6, maka program akan mengembalikan tampilan program pada keadaan semula seperti

(58)

guiPosition = get(handles.figure1,'Position');

guiName = get(handles.figure1,'Name');

eval(guiName)

close(closeGUI);

set(gcf,'Position',guiPosition);”. Perintah “msgbox('Nilai Intensitas

trafik harus kurang dari atau sama dengan 87.6. silahkan memasukkan

kembali nilai jumlah panggilan dan holding time yang

lain','Perhatian','warn')” ditambahkan untuk menampilkan kotak pesan yang berisi

“Nilai Intensitas trafik harus kurang dari atau sama dengan 87.6. silahkan memasukkan kembali nilai jumlah panggilan dan holding time yang lain”. Kotak pesan ini dapat dilihat pada gambar 4.13. Jika nilai intensitas trafik yang dihasilkan kurang dari atau sama dengan

87.6, maka proses perhitungan akan berjalan ke tahap berikutnya dengan menambahkan

perintah “else” [6].

Gambar 4.13 kotak pesan untuk intensitas trafik > 87.6

Perintah pada program untuk menghasilkan keluaran berupa intensitas trafikadalah:

Saat pengguna memberikan masukan grade of service pada program, maka

pengguna harus memilih untuk menetapkan nilai dari grade of service yang akan

digunakan pada popupmenu1, karena nilai grade of service yang tersedia pada program

(berdasarkan tabel kapasitas trafik) terdiri atas empat nilai yaitu: 0.02, 0.01, 0.005, dan % --- Executes on button press in pushbutton1.

function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) proyek=guidata(gcbo);

c=str2double(get(proyek.edit1,'String'));

h=str2double(get(proyek.edit2,'String'));

T=60;

(59)

0.001. Masukan grade of service pada program dapat diberikan jika popupmenu1 aktif,

atau jika pengguna memilih untuk menghitung jumlah trunk, untuk mengatur hal ini,

maka diperlukan perintah “switch get(handles.popupmenu1,'Enable'”. Perintah

“switch get(handles.popupmenu1,'Value')” perlu ditambahkan pada program, agar program dapat mengambil nilai grade of service pada popupmenu1 sesuai dengan

nilai yang dipilih oleh pengguna. Perintah pada program untuk pilihan masukan grade

of service adalah:

switch get(handles.popupmenu1,'Enable') % Get Enables of selected

popupmenu1.

case 'on'

switch get(handles.popupmenu1,'Value')

case 1

B=0.02;

if HitA>87.6

msgbox('Nilai Intensitas trafik harus kurang dari atau sama

dengan 87.6. silahkan memasukkan kembali nilai jumlah panggilan dan

holding time yang lain','Perhatian','warn')

return;

closeGUI = handles.figure1; %handles.figure1 is the GUI figure

guiPosition = get(handles.figure1,'Position'); %get the position

of the GUI

guiName = get(handles.figure1,'Name'); %get the name of the GUI

eval(guiName) %call the GUI again

close(closeGUI); %close the old GUI

set(gcf,'Position',guiPosition); %set the position for the new GUI

else

end

case 2

Gambar

Gambar 2.1 Variasi trafik dalam waktu yang singkat [5]
Gambar 2.3Contoh trafik satu Erlang yang dibawa oleh tiga trunk[5]
Gambar 2.5 Pendudukan trunk pada sekelompok full-availability dalam berbagai ukuran.
Gambar 2.7 Distribusi trafik pada sekelompok   trunk dengan pencarian sekuensial[5]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada umumnya khususnya pada lembaga pendidikan dimana tempat penelitian ini berlangsung

Pada penelitian ini, hasil analisis hubungan antara kebiasaan merokok dengan derajat kepositivan sputum BTA tidak signifikan (p = 0,870), sedangkan hubungan yang signifikan

Pada zaman dahulu, seorang anak laki-laki bernama Repi ting- gal bersama ibunya di desa Kapoja, di Minahasa. Repi baru berusia tujuh tahun. Walaupun masih keei!, dia tumbuh

Lebih dari itu, jurnalistik yang merupakan ilmu dalam penyampaian berita dan informasi dengan kaidah-kaidah penyampaian seobjektif mungkin juga memiliki manfaat lain,

Hasil analisis derajat anistropis, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butiran menunjukan bahwa sampel tanah memiliki derajat anisotropis, ukuran pori, dan ukuran butiran yang

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 18 ayat (2) huruf a, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2 0 0 1 ,

Dana Tabungan Dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) Branch Office Pangkalpinang has a role to apply the Good Corporate Governance (GCG).. It hopes, the role of internal audit has