• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERANCANGAN INSTALASI SANITASI DR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP PERANCANGAN INSTALASI SANITASI DR"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN KEDUA

INSTALASI MEKANIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB - 4

INSTALASI SANITASI, DRAINASE DAN PLAMBING

4.1

RuangLingkup.

Perancangan Instalasi Sanitasi, Drainase, dan Plambing pada Bangunan Gedung , mencakup : (1) Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air

Hujan;

(2) Instalasi Pengolahan Air Baku (Water Treatment Plant); (3) Instalasi Pengolahan Air Limbah(Sewage Treatment Plant); (4) Instalasi Gas Pembakaran;

(5) Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik; (6) Instalasi Boiler; dan

(7) Instalasi Pengolahan Sampah Padat (Incinerator).

4.2

InstalasiPlambingAirBersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air

Kotoran,Ven dan Air Hujan.

4.2.1

LingkupPekerjaan.

Dokumen instalasi plambing yang akan diperiksa terutama meliputi :

(1) Sistem Air Bersih, mulai dari sumber air sampai ke alat plambing pemakaian air, termasuk tangki atau reservoir, tangki tekan(hidrofor) dan pompa-pompa.

(2)

(2) Sistem Air Panas/Uap, mulai dari sumber air panas/uap sampai ke katup pemakaian air panas/uap, dan distribusi serta pemipaannya

(3) Sistem Air Kotor dan Air Kotoran, mulai dari alat plambing pembuangan air kotor / air kotoran ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sampai ke badan air

penerima atau bak kontrol saluran air limbah kota.

(4) Sistem Ven, mulai dari alat plambing pembuangan air pada sistem air kotor dan/atau air kotoran sampai ke atap.

(5) Sistem Air Hujan, mulai dari atap sampai dengan sumur/kolam resapan dan mulai dari halaman sampai ke saluran kota penerima air hujan.

4.2.2

LaporanPerancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(a) Sistem Air Bersih

1) Sumber air dan kapasitas pengambilan

2) Kualitas air untuk peruntukan yang disyaratkan 3) Volume, jenis dan peruntukan reservoir

4) Batas kecepatan dalam pipa, sisa tekanan pada alat plambing 5) Kebutuhan air bersih per orang per hari

6) Jenis bahan yang digunakan 7) Neraca kebutuhan air. (b) Sistem Air Panas/Uap

(3)

2) Kerugian kalor sepanjang pipa

3) Pemakaian energi spesifik pembangkit air panas 4) Jenis bahan yang digunakan

5) Kualitas air

6) Volume dan jenis pemanas

7) Temperatur dan tekanan air panas pada alat plambing. (c) Sistem Air Kotor dan Air Kotoran

1) Karakteristik air kotor / air kotoran 2) Sumber asal air kotor

3) Jumlah airkotor/kotoran perkapita atau equivalennya 4) Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul

5) Jenis bahan pipa pengumpul

6) Batas maksimum tekanan yang diperbolehkan/diizinkan 7) Kerugian/kehilangan tekanan yang diizinkan

8) Jenis bahan/material yang digunakan 9) Kemiringan Pipa

10) Jumlah perangkap lemak(grease trap) dan minyak bila ada limbah mengandung lemak dan minyak.

(d) Sistem Ven

1) Ukuran pipa tegak air kotoran/buangan

2) Jumlah unit alat plambing yang dihubungkan pada pipa tegak air kotoran/buangan

3) Panjang ukur pipa tegak ven. (e) Sistem Air Hujan

1) Curah hujan maksimum untuk perancangan, termasuk Periode Ulang Hujan (PUH)

2) Taraf (“peil”) banjir bangunan dan titik sambungan saluran kota penerima. 3) Kecepatan aliran maksimum dan minimum yang diizinkan.

4) Jumlah dan dimensi sumur / kolam resapan.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 tahun 1994 tentang Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(4)

2) SK MenKes No.16 Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan air bersih

(b) Standar.

1) SNI 6481-2000, tentang “Sistem Plambing – 2000”. (c) Referensi.

(1) Noerbambang, S.M. & Morimura,T. “Pedoman Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing”. PT Pradnya Paramita, Jakarta. 1984. (2) William K.Y.Tao, Richard R.Janis, “Mechanical and Electrical Systems in

Buildings”, Prentice Hall, 1997.

(3) Data Book, Volume 2, Plumbing System, American Society of Plumbing Engineers, 2000.

(3)

Perhitungan-perhitungan.

Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian yang penting atau bagian kritis dari sistem, meliputi :

(5)

1) Perhitungan perkiraan kebutuhan air per orang per hari 2) Laju aliran air bersih berdasarkan unit alat plambing.

3) Perhitungan volume dan ukuran tangki air bawah dan atas. 4) Perhitungan palu air(water hammer).

5) Perhitungan pompa: kapasitas, head, daya danNet Pressure Suction Head(NPSH) beserta kurva karakteristik sistem.

6) Perhitungan diameter, laju aliran, tekanan, kerugian tekanan (friction loss) dan sisa tekanan pada jalur sistem distribusi yang kritis.

7) Perhitungan dimensi, atau volume tangki tekan(hidrofor) dan penetapan start-stop pompa.

(b). Sistem Air Panas dan Uap

1) Kuantitas Air Panas / Uap yang diperlukan

2) Penentuan kapasitas ketel uap (boiler) dan/atau unit pemanas air (water heater).

3) Perhitungan kapasitas dan head pompa sirkulasi (kalau ada).

4) Perhitungan diameter, laju aliran, tekanan, kerugian tekanan (friction loss) dan sisa tekanan pada jalur sistem distribusi yang kritis.

5) Perhitungan tebal isolasi pipa

6) Perhitungan penurunan temperatur dalam pipa. (c). Sistem Air Kotor dan Air Kotoran

1) Perhitungan beban unit plambing untuk air kotor dan air kotoran 2) Perhitungan kapasitas aliran air kotor dan air kotoran.

3) Perhitungan diameter pipa dan kemiringannya (bila menggunakan pompa harus disertakan jenis pompa, perhitungan kapasitas, head, daya serta kurva karakteristiknya).

4) Perhitungan perangkap lemak (grease trap) dan minyak bila ada limbah lemak dan minyak baik yang terpisah atau tersuspensi.

5) Perhitungan volume “sump-pit”. (d). Sistem Ven

(6)

Perhitungan diameter pipa ven berdasarkan beban alat plambing yang dilayani. (e). Sistem Air Hujan

1) Perhitungan ukuransaluran serta kemiringannya dan pipa tegak. 2) Perhitungan ukuransalurandan/atau dimensi saluran terbuka di luar

bangunan (drainase halaman) sampai dengan penyambungan ke sumur resapan dan/atau saluran kota penerima.

3) Perhitungan sumur/kolam resapan.

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, dengan menekankan peralatan dan mesin, baik dalam keadaan normal dan darurat.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

4.2.3

GambarRancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang akan dibangun dan meliputi gambar berikut :

(1) Diagram skematik: (a). Sistem Air Bersih (b). Sistem Air Panas/Uap

(c). Sistem Air Kotor dan Air Kotoran (d). Sistem Ven

(e). Sistem Air Hujan

(2). Gambar tapak yang menunjukkan: (a). Sistem Air Bersih

(7)

Mulai dari pipa tegak sampai ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau saluran air limbah kota.

(c) Sistem Air Hujan

Mulai dari pipa tegak sampai ke sumur resapan dan dari drainase halaman ke saluran drainase kota, lengkap dengan diameter pipa dan kemiringannya, bak kontrol dan elevasinya berdasarkan “peil” Priok.

(3). Gambar detail khusus yang menunjukkan:

(a). Contoh area yang rumit, denah tata letak alat plambing, pemipaan, diameter pipa dan kemiringannya untuk setiap lantai, lengkap dengan elevasi dan peruntukan ruang yang dilalui jalur pipa.

(b). Potongan memanjang dan melintang bangunan di mana penempatan alat plambing, jalur pipa dan perlengkapan pada struktur bangunan.

(4). Gambar isometrik pipa lengkap dengan diameter dan kemiringannya serta alat plambing untuk setiap lantai yang berbeda (tipikal), lengkap dengan elevasi dan peruntukan ruang yang dilalui jalur pipa.

(5). Gambar denah tata letak peralatan plambing (“plant room”). (6). Schedule peralatan yang akan dipasang.

4.2.4

Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

4.3

InstalasiPengolahanAirBaku (

Water Treatment Plant

);

4.3.1

LingkupPekerjaan.

Dokumen instalasi Pengolahan Air Baku yang akan diperiksa meliputi: (1) Pengambilan air baku;

(2) Prasedimentasi; (3) Aerasi;

(4) Koagulasi; (5) Flokulasi; (6) Sedimentasi;

(8)

(7) Filtrasi;

(8) Desinfeksi; dan

(9) Unit lain yang dianggap penting.

4.3.2 LaporanPerancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

(1)

Kriteria Perancangan

Perancangan berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(a) Kualitas air baku.

(b) Dasar pemilihan proses dan sistem pengolahan.

(c) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan meliputi proses pengolahan air baku, seperti prasedimentasi, aerasi, koagulasi, flokulasi, filtrasi, desinfeksi dan unit proses lain yang dianggap penting.

(2).

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

---(b) Standar.

---(c) Referensi.

(1). Metcalf @ Eddy, Wastewater Engineering, Treatment Disposal Rebuse, Third Edition, McGraw-Hill

(2). Mark J.Hammer, Water and Waste Water Technology, John Willey @ Sons, 1986

(3).

Perhitungan-perhitungan.

(9)

(4).

Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menjelaskan secara ringkas garis besar pengoperasian sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara pemeliharaan dan pembersihan.

(5).

Data Teknis Peralatan

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

4.3.3 GambarRancangan

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan terkini yang akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:

(1) Diagram skematik sistem pengolahan mulai dari sumber air baku sampai dengan unit desinfeksi termasuk instrumentasi dan peralatan yang digunakan.

(2) Gambar tata letak setiap peralatan dan gudang bahan kimia yang dibutuhkan.

4.3.4 Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

4.4

InstalasiPengolahanAirLimbah (

Sewage Treatment Plant

)

4.4.1 LingkupPekerjaan

Dokumen instalasi Pengolahan Limbah yang diperiksa meliputi:

(1). Instalasi Pengolahan Pendahuluan (unit pemisahan (bar screen, fine screen), unit ekualisasi)

(2). Instalasi Pengolahan bahan organik / Bioproses (3). Instalasi Pemisahan lumpur

(4) Instalasi desinfeksi/ Klorinasi

4.4.2

LaporanPerancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

(10)

(1).

Kriteria Perancangan

Bagian ini berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(a) Dasar pemilihan proses dan sistem pengolahan (b) Besaran parameter yang ditetapkan

(c) Instalasi Pengolahan Pendahuluan (unit pemisahan (bar screen, fine screen), unit ekualisasi)

(d) Instalasi Pengolahan bahan organik / Bioproses (e). Instalasi Pemisahan lumpur

(f) Instalasi desinfeksi / Klorinasi

2.

Standar dan Peraturan yang Digunakan

(a) Peraturan.

1) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995, tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel”.

2) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : Kep – 58/MENLH/12/ 1995, tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit”. 3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003,

tentang “Baku Mutu Air Limbah Domestik”.

4) PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

5) PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARIA NOMOR 220 TAHUN 2O10 TENTANG PERIZINAN

PEMBUANGAN AIR LIMBAH

(b) Standar.

(1) SNI 6989.72:2009 Air dan air Limbah – Bagian 72: Cara uji kebutuhan Oksigen Biokima (BIochamical Oxygen Demand / BOD)

(11)

(c) Referensi.

(1). Mackenzie Davis Water and Wastewater Engineering: Design, principle and practice ,McGraw-Hill , 2010

(2) Metcalf @ Eddy revised by George Tchobanoglous, Franklin L. Burton and H. David Stensel Wastewater Engineering, Treatment and Reuse, Fourth Edition, McGraw-Hill, 2003

(3) Mark J.Hammer, Water and WasteWater Technology, John Willey @ Sons, 2003.

(3).

Perhitungan

Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika berurutan sesuai dengan unit-unit pada butir 1 di atas, serta perhitungan kebutuhan daya listrik untuk seluruh instalasi.

(4).

Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara

pemeliharaan dan pembersihan.

(5).

Data Teknis Peralatan

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

4.4.3

GambarRancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:

(1). Diagram skematik sistem pengolahan mulai dari pengolahan pendahuluan sampai dengan unit klorinasi yang berisi instrumentasi dan peralatan yang digunakan. (2). Gambar tata letak setiap unit lengkap beserta semua peralatannya dan gudang

bahan kimia pada lahan yang disediakan.

4.4.4

Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

4.5

InstalasiGasPembakaran.

4.5.1 Lingkup Pekerjaan.

Dokumen instalasi gas pembakaran yang akan diperiksa terutama meliputi :

(12)

(1) Sistem penyaluran gas kota/gas bumi, mulai dari meter gas sampai ke titik pemakaian, termasuk pemipaan dan peralatan keselamatannya.

(2) Sistem penyaluran gas cair LPG (Liquid Petroleum Gas), mulai dari tangki gas sampai ke katup pemakaian gas cair, termasuk sistem pemipaan dan peralatan keselamatannya.

(3) Sistem penyaluran gas bio mulai dari sumber gas sampai ke titik pemakaian. (4) Tangki penyimpan gas cair LPG berikut vaporizer dan peralatan keselamatannya. (5) Tangki penyimpan gas bio berikut peralatan keselamatannya.

4.5.1 Laporan Perancangan

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

1) Dasar pemilihan sistem

2) Sumber gas dan kapasitas yang diperlukan

3) Komposisi dan nilai kalor gas sesuai dengan peruntukan yang disyaratkan 4) Batas tekanan gas dalam pipa, serta sisa tekanan pada titk pemakaian 5) Volume, jenis dan peruntukan tangki penyimpan gas

6) Kebutuhan gas pada tiap titik pemakaian

7) Jenis dan bahan pipa, regulator dan safety devices yang digunakan 8) Sistem pendeteksi kebocoran gas

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi

(b) Standar.

1) SNI 13-3507-1994Konstruksi sistem pipa polyethelene untuk gas 2) SNI 03-6899.1-2002Bagian 1: Spesifikasi umum pemasangan pipa

instalasi gas bawah tanah dalam fasilitas industri dan komersial

3) SNI 03-6899.4-2002 Bagian 4: Instalasi perpipaan dan meteran gas kota

4) Petunjuk Instalasi Pipa Gas di Industri dan Komersil – PN Gas, tahun 1993 atau edisi terakhir.

5) Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi Gas yang dirancang.

(c) Referensi.

1) Pedoman Teknis Instalasi Pengisian, Transportasi, Penanganan dan Penggunaan serta Pemeriksaan Berkala Tabung LPG, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, 2008

2) International Mechanical Code, 2012

3) Michael Frankl, “Facility Piping Systems Handbook”McGraw Hill, 2010

(3)

Perhitungan-perhitungan.

Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: (a) Tekanan gas minimum yang tersedia setelah meter gas

(13)

(c) Panjang pipa ekuivalen pipa gas (d) Kebutuhan gas maksimum

(e) Penentuan ukuran diameter pipa gas

(f) Perhitungan dimensi, tebal dinding dan kekuatan tangki penyimpan gas

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

(14)

Perancang harus menjelaskan garis besar cara kerja dan pengoperasian sistem gas pembakaran didalam dan diluar bangunan gedung, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual”, dalam kondisi normal dan darurat.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

4.5.3 Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :

(1) Diagram skematik pipa gas didalam dan diluar bangunan gedung lengkap dengan katup dan fiting

(2) Diagram isometrik sistem pemipaan pipa gas (3) Diagram tekanan dan instrumen (P & I Diagram)

(4) Gambar denah perletakkan tangki penyimpan gas berikut jalur pemipaan gasnya (5) Gambar detil sambungan pipa, meter gas dan tangki gas

(6) Diagram skematik peralatan keselamatan, regulator dan detector kebocoran gas (7) Gambar pondasi dan penyangga tangki penyimpan gas

4.5.4

Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

4.6

InstalasiGasMedik

4.6.1 Umum.

Yang dimaksudkan dengan instalasi gas medik meliputi : Dokumen instalasi gas medik yang diperiksa meliputi:

(15)

(a) Instalasi Oksigen (O2) ;

(b) Instalasi Nitrous Oksida (N2O);

(c) Instalasi Udara Tekan Medik. (d) Instalasi Karbon Dioksida (CO2).

(e) Instalasi Helium (He); (f) Instalasi Nitrogen (N2);

(2) Instalasi Vakum Medik;

(3) Instalasi Pembuangan Sisa Gas Anesthesi;

4.6.2 Lingkup Pekerjaan.

Dokumen instalasi gas mdik dan vakum medik yang diperiksa meliputi: (1) Persyaratan umum;

(2) Tata letak peralatan sistem gas medik dan vakum medik; (3) Kinerja sistem;

(4) Ukuran pipa sistem dan ukuran pipa yang dipersyaratkan; (5) Bahan-bahan yang digunakan;

(6) Instalasi Pipa, sambungan pipa dan katup-ktup; (7) Peralatan pengendalian tekanan;

(8) Stasiun Outlet/Inlet;

(9) Penandaan dan Identifikasi;

(10) Sistem Peringatan bahaya (alarm); (11) Sistem Udara Tekan Medik;

(16)

(12) Sistem pompa vakum medik;

4.6.3 Laporan Perancangan

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan, meliputi : (a) Sumber gas medik dan vakum medik serta buangan sisa gas anestesi; (b) Katup=katup, jenis dan ukurannya;

(c) Konstruksi rakitan buatan pabrik;

(d) Rel gas medik yang dipasang di permukaan lantai atau langit-langit; (e) Indikator tekanan dan vakum;

(f) Sistem peringatan bahaya;

(g) Sistem distribusi pemipaan dari mulai sumber sampai pemakaian terjauh; (h) Pelabelan dan Identiikasi;

(i) Kriteria unjuk kerja dan pengujian (gas medik, vakum medik dan buangan sisa gas anestesi);

(j) Penunjang sistem gas medik dan vakum medik; dan (j) Pengoperasian dan manajemen.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang “Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”

2) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta, No. 7 Tahun 2010, tentang “Bangunan Gedung”

(17)

(b) Standar.

1) SNI 7011 – 2004, tentang “Keselamatan pada Bangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan”

(c) Referensi.

1) NFPA 99, Healthcare Facilities, 2012 Edition.

2) IAPMO, Uniform Plumbing Codem 2000 Edition, atau edisi terbaru.

(3)

Perhitungan-perhitungan.

Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika berurutan, serta perhitungan kebutuhan daya listrik untuk seluruh instalasi.

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara

pemeliharaan dan pembersihan.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan

4.6.4 Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :

(1) Daftar gambar;

(2) Notasi gambar dan penjelasannya;

(3) Gambar skematik garis tunggal sistem gas medik;

(4) Gambar skematik garis tungga sistem vakum medik dan sistem sisa buangan gas anestesi;

(5) Gambar detail instalasi sentral gas medik;

(6) Gambar detail instalasi sentral vakum medik dan sistem sisa buangan gas anestesi.

(7) Gambar denah tata letak peralatan sentral gas medik, sentral vakum medik dan entral sisa buangan gas anestesi;

(8) Gambar denah tata letak pemipaan dan outlet/inlet gas medik dan vakum medik pada setiap lantai (lantai tipikal cukup satu gambar);

(18)

(9) Skedul peralatan sistem gas medik, vakum medik dan sisa buangan gas anetesi.

4.6.5

Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

4.7

Instalasi Boiler

4.7.1 Lingkup Pekerjaan.

Dokumen instalasi Boiler yang akan diperiksa terutama meliputi :

Sistem penyaluran uap, mulai dari sumber uap/Boiler sampai ke titik pemakaian uap Sistem air pengisi dan penambah berikut kondensat

Sistem blowdown

Sistem ventilasi/cerobong Sistem pemipaan bahan bakar Sistem pengaman dan instrumentasi

4.7.2 Laporan Perancangan

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

1) Kebutuhan uap per jam total dan pada tiap titik pemakaian

2) Dasar pemilihan jenis boiler, sistem bahan bakar serta kapasitas yang diperlukan 3) Batas tekanan uap dalam pipa, serta sisa tekanan pada titk pemakaian

4) Niilai kalor bahan bakar sesuai dengan peruntukan yang disyaratkan 5) Jenis dan bahan pipa, katup pengaman dan safety devices

6) Sistem isolasi pemipaan

7) Sistem dan jenis peralatan ukur (instruments) 8) Batas emisi gas buang

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan nasional dan internasional yang diijinkan oleh instansi yang

berwenang.

(b) Standar.

1) Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi boiler

(c) Referensi.

1) ASHRAE Handbook, HVAC System and Equipment, 2008 2) ASME 2007, Boiler and Pressure Vessel Code, Section I – 2007

(3)

Perhitungan-perhitungan.

Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: (a) Kapasitas dan tekanan uap nominal Boiler

(b) Penentuan ukuran diameter pipa

(19)

(d) Tebal isolasi

(e) Perhitungan pipa kondensat

(f) Penentuan perangkap uap (steam trap)

(g) Kebutuhan air pengisi (feed water) dan penambah (make up water) (h) Kebutuhan bahan bakar berikut kapasitas penyimpan bahan bakar

(20)

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, dengan menekankan peralatan dan mesin, baik dalam keadaan normal dan darurat.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

4.7.3 Gambar Rancangan.

1) Diagram skematik instalasi Boiler lengkap dengan sistem pemipaan bahan bakar, air pengisi dan penambah, kondensat, cerobong gas buang dsbnya berikut kebutuhan uap tiap titik pemakaian

2) Diagram isometrik sistem pemipaan uap berikut sistem blow down, kondensat, dan bahan bakar.

3) Diagram tekanan dan instrumen (P & I Diagram)

4) Gambar denah perletakkan boiler berikut jalur pemipaan uap

5) Gambar detil sambungan pipa dan bejana tekan, perangkap uap (steam trap) serta blowdownsystem

4.7.4

Lampiran - Lampiran.

(21)

4.8

InstalasiPengolahanSampahPadat.

4.8.1 Lingkup Pekerjaan.

Dokumen instalasi Pengolahan Limbah yang diperiksa meliputi:

(1) Perancangan tempat pembilahan dan pengumpulan sampah padat. (2) Pembakaran sampah dengan incinerator;

(3) Perhitungan jumlah sampah yang harus dikumpul atau dibakar.

4.8.2 Laporan Perancangan

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

(a) Volume sampah padat pada lokasi pengumpul.

(b) Cara-cara transportasi sampah padat dari bangunan gedung ke tempat pengumpul sampah padat dan ke tempat pembuangan akhir;

(c) Penentuan kapasitas incinerator.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Undang-Undang Republik Indonesia, No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(b) Standar.

---(c) Referensi.

---(3)

Perhitungan-perhitungan.

Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses pemilahan ampah padat dan sistem pembakarannya scara berurutan, serta perhitungan kebutuhan bahan bakar dan daya listrik untuk seluruh instalasi.

(22)

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara

pemeliharaan dan pembersihan.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

4.8.3 Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :

(1) Daftar gambar;

(2) Notasi gambar dan penjelasannya;

(3) Gambar perencanaan tapak bangunan (site plan) dan letak tempat pengumpul sampah padat; atau letak incinerator (bila digunakan);

(4) Gambar skematik prinsip kerja incinerator; (bila ada). (5) Gambar detail tempat pengumpul sampah padat; dan (6) Skedul gambar peralatan.

4.8.4

LAMPIRAN-LAMPIRAN.

(23)

BAGIANKEDUA

INSTALASI MEKANIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB - 5

INSTALASI TATA UDARA PADA BANGUNAN GEDUNG

5.1

Ruang Lingkup.

Perancangan Instalasi Tata Udara pada Bangunan Gedung , mencakup :

(1) Instalasi pemipaan air sejuk (chilled water), untuk instalasi tata udara yang menggunakan air sejuk;

(2) Instalasi pemipaan refrijeran, untuk instalasi tata udara DX (Direct Expansion, Split System, Remote Condenser)

(3) Instalasi pemipaan air kondenser, untuk instalasi tata udara dengan kondenser yang didinginkan air;

(4) Instalasi distribusi udara; dan

(5) Instalasi Ventilasi, udara segar dan udara buang. (6) Sistem ekstraksi udara

(7) Sistem presurisasi

5.2

Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(a) Dasar pemilihan sistem.

(24)

(b) Kondisi udara luar untuk perancangan (outdoor design conditions). (c) Kondisi udara ruangan yang dirancang (indoor design conditions). (d) Batas kecepatan udara dalam cerobong (duct).

(e) Batas kecepatan air dalam pipa pada sistem dengan air sejuk. (f) Batas kerugian tekanan dalam pipa refrijeran pada sistem DX.

(g) Persyaratan laju aliran udara segar atau pertukaran udara (air change). (h) Tingkat kebisingan rancangan (design noise criteria) peralatan dan sistem.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, nomor 14 tahun 2012 tentang Manajemen Energi

Permen 26 Perda 7 Perda 8 / 2008 Pergub 38/2012

(b) Standar.

SNI 6389-2011, Konservasi energi selubung bangunan pada Bangunan gedung SNI 6390-2011, Konservasi energi sistem tata udarapada bangunan gedung SNI6571-2001, Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung SNI 6572 – 2001, tentang “Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan

(25)

SNI6575-2001, Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan SNI6196-2011, Prosedur_Audit Energi_pada Bangunan Gedung-web SNI6197-2011, Konservasi Energi pada Sistem pencahayaan-web (c) Referensi.

1) Carrier, Handbook of Air Conditioning System Design, McGraw-Hill Book Company.

2) ANSI/ASHRAE 90.2 – 1993, ASHRAE Standard, Energy Efficient Design of New Low Rise - Residential Buildings

3)

(3)

Perhitungan-perhitungan.

Semua perhitungan untuk perkiraan beban pendingin (load estimate) harus

menggunakan metoda yang telah baku atau telah diterbitkan dalam bentuk buku. Perhitungan ini harus memuat contohperhitungan pada bagian penting atau bagian kritis dari bangunan yang dimaksud meliputi :

(a) Perkiraan beban pendingin typical floor untuk bangunan berlantai banyak. (b) Perkiraan beban pendingin ruang yang menimbulkan beban laten relatif besar,

seperti restoran, ruang kebugaran, dan sebagainya.

(c) Penentuan kapasitas dan tekanan pompa air sejuk dan pompa air kondenser (kalau ada).

(d) Penentuan diameter pipa refrijeran yang terpanjang atau terbesar kerugiannya. (e) Perhitungan kerugian tekanan pipa air sejuk maupun pipa air kondenser untuk

menentukan tekanan (head) pompa.

(f) Perhitungan kerugian tekanan saluran udara (duct) yang utama.

(g) Penentuan kapasitas dan tekanan “pressurization fan“ untuk tangga eksit, dan lif kebakaran.

(h) Perhitungan ventilasi khusus udara luar untuk mendinginkan peralatan yang menimbulkan panas( contoh: ruang trafo, ruang genset dsb ).

(i) Perhitungan ventilasi untuk ruang parkir tertutup kendaraan bermotor. (j) Perhitungan ekstraksi untuk kompartemenisasi

(k) Tabel summary (ringkasan) yang menunjukkan daftar seluruh peralatan termasuk AHU, kapasitas dan luas lantai.

(26)

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, dengan menekankan peralatan dan mesin yang penting/utama, baik dalam keadaan normal, gangguan dan darurat.

Perlu diuraikan pula tata cara pengoperasian dan pengendalian instalasi dan peralatan tata udara dalam keadaan darurat kebakaran, berkaitan dengan prosedur pengamanan bangunan terhadap bahaya asap, atau dalam hubungan dengan smoke management system (kalau dipasang), atau berkaitan dengan

beroperasinya instalasi Penginderaan kebakaran.

Bila dipasang BAS dalam gedung ini, harus diuraikan parameter dan fungsi sistem Tata Udara yang dimonitor oleh BAS, atau dikendalikan oleh BAS.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

5.3

Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang akan dibangun dan sekurang-kurangnya meliputi gambar berikut :

(1) Daftar gambar yang diserahkan (2). Daftar simbol dan singkatan (3). Diagram skematik sistem tata udara :

(a) Sistem distribusi udara, ventilasi dan exhaust

(b) Sistem air sejuk, pemipaan refrijeran, dan pemipaan air kondenser (c) Sistem pembuangan asap dan sistem pressurization tangga eksit.

(4). Gambar denah tata letak saluran udara pada setiap lantai dengan gambar dua garis yang menyatakan lebar saluran udara. Pembagian zona harus dinyatakan dengan jelas apabila direncanakan lebih dari satu zona pada lantai tersebut.

(5). Gambar denah ruang mesin dan peralatannya (plant room), serta detil dan potongan yang perlu untuk memperjelas rancangan tersebut.

(6) Gambar detil posisi AHU, FCU, serta fan-fan lainnya. (7). Skedul mesin dan peralatannya (equipment schedule).

5.4

LAMPIRAN-LAMPIRAN.

(27)

BAGIAN KEDUA

INSTALASI MEKANIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB - 6

INSTALASI TRANSPORTASI VERTIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

6.1

Ruang Lingkup.

Perancangan Instalasi Transportasi Vertikal pada Bangunan Gedung, mencakup : (1) Lif (Elevator)

(2) Eskalator (Escalator, Tangga berjalan) (3) Travelator (Lantai berjalan)

(4) Gondola

6.2

Peraturan, Standar dan Referensi

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan. Permen 26 Perda 7 Perda 8 (b) Standar.

1) SNI 2189 - 1999, tentang “Definisi, Istilah Lif dan Eskalator”

2) SNI 6040 - 1999, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi”

(28)

3) SNI 2190 - 1999, tentang “Konstruksi lif penumpang dengan motor traksi” 4) SNI 2190.1 - 2000, tentang “Syarat syarat umum konstruksi lif yang

dijalankan dengan transmisi hidrolis”.

5) SNI 2190.2 - 2000, tentang “Syarat syarat umum konstruksi lif pelayan (dumbwaiter).

6) SNI 6247.1 - 2000, tentang “Syarat-syarat umum lif pasien”. 7) SNI 6247.2 - 2000, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif

penumpang khusus untuk perumahan”.

8) SNI 6573 - 2001, tentang “Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam gedung (lif)”

9) SNI 7017.1 – 2004, tentang “Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik pada Bangunan Gedung, Pemeriksaan dan Pengujian Berkala”

10) SNI 7017.2 - 2004, tentang “Tata Laksana Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik pada bangunan gedung”.

11) SNI 7052 - 2004, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin”.

(c) Referensi.

1) ASME A 17.1-1996, “Safety Code for Elevators and Escalators”, 2) International Building Code, 2000,

3) Uniform Mechanical Building Code, 2000, 4) ASME A17.2 - 2001; Guide

5) BS5655: Part 1: 1986 atau EN 81 Part 1: 1985 & E115 (Escalator). 6) ANSI-IWCA I - 14.1.

7) Gina Barney, Dr., “Elevator Traffic Handbook, Theory and Practice”, Spon Press, 2003.

8) Barney G.C. and dos Santos, S.M., “Lift Traffic Analysis Design and Control”, Peter Peregrinus, Ltd, 1977.

9) George R. Strakosch, Jeros, Baum and Bolles, “Vertical Transportation: Elevators and Escalator”, John Wiley & Sons, 1983.

10) Philllips, R.S., “Electric Lift”, Pitman Publishing, Ltd, 1973.

(29)

12) Lubomir Janovsky, “Elevator Mechanical Design, Principle and Concept”, Ellis Horwood Ltd., 1987.

13) ILO, “Code of Practice for the Safe Construction and Installation of Electric Passenger, Goods and Service Lift”, International Labor Office, Geneva, 1972.

14) Rodney R. Adler “Vertical Transportation for Buildings”, American Elsevier Publishing Co. Inc., 1970.

15) Stein, Benjamin, Reynolds, John S., Grondzik, Walter T., Kwok, Alison G., “Mechanical and Electrical Equipment for Building”, John Wiley and Sons, 2006.

6.3

Lif.

6.3.1

Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a) Lif (elevator) Penumpang.

1) Jumlah penghuni di setiap lantai dan dalam gedung keseluruhan. 2) Jumlah lantai yang dilayani.

3) Pembagian zona(single zone, multy zone).

4) Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu lifelevator. 5) 5 Minute Handling Capacity.

6) Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih. (b). Lif Barang.

1) Jumlah lantai yang dilayani.

2) Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu lif.

Apabila lif barang juga difungsikan sebagai lif penumpang, maka harus memenuhi persyaratan:

(30)

4) Jumlah pengguna

5) Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih 6) Pembagian zona

7) 5 Minute Handling Capacity

(c). Lif Kebakaran

1) Jumlah lantai yang dilayani.

2) Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu elevator

3) Waktu tempuh maksimum dari lantai dasar/lobby utama sampai lantai teratas.

Apabila lif kebakaran juga difungsikan sebagai lif penumpang, maka perancanganharus memenuhikriteriapersyaratan:

4) Jumlah pengguna

5) Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih 6) Pembagian zona Vertikal / Horizontal

7) 5 Minute Handling Capacity

(2)

Perhitungan-perhitungan.

Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: (a) Pembagian zona pelayanan

(31)

(d) Kapasitas lif

(e) 5 Minute Handling Capacity;

(f) Waktu tunggu rata-rata (Average Waiting Time) (g) Daya listrik yang diperlukan.

(3)

Uraian Cara Kerja Sistem.

a) sistem kontrol sejumlah lif yang dirancang menjadi satu kelompok, sistem kontrol lif yang bekerja secara individual, aksi sistem kontrol (control action) dalam kondisi kebakaran

b) Catu daya listrik dalam keadaan normal dan darurat,.

(4)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

6.3.2 Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :

(1) Daftar gambar

(2) Notasi/simbol dan penjelasannya (3) Diagram sistem lif dan skedul lif

(4) Gambar denah dan potongan lantai tipikal dan non tipikal yang menunjukkan lokasi lif dan lobi lift.

(5) Jalur evakuasi dalam keadaan darurat. (6) Potongan hoistway

(7) Denah ruang mesin dan potongannya

(8) Gambar tampak pintu dan detailnya dilengkapi dengan tombol pemanggil, tombol kebakaran (untuk lif kebakaran) dan indikator posisi lif.

(9) Denah pintu darurat untuk high zone hoistway (express elevator).

(32)

6.3.3 Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

6.4

Eskalator (Tangga Berjalan) dan Travelator

6.4.1 Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a) Jumlah penghuni lantai-lantai yang akan dilayani (b) Pembagian Zona dan luas Zona pelayanan (c) Kapasitas

(d) Lebar, tinggi tempuh dan sudut kemiringan tangga (e) Kecepatan

(f) Pengaturan gerak (naik dan turun) eskalator (g) Sistem pengaman dankeselamatan

(2)

Perhitungan-perhitungan.

Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: (a) Penentuan jumlah unit eskalator

(b) Kecepatan eskalator (c) Kapasitas eskalator dan (d) Daya listrik yang diperlukan.

(33)

a) Sistem kontrol eskalator yang dirancang bekerja secara individual. b) Catu daya listrik dalam keadaan normal dan darurat

(4)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

6.4.2 Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :

Diagram sistem eskalator dan skedulnya, denah tiap lantai yang menunjukkan lokasi eskalator dan arah sirkulasi, tampak samping (elevation).

---6.4.3 Lampiran-Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

6.5

Gondola

6.5.1 Laporan Perancangan

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a) Tinggi bagian gedung yang dilayani (b) Keliling gedung

(c) Luas dan jenis permukaan kulit luar gedung/ bangunan (kaca/ aluminium/ granit dan lain-lain) yang dilayani

(d) Sistem pengoperasian (durasi, peralatan dan jumlah operator)

(e) Sistem gondola, penggantung dan penyangga, dan sistem penggerak

(34)

(f) Sistem pengamanan dan keselamatan.

(2)

Perhitungan-perhitungan.

Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: (a) Jumlah dan jenis gondola yang diperlukan untuk membersihkan permukaan

dinding luar bangunan, disesuaikan dengan bentuk atap gedung; (b) Daya listrik yang diperlukan;

(c) Analisis waktu yang diperlukan untuk membersihkan permukaan dinding luar. (d) Analisis keseimbangan gondola terhadap bahaya terguling dan faktor

keselamatannya dan

(e) Analisis kekuatan dan defleksi rel.

(3)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Cara kerja sistem yang perlu dijelaskan meliputi deskripsi tentang mekanisme penggerak horisontal gondola di atas atap, mekanisme penggerak lengan gondola (memanjang/memendek, berputar) dan mekanisme penggerak vertikal (lifting) keranjang gondola, motor-motor penggerak, perangkat pengereman, perangkat keselamatan.

(4)

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

6.5.2 Gambar Rancangan.

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang akan dibangun dan meliputi gambar berikut:

Gambar denah pergerakan gondola di atap (rel), gambar detil gondola dan keranjang gondola, sistem wire rope pengangkat keranjang gondola, sistem keselamatan, sistem catu daya listrik.

6.5.3 Lampiran - Lampiran.

(35)

BAGIAN KETIGA

INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN

PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB - 7

INSTALASI DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN

7.1

LingkupPekerjaan.

Dokumen instalasi Deteksi dan Alarm Kebakaran yang diserahkan untuk diperiksa mencakup: (1) Seluruh instalasi mulai dari titik deteksi sampai dengan panel pengendali,

(2) panel pembantu,

(3) kabel-kabel termasuk rak kabel,

(4) kawat pembumian lengkap dengan titik/elektrode pembumian, (5) control box,

(6) electrode pembumian dan jalur kawat pembumian sampai ke titik pembumian.

7.2. LaporanPerancangan,

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

(1)

Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(a) Dasar pemilihan sistem, antara lain pemilihan sistem deteksi (konvensional atau addressable/semi sddresseble) serta jenis deteksi (deteksi asap, temperatur atau laju kenaikan temperatur), jenis alarm audio dan visual. Agar disebutkan daerah atau area apa mempertimbangkan faktor ketinggian perletakan detector maupun penghalang lainnya.

(b) Dasar perhitungan dan asumsi-asumsi yang dipergunakan, antara lain jarak antar titik deteksi, luas, zona alarm kebakaran, ketinggian lantai/plafond..

(36)

(c) Faktor keamanan dan faktor-faktor lainnya yang dipergunakan. (d) Bahan dan peralatan yang dipergunakan.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang

“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan”.

2) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun 2008, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. 3) Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahuan

2010, tentang Bangunan Gedung. (b) Standar

1) SNI 3985 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung”

2) SNI 0255-2000 tentang “Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000). 3) SNI 7019-2000 tentang “Sistem pasokan Daya Listrik Darurat

menggunakan Energi Tersimpan”

4) SNI 7018 – 2004 tentang “Sistem Pasokan Daya ListrikDarurat dan Siaga”.

(c) Referensi.

NFPA 72 National Fire Alarm Code, 2007 edition;

NFPA 72 National Fire Alarm Code, 2010 edition;

NFPA 72 National Fire Alarm Code, HANDBOOK, 2010 edition.

(3)

Perhitungan-Perhitungan.

Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian yang kritis yaitu titik deteksi terjauh dari sistem, meliputi :

(a) Penentuan luas zona deteksi/loop

(b) Kapasitas catu daya, proteksi surja/lightningarrester dan pengkabelan dan menyebutkan system dicatu dari panel listrik mana dan ini harus bersesuaian dengan yang tertera pada Dokumen LAK (sebutkan).

(37)

(d) Penempatan panel utama dan panel pembantu serta ruang Pusat Kendali Kebakaran.

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual”.

Dimulai dari timbulnya sinyal deteksi kebakaran, sampai dengan dioperasikannya atau dihentikannya peralatan lain yang terkait. (antara lain: fan untuk tangga eksit, instalasi tata udara dan ventilasi, lif, hubungan/sinyal ke Pos Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)terdekat.

Sistem kerja antar gedung bila dipasang pada beberapa gedung dalam satu kompleks.

Jenis dan kapasitas system catu daya dari sumber pembangkitan yang tersimpan, battere system, kapasitas, system inverter/converter, proteksi, system rekaman dan pantauan.

Bila dipasang Building Automation System (BAS)ataupun Building Information System (BIS) lainnya , dalam gedung harus diuraikan fungsi sistem deteksi yang dimonitor atau dikendalikan oleh BAS.

Bila gedung dilengkapi dengan sistem security (seperti access control system dan sistem CCTV) harus diuraikan keterkaitan dengan fungsi sistem security serta deteksi yang dimonitor oleh sistem security.

(5)

Data Teknis Peralatan

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

7.3

GambarRancangan

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun dan meliputi jenis gambar berikut :

(1) Diagram skematik sistem deteksi kebakaran, termasuk sistem pasokan daya listrik serta pengamannya.

Kebutuhan tertentu oleh pihak DPK, seperti tombol manual dan kabel FRC yang mentriger bekerjanya pressurized fan.

(2) Gambar tapak bangunan yang berkaitan dengan instalasi lainnya.

(3) Gambar tata letak titik deteksi dan alarm tiap lantai (kecuali lantai tipikal cukup satu gambar).

(4) Gambar tata letak panel pengendali utama dan panel bantu, serta lokasi elektrode pembumian, jalur, titik pembumian, bak control dan electrode pembumian Jenis dan jalur kawat pembumian, elektroda pembumian dan lokasinya di denah bangunan lantai dasar. Gambar ini harus sesuai dengan instalasi pembumian sistem listrik;. (5) Gambar lokasi Ruang Kendali Kebakaran serta lokasi Ruang Pusat Peralatan

Utamasebagai Fire Command Center..

7.4

Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

(38)
(39)

BAGIAN KETIGA

INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BANGUNAN GEDUNG

BAB - 8

INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BERBASIS AIR DAN KIMIA

PADA BANGUNAN GEDUNG

8.1

Ruang Lingkup.

Perancangan Instalasi proteksi kebakaran berbasis air dan kimia dalam bangunan gedung, mencakup :

(1) Alat Pemadam Api Ringan/Kimia;

(2) Instalasi Pipa tegak dan Slang Kebakaran; (3) Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis; (4) Instalasi Pompa Kebakaran.

8.2

Alat Pemadam ApiRingan/Kimia.

8.2.1 Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a) Klasifikasi bahaya kebakaran (b) Jumlah dan Perletakan APAR (c) Jenis dan berat APAR

(40)

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26/PRT/M/2008, tentang

“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan”

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang “Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”

3) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta, No. 7 Tahun 2010, tentang “Bangunan Gedung”

4) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakakarta, No. 8 Tahun 2008, tentang “Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun 2008, tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran”. (b) Standar.

1) SNI 3988 – 1995, Pengujian kemampuan pemadaman dan penilaian alat pemadam api ringan.

(c) Referensi.

1) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association. 2) NFPA 10, Standard For Portable Fire Extinguishers, 2013 edition,

National Fire Protection Association.

(3)

Perhitungan-perhitungan.

Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: (a) Perhitungan untuk menentukan lokasi dan jumlah APAR setiap lantai,

(b) Perhitungan untuk menentukan kapasitas pemadam kebakaran dengan bahan lain, misalnya dengan prinsip “total flooding” serta persyaratan ventilasi pasca pemadaman.

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

8.2.2 Gambar Rancangan.

(41)

(1) Daftar gambar;

(2) Notasi gambar dan penjelasannya;

(3) Gambar tata letak APAR pada setiap lantai. (Untuk lantai tipikal cukup 1 lantai). (4) Gambar Alat Pemadam Api jenis “Total Floading”, harus dilengkapi dengan gambar

sistem, kapasitas silinder, katup-katup, alat penurun tekanan, ukuran pipa, dan lain-lain.

(5) Gambar tata letak APAR dapat digabung dengan tata letak hidran gedung dan/atau springkler kebakaran otomatis.

8.2.3 Lampiran - Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

8.3

Instalasi Pipa tegak dan slang kebakaran.

8.3.1 Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a) Tingkat bahaya kebakaran (b) Pembagian zona pemadaman

(c) Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh. (d) Sumber air

(e) Kapasitas reservoir

(f) Kapasitas pompa kebakaran

(g) Jumlah dan perletakan hidran dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standar Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

(42)

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang

“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan”.

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang “Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”

3) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun 2008, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. 4) Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahuan

2010, tentang Bangunan Gedung. (b) Standar.

1) SNI 1745-2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.

2) SNI 6570 – 2001, tentang “Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.

(c) Referensi.

1) Milosh T Purchovky PE, Kenneth E Isman PE, Fire Pump Handbook, National Fire Protection Association, 1998 atau edisi terbaru.

1) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association. 2) NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems. 3) NFPA 20: Standar for the Installation Of Stationary Pumps For Fire

Protection.

(3)

Perhitungan-Perhitungan.

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:

(a) Perhitungan jumlah pipa tegak.

(b) contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.

(c) Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki. (d) Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa. (e) Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa

distribusi dan pipa cabang.

(4)

Uraian Cara Kerja Sistem.

(43)

(5)

Data Teknis Peralatan.

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

8.3.2 Gambar Rancangan,

(1) Daftar gambar;

(2) Notasi gambar dan penjelasannya.

(3) Gambar tapak bangunan (site plan), yang menunjukkan :

(a) jalur “Hidran Kota” (kalau belum tersedia, asumsi perletakan hidran kota); (b) jalur “Hidran Halaman” (jika diperlukan), termasuk koneksi dengan jalur Hidran

Kota;

(c) posisisambungan pemadam kebakaran (Seamese Connection); (d) akses jalan masuk Mobil Pemadam Kebakaran”.dan

(e) Lokasi Perkerasan untuk kedudukan “Mobil pemadam kebakaran” serta akses jalan masuk Regu Pemadam Kebakaran ke dalam bangunan.

(4) Denah bangunan, yang menunjukkan kompartemenisasi bangunan, lokasi “Tangga Eksit” dan lokasi Pipa Tegak.

(5) Diagram skematik sistem pipa tegak dan slang kebakaran, yang menunjukkan : (a) pemipaanpipa tegak dan slang kebakaran,

(b) pemipaansambungan pemadam kebakaran (Seamese); dan (c) pompakebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya.

(5) Gambar tapak bangunan yang menunjukkan jalan evakuasi darurat kebakaran. (6) Gambar tata letak kotak hidran gedung pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup

satu lantai).

(6) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat.

(7) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki.

8.3.3 Lampiran-Lampiran.

(44)

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

8.4

Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis.

8.4.1

Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a) Perletakan dan jumlah katup kendali utama dan katup kendali cabang (b) Perletakan katup pengetesan

(c) Sisa tekanan minimum pada kepala springkler terjauh (d) Sumber air

(e) Kapasitas reservoir

(f) Kapasitas pompa kebakaran

(g) Jumlah dan perletakan kepala springkler dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standard Dinas Pemadam KebakaranPropinsi DKI Jakarta.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang

“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan”.

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang “Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”

3) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun 2008, tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran”. 4) Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahun

2010, tentang “Bangunan Gedung”. (b) Standar

(45)

(c) Referensi.

1) Milosh T Purchovky PE, Automatic Sprinkler Systems Handbook, National Fire Protection Association, 1999 edition, atau yang terbaru.

2) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association. 3) NFPA 13: Standar For The Installation Of Sprinkler Systems

(3)

Perhitungan-Perhitungan.

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:

(a) Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.

(b) Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki (bila menggunakan sistem parsial).

(c) Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa. (d) Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa

distribusi dan pipa cabang.

(4).

Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

(5).

Data Teknis Peralatan.

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

8.4.2

Gambar Rancangan,

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa merupakan gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :

(1) Daftar gambar;

(2) Notasi gambar dan penjelasannya.

(3) Diagram skematik sistem springkler kebakaran otomatis, yang menunjukkan : (a) pemipaanpipa tegak springkler kebakaran otomatis (bila menggunakan sistem

parsial),

(b) pemipaansambungan pemadam kebakaran (Seamese) (bila menggunakan sistem parsial); dan

(c) pompakebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya.(bila menggunakan sistem parsial),

(4) Gambar tata letak kepala springkler pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).

(5) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat. (bila menggunakan sistem parsial),

(6) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki.(bila menggunakan sistem parsial),

(7) Skedul peralatan yang digunakan.

8.4.3 Lampiran-Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

(46)
(47)

BAGIAN KETIGA

INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BANGUNAN GEDUNG

BAB - 9

KOMPARTEMENISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ASAP

9.1

Lingkup Pekerjaan.

9.2

Laporan Perancangan.

Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)

Kriteria Perancangan.

(2)

Peraturan, Standar dan Referensi.

(a) Peraturan.

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang

“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan”.

2) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun 2008, tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran”. 3) Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahun

2010, tentang “Bangunan Gedung”. (b) Standar.

1) SNI 1735 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

2) SNI 1736 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung”.

3) SNI 1746 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung”.

4) SNI 6571 – 2000, tentang “Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung”.

5) SNI 7012 – 2004, tentang “Sistem Management Asap di dalam Mal, Atrium dan Ruangan bervolume besar”.

(48)

(b) Standar.

1) NFPA 101, Life Safety Code, 2006 Ediition, National Fire Protection Association.

2) NFPA 101, Life Safety Code, Handbook, 2006 Edition, National Fire Protection Association.

(3)

Perhitungan-Perhitungan.

………..

………..

………..

(4).

Uraian Cara Kerja Sistem

………..

………..

………..

(5).

Data Teknis Peralatan.

Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

9.3

Gambar Rancangan,

………..

(49)

9.4

Lampiran-Lampiran.

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.

PENUTUP

(1) Pedoman Pengajuan Dokumen Rancangan Instalasi dan Perlengkapan Bangunan Gedung diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh Para Perancang Instalasi dan Perancang Bangunan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam rangka kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung, untuk menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bangunan gedung dan lingkungannya.

(2) Bangunan gedung yang perancangannya sebelum pedoman teknis ini ditetapkan dan belum memperoleh persetujuan Ijin Mendirikan Bangunan harus segara melakukan penyesuaian sesuai dengan pedoman ini.

(2) Disamping pedoman pengajuan rancangan instalasi dan perlengkapan bangunan tersebut di atas dapat digunakan sebagai rujukan Pedoman-pedoman lain yang isinya tidak bertentangan dengan pedoman ini.

Gambar

Gambar Rancangan.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu kendala yang dihadapi adalah adanya penurunan efektifitas siphon karena adanya penyempitan diameter selang yang diduga akibat adanya kandungan Fe dan Mn

Untuk data jumlah mesin dan waktu setup yang terdapat di setiap stasiun kerja dapat dilihat. pada

Di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, kanker serviks merupakan penyakit dengan angka kejadian yang tinggi, namun belum ada data tentang prevalensi dan faktor risiko

Dalam menentukan potensi kerugian kebakaran dapat ditentukan dengan menilai kerugian jika terjadi kebakaran pada satu tangki timbun flammable dan combustible material, hal

Robbins (2008) menyatakan bahwa semakin kohesif suatu kelompok, para anggota semakin mengarah ke tujuan. Selanjutnya tingkat kohesivitas akan memiliki pengaruh

Kondisi agroekosistem KADTBB SU yang sangat sesuai untuk pengembangan peternakan termasuk kerbau, adanya lahan kosong dan lahan-lahan pertanian banyak ditumbuhi rumput alam

Apabila statu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan  bahwa sampel itu

Penyediaan pengundaraan alami dalam !angunan adalah aspek yang sangat penting, !isa di katakana le!ih penting daripada aspek pencahayaan. &al ini karena ke!utuhan utama