• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN

DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan Guna M emperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SITI MUDHAIFAH

(2)
(3)

KEM ENTERIAN AGAM A

SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 02. Telp.(0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m a il: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

NOTA PEMBIMBING

Lampiran : 3 exemplar Hal : Naskah skripsi

Saudara Siti Mudhaifah

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamualaikum wr wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, m aka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara

Nama : Siti M udhaifah Jurusan/program studi : Tarbiyah/PAI

Judul Skripsi : PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REM AJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Salatiga, 23 Juli 2010

(4)

K EM EN TER IA N AGAMA

SEK O LA H TIN G G I AGAM A ISLAM N E G E R I (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02. Telp.(0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiea.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara : SITI M UDHAIFAH dengan nomor induk mahasiswa :11106004 yang berjudul : “PENDIDIKAN AGAMA DALAM K ELU ARG A TERHADAP PERILA K U SOSIAL REM A JA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAM ATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.Telah dimunaqosyahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 A gustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 R am adhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 31 Aeustus 2010 M 21 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian

^Sekretaris Sidang r

Dr. Itahmat H^Trivadi.M.Pd

NIP. 19670112 199203 1 005

Penguji II

4

^

-Beny Ri lw an,M .H um NIP. 19730520 199903 1 002

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Mudhaifah

NIM -.11106004

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 23 Juli 2010 Penujis

(6)

M O T T O

a*J £ * u !

“Sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan ”

“Perubahan itu berasal dari diri kita sendiri,sekuat apapun orang lain merubah tidak

(7)

PERSEM BAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan begitu banyak kasih sayang dan banyak

berkorban untukku hingga aku seperti sekarang.

2. Kakak-kakakku, semua keponakanku dan seluruh keluarga besar yang telah mendukungku.

3. Seseorang yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Teman-temanku lilies, mieta dan Anies serta semua teman PAI A yang telah

melukis begitu banyak kenangan.

5. Para Dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku

6. Semua teman angkatan 2006.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

DEKLARASI... iii

MOTTO...iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR...vi

DARTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan M asalah... 5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Hipotesis Penelitian... 5

E. Kegunaan Penelitian... 6

F. Definisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian...8

H. Sistematika Penulisan Skripsi...13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama dalam Keluarga... 15

(9)

2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak...23

3. Pendidikan Agama dalam Keluarga... 30

B. Perilaku Sosial Remaja... 35

1. Pengertian Perilaku Sosial Remaja... 35

2. Bentuk Bentuk Perilaku Sosial...44

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial Remaja... 46

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja... 50

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN...55

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 55

1. Keadaan Geografis... 55

2. Monografis... 56

B. Penyajian Data... 59

1. Nama Responden... 59

2. Data Pendidikan Agama dalam Keluar dan Perilaku Sosial Remaja...60

3. Data Hasil Angket... 65

BAB IV ANALISIS DATA... 72

A. Analisis Deskriptif (tiap-tiap variabel)...72

B. Pengujian Hipotesis... 85

C. Pembahasan...88

BAB V PENUTUP... 89

A. Kesimpulan... 89

(10)

DAFTAR TABEL

I. TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DUSUN BANARAN

DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN...56

II. TABEL KONDISI AGAMA PENDUDUK DUSUN BANARAN

DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN...57

III. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN... 58

IV. TABEL NAMA RESPO ND EN ... 59 V. TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN

BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN... 60

VI. TABEL DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA

BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN... 63

VII. TABEL HASIL ANGKET PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN

BANDUNGAN... 67 VIII. TABEL HASIL ANGKET PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN

BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN

BANDUNGAN... 70 IX. TABEL REKAPITULASI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN

(11)

X. TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

DUSUSN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN

BANDUNGAN...74

XI. TABEL REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL REMAJA

DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN

BANDUNGAN... 79 XII. TABEL DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN

DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN...80 XIII. TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA PENDIDIKAN AGAMA

DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN

(12)

DAFTAR LAM PIRAN

1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

2. PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

3. NOTA PEMBIMBING

4. SURAT KETERANGAN PENELITIAN 5. ANGKET

(13)

BA BI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan tempat atau wadah bersosialisasi yang pertama kali bagi seorang individu. Dalam keluarga seorang individu mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya. Keluarga juga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak. Seorang anak akan mengetahui banyak hal untuk pertama kalinya dari keluarga. Pendidikan dalam keluarga juga menjadi sangat penting karena hal ini akan menentukan kehidupan dan perilaku anak tersebut dimasa mendatang.

Pendidikan dalam keluarga tidak hanya pada masalah akidah dan ibadah, namun juga pada masalah-masalah mu’amalah yang berhubungan dengan orang lain. Dalam keluarga seorang anak disiapkan untuk bisa hidup bermasyarakat dengan lingkungannya dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut Daradjat (1995:67) menyatakan sebagai berikut.

(14)

bertengkar antara satu sama lain (ibu-bapak), maka si anak akan berkembang menjadi anak yang kurang pandai bergaul, menjauh dari teman-temannya, mengisolasi diri dan mudah terangsang untuk berkelahi dan pribadi negatif, yang condong kepada curiga dan antipati terhadap lingkungan.

Keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar akan menghasilkan anak yang baik dan keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang salah dan tidak baik akan menghasilkan anak yang tidak baik pula. Jadi baik dan buruknya seorang anak tergantung pada bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam Al- Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6 dituliskan:

S * 7 r * S

Artinya : “Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintah-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S.At-Tahrim: 6)

(15)

Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak budaya asing yang masuk dalam budaya Islam. Budaya tersebut membawa dampak yang cukup signifikan dalam dunia Islam. Hal ini menyebabkan bergesernya nilai-nilai dan norma-norma agama. Banyak umat muslim, khususnya para remaja terpengaruh budaya tersebut. Remaja yang kondisinya masih sangat rentan terpengaruh hal-hal baru yang mereka temukan, akan kesulitan menyaring dan memfilter mana yang baik dan yang buruk untuk dirinya. Remaja akan mudah meniru hal hal baru meskipun itu tidak baik bagi diri mereka.

Sekarang ini banyak terlihat para remaja yang berperilaku buruk tanpa lagi merasa malu akan apa yang dilakukannya. Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Remaja yang berperilaku buruk, orang tua yang kurang memperhatikan anak, ataukah budaya asing yang masuk dalam budaya Islam? Mungkinkah remaja yang berperilaku buruk atau tidak baik, tidak mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya? Ataukah remaja tersebut mendapatkan pendidikan agama namun tidak digunakan atau diamalkan?. Banyak faktor yang menyebabkan seorang remaja berperilaku buruk. Faktor-faktor tersebut bisa dari dirinya sendiri bisa juga dari lingkungan sekitarnya.

Di Dusun Banaran terdapat sebuah pondok pesantren yang diasuh oleh seorang kiai. Santri yang belajar di Pondok tarsebut berasal dari beberapa daerah disekitar Dusun Banaran. Banyak juga remaja dan anak-anak dusun Banaran yang belajar di Pondok tersebut. Meskipun

(16)

demikian, akhir-akhir ini banyak teijadi fenomena- fenomena yang cukup membuat masyarakat menjadi sedikit terganggu. Fenomena tersebut bermacam-macam seperti adanya pencurian oleh anak-anak, perilaku remaja yang tidak sesuai norma yang ada sampai pada teijadinya kasus hamil diluar nikah.

Peristiwa-peristiwa tersebut tentu saja mengejutkan. Dusun Banaran yang didalamnya terdapat pesantren dan hampir seluruh penduduknya memeluk agama Islam mengalami hal semacam ini. Pendidikan tentang agamapun juga sudah dilakukan oleh masyarakat Dusun Banaran sendiri. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan mengaji pada malam hari yang dilakukan di rumah- rumah warga. Kegiatan-kegitan keagamaan juga

dilaksanakan tapi tetap saja fenomena memprihatinkan ini tetap terjadi.

Siapa yang harus disalahkan? Setiap orang tua pasti telah berusaha mendidik anak-anak mereka dengan baik. Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya menjadi rusak dan tidak bermoral.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dengan mengambil judul “PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA

DI DUSUN BANARAN, DESA BANYUKUNING, KECAMATAN

(17)

B. Rumusan M asalah

1. Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang?

2. Bagaimana perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang?

3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauhmana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.

2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusum Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.

C. Hipotesis Penelitian

(18)

antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Dengan penelitian ini kita diharapkan lebih mampu mengatur dan memanajemen perilaku kita dalam kehidupan sosial, sehingga tidak menimbulkan perilaku yang menyimpang.

2. Memberikan pemahaman yang lebih, khususnya bagi para orang tua bahwa pendidikan agama dalam keluarga sangat penting.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan khususnya bagi penulis dalam menyiapkan diri sebagai pendidik.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekaburan dan biasnya pengertian dalam memahami makna dari istilah yang penulis gunakan maka penulis perlu memberikan penegasan istilah

1. Pendidikan agama

Pendidikan adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103).

(19)

ditekankan untuk lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam (Isna, 2001:63).

Menurut penulis pendidikan agama adalah pengajaran yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak tentang agama dengan cara memberikan pemahaman ataupun pembimbingan.

Yang dimaksud dengan pendidikan agama dalam keluarga disini adalah usaha memberikan pemahaman dan bimbingan yang dilakukan oleh orang tua (ayah-ibu) tentang agama kepada anak dengan maksud agar anak dapat memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama dengan baik.

2. Perilaku sosial

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:859). Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat (Depdiknas, 2007:1085).

Perilaku sosial adalah reaksi seseorang (remaja) dalam perjalinan secara harmonis dengan lingkungan sosial atau masyarakat (Chaplin, 1989:19).

Menurut penulis perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah laku individu yang muncul dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat.

(20)

kedewasaan. Masa ini merupakan masa-masa rentan bagi seorang individu.

Usia remaja yang hampir disepakati oleh banyak ahli jiwa adalah antara usia 13 sampai 21 tahun (Daradjat, 1975:11).

Yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja adalah sikap dan tingkah laku seorang remaja dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Jadi, pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja maksudnya adalah pengaruh atau akibat yang muncul dari adanya pendidikan agama yang dilaksanakan dalam keluarga terutama oleh orang tua (ayah-ibu) terhadap perilaku (sikap dan tingkah laku) anak (remaja) dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

(21)

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, kec. Bandungan, Kab. Semarang.

3. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua lika-liku yang ada didalam populasi (Arikunto, Revisi IV 1998:115).Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 ,lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1987:107). Melihat jumlah populasi yang ada kurang dari 100, maka penulis memutuskan untuk menggunakan populasi yang ada yaitu 30 responden.

4. Pengumpulan data

Langkah- langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung ditempat penelitian ditambah dengan metode dokumentasi, a. Metode angket

(22)

b. Metode observasi

Merupakan metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1986:136). Metode ini digunakan sebagai metode pelengkap pada penelitian ini.

Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan dengan jalan mengamati kehidupan sehar- hari para remaja,

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan ,transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1987:188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan obyek penelitian serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian.

5. Instruman penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang pendidikan agama dalan keluarga dan yang kedua angket tentang perilaku sosial.

Variabel 1 : Pendidikan Agama dalam Keluarga Subvariabel : 1. Pendidikan Akidah

(23)

3. Pendidikan Akhlak Indikator

Variabel II : Subvariabel :

Indikator :

1. Mengenalkan tentang adanya Allah 2. Mengenalkan tentang rukun iman 3. Mengenalkan tentang rukun Islam 4. Membimbing melaksanakan shalat 5. Membimbing membaca Al-Qur’an 6. Membimbing melaksanakan puasa 7. Membimbing melaksanakan sedekah 8. Membimbing untuk berakhlak baik 9. Memberi contoh tentang akhlak terpuji

10. Mendidik untuk membaca doa setiap melakukan kegiatan

Perilaku Sosial 1. Terhadap keluarga

2. Terhadap orang lain dan masyarakat 1. Menghormati orang tua

2. Bersikap baik terhadap orang tua 3. Melaksanakan nasehat orang tua 4. Menghormati anggota keluarga lain

5. Bersikap baik terhadap anggota keluarga lain 6. Sopan dalam bergaul

(24)

9. Mau menerima dan memberi saran 10. Tidak mengganggu orang lain 6. Analisis data

Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus statistik korelasi product moment.

a. Untuk tujuan penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan prosentase

P = — xl00%

N

Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi

N : Jumlah responden

b. Untuk tujuan penelitian yang ketiga penulis menggunakan rumus statistik product moment

Z * 7

(2>XZ7)

r- =

V

N

Z * 2-

( z * ) 2

N

Z 72-

(Z7)2!

N

Keterangan :

% : Koefisien korelasi antara X dan Y XY : Produk dari X dikali Y

(25)

F. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian

H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga 1. Pengertian pendidikan agama

2. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak

3. Pendidikan agama dalam keluarga

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian perilaku sosial 2. Bentuk-bentuk perilaku sosial

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap

(26)

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian B. Penyajian Data

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif (tiap-tiap variabel) B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan BAB V : PENUTUP

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penidikan Agama Dalam Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Agama

Pendidikan adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103).

Melihat pengertian pendidikan diatas maka pendidikan agama diartikan sebagai usaha yang lebih khusus dari orang dewasa kepada anak mengenai agama dengan maksud agar anak memahami dan menghayati ajaran agama sekaligus juga mengamalkan ajaran agama tersebut.

Pendidikan agama disini tidak hanya terfokus pada masalah- masalah akidah, masalah ibadah namun juga pada masalah mu’amalah yang berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak hanya wajib manjaga hubungan baik dengan Allah (hablun min Allah), tapi juga wajib menjaga hubungan baik dengan sesama

(28)

sekitamya.Berkaitan dengan ini Azizy (2003:63) menyatakan sebagai berikut.

Ajaran mengenai mu’amalah bayna al-nas ini sebenarnya sangat populer ditengah tengah masyarakat, namun sangat kecil orientasi dalam praktek. Itulah sebabnya, etika sosial dalam kehidupan masyarakat sangat kurang mendapatkan perhatian pada tatanan prakteknya. Bukankah masalah kemanusiaan, yang begitu banyak ayat dan hadis menyebutkan, sebenarnya harus mendapat perhatian utama dan serius? Akibat kurangnya perhatian pada masalah ini, hubungan manusia dengan lingkungannya (alam dan sosial) kurang mendapat apresiasi sewajarnya.

Pendidikan agama seharusnya diarahkan pada pembentukan sikap religius dan tidak diajarkan hanya dengan cara mendoktrinisasi, namun harus dengan pemahaman dan penghayatan yang mendalam

agar maksud dan tujuannya dapat tercapai.

Sebagai petunjuk, agama sesungguhnya memberi pokok- pokok ajaran untuk dijadikan landasan berperilaku bagi pemeluknya (Azizy, 2003:64). Ajaran yang bersumber dari agama jelas bisa dijadikan landasan atau ketentuan serta ukuran dalam bersikap dan berperilaku pada masa sekarang ini ataupun dimasa yang akan datang. Ajaran agama tidak pernah berubah karena semua bersumber

pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an secara garis besar merupakan nilai kebenaran (metafisis dan saintis) dan nilai moral atau nilai akhlak. Kedua nilai tersebut dapat menjadi penuntun manusia

dalam menjalankan kehidupan secara baik.

(29)

menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an maka masyarakat muslim akan menghadapi kendala dan tantangan dalam mengupayakan pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri.

Secara normatif, tujuan implementasi nilai-nilai Al-Qur’an ada tiga hal yaitu dalam dimensi spiritual, dalam dimensi budaya, dan dalam dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan.

Dimensi spiritual meliputi iman, takwa dan akhlak mulia (ibadah dan mu’amalah). Dimensi spiritual ini tersipul dalam satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat (Al Munawar, 2005:7). Pendidikan Akhlak harus mengutamakan pada sikap, tabiat, dan perilaku yang menggambarkan tentang nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

(30)

dan lainnya dalam proses dan upaya membentuk kondisi yang mencerminkan pola hidup yang sesuai dengan norma islam.

Tanggung jawab kemasyarakatan dilakukan dengan pembentukan hubungan sosial melalui upaya penerapan nilai akhlak dalam pergaulan sosial. Langkah pelaksanaanya mencakup melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan keji dan tercela, mempererat hubungan keija sama, meningkatkan perbuatat terpuji dan bermanfaat, membina hubungan yang sesuai dengan aturan.

Dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan mencakup cerdas, kreatif disiplin, professional, dan produktifDimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang mencakup tiga proses yaitu analisis, kreatifitas dan praktis (Al Munawar, 2005:9).Dalam membentuk kecerdasan hal yang paling utama adalah pendidikan dalam keluarga. Setelah keluarga barulah sekolah memberikan tambahan.

Dalam keluarga pendidikan agama terbagi menjadi tiga hal

pokok yaitu:

a. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akidah Pendidikan tentang akidah (keimanan) merupakan langkah awal dalam mengenalkan tentang adanya Dzat yang maha kuasa yang menciptakan dunia seisinya. Langkah ini dapat dimulai

(31)

1) Memperkenalkan tentang adanya Allah swt

Pendidikan agama yang pertama kali dilakukan adalah dengan mengenalkan tentang adanya Allah. Memberikan pengertian kepada anak bahwa terdapat suatu dzat yang berkuasa lebih dari segala-galanya didunia ini. Memberikan pengertian kepada anak bahwa Allah lah yang telah menciptakan dunia seisinya.

2) Memperkenalkan tentang rukun iman

Memperkenalkan rukun iman dimulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Diawali dengan iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada qodho dan qodar serta iman kepada hari akhir.

3) Memperkenalkan tentang rukun Islam.

Memperkenalkan rukun kepada anak juga harus dilakukan agar anak benar benar memahami hal-hal penting tentang Islam dan agar anak mempunyai prinsip bahwa ia beragama Islam bukan karena mengikuti orang tuanya. Pengenalan rukun Islam diawali dengan Syahadat, Shalat. Puasa, Zakat dan Haji.

Dengan pendidikan tentang akidah (keimanan) ini diharapkan seseorang akan mampu meyakini atau mempercayai keesaaan Allah dan akan dengan sungguh-sungguh melaksanakan apa yang menjadi

(32)

pembimbingan ini anak akan terbiasa melaksanakan shalat sekalipun tanpa bimbingan orang tua lagi.

2) Membimbing untuk membaca Al-Qur’an

Kebiasaan membaca Al-Qur’an harus ditanamkan sejak dini agar ketika dewasa anak sudah terbiasa melaksanakannya.

3) Membimbing melaksanakan puasa

Puasa merupakan bentuk ibadah yang cukup berat bagi anak-anak yang belum terbiasa melaksanakan. Maka bimbingan orang tua cukup penting dilakukan. Pertama kali dapat dilakukan dengan memberikan janji memberikan sesuatu (iming-iming)Jika anak sudah mulai terbiasa hal itu tidak perlu dilakukan lagi.

4) Membimbing untuk melaksanakan sedekah.

Memberikan sedekah merupakan sarana atau alat membersihkan diri dan juga agar kita ikhlas memberikan sebagian milik kita yang menjadi hak mereka yang tidak mampu.

c. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akhlak

(33)

pengendali psikis dan sosiaLAklak juga yang membedakan manusia dengan ciptaan Allah yang lain.Tanpa Akhlak maka kedudukan manusia sama dengan kedudukan binatang ataupun tumbuhan.Pendidikan akhlak dalam Islam pertama-tama menekankan keikhlasan niat kepada Allah. Penekanan dimaksudkan agar akhlak benar-benar berakar,bukan artifisial yang bisa berubahmengikuti perubahan situasi dan kondisi serta lingkungan pergaulan (Aly & Munzier, 2003:91). Pembentukan akhlak yang baik juga harus dilakukan melalui proses pembiasaan secara terus menerus. Maka, pendidikan tentang akhlak dapat dilaksanakan dengan:

1) Membimbing untuk berakhlak baik

Akhlak atau tingkah laku merupakan salah satu ukuran atau kriteria yang akan menentukan diterimanya seorang individu dalam suatu kelompok. Dengan ini akhlak merupakan hal penting bagi kehidupan individu.

2) Memberi contoh akhlak terpuji

Akhlak tidak akan terbentuk hanya dengan pembimbingan. Seorang anak akan mudah bersikap baik ketika ia juga menemukan orang lain bersikap baik pula. 3) Membimbing untuk selalu mensyukuri nikmat Allah

(34)

melakukan hal-hal buruk ketika ia tidak mendapatkan

keinginannya. Hal ini akan menumbuhkan sikap qana’ah dan tidak berlebihan.

Ketiga aspek pendidikan agama diatas merupakan bentuk kesatuan yang antara satu dengan yang lain saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Ketiganya harus dilaksanakan dengan baik agar tujuan pendidikan Islam dalam membentuk dan menyiapkan individu yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dapat terealisasi. Dengan melaksanakan ketiga aspek tersebut maka, usaha pembentukkan insan kamil dapat benar-benar terlaksana.

2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak

Berbicara mengenai tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan agama anak, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mengenalkan dan menanamkan nilai atau ajaran agama pada anak. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9 yang berbunyi:

(35)

hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang benar. (Q.S. An-N isa': 9)

Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa setiap orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan bekal untuk anak-anak mereka yang akan dijadikan pedoman dan landasan hidup. Pendidikan yang dilakukan orang tua sangat menentukan baik dan buruknya kehidupan anak dimasa mendatang.

Seorang anak yang dibesarkan, dipelihara dan dididik dalam rumah tangga yang aman ten tram, penuh dengan kasih sayang, akan tumbuh dengan baik dan pribadinya akan terbina dengan baik pula. Lebih lebih lagi apabila ibu-bapaknya mengerti agama dan menjalankannya dengan taat dan tekun. Setiap gerak, sikap, dan perlakuan yang diterima si anak dalam keluarganya, akan menentukan macam pribadinya yang bertumbuh nanti (Daradjat,

1975:68)

Seorang anak tidak hanya membutuhkan materi. Sejalan dengan pertumbuhanya, maka kebutuhan seorang anak juga akan meningkat. Termasuk dalam hal keberagamaanya. Perhatian, kasih sayang dan pendidikan serta bimbingan tentang agama juga harus diberikan agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang baik dan tertanam sikap religius dalam dirinya.

(36)

sinilah para orang tua diharapkan dapat mamberikan pendidikan agama kepada anak. Dengan pantauan dan bimbingan yang baik dari orang tua, seorang anak tidak akan mudah terpengaruh hal-hal buruk yang datang dari luar. Dengan melakukan pendidikan agama kepada anak setidaknya para orang tua turut memperjuangkan nasib generasi muda.

Berkenaan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka usaha menegakkan akhlak mulia merupakan suatu keharusan mutlak-Akhlak yang mulia menjadi dasar atau pilar utama untuk tumbuh dan berkembangnya suatu bangsa. Keeksistensian suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh sejauhmana rakyat dan bangsa itu menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak dan moral. Berkaitan dengan ini Al Munawar(2005:26) menyatakan sebagai berikut.

Nilai-nilai akhlak mulia hendaknya ditanamkan sejak dini melalui pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga melalui pembudayaan dan pembiasaaan.Kebiasaan itu kemudian dikembangkan dan diaplikasikan dalam pergaulan hidup masyarakat Disini diperlukan kepeloporan dan para pemuka agama serta lembaga- lembaga keagamaan yang dapat mengambil peranterdepan dalam membina akhlak mulia dikalangan umat.

(37)

bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Para orang tua biasanya dekat dengan anak-anaknya, maka untuk membimbing dan melakukan pendidikan akhlak terhadap anak relatif lebih mudah.

Dalam mendidik anak dibutuhkan kemampuan yang baik, pengetahuan yang cukup dan kesabaran ekstra. Orang tua harus bisa menjadi teladan yang baik untuk anak karena segala perilaku orang tua akan dicontoh oleh anak.O!eh karena itu, dalam mendidik anak orang tua tidak boleh berlaku kasar ataupun melakukan hal-hal yang bisa mengganggu proses pendidikan karena hal tersebut dapat berakibat buruk bagi anak. Orang tua sebaiknya memiliki sifat-sifat seorang pendidik.Sifat-sifat tersebut antara lain:

a. Sabar

Merupakan sifat yang paling utama yang harus dimiliki seorang pendidikJDengan kesabaran seseorang akan mampu bersikap dewasa dalam menghadapi anak didik yang mempunyai bermacam karakter.

b. Lemah lembut

Sikap lemah lembut dalam mendidik akan menimbulkan rasa simpati pada anak didik. Hal ini akan memudahkan seorang pendidik dalam menyampaikan materi kepada anak

(38)

c. Luwes dalam bertindak

Sikap luwes akan membantu seorang pendidik dalam menghadapi dan menangani setiap masalah yang timbul. Orang yang luwes dalam bertindak akan mudah beradaptasi dalam kondisi apapun.

d. Mengendalikan emosi

Mudah marah merupakan sifat yang kurang baik bagi seorang pendidik.01eh karena itu, mengendalikan emosi sangat penting.Seseorang yang mampu mengendalikan emosi tidak akan mudah melakukan hal-hal yang tidak baik.

e. Bersikap demokratis

Dalam mendidik anak, tidak baik dilakukan dengan paksaan. Anak-anak juga harus diberikan kebebasan memilih apa yang menjadi pilihannya.Dengan begitu anak akan merasa dihormati.

f. Menasehati seperlunya

Terlalu banyak dan terlalu sering memberikan nasehat kepada anak akan membuat anak menjadi bosan dan tertekan.Namun.,membiarkan anak terlalu leluasa juga kurang baik.01eh karena itu, seorang pendidik harus berada ditengah-

tengah.

(39)

juga sangat menentukan berhasil dan tidaknya pendidikan tersebut. Ada beberapa cara atau pola asuh yang biasa digunakan oleh para orang tua antara lain yaitu sebagai berikut

1) Pola asuh otoriter

Merupakan pola asuh yang menekankan segala aturan orang tua harus ditaati secara penuh oleh anak.Orang tua berlaku semau mereka dan memaksakan kehendak mereka kepada anak tanpa memperhatikan kemauan anak.Pola asuh seperti ini akan akan membuat anak kurang inisiatif, penakut,tidak percaya diri, minder dalam bergaul dengan teman-temannya. Akibat yang lebih buruk jagu dapat muncul seperti anak akan menjadi pemberontak dan melampiaskan kekesalan mereka pada hal-hal yang tidak baik seperti menggunakan narkoba.Maka pola asuh ini tidak akan membuat anak menjadi baik namun malah sebaliknya.

2) Pola asuh permisif

(40)

positifnya yaitu jika anak menggunakan kepercayaan orang tuanya dengan baik maka akan tumbuh sikap mandiri, kreatif inisiatif, mampu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan oleh orang tuanya.

3) Pola asuh demokratis

Dalam pola asuh ini antara orang tua dan anak mempunyai kedudukan yang sejajar.Tidak ada sikap saling memaksa dan berkuasa antara satu dengan yang lain. Semua keputusan diambil dengan mempertimbangkan kedua belah pihak.Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak dengan tetap berada dalam pengawasan orang tua dan meminta pertanggung jawaban anak. Akibat positif dari pola asuh ini adalah anak akan mampu bertanggung jawab atas semua tindakannya.Dan untuk akibat negatifnya yaitu anak cenderung meremehkan wibawa orang tua karena kedudukan yang sejajar dan keputusan yang diambil berdasarkan kedua belah pihak.

4) Pola asuh situasional

Merupakan pola asuh yang mencampurkan ketiga pola asuh diatas.Pola asuh ini memungkinkan orang tua untuk menerapkan pola asuh secara fleksibel dan sesuai dengan kondisi dan keadaan. Pola asuh ini digunakan ketika para orang tua tidak menerapkan salah satu pola yang telah disebutkan sebelumnya.

29

Setelah mengetahui bahwa pola asuh menentukan berhasil dan tidaknya suatu pendidikan , maka para orang tua sebaiknya benar- benar mampu memilih model pola asuh yang akan digunakan dalam mendidik anak.

(41)

masalah yang dialaminya dan akan berusaha mencari pemecahan masalah tersebut.

Demikian disamping melakukan pendidikan tentang agama, orang tua juga hendaknya memberikan perhatian yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lain dari anak. Sebagaimana dikatakan oleh Mustaqim(2005:136) bahwa:

Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.Aspek sosial dan individual hams seimbang, termasuk dalam masalah kesalehan, yaitu kesalehan ritual individual dan kesalehan sosialjtulah mengapa umat Islam disebut umat moderat atau tengah-tengah (ummatan wasathan).

Apabila pendidikan dalam keluarga telah dilakukan dengan baik dan seimbang, maka untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia dan berkepribadian baik bukanlah hal yang sulitDan hal ini marupakan tugas bagi para orang tua dalam malkukan pendidikan tersebut.

B. Perilaku Sosial Remaja

1. Pengertian perilaku sosial remaja

Perilaku sosial adalah cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia (Poerwadarminta, 1976:553). Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan (Poerwadarminta, 2006:1141).

(42)

kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1999:362).

Remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis dan psikososial (Dariyo, 2004:14).

Menurut penulis yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja adalah perbuatan dan tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari harinya yang berhubungan dengan masyarakat.

Berbicara mengenai remaja,tentu banyak hal yang menarik.Secara umum masa remaja terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal,masa ini teijadi pada usia antara 13-14 tahun.Selanjutnya yaitu masa remaja tengah,masa ini teijadi pada usia antara 15-17 tahun.Yang ketiga yaitu masa remaja akhir, masa ini teijadi pada usia antara 18-21 tahun.

Masa remaja merupakan masa rentan bagi seorang individu.masa ini adalah masa dimana seorang anak mempunyai rasa penasaran yang tinggi dan adanya keinginan yang besar untu mencoba hal-hal baru yang belum mereka temukan sebelumnya.Masa remaja mempunyai banyak cirri-ciri.Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu:

a. Rasa ingin tau yang besar

(43)

pahami,selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahuinya.

b. Bersifat imajinatif

Remaja akan selalu mempunyai khayalan-khayalan tentang sesuatu yang tidak atau belum pernah teijadi.

c. Merasa tertantang oleh kemajemukan

Kondisi masyarakat yang majemuk akan mendorong seorang remaja untuk mencoba-coba hal baru meski kadang itu berdampak buruk pada dirinya.

d. Sikap berani mengambil resiko

Sikap remaja yang selalu penasaran dan ingin mencoba-coba akan membuat mereka berani mengambil resiko yang paling buruk sekalipun asalkan keinginannya dapat terpenuhi.

e. Selalu ingin mmenjadi perhatian dari orang sekitar

Remaja selalu mempunyai keinginan untuk bisa menjadi pusat perhatian dalam lingkungannya.01eh karena itu, mereka kadang melakukan tindakan-tindakan yang diluar batas agar mendapat perhatian dari orang-orang disekitamya.

(44)

tidak mempedulikan akibat yang timbul dari perilaku buruk yang mereka lakukan.

Perilaku sering juga disebut dengan akhlak atau moral. Moral ialah kelakuan yang sesuai dengan ukuran- ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan atau tindakan tersebut (Daradjat, 1985:63)

Seperti yang telah kita ketahui bahwa akhlak atau moral membutuhkan bimbingan dan binaan agar terarah pada akhlak yang baik dan bukan pada akhlak yang buruk atau menyimpang. Dalam proses pembinaan akhlak atau moral sebaiknya sesuai dengan nilai dan norma agama. Seperti dalam tulisan Daradjat (1970:85),’’Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan sangat penting. Karena nilai-nilai moral yang datang dari agama, tetap tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat”.

Nilai dan norma yang berasal dari agama tidak akan pernah berubah karena semua bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Penerapan nilai dan norma agama ini dapat dengan melalui pendidikan yang dilakukan orang tua dalam keluarga.

(45)

masyarakat baik yang bersumber dari agama ataupun dari adat istiadat setempat merupakan tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur perilaku seseoarang baik itu perilaku baik ataupun perilaku buruk. Seseorang akan dianggap berperilaku baik ketika perbuatan dan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan nilai yang ada. Sebaliknya,seseorang akan dianggap berperilaku buruk atau menyimpang ketika perbuatan dan tingkah lakunya tidak sesuai dan melanggar norma yang ada.

Sekarang ini zaman sudah berubah, seseorang akan mudah melakukan pelanggaran terhadap norma yang ada. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap norama itulah wujud dari kemerosotan moral dan akhlak.Ada beberapa faktor yang menyebabkan teijadinya kemerosotan moral pada anak atau remaja.Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Kurang tertanamnya jiwa agama

(46)

b. Pendidikan moral tidak terlaksana dengan baik

Pembinaan moral sebaiknya dilaksanakan sejak dini.Anak-anak belum mengetahui tentang batasan dan ketentuan moral, oleh sebab itu para orang tua sebaiknya melaksanakan dengan baik agar anak tumbuh dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

c. Suasana atau kondisi keluarga yang kurang baik

Suasana dalam keluarga sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak. Keadaan yang menyenangkan dalam keluarga akan membuat anak merasa nyaman, tapi sebaliknya keadaan keluarga yang menegangkan akan membuat anak ketakutan, cemas dan gelisah sehingga mendorong anak melampiaskan perasaanya pada hal-hal yang salah.

d. Adanya pengaruh budaya asing

Inilah faktor yang sangat dominan dalam masalah kemerosotan akhlak atau moral.Budaya asing yang tidak sesuai dengan norma agama dan norma bangsa ternyata mampu mengubah pribadi masyarakat terutama remaja.

e. Keadaan lingkungan masyarakat sekitar

(47)

baik.Demikian juga sebaliknya, jika lingkungan buruk maka individu tersebut juga akan terbawa oleh pengaruh buruk keadaan tersebut.

f. Minimnya bimbingan untuk mengisi waktu luang

Kurangnya kegiatan untuk mengisi waktu luang akan memberikan peluang kepada seseorang untuk melakukan hal- hal negatif.Oleh karena itu, sebaiknya seorang anak dibimbing dan diarahkan untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang positifJika seseorang telah mempunyai banyak kegiatan dan sedikit punya waktu luang, maka perilaku- perilaku buruk tidak akan teijadi.

Begitu banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan moral dan akhlak. Karena itulah, para orang tua diharapkan mampu mengendalikan dan menangani masalah tersebut dengan melakukan pendidikan agama kepada anak, melakukan pembinaan moral serta mendampingi dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif.

(48)

ganjaran atas perilaku moralnya atau dihukum karena mengikuti godaan”.

Langkah tersebut dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui

ajaran tentang moral tersebut namun, juga mampu melaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya aspek kognitif dan afektif saja namun juga aspek psikomotorik.

Perilaku sosial terdiri dari dua macam yaitu perilaku sosial yang negatif dan perilaku sosial yang positif. Perilaku sosial yang negative terdiri dari perilaku perilaku yang menyimpang yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku baik norma masyarakat, adat istiadat dan agama.

Perilaku sosial yang positif terdiri dari perilaku sosial dalam lingkungan keluarga dan perilaku sosial dalam lingkungan masyarakat.

a. Dalam lingkungan keluarga terdiri dari

1) Bersikap baik terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lain Bersikap baik dapat diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati kedua orang tua dan anggota keluarga yang lain.Mendengarkan dan melaksanakan nasehat serta bimbingan orang tua.

(49)

dan kenyamanan dalam keluarga tersebutJDengan adanya kasih sayang, dalam suatu keluarga akan timbul sikap dan rasa saling memiliki antara anggota keluarga yang satu dengam anggota keluarga yang lain.

b. Dalam lingkungan masyarakat perilaku sosial yang positif terdiri

dari:

1) Bersikap baik dalam bergaul

Dalam pergaulan sudah sepatutnya seseorang bersikap baik, sopan santun, menghargai dan menghormati orang lain, memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya, memberikan apa yang menjadi hak orang lain,dan bersikap atau bertingkah laku yang baik sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap orang lain.

2) Kasih sayang terhadap sesama

Kasih sayang tidak hanya dibutuhkan dalam lingkungan keluarga saja. Dalam bergaul dengan masyarakat, diperlukan juga adanya kasih sayang sehingga timbul rasa salimg

memiliki.

3) Peduli dan tolong menolong terhadap sesama

(50)

sesama dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang membutuhkan guna meringankan beban mereka.

4) Mau memberi dan menerima saran

Hidup barmasyarakat tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan kemauan. Apa yang difikirkan tidak selalu sama dengan realita yang ada. Keadaan ini menuntut agar seseorang dapat menerima perbedaan yang ada. Saling mengingatkan dan memberi saran ketika teijadi kesalahan agar tercipta keadaan yang harmonis.

2. Bentuk bentuk perilaku sosial

Ada beberapa bentuk perilaku sosial yang sering kita lihat Bentuk-bentuk tersebut adalah Sebagai berikut:

a. Meniru

Merupakan perilaku sosial dimana seseorang mencontoh orang lain yang menjadi idolanya ataupun panutannya mulai dari sikap, tingkah laku, cara berbicara, cara berpakaian, hingga pada cara pandangnya.

b. Persaingan

Merupakan bentuk perilaku sosial dimana terdapat keinginan untuk saling mengalahkan dan mengungguli antara

(51)

c. Kerja sama

Merupakan bentuk perilaku sosial yang positif dari seseorang yang didalamnya terdapat keinginan untuk saling membantu satu dengan yang lain untuk melakukan suatu pekeijaan guna mencapai tujuan bersama.

d. Simpati

Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain (Walgito, 1994:73). Rasa simpati timbul atau muncul tidak secara logis, namun rasa simpati muncul karena faktor emosi dan perasaan.

e. Empati

Merupakan bentuk perilaku sosial yang berkenaan dengan perasaan seseorang dimana orang tersebut merasa turut merasakan atau turut merasa sedih terhadap penderitaan orang lain dan bersikap seolah olah berada pada posisi orang lain.

f. Dukungan sosial

(52)

g. Membagi

Merupakan bentuk perilaku sosial dimana seseorang memberikan sebagian yang dimilikinya kepada orang lain. Dengan ini diharapkan ia akan diterima dalam suatu kelompok.

h. Perilaku akrab

Sikap seseorang dalam hubungan sosial dimana antara satu dengan yang lain tidak ada perasaan saling mengalahkan. Perlakuan yang baik pada orang lain serta mudah bergaul dengan orang lain.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial remaja

(53)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia serta kemampuan konatif yang merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Begitu banyak factor yang mempengaruhi perilaku manusia.Ketika foktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan menimbulkan perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang bermaca-macam yang berada dalam diri seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam macam.

(54)
(55)

dengan melakukan pelanggaran terkadap norma dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan melukakan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilkukan demi memenuhi kebutuhan yang terus mendesak.Faktor eksternal yang selanjutnya yaitu adanya hadiah dan

hukuman. Hukuman ataupun hadiah akan menjadi pendorong yang sangat kuat dalam perilaku manusia. Seseorang akan selalu berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya hukuman juga akan menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku sosial manusia.Dengan adanya hukumadan hadiah maka seseorang akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia dalam kehidupannya.

Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang mempengaruhi perilaku sosial manusia. Baik faktor lingkungan atau dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman) mempunyai pengaruh yang

(56)

C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku

Sosial Remaja

Masa sekarang ini merupakan masa dimana banyak sekali tantangan dan gangguan yang dihadapi manusia. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah manusia yang melakukan kerusakan dimuka bumi. Tugas utama manusia sebagai khalifah tidak lagi menjadi tujuan utama manusia hidup. Mereka sibuk dengan kehidupan dunia yang tidak abadi. Hal ini membuktikan bahwa saat ini manusia telah kehilangan kendali dan pegangan. Agama yang seharusnya dijadikan pedoman hidup tidak lagi dihiraukan. Moral dan akhlak yang dulu begitu diutamakan menjadi hal yang dinomorduakan. Apapun cara dilakukan demi tercapainya tujuan meski harus melanggar norma yang ada.

Kerusakan demi kerusakan, bencana demi bencana datang melanda bumi.Bumi yang dulu teijaga kini hancur sebagai akibat dari ulah manusia yang tidak terkendali.Tidak ada lagi kasih sayang dan saling menghormati antar satu dengan yang lain.Yang ada hanyalah nafsu dan kemauan untuk mengungguli dan mengalahkan satu dengan lainnya.Yang terfikir sekarang hanyalah bagaimana caranya agar ambisi dapat terpenuhi meski dengan menghalalkan segala cara termasuk menghilangkan nyawa orang lain.

(57)

dihiraukan.Sebaliknya datangnya bencana dianggap sebagai jalan baru untuk mendapat keuntungan pribadi.Sungguh sangat memprihatinkan keadaan dunia sekarang ini.Tugas utama manusia sebagai khalifah tidak bisa terpenuhi.

Sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana manusia memperbaiki keadaan dunia yang telah hancur. Usaha apa yang harus dilakukan agar kerusakan- kerusakan itu tidak semakin merajalela. Usaha untuk memperbaiki dan menyadarkan manusia- manusia yang kehilangan kendali itu mungkin sulit. Kerusakan itu telah mendarah daging dalam diri dan jiw a mereka. Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana menyiapkan dan membentuk manusia-manusia baru yang akan memperbaiki keadaan dunia dan mengembalikan fitrah manusia sebagai khalifah. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan dan melaksanakan pendidikan agama pada generasi baru dan memberikan bekal agama pada mereka. Sebagaimana dikemukakan Aly dan Munzier (2005:154) bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan tingkah laku praktis: tidak cukup dengan kata-kata,tetapi memperhatikan aspek perbuatan. Jadi,”pemahaman terhadap dasar-dasar agama Islam adalah suatu proses kehidupan masa kini dan sekaligus proses untuk mempersiapkan kehidupan yang akan datang yang dilandasi dengan dasar-dasar religius (pokok-pokok) keyakinan agama Islam”(Daradjat 1975:10).

(58)

pada bagaimana dan dengan apa para orang tua mengisi lembaran kosong tersebut.Karena itulah,maka para orang tua mempunyai tugas yang cukup berat dalam menentukan kepribadian, tingkah laku, dan perilku seorang anak.Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menanamkan nilai-nilai moral, etika, budi pekerti bahkan menanamkan nili-nilai agama terhadap seorang anak.

Pendidikan agama menjadi hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sekarang ini. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membawa perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan manusia. Perubahan yang tidak hanya positif namun juga yang negatif. Manusia yang tidak mempunyai proteksi atau kendali akan dengan mudah terbawa dampak negatif tersebut. Dampak negatif yang akan membawa keburukan pada kehidupan manusia.

(59)

Pelaksanaan pendidikan agama yang paling efektif adalah dalam lingkungan keluarga. Menurut Aly dan Munzier (2005:201),”Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa paling penting bagi pembentukan kepribadian dan penanaman sifat-sifat dasar. Dalam keluarga anak akan lebih mudah memahami, menghayati dan melaksanakan apa yang diajarkan terhadap mereka, karena pendidikan dalam keluarga tidak hanya memberikan materi namun juga memberi contoh pelaksanaan materi tersebut. Dalam keluarga, orang tua akan membimbing anak untuk melaksakan meteri yang telah diberikan.

Keluarga merupakan tempat pertama dalam sosialisasi anak. Dalam keluarga seorang anak akan meniru dan mencotoh apa yang dilihat dalam kehidupan sehari -harinya. Dalam keluarga juga seorang anak mendapat pengalaman-pengalaman baru yang akan membekas kuat dalam ingatannya. Pengalaman baru itu mempengaruhi pola fikir dan perilakunya dimasa yang akan datang.

(60)

bukan hanya bersifat normatif saja tetapi lebih dari itu adalah keteladanan yang diberikan oleh orang tua.

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar atau pondasi bagi kepribadian anak yang akan dikembangkan ketika anak mulai hidup bermasyarakat. Ketika pondasi yang dibangun oleh keluarga kuat maka, kepribadian anak selanjutnya juga akan kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh perubahan zaman yang begitu pesat. Dan ketika pondasi yng dibangun lemah maka, kepribadian anak selanjutnya juga akan lemah sehingga anak tidak punya pendirian dan anak akan dengan mudah terpengaruh pekembangan zaman yang tidak terkendali.

Pendidikan agama dalam keluarga sangat penting dilakukakan sebagai usaha memperbaiki perilaku-perilaku manusia yang telah melampui batasan yang ada. Pendidikan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam perkembangan perilaku manusia dimasa yang akan datang.Dengan melaksanakan pendidikan agama dengan baik, setidaknya kita menyiapkan khalifah-khalifah yang tangguh dan kuat yang kelak mampu memperbaiki keadaan dunia dimasa yang akan

(61)

BAB

m

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang

1. Keadaan Geografis Dusun Banaran Desa Banyukuning

Dusun Banaran merupakan sebuah Dusun yang terletak di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan, jarak dengan Kelurahan + 1 Km, jarak dengan Kecamatan + 3 Km, dan jarak dengan Kabupaten +_ 25 Km (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Banaran Desa Banyukuning)

a. Batas Wilayah Dusun Banaran

Dusun Banaran berbatasan dengan Dusun dan Desa lainnya yaitu: • Sebelah Utara : Desa Candi

• Sebelah Selatan : Dusun Krajan

• Sebelah Barat : Desa Candi

• Sebelah Timur Luas Wilayah

: Desa Candi

Luas wilayah Dusun Banaran +.13,3 Ha yang • Pemukiman : 38%

(62)

2. Monografis Dusun Banaran Desa Banyukuning

Jumlah penduduk Dusun Banaran ± 4 7 5 jiwa, yang terdiri atas 213 laki-laki dan 262 perempuan terbagi dalam 115 Kepala Keluarga (Sumber Tata Usaha Pemerintahan Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan)

a. Mata Pencaharian

Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Banaran Desa Banyukuning kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data Dusun Banaran Desa Banyukuning diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut:

TABEL I

TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK

DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING

NO PEKERJAAN JUMLAH PENDUDUK

1 Petani 81 orang 2 Buruh tani 25 orang 3 Pedagang/Wiraswasta 16 orang

4 PNS

-5 Pertukangan 20 orang 6 Pegawai Swasta 5 orang 7 Buruh Industri 6 orang 8 Buruh Bangunan 27 orang 9 Pengusaha 2 orang 10 Peternak 1 orang 11 Penjahit 1 orang 12 Pengrajin

-13 Guru Swasta

(63)

b. Kondisi Agama

Mayoritas penduduk Dusun Banaran Desa Banyukuning menganut agama Islam. Berdasarkan data Dusun Banaran Desa Banyukuning diperoleh perincian kondisi keagaman sebagai berikut:

TABEL H

TABEL KONDISI KEAGAMAAN PENDUDUK

DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING

NO KELOMPOK AGAMA JUMLAH PENDUDUK

1 Islam 465

2 Katholik

-3 Kristen

-4 Hindu

-5 Budha

-6 Khonghucu(kepercayaan) 10

JUMLAH 475

c. Keadaan Sosial 1) Adat istiadat

(64)

2) Struktur Organisasi Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

Dusun Banaran di pimpin oleh seorang Kepala Dusun dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut:

TABEL m

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DUSUN BANARAN

(65)

B. Penyajian Data

1. Data Nama Responden

Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL IV

DAFTAR NAMA RESPONDEN REMAJA DUSUN BANARAN

DESA BANYUKUNING KECAMATAN SANDUNGAN

NO NAMA RESPONDEN UMUR KODE

RESPONDEN

1 Nur Rofik 19 th 1

2 Bening Sri Hulupi 20 th 2

3 Agus Suprayitno 17th 3

4 Khafid Al Fahad 17th 4

5 Wahyu Widi Astutik 14 th 5

6 Mukozin 19th 6

7 Ulil Albab 17th 7

8 Sri bidah 16 th 8

9 Windu Anwar Shidiq A 19th 9

10 Shodiq Kumia 17 th 10

11 Adi Maffudin 16th 11

12 Dian Wulandari 15 th 12

13 Fifi A1 Ikhsan 19 th 13

14 Ikang Kolil 18 th 14

15 Agus Nida Ulloh 19th 15

16 Yoni Rahmat 15 th 16

17 M unif Mudhofar 15 th 17

18 Ari A1 Aminul Lukman 14 th 18

19 Ani Listiawati 17 th 19

20 Eko Prasetyo 15 th 20

21 Agus Prasetiyo 17th 21

22 Agung Aprilliyanto 21 th 22 23 Desiana Yudi Astuti 15 th 23

24 Kristiyawanto 18 th 24

25 Nur Abdullah 16th 25

26 Siti Ibtidaiyah 18th 26

27 Miftahurrohmah 15 th 27

28 Ilyasin 17 th 28

29 Cahyono 18 th 29

(66)

2

.

Data tentang pendidikan agama dalam keluarga dan Data tentang

perilaku sesial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning

kecamatan Sandungan

Data tentang pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran Desa Banyukuning Sebagai berikut:

TABELV

DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING

NO

ITEM SOAL

FREKUENSI

PROSENTASE

A

B C

A

B C

1 Siapakah yang mengenalkan tentang adanya Allah

2 Dari siapakah pertama kali anda mengetahui tentang

(67)

5 Apakah dalam keluarga anda

7 Dari siapa anda belajar tentang hukum tajwid dalam membaca Al-Qura’an? a. keluarga

b. guru

c. teman-teman

7 23 - 23,3 76,6

-8 Dari siapa anda pertama kali tahu tentang perintah puasa di bulan ramadhan? melakukan puasa di bulan ramadhan?

11 Ketika anda melihat seorang pemgemis apa yang anda lakukan?

a. memberi dengan ikhlas b. memberi sambil marah c. tidak memberi

(68)

12 Apakah keluarga membimbing untuk melakukan akhlak terpuji? a. selalu

b. kadang-kadang c. tidak pernah

28 1 1 93,3 3,3 3,3

13 Dari mana anda mendapat contoh tentang akhlak terpuji?

a. keluarga b. guru

c. teman-teman

26 4 - 86,6 13,3

-14 Apakah keluarga membimbing untuk membaca do’a sebelum melakukan suatu pekerjaan? a. selalu

b. kadang-kadang c. tidak pernah

16 13 1 53,3 43,3 3,3

15 Darimana anda pertama kali tahu tentang hukum Islam? a. keluarga

b. guru

c. teman-teman

(69)

-Data tentang perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning sebagai berikut:

TABEL VI

DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA

DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING

NO ITEM SOAL

FREKUENSI PROSENTASE

A B C A B C

1 Apa yang anda lakukan ketika anda beijalan didepan orang tua anda?

2 Menurut anda,apakah seorang anak wajib menghormati orang tua?

a. Sangat wajib

b. Wajib namun tudak harus c. Tidak wajib

30 - - 100 -

-3 Apakah anda bersikap baik kepada orang tua anda? a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

22 8 - 73,3 26,6

-4 Apa yang anda lakukan ketika orang tua menasehati anda?

5 Apakah anda melaksanakan nasehat orang tua?

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

(70)

-6 Bagaimana sikap anda

7 Ketika ada anggota keluarga yang sakit apa yang anda lakukan?

a. Memperhatikan dan merawat dengan baik b. Bersikap biasa saja c. Cuek/tidak peduli

26 4 - 86,6 13,3

-8 Bagaimana sikap anda dalam bergauk dengan masyarakat? a. Bersikap baik dan turut

andil secara aktif dalam memajukan masyarakat b. Bersikap biasa saja dan

membantu jika ada imbalan c. Tidak peduli karena bukan

urusan anda

29 1 - 96,6 3.3

-9 Ketika ada teman yang kesulitan sikap anda? a. Memberikan nasehat dan

membantu dengan ikhlas b. Membantu sambil

menggerutu c. Tidak membantu

29 1 - 96,6 3,3

-10 Apa yang anda lakukan ketika ada teman anda yang meminta bantuan?

a. Bersedia membantu dengan ikhlas

b. Membantu jika ada imbalan c. Tidak membantu dan

menyuruh temn meminta kepada yang lain

29 - 1 96,6 - 3,3

11 Ketika ada teman yang melakukan kesalahan kepada anda kemudian ia meminta maaf,sikap anda?

a. Memaafkan dengan ikhlas b. Memaafkan dengan syarat c. Tidak memaafkan karena

masih marah

(71)

-12 Ada teman yang meminta saran kepada anda,sikap anda? a. Menerima dengan hati

terbuka

b. Menerima dengan terpaksa c. Tidak menerima dan marah

29 1 - 96,6 3,3

-13 Ada teman yang meminta saran kepada anda,sikap anda? a. Memberikan saran dengan

senang hati

b. Memberikan saran dengan mengajukan imbalan

c. Tidak menghiraukan karena bukan urusan anda

29 - 1 96,6 - 3,3

14 Ada teman yang sedang mengadakan acara dan kamu tidak diundang,sikap kamu? a. Tetap bersikap baik b. marah-marah

c. Berniat untuk menggagalkan acara tersebut

29 1 - 96,6 3,3

-15 Anda sedang bermain tiba-tiba ada teman yang

mengganggusikap anda? a. Memberi nasehat untuk

mengganggu

b. Memarahi teman anda dan memukulnya

c. Langsung pergi

meninggalkan teman anda

28 2 - 93,3 6,6

-3. Data Hasil Angket

a. Data Hasil Angket Tentang Pendidikan Agama Dalam Keluarga

(72)

pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut:

1) . Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2) . Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3) . Alternatif jawaban C dengan nilai 1

(73)

TABEL VH

TABEL HASIL ANGKET TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DALAM

KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN

SANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

22 Agung Aprilliyanto 13 2 - 43 A

(74)

masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah.Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

/ = (T-Rf + 1 3 / = (45-311+ 1

3 / = I 4 + 1

3

i = 1 5 3 i = 5

Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut:

a) . Nominasi A adalah nilai 41-45 intensitas tinggi b) . Nominasi B adalah nilai 36-40 intensitas sedang c) . Nominasi C adalah nilai 31-35 intesitas rendah

Dari data tersebut diatas tingkat pendidikan agama dalam keluarga dapat dikategorikan menjadi 3 , sesuai dengan intervalnya:

1) . Tingkat pendidikan agama dalam keluarga tinggi ada 17 orang 2) . Tingkat pendidikan agama dalam keluarga sedang ada 11 orang 3) . Tingkat pendidikan agama dalam keluarga rendah ada 2 orang

(75)

b. Data hasil angket perilaku sosial remaja

Untuk mengetahui perilaku sosial rem aja,penulis mempeoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden yang terdiri atas 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut:

1) . Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2) . Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3) . Alternatif jawaban C dengan nilai 1

Gambar

TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DUSUN BANARAN
TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUKTABEL I
TABEL HTABEL KONDISI KEAGAMAAN PENDUDUK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metoda yang dilakukan adalah dengan cara mempelajari: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

Masterplan Penyaluran Air Limbah Kota Bekasi, 2015 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa 3 parameter yang terdiri dari kepadatan penduduk, permeabilitas tanah,

pada tanggal 21 oktober 2016 di desa Lassa Lassa.. yang pernah berguru kepada kyai di pondok pesantren tersebut, walaupun hanya belajar satu ayat dalam satu hari di

24,93%, yang menunjukkan bahwa 24,93% prestasi belajar siswa ditentukan oleh kreativitas siswa.Hasil perhitungan menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara kreativitas

Sebagai dasar merumuskan hipotesis, berikut kerangka pemikiran teoritis yang menunjukkan pengaruh variabel-variabel Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT)

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Perilaku Sosial Terhadap Teman Melalui Metode Bercerita dengan Media Boneka Jari pada Anak Didik Kelompok B1 TK Al Mujahidin Cilacap

Hasil penelitian tersebut yaitu: (1) model pembelajaran kooperatif tipe TPS-GNT memberikan prestasi belajar IPS yang lebih baik dari pada model pembelajaran TPS biasa dan

Customer Satisfaction also has a strong relationship and contributed to Brand Image, while Service quality has no contribution to both Customer Satisfaction and