• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISERTASI PENGARUH MODIFIKASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ADAPTASI ROY TERHADAP SELF EFFICACY, RESPONS PENERIMAAN, DAN RESPONS BIOLOGIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DISERTASI PENGARUH MODIFIKASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ADAPTASI ROY TERHADAP SELF EFFICACY, RESPONS PENERIMAAN, DAN RESPONS BIOLOGIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DISERTASI

PENGARUH MODIFIKASI MODEL

ASUHAN KEPERAWATAN ADAPTASI ROY TERHADAP

SELF EFFICACY, RESPONS PENERIMAAN, DAN RESPONS BIOLOGIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

MAKHFUDLI

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN JENJANG DOKTOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

DISERTASI

PENGARUH MODIFIKASI MODEL

ASUHAN KEPERAWATAN ADAPTASI ROY TERHADAP

SELF EFFICACY, RESPONS PENERIMAAN, DAN RESPONS BIOLOGIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

MAKHFUDLI

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN JENJANG DOKTOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(3)

PENGARUH MODIFIKASI MODEL

ASUHAN KEPERAWATAN ADAPTASI ROY TERHADAP

SELF EFFICACY, RESPONS PENERIMAAN, DAN RESPONS BIOLOGIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

DISERTASI

Untuk memperoleh Gelar Doktor

dalam Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka

Pada hari: Senin Tanggal: 21 Maret 2016 Pukul: 10.00 – 12.00 WIB

Oleh:

MAKHFUDLI 091170115

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN JENJANG DOKTOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(4)
(5)

Disertasi ini telah diuji dan dinilai

oleh panitia penguji Ujian Tahap 1 (Tertutup)

pada Tanggal 09 Februari 2016

Panitia penguji:

Ketua : 1. Prof. Dr. I Ketut Sudiana, Drs., MSi Anggota : 2. Prof. Dr. Nursalam. M. Nurs (Hons)

3. Prof. Dr. Amin, dr, Sp. P (K) 4. Prof. Kuntoro, dr., M.PH,. Dr.PH

5. Oedojo Soedirham, dr., MA., MPH., PhD 6. Dr. Ah. Yusuf, SKp, M. Kes.

7. Dr. Ahsan, SKp, M. Kes

Ditetapkan dengan surat keputusan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Tetang Panitia Penguji Disertasi

(6)
(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama tama saya panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi para pengikutnya.

Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs. (Hons) telah berkenan menjadi Pembimbing Akademik selama menempuh Pendidikan S3, Promotor dan Guru saya yang dengan sabar, penuh pengertian dan perhatian telah memberikan dukungan mental, meluangkan banyak waktu untuk berdiskusi, memberikan bimbingan dan masukan pada penelitian saya sampai penulisan disertasi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp. P (K), Ko – Promotor yang telah dengan sabar memberikan semangat, dorongan, perhatian, meluangkan banyak waktu untuk berdiskusi dan memberikan masukan dan arahan pada penelitian khususnya dalam hal memberi dorongan dan pemecahan masalah yang harus diberikan pada responden dan saran untuk penyusunan disertasi ini.

(8)

khususnya Ibu Diah dan Bapak Adi, yang telah memfasilitasi dan membantu pengurusan BPDN.

Dengan selesainya disertasi ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Mantan Rektor Universitas Airlangga yang hingga pertengahan pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. H. Fasich, Apt., kemudian Rektor Universitas Airlangga yang hingga akhir pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. M.Nasih, SE., MT., AK., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Kes., Sp. PD-KEMD FINASIM., kemudian Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang hingga akhir pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U.(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

(9)

Para Dosen Pascasarjana yang saya hormati, Prof. Dr.Suhartono Taat Putra, dr.,MS., Prof. Dr. I Ketut Sudiana, Drs.,M.Si. Prof.,Dr. M.Zainuddin, Apt., Dr. Florentina Sustini, dr. MS. Dr. Sunaryo, dr. MS. MSc., Siti Pariani, dr., MS, MSc. PhD., Prof. H. Kuntoro, dr. MPH. Dr.PH., Widodo JP., dr., MS, MPH, Dr.PH., yang telah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi disertasi ini.

Prof. Dr. I Ketut Sudiana, Drs.,M.Si., Oedojo Soedirham, dr., MA., M.PH., Ph.D., Dr. Ah. Yusuf, SKp. M.Kes., selaku dosen MKPD (Mata Kuliah Penunjang Disertasi) yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran untuk penyempurnaan disertasi ini.

Mantan Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Purwaningsih, SKp, M.Kes, para wakil Dekan Yuni Sufyanti Arief, S.Kp, M.Kes, Mira Tri Harini, S.Kp, M.Kep, Yulis Setiya Dewi, S.Kep, Ns, MN kemudian Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang hingga akhir pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs. (Hons), Dr. Kusnanto, S. Kp., M. Kes., Eka Misbahatul MHAS, S. Kep. Ns., M. Kep, Dr. Ah. Yusuf, S. Kp., M. Kes yang telah memberikan ijin dalam menempuh pendidikan S3 ilmu kedokteran ini.

Seluruh penguji materi kualifikasi: Prof. Dr. Nursalam MNurs (Hons), Prof. Dr. Amin, dr, Sp. P (K), Prof. Kuntoro, dr., M.PH,. Dr.PH, , Prof. Dr. I Ketut Sudiana, Drs., M.Si, Oedojo Soedirham, dr., MA., M.PH., Ph.D, Dr.Ah. Yusuf, SKp, M. Kes, dan Dr. Akhsan, S.Kp., M. Kes.

(10)

Dr. I Ketut Sudiana, Drs., M.Si, Oedojo Soedirham, dr., MA., M.PH., Ph.D, Dr.Ah. Yusuf, SKp, M. Kes, dan Dr. Akhsan, S.Kp., M. Kes.

Komite Kelaikan Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, atas masukan yang diberikan untuk kelancaran penelitian di lapangan.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Febria Rachmanita, drg., MA Selaku Kepala Dinas kesehatan Kota Surabaya yang telah berkenan memberikan ijin penelitian di Puskesmas wilayah Kota Surabaya. Haryanto, SKM. M. Si (Kepala Seksi Pendidikan dan Latihan Dinkes Kota Surabaya), Imam Muhaji, S.Kep.Ns., M. Kes & Retno (staf Dinkes), Kepala Puskesmas dan Pemegang Program Tuberkulosis di Puskesmas Perak Timur (Prio), Puskesmas Pegirian (Yuni), Puskesmas Sidotopo (Syaifudin), Puskesmas Tanah Kali kedinding (Pepy), Puskesmas Wonokusumo (Tutik), Puskesmas Krembangan Selatan (Nunung), Puskesmas Dupak (Dwi), Puskesmas Tambakrejo (Endik), Puskesmas Kalijudan (Wadji), Puskesmas Mulyorejo (Siti) dan Puskesmas Keputih (Arie), teman-teman analis medis di Puskesmas; mbak Titik, bapak Totok, mbak Desak, mbak Dian, mbak Risa, mbak Yani yang telah membantu dalam proses kordinasi dan pengambilan darah untuk pemeriksaan kortisol dan sputum BTA pada pasien di Puskesmas dan di rumah tempat tinggal pasien.

Seluruh staf Laboratorium Kimia Gedung Diagnostik Centre RSUD Dr. Sutomo Surabaya yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian disertasi ini.

(11)

melakukan diskusi dan saling memberi dorongan agar kita tetap semangat dalam menyelesaikan disertasi ini.Seluruh staf administrasi Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor di Universitas Airlangga yang telah banyak membantu proses administrasi pendidikan dan penelitian kepada saya.

Saya menyampaikan rasa hormat dan rasa kasih sayang dari lubuk hati yang paling dlam kepada: Kedua orang tuaku (Bapak. Karso (Almarhum), dan Ibu Hj. Mutmainah) yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidik, mendoakan serta mengayomi dengan penuh kasih sayang. Mertua tersayang Bapak. H. Aunur Rohim dan Ibu Hj. Zuhrufah, terimakasih tak terhingga pelajaran hidup yang telah nanda peroleh, sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Saya menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada istriku tercinta (Rahmi Zubaidah, dr, Sp. MK) dan Anaku yg tercinta; Amirah Mumtaz Ramadhani (Amirah), Alyssa Azzahra Ramadhani (Alyssa) terima kasih atas kesabaran, pengertian, semangat dan segala dukungan sehingga Papi dapat menyelesaikan pendidikan ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmad dan hidayah Nya kepada kami sekeluarga.

Keluarga besar Aba Jaelani dan Umi Rini, H. Rofik & Hj. Kasmunti, Nur Lailatul Mufarokah, Amd. Keb & Edy, KH.Kamal Mukhlis & Mbak Pipit, H. Yusuf Rahmani & Mbak Sari, Ade Fay & Ade Rini, Ade Emal & Ade Syifa, Ade Dyal dan Ade Erik, pengertian dan segala dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan ini.

(12)

Keperawatan Universitas Airlangga yang hingga akhir pendidikan dijabat oleh Elida Ulfiana, S. Kep. Ns., M. Kep, Ketua Devisi Keperawatan Komunitas dan Keluarga Eka Misbahatul M, S. Kep. Ns., M. Kep, Ketua Devisi Gerontik Elida Ulfiana, S. Kep. Ns., M. Kep, Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M. Si., Dr. Hanik Endang Nihayati, S. Kep. Ns., M. Kep., Khoridatul Baiyah, S. Kep. Ns., M. Kep., Sp. Kep.J, Retno Indarwati, S. Kep. Ns., M. Kep., Fery Efendy S. Kep. Ns, M. Sc., Setho Hadi, S.Kep. Ns., M.Ng, Rista Fauzinigtyas, S.Kep. Ns., M. Kep, Silvia Dwi Wahyuni., S. Kep. Ns., M. Kep dan seluruh anggota tim Departemen Keperawatan Jiwa Komunitas dan teman dari departemen lainnya Ninuk Dian K, S. Kep. Ns, MANP, Esty Yunita Sari, S. Kp., M. Kes, Ika Yuni, S. Kep. Ns., M. Kep., Sp. KMB, Harmayetty, S.Kp., M. Kes serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, dan motivasi sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes, terima kasih yang tulus saya sampaikan atas bantuannya dalam mengatasi kebinggungan saya dalam pengolahan data dan masukan-masukannya yang luar biasa.

Seluruh responden penderita tuberkulosis paru yang berkenan menjadi responden dalam penelitian ini, terima kasih semua data, dan diskusi yang diberikan kepada peneliti, semoga semua akan bermanfaat dalam mengembangkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan kesehatan komunitas khususnya penyakit tropik yang ada di Puskesmas dan masyarakat

(13)

memberi semangat, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Saya sebagai manusia biasa, yang selalu mempunyai kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan berkaitan dengan proses penyelesaian Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor di Universitas Airlangga, untuk itu saya mohon maaf kepada bapak, ibu, rekan-rekan dan terutama kepada Promotor, Ko-Promotor, serta para dosen. Dengan iringan do’a semoga Allah SWT memberikan balasan

yang berlimpah dan keberkahan kepada Promotor, Ko-Promotor, para Dosen dan Bapak/Ibu/Saudara (i) sekalian. Semoga disertasi ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu kesehatan pada umumnya, dan pengembangan ilmu keperawatan pada khususnya. Aamiin.

(14)

RINGKASAN

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis, merupakan masalah kesehatan masyarakat di

seluruh dunia menjadi penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan. Penyakit tuberkulosis paru diderita oleh individu akan membawa dampak sangat besar dalam kehidupannya baik secara fisik, mental maupun kehidupan sosial. Risiko tertular penyakit tuberkulosis paru juga mengancam orang disekitar pasien. Berbagai upaya pengendalian tuberkulosis paru telah dieksplorasi dan dipromosikan oleh WHO antara lain melalui kegiatan komplementer dan inovatif dengan memberdayakan sumber nasional dan internasional, meliputi: kegiatan kolaboratif antara program pengendalian tuberkulosis dan HIV, strategi untuk mengelola pasien resistan terhadap obat tuberkulosis, menangani pengendalian tuberkulosis untuk kelompok masyarakat marginal dan rentan, meningkatkan akses terhadap kualitas, ketersediaan obat tuberkulosis, memperluas layanan perawatan tuberkulosis berkualitas, memberdayakan masyarakat dan keluarga melalui mobilisasi sosial, pendidikan kesehatan, cara efektif untuk melakukan perawatan tuberkulosis di komunitas serta meningkatkan kemandirian pasien tuberkulosis dalam aktivitas perawatan.

Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan memegang peranan penting merubah perilaku pasien. Pengeloloaan tuberkulosis paru dan kepatuhannya menjalani pengobatan diperoleh jika individu memiliki pengetahuan, keterampilan dan self efficacy (keyakinan akan keberhasilan diri) untuk melakukan perilaku pengelolaan tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Pengaruh modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap self efficacy, respons penerimaan, dan respons biologis pada pasien tuberkulosis paru.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan desain penelitian non-randomized control group pretest posttest design. Besar sampel sebanyak 42 responden (21 responden kelompok perlakuan dan 21 responden kelompok kontrol). Kelompok perlakukan dan kelompok kontrol bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas kota Surabaya. Sampel penelitian adalah pasien tuberkulosis paru kriteria, klien tuberkulosis tidak sedang mengalami komplikasi serius atau tidak sedang dirawat di rumah sakit dan bersedia menjadi responden. Variabel intervensi (independen) dalam penelitian ini adalah Modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy, sedangkan variable outcome (dependen) dalam penelitian ini adalah Self efficacy, respons penerimaan (respon psikologis, respons sosial, dan stres) respons biologis (kadar kortisol dan konversi BTA) pada klien tuberkulosis paru. Modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, setiap pengambilan obat di Puskesmas (2 minggu sekali) atau kunjugan rumah (home visit) dalam waktu 8 minggu.

(15)

tuberkulosis paru di rumah. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengambilan darah untuk pemeriksaan kortisol dan sputum BTA sebelum dan setelah perlakuan. Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya perbedaan sebelum dan sesudah modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy menggunakan uji Paired t Test dengan tingkat signifikansi 5 % (α = 0,05). Mengetahui perbedaan responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol digunakan uji Independent t Test, untuk mengetahui beda variabel bebas atau variabel independen modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap self efficacy, respons penerimaan dan respons biologis digunakan analisis multivariate (manova) dan analisis GLM (mancova) untuk menganalisis pengaruh variabel konfonding.

Hasil penelitian menunjukkan modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap Self Efficacy mempengaruhi respons penerimaan dan respons biologis pada pasien tuberkulosis paru. Modifikasi model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap Self Efficacy secara signifikan dapat memperbaiki self efficacy (p=0,000), memperbaiki respons psikologis (p=0,000), memperbaiki respons sosial (emosi) (p=0,000), memperbaiki respons sosial (cemas) (p=0,000), memperbaiki respons sosial (intereaksi sosial) (p=0,000), tidak memperbaiki respons stres (p=0,202), terdapat penurunan selisih nilai rerata kadar kortisol (-8,08) perlakuan terjadi peningkatan selisih rerata sebesar (7,6) kelompok kontrol, terdapat perbedaan BTA awal pengobatan (p= 0,044), terdapat berbedaan BTA setelah 1 bulan pengobatan (p= 0, 023), dan terdapat berbedaan BTA 2 bulan akhir fase intensif (p= 0,021).

(16)

SUMMARY

Tuberculosis (Tb), an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, remains the most prominent public health problems and is positioned as the third most death leading cause after cardiovascular and respiratory disease. Lung tuberculosis brings significant physical, mental, and emotional impacts to patients’ life, and their social surroundings. The World Health Organization (WHO) promotes complementary and innovative efforts to overcome Tb burden. These efforts include collaborative programs of Tb and HIV eradication, resistant-drug Tb patients’ management, Tb control for marginal and vulnerable community, and access improvement for quality and drug supply, quality Tb care service accessibility, community and family empowerment through social mobility, health education, and other strategies to improve patients’ self-autonomy in care-planning and intervention.

In dealing with Tb, nurses hold important roles in promoting patients’ behaviour in regards to their adherence. A patient’s adherence is related with knowledge, skills, and self-efficacy towards the Tb management. This study explored the results of the modified Roy’s adaptation model of nursing model care towards Tb patients’ self-efficacy, acceptance and biological response.

This study was a quasi experiment research using non-randomized control trial of pre-test and post-test design. This study involved 42 respondents, equally in number assigned into two groups: trial and control group. All of the respondents were Tb patients with no complication nor indication for hospitalization. The independent variable of this research was the modified version of Roy’s adaptation nursing care model, while the outcome (dependent) variable were patients’ self efficacy, acceptance responses (Psychological, social, and stress response) and biological responses (cortisol level and Acid-fast Bacili (AfB) conversion. The interventions were given in four (4) times of appointment that include a twice-a-week Puskesmas visit for drug administration and home visit services, all of which took eight weeks collectively.

The modification of nursing care based on Roy’s adaptation model was delivered to patients in empowering Self-efficacy intervention was given was given through health counselling and demonstrations on concept of Tuberculosis, medication and management, family-based care, and home-based nursing care. Data were collected using questionnaires, while cortisol check using intravenous blood sampling, and pre-and-post care sputum check. Bivariat analysis was conducted to evaluate the difference between pre and post self-efficacy care model. The data were analysed using Paired t Test with significance level of 5 % (α = 0,05). Independent t-test was used to identify the difference between control and treatment group. Multivariate analysis (manova) was used to evaluate the difference between independent and dependent variables. GLM analysis (mancova) was used to analyze the significance of confounding variables.

(17)

(p=0,202). There was a decrease in the average cortisol level in treatment group (-8,08). On the other hand, the average cortisol level in the control group was found to increase (7,6). In control group, significant level of AfB occurred (p= 0,044), and this level decreased after one month of intervention (p= 0, 023), and at the end of intensive phase the difference was identified at level of p= 0,021.

(18)

Abstrak

Pengaruh Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan, dan Respons Biologis pada

Pasien Tuberkulosis Paru

Makhfudli

Tuberkulosis paru akan membawa dampak besar dalam kehidupan pasien baik secara fisik, mental maupun kehidupan sosial.

Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap self efficacy, respon penerimaan dan respon biologis pada pasien tuberkulosis paru. Desain quasi experiment, non-randomized control group pretest posttest design. Besar sampel sebanyak 42 responden. Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya perbedaan sebelum dan sesudah pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy menggunakan uji Paired t Test. Mengetahui perbedaan responden kelompok perlakuan dan kontrol digunakan uji Independent t Test.

Hasil penelitian menunjukkan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy secara signifikan dapat memperbaiki self efficacy (p=0,000), memperbaiki respon psikologis (p=0,000), memperbaiki respon sosial (emosi) (p=0,000), memperbaiki respon sosial (cemas) (p=0,000), memperbaiki respon sosial (intereaksi sosial) (p=0,000), tidak memperbaiki respon stres (p=0,202), terdapat penurunan selisih nilai rerata kadar kortisol (-8,08) perlakuan terjadi peningkatan selisih rerata sebesar (7,6) kelompok kontrol, terdapat perbedaan BTA awal pengobatan (p= 0,044), terdapat berbedaan BTA setelah 1 bulan pengobatan (p= 0, 023), dan terdapat berbedaan BTA 2 bulan akhir fase intensif (p= 0,021)

Kesimpulan menunjukan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy dapat meregulasi self efficacy, respon psikologis dan respon sosial mengakibatkan penurunan kortisol menginduksi peningkatan sistem imun akan merusak atau menghancurkan tuberkulosis sehingga tercermin mempercepat angka konversi BTA.

(19)

Abstract

The Effect of Modified Roy’s Adaptation Nursing Care Model On Self Efficacy, and Acceptance and Biological Response

of Patients With Pulmonary Tuberculosis

Makhfudli

Bachground: Pulmonary tuberculosis (TB) brings significant impacts to patients’ physical, mental, and social life. This study was conducted to explore the effect of modified Roy’s adaptation nursing care model on self-efficacy on TB patients’ acceptance and biological response. Method: This study used a quasi experiment approach, non-randomized controlled trial with pre-test and post-test design, and involved 42 respondents. Bivariate analysis was conducted to evaluate the difference between pre and post intervention of modified Roy’s adaptation nursing care model (using Paired t Test). Independent t Test was used to evaluate the intervention within each group. Results: This research results showed that the model significantly improved patients’ self efficacy (p=0,000), psychological response (p=0,000), emotional response (p=0,000), anxiety (social) response (p=0,000), social interaction response (p=0,000). However, the model did not improve patients’ stress response (p=0,202). There was a decrease in the average cortisol level in the trial group (-8,08). On the other hand, the average cortisol level in the control group was found to increase (7,6). In control group, significant level of Acid Fast Bacili Sputum occurred (p= 0,044), and this level was decreasing after one month of intervention (p= 0, 023), and at the end of intensive phase the difference was identified at level of p= 0,021. Discussion & Conclusion: This study concludes that the modified Roy’s adaptation nursing care model is able to increase patients’ self efficacy, psychological and social responses, which in turn decreases patients’ cortisol level, and that improves immune system by disrupting Tuberculosis progressivity. Thus, this will enhance Acid Fast Bacili Sputum conversion.

(20)

DAFTAR ISI

2.1 Konsep Ilmu Keperawatan Berdasarkan Model Adaptasi dari Roy ... 9

2.2.1 Komponen Ilmu Keperawatan: Teori Adaptasi ... 11

2.2.2 Aplikasi asuhan keperawatan melalu pendekatan proses keperawatan... 20

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Callista Roy... 26

2.2 Konsep Self Efficacy ... 26

2.2.1 Definisi ... 26

2.2.2 Dimensi self efficacy ... 27

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi self efficacy... 27

2.2.4 Pengaruh self efficacyterhadap proses dalam diri manusia ... 29

2.2.5 Proses perubahan self efficacy ... 31

2.3 Konsep Perilaku dan Prilaku Kesehatan ... 33

2.3.1 Pengertian perilaku dan prilaku kesehatan ... 33

2.3.2 Domain perilaku ... 35

2.3.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku ... 38

2.3.4 Proses adopsi perilaku ... 39

2.4 Konsep Pendidikan Kesehatan ... 39

2.4.1 Pengertian ... 39

(21)

2.4.3 Metoda pendidikan individu ... 40

2.4.4 Alat bantu pengajaran ... 41

2.4.5 Faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar... 43

2.5 Konsep Adaptasi ... 44

2.5.1 Respons adaptif Psikologis (penerimaan diri)... 49

2.5.2 Respons adaptif Sosial ... 52

2.6Stres dan Stresor ... 53

2.6.1 Pengertian stres dan stresor ... 53

2.6.2 Pengelompokan dan tahapan Stres ... 61

2.6.3 Mekanisme respons tubuh terhadap stres ... 62

2.6.4 Pengukuran tingkat stress ... 66

2.6.5 Paradigma HPA Axix terhadap stres... 68

2.6.6 Kortisol ... 73

2.7 Respons Imun Terhadap Tuberkulosis ... 76

2.7.1 Respons imun innate ... 77

2.7.2 Respons imun adaptive ... 79

2.7.3 Respons imun humoral ... 79

2.7.4 Respons imun penderita tuberkulosis... 80

2.8 Konsep Tuberkulosis ... 82

2.8.1 Pengertian ... 82

2.8.2 Penularan dan faktor-faktor resiko ... 83

2.8.3 Tanda dan gejala ... 84

2.8.4 Penemuan penderita tuberkulosis ... 84

2.8.5 Klasifikasi penderita tuberkulosisparu ... 87

2.8.6 Upaya penanggulangan tuberkulosisstrategi DOTS ... 89

2.8.7 Pengawasan menelan obat... 91

2.8.8 Pengobatan tuberkulosis... 92

2.8.9 Pemantauan dan hasil pengobatan tuberkolusis ... 96

2.8.10 Pencegahan penularan tuberkulosis ... 97

2.8.11 Lingkungan rumah yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis ... 99

2.8.12 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan tuberkulosis paru ... 102

2.8.13 Angka konversi (Conversion Rate) BTA ... 104

2.8.14 Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) ... 106

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN . 110 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 110

3.2 Hipotesis Penelitian ... 114

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 115

4.1 Rancangan Penelitian ... 115

4.2 Populasi, Besar Sampel & Teknik Pengambilan Sampel... 116

4.2.1 Populasi dan besar sampel ... 116

4.2.2 Sampling ... 118

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 119

4.3.1 Variabel independen... 119

(22)

4.3.3 Variabel kendali ... 120

4.3.4 Definisi oprasional ... 121

4.4 Instrumen Penelitian (bahan untuk pengukuran) ... 124

4.4.1 Self Efficacy ... 124

4.4.2 Respons adaptasi penerimaan psikologis ... 125

4.4.3 Respons adaptasi sosial ... 125

4.4.4 Respons adaptasi stres ... 125

4.4.5 Respons adaptasi biologis ... 126

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 130

4.6 Prosedur Pengumpulan Data ... 130

4.6.1 Tahap persiapan ... 130

4.6.2 Tahap pelaksanaan ... 131

4.7 Pengolahan dan Analisa Data... 133

4.7.1 Pengolahan data ... 133

4.7.2 Analisa data ... 133

4.8 Kerangka Operasional Penelitian ... 135

4.8 Etika Penelitian ... 136

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN ... 138

5.1 Data Peneilitian ... 138

5.1.1 Karakteristik Responden ... 140

5.1.2 Pelaksanaan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy pada pasien tuberkulosis paru... 144

5.2 Data & Analisis Variabel Penelitian ... 146

5.2.1 Deskripsi variabel penelitian ... 146

5.2.2 Hasil uji perbedaan variabel ... 160

BAB 6 PEMBAHASAN ... 171

6.1 Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Terhadap Self Efficacy pada Pasien Tuberkulosis Paru ... 173

6.2 Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Respons Psikologis pada Pasien Tuberkulosis Paru177 6.3 Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Respons Sosial pada Pasien Tuberkulosis Paru ... 180

6.4 Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Respons Penerimaan (Stres) pada Pasien Tuberkulosis Paru... 185

6.5 Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Respons Biologis (Penurunan Kortisol) Pasien Tuberkulosis Paru... 188

6.6 Pengaruh Modifikasi Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Respons Biologis (Konversi BTA) Pasien Tuberkulosis Paru... 190

6.7 Temuan Baru ... 192

6.8 Kontribusi Penelitian ... 193

(23)

BAB 7 PENUTUP ... 195

7.1 Kesimpulan ... 195

7.2 Saran ... 195

Daftar Pustaka ... 197

(24)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbedaan Diagnosis Medis dan Keperawatan ... 22

Tabel 2.2 : Standar intervensi Keperawatan di Rumah Menurut Teori... 23

Tabel 2.3 : Derajat Keparahan dalam DASS 21 ... 67

Tabel 2.4 : Daftar 21 item pertanyaan pada DASS 21 ... 67

Tabel 2.5 : Jenis, sifat dan dosis OAT ... 92

Tabel 2.6 : Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 1 ... 94

Tabel 2.7 : Dosis paduan OAT-Kombipak untuk Kategori 1... 95

Tabel 2.8 : Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 2. ... 95

Tabel 2.9 : Dosis KDT untuk Sisipan. ... 96

Tabel 2.10 : Indikator yang dapat digunakan diberbagai tingkatan ... 105

Tabel 4.1 : Definisi Operasional Pengaruh Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan dan Respons Biologis pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015... 121

Tabel 5.1 : Karakteristik Responden Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan Variabel Kendali Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 141

Tabel 5.2 : Analisis General Linear Model multivariat convonding variabel status perkawinan, tingkat pendidikan dan pemeriksaan BTA awal di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 144

Tabel 5.3 : Pelaksanaan Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 144

Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Self Efficacy Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 146

(25)

Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Self Efficacy Pasien Tuberkulosis Paru Sesudah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya,

Juli – Oktober 2015 ... 148 Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Self Efficacy Pasien Tuberkulosis Paru

Sesudah Kontrol di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli

– Oktober 2015 ... 149 Tabel 5.8 : Distribusi Frekuensi Respons Psikologis Pasien Tuberkulosis

Paru Sebelum Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota

Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 149 Tabel 5.9 : Distribusi Frekuensi Respons Psikologis Pasien Tuberkulosis

Paru Sebelum Kontrol di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya,

Juli – Oktober 2015 ... 150 Tabel 5.10 : Distribusi Frekuensi Respons Psikologis Pasien Tuberkulosis

Paru Sesudah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota

Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 150 Tabel 5.11 : Distribusi Frekuensi Respons Psikologis Pasien Tuberkulosis

Paru Sesudah Kontrol di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya,

Juli – Oktober 2015 ... 151 Tabel 5.12 : Distribusi Frekuensi Respons Sosial (Emosi) Pasien

Tuberkulosis Paru Sebelum dan Setelah Perlakuan di

Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 152 Tabel 5.13 : Distribusi Frekuensi Respons Sosial (Cemas) Pasien

Tuberkulosis Paru Sebelum dan Setelah Perlakuan di

Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 153 Tabel 5.14 : Distribusi Frekuensi Respons Sosial (Interaksi Sosial) Pasien

Tuberkulosis Paru Sebelum dan Setelah Perlakuan di

Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 154 Tabel 5.15 : Distribusi Frekuensi Respons Stres Pasien Tuberkulosis Paru

Sebelum dan Setelah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota

Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 155 Tabel 5.16 : Kadar Kortisol Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum dan

Setelah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli

– Oktober 2015 ... 156 Tabel 5.17 : Pemeriksaan BTA Awal Pengobatan Pasien Tuberkulosis

Paru di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober

(26)

Tabel 5.18 : Pemeriksaan BTA 1 Bulan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober

2015 ... 159 Tabel 5.19 : Pemeriksaan BTA 2 Bulan Akhir Fase Intensif Pengobatan

Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Wilayah Kota

Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 160 Tabel 5.20 : Hasil uji Self Efficacy Pasien Tuberkulosis Paru pada

Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di Puskesmas

Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 160 Tabel 5.21 : Hasil Uji Respons Psikologis Pasien Tuberkulosis Paru pada

Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol di Puskesmas

Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 161 Tabel 5.22 : Hasil Uji Respons Sosial (Emosi) Pasien Tuberkulosis Paru

Sebelum Dan Setelah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota

Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 162 Tabel 5.23 : Hasil uji Respons Sosial (Cemas) Pasien Tuberkulosis Paru

Sebelum dan Setelah Perlakuan Di Puskesmas Wilayah Kota

Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 163 Tabel 5.24 : Hasil Uji Respons Sosial (Interaksi Sosial) Pasien

Tuberkulosis Paru Sebelum dan Setelah Perlakuan di

Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 164 Tabel 5.25 : Hasil Uji Respons Stres Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum

dan Setelah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya,

Juli – Oktober 2015 ... 165 Tabel 5.26 : Perbedaan Kadar Kortisol Pasien Tuberkulosis Paru

Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Puskesmas Wilayah

Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 166 Tabel 5.27 : Hasil Willcoxon Signed Ranks Test & Chi Square Test

Pemeriksaan BTA Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas

Wilayah Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 167 Tabel 5.28 : Konversi BTA Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum dan

Setelah Perlakuan di Puskesmas Wilayah Kota Surabaya, Juli

– Oktober 2015 ... 168 Tabel 6.1 : Perbedaan Pengembangan Model Asuhan Keperawatan

(27)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Model Konseptual adaptasi Roy (dikutip Nursalam, 2005). ... 11

Gambar 2.2 : Regulator (Fitzpatrick, 1989 dalam Nursalam, 2005) ... 13

Gambar 2.3 : Cognator (Fitzpatrick, 1989 dalam Nursalam, 2005) ... 14

Gambar 2.4 : Diagram hubungan antara tahap proses keperawatan (Nursalam, 2001) ... 21

Gambar 2.5 : Sumber self efficacy (Bandura, 1978) ... 31

Gambar 2.6 : Hubungan Koping dengan Stres (Notosoedirdjo, 1998) ... 59

Gambar 2.6 : Regulasi kortisol (Huether & McCance, 2008) ... 69

Gambar 2.7 : Alur Diagnosis TB Paru (Depkes RI, 2007). ... 87

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan dan Respons Biologis pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015. ... 110

Gambar 4.1 : Rancangan Penelitian Pengaruh Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan dan Respons Biologis pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015. ... 115

Gambar 4.2 : Kerangka Operasional Penelitian Pengaruh Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan dan Respons Biologis pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Surabaya, Juli – Oktober 2015 ... 135

Gambar 5.1 : Hasil pemeriksaan sputum BTA negatif. ... 170

(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat rekomendasi penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa,

Politik dan Perlindungan Masyarakat ... 205

Lampiran 2 : Surat ijin penelitian dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya ... 206

Lampiran 3 : Surat ijin Laik Etik dari Komisi Etik FKM Universitas Airlangga ... 209

Lampiran 4 : Penjelasan Sebelum Persetujuan untuk Menjadi Responden ... 210

Lampiran 5 : Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden ... 212

Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian. ... 213

Lampiran 7 : Satuan Acara Kegiatan. ... 220

Lampiran 8 : Modul Panduan Perawatan Pasien Tuberkulosis Paru di Rumah ... 232

Lampiran 9 : Leaflet Tuberkulosis paru dapat disembuhkan ... 255

(29)

DAFTAR SIKATAN

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome ANA : American Nurses Association

BP-4 : Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru BTA : Basil Tahan Asam

CDR : Case Detection Rate Depkes : Departemen Kesehatan DOT : Directly Observed Treatment

DOTS : Directly Observed Treatment Short-course

E : Etambutol

H : Isoniasid (INH = Iso Niacid Hydrazide) HBC : High Burden Country

HIV : Human Immunodeficiency Virus KDT : Kombinasi Dosis Tetap

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kemenkes : Kementerian Kesehatan

MDGs : Millenium Development Goals MDR : Multi Drug Resistance

NTB : Nusa Tenggara Barat OAT : Obat Anti Tuberkulosis

PP&PL : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

Pustu : Puskesmas Pembantu

R : Rifampisin

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

S : Streptomisin

SAK : Satuan Acara Kegiatan

SCDTN : Self Care Deficit Theory of Nursing SD : Sekolah Dasar

SPS : Sewaktu-Pagi-Sewaktu

SR : Success Rate

TB : Tuberkulosis

UPK : Unit Pelayanan Kesehatan WHO : World Health Organization

Referensi

Dokumen terkait

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat satuan pendidikan (Depdiknas, 2006). KTSP tersebut terdiri dari tujuan

Akibat hukum penerapan klausula eksonerasi dalam perjanjian penerbitan kartu kredit yang diterbitkan BNI 46 Medan maka perjanjian tersebut tidak memenuhi asas keseimbangan

 Mempraktekkan cara memelihara lingkungan rumah Mencatat kegiatan Karang Taruna yang berupaya menggalang persatuan dan kesatuan Membuat gambar yang menunjukkan kerja sama

Whereas the definition of directed reading thinking activity itself is comprehension strategy that guides the students to make prediction about the text while they are reading

Scorecard pada organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka yaitu. Dinas Perikanan dan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Perencanaan Peningkatan Jalan (Hotmix) Dusun Alue Manggi Gp. Kuala Batee

Grater (1976) diacu dalam Muntasib (2003) menyatakan bahwa sebelum menyusun perencanaan program interpretasi disusun dulu suatu prokpektus yang.. merupakan suatu

Hasil perencanaan wi-fi balon pada ketinggian 400 meter pada skenario pertama memiliki daerah yang terlayani memiliki signal level kurang dari -90 dBm, dan 17,16% atau seluas