OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DPRD
OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DPRD
UNTUK MENINGKATKAN
UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Biodata Narasumber
Biodata Narasumber
•
Nama
Nama
: Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
: Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
•Lahir
Lahir
: Jambi, 4 Maret 1977
: Jambi, 4 Maret 1977
•
NIP
NIP
: 19770304 1995 11 1 001
: 19770304 1995 11 1 001
•
Jabatan
Jabatan
: Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
: Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
•Pangkat
Pangkat
: Pembina TK. I (IV/b)
: Pembina TK. I (IV/b)
•
Instansi
Instansi
: Kampus IPDN Jatinangor
: Kampus IPDN Jatinangor
•Alamat
Alamat
: Komp. Singgasana Pradana
: Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
Penduduk
Penduduk dan Wilayah dan Wilayah Indonesia yang Indonesia yang beraneka ragam
beraneka ragam
(Ribuan pulau, suku bangsa, ras dsb)
(Ribuan pulau, suku bangsa, ras dsb)
Hingga saat ini telah ada 7(tujuh) UU yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah :
1.
1. UU No. 1/1945UU No. 1/1945 SentralistikSentralistik 2.
2. UU No. 22/1948 UU No. 22/1948 SentralistikSentralistik 3.
3. UU No. 1/1957 UU No. 1/1957 DesentralistikDesentralistik 4.
4. UU No. 18/1965 UU No. 18/1965 DesentralistikDesentralistik 5.
5. UU No. 5/1974 UU No. 5/1974 SentralistikSentralistik 6.
6. UU No. 22/1999 UU No. 22/1999 DesentralistikDesentralistik
7. UU No. 32/2004 Desentralisasi berkeseimbangan
7. UU No. 32/2004 Desentralisasi berkeseimbangan
UU Nomor
UU Nomor 3232Tahun Tahun 20042004 Batu Penjuru (Batu Penjuru (Corner StoneCorner Stone)) Produk Perundang
Produk Perundang22-an lain-an lain
A. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Tidak Mungkin Dikelola Secara Sentralistik Tidak Mungkin Dikelola Secara Sentralistik
DEMOKRATISASI INFRASTRUKTUR POL. TUJUAN PARPOL, DPRD
POLITIK
DEMOKRATISASI SUPRASTRUKTUR POL. PILKADA
TUJUAN TUJUAN Pembagian Urusan Pem. DESENTRA- ADMINIS- Pembagian Sumber
Keu-LISASI TRASI Pembaruan Manajemen Pem. Pembangunan SDM Aparatur
TUJUAN SOSIAL& Kesejahteraan Masyarakat EKONOMI Peningkatan IPM
ISI OTONOMI DAERAH
ISI OTONOMI DAERAH
1.
1.
Hak Untuk memilih pemimpinnya sendiri secara
Hak Untuk memilih pemimpinnya sendiri secara
bebas.
bebas.
2.
2.
Hak untuk memiliki dan mengelola
Hak untuk memiliki dan mengelola
kekayaannya sendiri secara bebas.
kekayaannya sendiri secara bebas.
3.
3.
Hak untuk membuat aturannya sendiri secara
Hak untuk membuat aturannya sendiri secara
bebas.
bebas.
4.
4.
Hak untuk mengangkat dan memberhentikan
Hak untuk mengangkat dan memberhentikan
pegawainya sendiri secara bebas.
Kebebasan penggunaaan hak otonomi daerah
Kebebasan penggunaaan hak otonomi daerah
tidaklah bersifat mutlak, melainkan dibatasi oleh:
tidaklah bersifat mutlak, melainkan dibatasi oleh:
1. Peraturan Perundang-undangan yang lebih
1. Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya.
tinggi tingkatannya.
2. Asas kepatutan.
2. Asas kepatutan.
3. Norma-norma sosial yang hidup di kalangan
3. Norma-norma sosial yang hidup di kalangan
B. KEDUDUKAN DPRD DALAM SISTEM
B. KEDUDUKAN DPRD DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN RI
PEMERINTAHAN RI
Dengan adanya amandemen UUD 1945 (amandemen I sd
IV), telah terjadi perubahan paradigma dalam pembagian kekuasaan pemerintahan di tingkat nasional, dari
paradigma pembagian kekuasaan (distribution of power) ke
paradigma pemisahan kekuasaan (separation of power)
mengikuti model Trias Politica dari Montesqieu.
Pada UUD 1945 yang asli, kekuasaan pemerintahan
terpusat pada tangan Presiden, karena Presiden merupakan satu-satunya mandataris MPR. Terlebih lagi pada
penjelasan UUD 1945 dikemukakan bahwa : “
MODEL PEMBERIAN MANDATARIS KEKUASAAN DARI RAKYAT
MODEL PEMBERIAN MANDATARIS KEKUASAAN DARI RAKYAT
KEPADA PRESIDEN MELALUI MPR
KEPADA PRESIDEN MELALUI MPR
RAKYAT
RAKYAT
MPR
MPR
Mandataris
Mandataris
MODEL PEMBAGIAN KEKUASAAN MODEL PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT UUD 1945 YANG ASLI MENURUT UUD 1945 YANG ASLI
LEGISLATIF EKSEKTUTIF YUDIKATIF AUDITIF
LEGISLATIF EKSEKTUTIF YUDIKATIF AUDITIF
(DPR) (PRESIDEN) (MA)
(DPR) (PRESIDEN) (MA)
(BPK)
(BPK)
Pada UUD 1945 yang Asli dikemukakan bahwa Presiden
memegang kekuasaan membuat UU dengan persetujuan DPR (pasal 5 ayat 1).
Presiden mengangkat duta besar.
Fungsi-fungsi peradilan berada di bawah Presiden.
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan diangkat oleh Presiden.
MODEL PEMISAHAN KEKUASAAN MODEL PEMISAHAN KEKUASAAN
MENURUT UUD 1945 YANG DIAMANDEMEN MENURUT UUD 1945 YANG DIAMANDEMEN
LEGISLATIF EKSEKTUTIF YUDIKATIF AUDITIF
LEGISLATIF EKSEKTUTIF YUDIKATIF AUDITIF
(DPR) (PRESIDEN) (MA) (BPK)
(DPR) (PRESIDEN) (MA) (BPK)
--- =
Kekuasaan menyusun UU berada di tangan DPR, dengan
persetujuan Presiden (pasal 20 UUD 1945 Amandemen).
Kekuasaan kehakiman berada di bawah Mahkamah Agung dan
bebas dari pengaruh pemerintah.( lihat UU Nomor 4 Tahun 2004, khususnya pasal 2).
Ketua BPK diangkat dari Presiden berdasarkan rekomendasi
DPR.
Dibangun Mahkamah Konstitusi untuk menyelesaikan
MODEL PEMENCARAN KEKUASAAN MODEL PEMENCARAN KEKUASAAN DALAM RANGKA DESENTRALISASI DALAM RANGKA DESENTRALISASI
PEM. PUSATPEM. PUSAT
LEGISLATIF EKSEKTUTIF YUDIKATIF AUDITIFLEGISLATIF EKSEKTUTIF YUDIKATIF AUDITIF
(DPR) (PRESIDEN) (MA) (BPK)(DPR) (PRESIDEN) (MA) (BPK)
EKSEKTUTIFEKSEKTUTIF
(PRESIDEN)(PRESIDEN)
PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH
BADAN EKSEKUTIF BADAN LEGISLATIFBADAN EKSEKUTIF BADAN LEGISLATIF
DAERAH DAERAHDAERAH DAERAH
KOMUNITAS OTONOM LAINNYAKOMUNITAS OTONOM LAINNYA
MODEL PEMENCARAN KEKUASAAN MODEL PEMENCARAN KEKUASAAN DALAM RANGKA DESENTRALISASI DALAM RANGKA DESENTRALISASI
MODEL PEMENCARAN KEKUASAAN MODEL PEMENCARAN KEKUASAAN DALAM RANGKA DESENTRALISASI DALAM RANGKA DESENTRALISASI
MENURUT UU 32/2004 MENURUT UU 32/2004
EKSEKTUTIFEKSEKTUTIF
(PRESIDEN)(PRESIDEN)
UNSUR PENYELENGGARA
PEMERINTAHAN DAERAHPEMERINTAHAN DAERAH
KEPALA DAERAH DAN DPRD
KOMUNITAS OTONOM LAINNYA
C. OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DPRD
C. OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DPRD
I.
I.
FUNGSI LEGISLASI
FUNGSI LEGISLASI
1. Fungsi legislasi adalah fungsi utama yang
1. Fungsi legislasi adalah fungsi utama yang
harus dijalankan oleh DRPD sebagai wakil
harus dijalankan oleh DRPD sebagai wakil
rakyat.
rakyat.
2. Rakyat sebagai pemilik kedaulatan berhak
2. Rakyat sebagai pemilik kedaulatan berhak
untuk membuat kebijakan-kebijakan guna
untuk membuat kebijakan-kebijakan guna
mengatur dirinya. Pembuatan kebijakan pada
mengatur dirinya. Pembuatan kebijakan pada
tingkat daerah dilakukan oleh wakil-wakil
tingkat daerah dilakukan oleh wakil-wakil
rakyat yang duduk di DPRD.
Pada UU Nomor 32 Tahun 2004 ada kemauan
Pada UU Nomor 32 Tahun 2004 ada kemauan
politik untuk memperkuat fungsi legislasi DPRD,
politik untuk memperkuat fungsi legislasi DPRD,
sejalan dengan perubahan paradigma pada tingkat
sejalan dengan perubahan paradigma pada tingkat
nasional.
nasional.
Apabila pada UU Nomor 22 Tahun 1999, khususnya
Apabila pada UU Nomor 22 Tahun 1999, khususnya
pasal 43 huruf g dikatakan bahwa Kepala Daerah
pasal 43 huruf g dikatakan bahwa Kepala Daerah
mempunyai kewajiban membuat peraturan Daerah
mempunyai kewajiban membuat peraturan Daerah
dengan persetujuan DPRD, maka pada PP Nomor 25
dengan persetujuan DPRD, maka pada PP Nomor 25
Tahun 2004, pasal 95 ayat (1) dikatakan bahwa : “
Tahun 2004, pasal 95 ayat (1) dikatakan bahwa : “
DPRD memegang kekuasaan membentuk Peraturan
DPRD memegang kekuasaan membentuk Peraturan
Daerah
Daerah
”.
”.
Perlu dibuat PROLEGDA (Program Legislasi
Perlu dibuat PROLEGDA (Program Legislasi
Daerah).
MATERI-MATERI PERATURAN DAERAH MATERI-MATERI PERATURAN DAERAH DALAM RANGKA PENYUSUNAN PROLEGDA DALAM RANGKA PENYUSUNAN PROLEGDA
Menurut UU Nomor 10 Tahun 2004 , ada tiga jenis
Menurut UU Nomor 10 Tahun 2004 , ada tiga jenis
peraturan yang dapat dibuat oleh Daerah sebagai
peraturan yang dapat dibuat oleh Daerah sebagai
suatu kesatuan masyarakat hukum yaitu :
suatu kesatuan masyarakat hukum yaitu :
a. Peraturan Daerah
a. Peraturan Daerah
b. Peraturan Kepala Daerah
b. Peraturan Kepala Daerah
c. Keputusan Kepala Daerah.
c. Keputusan Kepala Daerah.
* Dari ketiga peraturan tsb, yang menjadi ranah DPRD
* Dari ketiga peraturan tsb, yang menjadi ranah DPRD
adalah mengenai Peraturan Daerah, sedangkan
adalah mengenai Peraturan Daerah, sedangkan
Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala
Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala
Daerah adalah ranah Kepala Daerah, sebagai
Daerah adalah ranah Kepala Daerah, sebagai
penjabaran dari PERDA.
JENIS PERATURAN DAERAH
JENIS PERATURAN DAERAH
PERATURAN DAERAH DAPAT DIKELOMPOK-
PERATURAN DAERAH DAPAT
DIKELOMPOK-KAN MENJADI DUA MACAM YAITU :
KAN MENJADI DUA MACAM YAITU :
1.
1.
Kelompok rutin, seperti pengesahan APBD,
Kelompok rutin, seperti pengesahan APBD,
perubahan APBD, pengesahan perhitungan
perubahan APBD, pengesahan perhitungan
APBD.
APBD.
Inisiatifnya datang dari Kepala
Inisiatifnya datang dari Kepala
Daerah, karena semua bahannya ada di
Daerah, karena semua bahannya ada di
jajaran Pemerintah Daerah.
jajaran Pemerintah Daerah.
2.
2.
Kelompok insidental , meliputi semua
Kelompok insidental , meliputi semua
Peraturan Daerah yang dibuat hanya
Peraturan Daerah yang dibuat hanya
sesekali, sesuai kebutuhan.
UU 22/1999 UU 32/2004
UU 22/1999 UU 32/2004
PP 25/2000 PP Pembagian PP PedomanPP 25/2000 PP Pembagian PP Pedoman
Ur. Pem. OrganisasiUr. Pem. Organisasi
Perda Urusan Perda Perangkat DaerahPerda Urusan Perda Perangkat Daerah
Pem bagi DaerahPem bagi Daerah
Perda ttg Pajak & RetribusiPerda ttg Pajak & Retribusi
Perda ttg RUTR Perda ttg RUTR
Gambar : Model Penentuan Materi Perda Berdasarkan Gambar : Model Penentuan Materi Perda Berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang terkait Peraturan Perundang-undangan yang terkait
UU 25/2004 tentang SPPN
UU 25/2004 tentang SPPN
PP 20/2004 PP 21/2004
PP 20/2004 PP 21/2004
ttg RKP ttg Penyusunan RKA (Rencana Kerja danttg RKP ttg Penyusunan RKA (Rencana Kerja dan
Anggaran ) KL Anggaran ) KL
Perda ttg RPJPD
Perda ttg RPJPD
Perda ttg RPJMD PerKDH ttg RKA SKPDPerda ttg RPJMD PerKDH ttg RKA SKPD
Gambar : Model Penentuan Materi Perda Berdasarkan Peraturan Gambar : Model Penentuan Materi Perda Berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang terkait Perundang-undangan yang terkait
UU 32/2004
UU 32/2004
UU 33/2004
UU 33/2004
tentang Perimb tentang Perimb UU UU ttg Pajakttg PajakKeuangan Antara Pem Pusat dan & RetribusiKeuangan Antara Pem Pusat dan & Retribusi
Pem. Daerah DaerahPem. Daerah Daerah
PP
PP
ttg Keuangan Daerahttg Keuangan DaerahPP
PP
ttg Pajak &ttg Pajak &retribusi Daerahretribusi Daerah
Perda Perda ttg Perimbangan Perda-Perda ttg ttg Perimbangan Perda-Perda ttg
Keuangan Kab dgn Desa Pajak & retribusiKeuangan Kab dgn Desa Pajak & retribusi
(ADD)
(ADD)
DaerahDaerahGambar : Model Penentuan Materi Perda Berdasarkan Peraturan Gambar : Model Penentuan Materi Perda Berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang terkait Perundang-undangan yang terkait
Materi yang dapat disusun dalam Program Legislasi Daerah Materi yang dapat disusun dalam Program Legislasi Daerah
(PROLEGDA) untuk kurun waktu lima tahunan : (PROLEGDA) untuk kurun waktu lima tahunan :
a. Perubahan terhadap berbagai Perda yang sudah adaa. Perubahan terhadap berbagai Perda yang sudah ada
disesuaikan dengan perubahan peraturan perundangdisesuaikan dengan perubahan peraturan perundang
-undangan yang datang dari pemerintah pusat maupun-undangan yang datang dari pemerintah pusat maupun
perubahan situasi dan kondisi IPOLEKSOSBUDAG.perubahan situasi dan kondisi IPOLEKSOSBUDAG.
b. Penggantian berbagai Perda yang sudah ada.b. Penggantian berbagai Perda yang sudah ada.
c. Penyusunan Perda baru c. Penyusunan Perda baru Terutama untuk Terutama untuk
menindaklanjuti materi per-UUan yang diperintahkanmenindaklanjuti materi per-UUan yang diperintahkan
Daftar nama (min 5 orang) dan tanda tangan pengusul +raperda + naskah akademis
Daftar nama (min 5 orang) dan tanda tangan pengusul +raperda + naskah akademis
PIMPINAN DPRDPIMPINAN DPRD
Rapat Paripurna pada masa persidangan tersebut
memutuskan untuk : Rapat Paripurna pada masa
persidangan tersebut memutuskan untuk :
MENOLAK MENOLAK Menerima tanpa perubahan Menerima tanpa perubahan Persetujuan dengan perubahan Persetujuan dengan perubahan
Pimpinan DPRD menugaskan Komisi/Badan Legislasi atau Pansus untuk menyempurnakan
Pimpinan DPRD menugaskan Komisi/Badan Legislasi atau Pansus untuk menyempurnakan
Pimpinan DPRD menyampaikan raperda kepada KDH
Pimpinan DPRD menyampaikan raperda kepada KDH
KDH menunjuk Pejabat yang akan mewakili
KDH menunjuk Pejabat yang akan mewakili
Pengambilan Keputusan oleh Rapat Paripurna Pengambilan Keputusan
oleh Rapat Paripurna
Jawaban Fraksi terhadap pendapat KDH/Pejabat Jawaban Fraksi terhadap
pendapat KDH/Pejabat
Pendapat KDH terhadap Raperda usul DPRD
Pendapat KDH terhadap Raperda usul DPRD
Penjelasan dalam Rapat Paripurna oleh Pimpinan Komisi/Gabungan Komisi
atau Pimpinan Pansus terhadap Raperda Penjelasan dalam Rapat Paripurna oleh Pimpinan Komisi/Gabungan Komisi
atau Pimpinan Pansus terhadap Raperda T I N G K A T II T I N G K A T I Peserta persidangan yang terlibat :
-Anggota DPRD lainnya
-Kepala Daerah/Pejabat
-Para pengusul
Peserta persidangan yang terlibat :
-Anggota DPRD lainnya
-Kepala Daerah/Pejabat
-Para pengusul
T I N G K A T III T I N G K A T IV
Pembahasan dalam Rapat Komisi/Gabungan Komisi
atau Panitia khusus dengan KDH/Pejabat
yang ditunjuk
Pembahasan dalam Rapat Komisi/Gabungan Komisi
atau Panitia khusus dengan KDH/Pejabat
yang ditunjuk
Sumber : PP Nomor 25 Tahun 2004
TATA CARA PEMBAHASAN RAPERDA ATAS PRAKARSA DPRD
TATA CARA PEMBAHASAN RAPERDA ATAS PRAKARSA PEMDA TATA CARA PEMBAHASAN RAPERDA ATAS PRAKARSA PEMDATATA CARA PEMBAHASAN RAPERDA ATAS PRAKARSA PEMDATATA CARA PEMBAHASAN RAPERDA ATAS PRAKARSA PEMDA
Raperda beserta naskah akdemisnya dan Surat Pengantar Kepala Daerah
Raperda beserta naskah akdemisnya dan Surat Pengantar Kepala Daerah
PIMPINAN DPRD
PIMPINAN DPRD
Dibagikan ke anggota Rapat Paripurna pada masa sidang
yang bersangkutan
Dibagikan ke anggota Rapat Paripurna pada masa sidang
yang bersangkutan
Badan Musyawarah menunjuk alat kelengkapan yang akan
membahas
Badan Musyawarah menunjuk alat kelengkapan yang akan
membahas
Penyampaian sambutan KDH terhadap
pengam-bilan keputusan
Penyampaian sambutan KDH terhadap
pengam-bilan keputusan
Pengambilan Keputusan dalam Rapat Paripurna
Pengambilan Keputusan dalam Rapat Paripurna
Pembahasan dalam Rapat Komisi/Gabungan Komisi
atau Panitia khusus dengan KDH/Pejabat yang
ditunjuk
Pembahasan dalam Rapat Komisi/Gabungan Komisi
atau Panitia khusus dengan KDH/Pejabat yang
ditunjuk
Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi
Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi
Penjelasan KDH dalam Rapat Paripurna ttg penyampaian Raperda
Penjelasan KDH dalam Rapat Paripurna ttg penyampaian Raperda T I N G K A T II T I N G K A T I T I N G K A T III T I N G K A T IV
Jawaban KDH terhadap pemandangan umum
Fraksi
Jawaban KDH terhadap pemandangan umum
Fraksi
Sumber : PP Nomor 25 Tahun 2004
TATA CARA PEMBAHASAN RAPERDA ATAS PRAKARSA PEMDA
PARAMETER KEBERHASILAN DPRD DALAM
PARAMETER KEBERHASILAN DPRD DALAM
MENJALANKAN FUNGSI LEGISLASI
MENJALANKAN FUNGSI LEGISLASI
1. Keberhasilan DPRD dalam menjalankan fungsi
1. Keberhasilan DPRD dalam menjalankan fungsi
legislasi hukan diukur dari JUMLAH dan JENIS
legislasi hukan diukur dari JUMLAH dan JENIS
Perda yang dihasilkan.
Perda yang dihasilkan.
2. Keberhasilan DPRD dalam menjalankan fungsi
2. Keberhasilan DPRD dalam menjalankan fungsi
Legislasi diukur dari Perda dengan ciri-ciri :
Legislasi diukur dari Perda dengan ciri-ciri :
a. dapat dilaksanakan secara konsisten.
a. dapat dilaksanakan secara konsisten.
b. menjadi rekayasa sosial
b. menjadi rekayasa sosial
(SOCIAL ENGINEERING
)
)
untuk menuju ke arah kebaikan.
untuk menuju ke arah kebaikan.
c. menciptakan rasa keadilan.
c. menciptakan rasa keadilan.
d. mendorong terciptanya kesejahteraan
d. mendorong terciptanya kesejahteraan
Kasus Korupsi Pejabat Daerah (2004-2006)Kasus Korupsi Pejabat Daerah (2004-2006)
Sumber : Makalah dari KPKSumber : Makalah dari KPK
Jumlah Surat/Laporan Pengaduan Masyarakat per
Jumlah Surat/Laporan Pengaduan Masyarakat per
31 Mei 2006 (12.128) (Sumber : Makalah KPK)
31 Mei 2006 (12.128) (Sumber : Makalah KPK)
IPK merupakan indeks persepsi pebisnis, maka
IPK merupakan indeks persepsi pebisnis, maka
praktek-praktek korupsi dalam urusan bisnis harus
praktek-praktek korupsi dalam urusan bisnis harus
dikurangi. Misalnya dalam urusan
dikurangi. Misalnya dalam urusan
:
:
Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, HGU, IMB, ijin Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, HGU, IMB, ijin
ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.). ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
Pengurusan izin PMA (Indonesia 771 hari, Malaysia 45 hari, Pengurusan izin PMA (Indonesia 771 hari, Malaysia 45 hari,
Vietnam 40 hari), Vietnam 40 hari),
Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi
pajak). pajak).
Pengadaan barang dan jasa pemerintah (markup, fiktif, Pengadaan barang dan jasa pemerintah (markup, fiktif,
kickback, suap, penunjukan langsung, dll.). kickback, suap, penunjukan langsung, dll.).
Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan
(bea cukai). (bea cukai).
Pungutan liar oleh polisi, imigrasi, tenaga kerja.Pungutan liar oleh polisi, imigrasi, tenaga kerja.
Proses pembayaran termin proyek dari KPKN.Proses pembayaran termin proyek dari KPKN.
Di Indonesia ada 368 jenis pelayanan publik (waktu & Di Indonesia ada 368 jenis pelayanan publik (waktu &
II. FUNGSI ANGGARAN
II. FUNGSI ANGGARAN
Hakekat fungsi anggaran adalah bagaimana wakil rakyat Hakekat fungsi anggaran adalah bagaimana wakil rakyat
dapat mengawal agar dana publik dapat digunakan dapat mengawal agar dana publik dapat digunakan
sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. sebesar-besarnya untuk kepentingan publik.
Dalam anggaran, kedudukan DPRD sebenarnya lebih kuat Dalam anggaran, kedudukan DPRD sebenarnya lebih kuat
dibandingkan kedudukanPemerintah Daerah, karena DPRD dibandingkan kedudukanPemerintah Daerah, karena DPRD
memiliki SENJATA PAMUNGKAS, yakni apabila DPRD memiliki SENJATA PAMUNGKAS, yakni apabila DPRD
menolak menyetujui rancangan Perda tentang APBD, maka menolak menyetujui rancangan Perda tentang APBD, maka Kepala Daerah membuat Peraturan Kepala Daerah tentang Kepala Daerah membuat Peraturan Kepala Daerah tentang
APBD dengan pagu setinggi-tingginya sama dengan APBD APBD dengan pagu setinggi-tingginya sama dengan APBD
tahun sebelumnya. (lihat pasal 187 ayat 1 UU Nomor tahun sebelumnya. (lihat pasal 187 ayat 1 UU Nomor
32/2004). 32/2004).
Senjata pamungkas ini perlu digunakan secara bijak dan Senjata pamungkas ini perlu digunakan secara bijak dan
hati-hati, karena akan mengakibatkan pembangunan akan hati-hati, karena akan mengakibatkan pembangunan akan
Dalam melakukan penjaringan aspirasi masyarakat pada Dalam melakukan penjaringan aspirasi masyarakat pada
waktu reses maupun pada saat melakukan konsultasi waktu reses maupun pada saat melakukan konsultasi
publik, anggota DPRD harus berpedoman pada dokumen publik, anggota DPRD harus berpedoman pada dokumen
perencanaan yang sah (RPJMD, Renstra dlsb). Dengan perencanaan yang sah (RPJMD, Renstra dlsb). Dengan
demikian, yang akan diinventarisasi oleh anggota DPRD demikian, yang akan diinventarisasi oleh anggota DPRD
adalah DAFTAR KEBUTUHAN MASYARAKAT, baik adalah DAFTAR KEBUTUHAN MASYARAKAT, baik
KEBUTUHAN DASAR maupun KEBUTUHAN PENGEMBANGAN, KEBUTUHAN DASAR maupun KEBUTUHAN PENGEMBANGAN,
bukan DAFTAR KEINGINAN. bukan DAFTAR KEINGINAN.
Dalam mengajukan Pokok-pokok Pikiran DPRD sebagai Dalam mengajukan Pokok-pokok Pikiran DPRD sebagai
bahan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) setiap bahan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) setiap
tahunnya, tidak boleh keluar dari Visi dan Misi yang telah tahunnya, tidak boleh keluar dari Visi dan Misi yang telah
ditetapkan dalam RPJMD. Pilihan-pilihan politik berdasarkan ditetapkan dalam RPJMD. Pilihan-pilihan politik berdasarkan
aspirasi masyarakat tetap merujuk pada dokumen aspirasi masyarakat tetap merujuk pada dokumen
perencanaan yang sah. Anggota DPRD seyogyanya tidak perencanaan yang sah. Anggota DPRD seyogyanya tidak
menjanjikan sesuatu yang tidak terdapat dalam dokumen menjanjikan sesuatu yang tidak terdapat dalam dokumen
perencanaan yang sah.
perencanaan yang sah. PERLU PROSES PEMBELAJARAN PERLU PROSES PEMBELAJARAN
Konsepsi Fungsi Penganggaran
Konsepsi Fungsi Penganggaran 3333
Pentingnya Fungsi Penganggaran
APBD merupakan cerminan kebijakan fiskal.
APBD merupakan cerminan kebijakan fiskal.
Fungsi APBD: alokasi, distribusi, dan
Fungsi APBD: alokasi, distribusi, dan
stabilisasi.
stabilisasi.
APBD merupakan rencana investasi daerah yang
APBD merupakan rencana investasi daerah yang
dapat meningkatkan daya saing daerah dan
dapat meningkatkan daya saing daerah dan
kesejahteraan rakyat.
kesejahteraan rakyat.
APBD merupakan pedoman kerja, alat control
APBD merupakan pedoman kerja, alat control
(pengendalian) dan alat ukur kinerja bagi
(pengendalian) dan alat ukur kinerja bagi
Pemerintah Daerah.
34
34
Sumber Pendanaan UU No. 33/2004
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah
Pemerintah
Daerah
Belanja Surplus/Defisit Pembiayaan Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Transfer PAD UU No.34/2000 APBN APBN Sebagian UrusanUU No. 32/2004
APBD
Pelaksanaan Urusan
Pelaksanaan Urusan
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL
DAK Dana Otsus DBH DAU Dana Penyesuaian Dana Hibah Dana Darurat Tugas Pembantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah Dekonsentrasi Desentralisasi K/L
35
35
Sumber pendanaan UU No. 33/2004
Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Tugas Pembantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah Tugas Pembantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah Dekonsentrasi Dekonsentrasi Desentralisasi Desentralisasi APBN APBN Sebagian Urusan UU No. 32/2004
Dasar Hukum Fungsi Penganggaran
Dasar Hukum Fungsi Penganggaran
RPP Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan RPP Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
PP No. 58/2005 ttg Pengelolaan
Keuangan Daerah
PP No. 58/2005 ttg Pengelolaan
Keuangan Daerah
• PP 65/2001 • PP 66/2001
• PP 65/2001 • PP 66/2001
PP No. 55/2005 tentang Dana Perimbangan
PP No. 55/2005 tentang Dana Perimbangan
PP No. 57/2005 tentang Hibah Kepada Daerah
PP No. 57/2005 tentang Hibah Kepada Daerah
PP No. 54/2005 tentang Pinjaman
Daerah
Konsepsi Fungsi Penganggaran
Konsepsi Fungsi Penganggaran 3636
Proses Penyusunan APBD
Proses Penyusunan APBD
(PP No. 58/2005)
III. FUNGSI PENGAWASAN
III. FUNGSI PENGAWASAN
Hakekat fungsi pengawasan oleh DPRD adalah
Hakekat fungsi pengawasan oleh DPRD adalah
melakukan pengawasan pada tataran kebijakan
melakukan pengawasan pada tataran kebijakan
dan politis, bukan pengawasan yang bersifat
dan politis, bukan pengawasan yang bersifat
teknis fungsional.
teknis fungsional.
Pengawasan itu sendiri merupakan salah satu
Pengawasan itu sendiri merupakan salah satu
fungsi manajemen. Fungsi lainnya adalah
fungsi manajemen. Fungsi lainnya adalah
perencanaan, pengorganisasian dan
perencanaan, pengorganisasian dan
penggerakan. Pengawasan dilakukan pada saat
penggerakan. Pengawasan dilakukan pada saat
fungsi perencanaan, pengorganisasian maupun
fungsi perencanaan, pengorganisasian maupun
fungsi penggerakan dijalankan.
MEMPERKUAT FUNGSI PENGAWASAN DPRDMEMPERKUAT FUNGSI PENGAWASAN DPRD
Pelaksanaan Terhadap Peraturan Daerah dan
Pelaksanaan Terhadap Peraturan Daerah dan
peraturan per-UU an lainnya :
peraturan per-UU an lainnya :
1. Menginventarisasi berbagai Perda yang ada untuk dilihat :
1. Menginventarisasi berbagai Perda yang ada untuk dilihat :
a. kesesuaiannya dgn peraturan perundang-undangan yg ada;a. kesesuaiannya dgn peraturan perundang-undangan yg ada;
b. pelaksanaannya.b. pelaksanaannya.
2. Dari hasil inventarisasi diperoleh gambaran sbb:
2. Dari hasil inventarisasi diperoleh gambaran sbb:
a. adanya berbagai Perda yang perlu diganti atau diubah;a. adanya berbagai Perda yang perlu diganti atau diubah;
b. perlu dibuat Perda baru sebagai pelaksanaan peraturanb. perlu dibuat Perda baru sebagai pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di tingkat nasional;perundang-undangan di tingkat nasional;
3. Mendorong pihak Pemda agar Perda yg sudah ada dapat
3. Mendorong pihak Pemda agar Perda yg sudah ada dapat
diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutandiimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan
supaya tercipta tertib hukum dan kepastian hukum.supaya tercipta tertib hukum dan kepastian hukum.
Pengawasan terhadap Peraturan Kepala Daerah
Pengawasan terhadap Peraturan Kepala Daerah
dan Keputusan Kepala Daerah
dan Keputusan Kepala Daerah
1. Menginventarisasi berbagai Peraturan Kepala Daerah dan1. Menginventarisasi berbagai Peraturan Kepala Daerah dan
Keputusan Kepala Daerahyang ada untuk dilihat :Keputusan Kepala Daerahyang ada untuk dilihat :
a. kesesuaiannya dgn peraturan perundang-undangan yg adaa. kesesuaiannya dgn peraturan perundang-undangan yg ada
termasuk dengan Perda setempat; b. pelaksanaannya.termasuk dengan Perda setempat; b. pelaksanaannya.
2. Dari hasil inventarisasi diperoleh gambaran sbb:2. Dari hasil inventarisasi diperoleh gambaran sbb:
a. adanya berbagai Peraturan Kepala Daerah dan Keputusana. adanya berbagai Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan
Kepala Daerah yang tidak sesuai lagi dan atau bertentanganKepala Daerah yang tidak sesuai lagi dan atau bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang ada;dengan peraturan perundang-undangan yang ada;
b. adanya berbagai Peraturan Kepala Daerah dan Keputusanb. adanya berbagai Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan
Kepala Daerah yang tidak dilaksanakan;Kepala Daerah yang tidak dilaksanakan;
3. Mendorong pihak Kepala Daerah agar berbagai Peraturan Kepala3. Mendorong pihak Kepala Daerah agar berbagai Peraturan Kepala
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yg tidak sesuai dapatDaerah dan Keputusan Kepala Daerah yg tidak sesuai dapat
dicabut atau diperbaiki, sedangkan yang masih sesuai dapatdicabut atau diperbaiki, sedangkan yang masih sesuai dapat
dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan supaya terciptadilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan supaya tercipta
tertib hukum dan kepastian hukum.tertib hukum dan kepastian hukum.
Pengawasan Terhadap Pelaksanaan APBD
Pengawasan Terhadap Pelaksanaan APBD
Wujudnya adalah melihat, mendengar, mencermati Wujudnya adalah melihat, mendengar, mencermati pelaksanaan APBD oleh SKPD – baik secara langsung pelaksanaan APBD oleh SKPD – baik secara langsung maupun berdasarkan informasi yang diberikan oleh maupun berdasarkan informasi yang diberikan oleh konstituen, tanpa masuk ke ranah pengawasan yang konstituen, tanpa masuk ke ranah pengawasan yang bersifat teknis.
bersifat teknis.
Apabila ada dugaan penyimpangan dapat dilakukan hal-hal Apabila ada dugaan penyimpangan dapat dilakukan hal-hal sbb:
sbb:
a. memberitahukan kepada KDH untuk ditindaklanjuti;a. memberitahukan kepada KDH untuk ditindaklanjuti;
b. membentuk Pansus untuk mencari informasi yang lebihb. membentuk Pansus untuk mencari informasi yang lebih
akurat;akurat;
c. menyampaikan adanya dugaan penyimpangan kepadac. menyampaikan adanya dugaan penyimpangan kepada
instansi penyidik ( Kepolisian, Kejaksaan, KPK).instansi penyidik ( Kepolisian, Kejaksaan, KPK).
Parameter yang digunakan antara lain INPRES No 7 Tahun Parameter yang digunakan antara lain INPRES No 7 Tahun 1999 tentang AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi
1999 tentang AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
Pengawasan Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Pengawasan Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Dalam Melaksanakan Program Pembangunan Daerah
Dalam Melaksanakan Program Pembangunan Daerah
Melihat, mengamati, mendengar pelaksanaan pembangunan Melihat, mengamati, mendengar pelaksanaan pembangunan oleh SKPD maupun melalui partisipasi masyarakat untuk
oleh SKPD maupun melalui partisipasi masyarakat untuk
dibandingkan dengan dokumen perencanaan yang sah berupa :
dibandingkan dengan dokumen perencanaan yang sah berupa :
- RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)- RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)
untuk kurun waktu 20 tahun.untuk kurun waktu 20 tahun.
- RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)- RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
untuk kurun waktu 5 tahun.untuk kurun waktu 5 tahun.
- Rencana Pembangunan Tahunan yang tertuang dalam APBD.- Rencana Pembangunan Tahunan yang tertuang dalam APBD.
Pengawasan Kerjasama Internasional di Daerah
Pengawasan Kerjasama Internasional di Daerah
1.1. Pengawasan dilakukan baik terhadap kerjasama yang Pengawasan dilakukan baik terhadap kerjasama yang
dilakukan Kepala Daerah tanpa persetujuan DPRD dilakukan Kepala Daerah tanpa persetujuan DPRD maupun
maupun
kerjasama yang harus memperoleh persetujuan DPRD, kerjasama yang harus memperoleh persetujuan DPRD, yakni kerjasama yang membebani masyarakat dan Daerah yakni kerjasama yang membebani masyarakat dan Daerah ( lihat pasal 42 ayat (1) huruf k UU Nomor 32 Tahun 2004) ( lihat pasal 42 ayat (1) huruf k UU Nomor 32 Tahun 2004)
2. Ruang lingkup pengawasan meliputi :2. Ruang lingkup pengawasan meliputi :
a. bidang yang dikerjasamakan (harus merupakana. bidang yang dikerjasamakan (harus merupakan
urusan/kewenangan Daerah ybs);urusan/kewenangan Daerah ybs);
b. jangka waktu kerjasama;b. jangka waktu kerjasama;
c. manfaat kerjasama bagi Daerah;c. manfaat kerjasama bagi Daerah;
d. sumber pembiayaan.d. sumber pembiayaan.
Optimalisasi Proses Pengawasan DPRD: Tahap 2
Optimalisasi Proses Pengawasan DPRD: Tahap 2
(lanjutan) – Teknik Pengawasan
(lanjutan) – Teknik Pengawasan
Tujuan Pengawasan
Evaluasi atas Pencapaian Tujuan
dibentuknya Perda
Rapat kerja komisi dengan pemerintah
Kegiatan kunjungan kerja
Rapat dengar pendapat umum Pengaduan/Informasi Pengumpulan Informasi /Pengawasan Evaluasi atas Pencapaian Tujuan Penetapan APBD
Evaluasi Kesesuaian Peraturan, Keputusan,Surat
Edaran dengan Perda Peraturan/Per-UU-an lainnya Teknik Pengawasan Pemahaman Tujuan Awal Dibentuknya Perda Pemahaman Tujuan Penetapan Nilai Pendapatan
dan Belanja Daerah
Memperoleh Informasi Awal Analisa Tingkat tercapainya tujuan Perda Analisa Tingkat tercapainya tujuan Penetapan APBD Pengumpulan Peraturan /Perundang-undangan yg berpotensi bersinggungan
dengan Peraturan, Keputusan, Surat Edaran
– Kepala Daerah
R E K O M E N D A S I Kesimpulan sesuai tidaknya
Peraturan, Keputusan,Surat Edaran dengan Perda Peraturan/Per-UU-an lainnya
Optimalisasi Proses Pengawasan DPRD: Tahap 2
Optimalisasi Proses Pengawasan DPRD: Tahap 2
(lanjutan) – Tujuan APBD
(lanjutan) – Tujuan APBD
Penerimaan Daerah
Belanja Daerah
Optimalisasi Pendapatan
Daerah
Alokasi Belanja Daerah yang Efektif & Efisien
Penerimaan Daerah yang tidak masuk
kas daerah Tidak tergalinya potensi penerimaan
daerah
Penggelembungan dana belanja
daerah Alokasi belanja yang tidak tepat
sasaran
Bagimu Negeri
Jiwa Raga Kami
Amiin.
Hatur Nuhun
Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
Atas Perhatiannya
Atas Perhatiannya
Mohon Maaf Kalau
Mohon Maaf Kalau
Kurang
Kurang
Memuaskan!!!!