• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan data kepegawaian dan jawaban responden dalam kuisioner, diperoleh data karakteristik responden menurut janis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja. Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Hasil Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan

Karakteristik Responden Frekuensi Prosentase

Jenis Kelamin Laki-laki 22 44,00 Perempuan 28 56,00 Usia <25 0 0,00 >25-30 0 0,00 >30-40 7 14,00 >40 43 86,00 Pendidikan Diploma ( D3) 0 0,00 Sarjana (S1) 38 76,00 Magister (S2) 12 24,00 Doktor (S3) 0 0,00

Tabel 5.1 menunjukan bahwa dari seluruh responden terlihat bahwa jumlah guru laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa rekrutment pegawai guru tidak didasarkan dari jenis kelamin namun lebih diutamakan berdasarkan kemampuan. Usia responden berusia lebih dari 30 tahun dengan frekuensi 7 guru setara dengan 14,00 %, sementara usia guru didominasi

(2)

usia lebih dari 40 tahun dengan frekuensi 43 guru atau setara dengan 86,00 %. Data menunjukan tidak ada guru yang berusia dibawah 30 tahun. Hal tersebut menggambarkan bahwa tenaga guru di SMA Negeri 90 Jakarta adalah tenaga pengajar yang berpengalaman. Berdasarkan data Tabel 5.1 jumlah responden yang diteliti tidak didapati berpendidikan diploma-3. Pendidikan paling rendah adalah sarjana strata-1. Hal ini merupakan persyaratan wajib untuk dapat mengajar pada kurikulum tingkat satuan pelajaran di SMA. Sementara itu responden yang berpendidikan tingkat magister (sarjana strata 2) sebanyak 12 guru setara dengan 24,00%. Data menunjukan bahwa kualifikasi guru merupakan tenaga pendidik memiliki kompetensi yang tinggi.

5.2. Statistik Deskriptif Data

Statistik deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga menaksir kualitas data berupa jenis variabel, ringkasan statistik. Ini disajikan dengan bentuk seperti Jumlah populasi, skor minimum, skor maksimum, mean (rata-rata), jumlah populasi dan standar deviasi. Data statistik yang diolah oleh program dapat disampaikan sebagai berikut :

Tabel 5.2

Hasil Deskriptif Statistik Jawaban Responden

Variabel

N Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Budaya Organisasi 50 90 121 4947 98,94 6,744

Kepemimpinan 50 76 122 4692 93,84 8,902

Kinerja Guru 50 62 80 3456 69,12 5,367

(3)

Tabel 5.2 mendeskripsi statistik tentang skor dari total variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel Budaya organisasi memiliki nilai skor minimum 90, nilai maksimum 121, nilai rata-rata 98,94 dan standar deviasi 6,744. Variabel kepemimpinan jumlah nilai skor minimum 76, nilai maksimum 123, nilai rata-rata 93,84 dan standar deviasi 6,744. Variabel kinerja jumlah nilai skor minimum 62, nilai maksimum 80, nilai rata-rata 69,12 dan standar deviasi 5,367.

Tabel 5.3

Hasil Statistik Deskriptif Penelitian Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Guru

Variabel Minimum Maximum Sum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Budaya Organisasi Inovasi 3 5 186 3,72 Perhatian Detil 3 5 181 3,62 Orientasi Hasil 4 5 215 4,30 Orientasi Orang 3 5 185 3,69 Orientasi Tim 3 5 205 4,11 Keagresifan 2 5 183 3,66 Gaya Kepemimpinan Transformasional Idealized Influence/Attributed 0 5 199 3,97 Idealized Influence/ Behavioral 2 5 204 4,08 Inspirational Motivation 3 5 209 4,18 Intelectual Stimulation 3 5 196 3,93 Individual Consideration 2 5 172 3,44 Kinerja Guru Perencanaan 4 5 216 4,33 Pelaksanaan 4 5 216 4,32 Evaluasi 4 5 215 4,30

(4)

Berdasarkan Tabel 5.3 dimensi penelitian yang memiliki nilai minimum memberikan sinyal kepada manajemen sekolah agar memberi perhatian khusus untuk ditingkatkan. Sedangkan nilai maksimum perlu mendapat perhatian untuk dipertahankan.

5.3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas adalah kehandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan, yakni seberapa konsisten jawaban kuesioner yang diisi oleh reponden dapat mengukur variabel penelitian. Uji sample dilakukan terhadap 50 responden.

Tabel 5.4

Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Guru

No Item Correlated Item

Total Correlation r tabel Ket. Budaya Organisasi

Inovasi 0,600 0,2732 Valid

Perhatian Detil 0,712 0,2732 Valid

Orientasi Hasil 0,713 0,2732 Valid

Orientasi Orang 0,543 0,2732 Valid

Orientasi Tim 0,724 0,2732 Valid

Keagresifan 0,436 0,2732 Valid

Stabilitas 0,758 0,2732 Valid

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Idealized Influence/Attributed 0,447 0,2732 Valid

Idealized Influence/ Behaviour 0,777 0,2732 Valid

Inspirational Motivation 0,644 0,2732 Valid

Intelectual Stimulation 0,819 0,2732 Valid

Individual Consideration 0,365 0,2732 Valid

Kinerja Guru

Perencanaan 0,888 0,2732 Valid

Pelaksanaan 0,886 0,2732 Valid

Evaluasi 0,832 0,2732 Valid

(5)

Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasi skor tiap item dengan skor total item kuisioner. Dasar pengambilan keputusan adalah jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pernyataan tersebut tidak valid. Nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5 % diperoleh nilai tabel sebesar = 0.2732.

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa nilai correlation pearson masing-masing instrument dengan skor total pertanyaan menunjukan lebih besar dari r tabel. Kesimpulannya adalah bahwa masing-masing butir pertanyaan pada variabel budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja guru adalah valid. Sehingga data yang dikumpulkan dalam instrument penelitian ini layak untuk dianalisis lebih lanjut.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah kuesioner yang dijadikan indikator dari variabel atau konstruk. Kuisioner dikatakan reliable jika jawaban responden terhadap suatu pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Metode pengujian reabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha (dengan soft ware SPSS versi 22), dan suatu variabel dikatakan reliabel jika menghasilkan Cronbach’s Alpha > r tabel. Nilai r tabel sebesar 0.6. Hasil uji reliabilitas dapat ditunjukan dalam tabel 5.7 sebagai berikut:

(6)

Tabel 5.5

Hasil Uji Reabilitas Variabel Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Guru

Sumber : Data primer diolah (2016)

Tabel 5.5 menunjukan bahwa berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha untuk dimensi pada variabel budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja adalah sebesar diatas 0,6. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa masing-masing pertanyaan dalam dimensi-dimensi pada seluruh variable independen dan dependen menunjukan konsistensi.

No Item Cronbach's Alpha r tabel Ket.

Budaya Organisasi

Inovasi 0.70 0,6 Reliabel

Perhatian Detil 0.67 0,6 Reliabel

Orientasi Hasil 0.68 0,6 Reliabel

Orientasi Orang 0.72 0,6 Reliabel

Orientasi Tim 0.69 0,6 Reliabel

Keagresifan 0.80 0,6 Reliabel

Stabilitas 0.70 0,6 Reliabel

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Idealized Influence/Attributed 0.737 0,6 Reliabel

Idealized Influence/ Behaviour 0.677 0,6 Reliabel

Inspirational Motivation 0.732 0,6 Reliabel

Intelectual Stimulation 0.704 0,6 Reliabel

Individual Consideration 0.808 0,6 Reliabel

Kinerja Guru

Perencanaan 0.818 0,6 Reliabel

Pelaksanaan 0.756 0,6 Reliabel

(7)

5.4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan pengujian normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penganggu (nilai residual) memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi normal dan distribusi komulatif. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis sesungguhnya. Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-P Plots menunjukan hasil seperti tabel berikut:

Uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah uji normalitas untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Uji ini bukan dilakukan pada variabelnya namun terhadap nilai rsidualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

Ho : Data terdistribusi normal Ha : Data tidak terdistribusi normal.

Jika probabilitasnya (nilai sig. ) >0.05 maka Ho tidak ditolak / terdistribusi normal.

(8)

Jika probabilitasnya (nilai sig. ) <0.05 maka Ho ditolak / tidak terdistribusi normal.

Tabel 5.6

Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.53390966 Most Extreme Differences Absolute .078 Positive .078 Negative -.046 Test Statistic .078

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data penelitian diolah (2016)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.sig. 2 tailed) sebesar 0,200 > 0,05, maka Ho tidak ditolak atau dikatakan residual terdistribusi secara normal. Selain penggambaran secara Kolmogorov Smirnov, penyebaran data penelitian juga dapat diketahui melalui gambar grafik probability plot atau P-P Plot.

(9)

Gambar 5.1 Grafik Probabilty Plot

Berdasarkan diagram P-P Plot diatas menunjukan penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas, dengan kata lain data penelitian berada mendekati garis diagonal kurva P-P Plot artinya data terdistribusi normal.

b.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Nilai yang digunakan untuk menunjukan multikolinearitas adalah Variance Inflation Factor (VIF) . Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas, sebaliknya jika nilai tolerance < 0,1 maka terjadi

(10)

multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas yang ditunjukan pada tabel 5.10

Tabel 5.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Budaya Organisasi 0,550 1,819

Gaya Kepemimpinan Transformasional 0,550 1,819

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Peneliti Diolah (2016)

Tabel 5.6 menunjukan bahwa nilai VIF untuk variabel budaya organisasi adalah 1,819 dan variabel gaya kepemimpinan adalah 1,819 artinya nilai VIF untuk kedua variabel tersebut kurang dari 10 (<10). Nilai tolerance kedua variabel tersebut adalah 0,550 > 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukan adanya gejala multikolinearitas pada model regresi linear. Variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini.

c. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas.

Hasil Uji heterskedasitas dapat dilihat dari gambar scatter plot. Jika terjadi pola tertentu (gelombang, melebar dan menyempit) maka mengindikasikan

(11)

terjadi heteroskedasitas, tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi heterskedasitas.

Gambar 5.2 Gambar Scatter Plot

Gambar 5.3 menjelaskan bahwa penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu. Diagram pencar diatas tidak membentuk pola tertentu, sehingga keadaan homoskedasitas terpenuhi. Hal ini berarti model regresi tersebut layak untuk memprediksi kinerja guru berdasarkan variabel independent (bebas).

5.5. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Tabel 5.9

Hasil Uji Pengaruh Individu (Uji t)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig, B Std, Error Beta 1 (Constant) 9,931 7,51 1,322 0.192 BudayaOrg 0,598 0,076 0,752 7,899 0.000 Kepemimpina 0,51 0,118 0,53 4,331 0.000

(12)

Uji t memiliki kriteria apabila signifikansi < 0,05 maka hipotesis tersebut terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan pada tabel 5.8 dapat ditunjukan bahwa signifikansi budaya organisasi didapat sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 (sig.< 0,05). Sehingga dapat diasumsikan bahwa budaya organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Variabel gaya kepemimpinan transformasional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau menerima Ha. Ini artinya variabel kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja guru.

Persamaan regresi : Y = b0 + b1X1 + b2X2 +e Y = 9,931 + 0,598X1 + 0,51X2

a. Pengujian terhadap koefisien variable budaya organisasi (b1) Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesa nol dan hipotesa alternative.

Ho : b1 = 0 (Budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja guru SMAN 90 Jakarta).

Ho : b1 ≠ 0 (Budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja guru SMAN 90 Jakarta).

2. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 7,899 3. Menentukan t tabel dengan menggunakan α = 0,05

(13)

Ho ditolak Ho diterima

Tabel distribusi t dapat dihitung dengan signifikansi =0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajad kebebasan (df) n-k-1 atau 50-2-1= 47. Dengan pengujian 2 sisi hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 2,012 / -2,012.

4. Kriterian Pengujian

Ho diterima bila t hitung ≥ttabel atau t hitung ≤ t tabel Ho ditolak bila t hitung < ttabel atau t hitung > t tabel 5. Membandingkan t hitung dengan ttabel

t hitung > ttabel (7,899 > 2,012), maka Ho ditolak

6. Gambar

- 2,012 +2,012 Gambar 5.3

Daerah Penentuan Ho Pengaruh X1 terhadap Y

7. Membuat Kesimpulan

Nilai t hitung > ttabel (7,899 > 2,012), maka Ho ditolak, artinya bahwa secara parsial budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Negeri 90 Jakarta.

Nilai thitung positif, artinya bahwa semakin meningkat budaya organisasi maka kinerja guru akan semakin meningkat ( pengaruhnya positif).

(14)

Ho ditolak Ho diterima

b. Pengujian terhadap koefisien variable Kepemimpinan Transformasional (b2) Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesa nol dan hipotesa alternative.

Ho : b1 = 0 (Kepemimpinan Transformasional secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja guru SMAN 90 Jakarta).

Ho : b1 ≠ 0 (Kepemimpinan Transformasional secara parsial berpengaruh terhadap kinerja guru SMAN 90 Jakarta).

2. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel diatas diperoleh t hitung sebesar 4,331 3. Menentukan t tabel dengan menggunakan α = 0,05

Tabel distribusi t dapat dihitung dengan signifikansi =0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajad kebebasan (df) n-k-1 atau 50-2-1= 47. Dengan pengujian 2 sisi hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 2,012 / -2,012.

4. Kriterian Pengujian

Ho diterima bila t hitung ≥ttabel atau t hitung ≤ t tabel Ho ditolak bila t hitung < ttabel atau t hitung > t tabel 5. Membandingkan t hitung dengan ttabel

t hitung > ttabel (4,331 > 2,012), maka Ho ditolak 6. Gambar

- 2,012 +2,012 Gambar 5.4

(15)

7. Membuat Kesimpulan

Nilai t hitung > ttabel (4,331 > 2,012), maka Ho ditolak, artinya bahwa secara parsial kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Negeri 90 Jakarta. Nilai thitung positif, artinya bahwa semakin meningkat kepemimpinan transformasional maka kinerja guru akan semakin meningkat ( berpengaruh positif).

5.6.Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent (X) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Pengajuan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho = Variabel independen (X) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Ha = Variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig >0,05) dan Ho ditolak jika signifikansi kurang dari 0,05 (sig < 0,05). Dengan kata lain adalah jika hasil pengukuran kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Namun jika hasil pengukuran lebih dari 0,05 maka dikatakan bahwa variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

(16)

Tabel 5.10

Hasil Uji Simultan ( Uji F )

Sumber : Data Penelitian Diolah (2016)

Berdasarkan data tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa signifikansi variabel budaya organisasi adalah 0,000. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 memberikan sinyal bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain nilai sig. < 0,05 maka variabel budaya organisasi dan variabel gaya kepemimpinan secara simultan signifikan mempengaruhi variabel dependent (kinerja guru). Selanjutnya Pengujian regresi secara simultan juga dapat dilihat dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesa nol dan hipotesa alternative.

Ho : b1, b2 = 0 (Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Transformasional secara bersama sama tidak berpengaruh terhadap kinerja guru SMAN 90 Jakarta).

Ho : b1, b2 ≠ 0 (Budaya Organisasi dan Kepemimpinan Transformasional secara bersama sama berpengaruh terhadap kinerja guru SMAN 90 Jakarta).

2. Menentukan F hitung

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung sebesar 30,697 3. Menentukan F tabel dengan menggunakan α = 0,05

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 799.,43 2 399,671 30,697 0.000b Residual 611,937 47 13,02

(17)

Niai Ftabel untuk tingkat signifikansi (α) =5% two tailed dengan sampel 50 didapat df pembilang menggunakan k-1 atau jumlah variable dikurangi 1 yakni 3-1 = 2, dan df penyebut menggunakan n-k atau jumlah sampel dikurangi jumlah variabel yakni df penyebut 50-3=47 maka didapat Ftabel yaitu 4,05.

Kriterian Pengujian

Ho diterima bila F hitung ≥Ftabel atau F hitung ≤ F tabel Ho ditolak bila F hitung < Ftabel atau F hitung > F tabel 4. Membandingkan F hitung dengan Ftabel

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak atau siknifikan. Hasil Fhitung = 30.697 >4,05 maka Ho ditolak atau siknifikan.

5. Gambar

+4,07 +30,697 Gambar 5.5

Daerah Penentuan Ho pada Uji F

6. Membuat Kesimpulan

Nilai F hitung > Ftabel (30.697 >4,05), maka Ho ditolak, artinya bahwa secara bersama-sama budaya organisasi dan kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Negeri 90 Jakarta.

Ho ditolak Ho diterima

(18)

5.7. Hasil Koefisien Determinasi (R2) dan Uji Hipotesis

Koefisien determinasi atau koefisien penentu bertujuan mengukur seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Nilai koefisien determinasi terdapat antara nol dan satu. Jika R2 sama dengan nol, maka tidak ada sedikitpun pengaruh yang diberikan variable independen terhadap variable dependen. Jika R2 sama dengan satu maka prosentase sumbangan pengaruh variable independen sangat sempurna. Cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) = r2 x 100%

Keterangan:

KD : Nilai Koefisien Determinasi r2 : Nilai Koefisien Korelasi

Tabel 5.11 Koefisien Determinasai

Sumber : Data Peneliti diolah

Dari table 5.9 hasil koefisien determinasi Nilai R-square (R2) adalah 0,566 atau 56,6 %. Hal ini bahwa prosentase sumbangan pengaruh variable independent ( budaya organisasi dan gaya kepemimpinan transformasional) terhadap variable dependen (kinerja guru) sebesar 56,6% sedang sisanya 43,4% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0.753a 0.566 0.548 03.608 Model Summary

(19)

Berdasarkan table 5.8 diatas dapat diketahui persamaan regresinya yaitu: Y = a + b1X1 + a + b2X2 + e

Y = 9,931 + 0,598 X1 + a + 0,51 X2 + e

Presentasi persamaan regresi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut:

Nilai konstanta Kinerja Guru (a) = 9,931: Bila X1 dan X2 sama dengan nol , berarti nilai kinerja guru memberikan kontribusi positif 9,931 satu satuan tanpa dipengaruhi oleh variable budaya organisasi dan kepemimpinan transformasional.

Nilai konstanta Budaya Organisasi (b1) = 0,598: Bila variabel budaya

organisasi (X1) naik satu satuan maka variabel kinerja guru akan meningkat 0,598 satu satuan . Sehingga budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru.

Nilai konstanta Kepemimpinan Transformasional (b2) = 0,51: Bila variabel

Kepemimpinan transformasional (X2) naik satu satuan maka variabel kinerja guru akan meningkat 0,51 satu satuan . Sehingga kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru.

5.8. Analisa Korelasi Antar Dimensi

Matrik korelasi antar dimensi bertujuan untuk mengetahui dimensi mana dari variabel yang paling dominan dan besar pengaruhnya terhadap dimensi dari variabel dependen. Korelasi antar dimensi dapat dijabarkan kedalam tabel sebagai berikut:

(20)

Tabel 5.12 Korelasi Antar Dimensi

Sumber: Hasil Peneliti Diolah (2016)

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat hubungan antar dimensi adalah menggunakan tabel tingkat hubungan berdasar interval koefisien. Berdasarkan tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi yang dikutip dari Sugiyono (2009).

Correlations

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Inov Pearson Correlation 0,372** 0,262 0,298*

Sig. (2-tailed) 0,008 0,066 0,036

N 50 50 50

PerDet Pearson Correlation 0,427** 0,259 0,312*

Sig. (2-tailed) 0,002 0,069 0,027

N 50 50 50

OriHsl Pearson Correlation 0,666** 0,565** 0,590**

Sig. (2-tailed) 0,.000 0,000 0,000

N 50 50 50

OriOrng Pearson Correlation 0,304* 0,172 0,078

Sig. (2-tailed) 0,032 0,233 0,589

N 50 50 50

OriTim Pearson Correlation 0,529** 0,610** 0,479**

Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000

N 50 50 50

Keagrs Pearson Correlation 0,238 0,138 0,254

Sig. (2-tailed) 0,096 0,340 0,075

N 50 50 50

Stabili Pearson Correlation 0,674** 0,702** 0,666**

Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000

N 50 50 50

IdAtt Pearson Correlation 0,379** 0,370** 0,450**

Sig. (2-tailed) 0,007 0,008 0,001

N 50 50 50

IdBhv Pearson Correlation 0,454** 0,469** 0,392**

Sig. (2-tailed) 0,001 0,001 0,005

N 50 50 50

InsMot Pearson Correlation 0,460** 0,425** 0,522**

Sig. (2-tailed) 0,001 0,002 0,000

N 50 50 50

Intelec_sti Pearson Correlation 0,374** 0,302* 0,173

Sig. (2-tailed) 0,008 0,033 0,231

N 50 50 50

IndiConsi Pearson Correlation 0,256 0,164 0,043

Sig. (2-tailed) 0,073 0,256 0,767

N 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(21)

Tabel 5.13

Kriteria Korelasi Dimensi Antar Variabel

Hasil analisa Korelasi Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru yang ditunjukkan pada table 5.8 dapat disimpulkan bahwa;

1. Hasil pengujian korelasi antar dimensi pada variable budaya organisasi memiliki hasil terkuat ditunjukkan oleh dimensi orientasi hasil dalam perencanaan (0,666), pelaksanaan (0,565) dan evaluasi (0,590).

2. Hasil korelasi terendah ditunjukkan oleh dimensi inovasi terhadap perencanaan (0,372), pelaksanaan (0,038), evaluasi (0,0298). Dimensi perhatian detail terhadap pelaksanaan (0,034), evaluasi (0,312). Dimensi orientasi orang dalam perencanaan (0,304), pelasanaan (0,172), evaluasi (0,078). Dimensi Keagresifan dalam perencanaan (0,238), pelaksanaan (0,138), evaluasi (0,254).

3. Korelasi tertinggi antar dimensi dalam variable kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut; Inspiration Motivation dalam evaluasi (0,522), Individual consideration dalam evalauasi (0,767).

Interval Koe fisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

(22)

4. Korelasi antar dimensi terendah dalam kepemimpinan transformasional ditunjukkkan oleh dimensi Idealized attributed dalam perencanaan (0,379), pelaksanaan (0,370).

Intelectual Stimulation dalam perencanaan (0,374), pelaksanaan (0,302) dan evaluasi (0,173).

Individual Consideration dalam perencanaan (0,256), pelaksanaan (0,164) dan perencanaan (0,043).

5.9. Analisa Korelasi Antar Variabel

Analisis Korelasi antar variabel - variabel budaya organisasi, gaya

kepemimpinan transformasional dan kinerja guru dapat ditunjukkan dengan tabel seperti berikut:

Tabel 5.14

Korelasi Antar Variabel

Correlations Budaya Organisasi Kepemimpinan Kinerja Guru Budaya Organisasi Pearson Correlation 1 0,671 ** 0,752** Kepemimpinan Pearson Correlation 0,671 ** 1 0,530**

Kinerja Guru Pearson

Correlation 0,752 **

0,530** 1

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data peneliti diolah

(23)

Hasil pengujian korelasi antar variabel dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian korelasi variable budaya organisasi terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,671. Hasil korelasi variabel budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 0,572. Hasil korelasi tersebut lebih besar dari 0,60. Hasil tersebut menunjukkan angka korelasi yang tinggi.

2. Hasil korelasi variabel kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru sebesar 0,530. Hasil korelasi tersebut dikategorikan memiliki korelasi pada tingkatan sedang.

5.10. Pembahasan

5.10.1. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan uji hipotesis ( uji t ) menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru SMA Negeri 90 Jakarta. Hal tersebut ditunjukkan oleh tabel 5.8 bahwa nilai signifikansi variable budaya organisasi 0,000 memiliki nilai significant lebih kecil dari nilai kepercayaan 0,05 dan t hitung > t tabel (6,324 >1,676). Hasil korelasi antar dimensi pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa dimensi orientasi hasil berkorelasi sangat kuat dalam perencanaan (0,666), pelaksanaan (0,565) dan evaluasi (0,590). Dimensi stabilitas juga memiliki memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dalam dimensi perencanaan (0,674), pelaksanaan (0,702) dan evaluasi (0,666). Selanjutnya, orientasi tim dalam pelaksanaan (0,610) juga menunjukkan nilai yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa hipostesis kesatu (H1) budaya organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru di SMA Negeri 90 Jakarta, dinyatakan

(24)

menerima H1. Dimensi orientasi hasil, dimensi orientasi tim dan dimensi stabilitas menjadi faktor utama peningkatan kinerja guru terutama baik pada dimensi perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Hasil pengujian korelasi variable budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 0,752 membuktikan bahwa budaya organisasi memiliki nilai korelasi yang sangat tinggi terhadap kinerja guru.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Noor (2012) yang meneliti hubungan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Penelitian tersebut menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zainul Arifin (2012), Freddy Arifin (2014), Widono (2012), Lulus Tri Wahyuni (2014) dan Heri Susanto (2010) menemukan bahwa budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Sementara itu Salmasi (2014) menemukan budaya organisasi disebabkan oleh pengaruh kepemimpinan transformasional. Swasn Al Husseini (2012) menemukan budaya organisasi terjadi karena didorong oleh gaya kepemimpinan transformasional. Tabel 5.10 menunjukkan bahwa penelitian terdahulu menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja.

Kinerja tinggi para guru di SMA Negeri 90 Jakarta dapat ditunjukan bagaimana hasil evaluasi melalui hasil capaian prestasi akademik. Nilai korelasi dimensi orientasi hasil, orientasi tim dan stabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi membuktikan bahwa dimensi tersebut mampu mendongkrak nilai tinggi kinerja guru. Berdasarkan hasil penelitian ini maka

(25)

sangat direkomendasikan bagi SMAN 90 Jakarta untuk mempertahankan budaya organisasi yang sudah terbangun dengan kuat khususnya pada dimensi orientasi untuk mencapai hasil yang maksimal, solid dalam tim pada saat melaksanakan tugas dan stabilitas yang sudah terbina dengan sangat baik pada saat perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

5.9.2. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Guru Hasil penelitian pada tabel 5.8 menunjukan bahwa hasil uji t untuk variable kepemimpinan transformasional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa nilai t hitung tidak lebih besar dari t tabel ( hasil yang diharapkan thitung > t tabel (4,331 > 2,012). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Menerima Ha artinya variabel gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap variabel kinerja guru. Hasil korelasi antar dimensi menunjukan adanya korelasi variable kepemimpinan terhadap kinerja guru. Namun demikian, Nilai korelasi tertinggi adalah demensi inspiration motivation dalam evaluasi ( 0,522) dan dimensi individual consideration dalam evaluasi (0,767). Sebaliknya, nilai terendah ditunjukkan oleh dimensi idealized attributed, intellectual stimulation dan individual consideration karena bernilai dibawah 0,40. Hasil korelasi antar dimensi pada variabel kepemimpinan transformasional ada yang meenunjukkan angka tertinggi, sedang dan rendah. Hal tersebut dapat digarisbawahi dengan melihat korelasi antar variabel kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru sebesar 0,530. Nilai korelasi ini tergolong sedang.Dapat disimpulkan bahwa

(26)

gaya kepemimpinan transformasional memiliki korelasi terhadap kinerja guru yang tidak terlalu signifikan.

Hasil penelitian dari tabel 5.10 yang dilakukan oleh Susanto (2010) menyatakan bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan memiliki pengaruh langsung terhadap motivasi. Sehingga motivasi kerja inilah yang berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain bahwa kepemimpinan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan. Salmasi et.al (2014) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Hal ini menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional lebih bermanfaat untuk mendorong kinerja organisasi, bukan pada kinerja karyawannya. Hal ini berarti kepemimpinan transformasional lebih berperan dalam membangun pemahaman kinerja personal. Seidmehdi (2014) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap budaya organisasi. Long (2014) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kuswandi (2015) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh siknifikan pada nilai personal. Selanjutnya nilai personal berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja inilah yang kemudian berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Gambar

Tabel 5.2 mendeskripsi statistik tentang skor dari total variabel-variabel  yang digunakan dalam penelitian ini
Gambar 5.1  Grafik Probabilty Plot
Gambar 5.2  Gambar Scatter Plot
Tabel distribusi t dapat dihitung dengan signifikansi =0,05 : 2 = 0,025 (uji  2  sisi)  dengan  derajad  kebebasan  (df)  n-k-1  atau  50-2-1=  47
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Gambaran konsep diri korban bullying : 1) Gambaran diri 4 partisipan yang mendapat komentar negative merasa rendah diri, minder dan menarik diri. Dan 3 partisipan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Investigasi Terhadap Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay :

Yah, seperti yang kau bilang Pagi ini seperti pagi sebelumnya Selalu berulang dan akan seperti itu Meski aku tetap berusaha menghentikannya. Tapi Tidak Untuk

yang berjudul Prinsip Kesopanan Berbahasa dalam Acara Talkshow “ Campur-. Campur ” di Stasiun ANTV Bulan Desember 2013 penting untuk diteliti

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk lebih menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik karena kenyataan yang sering terjadi di lapangan dimana

Simpulan Penelitian: Ada hubungan antara gagal ginjal kronik dengan tebal parenkim ginjal (p &lt; 0,05), di mana pasien gagal ginjal kronik rata-rata memiliki tebal

Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap orangtua tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap kejadian pernikahan dini di

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi hal-hal: Pemahaman wawasan atau landasan