• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSI PUJI LESTARI NIM. P.09106

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUSI PUJI LESTARI NIM. P.09106"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MOBILISASI PADA Ny. S DENGAN STROKE

HEMORAGIK DI RUANG MELATI 3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

SUSI PUJI LESTARI

NIM. P.09106

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(3)

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MOBILISASI PADA Ny. S DENGAN STROKE

HEMORAGIK DI RUANG MELATI 3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

SUSI PUJI LESTARI

NIM. P.09106

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(4)

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Susi Puji Lestari

NIM : P.09106

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA Ny. S DENGAN STROKE HEMORAGIK DIRUANG MELATI 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta,April 2012 Yang Membuat Pernyataan

SUSI PUJI LESTARI NIM. P.09106

(5)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis ini diajukan oleh:

Nama : Susi Puji Lestari

NIM : P.09106

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MOBILISASI PADA Ny. S DENGAN STROKE HEMORAGIK DIRUANG MELATI 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta Hari/ Tanggal : Sabtu / 21 April 2012

Pembimbing : Anissa Cindy N.A, S. Kep.,Ns (………) NIK. 201187086

(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : Susi Puji Lestari NIM : P.09106

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA Ny. S DENGAN STROKE HEMORAGIK DIRUANG MELATI 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta Hari/ Tanggal : Sabtu / 12 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Anissa Cindy N.A, S.Kep.,Ns (………) NIK. 201188087

Penguji II : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns (………) NIK. 201185071

Penguji III : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (………) NIK. 201187086

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,Ns NIK. 201084050

(7)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA Ny.SDI RUANG MELATI 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA”.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Anissa Cindy N.A, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, dalam penyelesaian studi kasus ini.

(8)

vi

4. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns, sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Mushlilah Muliana Utami, S.Kep.,Ns, sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program study DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

7. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang tercinta. Kakak – kakak penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis sehingga saat ini.

8. Teman – teman Mahasiswa Program study DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga selesailah laporan kasus ini.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangan maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan laporan ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama di bidang keperawatan.Amin.

Surakarta, April 2012

(9)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan ... 4 C. Manfaat Penulisan ... 4

BAB II LAPORAN KASUS ... 6

A. Identitas Klien ... 6

B. Pengkajian ... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ... 9

D. Perencanaan Keperawatan ... 9

E. Implementasi Keperawatan ... 10

(10)

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN ... 15 A. Pembahasan ... 15 B. Simpulan dan Saran ... 20 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan laboratorium ... 8 Tabel 2. Evaluasi perkembangan kekuatan otot ... 14

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi Lampiran 2. Log Book

Lampiran 3. Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 5. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak. (Smeltzer, 2002: 2131). Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan merembes ke dalam suatu daerah otak dan merusaknya. (Pudiastuti, 2011)

Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. (Anonim, 2011). American Heart Association (AHA) mengemukakan diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun. Sedangkan angka kematian penderita stroke di Amerika Serikat adalah 50-100/100.000 penderita pertahun. (Iskandar, 2002)

Kejadian stroke di Indonesia menyerang 35,8 % pasien usia lanjut dan 12,9 % pada usia yang lebih muda. Jumlah total penderita stroke di Indonesia diperkirakan 500.000 setiap tahun, dari jumlah itu sekitar 2,5% atau 250.000 orang meninggal dunia, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Insiden stroke di seluruh dunia bervariasi. Insiden tahunan rata-rata meningkat sejalan dengan pertambahan usia, dari 3/100.000 pada kelompok umur dekade ketiga dan keempat menjadi hampir 300/100.000 penduduk pada kelompok

(14)

2

umur dekade kedelapan dan kesembilan. Widjaja pada tahun 2000 mengemukakan bahwa dalam penelitiannya di Indonesia, pada penderita stroke 60,7% disebabkan oleh stroke non hemoragik, sedangkan 36,6% boleh karena stroke hemoragik. Stroke trombotik paling banyak terdapat 58,3%, disusul oleh perdarahan intraserebral (PIS) 35,6%. Emboli dan perdarahan subaraknoidal hanya sedikit sekali 2,4%. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. (Mansjoer et al,2005)

Penyebab kematian penderita rawat inap di rumah sakit di Jawa Tengah tahun 2005, stroke menduduki peringkat pertama di bidang neurologi yaitu sebesar 12,52%. Menurut data 10 besar penyakit di pelayanan rawat inap SMF saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2008, stroke menduduki urutan pertama yaitu sebesar 56%. ( Mardjono et al, 2008)

Gejala Stroke yang dialami setiap orang berbeda dan bervariasi, tergantung pada daerah mana yang terganggu. Stroke hemoragik mempunyai gejala prodromal yang tidak jelas, nyeri kepala karena hipertensi, mual muntah sering terdapat pada awal serangan. (Pudiastuti, 2011)

Secara klinis gejala yang sering muncul adalah hemiparese atau hemiplegi. Keadaan hemiparese atau hemiplegi merupakan salah satu faktor yang menjadi penyabab hilangnya mekanisme refleks postural normal, seperti mengontrol siku untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk keseimbangan, rotasi tubuh untuk gerak-gerak fungsional pada ekstermitas. (Irdawati, 2008)

(15)

3

Masalah yang sering dialami oleh penderita stroke dan yang paling ditakuti adalah gangguan anggota gerak. Penderita mengalami kesulitan saat berjalan karena mengalami gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk mempertahankan Range of Mention, menggerakkan seseorang secara dini pada fungsi aktifitas mulai gerakan di tempat tidur, duduk, berdiri, dan berjalan, mencegah masalah komplikasi, meningkatkan kesadaran diri dari bagian hemiplegi, meningkatkan kontrol keseimbangan duduk dan berdiri. (Purwanti, 2008)

Peran rehabilitasi sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan disability jangka panjang yang bersifat serius pada pasien stroke. Rehabilitasi bertujuan untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan kemandirian dalam melakukan Activity Daily Lives (ADL). (Irdawati, 2012)

Latihan Range of Mention (ROM) adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang merupakan bagian dari proses rehabilitasi pada pasien stroke. Lewis pada tahun 2007 mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. (Irdawati, 2012)

Mengacu pada hal di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah pemenuhan kebutuhan mobolisasi pada Ny. S dengan stroke hemoragik di ruang Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

(16)

4

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada Ny. S dengan stroke hemoragik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S

dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan

pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi mobilisasi yang terjadi pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik.

C. Manfaat Penulisan

a. Bagi mahasiswa

Menjadi tambahan informasi dalam memperoleh pengetahuan dan pengembangan praktik keperawatan khususnya dalam bidang pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke hemoragik.

(17)

5

b. Bagi institusi

Menjadi bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke hemoragik.

c. Bagi Rumah Sakit

Memberi bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan khususnya pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke hemoragik.

(18)

6

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dilaksanakan pada tanggal 3 April 2012 sampai 5 April 2012. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.

Hasil pengkajian pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, pada kasus ini diperoleh dengan cara autoanamnese dan alloanamnese, mengadakan pengamatan dan observasi langsung, pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan perawatan. Hasil pengkajian tersebut didapatkan data identitas pasien, bahwa pasien bernama Ny. S, umur 48 tahun, alamat Sukoharjo, agama Islam, jenis kelamin perempuan, pekerjaan guru, pendidikan sarjana, no register 01118292, yang dirawat di ruang Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pasien dirawat sejak tanggal 17 Maret 2012 dengan diagnosa stroke hemoragik. Penanggungjawab pasien adalah Tn. H, umur 48 tahun, agama Islam, pendidikan sarjana, pekerjaan guru, hubungan dengan pasien sebagai suami.

Hasil pengkajian tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, keluhan utama yang ada pada pasien saat dikaji adalah kelemahan ekstermitas bawah kiri. Riwayat penyakit sekarang keluarga pasien mengatakan bahwa pada hari Rabu

(19)

7

tanggal 13 Maret 2012 pasien mengeluh pusing lalu pasien diperiksakan ke dokter umum dan hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 mmHg. Kamis pagi tanggal 14 Maret 2012 saat pasien mau mandi pasien terjatuh di kamar mandi dan tidak sadar, kemudian pasien dibawa ke RS Sukoharjo dan dirawat inap selama 4 hari karena tidak ada perubahan kemudian pasien dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta, saat pengkajian pasien terlihat lemah dan bedrest total di tempat tidur.

Hasil pengkajian adapun riwayat penyakit dahulu, masa kanak-kanak pasien tidak mempunyai penyakit yang serius, hanya flu, batuk, dan demam biasa. Pasien pernah mengalami kecelakaan motor 2 tahun yang lalu dan menyebabkan tangannya patah, pasien juga pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, pasien pernah melakukan operasi yaitu operasi patah tulang. Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun minum kopi.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan umum pasien tampak sedang dengan kesadaran composmentis dengan GCS E4V5M6. Pengukuran tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76 x/menit, irama teratur, kekuatan teraba kuat, respirasi 20 x/menit, irama teratur, dan suhu 36,20 C.

Pola aktivitas latihan, pasien makan/minum tergantung total (nilai 4), toileting tergantung total (nilai 4), berpakaian tergantung total (nilai 4), mobilitas di tempat tidur tergantung total (nilai 4), ambulasi/ ROM tergantung total (nilai 4).

Ekstermitas atas kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, ROM kanan 100 kiri 75, capilary refille kurang dari 3 detik, tidak ada perubahan

(20)

8

bentuk tulang, akral hangat. Ekstermitas bawah kekuatan otot kaki kanan 5, kaki kiri 2, ROM kanan 100 kiri 25, capillary refille kurang dari 3 detik, akral hangat. Hemiplegi sinistra

Tabel 1: Hasil Pemeriksaan laboratorium Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Tanggal 3 April 2011

Jenis pemeriksaan

Hasil Satuan Nilai normal Keterangan Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit MCV RDW MCHC MPV Neutrofil SGOT SGPT Ureum Kalium 8,6 11,8 27 2,73 100,5 15,3 31,2 7,1 89,70 173 164 67 3,0 g/dl ribu/ul % Juta/ul /um g/dl % Fl % u/l u/l mg/dl mmol/L 12,0 - 15,6 4,5 – 11,0 33 – 45 4,10 – 5,10 80,0 – 96,0 33,0 – 36,0 11,4 – 14,6 7,2 – 11,1 55,0 – 80,0 0 – 35 < 32 < 50 3,3 – 5,1 Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah

Hasil pemeriksaan multi slice CT Scan tampak lesi hiperdens pada ventrikel lateralis bilateral, terutama kanan lateralisasi negatif. Sulci dan giri tak tampak jelas pons, cerebellum, cebelopontin angle normal. Kedua orbita, sinus spenoidalis, mastoid kanan kiri normal. Calvaria intake. Kesan: IVH dengan oedem cerebri.

Terapi yang diberikan cairan intra vena: infus RL 20 tetes per menit larutan elektrolit (mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi). Ceftriaxon 2 gr/12 jam golongan sefalosporin (antibiotik). Hexer 50 mg/12 jam (mengurangi sekresi asam lambung). Metoclopramid 10 mg/24 jam (untuk mengatasi rasa mual dan muntah). Sohobion 2 ml/24 jam (vitamin dan mineral). Obat oral: Curcuma 200 mg 3x1 (untuk nafsu makan). Aprazolam 0,5 mg 1 x 1 malam (antiansietas).

(21)

9

Data hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis melakukan analisa data dan kemudian merumuskan satu diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas, menyusun intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evalusi tindakan.

B. Perumusan Masalah

Data fokus yang didapat pada Ny. S, tanggal 3 April 2012, adalah secara subjektif keluarga pasien mengatakan kaki kiri pasien masih lemah untuk bergerak, secara objektif pasien tampak lemah dan sulit untuk menggerakan kaki sebelah kiri, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,20 C. Kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2. Hasil pemeriksaan multi slice CT Scan tampak lesi hiperdens pada ventrikel lateralis bilateral, terutama kanan lateralisasi negatif. Sulci dan giri tak tampak jelas pons, cerebellum, cebelopontin angle normal. Kedua orbita, sinus spenoidalis, mastoid kanan kiri normal. Calvaria intake. Kesan: IVH dengan oedem cerebri. Diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Mengacu pada diagnosa keperawatan yang ada dirumuskan masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada Ny. S dengan stroke hemoragik.

C. Intervensi

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah pemenuhan kebutuhan

(22)

10

mobilisasi dapat teratasi dengan kriteria hasil: bertambahnya kekuatan otot dari 2 menjadi 3, klien tidak lemah. (NIC dan NOC, 2007)

Intervensi atau rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, kaji kekuatan otot untuk mengidentifikasi kekuatan otot agar dapat memberikan informasi mengenai pemulihan, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah untuk mencegah masalah yang berhubungan dengan penurunan fungsi otot, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah untuk mencegah masalah yang berhubungan dengan penurunan fungsi otot, ubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam untuk menurunkan tekanan terus menerus pada daerah yang sama, mencegah kerusakan kulit, anjurkan keluarga untuk melakukan ROM aktif dan pasif dirumah, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat (Ceftriaxon 2 g, Hexer 2 ml, Metoclopramid 2 ml, Sohobion 2 ml) untuk terapi lanjut. (NIC dan NOC, 2007)

D. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Selasa, 3 April 2012 yaitu memonitor tanda-tanda vital, respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,20 C. Mengkaji kekuatan otot, respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif kaki kiri pasien masih tampak lemah, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2. Mengubah posisi supinasi ke

(23)

11

posisi sims setiap 2 jam, respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif pasien tampak berusaha mengikuti.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 4 April 2012 yaitu memonitor tanda-tanda vital, respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76 x/menit, respirasi 18 x/menit, suhu 36,40 C. Mengkaji kekuatan otot, respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif kaki kiri pasien masih tampak lemah, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2. Mengajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif pasien tampak mau melakukan gerakan yang diajarkan. Mengajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah respon subjektif pasien mengatakan ”ya”, objektif pasien berusaha mengikuti. Mengubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam respon subjektif pasien mengatakan bersedia, objektif pasien tampak berusaha mengikuti. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat: Ceftriaxon 2 g, Hexer 2 ml, Metoclopramid 2 ml, Sohobion 2 ml respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif pasien tampak lemah.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 5 April 2012 yaitu memonitor tanda- tanda vital respon subjektif, pasien mengatakan “ya”, objektif tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,40 C. Mengkaji kekuatan otot respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif kaki kiri pasien masih tampak lemah dan terbatas dalam bergerak, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kiri 2.

(24)

12

Mengajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif pasien tampak mau melakukan gerakan yang diajarkan. Mengajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif pasien berusaha mengikuti gerakan. Mengubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam respon subjektif pasien mengatakan bersedia, objektif pasien tampak diam. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat: Ceftriaxon 2 g, Hexer 2 ml, Metoclopramid 2 ml, Sohobion 2 ml respon subjektif pasien mengatakan “ya”, objektif pasien tampak lemah.

E. Evaluasi

Hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 13.30 WIB, dengan menggunakan metode SOAP, hasil subjektif keluarga pasien mengatakan kaki kiri pasien masih lemah untuk bergerak, objektif pasien tampak lemah, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2. Analisa masalah belum teratasi, dengan planning intervensi dilanjutkan: monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), kaji kekuatan otot, ubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 4 April 2012 jam 13.30 WIB, dengan menggunakan metode SOAP, hasil subjektif keluarga klien mengatakan kaki kiri pasien masih lemah untuk bergerak, objektif pasien tampak lemah, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan

(25)

13

kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2. Analisa masalah belum teratasi, dengan planning intervensi dilanjutkan: monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), kaji kekuatan otot, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah, ubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 5 April 2012 jam 14.00 WIB, dengan menggunakan metode SOAP, hasil subjektif keluarga pasien mengatakan kaki kiri pasien masih lemah untuk bergerak, objektif pasien tampak lemah, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2. Analisa masalah belum teratasi, dengan planning intervensi dilanjutkan: monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), kaji kekuatan otot, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah, ubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam, pendelegasian ke perawat yang dinas siang.

Hasil kesimpulan dari evaluasi perkembangan kekuatan otot pada Ny. S setelah dilakukan latihan ROM aktif / pasif selama tiga hari untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel evaluasi perkembangan kekuatan otot sebagai berikut:

(26)

14

Tabel 2: Evaluasi perkembangan kekuatan otot Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Tanggal 3 - 5 April 2012 Tanggal Keterangan Ekstermitas atas kanan Ektermitas atas kiri Ektermitas bawah kanan Ektermitas bawah kiri 3 April 2012 5 4 5 2 4 April 2012 5 4 5 2 5 April 2012 5 4 5 2

Keterangan : 0: Paralisis sempurna

1: Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat 2: Gerakan otot dapat penuh melawan gravitasi dengan topangan 3: Gerakan yang normal melawan gravitasi

4: Gerakan yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal

(27)

15

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas asuhan keperawatan pada Ny. S yang dilakukan pada tanggal 3 sampai 5 April 2012 di ruang Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan.

Pengkajian pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik dilakukan dengan metode autoanamnese dan alloanamnese dimulai dari pengkajian, perumusan masalah, intervensi, implementasi, evaluasi.

Pemeriksaan fisik keluhan terutama pada saat dilakukan pengkajian adalah mengalami kelemahan ekstermitas bawah sebelah kiri. Hal ini disebabkan karena gangguan motor neuron atas yang dapat mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik, karena neuron motor atas melintas. Gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor yang paling umum adalah hemiplegia (kelemahan pada salah satu sisi tubuh). (Smeltzer, 2002)

Gejala gejala stroke hemoragik pada seseorang bisa dikenali antara lain gejala tidak jelas, kecuali nyeri hebat akibat hipertensi, serangan terjadi pada siang hari, saat beraktivitas dan emosi atau marah, mual muntah pada awal

(28)

16

serangan, hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak awal serangan. Seseorang yang mengalami ketidakmampuan mobilisasi akan menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari hari (ADL). Seluruh kegiatan tergantung pada keluarga. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit, untuk aktualisasi diri. (Mubarak, 2007)

Riwayat penyakit sekarang, pasien sebelumnya merasakan pusing tekanan darah 150/90 mmHg, stres dengan peninggian aktivitas simpatis dan perubahan fungsi membran sel dapat menyebabkan kontriksi fungsional dan hipertrofi struktural. Faktor lain yang berpengaruh adalah endotelin yang bersifat vasokonstriktor. Berbagai pressor-growt bersama dengan kelainan fungsi membran sel yang mengakibatkan hipertropi vaskular akan menyebabkan peninggian tahanan perifer dan peningkatan tekanan darah. (Yusuf, 2008). Hampir 70% kasus stroke hemoragik diderita oleh penderita hipertensi, karena kenaikan kadar kortisol, kenaikan aktivitas Angiotensin II (Ang II), kenaikan tonus parasimpatis dan perubahan mekanisme pembekuan darah. (Ratnawati, 2011). Sehari setelah itu pagi saat mau mandi pasien terjatuh di kamar mandi dan tidak sadar. Penurunan kesadaran terjadi jika aliran darah ke otak terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak dalam satu menit. Kesadaran

(29)

17

biasanya menurun 65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah sampai dengan 2 jam, 12% terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari. (Batticaca, 2008)

Hasil pemeriksaan multi slice CT Scan menunjukkan lesi hiperdens pada ventrikel lateralis bilateral, terutama kanan lateralisasi negatif. Sulci dan giri tak tampak jelas pons, cerebellum, cebelopontin angle normal. Kedua orbita, sinus spenoidalis, mastoid kanan kiri normal. Calvaria intake. Kesan : IVH dengan oedem cerebri. Computer Tomography scan merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan infark dan perdarahan. CT Scan yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui adanya tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral, dan tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan tekanan intrakranial dan cairan mengandung darah menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid dan perdarahan intrakranial. (Batticaca, 2008)

Keadaan pasien komposmentis, GCS dengan nilai normal 15. Hasil pemeriksaan kekuatan otot pada tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2, keadaan ini disebabkan karena adanya lesi lesi neuron motorik atas, pada bagian sistem saraf pusat yang menyebabkan kelemahan atau penurunan kekuatan otot. (Pudiastuti, 2011)

Diagnosa keperawatan yang diangkat penulis pada pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. Alasan penulis memprioritaskan masalah tersebut karena faktor utama yang membuat pasien mengalami gangguan dan ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari

(30)

18

hari. Penulis bisa menegakkan diagnosa ini sesuai dengan batasan karakteristik yaitu keterbatasan ROM, sulit berbalik, keterbatasan kemampuan melakukan motorik kasar. Pada dasarnya mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada satu atau lebih ekstermitas. (Nanda, 2005)

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah dapat teratasi, karena penulis mengelola pasien sesuai dengan jadwal jaga yaitu selama 3 hari jaga. Penulis juga mengharapkan dalam waktu 3 hari dilakukan asuhan keperawatan pasien dapat mengalami peningkatan kekuatan otot, dengan bertambahnya kekuatan otot dari 2 menjadi 3 untuk kaki kiri dan tangan kiri 4 menjadi 5, klien tidak lemah. (NIC dan NOC, 2007)

Rencana tindakan yang dibuat penulis dapat dilihat pada laporan BAB II, monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui tekanan darah, nadi, respirasi, suhu. Kaji kekuatan otot mengidentifikasi kekuatan otot agar dapat memberikan informasi mengenai pemulihan. Ajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah untuk mencegah masalah yang berhubungan dengan penurunan fungsi otot. Ajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah untuk mencegah masalah yang berhubungan dengan penurunan fungsi otot. Ubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam menurunkan tekanan terus menerus pada daerah yang sama, mencegah kerusakan kulit. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat. (NIC dan NOC, 2007)

(31)

19

Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi, yaitu dengan memonitor tanda tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi) untuk memantau kondisi pasien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons pasien terhadap intervensi.

Mengkaji kekuatan otot untuk mengetahui perkembangan otot sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM, dengan nilai kekuatan otot yaitu 0 Paralisis sempurna, 1 tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat, 2 gerakan otot dapat penuh melawan gravitasi dengan topangan, 3 gerakan yang normal melawan gravitasi, 4 gerakan yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal, 5 kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh. Mengajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke, latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah kontraktur. Mengajarkan dan mendukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah mencegah komplikasi yaitu atrofi otot, penurunan fleksibilitas sendi yang dapat mengakibatkan terjadinya nyeri sendi. (Irdawati, 2012).

Mengubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam pasien dapat diubah posisinya dari satu sisi ke sisi lain. Berbaring pada posisi yang sakit, dianggap menigkatkan kesadaran pasien terhadap posisi tersebut dan

(32)

20

memungkinkan penggunaan tangan yang tidak sakit. (Smeltzer, 2002). Mengkolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan terapi dokter.

Hasil evaluasi selama tiga hari yaitu masalah belum teratasi, pasien masih tampak lemah, kekuatan otot tangan kanan 5, tangan kiri 4 dan kaki kanan 5, kaki kiri 2. Planning: lanjutkan intervensi ajarkan dan dukung latihan ROM aktif dan pasif. Penulis mengalami hambatan selama melakukan tindakan keperawatan, yaitu saat penulis akan mengajarkan latihan ROM aktif dan pasif pasien tidur. Kekurangan yang lain penulis tidak melakukan kolaborasi dengan ahli fisioterapi. Penulis tidak melakukan massase pada punggung pada saat dilakukan alih baring.

Tanda dan gejala pada pasien stroke hemoragik tidak semuanya muncul pada pasien pengelolaan penulis, tetapi pada dasarnya tanda dan gejala yang muncul sama dengan pasien yang ada di klinik. Tanda gejala yang muncul pada Ny. S, pusing, mengalami kehilangan kesadaran, kaki sebelah kiri mengalami penurunan kekuatan otot. Dalam menegakkan diagnosa secara medis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan, pemeriksaan laboratorium.

B. Simpulan dan saran 1. Simpulan

a. Hasil pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik pasien mengalami kelemahan ekstermitas bawah sebelah kiri.

(33)

21

b. Hasil pengkajian pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik didapatkan diagnosa yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik yaitu monitor tanda tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi), kaji kekuatan otot, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah, ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah, ubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam, kolaborasi dengan dokter pemberian obat d. Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan

mobilisasi pada stroke hemoragik yaitu memonitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi), kaji kekuatan otot, mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif pada ekstermitas yang tidak lemah, mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM pasif pada ekstermitas yang lemah, mengubah posisi supinasi ke posisi sims setiap 2 jam, mengkolaborasi dengan dokter pemberian obat.

e. Evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke hemoragik yaitu kekuatan otot pasien belum bertambah dan pasien masih tampak lemah.

f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi stroke hemoragik kondisi mobilisasi pasien mengalami mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

(34)

22

keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari hari, tergantung dengan keluarga, untuk kekuatan ototnya belum bertambah, tangan kanan 5, tangan kiri 4, kaki kanan 5, kaki kiri 2.

C. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi institusi: dapat memberikan waktu pengelolaan pasien lebih banyak karena dengan waktu 3 hari tidak dapat melakukan pengelolaan secara maksimal.

2. Bagi rumah sakit: dapat lebih diperhatikan dalam melakukan perawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.

3. Bagi penulis: penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada pasien stroke hemoragik.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011), Stroke Penyebab Kematian Ketiga dan Penyebab Cacat Utama, http://medicastore.com/stroke.html, diakses tanggal 10 April 2012 jam 20. 30 WIB.

Batticaca Fransisca B, (2008), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Irdawati, (2008), Jurnal Kesehatan Masyarakat, http://journal.unnes.ac.id/ index.php/kemas, diakses tanggal 11 April 2012 jam 20.00 WIB.

Iskandar, (2002), Epidimiologi, http://etd.eprints.ums.ac.id/16358/2/2.BAB I. pdf 1, diakses tanggal 10 April jam 18.30 WIB.

Mansjoer et al, (2005), Epidimiologi, http://etd.eprints.ums.ac.id/16358/2/2.BAB I. pdf 1, diakses tanggal 10 April jam 18.30 WIB.

Mardjono et al, (2008), Epidimiologi, http://etd.eprints.ums.ac.id/16358/2/2.BAB I. pdf 1, diakses tanggal 10 April jam 18.30 WIB.

Mubarak Wahit I, (2007), Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Nanda, (2005, 2006), Diagnosa Keperawatan, Prima Medika.

Pudiastuti Ratna D, (2011), Penyakit Pemicu Stroke, Penerbit Muha Medika, Yokyakarta.

Purwanti Okti S, Maliya A, (2008), Rehabilitasi Klien Pasca Stroke, http://www.google.co.id/search?hl=id&as_q=jurnal+mobilisasi+pada+ pasien+stroke+hemoragik, diakses tanggal 12 Mei 2012 jam 19.00 WIB. Ratnawati Diah, (2011), Pemantauan Tekanan Darah Pada Perawatan Rumah

Pasien Hipertensi, http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/UTS%20SIMKU% 20 baru.pdf, diakses tanggal 18 April 2012 jam 20.30 WIB.

Smeltzer Suzane C, Bare Benda, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, Edisi 8, alih bahasa dr. Andri Hartono dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

(36)

Wilkinson Judith M , (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawat Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7, alih bahasa Widyawati, S.Kp, M.Kes dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Yusuf Ismail , ( 2008), Hipertensi Sekunder, http://www.google.co.id/search?hl =id&as_q=jurnal+hipertensi+skunder_filetype=pdf&as_rights, diakses tanggal 18 April 2012 jam 18.30 WIB.

(37)

LAMPIRAN

(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Susi Puji Lestari

Tempat, tanggal lahir : Madiun, 17 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Sidodadi 04/11 Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 2 Sidodadi SMP Negeri 2 Mejayan SMA PGRI 1 Mejayan Riwayat Pekerjaan : -

Riwayat Organisasi : Anggota OSIS

Gambar

Tabel 1: Hasil Pemeriksaan laboratorium  Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Tabel 2: Evaluasi perkembangan kekuatan otot   Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Selain tutorial, berbagai aktivitas pembelajaran yang relevan dengan blok ini telah dirancang untuk menambah pengertian mahasiswa terhadap konsep yang

Toleransi yang diajarkan dan dipraktekkan Gus Dur tidak sekedar menghormati dan menghargai keyakinan atau pendirian orang lain dari agama yang berbeda, tetapi

[r]

Kajian ini dijalankan untuk melihat sejauh mana pemahaman murid terhadap jenis-jenis dan fungsi kata tanya untuk membantu murid menjawab soalan kefahaman dengan tepat.. Untuk

penyediaan Energi serta prioritas pengembangan Energi dan Cadangan Pe.tya.rgga Energi nasional diarahkan untuk menjamin kemanan pasokan Energi nasional melalui pemanfaatan

Augustinus adalah seorang Kristen teolog terbesar, dan dia dapat merubah atau meyakinkan penduduk tentang agama Kristen, Augustinus juga pernah menjadi pemimpin yang sangat

Oleh karena itu pada tugas akhir ini dilakukan pengujian perencanaan jaringan LTE dengan menggunakan teknik pengalokasian frekuensi yaitu skema frekuensi reuse

Selanjutnya, kemudha&gt;ratan yang sebenarnya kecil dan terkesan jauh lebih besar itu (hanya dalam bayangan) dijadikan dasar untuk menetapkan hukum haram. Padahal, kemudha&gt;ratan