• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA AKADEMIK DALAM ADVOKASI KEADILAN GENDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA AKADEMIK DALAM ADVOKASI KEADILAN GENDER"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA

AKADEMIK DALAM ADVOKASI

KEADILAN GENDER

Oleh: Ratna Batara Munti, M.Si

(Direktur LBH APIK Jakarta/

Kordinator Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan)

Disampaikan dalam Seminar Nasional

"Jaringan dan Kolaborasi untuk Mewujudkan Keadilan Gender:

(2)
(3)

VISI LBH APIK

3. Ikut serta mewujudkan terciptanya sistem hukum yang

2. Ikut serta mewujudkan terciptanya masyarakat yang adil,

makmur dan demokratis, dimana terdapat kesetaraan antara

perempuan dan laki-laki dalam segala aspek kehidupan baik

politik, ekonomi, sosial maupun budaya.

1. Mendukung terwujudnya demokrasi, supremasi hukum

dan penegakan Hak Asasi Manusia serta pengelolaan

(4)

MISI LBH APIK

1. Melakukan pendampingan hukum bagi perempuan pencari keadilan, terutama

perempuan yang mengalami ketidakadilan dan lemah secara politik, ekonomi,

sosial dan budaya.

2. Memberikan pelatihan dan pemberdayaan kepada masyarakat dan aparat

penegak hukum baik dalam penanganan korban maupun upaya pencegahannya

dalam rangka mewujudkan masyarakat anti kekerasan.

3. Melakukan advokasi perubahan kebijakan baik terhadap substansi, struktur

maupun budaya hukum di masyarakat.

4. Melakukan kajian kritis terhadap serta penyusunan, pembuatan,

penyebarluasan serta pendokumentasian berbagai info tentang penegakan

hak-hak perempuan dan informasi mengenai cara-cara penyelesaiannya.

(5)

Program Kerja LBH APIK

1. Pelayanan Hukum

• Memberi bantuan hukum kepada perempuan yang

miskin secara ekonomi, sosial, politik dan budaya

2. Perubahan Hukum

• Melakukan upaya perubahan hukum yang lebih adil

dan

responsif

gender

(advokasi

kebijakan,

publikasi,

penyebaran

informari),

pelatihan

paralegal,

dan

upaya-upaya

pembedayaan

(6)

Alur Kerja BHGS

* Kasus KTP ditangani

* Pencatatan atas seluruh

proses penanganan kasus

(substansi, struktur dan

kultur)

* Data proses penanganan

kasus

* Analisa data proses

penanganan kasus

* Kertas kebijakan, modul

pelatihan (BHGS dan

Paralegal)

* Advokasi sistem hukum

(subtansi, struktur dan

kultur)

(7)

SEKILAS PROFIL JKP3 (JARINGAN KERJA

PROLEGNAS PRO PEREMPUAN)

(8)

JKP3

Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan

(JKP3), diinisiasi pada tahun 2005 oleh LBH

APIK Jakarta bersama sejumlah NGO

Tujuan: mendorong adanya berbagai kebijakan

yang sensitif gender dan berpihak kepada

perempuan melalui Prolegnas di parlemen

JKP3 terdiri dari berbagai lembaga swadaya

masyarakat, organisasi dan individu yang

peduli pada isu perempuan

(9)

Anggota JKP3

Nasional:

APAB, Bupera SPSI Reformasi, ICRP, Institut Perempuan,

Kaki Lima, Kalyanamitra, Kapal Perempuan, Keppak

Perempuan, Asosiasi LBH-APIK Indonesia, LBH APIK Jakarta,

LBH-Jakarta, Perempuan Mahardika, Sapa Indonesia,

PKT-RSCM, PP Fatayat NU, Allimat, Pusat Studi Hukum &

Kebijakan Indonesia (PSHK), Puan Amal Hayati, Yayasan

Pulih, Rahima, Rekan Perempuan, Rumah Kita, Rumpun

Gema Perempuan, Perempuan Mahardhika, Solidaritas

Perempuan Nasional, Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP),

PdPolitik, Solidaritas Perempuan, Koalisi Perempuan

Indonesia untuk Keadilan, Migran Care, Women Research

Institute (WRI).

(10)

Lanjutan….

Lokal:

LBH APIK Lhoksemawe, LBH APIK Medan, LBH

APIK Palembang, LBH APIK Jakarta, LBH APIK

Banten, LBH APIK Yogyakarta, LBH APIK

Semarang, LBH APIK Mataram, LBH APIK Bali,

LBH APIK Pontianak, LBH APIK Kalimantan Timur,

LBH APIK Sulaweisi Selatan, LBH APIK Manado,

LBH APIK NTT, LBH APIK Palu, LBH APIK Papua,

Institut Perempuan, Jaringan Daerah Keppak

Perempuan, KPI Jabotabek, SP Jakarta

(11)

Keberhasilan Advokasi JKP3

RUU Anti KDRT sejak 1997 (disahkan 14 Sept

2004)

RUU Kewarganegaraan (disahkan 11 July 2006)

RUU Perlindungan Saksi dan Korban (11 August

2006)

RUU Trafiking (disahkan 20 Maret 2007)

Kritisi atas RUU Anti Pornografi (disahkan 30

Oktober 2008)

RUU Revisi UU Kesehatan (disahkan 14

September 2009)

(12)

KOLABORASI UNTUK OPTIMALISASI

PERAN LEMBAGA AKADEMIK UNTUK

(13)

Tantangan Mewujudkan Keadilan

Gender: Agenda Advokasi

MASALAH AKSES KEADILAN BAGI PEREMPUAN :

Masih tinggi kasus KTP yang dilaporkan

Masih banyak kendala dan hambatan dalam

penanganan (APH yang tidak sensitif, dukungan

kelembagaan yg minim dan belum efektif, contoh

peran P2TP2A )

Belum ada upaya sistematis untuk pencegahan

dan penanggulangan KTP (tidak ada Rencana Aksi

Nasional)

(14)

Lanjutan….

KEBIJAKAN2 YG MASIH DISKRIMINATIF (UUP,

KUHP/KUHAP, UU KESEHATAN, PERDA-PERDA

DAN KEBIJAKAN LOKAL LAINNYA)

MASIH MINIM KOMITMEN NEGARA UNTUK

PELAKSANAAN CEDAW

PERLU REFORMASI HUKUM/KEBIJAKAN YG

EFEKTIF

PERLU MENDORONG AGENDA PROLEGNAS

PRO PEREMPUAN

(15)

Agenda Prolegnas Pro Perempuan

RUU KUHP/RUU KUHAP

RUU Perkosaan – RUU Kekerasan Seksual

Amandemen UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974

Standarisasi Implementasi UU PKDRT (SOP

PKDRT)

RUU Sistem Peradilan Keluarga

RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

(16)

LEGITIMASI

Sebagai pelaksanaan Konstitusi dan CEDAW, inc

Rekomendasi Umum dan Catatan Akhir, UU HAM

dan peraturan-perundangan lainnya

Sebagai pelaksanaan dari komitmen Internasional

: Nairobi, Social Development, ICPD Kairo, Beijing

dan MDGs/MDGs+20

Sebagai cara mengatasi berbagai kondisi

ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki

(17)

ASAS KETERDESAKAN/URGENCY

Kondisi tidak setara antara perempuan dan

laki-laki di berbagai bidang kehidupan yg disebabkan

kuatnya sistim patriarki

Lihat statistik, HDI, GEM, MDGs, GDI (World

Economic Forum) dan

Kebijakan dan peraturan-perundangan yg

diskriminatif (termasuk perda2) serta berpotensi

dan atau melestarikan kekerasan terhadap

(18)

Lanjutan…

AKI : 359/100.000 KELAHIRAN

PEREMPUAN YG TERINFEKSI HIV

ANGKA KDRT, TRAFFIKING, PERKAWINAN ANAK,

TINGGI

BURUH MIGRAN PEREMPUAN/TKW DAN PRT

MENGALAMI KEKARSAN DAN DISKRIMINASI DI SETIAP

LINI

PARTISIPASI POLITIK DAN JABATAN PUBLIK RENDAH

(19)

Kasus KtP Nasional

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

119,107

216,156

279,688

Data Komnas Perempuan

(20)

Meski ada UU PKDRT, kasus-kasus KDRT tidak

berkurang, dan hampir selalu tertinggi

dibanding kasus-kasus kekerasan terhadap

perempuan lainnya

Data KDRT nasional: Tahun 2012 dari total

216. 156 kasus , 66 % adalah KDRT (8.315),

meningkat 2013 menjadi 11.719 kasus KDRT

(71 %) dari total 279.688 kasus KTP (sumber:

Catatan Komnas Perempuan)

PENTING REFORMASI HUKUM KELUARGA DAN

SISTEM PERADILAN KELUARGA YANG TERPADU

(21)

Lanjutan….

Dari data LBH APIK Jakarta tercatat, dalam 3

(tiga) tahun terakhir angka KDRT cendrung

meningkat:

Tahun 2011, dari 706 kasus yg ditangani,

417 adalah kasus KDRT

Pada tahun 2012, dari 654 kasus yg

ditangani, 347 adalah kasus KDRT

Sedangkan pada tahun 2013, menangani

(22)

Perbandingan Kasus KtP dan

KdRT Nasional

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

119,107

216,156

279,688

10,468

8,315

11,719

Data Komnas Perempuan

(23)

Perbandingan Kasus KtP dan KdRT

daerah Jabodetabek

(24)

Kasus2 perceraian yg umumnya berdimensi

KDRT (faktor penyebab) juga hampir

mendominasi seluruh perkara yang masuk ke

Pengadilan Agama, yakni 88.65 %nya

(284.379) dari total perkara sebanyak 320.788

kasus. Gugat cerai sebanyak 59.32% (190.280),

dan cerai talak 29.33% (94.099).

(25)

Kasus-kasus KDRT baik yang dilaporkan secara

pidana maupun perdata akan terus terjadi,

bila norma yg dibangun melalui UU

Perkawinan masih tetap dikskriminatif

terhadap perempuan

Akses keadilan bagi korban KDRT belum

sepenuhnya terjamin bila sistem peradilan

yang ada masih tersekat-sekat dengan rezim

masing2 (pidana-perdata), tidak terintegrasi

(26)

OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA

AKADEMIK

TERLIBAT AKTIF DALAM UPAYA / AGENDA

ADVOKASI PRO KEADILAN GENDER

PENELITIAN DAN PENGKAJIAN UNTUK

MEMPERKUAT BASIS ADVOKASI

PUBLIKASI DAN SOSIALISASI HASIL AKADEMIS

YANG RELEVAN

PEMBUATAN NASKAH AKADEMIS DAN

DRAFTING

(27)

Lanjutan…..

PENGUATAN APH DALAM PENEGAKAN HUKUM

PENYEDIAAN SAKSI AHLI DI PENGADILAN (KASUS

KTP, JUDICIAL REVIEW DI MA DAN MK)

KADERISASI AKTIFIS / RELAWAN

MEMPERBANYAK KEGIATAN AKADEMIS YANG

MELIBATKAN KERJASAMA DENGAN LSM DAN

JARINGAN ADVOKASI (MAGANG, DOSEN TAMU,

TUGAS LAPANGAN, KERJASAMA PENELITIAN DLL)

(28)

SEKIAN…..DAN

TERIMA KASIH

Ratna Batara Munti

,

M.Si

Direktur LBH-APIK Jakarta/ Kordinator Jaringan Kerja Prolegnas

Pro Perempuan (JKP3)/ Pengurus Asosiasi LBH APIK se-Indonesia

Email:

rbm_apik@yahoo.com

HP: 0818 75 8089

Kantor LBH-APIK Jakarta

Jl. Raya Tengah, 31, Rt.01/Rw.09, Kp. Tengah, Kramatjati

Jakarta Timur 13540

Telp (021) 87797289, Fax (021) 87793300

Email:

apiknet@centrin.net.id

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, sebagai hamba Tuhan dan pendidik Kristen kita berkomitmen menolong setiap anak didik agar dapat menjalani proses pembelajaran yang sesuai dengan prinsip

14 Dalam menerjemahkan kata-kata yang mengandung makna al-musytarok al-lafdhi seorang penerjemah harus pandai memilih makna suatu kata atau frasa, karena

Tujuan dari pengendalian kualitas adalah memastikan bahwa produk yang dihasilkan serta biaya yang digunakan dalam proses produksi serta proses inspeksi sesuai dengan standar

Karena itu tidaklah mengherankan bilamana, ketimpangan pembangunan antar wilayah akan tidaklah mengherankan bilamana, ketimpangan pembangunan antar wilayah akan enderung tinggi

Bila kita membangun bersama-sama orang lain, kita harus dapat menyesuaikan diri. Maksud saya bukanlah sifat ber- ubah-ubah! Seorang yang dapat menyesuaikan diri adalah orang yang

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan khusus sebagai pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti

Berdasarkan jawaban responden yang terdiri dari inspektorat berbagai daerah kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara diperoleh berbagai kelemahan pengendalian

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana pertimbangan hukum bagaimana keabsahan perlawanan pihak ketiga terhadap eksekusi (Putusan Nomor: