• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUKA DUKA DALAM MELAKSANAKAN DIFUSI HASIL INOVASI PEMBAKAR SIKLON. Sumaryono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUKA DUKA DALAM MELAKSANAKAN DIFUSI HASIL INOVASI PEMBAKAR SIKLON. Sumaryono"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

SUKA DUKA DALAM MELAKSANAKAN DIFUSI

HASIL INOVASI PEMBAKAR SIKLON

Sumaryono

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

sumaryono@tekmira.esdm.go.id

S A R I

Pembakar siklon membutuhkan waktu dua puluh tahun untuk pengembangan mulai dari kapasitas (8 kg/jam - 6000 kg/jam) sampai dengan model (primitif - semimodern). Pematangan suatu inovasi teknologi membutuhkan proses inkubasi. Proses inkubasi ini melalui interaksi langsung dengan pengguna. Interaksi ini didorong oleh suatu keinginan yang kuat agar inovasi teknologi ini tidak hanya mengisi rak-rak perpustakaan dan inovasipun terhenti.

Keunggulan teknologi pembakar siklon yang telah dicapai sampai saat ini tidak terlepas dari masukan-masukan yang disampaikan oleh pengguna. Interaksi ini memperkaya parameter-pa-rameter yang digunakan sebagai input untuk memperbaiki desain dan model dari pembakar siklon. Suka duka yang dialami penulis dalam mengembangkan produk inovasi pembakar siklon ini, antara lain hampir 'disandera', menyelamatkan pabrik dan ratusan karyawan dari ancaman gulung tikar. Hal yang menyenangkan dan belum pernah terbayangkan, antara lain untuk aplikasi pada industri kalsinasi kapur membawa penulis menjelajahi desa-desa di Pulau Jawa dan Sumatera. Hal yang paling unik ketika mengimplementasikan pembakar siklon di Belitung Timur, yaitu terjadi kesalahpahaman karena karyawan di pabrik tidak terlalu menguasai bahasa Indonesia maupun asing, bahkan dikejar-kejar hingga bandara karena perbedaan kesepakatan penggunaan kalori batubara.

Kata kunci : inkubasi, pembakar siklon 1. PENDAHULUAN

Dalam suatu program penelitian dan pengembangan, dimulai dari studi literatur untuk penguasaan teknologi yang sudah ada, didukung dengan pengetahuan yang luas dan kuat tentang potensi pendukung, kemudian potensi peluang pasar, selanjutnya tentu saja harus didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang mumpuni, baik iptek terapan maupun ilmu dasar yang mendukung sehingga litbang tetap pada rel yang benar dan menghasilkan inovasi yang mampu bersaing dengan produk yang telah ada. Inovasi yang baru dihasilkan perlu dimatangkan untuk menjadi

teknologi yang handal di industri, melalui proses inkubasi dalam gelanggang aplikasi di industri sehingga semakin handal, baik dalam proses maupun perekayasaannya.

Hasil litbang belum berarti kalau belum diuji di gelanggang aplikasi/implementasi dan untuk pembakar siklon gelanggangnya adalah industri, mulai dari industri kecil, mikro, industri menengah, sampai industri besar yang merupakan calon pengguna pembakar siklon dan adalah sasaran untuk pemasarannya. Dalam uji gelanggang ini selain untuk menguji kehandalannya ditinjau dari :

(2)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

ketahanan dalam penggunaan;

kestabilan dan konsistensi dalam operasionalnya;

kemudahan untuk dioperasikan;

perawatan (maintenance);

keamanan dan keselamatan;

daya saingnya.

Juga yang sangat penting adalah dengan uji implementasi di industri, dapat diperoleh masukan-masukan yang berharga, diketahuinya kelemahan-kelemahan yang ada sehingga hasil litbang tersebut dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dihasilkan suatu inovasi teknologi yang lebih matang. Proses ini adalah bagian dari proses inkubasi teknologi.

Penelitian pembakar siklon dimulai pada tahun 1994, bertujuan jangka panjang untuk substitusi BBM/BBG dengan batubara, khususnya batubara di Indonesia. Pada saat itu harga BBM bersubsidi masih sangat murah sehingga inovasi penelitian ini belum prioritas. Seiring dengan perjalanan waktu, tanda-tanda menipisnya cadangan minyak di Indonesia mulai terlihat, mendorong untuk meningkatkan penelitian pembakar siklon dan dimulai uji implementasi khususnya di industri kecil, bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah dan Kemenristek (melalui RUT).

2. PELAKSANAAN INKUBASI 2.1. Hasil Penelitian

Pembakar siklon adalah alat pembakar batubara halus berupa silinder dari pelat, bagian dalamnya diberi lining (lapisan) refraktori tahan api, di bagian belakang terdapat penutup dengan pintu, di bagian depan adalah bukaan untuk pengeluaran api (Gambar 1). Tepung batubara 30 mesh ditiupkan ke dalam silinder secara tangensial menggunakan peniup udara, jumlah tepung batubara diatur dengan sebuah pengumpan (feeder), dan batubara digiling menggunakan hammer mill.

Penelitian skala pilot maupun implementasi pada berbagai jenis fasilitas industri dilakukan

dengan parameter-parameter :

karakteristik kimia dan fisika batubara terhadap kinerja pembakar siklon;

kebutuhan udara pembakar dan tekanan yang diperlukan;

kapasitas pembakaran dan udara lebih;

efisiensi energi dan perbandingan dengan

bahan bakar lain;

parameter operasional untuk berbagai jenis fasilitas industri;

perekayasaan peralatan pembakar siklon, lining refraktori dan fasilitas pendukung berupa blower, pengumpan batubara, dan hammer mill.

Gambar 1. Pembakar siklon dan perlengkapannya 2.2. Proses Inkubasi

Uji kinerja hasil litbang pembakar siklon dilaksanakan di berbagai jenis industri yang mempunyai mesin-mesin proses yang beraneka ragam, yang adalah industri yang merupakan pangsa pasar untuk pembakar siklon. Pembakar siklon dikembangkan untuk mengganti alat-alat pembakar BBM/BBG atau kayu bakar yang sebelumnya digunakan untuk melayani mesin-mesin proses di industri tersebut.

Untuk implementasi pembakar siklon ini, diperlukan kerjasama dengan berbagai jenis industri sehingga pangsa pasar pembakar siklon semakin meluas. Berbagai jenis mesin industri yang perlu penetrasi terutama yang

(3)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

penggunaannya luas di industri adalah sebagai

berikut.

Boiler

Boiler digunakan secara luas di industri : makanan, minuman, perikanan, tekstil, obat-obatan, bahan kimia, mineral, PLTU, dan lain-lain. Ada berbagai kapasitas dan tipe. Tipe tabung api, tipe tabung air. Kapasitas dari 100, 500, 2.000, 5.000, 20.000, sampai 90.000 lt/ jam atau lebih.

Oil Heater (pemanas oli)

Banyak digunakan di industri tekstil, kimia, makanan, mineral, dll. kapasitas mulai 250.000, 500.000, sampai 1.000.000 kkal/jam atau lebih.

Tanur Kalsinasi

Kalsinasi pada temperatur rendah sampai tinggi dengan sistem periodik atau kontinu.

Tanur Pengering Putar, AMP (Asphalt Mixing

Plant)

Pengeringan dengan aliran gas/asap panas ke dalam silinder yang berputar. Bahan yang diproses berada di dalam silinder tersebut, masuk dari salah satu ujung, keluar dari ujung yang lain.

Mesin-mesin Industri Lain

Mesin-mesin industri lain yang penggunaannya lebih sedikit antara lain : tungku terowongan (tunnel kiln), ketel galvanisasi, dan tungku pantul (reverberatory furnace).

Alat-alat Pemanas di UKM

Oven pengering untuk padi dan produk pertanian lain, ketel uap untuk pasteurisasi jamur, kemudian tungku-tungku perebusan, penggorengan, dan ketel uap mini yang dapat dilayani pembakar siklon mini.

Begitu banyak jenis peralatan di industri yang karakteristik prosesnya berbeda-beda, perlu trayek temperatur yang bervariasi, karakteristik pemindahan panasnya juga spesifik sehingga masing-masing perlu uji coba untuk pembakar siklon, guna mensubstitusi BBM/BBG/kayu bakar yang digunakan sebelumnya.

Untuk memperoleh akses penetrasi ke fasilitas mesin-mesin pabrik yang begitu banyak, maka

beberapa persyaratan harus dipenuhi. Hal ini dilaksanakan dengan perjanjian kerjasama yang pintu masuknya adalah perjanjian jual-beli. Pada umumnya persyaratan-persyaratannya adalah :

penggunaan pembakar siklon dapat menjamin produksi yang sama dengan penggunaan bahan bakar non-batubara sebelumnya, tidak terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas produksi;

pembakar siklon yang dipasang harus dapat beroperasi dengan lancar, dapat diterima oleh karyawan pabrik, tidak menambah kerepotan.

Pembayaran oleh pihak pabrik dapat dilakukan jika pembakar siklon yang dipasang dapat beroperasi dengan lancar dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah pemasangan, jika terjadi kegagalan, pembakar siklon dibongkar kembali dan semua biaya yang telah dikeluarkan pabrik harus dikembalikan. Jadi, dengan persyaratan-persyaratan tersebut hasil litbang pembakar siklon ini dapat melakukan penetrasi ke berbagai mesin peralatan industri untuk diuji kehandalannya.

2.3. Suka-duka Proses Inkubasi

a. Implementasi Pembakar Siklon untuk Tungku Pantul

Uji implementasi pertama pembakar siklon di industri menengah adalah di pabrik peleburan aluminium menggunakan tungku pantul (reverberatory furnace). Dalam tungku ini api pembakaran batubara memberikan panasnya ke bahan baku alu-minium secara konveksi dan secara radiasi. Peran radiasi sangat penting dalam tungku ini karena bidang pantulnya luas dan efektif. Pembakar siklon yang dibuat untuk pabrik peleburan aluminium di Tambun ini berkapasitas 50 kg batubara/jam (Gambar 2). Sebelumnya pabrik telah mencoba sendiri penggunaan batubara/briket, tetapi belum membuahkan hasil yang memuaskan. Saat pengujian dengan pembakar siklon diperoleh hasil yang memuaskan karena api batubara tepung dari pembakar siklon adalah solusi yang jitu untuk

(4)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

hantaran panas secara konveksi dan radiasi

dalam tungku tertutup jenis tungku pantul. Bentuk pembakar siklon tersebut yang merupakan pemunculan pertama di industri yang agak besar masih sangat mengandalkan "fungsi" dari peralatan-peralatan yang dibuat, belum meningkatkan "estetika" sehingga terlihat sangat "kuno" dan "primitif". Namun, kekurangan ini tertutupi oleh keberhasilan pembakar siklon untuk peleburan aluminium sehingga memberikan hasil yang lebih cepat dan efisien dibanding sebelumnya meng-gunakan minyak solar (Gambar 3). Bahkan pabrik tersebut segera membuat lagi empat buah pembakar siklon untuk tungku pantul lainnya yang lebih besar. Dibandingkan so-lar, api batubara lebih bersifat "luminous" sehingga daya radiasinya lebih tinggi. Implementasi selanjutnya dalam tungku pantul adalah untuk tungku pantul peleburan timah (Gambar 4) yang memerlukan temperatur yang lebih tinggi, yaitu 1250 °C, dibanding temperatur peleburan aluminium yang hanya 1000 °C. Uji dilakukan di sebuah pabrik peleburan timah di Belitung Timur, daerah Air Kelik yang terpencil, yang dimiliki oleh pengusaha Asing. Di pabrik ini sering terjadi kesalah pahaman karena staf Asing tidak mengerti teknik dan tidak menguasai Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Uji

Gambar 2. Pembakar siklon untuk peleburan aluminium

Gambar 3. Tapping hasil leburan aluminium coba pertama gagal karena menggunakan batubara Bayah berkadar abu 35 % dan nilai kalori hanya 3500 kkal/kg, padahal dalam perjanjian akan menggunakan batubara bituminus impor dari Tiongkok. Dalam kondisi tersebut saya terpaksa melarikan diri menembus penjagaan yang ketat karena hampir semua penduduk di daerah terpencil tersebut adalah karyawan pabrik.

Gambar 4. Pembakar siklon untuk peleburan timah

(5)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Di Bandara Tanjung Pandan saya sudah

ditunggu beberapa satpam pabrik dan pengusaha Asing sehingga terjadi perkelahian kecil, tetapi saya berhasil lolos masuk ke dalam lapangan dan mereka tidak dapat lagi mengejar karena dijaga oleh sekuriti bandara. Selanjutnya di Bandung dibuat perjanjian baru, bahwa batubara yang digunakan harus sesuai rekomendasi dan sudah diuji di Laboratorium Batubara. Dengan batubara Kalimantan Selatan 5700 kkal/kg, uji kedua dilakukan lagi dan saya berangkat sendiri ke Air Kelik, melakukan uji dengan tungku pantul yang sudah dibakar dengan 3000 liter solar sehingga bersih dari sisa-sisa logam timah. Percobaan berjalan lancar dan temperatur tungku naik dengan cepat sampai di puncaknya, ternyata sisa-sisa logam timah masih keluar lagi mengalir melalui saluran tapping. Karyawan sudah pada bergembira karena dengan keluarnya lagi sisa-sisa timah berarti temperatur sudah lebih tinggi dari pembakaran dengan solar sebelumnya.

Ternyata di sini timbul salah paham lagi setelah termokopel yang digunakan mengalami error sehingga hanya menunjuk ke angka 1020 °C, padahal api sudah putih menyilaukan, seperti sudah lebih dari 1300 °C dan banyak lagi cairan timah keluar dari tapping, berarti temperatur lebih dari 1250 °C (titik leleh logam timah), atau tentunya lebih panas dari pembakaran dengan minyak solar 3000 liter sebelumnya untuk mengeluarkan sisa-sisa timah yang ternyata dengan batubara masih ada yang keluar dari tapping. Akhirnya ketahuan bahwa termokopel yang digunakan sudah cacat, seperti pernah terpukul sehingga agak retak dan sedikit bengkok. Walaupun diwarnai banyak insiden, uji coba di tungku pantul peleburan timah memberikan banyak pengalaman dan ilmu yang sangat berharga terutama pengelolaan panas yang tinggi, pengaturan draft, sifat radiasi, dan beberapa hal lainnya dll.

b. Implementasi untuk Boiler

Sebagian besar boiler di pabrik tekstil, makanan adalah jenis tabung api, hanya sedikit yang jenis tabung air. Penggunaan pembakar siklon untuk boiler terutama mengandalkan pemindahan panas secara radiasi dan konveksi di ruang bakar boiler kemudian secara konveksi dan radiasi yang melemah di daerah pipa api sampai lokasi pembuangan di cerobong. Inkubasi pembakar siklon pada berbagai kapasitas boiler di beberapa kota untuk industri tekstil, kimia, dan makanan/minuman telah berjalan dengan lancar. Salah satu yang berkesan ketika melakukan substitusi di boiler 5 ton uap/jam di Tangerang (Gambar 6). Masuk ke dalam pabrik, teronggok alat gasifikasi ex-luar negeri yang baru dilepas dari boiler karena gagal melaksanakan tugasnya. Rupanya kami akan mengalami nasib serupa jika gagal memenuhi setiap butir syarat yang tertulis dalam perjanjian. Selain burner seberat 9 ton yang harus dibongkar dan tidak dapat dijual lagi ke tempat lain, dana untuk pembuatannya juga harus dikembalikan kepada pabrik. Agak tergetar juga hati melaksanakan pekerjaan ini. Namun, hanya sehari setelah terpasang telah dapat dicapai kapasitas dan tekanan uap yang diperlukan, yaitu 6 - 8 bar sebanyak 5 ton uap/jam. Boiler telah beroperasi secara lancar sampai hari ini atau lebih dari 8 tahun.

Gambar 5. Pembakar siklon untuk boiler 2 ton uap/jam

(6)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Gambar 6. Pembakar siklon untuk boiler 5 ton uap/jam

Uji skala besar lainnya adalah boiler untuk PLTU 20 MW di pabrik kertas Leces (Gambar 7). Uji ini menggunakan pembakar siklon setengah kapasitas, dengan target dapat menghasilkan listrik mendekati 10 MW. Sama dengan yang di Tangerang, di PLTU ini juga teronggok burner ex luar negeri (pulverized burner) yang tidak berhasil untuk melayani boiler PLTU ini sehingga harus dibongkar kembali. Uji coba dengan lancar baru dicapai 75 % kapasitas pembakar siklon, yaitu 4500 kg batubara/jam dari seharusnya 6000 kg/jam disebabkan blower yang digunakan terlalu banyak "dicekik" sehingga udara yang dihasilkan kurang dari

Gambar 7. Pembakar siklon 6000 kg/jam di PT Kertas Leces

yang diharapkan. Tune up blower selanjutnya masih dalam pengerjaan. Namun, karyawan PT Kertas Leces merasa puas karena dengan pembakar siklon, tidak sampai setengah jam setelah penyalaan telah dicapai api pembakaran yang stabil. Pada umumnya setelah substitusi dengan pembakar siklon, penggunaan 1 liter BBM sebelumnya dapat diganti dengan 1,8 - 2 kg batubara atau dapat menghemat biaya bahan bakar sampai 75 % atau lebih. c. Implementasi untuk Pemanas Oli

Pemanas oli (oil heater) banyak digunakan di industri untuk pengeringan. Oli yang sudah dipanaskan dalam alat mirip boiler disalurkan ke suatu jaringan pipa-pipa yang ditiup udara. Karena pipa-pipa tersebut berisi oli panas antara 220 - 260 °C, udara yang ditiupkan menjadi panas dan dapat digunakan untuk pengeringan, seperti pengeringan kain, kaolin, dll. dengan udara panas dan bersih.

Pembakar siklon telah digunakan untuk mengganti burner BBM pada pemanas oli, yaitu jenis horizontal (Gambar 8), jenis vertikal api dari atas dan dari bawah. Ketiganya digunakan untuk pengering kain.

Gambar 8. Pembakar siklon untuk pemanas oli horizontal

(7)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Gambar 9. Pembakar siklon untuk pemanas oli vertikal

Sama dengan untuk boiler, 1 liter solar diganti oleh batubara dengan pembakar siklon sebanyak 1,8 - 2 kg (Sumaryono, 2009).

d. Uji pada Proses Galvanisasi Zn

Pada 2006 kami dipanggil ke pabrik galvanisasi seng, yaitu melapis barang-barang konstruksi logam dengan lapisan seng dengan mencelup barang-barang tersebut ke dalam bak Zn cair yang selalu dipanasi sampai 445 - 460 °C supaya tetap cair sehingga barang-barang logam seperti tiang listrik, pipa, jembatan dapat dilapis dengan Zn dengan mencelupkan ke dalam bak Zn tersebut (Sumaryono, 2009). Pada saat itu setelah harga BBM naik drastis, banyak perusahaan khususnya yang padat energi mengalami kesulitan, seperti pabrik galvanisasi di Cakung, yang akan ditutup jika tetap menggunakan solar. Pabrik tersebut mempunyai ketel galvanisasi berisi seng cair, dengan tungku pemanas di bawahnya yang tertutup tembok beton tidak ada akses ke dalamnya sehingga abu batubara tidak boleh masuk

Gambar 10.Pembakar siklon untuk pemanas oli vertikal

Gambar 11. Produk galvanisasi pipa ke dalamnya. Posisi tungku yang di bawah merupakan faktor sulit karena bertentangan dengan sifat api yang selalu mengalir ke atas. Kesulitan lain adalah logam seng yang harus selalu cair merupakan tanggung jawab yang besar karena nilainya dua milyar rupiah.

Selanjutnya setelah kontrak ditandatangani dan dimulailah pembuatan gambar dan pekerjaan konstruksi. Ini merupakan konstruksi yang mahal karena harus digali sedalam 3 meter untuk pembakar siklon vertikal. Untuk menangkap debu dibuat siklon pemisah debu yang harus tahan panas sampai 1200 °C. Rancangan siklon pemisah debu dengan temperatur setinggi ini harus tahan digunakan 24 jam berbulan-bulan.

(8)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Dengan biaya konstruksi semahal ini tentu

saja menambah tekanan tanggung jawab moril yang besar. Setelah pembangunan yang melelahkan, dimulailah penyalaan pembakar siklon, dan burner BBM perlahan dimatikan. Ternyata sampai 3 jam belum terjadi penurunan temperatur. Beberapa jam kemudian temperatur cairan seng mulai naik melebihi rentang yang diizinkan, yaitu antara 445 - 460 °C. Setelah 7,5 jam burner BBM distop, pembakar siklon mulai produksi energi untuk mempertahankan temperatur cairan seng termasuk saat operasional galvanisasi dan peran burner BBM sebelumnya sudah dapat dianggap habis sehingga kegembiraan mulai dirasakan segenap karyawan dan direksi perusahaan galvanisasi tersebut. Beberapa bulan kemudian, peralatan pembakar siklon dan perlengkapan penunjangnya masih bekerja dengan baik dan perusahaan galvanisasi tersebut memasang lagi satu unit pembakar siklon yang sama dengan aksesorinya. Dua tahun kemudian harga minyak dunia naik drastis sehingga harga batubara

menjadi tinggi. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara untuk dalam negeri terganggu sehingga pasar dalam negeri dibanjiri oleh batubara kualitas rendah, bercampaur tanah, dll. sehingga dalam pembakar siklon banyak bertumpuk kotoran berupa abu dan kerak (slag), sehingga operasional terganggu. Untung beberapa waktu kemudian di depan pabrik galvanisasi tersebut telah dipasang pipa distribusi gas sehingga pembakar siklon ditutup, diganti dengan burner gas. Walaupun demikian, pembakar siklon telah berhasil menyelamatkan pabrik dan ratusan karyawannya dari ancaman gulung tikar selama beberapa tahun sebelum datangnya penolong kedua, yaitu adanya saluran distribusi gas untuk industri di lokasi pabrik. e. Pembakar Siklon untuk Kalsinasi Kapur Uji pembakar siklon untuk kalsinasi batu kapur memberikan pengalaman yang mengesankan karena berlangsung beberapa tahun di berbagai daerah di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

(9)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Jawa Timur dengan berbagai bentuk tungku

yang berbeda-beda dengan pembiayaan selain dari Tekmira juga dari pemerintah daerah, Kantor Wilayah Kementerian ESDM dan dari Kemenristek. Pedesaan yang telah dijelajah adalah Lampung, Padalarang, Sukaraja Tasikmalaya, Margosari Tegal, Pamotan Rembang, Wonogiri, Puger (Jember), Kebumen, Baturetno.

Tidak semua berhasil menggunakan pembakar siklon untuk kalsinasi batu kapur ini karena tiap jenis batu kapur di tiap daerah mempunyai karakteristik temperatur tinggi yang berbeda-beda sehingga penggunaan pembakar siklon hanya berhasil dengan tungku tertentu. Untuk kalsinasi kapur dikenal beberapa jenis tungku: tungku tegak terus-menerus, tungku tegak sistem berlapis, tungku pendam persegi, tungku pendam bundar. Penggunaan pembakar siklon hanya berhasil untuk tungku tegak Padalarang, tungku pendam Lampung, Tasikmalaya, Margosari, dan Baturetno. Di daerah lain lebih baik digunakan teknik co-firing, atau pembakaran kombinasi batubara-kayu bakar (Sumaryono, 2002). f. Tanur Pengering Putar, AMP (Asphalt

Mixing Plant)

Penggunaan pembakar siklon untuk tanur pengering putar (rotary dryer) banyak

Gambar 13. Pembakar siklon untuk AMP

dipraktikkan, mulai dari pengeringan semen pozolan di Lampung, pemanas perlite di Cilegon, pengering pupuk di Semarang, pengering bentonit di Pacitan, fosfat di Gresik, dan bijih timah di PT Timah. Setiap pabrik menggunakan sebuah atau lebih pembakar siklon untuk alat pengeringnya.

Gambar 14. Pembakar siklon untuk AMP

Gambar 15. Pembakar siklon untuk pengering pupuk di Semarang

Pembakar siklon dapat juga digunakan di AMP untuk produksi hot-mix guna perbaikan jalan. Di AMP Semarang, pembakar siklon lebih unggul daripada pembakar batubara bubuk (Pulverized Coal Combustor, produk Tiongkok) yang sering mati dan banyak asap sehingga perlu dibantu dengan pembakar solar (Gambar 15). Pembakar siklon di AMP stabil pembakarannya, bersih tidak berasap

(10)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

dan tanpa bantuan BBM solar. Karena

banyak masalah, penggunaan pulverized coal combustor dilarang oleh Direktorat Jenderal PU dan teknologi pembakar siklon ini yang belum sempat disosialisasikan juga terkena imbasnya, ikut dilarang diterapkan untuk AMP.

g. Mesin-mesin Industri Lainnya

Implementasi pembakar siklon juga dilakukan di berbagai mesin industri lainnya, seperti tanur terowongan (tunnel kiln), otoklaf untuk minyak atsiri, pasteurisasi jamur dengan boiler mini, pengering padi, dan oven pengering untuk produk pertanian.

Gambar 16. Pembakar siklon untuk otoklaf minyak atsiri

Gambar 17. Pembakar siklon untuk oven pengering padi

3. HASIL PROSES INKUBASI

Hasil proses inkubasi di industri melibatkan berbagai jenis mesin industri telah memberikan manfaat yang sangat besar sehingga inovasi pembakar siklon telah berkembang semakin matang dari penampilan pertama yang sangat primitif di pabrik peleburan aluminium, sempat

terucap oleh staf pabrik "masih berbau laboratorium", sampai perkembangan-perkembangan, pematangan selanjutnya, dicapailah produk terakhir dengan beberapa keunggulan.

Kapasitas mulai dari paling kecil 8 kg batubara/jam sampai paling besar 6000 kg/ jam

Model horizontal dan vertikal

Teknik penanganan abu cair dan padat

Lining dari batu kuarsa yang merupakan

produk kerajinan rakyat

Teknik konveyor nyumatik, memungkinkan pengiriman tepung batubara dari jarak jauh sehingga tempat preparasi batubara tidak perlu di dalam ruang pabrik

Gambar 18. Pembakar siklon dengan hammer mill dan blower

(11)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Kemampuan bengkel perekayasaan yang

meningkat

>

Dapat membuat hammer mill sendiri

>

Dapat membuat blower sendiri

>

Pengumpan batubara kecil sampai besar

>

Pembuatan pembakar siklon dengan perlengkapan pintu dan penampung abu yang semakin baik.

4. PENUTUP

Inkubasi teknologi sangat diperlukan untuk lebih mematangkan hasil litbang sehingga siap untuk menghadapi berbagai masalah teknis yang ada dalam kegiatan produksi di industri, baik permasalahan prosesnya sendiri maupun kualitas perekayasaannya, karena yang diperlukan industri adalah peralatan proses yang handal sehingga dapat menunjang produksi di industri secara efektif dan efisien.

Dalam proses inkubasi teknologi di industri akan diperoleh banyak masukan yang dapat memperkaya parameter keunggulan suatu produk inovasi sehingga menjadi lebih unggul dan berkualitas, serta dapat dilakukan modifikasi lanjutan sehingga dapat mendorong perkembangan yang lebih cepat untuk mendukung industri.Untuk pengembangan hasil inovasi perlu ditunjang dengan IPTEK yang mumpuni dan ilmu dasar yang relevan sehingga hasil inovasi menjadi cepat berkembang dalam jalurnya yang benar (on the right track) yang adalah salah satu syarat metode penelitian yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Miller, B.G., Tillman, D.A., 2008, Combustion Engineering Issues for Solid Fuels Sytems, Elsevier, Burlington.

Dedy Yaskuri, Sumaryono, 2007, Substitusi Pembakar BBM Pada Pengering Berputar Dengan Pembakar Siklon Berbahan Bakar Batubara, Mineral & Energi, Vol 5, No 4. Sumaryono, 2002, Kalsinasi Kapur Dalam

Tungku Tegak Sistem Terus Menerus Kapasitas 110 Ton Dengan Batubara Menggunakan Pembakar Siklon, Laporan Riset RUT VIII, Kemenristek, LIPI.

Sumaryono, 2005, The Use Of Cyclone Burner With Coal To Substitute Oil Burner in Aluminium Smelter, International Energy Confrence, Jakarta

Sumaryono, 2006, Replacing Fuel Oil Burner In a Zinc Bath Kettle for Galvanization Process by Coal Cyclone One, Indonesian Mining Journal, Vol 9, No 05, P8 - 13

Sumaryono, 2009, Development of Cyclone Coal Burner for Fuel Oil Burner Substitution in Industries, Indonesian Mining Journal, Vol 12, No 13, P. 29 - 33.

Sumaryono, Ikin Sodikin, dkk, 2013, Pembuatan Dan Uji Pembakar Siklon Rendah Emisi Partikulat, Laporan Proyek, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

Gambar

Gambar 1. Pembakar siklon dan
Gambar 2. Pembakar siklon untuk peleburan
Gambar 6. Pembakar siklon untuk boiler 5 ton
Gambar 9. Pembakar siklon untuk pemanas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan di Kelurahan Bandarharjo pada 20 responden yang dihitung dengan menggunakan program Komputer SPSS menunjukan bahwa nilai uji

Semakin berkurangnya luas lahan pertanian yang digunakan untuk kebutuhan dan diperuntukan kegiatan penduduk maka para petani mau tidak mau akan mempengaruhi luas

Dengan membandingkan teori dan hasil penelitian pada pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan Core Stability terhadap penurunan nyeri leher

Observasi dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan serta pengalaman pendahuluan sebelum melaksanakan tugas mengajar yaitu kompetensi-kompetensi

Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sikap siswa terhadap pelajaran matematika, karena sebelum diberi perlakuan dalam proses pembelajaran siswa hanya

Kode-kode ZA, ZB, ZC dan seterusnya tidak secara langsung menunjukkan warna part, melainkan warna dapat dilihat dari kode HONDA pada kolom "Part Number" di

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Prasarana Wilayah 19 Sulawesi Utara.. Dinas Prasarana Wilayah dan Permukiman Dinas Sumber