TATACARA PELAKSANAAN SEWA
BARANG MILIK NEGARA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KEMENT
ERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 33/PMK.06/2012
2
AGENDA
Ketentuan Umum ….
Prosedur Tata Cara ….
Masa Pelaksanaan Sewa ….
Besaran Nilai Sewa ….
Pengawasan dan Pengendalian ….
LATAR BELAKANG
Filosofis
• menyikapi perkembangan sesuai
kondisi dan praktik umum di
masyarakat terkait sewa BMN.
• memenuhi asas keadilan dalam
pelaksanaan sewa BMN.
• tertib administrasi dalam pelaksanaan
sewa BMN guna mewujudkan
akuntabilitas pengelolaan BMN,
dengan tetap menjunjung tinggi
good
governance
.
• penegasan pemisahan pemanfaatan
BMN yang tidak sesuai tugas dan
fungsi K/L dalam PP ttg Jenis dan Tarif
PNBP
Surat Menteri Keuangan No.
S-420/MK.02/2011 tgl 25 Juli 2011
Yuridis
• UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
• Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah jo. PP
Nomor 38 Tahun 2008
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tatacara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor
120/PMK.06/2007 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor
179/PMK.06/2009 tentang Penilaian
Barang Milik Negara
NON TUSI
TUSI
PP 6/2006
PP JENIS DAN
TARIF PNBP
Tindak Lanjut: Kementerian/Lembaga diminta untuk:
Menginventarisir jenis PNBP yang terkait dengan pemanfaatan BMN dalam usulan
revisi RPP/PP tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada K/L,
Mengusulkan pengaturan jenis dan tarif PNBP dimaksud sesuai PP No. 6/2006
Mengusulkan RPP/revisi PP kepada Menteri Keuangan
PRINSIP DASAR
Slide 4
Surat Menteri Keuangan No. S-420/MK.02/2011 tgl 25 Juli 2011
Pemanfaatan aset dalam rangka
kelancaran tupoksi seperti pemanfaatan
gedung asrama untuk kegiatan diklat
Pemanfaatan aset yang tidak terkait atau
tidak dalam rangka mendukung
pelaksanaan tupoksi antara lain
pemanfaatan gedung untuk kegiatan
pernikahan dan sejenisnya
Pemanfaatan aset dalam rangka kelancaran
tupoksi, tetapi dalam pelaksanaan
kegiatannya tidak terdapat peran atau tidak
melibatkan kuasa pengguna barang
LINGKUP PENGATURAN
SEWA BMN
Memberikan pedoman bagi Pengelola Barang dan Pengguna/Kuasa
Pengguna Barang dalam penyewaan BMN
MAKSUD
Terselenggaranya penyewaan BMN yang tertib, terarah, adil, dan akuntabel
guna mewujudkan pengelolaan BMN yang efektif, efisien, dan optimal.
TUJUAN
Tatacara pelaksanaan sewa atas BMN yang berada pada Pengelola Barang
dan Pengguna/Kuasa Pengguna Barang
LINGKUP
Subjek pelaksana dan objek sewa
Jangka waktu sewa
Besaran sewa
Tata cara pelaksanaan sewa
Pengamanan dan pemeliharaan objek sewa
Penatausahaan
Pembinaan, pengawasan dan pengendalian sewa
Ganti rugi dan denda
6
KETENTUAN UMUM
SEWA BMN
pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.
Optimalisasi pemanfaatan BMN yg belum/ tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tupoksi
Memperoleh fasilitas yang diperlukan dalam rangka menunjang tugas dan fungsi instansi Pengguna Barang Mencegah penggunaan BMN oleh pihak lain secara tidak sah.
Optimalisasi
Penunjang
Pengamanan
Tanah/bangunan.PENGELOLA
• Sebagian T/B • Selain T/BPENGGUNA
dengan persetujuan Pengelola BarangPIHAK YANG DAPAT MENYEWAKAN
PIHAK YANG DAPAT MENYEWA
• Dalam hal memanfaatkan BMN tidak untuk penyelenggaraan tugas & fungsi
Pemda
• Badan Usaha Milik Negara • Badan Usaha Milik Daerah
BUMN/D
• Perorangan • Persekutuan Perdata/Firma/Komanditer • Perseroan Terbatas • Lembaga/organisasi internasional/ • Yayasan • KoperasiSwasta
• Persatuan/perhimpunan PNS/TNI/POLRI • Persatuan/perhimpunan istri PNS/TNI/POLRI
• Unit penunjang kegiatan lainnya
Unit penunjang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan/ negara • Bank Indonesia
• Lembaga Penjamin Simpanan • Badan hukum yang dimiliki negara • Badan hukum internasional/asing
Badan Hukum Lainnya
CALON PENYEWA menyampaikan dokumen permohonan
PENGAJUAN SEWA
PERMOHONAN/USULAN SEWA Tanah/ Bangunan Selain Tanah/ Bangunan Sebagian Tanah/ Bangunan PENGELOLA BARANG melakukan penelitian ataskelayakan penyewaan
PENGGUNA BARANG mengajukan usulan kepada
Pengelola Barang untuk menyewakan BMN
berdasarkan :
Kajian pengguna barang atau
Permohonan calon penyewa PENGGUNA BARANG
mengkaji permohonan dan menyiapkan dokumen usulan
Selain T/B FORMULA SEWA BESARAN SEWA PENGGUNA BARANG
mengkaji permohonan dan menyiapkan dokumen usulan
Sebagian T/B Nilai BMN > Rp500 juta Nilai BMN < Rp500 juta PENGGUNA BARANG
menghitung nilai BMN untuk dihitung dalam formula sewa
8
Penilaian Dalam Rangka Sewa BMN
8
BMN Sebagian Tanah dan/atau
Bangunan
Nilai Buku
sampai dengan
Rp500.000.000,-
Penilaian
Penaksiran oleh Pengguna Barang dgn Formula Tarif Sewa Tidak perlu dilakukan penilaian oleh Penilai DJKNSyarat
1. Nilai Buku tercatat dlm Daftar/Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna sepanjang nilai wajar atas tanah tidak ada; atau
2. Indikasi nilai yg mencerminkan perkiraan nilai tanah sepanjang nilai wajar dan nilai buku tidak ada.
PENELITIAN USULAN SEWA
KAJIAN ATAS PERMOHONAN/USULAN SEWAPENGELOLA BARANG
melakukan penelitian atas kelayakan penyewaan
Dalam melakukan penelitian, Pengelola Barang dapat meminta keterangan kepada Pengguna Barang yang menyerahkan BMN
yang diajukan untuk disewakan
Tanah/ Bangunan
Selain Tanah/ Bangunan
Sebagian Tanah/ Bangunan
PENGELOLA BARANG menugaskan Penilai untuk
melakukan penilaian FORMULA SEWA BESARAN SEWA Pengelola Barang melakukan kajian formula sewa PENGELOLA BARANG menghitung besaran sewa
Besaran Sewa = Tarif Pokok Sewa x Faktor Penyesuai Sewa
Pengelola Barang melakukan kajian kelayakan penyewaan
Dalam hal terdapat usulan Sewa dari beberapa calon penyewa dalam waktu yg bersamaan, Pengelola Barang menentukan penyewa dengan didasarkan pada
pertimbangan:
aspek pengamanan & pemeliharaan BMN
usulan Sewa yg paling menguntungkan
Persetujuan/ Penolakan
10
PERJANJIAN SEWA
PROSEDUR SEWA BARANG MILIK NEGARAPENGGUNA BARANG menerbitkan keputusan sewa Persetujuan sewa Tanah/ Bangunan Selain Tanah/ Bangunan Sebagian Tanah/ Bangunan PENGELOLA BARANG melakukan penandatanganan sewa dengan penyewa
Per Tahun Per Bulan Per Hari Per Jam PENGGUNA BARANG melakukan penandatanganan sewa dengan penyewa
CALON PENYEWA
menyampaikan dokumen permohonan
JANGKA WAKTU SEWA
PERIODESITAS SEWA
JANGKA WAKTU SEWA:
Paling lama 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian Tanah/ bangunan
PENGELOLA
• Sebagian T/B • Selain T/BPENGGUNA
dengan persetujuan Pengelola BarangPENETAPAN JK WAKTU SEWA
PERPANJANGAN SEWA
Per Tahun Per Bulan Per Hari Per Jam
3 (tiga) bulan 10 (sepuluh) hari - - Sebelum berakhirnya jangka waktu sewa sebagaimana permohonan sewa pertama kali
Per Tahun Per Bulan
Per Hari
Per Jam
12
ditandatangani oleh pihak penyewa dan dilakukan di kertas bermaterai cukup sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (UU 13
Tahun 1985 dan PP 42 Tahun 2000)
Rp6.000,-
Pasal 12 PP42/2000
PERJANJIAN
SEWA BMN
Salinan perjanjian sewa disampaikan kepada Pengelola Barang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditandatangani.
Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pembuatan perjanjian ditanggung oleh Penyewa.
Perjanjian sewa-menyewa paling kurang memuat:
dasar perjanjian;
para pihak yang terikat dalam perjanjian; jenis, luas atau jumlah barang;
besaran sewa, dan jangka waktu, termasuk periodesitas sewa;
peruntukan sewa termasuk kelompok jenis kegiatan usaha dan kategori bentuk kelembagaan penyewa tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; hak dan kewajiban para pihak; dan
hal lain yang diatur dalam persetujuan Pengelola Barang dan keputusan Pengguna Barang.
Tanah/ bangunan
PENGELOLA
• Sebagian T/B • Selain T/BPENGGUNA
dengan persetujuan Pengelola BarangPEMBAYARAN SEWA
SEWA BMN
Kategori
Jumlah
Waktu
Cara
Pembuktian
Per Tahun
Sekaligus
2 (dua) hari kerja
sebelum
penandatanganan
perjanjian
Setor ke Kas Umum
Negara
Bukti setor
Per Bulan
Sekaligus
Per Hari
Sekaligus
Sebelum
penandatanganan
perjanjian
- Secara tunai kepada
pejabat pengurus BMN
- Setor ke rekening kas
bendahara penerimaan
Bukti setor/
kuitansi
Per Jam
Sekaligus
BMN luar negeri
dengan pembayaran
di luar negeri
Sekaligus
1 (satu) hari sebelum
penandatanganan
perjanjian
Setor ke rekening kas
14
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
SEWA BMN
PENGAMANAN
Penyewa wajib melakukan pengamanan atas BMN yang disewa, baik untuk mencegah
terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang maupun hilangnya
barang.
Penyewa dilarang menggunakan BMN yang disewakan diluar peruntukan sewa.
PEMELIHARAAN
Penyewa wajib melakukan pemeliharaan atas BMN yang disewa untuk menjaga kondisi
dan memperbaiki barang agar selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdaya guna dan berhasil guna, termasuk biaya yang timbul dari pemakaian dan
pemanfaatan BMN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyewa wajib memperbaiki seluruh kerusakan yang terjadi atas BMN yang disewakan
yang terjadi selama masa sewa hingga kembali ke kondisi pada saat awal sewa.
PERUBAHAN BENTUK
Selama masa sewa, pihak penyewa atas persetujuan Pengelola/Pengguna Barang
hanya dapat mengubah bentuk BMN tanpa mengubah konstruksi dasar bangunan,
dengan ketentuan bagian yang ditambahkan pada bangunan tersebut menjadi
BMN
PENATAUSAHAAN
SEWA BMN
Penatausahaan pelaksanaan sewa dilakukan oleh:
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan
sewa BMN kepada Pengelola Barang paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
perhitungan 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya persetujuan Sewa oleh Pengelola
Barang.
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang melaporkan berakhirnya pelaksanaan sewa BMN
kepada Pengelola Barang pada akhir masa sewa dengan dilampiri BAST Barang.
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang mengungkapkan informasi mengenai BMN yang
disewakan ke dalam Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna, sesuai dengan
kewenangannya.
Tanah/ bangunanPENGELOLA
• Sebagian T/B • Selain T/BPENGGUNA
16
PENGAKHIRAN
SEWA BMN
Berakhirnya Sewa
• Berakhirnya jangka waktu sewa
• Pengelola Barang mencabut
persetujuan Sewa dalam rangka
pengawasan dan pengendalian
• Ketentuan lain sesuai peraturan
perundang-undangan
Berakhirnya Perjanjian Sewa
• Jangka waktu sewa berakhir
• Berlakunya syarat batal sesuai
perjanjian
• Ketentuan lain sesuai peraturan
perundang-undangan
Penyewa wajib menyerahkan BMN pada saat berakhirnya sewa dalam keadaan baik
dan layak digunakan secara optimal sesuai fungsi dan peruntukannya, dan dituangkan
dalam BAST
Pengelola/Pengguna melakukan pengecekan BMN yang disewakan sebelum BAST
ditandatangani guna memastikan kelayakan kondisi BMN
BESARAN TARIF SEWA
FORMULA DASAR
Perhitungan, pengajuan usulan, persetujuan, penetapan, perjanjian dan pembayaran besaran tarif sewa menggunakan
mata uang setempat.
Jika nilai usulan lebih besar dari hasil perhitungan, nilai yang dicantumkan dalam surat persetujuan Sewa adalah
sebesar usulan sewa
Tanah/ bangunan
PENGELOLA
• Sebagian T/B • Selain T/BPENGGUNA
dengan persetujuan Pengelola BarangPENETAPAN OLEH:
Surat persetujuan Keputusan Sewa Perjanjian Sewa atau TARIF SEWA BMN TARIF POKOK SEWA BMN FAKTOR PENYESUAI SEWATARIF DASAR SEWA:
Tanah/bangunan
Sebagian T/B dgn nilai buku > Rp500 juta
Mengkaji usulan sewa dari Pengguna
PENGELOLA
PENGGUNA
DIGUNAKAN OLEH:
Sebagian T/B dgn nilai buku < Rp500 juta Selain T/B18
BESARAN TARIF SEWA
FORMULA DASAR
TARIF
SEWA
BMN
TARIF
POKOK
SEWA BMN
FAKTOR
PENYESUAI
SEWA
Tarif Pokok Sewa Tanah Tarif Pokok Sewa BangunanTarif Pokok Sewa Tanah dan Bangunan Tarif Pokok Sewa Selain T/B Tarif Pokok Prasarana Bangunan Faktor variabel sewa tanah (3,33%) Luas tanah Nilai tanah Faktor variabel sewa bangunan (6,64%) Luas bangunan Nilai bangunan Faktor variabel prasarana bangunan (6,64%)
Luas bangunan Dihitung dan
ditetapkan oleh Pengguna berkoordinasi dgn instansi terkait Formula sewa Nilai sewa atau
Tarif Pokok Sewa T/B berikut Prasarana
Jenis Kegiatan Usaha
Bentuk Kelembagaan Periodesitas Per Tahun Per Bulan Per Hari Per Jam Bisnis Non-Bisnis Sosial Kategori I Kategori II Kategori III NS = (3,33% x Lt x Nt) +(6,64% x Lb x Nb) + (6,64% x Hp x Np)
19
JENIS KEGIATAN USAHA
FAKTOR PENYESUAI SEWA
BISNIS
NON
BISNIS
SOSIAL
Kegiatan yang tidak menarik imbalan atas barang atau jasa yang diberikan dan/atau tidak berorientasi mencari keuntungan, a/l: - pelayanan kepentingan umum tanpa
pungutan
- kegiatan sosial, keagamaan, kemanusiaan - kegiatan penunjang penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan/negara
- Kegiatan lain yang memenuhi kriteria sosial Kegiatan yang berorientasi semata-mata mencari keuntungan, seperti : perdagangan, jasa
Kegiatan yang menarik imbalan atas barang atau jasa yang diberikan namun tidak semata-mata mencari keuntungan , a/l :
pelayanan kepentingan umum dgn pungutan
penyelenggaraan pendidikan nasional
upaya pemenuhan kebutuhan pegawai atau fasilitas yang diperlukan dalam menunjang tusi
kegiatan lain yang memenuhi kriteria non bisnis
JENIS KEGIATAN
20
BENTUK KELEMBAGAAN
FAKTOR PENYESUAI SEWA
Kategori I Ruang lingkup
a. Swasta/ Perorangan Perorangan Persekutuan Perdata Persekutuan Firma Persekutuan Komanditer Perseroan Terbatas Lembaga/organisasi internasional/asing Yayasan Koperasi
b. BUMN/D Badan Usaha Milik Negara Badan Usaha Milik Daerah c. Badan hukum
milik negara
Bank Indonesia
Lembaga Penjamin Simpanan Badan hukum yang dimiliki negara Badan hukum internasional asing d. Lembaga
pen-didikan asing
Lembaga pendidikan asing yang menyelenggarakan pendidikan di Indonesia
Kategori II Ruang Lingkup
a. Yayasan UU 16 /2001 jo. UU 28/2004 b. Koperasi Koperasi primer
Koperasi sekunder c. Lembaga
Pendidikan Formal
Lembaga pendidikan anak usia dini formal
Lembaga pendidikan dasar
Lembaga pendidikan menengah
Lembaga pendidikan tinggi d. Lembaga Pendidikan Non Formal Lembaga kursus Lembaga pelatihan Kelompok belajar
Pusat kegiatan belajar masyarakat
Majelis taklim
Satuan pendidikan yang sejenis
Kategori III Ruang Lingkup
a. Lembaga Sosial
Termasuk lembaga internasional/asing yang menyelenggarakan kegiatan sosial, kemanusiaan dan/atau keagamaan di Indonesia b. Lembaga Kemanusiaan
c. Lembaga Keagamaan
d. Unit Penunjang Kegiatan Penyelenggaraan Negara
Persatuan/perhimpunan PNS/TNI/POLRI
Persatuan/perhimpunan istri PNS/TNI/POLRI
Unit penunjang lainnya
BESARAN
FAKTOR PENYESUAI SEWA
TAHUN
100%
HARI
160%
BULAN
130%
JAM
190%
PERIODESITAS
Kategori
BISNIS
(A)
NON
BISNIS
(B)
SOSIAL
(C)
I
100%
50%
10%
II
100%
40%
5%
III
100%
30%
5%
22
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PELAKSANAAN SEWA BMN
Pengelola Barang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang atas pelaksanaan Sewa BMN.
Pengguna Barang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Kuasa Pengguna Barang yang berada di wilayah kerjanya atas pelaksanaan Sewa BMN
Pengelola Barang/Pengguna Barang dapat meminta bantuan aparat pengawas fungsional dalam melakukan pembinaan dan pengawasan.
Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perjanjian Sewa BMN yang berada di bawah penguasaannya masing-masing sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani.
Sebagai tindak lanjut atas pengawasan, Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menerbitkan
surat peringatan/teguran kepada penyewa atas dilakukannya pelanggaran terhadap perjanjian Sewa dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dapat menghentikan kegiatan Sewa
PENGENDALIAN
PELAKSANAAN SEWA BMN
Pengelola Barang melakukan evaluasi secara berkala atas besaran tarif Sewa setiap tahun
berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan Sewa dari Pengguna Barang, khususnya untuk
periodesitas Sewa per jam, per hari, atau per bulan.
Hasil pelaksanaan evaluasi penghitungan besaran tarif Sewa ditetapkan oleh Pengguna Barang
berdasarkan surat Pengelola Barang.
Dalam rangka pengendalian pelaksanaan Sewa BMN, Pengelola Barang berwenang melakukan
pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan Sewa BMN pada Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang, dalam rangka penertiban pemanfaatan BMN sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan.
Sebagai tindak lanjut dari pemantauan dan investigasi dimaksud, Pengelola Barang dapat
meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit atas pelaksanaan Sewa BMN.
Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan Sewa BMN berupa sebagian tanah dan/atau
bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan setelah diberikannya persetujuan oleh Pengelola
Barang hingga saat penandatanganan perjanjian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pengguna
Barang.
Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan Sewa BMN setelah penandatanganan
perjanjian sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pihak dalam perjanjian Sewa
bersangkutan.
24
GANTI RUGI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SEWA BMN
Barang Hilang
Dalam hal BMN selain tanah dan/atau bangunan yang disewakan hilang selama jangka
waktu Sewa, penyewa wajib mengganti barang yang disewakan dengan barang yang sejenis,
paling lambat pada saat berakhirnya jangka waktu Sewa,
Dikecualikan apabila kehilangan diakibatkan oleh kondisi kahar (
force majeur), maka
penggantian dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Pengguna Barang dengan penyewa
.
Perbaikan dan Penggantian Kerusakan
Dalam hal perbaikan dan/atau penggantian BMN tidak dapat dilakukan, Penyewa
membayar biaya perbaikan dan/atau penggantian tersebut secara tunai ke Kas Umum
Negara paling lama 1 (satu) bulan sejak penetapan oleh oleh:
Pengelola Barang, untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengelola Barang;
Pengguna Barang, untuk:
BMN berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang status penggunaannya ada pada
Pengguna Barang; atau
DENDA
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SEWA BMN
Penyewa dikenakan sanksi administratif berupa surat teguran dalam hal:
penyewa belum menyerahkan BMN yang disewakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1); perbaikan dan/atau penggantian terkait kerusakan dan/atau kehilangan belum dilakukan atau diperkirakan
belum selesai dilaksanakan paling lambat sebelum berakhirnya jangka waktu Sewa; dan/atau
Dalam hal penyerahan, perbaikan, dan/atau penggantian BMN belum dilakukan terhitung 1 (satu) bulan sejak
diterbitkannya surat teguran, penyewa dikenakan sanksi administratif berupa surat peringatan.
Dalam hal penyerahan, perbaikan, dan/atau penggantian BMN belum dilakukan terhitung 1 (bulan) sejak
diterbitkannya surat peringatan penyewa dikenakan sanksi administratif berupa denda, dengan ketentuan: sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari besaran Sewa yang dihitung secara proporsional dalam
hitungan harian sesuai keterlambatan penyerahan BMN;
sebesar 2‰ (dua permil) per hari dari nilai perbaikan dengan ketentuan paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai perbaikan; dan/atau
sebesar 2‰ (dua permil) per hari dari nilai penggantian dengan ketentuan paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai penggantiandimaksud.
Dalam hal denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (3) tidak dilunasi penyewa, maka
penyelesaiannya diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.