• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN 2009"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2009 memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan data lingkungan. Keseluruhan data yang ada merupakan gambaran tingkat pencapaian penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang diukur melalui Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan.

Tujuan utama diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2009 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di Kabupaten Kebumen, khususnya untuk tahun 2009 dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2009 ini terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu:

Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang tujuan penyusunan Profil Kesehatan

Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum dalam hal

Keadaan Geografi, Keadaan Demografi, Keadaan Lingkungan dan Keadaan Perilaku Masyarakat di Kabupaten Kebumen

Bab III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tahun 2009 yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, dan keadaan status gizi

Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini merupakan penggambaran dari

upaya Pelayanan Kesehatan Dasar, Pembinaan Kesehatan Lingkungan, dan Perbaikan Gizi Masyarakat

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang Keadaan Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Sarana Informasi Kesehatan Bab VI – Penutup

(2)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFI

Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah 128.111,50 hektar atau 1.281,11 km2, terletak pada posisi garis lintang 70 27’ - 70 50’ LS dan 1090 22’ – 1090 50’

BT dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas

• Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo

• Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara

• Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Kabupaten Kebumen merupakan daerah lintas jalur selatan Pulau Jawa dengan topografi 70% merupakan daerah pegunungan dan 30% lainnya merupakan daerah dataran rendah dan pantai dengan ketinggian permukaan tanah dan air laut berkisar 5-91 meter. Sebagian besar wilayah terletak pada ketinggian di bawah 40 meter. Pada umumnya yang mempunyai ketinggian di atas 50 meter berada di wilayah Kabupaten Kebumen sebelah Utara bagian barat (Sempor 66 meter dan Karanggayam 91 meter).

Secara klimatologi curah hujan di Kabupaten Kebumen rata-rata 239 mm/bulan dengan hari hujan rata-rata 8 hari. Suhu terendah terjadi di stasiun pemantauan Wadaslintang pada bulan Agustus dengan suhu sekitar 15,60 0C tercatat dengan

rata-rata kelembaban udara setahun 82,00 % dan kecepatan angin 1,31 meter/detik. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu terendah 21,20 0C terjadi pada

bulan Agustus dengan rata-rata kelembaban udara setahun 80,00 % dan kecepatan angin 2,37 meter/detik.

Secara administratif Kabupaten Kebumen terbagi menjadi 26 Kecamatan yang terdiri dari 449 desa dan 11 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Karanggayam dengan luas wilayah 10.929,00 Ha atau 109,29 km2. Jarak terjauh dari

Ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan adalah Kecamatan Ayah (37 Km).

Analogi pembagian dan pemanfaatan lahan di Kabupaten Kebumen dirinci sebagai berikut : tanah sawah 39.831,00 hektar atau sekitar 31,09 % dan tanah kering 88.280,50 hektar atau 68,91 %. Sedangkan tanah yang digunakan untuk bangunan dan sekitarnya seluas 35.931,00 Ha atau 28,05 persen.

(3)

Gb.1. Peta Wilayah Kabupaten Kebumen

B. KEADAAN DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kabupaten Kebumen berdasar proyeksi BPS Propinsi adalah 1.250.856 jiwa, dengan 302.545 rumah tangga/KK atau rata-rata 4 jiwa per rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 976/ km2 dengan tingkat

kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kebumen sebesar 2.939 jiwa/km2

sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Sadang sebesar 367 jiwa/km2.

C. KEADAAN LINGKUNGAN

1.

Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu bangunan yang memiliki jamban yan sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Dari kompilasi data yang terkumpul, prosentase rumah sehat sebesar 76.411 (59,13 %) dari seluruh rumah yang ada (294.396 rumah).

2.

Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)

Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit.

(4)

TUPM meliputi terminal, pasar, tempat ibadah, stasiun, tempat rekreasi, hotel, restoran, depot, dll. TUPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik, luas lantai/ruangan yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.

Dari 1097 TUPM yang ada di Kabupaten Kebumen, yang diperiksa berjumlah 930 dan yang masuk kategori sehat berjumlah 591 (63,55%).

3. Akses Terhadap Air Bersih

Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. Seperti pada Tabel 48, dari jumlah keluarga yang ada (314.959) yang berhasil diperiksa sebanyak 151.543 (48,12 %) keluarga. Dari keluarga yang diperiksa tersebut, yang dapat mengakses air bersih sebanyak 117.650 keluarga, dengan rincian berturut-turut menggunakan SGL 91.293 (77,60 %), Ledeng 13.178 (8,69 %), Lainnya 10.943 (7,22 %), SPT 1.453 (0,96), PAH 652 (0,55) dan kemasan 131 (0,08).

4. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi persediaan air bersih (PAB), jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah (PAL). Dari 313.874 KK yang ada tidak semuanya bisa diperiksa karena keterbatasan sumber daya yang ada. Selain itu, jumlah KK yang diperiksa berbeda untuk setiap jenis pemeriksaan. Semestinya, pemeriksaan dilakukan satu kali untuk semua jenis sarana sanitasi dasar. Data yang ada menunjukkan bahwa kepemilikan air bersih adalah 276.867 KK (88,2%), Jamban 161.133 (51,3%), dan Pengelolaan air limbah 127.763 (40.71%).

D. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari 10 indikator.

1. Rumah Tangga Sehat

Dari tabel menunjukkan bahwa di Kabupaten Kebumen terdapat Rumah Tangga Sehat sebesar 119.134(64,56 %) dari rumah tangga yang diperiksa.

2. ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologik, aspek kecerdasan, aspek neurologik, aspek ekonomik maupun aspek penundaan kehamilan. Selain itu, ASI

(5)

juga dapat melindungi bayi dari sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome / SIDS). Di Kabupaten Kebumen, dari seluruh bayi yang ada yaitu jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 4.087 (22,59 %).

3. Posyandu

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal masyarakat. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Tahun 2009 di Kabupaten Kebumen terdapat 2.082 posyandu dengan 269 (12,92 %) posyandu berstrata pratama, 708 (34,01 %) posyandu madya, 858 (34,01 %) posyandu purnama, dan 247 (11,86 %) posyandu mandiri.

(6)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu ,kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 ini mengalami peningkatan dibandingkan angka kematian bayi pada tahun 2008. AKB 2008 adalah sebesar 7,1 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan AKB pada tahun 2009 adalah sebesar 11,5 per 1000 kelahiran hidup. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesbilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat AKB.

2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Pada tahun 2009 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Kebumen dari 85 menjadi 83,78 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu ini 50% diantaranya akibat penyakit yang memperburuk kehamilannya (penyakit jantung, paru, ginjal, dan hepatitis). Penurunan ini tetap perlu untuk mendapatkan perhatian agar tidak meningkat di tahun mendatang

B. MORBIDITAS

1.

Penyakit Menular

Penyakit menular yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen tahun 2009 antara lain adalah penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

a.

Penyakit Malaria

Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana perkembangan penyakit Malaria ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Kasus Malaria klinis di Kabupaten Kebumen pada tahun 2008 sebanyak 2.378 orang dengan kasus positif sebesar 126 orang. Kecamatan yang melaporkan kasus malaria positif terbanyak adalah Kecamatan Rowokele sebanyak 65 kasus.

(7)

b. Penyakit TB Paru

Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum, selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Dari data yang berhasil dikumpulkan menunjukkan kasus BTA (+) pada kohort 2008 sebanyak 552 orang, dan yang telah sembuh (catatan kohort mulai bulan Januari – Desember 2008) sebanyak 493 orang (89,15%)

c.

Penyakit HIV & AIDS

Perkembangan penyakit HIV & AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebab HIV/AIDS.

Di Kabupaten Kebumen ditemukan 22 kasus HIV & AIDS, meningkat cukup tajam dibandingkan dengan tahun 2008 yang (hanya) ditemukan 8 kasus HIV & AIDS. Keberadaan penderita HIV & AIDS bagaikan fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih sedikit dari penderita yang sebenarnya ada. Sehingga tidak menutup kemungkinan jumlah penderita HIV & AIDS di Kabupeten Kebumen jauh lebih besar lagi. Diperlukan upaya bersama dalam pemberantasan penyakit HIV & AIDS, yang tidak saja ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan pada orang yang beresiko melalui VCT (Voluntary Conseling and Test) ataupun PICT (Provider Inisiative Conseling and Test).

d. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA masih menjadi penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Hasil dari kegiatan SKRT diketahui bahwa 80 sampai 90 % dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pnemonia. Pnemonia merupakan penyebab kematian pada balita dengan peringkat pertama hasil dari Surkesnas 2001. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pnemonia balita yang ditemukan.

Jumlah balita penderita pnemonia yang dilaporkan di Kabupaten Kebumen sebanyak 8750 penderita yang 7.318 (83,63 %) balita dapat ditangani.

e. Penyakit Kusta

Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Terbukti dengan tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak didunia. Di

(8)

Kabupaten Kebumen, masih terdapat 4 penderita kusta, dimana seluruhnya sudah keluar dari pengobatan (RFT/ Release From Treatment)

2.

Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak, diferi, dan polio

a. Tetanus Neonatorum

Pada tahun 2009 masih terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum, tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Ambal II. Penanganan kasus Tetanus Neonatorum memang tidak mudah namun bisa dicegah. Upaya pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.

b. Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB). Sepanjang tahun 2009 ditemukan jumlah kasus campak sebanyak 42 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu 100 kasus, pada tahun 2009 telah terjadi penurunan kasus yang cukup besar hampir 42 %.

c. Difteri

Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Di Kabupaten Kebumen selama kurun waktu 2009 tidak ditemukan kasus difteri.

d. Polio

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur < 15 tahun.

3. Penyakit Potensi KLB / Wabah a. Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah Kabupaten Kebumen. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan angka kematian yang relatif tinggi. Jumlah kasus DBD di Kabupaten Kebumen selama kurun waktu 2009 adalah sebanyak 196 kasus dengan 1 kematian di wilayah Kecamatan Kebumen. Jumlah kasus DBD ini menurun 67 % dibandingkan dengan kasus yang sama pada tahun 2008 (tahun 2005 terdapat 293 kasus DBD). Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Kegiatan lain dalam upaya pemberantasan DBD adalah pengasapan (fogging).

(9)

b.

Diare

Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan balita. Jumlah kasus diare pada balita di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 yang dilaporkan adalah sebanyak 8628 kasus dari 19.748 kasus diare yang ada.

c. Filariasis

Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu ’The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”. Di Kabupaten Kebumen, sepanjang tahun 2009 ditemukan 3 kasus filariasis, dimana jumlah ini meningkat dibanding tahun 2008 tercatat tidak ada kasus

C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Protein (WUS KEP)

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Kebumen sebanyak 445 (5,92 %) dari 17.903 bayi lahir hidup.

2. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).

Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 adalah 76 balita dari 88.531 balita yang ada. Sementara itu, berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan selama tahun 2009, ternyata terdapat balita BGM sebesar 1.021 balita (1,53 %), terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2008 hanya terdapat 481 balita.

Bila kita bandingkan dengan kasus gizi buruk pada tahun 2009 yang jumlahnya menurun dibandingkan tahun 2008, maka peningkatan kasus BGM ini disebabkan salah satunya adalah telah berubahnya status gizi buruk balita menjadi BGM. Namun demikian perkembangan yang terus meningkat ini tetap memerlukan kewaspadaan agar tidak jatuh kembali ke status gizi buruk.

(10)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.

Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 sebesar 20.652 (92,42%) dari seluruh ibu hamil sebanyak 22.346 orang.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Hasil pengumpulan data di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan sebesar 93,84 %, dimana target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 90 %.

Seksi Kesehatan Ibu dan Anak telah melakukan berbagai pelatihan untuk tenaga bidan diantaranya adalah pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal) untuk selalu memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dengan kompetensi kebidanan.

(11)

c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.

Jumlah ibu hamil risti di Kabupaten Kebumen tahun 2009 sebesar 4.402, dengan risti dirujuk sebesar 83,5 %.

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja. Dari data tahun 2009 menunjukkan pemeriksaan siswa TK, SLTP dan SLTA sebesar 100.122 (34,62 %) dari 289.236 siswa.

3. Pelayanan Keluarga Berencana

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2009 sebesar 206.491 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 160.771 orang ( 77,86 %). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif adalah IUD 8.408 orang , MOP/MOW 7.634 orang , Implant 30.963 orang, suntik 81.986 orang, pil 29.485 orang, dan kondom 1.949 orang, dengan proporsi masing-masing alat kontrasepsi tersebut sebagai berikut :

Gb. 2 Prosentase Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan oleh Peserta KB Aktif di Kabupaten Kebumen Tahun 2009

4. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat

52% 18% 19% 5% 5% 1%

IUD MOP/MOW IMPLANT

(12)

mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 adalah : BCG sebesar 109,96 %, DPT 1 105,80 %, DPT 3 102,35 %, Polio 3 104,27 %, Campak 98,29 %. Sedangkan jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 419 desa/kelurahan dari 460 desa/kelurahan yang ada (91,09 %).

B.

Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2009 dari 6473 institusi yang dibina kesehatan lingkungannya yang ada, sebanyak 3.419 unit (52,82%) sarana yang telah dibina, yang meliputi 455 unit (85,53 %) sarana kesehatan, 905 unit (59,27 %) sarana pendidikan, 1560 unit (42,38 %) sarana ibadah, 750 unit (462 %) perkantoran, dan 37 (61,67 %) buah sarana lain yang dibina.

C.

Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, Kekurangan Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan anemia zat besi

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Data tahun 2009 menunjukkan jumlah balita yang ada 88.531 balita dan yang ditimbang 66.615 (75,24 %), dengan hasil penimbangan jumlah balita dengan berat badan naik sebanyak 48.006 (72,06 %). Sementara itu balita dengan status penimbangan di bawah garis merah (BGM) sebesar 1.021 (1,53 %)

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus untuk anak balita pada tahun 2009 adalah 28.326 (39,63 %). Rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin A ini disebabkan oleh belum seluruh balita mendapatkan kapsul vitamin A 2 kali dalam setahun.

3. Pemberian Tablet Besi

Pada tahun 2009, ibu hamil yang ada sebesar 23.876 dan yang mendapatkan pemberian 90 tablet besi adalah 1.714 (27,6 %) bumil. Cakupan pemberian tablet Fe ini masih rendah, oleh karena itu petugas kesehatan harus selalu memberikan

(13)

motivasi agar tablet besi tersebut benar-benar diminum oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil

(14)

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN 1. Puskesmas

Dari 35 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Kebumen, 7 puskesmas adalah puskesmas perawatan, yaitu Puskesmas Ayah I, Puskesmas Prembun, Puskesmas Karanganyar, Puskesmas Gombong II, Puskesmas Ambal I, Puskesmas Karangsambung dan Puskesmas Kutowinangun.

Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk 1.250.856 jiwa, berarti 1 puskesmas di Kabupaten Kebumen rata-rata melayani 35.000 jiwa. Sedangkan rasio puskesmas pembantu dengan puskesmas adalah 1:2,1 artinya setiap 1 puskesmas didukung 2-3 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Tabel berikut memperlihatkan 10 puskesmas dengan total kunjungan paling banyak

No Puskesmas Jumlah Kunjungan

1 Kebumen I 55.512 2 Kutowinangun 43.364 3 Pejagoan 43.346 4 Kebumen II 38.817 5 Prembun 37.309 6 Adimulyo 32.803 7 Gombong II 32.378 8 Sempor I 32.114 9 Kuwarasan 31.147 10 Bulus Pesantren II 31.058

2.

Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dari jumlah RS dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Jumlah seluruh RS di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 adalah 7 buah dengan jumlah TT (tempat tidur) sebanyak 667.

3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, PKD, Pos Obat Desa (POD). Jumlah posyandu di Kabupaten Kebumen menurut hasil kompilasi data dari puskesmas pada tahun 2009 berjumlah 2.082 buah. PKD merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak

(15)

termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2009, jumlah PKD yang ada di Kabupaten Kebumen adalah 259 buah.

B. TENAGA KESEHATAN

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Kebumen berdasar Profil Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun 2009 adalah sebesar 1.577 orang yang tersebar di puskesmas 754 orang, dinas kesehatan 47 orang, RS (termasuk RS swasta yang melaporkan datanya ke dinas kesehatan) 743 orang, serta 33 orang di sarana kesehatan lain.

Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu medis , perawat-bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat. Dari gambar 5, nampak bahwa SDM kesehatan didominasi oleh perawat-bidan yang jumlahnya mencapai 1.122 orang.

Gb. 3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kategori Di Kabupaten Kebumen 2009 44 39 108 76 1,122 134 54

MEDIS PERAWAT & BIDAN

FARMASI GIZI

TEKNISI MEDIS SANITASI

KESMAS

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan masyarakat. Anggaran pemerintah bersumber dari APBN, PHLN (Pinjaman/Hibah Luar Negeri), dan APBD. Total anggaran kesehatan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 100.830.677,827 dimana 81,5 % berasal dari APBD II Kabupaten Kebumen. Sementara dana APBN yang dikelola oleh kabupaten Kebumen melalui dinas kesehatan adalah sebesar Rp. 18.244.797.500. Pada tahun 2009, Dinas Kesehatan mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan sebesar Rp. 7.914.060.000,-. Alokasi anggaran kesehatan ini adalah 8,28 % dari total APBD II Kabupaten Kebumen.

(16)

D. SARANA INFORMASI KESEHATAN

Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Kantor Pengolah Data Elektronik (KPDE) telah menyediakan sarana dan prasarana untuk akses internet bagi seluruh satuan kerja di lingkungan pemkab Kebumen. Dinas Kesehatan melalui website www. Kesehatan.kebumenkab.go.id dalam upaya untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan kegiatannya, telah berperan aktif dalam mengisi halaman tersebut dengan meng-up load dan meng-up date data.

(17)

BAB VI

PENUTUP

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Perlu disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen yang diterbitkan saat ini yang belum sesuai dengan harapan. Namun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Selain itu juga diharapkan merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam rangka penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2009 ini.

Gambar

Tabel berikut  memperlihatkan 10 puskesmas dengan total kunjungan paling  banyak

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pemilik tanah harus melakukan pendaftaran sertifikat hak milik atas tanah tersebut, mengingat diperlukan alat bukti yang lebih kuat untuk menghindari sengketa

Hasil pengukuran kualitas air, nilai suhu, salinitas, pH air, kecerahan, DO, nitrat, dan fosfat pada tambak sistem silvofishery dan non silvofishery menunjukkan

Dalam proses ini, berbagai jenis mikroorganisme dibutuhkan, yang mana satu jenis akan mendegradasi polimer menjadi komponen- komponen yang lebih kecil, yang lain

(3) Untuk mengetahui manakah yang lebih baik pengaruh latihan memukul bola dengan pitched ball dan soft toss ball terhadap keterampilan memukul bola jauh dalam

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi pada materi geometri yang menjadi salah satu konten dari PISA.Tujuan dari penelitian ini untuk

Kesulitan utama guru dalam merencanakan pembelajaran adalah (1) guru-guru Fisika kurang memahami berbagai metode, strategi, model dan pendekatan pembelajaran, sebanyak 13

layanan primer, Fakultas Kedokteran dengan akreditasi kategori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya