• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN HUNIAN SEBAGAI AKOMODASI WISATA DI DESA PANGSAN,BADUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN HUNIAN SEBAGAI AKOMODASI WISATA DI DESA PANGSAN,BADUNG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

I

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNUK UNIVERSITAS

UDAYANA

PENGEMBANGAN HUNIAN SEBAGAI AKOMODASI

WISATA DI DESA PANGSAN,BADUNG

MAHASISWA:

DEWA PUTU GEDE ANGGA DARMAWAN NIM: 1104205087

JURUSAN ARSITEKTUR REGULER FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA SEMESTER GENAP

(2)

I

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNUK UNIVERSITAS

UDAYANA

PENGEMBANGAN HUNIAN SEBAGAI AKOMODASI

WISATA DI DESA PANGSAN,BADUNG

MAHASISWA:

DEWA PUTU GEDE ANGGA DARMAWAN NIM: 1104205087

DOSEN PEMBIMBING 1 : Dr.Ir IDA AYU ARMELI,MSi

DOSEN PEMBIMBING 1I : Ir.A.A GDE DJAJA BHARUNA S,MT

JURUSAN ARSITEKTUR REGULER FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA SEMESTER GE NAP

(3)

II ABSTRAK

Dalam mewujudkan pengembangan desa wisata harus di sejalankan dengan penunjang pembangunan akomodasi wisata. Dengan adanya akomodasi wisata dalam pengembangan desa wisata akan memberikan dampak positif bagi kunjungan wisatawan yang akan menikmati Desa Wisata Pangsan. Akomodasi wisata yang dimaksud berupa kelompok-kelompok rumah yang dimiliki warga dengan pemanfaatan lahan-lahan kosong dan rumah yang dihuni oleh pemiliknya, Pengertian” Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Wisata” adalah hunian akomodasi wisata untuk penunjang desa wisata. Dengan adanya pengembangan akomodasi dapat berfungsi sebagai hunian sewaan sementara bagi para pengguna objek wisata yang dimiliki oleh desa dengan melakukan pemaanfaatan sumber daya manusia yang ada di dalam pengembangan hunian sebagai akomodasi,ditinjau pemetaan desa Pangsan yang notabene adalah daerah pengembangan desa wisata dalam pembangunannya memperhitungkan alokasi-alokasi lahan agar tidak merusak ekosistem yang menjadi daya tarik wisata. Dalam memanfaatan kekayaan alam desa dapat dipertimbangkan sebagai pemanfaatan sumber daya alam untuk menciptakan “Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Wisata”yang terpadu. Agar dari hunian akomodasi wisata dapat mewujudkan pengembangan pada desa yang memiliki potensi dalam daya tarik wisata lingkungan dan budaya.

(4)

i KATA PENGANTAR

Atas asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa, maka laporan seminar yang berjudul :Pengembangan Hunian sebagai Akomodasi Wisata di Desa Pangsan,Badung ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Penyusunan laporan ini adalah untuk menciptakan akomodasi perumahan dengan kenyamanan lingkungan alam dan kaitannya dekat dengan objek wisata. Pengadaan bangunan ini akan menciptakan pilihan akomodasi dengan karakteristik alam yang tenang dan indah serta memilih lokasi yang sedang berkembang dan diminati.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, baik secara langung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih ini disampaikan kepada:

1. Bapak Prof.Ir.Ngakan Putu Gede Suardana,MT.,PhD selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

2. Bapak Ir. I Made Suarya.,MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

3. Bapak DR.Ir. Syamsul Alam Paturusi.,MSP selaku Dosen koordinator mata kuliah Seminar Tugas Akhir.

4. Ibu selaku Dosen Pembimbing I Dr.Ir Ida Ayu Armeli,MSi terima kasih atas bimbingan dan sarannya.

5. Bapak selaku Dosen Pembimbing II Ir.A.A Gde Djaja Bharuna S,MT terima kasih atas bimbingan dan saran-sarannya.

6. Orang Tua yang telah mendukung dan memberi semangat, serta bantuan dalam rangka penyelesaian ini.

7. Teman - teman Arsitektur 2011 yang telah memberi dukungan dan semangat.

(5)

ii 8. Perpustakaan Jurusan Arsitektur, Perpustakaan Werdhapura dan Perpustakaan Daerah yang telah memfasilitasi dalam pencarian materi penunjang.

Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu dengan kerendahan hati, diharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Mei 2015 Penulis,

(6)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Metode Penelitian ... 4

BAB II KARAKTERISTIK,POTENSI DAN PERMASALAHAN DESA WISATA DI DESA PANGSAN 2.1 Gambaran umum Desa Pangsan ... 6

2.1.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi ... .7

2.1.2 Kondisi Topografi dan Geologi ... .. 8

2.1.3 Kondisi Iklim ... . . 9

2.2 Nilai Historis dan existing Desa Pangsan ... 9

2.2.1 Nilai Historis Fisik ... 9

2.2.2 Nilai Historis Non Fisik ... .12

2.2.3 Kondisi Fisik Desa Pangsan ... .. 13

2.2.4 Kondisi Non Fisik Desa Pangsan ... .. 18

2.3 Evaluasi terhadap Desa Wisata Pangsan…… ... .. 20

2.3.1 Evaluasi Teknis ... .. 20

2.3.2 Evaluasi Perilaku ... .. 21

2.4 Potensi yang dapat diangkat dari Desa Pangsan ... .. 21

2.5 Spesifikasi Umum Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Wisata... .. 22

2.5.1 Pengertian ... ..22

2.5.2 Fungsi ... ..23

2.5.3 Tujuan ... ..23

(7)

iv

2.5.5 Persyaratan lokasi ... ..24

2.5.6 Fasilitas ... ..25

2.5.7 Sistem Pengelolaan ... ..25

BAB III PEMAHAMAN TERHADAP PENGEMBANGAN HUNIAN SEBAGAI AKOMODASI WISATA 3.1 Tinjauan Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Desa Wisata ... 26

3.1.1 Pengertian Perumahan & Pemukiman ... 26

3.1.2 Jenis-jenis akomodasi ... 28

3.1.3 Jenis-jenis Hunian ... 30

3.1.4 Prasarana Lingkungan pemukiman ... 30

3.1.5 Kebijakan Hunian ... 31

3.1.6 Tipologi Pemukiman ... 31

3.1.7 Fungsi Hunian Sebagai Akomodasi ... 34

3.1.8 Pengertian Desa Wisata ... 34

3.2 Tinjauan terhadap Fasilitas Sejenis ... 36

3.2.1 Green Village ... 36

3.2.2 Desa Wisata Batuan. ... 37

3.2.3 Yulia Home Stay. ... 38

3.2.4 Rita Home Stay. ... 40

3.3 Spesifikasi Khusus Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Desa Wisata ... 44

3.3.1 Pengertian ... 44 3.3.2 Fungsi. ... 44 3.3.3 Tujuan. ... 44 3.3.4 Sasaran. ... 45 3.3.5 Batasan Proyek ... 45 3.3.6 Fasilitas. ... 46 3.3.7 Pengelolaan. ... 46

BAB IV TEMA,PEMROGRAMAN,PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 4.1 Tema ... 47

(8)

v

4.1.2 Pemilihan dan Pengertian Tema ... .50

4.1.3 Perwujudan Tema ... .. 51

4.2 Program Perencanaan dan Perancangan ... 51

4.2.1 Program Fungsional ... 52

4.2.2 Program Performansi ... .56

4.2.3 Program Arsitektural ... .. 58

4.3 Program Tapak…… ... .. 62

4.3.1 Kebutuhan Luasan Tapak ... .. 62

4.3.2 Analisis Pemilihan Tapak ... .. 62

4.3.3 Analisis Tapak ... .. 66

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 71

5.1.1 Konsep Zoning Tapak ... 71

5.1.2 Konsep Entrance Tapak ... .72

5.1.3 Konsep Pola Massa... .. 73

5.1.4 Konsep Bentuk dan Orientasi Massa ... 74

5.1.5 Konsep Sirkulasi pada Tapak ... .75

5.1.6 Konsep Ruang Luar ... .. 77

5.1.7 Konsep Kenyamanan dan Keamanan ... 79

5.1.8 Konsep Prasarana/Utilitas pada Tapak ... .80

5.2 Konsep Perancangan pada Bangunan ... 82

5.1.1 Konsep Zoning Bangunan ... 82

5.1.2 Konsep Entrance Bangunan ... .83

5.1.3 Konsep Tampilan Bangunan ... .. 84

5.1.4 Konsep Struktur Bangunan ... 86

5.1.5 Konsep Sirkulasi Bangunan ... .89

5.1.6 Konsep Ruang Dalam ... ....90

5.1.7 Konsep Prasarana/Utilitas pada Bangunan ... .91 DAFTAR PUSTAKA

(9)

vi DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Perkembangan Perumahan Kabupaten Badung ... 18

Tabel 2 Data Kunjungan Wisatawan Desa Pangsan ... .18

Tabel 4.1 Kebutuhan Ruang ... 54

Tabel 4.2 Tuntutan dan Persyaratan ruang fasilitas utama ... 56

Tabel 4.3 Tuntutan dan Persyaratan ruang fasilitas penunjang ... 57

Tabel 4.4 Studi Besaran Ruang ... .58

Tabel 4.5 Kriteria Tapak ... .63

Tabel 4.6 Kriteria Pemilihan Tapak ... .66

(10)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Pulau Bali ... 7

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kabupaten Badung... 7

Gambar 2. 3 Peta Wilayah Desa Pangsan ... 8

Gambar 2.4 Peta Lokasi Desa Wisata Pangsan... 8

Gambar 2.5 Peta Dasar Desa Pangsan ... 10

Gambar 2.6 Peta Dasar Desa Pangsan ... 13

Gambar 3.1 Pola Linier ... 32

Gambar 3.2 Kondisi Perumahan Green Village... 37

Gambar 3.3Interior dalam Perumahan Green Village ... 37

Gambar 3.4 Keadaan Fisik Desa Wisata Batuan ... 38

Gambar 3.5 Entrance Home Stay ... 39

Gambar 3.6 Ekterior home stay ... 40

Gambar 3.7 Interior home stay ... 40

Gambar 3.8 Detail arsitektural ... 40

Gambar 3.9 Lokasi Rita Home Stay ... 41

Gambar 3.10 Kondisi Home Stay dan Akses jalan ... 41

Gambar 3.11Dapur Restaurant dan Souvenir Shop ... 42

Gambar 3.12 Pura Rambut Sedan dan Taksu ... 42

Gambar 3.13 Parkir Pengunjung dan Pengelola ... 43

Gambar 3.14Home Stay unit Standar ... 43

Gambar 3.15Home Stay Unit Superior ... 43

Gambar 3.16 Home Stay unit sweet room ... 43

Gambar 3.17 Hiasan Ruang Luar dan Halaman ... 44

Gambar 4.1 Proses Kegiatan Penghuni ... 53

Gambar 4.2 Proses Kegiatan Tamu... 54

Gambar 4.3Proses Kegiatan Pengelola ... 54

Gambar 4.4 Hubungan Ruang Makro ... 61

Gambar 4.5 Hubungan Ruang Pada Hunian ... 62

Gambar 4.6 Peta Desa Pangsan... 64

Gambar 4.7 Peta Banjar Sekar Murthi ... 64

(11)

viii

Gambar 4.9 Lingkungan Tapak ... 67

Gambar 4.10 Iklim Pada Tapak ... 68

Gambar 4.11 Vegetasi Tapak ... 69

Gambar 4.12 Saluran Utilitas Tapak ... 69

Gambar 4.13Kebisingan Tapak ... 70

Gambar 5.1 zoning pada tapak ... 72

Gambar 5.2 Jalur dan Posisi entrance ... 73

Gambar 5.3Pola linier pada hunian ... 74

Gambar 5.4 Pola radial pada hunian ... 74

Gambar 5.5 Penggunaan konsep Tri Angga dalam bentuk massa bangunan ... 75

Gambar 5.6 Penggunaan konsep orientasi bentuk massa bangunan ... 75

Gambar 5.7 Sirkulasi pada area hunian ... 76

Gambar 5.8 Penggunaan konsep pola sirkulasi pada tapak ... 77

Gambar 5.9 Pedestrian pada sirkulasi ... 77

Gambar 5.10 Konsep Parkir ... 78

Gambar 5.11Pohon peneduh dan Tanaman hias ... 79

Gambar 5.12 Lansekap hunian dan pos jaga pada tapak ... 80

Gambar 5.13 Jalur Utilitas Pada Tapak ... 81

Gambar 5.14 Zoning pada bangunan ... 82

Gambar 5.15 Zoning pada bangunan ... 82

Gambar 5.16 Entrane alternative 1 ... 83

Gambar 5.17 Entrane alternative 2 ... 84

Gambar 5.18 Tampilan bangunan alternative 1 ... 85

Gambar 5.19 Tampilan bangunan alternative 2 ... 86

Gambar 5.20 Pondasi batu kali menerus ... 88

Gambar 5.21 Pasangan bata merah dan bata ringan ... 88

Gambar 5.22 struktur atap ekpose ... 88

Gambar 5.23 Sirkulasi dalam hunian ... 89

Gambar 5.24 interior hunian akomodasi ... 90

Gambar 5.25 interior hunian akomodasi ... 90

Gambar 5.26 Skema jaringan listrik pada bangunan ... 91

(12)

ix

Gambar 5. 28 Skema saluran pembuangan ... 92 Gambar 5. 29 Skema pembuangan sampah ... 92

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepulauan Bali termasuk terletak di garis khatulistiwa, memiliki sumber daya alam yang berlimpah seperti sinar matahari sepanjang tahun, udara dan angin yang akrab dalam kehidupan manusia berhembus sepanjang tahun, suhu yang nyaman, air tanah maupun air permukaan yang berlimpah.

Pulau Bali menjanjikan keunikan dan kekhasan di setiap wilayahnya, baik dari jenis objek wisatanya, ciri khas wisata kulinernya, dan berbagai keunikan yang dimiliki masing-masing kabupaten. Salah satu kabupaten di Pulau Bali yang banyak diminati adalah Kabupaten Badung. Daerah yang memiliki objek wisata dengan pemandangan alam yang menarik. Objek wisata yang mencakup di kabupaten Badung mencakup pantai Kuta, Nusa Dua, Uluwatu,Canggu,Taman Ayun,Baha,Air Terjun di Petang,Objek wisata Pangsan yang banyak menjadi kunjungan wisatawan. Kawasan di daerah Badung-Bali memiliki karakteristik alam yang indah, hamparan sawah dengan pola yang menarik, wisata air panas, air terjun, pantai serta agrowisatanya yang dapat dijadikan alternatif tujuan wisata

(14)

2 di pulau Bali selain di Denpasar, Ubud, Gianyar, Bangli, Singaraja, Amlapura, Tabanan dan Klungkung.

Dalam pengembangan wisata yang berada di Badung pemerintah Kabupaten Badung melakukan promosi Desa Wisata. Baru-baru ini sesuai yang disebutkan Metrobali,2015 dalam pengembangan di kawasan Badung Utara sebagai promosi desa adalah desa wisata Pangsan Kecamatan Petang merupakan wisata lingkungan dan budaya dengan keindahan alam interaksi ,ritual, spiritual, artefak dan keramahan masyarakatnya.

Desa wisata Pangsan berdiri sejak tahun 2010 dengan nama Desa Mekar Buana Desa Pangsan.Desa wisata yang berbasis lingkungan dalam arti luas budaya dengan memiliki potensi (wisata berjalan kaki) di jalur sawah , (bersepeda santai) serta arum jeram. Dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kepariwisataan Kabupaten Badung tahun 2015 disebutkan desa wisata ini diharapkan mampu menaikkan perekonomian desa. Desa Pangsan memiliki tiga banjar 1)Banjar Pangsan,2)Banjar Sekar Murti dan 3)Banjar Kasianan. Dalam promosi desa Banjar Sekar Murti yang terpilih sebagai Desa wisata yang terpapar pada rencana tata ruang wilayah kepariwisataan kabupaten Badung karena kekayaan alamnya dibanding banjar lainnya. Jumlah KK yang ada di Desa Pangsan mencapai 798 kepala keluarga dengan persentase yang paling tinggi berada di Desa Sekar Murti.Luas lahan pertanian 142Ha,dengan Luas desa 409Ha. Jalur arum jeram dari Desa Pangsan dengan akhir di Desa Carangsari dengan rata-rata pengunjung 200 orang per bulan(Profil Desa Pangsan,2014)

Dalam mewujudkan pengembangan desa wisata harus di sejalankan dengan penunjang pembangunan akomodasi wisata. Dengan adanya akomodasi wisata dalam pengembangan berupa desa wisata akan memberikan dampak positif bagi kunjungan wisatawan yang akan menikmati Desa Wisata Pangsan. Akomodasi wisata yang dimaksud berupa kelompok-kelompok rumah yang dimiliki warga dengan pemanfaatan lahan-lahan kosong dan rumah yang dihuni oleh pemiliknya dengan pengembangan hunian pada kawasan desa wisata. Pengertian ” Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Wisata” adalah akomodasi wisata untuk penunjang dari desa wisata. Dengan adanya pengembangan hunian sebagai akomodasi dapat berfungsi sebagai hunian sewaan sementara bagi para pengguna

(15)

3 objek wisata yang dimiliki oleh desa dengan melakukan pemaanfaatan sumber daya manusia yang ada di .Dalam pengembangan hunian sebagai akomodasi ditinjau pemetaan desa Pangsan yang notabene adalah daerah pengembangan desa wisata dalam pembangunannya memperhitungkan alokasi-alokasi lahan agar tidak merusak ekosistem yang menjadi daya tarik wisata. Dalam memanfaatan kekayaan alam desa dapat dipertimbangkan sebagai pemanfaatan sumber daya alam untuk menciptakan “Pengembangan Hunian Sebagai Akomodasi Wisata”yang terpadu. Agar dari hunian sebagai akomodasi wisata dapat mewujudkan pengembangan pada desa yang memiliki potensi dalam daya tarik wisata lingkungan dan budaya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat antara lain sebagai berikut :

a.Bagaimana Perkembangan Wisata di Desa Pangsan ?

b.Fasilitas apa sajakah yang perlu dibuat di dalam hunian pada desa wisata di kawasan Desa Pangsan ?

c.Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan yang dapat digunakan pada fasilitas ini ?

1.3Tujuan

Tujuan dari perancangan hunian sebagai akomodasi Desa Wisata di Badung Utara adalah sebagai berikut.

a. Menciptakan sebuah kawasan hunian Pada Desa Wisata di Desa Pangsan adalah sebagai contoh pengembangan hunian pada desa dengan pemaanfaatan objek wisata .

b. Memberikan fasilitas-fasilitas penunjang dalam menciptakan hunian desa wisata dengan pemnfaatan sumber daya alam.

c. Menciptakan sebuah hunian di Desa Pangsan dengan pengenalan pemanfaatan rumah sebagai penunjang objek wisata.

(16)

4 1.4Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpulan.

1.Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis data yaitu : a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti (Burhan Bungin: 2005). Data primer ini diperoleh melalui :

1. Interview/wawancara

Mengadakan wawancara dengan para ahli pihak-pihak terkait untuk memperoleh data-data yang digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan data.

2. Survei Instansional

Pengumpulan data dari intansi-instansi pemerintah terkait yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat, baik itu berupa peraturan atau kebijakan maupun data-data lain yang dibutuhkan.

3. Studi Banding

Studi banding dilakukan pada fasilitas-fasilitas sejenis untuk memperoleh gambaran umum tentang proyek yang akan dibuat.

4. Dokumentasi

Melakukan pengumpulan arsip serta foto-foto yang menunjang penyusunan konsep programatik seperti dokumentasi mengenai tapak bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak diusahakan sendiri pengumpulannya (Burhan Bungin: 2005). Data sekunder diperoleh melalui :

1. Studi literatur

Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran, internet, dan lain-lain, yang terkait dengan Fasilitas Wisata Lingkungan.

(17)

5 2. Studi banding

Studi banding dilakukan pada fasilitas sejenis dengan pengamatan langsung maupun melalui media lainnya (internet) dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada, penataan ruang dalamnya, pengaturan fungsi-fungsi ruangnya dan lainnya yang dianggap perlu untuk menunjang proses perencanaan dan perancangan nantinya.

2.Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu : 1. Kompilasi data

Data yang telah dikumpulkan dikelompokkan dengan kriteria data masing-masing yang kemudian dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya.

2. Analisis data

Berdasarkan kompilasi data, dilakukan analisis dengan berbagai pertimbangan. Teknik analisis dilakukan dengan dua cara yaitu :

 Kualitatif, yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data dan membuat digramatik seperti menyimpulkan beberapa studi banding dan lain-lain.

 Kuantitatif, yaitu menganalisis data dengan cara perhitungan matematis.Analisis Data yang akan digunakan di dalam proses perancangan ini adalah dengan menyederhanakan seluruh data yang telah dikumpulkan, kemudian menyajikannya secara sistematis. Selanjutnya, data-data tersebut diolah, ditafsirkan dan kemudian digunakan dalam setiap proses perancangan yang dilakukan.

3. Sintesis

Mengintegrasikan setiap permasalahan yang ada ke dalam kelompok-kelompok beserta faktor pengaruhnya sebagai jalan keluar tebaik untuk memecahkan permasalahan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada  bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, secara umum

Telah beredar informasi mengenai adanya pemfokusan salah satu stasiun televisi nasional lain untuk menjadi televisi berita dan olah raga akan menjadi ancaman yang cukup serius

Sampai akhir abad ke-10 M orang-orang Rusia masih menyembah berhala. Rusia jatuh ke tangan Islam di bawah pimpinan panglima Qutaibah bin Muslim pada masa Khalifah Walid bin Abdul

Bagian lain dari usus halus juga merupakan tempat terjadinya pelintasan membran dengan intensitas yang besar, dan disini lebih banyak terjadi difusi pasif.. Difusi pasif

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-item soal.. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid berarti item

Untuk melihat bagaimana peranan media online “tanoshiijapanese” sebagai solusi pembelajaran kanji selama perkuliahan daring yang diakibatkan pandemic covid 19, peneliti

untuk user admin ada hak akses khusus yang dapat mengelola kapasitas storage user, mengelola data-data user yang sudah terdaftar dalam cloud storage Seafile, mengelola kontak,

Saya melakukan penelitian terkait Pengaruh Dinamika Kelompok Terhadap Keberfungsian Sosial Anak yang Berhadapan dengan Hukum di BRSAMPK Handayani sebagai syarat