197
PENERAPAN AL-IBAARAT AL-YAUMIYYAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA SMP ISLAM
SABILILLAH MALANG Nida Atu Dluhriah
(Program Pascasarjana Keguruan Bahasa Arab-Universitas Negeri Malang)
E-mail: nida.dluhriah@gmail.com
Abstrak: Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di
beberapa sekolah yang ada di Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Arab
keterampilan berbicara (Maharah Al-Kalam) merupakan keterampilan pokok
dan tujuan utama, akan tetapi para siswa SMP Islam Sabilillah Malang
mengalami kesulitan untuk berbicara bahasa Arab sederhana yang bisa
diterapkan sehari-hari terutama di lingkungan sekolah. Oleh karena itu,
adanya penerapan buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah dinilai penting untuk
meningkatkan kemampuan para siswa berbicara bahasa Arab. Buku
Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah merupakan buku sederhana yang disusun oleh guru Bahasa Arab SMP Islam Sabilillah Malang yang berisi tentang ungkapan-ungkapan sederhana yang sering diucapkan sehari-hari ketika berada di
lingkungan sekolah. Dengan adanya permasalahan itu, penulis bertujuan
memaparkan deskripsi penerapan Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah di SMP Islam
Sabilillah Malang. Adapun penerapan Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah dimulai
dengan 1) Menirukan ungkapan Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah yang diucapkan
oleh guru, 2) Menghafalkan ungkapan sederhana dengan metode setoran, 3)
Muraja’ah (mengulang hafalan) di setiap pembelajaran bahasa Arab, 4) Menerapkan ungkapan yang diperoleh ketika berbicara dengan teman atau guru.
Kata Kunci : Penerapan Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah, Meningkatkan kemampuan
berbicara bahasa Arab.
PENDAHULUAN
Adib (2009: 31) menyatakan bahwa Bahasa Arab merupakan salah satu
rumpun bahasa Semit Selatan yang digunakan oleh para penduduk
Semenanjung Arabia di bagian barat daya Benua Asia. Bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa tertua di dunia, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penemuan teks berbahasa Arab pada abad ke-3 M. Setelah berabad-abad lamanya, bahasa Arab menjadi bahasa resmi di berbagai negara terutama di Semenanjung Arabia dan saat ini bahasa Arab sudah di kenal di seluruh dunia. Bahasa Arab juga merupakan bahasa Al-qur’an dan hadist serta menjadi bahasa peribadatan dalam agama Islam, setiap hari umat muslim melakukan ibadah sholat 5 waktu dengan menggunakan bahasa Arab.
Dengan adanya bahasa Arab sebagai bahasa yang dikenal dan diakui oleh masyarakat seluruh dunia, maka tidak heran jika di negara Indonesia pembelajaran bahasa Arab berkembang pesat. Adapun orientasi pendidikan bahasa Arab sebagai berikut: 1) Orientasi religius yaitu belajar bahasa arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran islam. Dengan adanya bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an, hadits serta beberapa kitab-kitab kuno maka untuk memperdalam dan memahami kandungan yang ada di dalamnya diperlukan pemahaman lebih terhadap bahasa Arab. 2) Orientasi akademis yaitu belajar bahasa arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan keterampilan berbahasa Arab. Ilmu-ilmu bahasa Arab tersebut meliputi nahwu, shorof, ilmu
198
balaghoh, badi’, ma’ani, bayan dan sebagainya. 3) Orientasi profesional yaitu belajar berbahasa Arab untuk kepentingan profesi, praktis, seperti mampu berkomunikasi lisan dalam bahsa Arab di bidang pariwisata, penerjemahan,
perdagangan, ketenagakerjaan dan sebagainya. 4) Orientasi ideologis dan
ekonomis yaitu belajar bahasa Arab untuk memahami dan menggunakan
bahasa Arab sebagai media bagi kepentingan orientalisme, kapitalisne,
imperialisme dan sebagainya (Hermawan, 2011:89). Dengan adanya beberapa
orientasi pendidikan bahasa Arab tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran bahasa Arab menitikberatkan pada pengembangan kemampuan dalam menggunakan bahasa secara lisan ataupun tulisan.
Pembelajaran bahasa Arab mempunyai 4 keterampilan. Diantaranya
adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis (Nuha, 2012 :84). Keterampilan
menyimak adalah kemampuan seseorang dalam mencerna dan memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra atau media tertentu (Hermawan, 2011 :130). Sedangkan keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mittra pembaca (Hermawan, 2011:135). Adapun keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis dengan melafalkan atau mencernanya
dalam hati (Nuha, 2012:108). Sedangkan keterampilan menulis adalah
kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi fikiran melalui dari aspek yang paling sederhana, seperti menulis kata sampai aspek yang komleks yakni mengarang (Hermawan, 2011:151).
Keempat keterampilan bahasa tersebut mempunyai keterkaitan satu
sama lain dan saling mendukung sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini diperkuat oleh Tarigan (2008: 1) bahwa dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melewati urutan yang teratur, yang dimulai dengan menyimak bahasa terlebih dahulu, kemudian timbullah kemampuan
berbicara, setelah itu mulai bisa membaca dan menulis. Keterampilan
berbahasa Arab tersebut dapat diperoleh para siswa jika guru mempunyai strategi khusus dalam mencapai tujuan akhir.
Kini bahasa Arab tidak hanya diajarkan di lingkungan pondok
pesantren salaf atau modern saja bahkan bahasa Arab diajarkan di tingkat pendidikan formal seperti di SD/sederajat, SMP/sederajat, bahkan di tingkat SMA/sederajat. Sebagian besar sekolah tersebut memasukkan bahasa Arab sebagai salah satu muatan lokal sekolah. Di samping menjadikan bahasa Arab sebagai muatan lokal sekolah, ada juga beberapa lembaga pendidikan yang mewajibkan para siswa dan semua anggota sekolah berkomunikasi dengan bahasa Arab. Akan tetapi, dari hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengajaran bahasa Arab di Indonesia menghadapai banyak kendala yang memerlukan solusi pemecahannya baik di tingkat SD/MI (Khasairi dkk. 2002), SMP/MTS (Khasari dan Kholisin 2003), maupun tingkat SMA/MA (Maslichah dkk. 2002). Adapun salah satu sekolah yang mengajarkan bahasa Arab dan mengharapkan para siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa Al-Qur’an tersebut adalah SMP Islam Sabilillah Malang.
SMP Islam Sabilillah Malang merupakan sekolah yang menerapkan sistem Full Day School mulai pukul 06.30 – 15.30 WIB. Di sekolah ini
199
mengajarkan 10 jenis mata pelajaran wajib dan 5 mata pelajaran tambahan yang merupakan muatan lokal sekolah. Adapun salah satu muatan lokal di sekolah ini adalah bahasa Arab (Takallam Bil Arabiyyah). Pada tingkat SMP standar kompetensi pelajaran bahasa Arab meliputi penguasaan kosakata secara kumulatif berjumlah kurang lebih 700 kata dan ungkapan/idiom (Depag 2004b: 125). Untuk mendukung standar kompetensi yang ditetapkan tersebut perlu
adanya mata pelajaran bahasa Arab (Takallam Bil Arabiyyah) yang
menekankan pada pembekalan keterampilan siswa untuk mengembangkan
komunikasi dengan bahasa Arab baik saat pembelajaran berlangsung atau di
luar pembelajaran bahasa Arab. Dengan begitu, keterampilan berbicara
menjadi prioritas penting bagi pengajar bahasa Arab di sekolah ini.
Pencapaian prioritas dalam pembelajaran bahasa Arab (Takallam Bil
Arabiyyah) di SMP Islam Sabilillah ini menemui beberapa kendala. Di antara
kendala tersebut adalah kurangnya keberanian dan kepercayaan diri siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Arab. Sebagian besar siswa merasa malu dan takut salah ketika berbicara bahasa Arab, di samping itu minimnya kosa kata yang telah dikuasai siswa menyebabkan sulitnya berbicara bahasa Arab meskipun dalam kalimat sederhana.
Dengan adanya beberapa kendala yang dialami siswa, maka perlu adanya langkah awal untuk memulai mengajak siswa berani berbicara bahasa Arab. Salah satu usaha yang dilakukan pengajar bahasa Arab di SMP Islam Sabilillah untuk meningkatkan kemampuan para siswa berkomnikasi dengan
bahasa Al-Qur’an ini adalah dengan menyusun buku AL-Ibaarat Al-Yaumiyyah
yang berisi tentang ungkapan-ungkapan sederhana yang sering diucapkan sehari-hari ketika berada di lingkungan sekolah.
KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (Mukti 1998:81). Menurut Rosyidi dan Ni’mah (2011:88) keterampilan berbicara adalah keterampilan yang paling penting dalam berbahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dipelajari oleh pengajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat mendasar dalam mempelajari bahasa asing. Menurut Tarigan (1986:130) Keterampilan berbicara menunjang
keterampilan berbahasa lainnya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa ketika mempelajari suatu bahasa maka tujuan utamanya adalah mampu
menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi, begitu juga ketika
mempelajari bahasa Arab maka tujuan yang harus tercapai adalah kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar.
Keterampilan berbicara juga mempunyai tujuan. Di antara tujuan
tersebut Menurut Ahmadi (1990: 19) mencakup hal-hal berikut: a) Mudah dan lancar atau fasih
Siswa harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan
200
pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Para siswa kita perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.
b) Kejelasan
Dalam hal ini, dimaksudkan agar siswa dapat berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Dengan latihan berdiskusi yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas, kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.
c) Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara secara tepat dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang ditopikkan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak
berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.
Latihan demikian akan menghindarkan siswa/mahasiswa dari berbicara
yang tidak bertanggung jawab atau bersilat lidah yang mengelabui
kebenaran.
d) Membentuk pendengaran yang kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan
menyimak/ mendengar secara tepat dan kritis yang juga menjadi tujuan utama program ini. Siswa perlu belajar untuk dapat mengevaluasi
kata-kata, niat, tujuan pembicaraan dengan secara implisit mengajukan
pertanyaan: Siapa yang berkata itu, Mengapa berkata demikian, Apa tujuannya, Apakah kewenangan berkata begitu?.
Pengajaran keterampilan berbicara mempunyai prinsip dasar yang harus diperhatikan supaya pembelajaran kalam bagi non Arab dapat terealisasi dengan baik. Di antara Prinsip pengajaran keterampilan berbicara menurut Rosyidi dan Ni’mah (2009: 90-91) adalah:
A. Hendaknya guru memiliki kemampuan yang tinggi tentang keterampilan
berbicara.
B. Memulai dengan suara-suara yang serupa antara dua bahasa (bahasa
pebelajar dan bahasa arab).
C. Hendaknya pengarang dan pengajar memperhatikan tahapan dalam
pengajaran kalam, seperti memulai dengan lafadz-lafadz mudah yang terdiri dari satu kalimat, dua kalimat, dan seterusnya.
D. Memulai dengan kosa kata yang mudah
E. Memfokuskan pada bagian keterampilan bagi keterampilan berbicara,
yaitu:
1. Cara mengucapkan bunyi dari makhrajnya dengan baik dan benar.
2. Membedakan pengucapkan harakat panjang dan pendek.
3. Mengungkapkan ide-ide dengan cara yang benar dengan memperhatikan
kaidah tata bahasa yang ada.
4. Melatih siswa bagaimana cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
dengan benar.
5. Memperbanyak latihan-latihan, seperti latihan membedakan pengucapan
201 BUKU AL-IBAARAT AL-YAUMIYYAH
Buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah ini disusun oleh guru bahasa Arab SMP Islam Sabilillah Malang untuk memenuhi tuntutan lembaga serta mendukung program Takallam Bil Arobiyyah yang menjadi salah satu program unggulan di sekolah ini. Buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah pada tingkat SMP ini terdiri dari 58 halaman. Setiap halaman berisi 4 ungkapan sederhana dan ungkapan tersebut didrill kan selama 1 minggu. Buku ini juga disusun untuk tingkat SD dan SMA di lembaga Sabilillah, akan tetapi ada perbedaan jumlah ungkapan di setiap halaman. Untuk tingkat SD, di setiap halaman memuat 3 ungkapan sederhana sedangkan pada tingkat SMA, terdapat 5 ungkapan sederhana di setiap halaman.
Di antara kelebihan-kelebihan buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah ini
adalah: 1) Ungkapan yang ditulis berhubungan dengan aktivitas sehari-hari ketika berada di lingkungan sekolah, 2) Bahasa yang digunakan ringkas, padat dan jelas, 3) Jumlah ungkapan yang tidak banyak di setiap halaman, 4) Terdapat terjemahan ungkapan dalam bahasa Indonesia, 4) Mudah untuk
dihafalkan. Sedangkan kekurangan buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah ini adalah:
1) Tidak adanya tema dalam satu halaman, 2) Kebanyakan menggunakan ungkapan untuk mudzakkar saja.
Adapun contoh isi buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah untuk tingkat SMP di Lembaga Islam Sabilillah Malang adalah sebagai berikut:
ُرْ يِياَنَ ي ُرْهَش
ُلَّوَْلْا ُعْوُ بْسُْلْا
ِْناَعَمْلا
ُتاَراَبِعْلا
ُمْقَّرلا
Siapa gurunya?؟ُمِّلَعُمْلا ِنَم 1
Keraskan suaramu !ْعَفْرِا
! َكَتْوَص 2
Aku tidak mendengar
suaramu
َكَتْوَص ُعَْسَْأ َلَ 3
Apakah tugasmu sudah
selesai?
؟ُةَفْ يِظَوْلا ِتَهَ تْ نا ِلَه 4
ِْناَّثلا ُعْوُ بْسُْلْا
ِْناَعَمْلا
ُتاَراَبِعْلا
ُمْقَّرلا
Sampai jumpa
ِءاَقِّللا َلَِإ 1
Sampai jumpa besok
siang
ِدَغْلا َراَهَ ن ،ءاَقِّللا َلَِإ 2
Sampai jumpa besok
202
Sampai jumpa minggu
depan
ِمِداَقْلا ِعوُبْسُلأا ِْفِ ءاَقِّللا َلَِإ 4
ُثِلاَّثلا ُعْوُ بْسُْلْا
ِْناَعَمْلا
ُتاَراَبِعْلا
ُمْقَّرلا
Duduk siapاْوُسِلْجِا
َنْيِّدِعَتْسُم
1
Saya siapدِعَتْسُم َنََأ 2
Hpuslah papan tulis !!َةَروُّبَّسلا ِحَسْمِا 3
Saya izin ke kamar
mandi
ِماَّمَْلْا َلَِإ ُنِذْاَتْسَأ 4
ُعِباَّرلا ُعْوُ بْسُْلْا
ِْناَعَمْلا
ُتاَراَبِعْلا
ُمْقَّرلا
Saya izin minum
ُنِذْأَتْسَأ
ِبْرُّشلِل
1
Waktu habisُتْقَوْلا ىَهَ تْ نِا 2
Saya ingin bertanya
َلَأسَأ نَأ ُدْيِرُأ 3
Majulah ke depan !
ِماَمَْلأا َلَِإ ْمَّدَقَ ت 4
PENERAPAN AL-IBAARAT AL-YAUMIYYAH di SMP ISLAM SABILILLAH MALANG
Penerapan buku Al-Ibaarat Al-yaumiyyah ini dilakukan dengan
menggunakan metode drill. Pengertian metode Drill menurut beberapa
pendapat adalah sebagai berikut:
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan sehingga siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah N.K, 1985:125).
b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih
anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan (Zuhairini dkk, 1983:106).
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang
dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen (Shalahuddin dkk, 1987: 100).
Berdasarkan definisi metode drill di atas dapat disimpulkan bahwa metode ini dilakukan dengan memberikan suatu latihan secara berulang-ulang kepada siswa supaya apa yang disampaikan tersebut lebih mudah diingat dan membekas. Dengan begitu, metode drill ini dianggap efektif dalam penerapan
203
siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab. Disamping penerapan
metode Drill buku Al-Ibaarat Al-yaumiyyah untuk mencapai keberhasilan
tujuan pembelajaran bahasa Arab juga diterapkan adanya 2 guru bahasa Arab di dalam satu kelas. Rata-rata siswa satu kelas berjumlah 30-34 siswa, maka masing-masing guru bahasa Arab mengajar 15-17 siswa. Dengan jumlah yang
tidak terlalu banyak, diharapkan bisa memaksimalkan hasil belajar.
Pengkasifikasian kelas tersebut berdasarkan tingkat kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa Arab sehingga terdapat 2 kelompok yaitu 1) Kelompok kelas tinggi yang terdiri dari siswa yang sudah menguasai bahasa Arab, 2) Kelompok kelas rendah yang terdiri dari siswa yang kurang menguasai bahasa Arab.
Di dalam buku Al-Ibaarat Al-yaumiyyah (2016: 1-2) diterangkan bahwa
kegiatan drilling Al-Ibaarat Al-yaumiyyah adalah kegiatan membaca dan
menirukan ungkapan bahasa Arab beserta artinya secara berulang-ulang yang dilakukan oleh seluruh siswa, guru, wali kelas maupun wali asuh secara bersama-sama pada waktu tertentu selama 10 menit. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan ungkapan sehari-hari dalam bahasa Arab dan membiasakan kepada siswa maupun guru untuk menggunakan ungkapan tersebut sehingga seluruh siswa dan guru dapat mengaplikasikan ungkapan dalam bahasa Arab
tersebut dalam kegiatan sehari-hari di sekolah agar tujuan terciptanya
lingkungan berbahasa Arab di Lembaga Pendidikan Islam Sabilillah Malang mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA dapat terwujud.
Dalam penerapan kegiatan drilling Al-Ibaarat Al-yaumiyyah terdapat 2 pemimpin kegiatan yaitu guru dan siswa terpilih yang menjadi koordinator
kelas yang biasa disebut dengan Muharrik. Siswa yang dipilih menjadi
Muharrik harus sudah menguasai bagaimana cara mengucapkan ungkapan
bahasa Arab dengan baik dan benar, baik dari segi lahjah (logat bahasa), intonasi ataupun Makhorijul huruf yang benar dan tepat. Setiap kelas akan
dipilih 3 orang yang bertanggung jawab menjadi Muharrik yang memimpin
drilling Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah pada hari Kamis, Jum’at dan Sabtu jam
pelajaran pertama selama 10 menit sebelum guru memulai pembelajaran.
Penerapan drilling Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah juga dilakukan setiap
pembelajaran bahasa Arab di semua kelas. Terdapat 2 jam pelajaran (sekitar 90 menit) untuk setiap kelas baik kelas VII, VIII, atau IX. Guru bahasa Arab melakukan drilling Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah selama 10 menit pertama sebelum mengajarkan materi pelajaran bahasa Arab. Terdapat langkah-langkah yang biasa dilakukan guru bahasa Arab SMP Islam Sabilillah Malang dalam pelaksanaan drilling Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah di antaranya adalah:
1) Guru membaca ungkapan dengan suara lantang dan jelas sebanyak 3
kali dan diikuti oleh siswa.
2) Guru membaca ungkapan bahasa Indonesia dan siswa membaca
ungkapan tersebut dalam bahasa Arab dengan melihat buku.
3) Guru membaca ungkapan bahasa Indonesia dan siswa membaca
ungkapan tersebut dalam bahasa Arab dengan melihat buku petunjuk (dibagi dua kelompok).
4) Guru membaca ungkapan bahasa Indonesia dan seluruh siswa membaca
204
5) Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa tentang ungkapan
yang telah disampaikan dan siswa tersebut harus menjawab tanpa melihat buku.
Setelah melakukan drilling Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah dilakukan
Muroja’ah hafalan Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah. Kegiatan Muroja’ah ini
dilakukan dengan mengulang hafalan ungkapan yang diperoleh dari halaman pertama sampai halaman yang terakhir dihafal. Muroja’ah ini dilakukan secara bersama-sama yang diikuti oleh seluruh siswa. Setelah selesai muroja’ah akan dilakukan tes tentang ungkapan-ungkapan tersebut dengan cara memilih salah satu siswa untuk menghafal satu halaman sesuai dengan yang diminta guru.
Adapun kegiatan selanjutnya setelah melakukan Muroja’ah adalah
setoran hafalan ungkapan-ungkapan yang di drill kan oleh guru di awal pelajaran. Dalam satu kelompok yang terdiri dari 15-17 orang dibagi menjadi 4 sampai 5 kelompok setoran hafalan sehingga setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang yang dipimpin oleh 1 koordinator yang bertugas menerima hafalan rekan
anggotanya, akan tetapi sebelum menerima setoran hafalan rekan nya
koordinator kelompok harus menyetorkan hafalan ungkapan kepada guru
pengajar bahasa Arabnya. Hafalan yang disetorkan akan dicatat dalam
Bithoqotul Ibaarat Al-Yaumiyyah seperti kolom di bawah ini.
ةيمويلا تارابعلا ةقاطب
ليبس ةيملاسالا ةطسوتلما ةسردلما
جنلاام الله
عيقوتلا
ةرابعلا
عوبسالأ
رهشلا مقرلا
لولأا عوبسلأا رياني 1 نياثلا عوبسلأا ثلاثلا عوبسلأا عبارلا عوبسلأا لولأا عوبسلأا ريابرف 2 نياثلا عوبسلأا ثلاثلا عوبسلأا عبارلا عوبسلأا لولأا عوبسلأا سرام 3 عوبسلأا نياثلا ثلاثلا عوبسلأا عبارلا عوبسلأا لولأا عوبسلأا ليربإ 4 نياثلا عوبسلأا ثلاثلا عوبسلأا عبارلا عوبسلأاPenerapan Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah membawa dampak positif dalam
meningkatkan keterampilan bicara siswa SMP Islam Sabillah, secara perlahan
siswa mulai berani berkomunikasi dengan guru atau teman-temannya
menggunakan bahasa Arab yang telah diperoleh dari Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah. Hal tersebut tampak ketika siswa ingin izin ke kamar mandi dengan mengatakan ُ تت!َِاْىَِْتتَىُلِإ ُنْذَأتتْسَأ, atau ketika siswa ingin minum dengan mengatakan
205
ُ ْ!تتْرُُّىِإ ُنْذَأتتْسَأ, ketika tidak mengetahui arti suatu kosa kata maka siswa mulai berani mengajukan pertanyaan إ.تتت!َُُّ َ!ََِ تتتَم/ِ ِإ.!ُتتتَُُُُّ ِْإُُْْلِ تتتَم dan lain sebagainya. ِ Siswa juga memahami instruksi sederhana bahasa Arab yang diucapkan guru disaat penyampaian materi pembelajaran seperti perintah untuk menulis(َِْ تتتإبإأْكإَ ْ إك ُ!تتَأْيَتَِْتتُيََِاتتَه) , membaca ( ِ َ َ َ تت ُاْىَََِاتتَهِْأ َ!تتتْقَُ), menyuruh siswa menghapus papan tulisِ ( ُ ْ ْبتتتت!َّىَُِلتتتتََّْمَُ), menghafalkan kosa kata ( ََت َ!تتتتْفإِْىَُِفُاتتتتَهَِ ْ تتتتإظَفْحَُ)ِdan lain sebagainya. Siswa juga mulai berani menyapa guru atau temannya dengan bahasa Arab sederhana meskipun hanya sekedar menanyakan kabar.
KESIMPULAN
Bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa karena bahasa Arab
merupakan bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an, hadits nabi serta
digunakan umat Islam setiap hari dalam pelaksanaan ibadah seperti sholat 5 waktu. Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia semakin meluas, tidak terbatas pada pondok pesantren saja akan tetapi meluas ke pendidikan formal baik tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa Arab tersebut tidak akan terlepas dari 4 keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Akan tetapi dalam pembelajaran bahasa asing keterampilan berbicara menjadi tujuan utama karena fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Terdapat kendala yang dihadapi siswa dalam mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Arab, tak terkecuali dengan siswa SMP Islam Sabilillah. Oleh karena itu para pengajar bahasa Arab di
Sabilillah membuat buku Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah untuk membekali siswa
agar dapat menyampaikan ungkapan sehari-hari dalam bahasa Arab dan menerapkannya ketika berada di lingkungan sekolah. Dengan adanya drilling
Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah setiap hari Kamis, Jum’at, Sabtu dan setiap
pembelajaran bahasa Arab maka meningkatlah keberanian siswa SMP Islam Sabilillah untuk menerapkan ungkapan-ungkapan tersebut. Di samping itu, siswa juga lebih bisa memahami instruksi bahasa Arab yang diucapkan guru
sehingga drilling Al-Ibaarat Al-Yaumiyyah secara perlahan mampu
meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Mukhsin. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa & Apresiasi
Sastra. Malang: YA3 Malang. 1990.
Departemen agama RI. 2004b Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta: direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Hermawan, Acep. ”Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab” . Bandung: Rosda, 2011.
Khasairi, Moh. Dan Kholisin. 2003. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Arab di
Madrasah Tsanawiyah se-Kota dan Kabupaten Malang. Penelitian dengan dan
DUE-like Program Studi Pendidikan Bahasa Arab FS UM.
Khasairi, Moh. Dkk. 2002. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah
Ibtidaiyah se-Wilayah Malang. Penelitian dengan dana DUE-like Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab FS UM.
Mukti. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa. Jakarta: Erlangga, 1998.
Nuha, Ulin. Metodelogi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogjakarta: Diva Press, 2012.
206
Rosyidi, Wahab & Ni’mah, Mamlu’atul. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press. 2011.
Shalahuddin, Mahfud. Metodologi Pengajaran Agama. Surabaya: Bina Ilmu, 1987. SISMA Group. Al-Ibaarat Al-yaumiyyah. Malang, 2016.
Tarigan, Djago. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1986. Tarigan, Henry. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa,
2008.