• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum ke-1 Hari/Tanggal : Jumat/26 Februari 2016 m.k Manajemen Kesehatan Kelompok : V

Organisme Akuatik Asisten : Arbi Pondo Winata

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN

Disusun oleh: Yanti Rahmawati

C14130047

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Wadah merupakan salah satu komponen budidaya yang sangat penting untuk diperhatikan. Wadah ini akan menjadi suatu ekosistem baru untuk organisme yang akan dibudidayakan. Wadah yang baik adalah wadah yang terbebas dari agen penyakit. Namun, sumber-sumber penyakit tidak terlepas dari wadah itu sendiri akibat proses budidaya sebelumnya. Sehingga sangat penting untuk diperhatikan.

Selain wadah, ada juga media yang merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan untuk budidaya ikan yaitu air. Air merupakan suatu media untuk kehidupan ikan untuk tumbuh dan berkembang biak serta melakukan metabolisme. Media yang baik adalah media yang terbebas dari sumber-sumber penyakit. Namun, media merupakan agen pembawa penyakit yang tidak terlepaskan seperti bakteri serta parameter biologi, kimia, dan fisika. Sehingga perlu penanganan khusus (Trisna et al. 2013).

Penanganan khusus dapat dilakukan dengan desinfeksi wadah dan media pemeliharaan yang memiliki arti sebagai pemusnahan mikroorganisme yang dapat menimbulkan berbagai penyakit bagi kehidupan organismenya. Desinfeksi juga sebagai benteng manusia terhadap organism pathogen penyakit termasuk virus, bakteri, dan protozoa penyakit (Said 2007).

Tujuan

Membandingkan suatu kondisi infeksi suatu wadah dan media sebelum dan setelah didesinfeksi menggunakan klorin, kalium permanganate, dan Methylene Blue yang efisien dalam membunuh bakteri dalam waktu yang tertentu.

METODOLOGI Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 19 Februari 2016 pukul 15.00-18.00 WIB di Laboraturium Kesehatan Ikan, Departeman Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu wadah, alat sterilisasi, cawan patri, inkubator, ose, tissue/lap dan wrap. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu media TSA (Tripticase Soy Agar), Methylene Blue, klorin, dan kalium pemanganat.

(3)

Pertama, wadah dan media dipersiapkan dahulu. Kemudian, oleskan ose pada wadah maupun media sebelum didesinfeksi, lalu digoreskan pada cawan patri. Cawan patri dibagi menjadi dua kuadran. Kuadran I untuk media dan wadah sebelum didesinfeksi. Selanjutnya, wadah dan media didesinfeksi sesuai dosis, lalu dioles kembali wadah dan media. Kemudian digoreskan pada wadah dan media pada waktu yang telah ditentukan, lalu diinkubasi 24 jam dan diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut ini merupakan hasil pengamatan dari wadah dan media pemeliharaan sebelum dan setelah didesinfeksi.

Tabel 1 Hasil pengamatan dari desinfeksi wadah dan media pemeliharaan. Kel Desinfektan Waktu Wadah Media

Kontrol Desinfeksi Kontrol Desinfeksi 1 PK 10 ppm 15 menit ++ + ++ - 2 PK 10 ppm 30 menit ++ + ++ + 3 PK 30 ppm 15 menit + - - - 4 PK 30 ppm 30 menit + - + + 5 Klorin 10 ppm 15 menit + + ++ ++ 6 Klorin 10 ppm 30 menit + - +++ +++ 7 Klorin 30 ppm 15 menit + - + - 8 Klorin 30 ppm 30 menit - +++ + - 9 MB 10 ppm 15 menit +++ ++ +++ +++ 10 MB 10 ppm 30 menit +++ + +++ + 11 MB 30 ppm 15 menit + - - - 12 MB 30 ppm 30 menit +++ +++ ++ + Keterangan : + (terdapat koloni bakteri)

- (tidak terdapat koloni bakteri)

Berdasarkan tabel diatas, wadah kontrol sebelum didesinfeksi memiliki koloni bakteri terbanyak pada kelompok 9,10, dan 12. Namun, setelah didesinfeksi, wadah yang tidak terdapat bakteri adalah kelompok 3,4,6,7, dan 11 dengan desinfektan PK 30 ppm, klorin 10 dan 30 ppm, dan MB 30 ppm. Sedangkan, media kontrol sebelum didesinfeksi koloni bakteri terbanyak pada kelompok 6, 9, dan 10. Namun, setelah didesinfeksi media yang tidak terdapat bakteri yaitu kelompok 1,3,7,8, dan 11 dengan desinfektan PK 10 ppm, PK 30 ppm, klorin 30 ppm, dan MB 30 ppm.

Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapatkan selama praktikum, bahan desinfektan pada wadah yaitu klorin dengan konsentrasi 30 ppm dalam waktu 30 menit setelah

(4)

didesinfeksi mengalami pertumbuhan bakteri sangat banyak. Selain itu, penggunaan desinfektan Methylene Blue dengan konsentrasi 30 ppm dengan lama waktu 30 menit hasilnya sama dengan klorin diatas, yaitu tidak mengalami penurunan jumlah bakteri. Hasilnya sama dengan sebelum didesinfektan yaitu bakteri tidak dapat dihilangkan. Selain itu, media juga terjadi hal yang sama. Desinfektan klorin dengan konsentrasi 10 ppm dengan waktu 30 menit, mengalami pertumbuhan bakteri yang banyak setelah didesinfeksi sama halnya dengan Methylene Blue 10 ppm dengan waktu 15 menit.

Hal ini berarti waktu dapat mempengaruhi keefektifan bahan desinfektan dalam membunuh bakteri. Jika desinfeksi berlangsung lama, akan meningkatkan pertumbuhan bakteri dan waktu yang cepat juga sangat menentukan jumlah bakteri yang tumbuh, meskipun dalam praktikum ini waktu yang lama yang menunjukkan ketidakefisienannya yang dominan.

Desinfeksi itu sendiri memiliki arti sebagai pemusnahan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Menurut Bitton (1994) dalam Said (2007), desinfeksi merupakan sesuatu yang menjadi benteng manusia dan protozoa parasit. Pemusnahan pathogen dan parasit dengan cara desinfeksi sangat membantu dalam penurunan wabah penyakit akibat konsumsi air dan makan (Said 2007).

Desinfektan yang digunakan selama praktikum yaitu klorin, kalium permanganate, dan methylen blue. Berdasarkan hasil praktikum, terbukti klorin dapat menurunkan jumlah bakteri dalam beberapa menit, karena klorin merupakan salah satu untur yang ada di bumi dan jarang dalam bentuk bebas. Klorin yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit. Namun, klorin juga berdampak negatif bagi lingkungan bila penggunaannya tidak diperhatikan. Selain itu, klorin yang digunakan sebagai desinfektan juga dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam air (Hasan 2006). Selain menggunakan klorin, dalam praktikum ini juga menggunakan pewarna Metilen biru. Metilen biru merupakan salah satu zat warna thiazine yang sering digunakan, karena harganya ekonomis dan mudah diperoleh. Penggunaan metilen biru dapat menimbulkan beberapa efek, seperti iritasi saluran pencernaan jika tertelan, menimbulkan sianosis jika terhirup, dan iritasi pada kulit jika tersentuh oleh kulit. Penggunaan Methylene blue dengan dosis 4 mg/l dapat menurunkan populasi bakteri dalam air serta menurunkan terjadinya infeksi sekunder. persentase degradasi metilen biru menurun dengan penambahan katalis ZnO lebih dari 40 mg. Hal ini dikemukakan oleh Hamdaoui and Chiha (2006) dalam Widihati et al. (2011).

Kalium permanganat merupakan oksidator yang mengoksidasi bahan organik, sehingga semakin tinggi nilai kalium permanganat yang digunakan semakin tinggi pula kandungan bahan organik pada sampel. Bahan organik yang teroksidasi akan melepaskan elektron dan elektron tersebut akan ditangkap oleh MnO4 - dari kalium permanganat (Rosyidi 2010).

(5)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Bahan desinfektan yang digunakan seperti klorin, Methylene Blue, dan kalium permanganate memiliki keefektifan yang berbeda-beda. Hal ini dominan dipengaruhi waktu lamanya desinfeksi. Bahan desinfektan yang efektif selama praktikum ini yaitu Kalium Permanganat KMnO4.

Saran

Perbandingan antara dosis desinfektan dan waktu memiliki perbedaan keefektifan. Saran kedepannya diharapkan penggunaan glyroxyl dan ozonasi dilakukan juga sebagai perbandingan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan A. 2006. Dampak penggunaan klorin. Jurnal Teknologi lingkungan. P3TL-BPPT. 7(1): 90-96.

Rosyidi MB. Pengaruh breakpoint chlorination (bpc) terhadap jumlah bakteri koliform dari limbah cair rumah sakit umum daerah sidoarjo. [Skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Said NI. 2007. Disinfeksi untuk proses pengolahan air minum. Jurnal Akuakultur Indonesia. 3(1): 15-26.

Trisna DE, Sasanti AD, Muslim. 2013. Populasi bakteri, kualitas air media pemeliharaan dan histologi benih ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berprobiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1(1): 90-102. Widihati IAG, Diantariani NP, Nikmah YF. 2011. Fotodegradasi metilen biru

(6)

Lampiran 1 Dokumentasi Hasil Pengamatan

Gambar 1 Dokumentasi desinfeksi wadah

Gambar

Gambar 2  Dokumentasi desinfeksi media

Referensi

Dokumen terkait

Hardle [5] menyatakan bahwa pendekatan nonparametrik untuk mengestimasi kurva regresi mempunyai tujuan, yaitu memberikan metode yang baik untuk mengetahui hubungan di an- tara

Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensivitasnya terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh

Media tangga pertanyaan adalah salah satu bantuan yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar berlangsung. Media ini memiliki tujuan membuat siswa tertarik,

nyangku dimulai dari Bumi Alit dengan membawa benda pusaka menuju Nusa Gede untuk diziarahkan ke makam Pra- bu Hariang Kancana, kemudian dibawa ke alun-alun

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat dalam kemampuan

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yaitu alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, keluarga sudah memberikan dukungan penghargaan yang penuh kepada informan, seperti memberikan pujian saat informan

[r]