Profil Kota P rabumulih menggambarkan kondisi kota P rabumulih dari
berbagai aspek. Dari profil Kota P rabumulih diharapkan dapat tercermin
kondisi kota P rabumulih terkait dengan Rencana Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM). Profil Ko ta Prabumulih terdiri dari
gambaran kondisi geografis dan administratif wilayah, gambaran mengenai
demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai
geohidrologi, gambaran mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi,
dan gambaran mengenai kondisi sosial dan ekonomi.
Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah 4.1
Secara Geografis, Kota Prabumulih terletak antara 30 40 LS dan
1040 - 105 0 BT dengan ketinggian rata-rata 30 - 36 meter dari
permukaan laut . Wilayah Kota Prabumulih sebelah utar a berbatasan
dengan kecamatan lembak dan Kecamatan Tanah Abangdi Kabupaten
Muara Enim, Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan lembak di
Kabupaten Muara Enim dan Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten
Ogan Ilir, Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ram bang dan
Kecamatan Lubai di kabupaten Muara Enim, Sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Rambang Dangku di Kabupaten Muara Enim. Kota
Prabumulih memiliki luas wilayah 434,46 km ² . Kota Prabumulih
merupakan daerah perdagangan dan jasa. Dilihat dari posis i geografis
Kota Prabumulih merupakan daerah perlintasan antara kota –kota
kabupaten dan ibukota provinsi Sumatera selatan.
BAB IV
Gambar 4.1 Peta Administratif Kota Prabumulih
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan dikota Prabumulih
No Kecamatan Luas Wilayah (Km²)
1 Rambang Kapak Tengah 72.34
2 Prabumulih Timur 134.00
3 Prabumulih Selatan 96.78
4 Prabumulih Barat 61.34
5 Prabumulih Utara 11.04
6 Cambai 58.96
Jumlah / Total 434.46
Sumber : BPS Kota Prabumulih tahun 2013
Gambaran Demografi 4.2
Jumlah penduduk kota P rabumulih pada pertengahan tahun
2013 adalah sebesar 171.804 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 86.501 jiwa dan Perempuan sebesar 85.303 jiwa; sedangkan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun tahun 2 012 adalah sebesar
169.022 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 84.938 jiwa
dan Perempuan sebesar 84.084 jiwa.
Rasio jenis kelamin di Kota P rabumulih pada tahun 2013
sebesar 10 1,40 persen yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk
Wilayah kecamatan rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di
kecamatan Prabumulih Timur sebesar 10 2,68 persen. Di urutan kedua
adalah kecamatan Prabumulih Selatan sebesar 101,65 persen,
sedangkan diurutan ketiga adalah kecamatan Prabumulih Barat dengan
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin
pada pertengahan Tahun 2013.
No Kecamatan Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Rambang Kapak
Tengah 5853 5880 11733 99.54
2 Prabumulih Timur 32257 31415 63672 102.68
3 Prabumulih Selatan 8 949 8904 17753 101.65
4 Prabumulih Barat 15073 14893 29966 101.21
5 Prabumulih Utara 15 891 15926 31817 99.78
6 Cambai 8478 8385 16863 101.11
Jumlah / Total 86501 85303 171804 101.40
Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014
Tabel. 4.3
Luas Daerah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut kecamatan
di kota Prabumulih, tahun 2013
No Kecamatan
Luas
Daerah
(Km²)
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
(jiwa /
Km²)
1 Rambang Kapak Tengah 72.340 11733 162.19
2 Prabumulih Timur 134.00 63672 475.16
3 Prabumulih Selatan 96.780 17753 183.44
4 Prabumulih Barat 61.340 29966 488.52
5 Prabumulih Utara 11.040 31817 2881.97
6 Cambai 58.960 16863 286
Jumlah 434.46 171804 395.44
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk dan penduduk miskin menurut kecamatan
Di Kota Prabumulih Tahun 2013
No Kecamatan Tahun 2013
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Penduduk miskin
1
Rambang Kapak Tengah 11733 827
2
Prabumulih Timur 63672 3790
3
Prabumulih Selatan 17753 1414
4
Prabumulih Barat 29966 739
5
Prabumulih Utara 31817 1926
6
Cambai 16863 1782
Jumlah 171804 10478
Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk di Kota Prabumulih Pada Tahun 2009 - 2012
No Kecamatan Jumlah Penduduk
2010 2011 2012 2013
1
2 Prabumulih Timur 57044 59905 61888 63672
3
Prabumulih Selatan
17014 17431 17552
17753
4
Prabumulih Barat
29569 28839 29842
29966
5
Prabumulih Utara
31524 31895 31753
31817
6
Cambai
15952 16638 16475
16863
Jumlah 161984 165960 169022 171804
Sumber : BPS Kota Prabumulih 2014
Tabel. 4.6
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas menurut jenis kegiatan utama
di kota Prabumulih, Tahun 2010-2013
No Jenis Kegiatan Utama Tahun
2010 2011 2012 2013
I Angkatan Kerja 73152 76462 76503 77382
a). Bekerja 65974 70795 69746 73231
b). Menganggur 7178 5667 6757 4151
II Bukan Angkatan Kerja 39504 35065 37955 41929
a). Sekolah 10797 10210 12354 12383
b). Mengurus Rumah Tangga 24387 21162 22535 24070
c) Lainnya 4320 3693 3066 5476
Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) 64.93 68.56 66,84 64.86
Tingkat Pengangguran 9.81 7.41 8,83 5.36
Gambaran Topografi 4.3
Berdasarkan ketinggiannya wilayah Kota Prabumulih berada di
dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara10 – 50 mdpl, dan
rata-rata ketinggian Kota Prabumulih adalah 34 mdpl. Berdasarkan
kemiringan Kota Prabumulih terbagi 3 bagian yang terdiri dari
kemiringan kurang dari 3%,3-12%, dan lebih dari 12%. Sebagian besar
wilayah Kota Prabumulih adalah merupakan daerah relatif datar (56%)
dan landai (35%). Hanya kurang dari 8%saja wilayah kota Prabumulih
yang memiliki karateristik bergelombang (kemiringan lebih besar dari
12%)
Gambaran Geohidrologi 4.4
Kota Prabumulih terdapat 3 (tiga) aliran sungai yaitu Sungai
Kelekar, Sungai Rambang dan Sungai Lematang. Berdasarkan data
geomorfologi struktur tanah tertutup oleh endapan batu berumur
kuarter yang terdiri dari pasir ha lus, lanau, lempung dan endapan
alluvial dengan vegetasi penutup didominasi oleh rumput dan semak
belukar.
Kondisi sungai-sungai yang mengalir di Kota Prabumulih dapat
dikatakan cukup mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat pada musim
kemarau, dimana ti nggi air permukaan dan debit air sangat menurun
drastis. Aliran sungai sebenarnya sangat potensial sebagai penunjang
gerak pembangunan. Namun apabila kurang diperhatikan, maka tidak
mustahil kondisi ini akan menjadi lebih parah. Oleh karena itu, perlu
(terutama daerah hulu) untuk melestarikan sumberdaya yang ada.
Potensi sumber daya air Kota Prabumulih dari Air tanah (Sumur Gali
maupun Sumur Bor) maupun aliran dari PDAM ditelah dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pertanian, industri, rumah
tangga, dan keperluan lainnya. Jumlah penduduk yang terlayani air
bersihnya dari PDAM Tirta Prabu baru sekitar 14 % pada tahun 2012
4.5 Gambaran Geologi
Kota Prabumulih memiliki jenis ta nah berlapis alluvial, liat dan
berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak mengandung
minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Prabumulih - Jambi.
Tanah relatif datar dan rendah, tempat - tempat yang agak tinggi
terletak di bagian utara kota. Sebagian Kota Prabumulih digenangi air
terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
4.6 Gambaran Klimatologi
Kota Prabumulih memiliki tropika basah. Seperti iklim
kebanyakan di wilayah Indonesia, secara umum ada dua musim, yaitu
musim kemarau da n musim penghujan. Pola musim berganti sesuai
dengan iklim global. Adapun data curah hujan dapat dilihat pada Tabel
2.3 di bawah ini :
Tabel 4.7
Data Curah Hujan Tahun 2013 Kota Prabumulih
4. Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2014 Kota Prabumulih
Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret sedangkan
jumlah hari hujan paling banyak bulan Januari sebanyak 29 hari berarti
pada bulan tersebut hanya 2 hari Kota Prabumulih tidak hujan. Rata –
rata curah hujan di Kota Prabumulih pada tahun 201 2 sebesar 14,20
mm/hari.
4.7 Kondisi Sosial Dan Ekonomi
Dengan memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada
tahun 2015 yang akan mencapai 4,1 persen dan pertumbuhan ekonomi
nasional 201 5 yang akan berkisar 6,8-7,0 persen pertahun,
perekonomian Kota Prabu mulih diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,4
persen. Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi tahun 201 5 yaitu
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,70 persen. Sumber
utama pertumbuhan ekonomi Kota Prabumulih ditentukan oleh
peningkatan konsumsi rumah tangga, ekspor dan pembentukan modal
domestik bruto atau investasi dan konsumsi pemerintah . Selain itu,
pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh peningkatan produksi dan
nilai tambah dari sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan,
perkebunan dan p eternakan; sektor pertambangan dan penggalian ;
Dengan memperhitungkan perkiraan pertumbuhan ekonomi
tahun 2015 dan juga fluktuasi harga berbagai komoditas, tingkat inflasi
pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 6,0 persen. Tingkat inflasi
ini lebih tinggi dibanding perkiraan inflasi tahun 2014 sebesar 7,0
persen. Kebijakan yang diarahkan untuk mengendalikan inflasi antara
lain adalah stabilisasi harga pangan, pengurangan biaya trasnportasi
dan pengamanan pasokan bahan bakar minyak. Pengendalian harga
pangan akan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan dan
pengamanan jalur distribusi pangan dari daerah penghasil pangan ke
pasar. Upaya pengurangan biaya transportasi akan ditempuh melalui
perbaikan prasarana transportasi dan penambahan sarana transportasi.
Pengamanan pasokan bahan bakar minyak akan dilakukan dengan
menjaga keseimbangan pasokan dan menertibkan alokasi bahan bakar
minyak.
Tabel 4.8
Kerangka Ekonomi Makro Kota Prabumulih
INDIKATOR 2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan Ekonomi 5,47 5,18 5,69 5,70 PDRB ADHB (Rp Trilyun) 2,964 3,430 3,878 4,374 PDRB/kapita (Rp Juta) 14,654 16,453 18,604 19,565
Inflasi (%/tahun) 8,35 10,02 6,99 6,91
Tingkat Kemiskinan (%) 12,93 11,05 11,71 11,30 Tingkat Pengangguran (%) 9,81 7,41 8,83 5,36 Sumber : Bappeda Kota Prabumulih Tahun 2014
Penetapan berbagai asumsi kerangka ekonomi makro Kota
Prabumulih ditujukan untuk memberikan suatu dorongan (stimulus)
dan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha untuk melakukan
investasi ba ru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya
diharapkan mendorong perluasan lapangan kerja, peningkatan
pendapatan masyarakat dan pengurangan kemiskinan.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jang ka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Prabumulih Tahun 2013-2018, tahap
pembangunan 2015 merupakan tahapan untuk perwujudan Prabumulih
menjadi Prima dan Berkualitas. Pada tahap pembangunan ini
Prabumulih menjadi yang terdepan.
Tahap pembangunan 2015 terutama d iarahkan untuk
mendukung tercapainya Prabumulih menjadi yang terdepan dengan
dukungan klaster usaha pertanian yang maju dan modern; serta
Prabumulih menjadi industri energi dengan dukungan klaster industri
energi, dan industri pengolahan yang terpadu dan saling mendukung.
Kebijakan ekonomi Kota Prabumulih Tahun 201 5 juga
didorong untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan
Pemerintah tahun 201 5 antara lain Percepatan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milineum (MDGs); Percepatan Peningkatan
Penanggulangan Kemiskinan melalui empat klaster: perlindungan sosial
berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan
PNPM Mandiri; peningkatan akses usaha mikro dan kecil pada
sumberdaya produktif melalui kredit usaha rakyat, serta peningkatan
dan perluasan program pro-rakyat dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Kebijakan ekonomi Kota Prabumulih Tahun 201 5 juga
diarahkan untuk mendukung penguatan keterkaitan (konektivitas)
pembangunan antar Kecamatan sebagai wujud dari pelaksanaan
pembangunan berdimensi kewilayah an. Oleh sebab itu, kebijakan
ekonomi tahun 2015 akan didukung dengan reorientasi seluruh
prioritas prioritas kebijakan dan program untuk setiap SKPD dan
Kecamatan secara lebih baik, terukur dan komprehensif. Dengan
pemahaman keterkaitan ekonomi antar wilayah Kecamatan secara lebih
secara bertahap akan menjadi lebih akurat dalam mendukung
peningkatan produktivitas dan daya saing daerah.
Penekanan pembangunan berdimensi kewilayahan pada tahun
2015 menegaskan pentingnya optimalisasi potensi Kecamatan,
peningkatan daya saing daerah, dan penguatan keterkaitan ekonomi
antardaerah. Kebijakan ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang
dituangkan dalam empat strategi pembangunan ( Four Track Strategy ):
peningkatan pertumbuhan ekonomi ( pro-growth), penurunan
kemiskinan ( pro-poor), pengurangan pengangguran ( pro-jobs), dan
pengurangan dan pencegahan kerusakan lingkungan (pro-environment).
Pembangunan berdimensi kewilayahan juga diarahkan untuk
mengurangi kesenjangan pembangunan antarkecamatan.
Kebijakan ekonomi Kota Prabumulih Tahun 201 5 juga
ditujukan untuk mendorong penguatan kerjasama dan keterkaitan antar
wilayah dan pengembangan daerah yang menyangkut Provinsi
Sumatera Selatan dalam suatu kesatuan w ilayah berlandaskan
keterikatan etnis, sosial dan kultural.
Berbagai kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan pada tahun
2015 akan didukung dengan berbagai program dan kegiatan
pembangunan yang berpihak kepada rakyat miskin antara lain program
berobat dan sekolah gratis, bantuan hukum gratis, bantuan bedah rumah
bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap, bantuan benih/bibit dan
sarana produksi pertanian, pengembangan ternak integrasi sapi-sawit, dan
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM-K).
Upaya percepatan pengurangan kemiskinan juga didorong oleh
berbagai program yang diarahkan untuk memperluas cakupan program
pembangunan berbasis masyarakat, meningkatkan akses masyarakat
miskin terhadap pelayanan dasar , serta mengamankan berbagai
kebutuhan pokok masyarakat dengan akses dan harga yang terjangkau.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang
umum digunakan untuk menilai kualitas hidup manusia. IPM Kota
Prabumulih meningkat selama lima tahun terakhir. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) secara khusus mengukur capaian pembangunan manusia
menggunakan komponen dasar kualitas hidup. IPM mengukur
pencapaian keseluruhan dari suatu negara dalam tiga dimensi dasar
pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan
hidup pada saat lahir, pengetahuan/tingkat pendidikan, diukur dengan
kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan
bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga)
dan suatu standar hid up yang layak diukur dengan pengeluaran per
kapita yang telah disesuaikan.
Dengan demikian IPM akan memberikan pengukuran yang
menyeluruh terhadap pembangunan karena mencakup aspek kesehatan
yang dalam hal ini diwakili oleh Angka Harapan Hidup, aspek
pendidikan yang diwakili oleh Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama
Sekolah serta aspek ekonomi yang diwakili oleh komponen daya beli.
Perkembangan besaran IPM dari waktu ke waktu akan merupakan
gambaran dari perkembangan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah.
Tabel 2.1 4 di bawah ini menggambarkan perkembangan IPM
dan komponennya di Kota Prabumulih selama periode 200 8-2012.
Secara umum IPM mengalami trend yang meningkat selama periode
tersebut yang tentu saja merupakan gambaran adanya peningkatan
kesejahteraan m asyarakat selama periode tersebut. Peningkatan itu
ternyata tercermin dari keempat komponen IPM tersebut di atas. Angka
Harapan Hidup meningkat dari 71,1 tahun pada tahun 200 8 menjadi
72,07 tahun pada tahun 20 12, cerminan meningkatnya derajat
kesehatan mas yarakat Prabumulih dalam periode tersebut. Aspek
dan Rata-rata Lama Sekolah juga menunjukkan trend yang meningkat
selama periode tersebut juga sebagai gambaran meningkatnya
pendidikan masya rakat selama 200 8-2012. Aspek yang terakhir
merupakan aspek ekonomi yang memperlihatkan meningkatnya daya
beli masyarakat Prabumulih periode 2008-2012 tersebut.
Tabel 4.9
IPM dan Komponen, Kota Prabumulih 2008 - 2012
IPM dan Komponen 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
IPM 73,2 74,0 74,27 74,94 75,45
Angka Harapan Hidup 71,1 71,1 71,91 72,32 72,70
Angka Melek Huruf 98,29 99,60 98,66 98,71 99,00
Rata-rata Lama Sekolah 8,88 8,88 9,16 9,25 9,30
Sumber: BPS Kota Prabumulih
Trend IPM menunjukkan peningkatan periode 20 08-2012,
nilai IPM Kota Prabumulih masih jauh dari nilai IPM maksimum yaitu
100. Pada tahun 2012, nilai IPM Kota Prabumulih mencapai 75,45 masih
menduduki urutan kedua setelah Kota Palembang dengan nilai 77,38 .
Namun demikian, angka ini masih berada di atas nilai IPM Nasional
IPM tertinggi adalah Kota Palembang dengan nilai IPM sebesar
76,23, disusul oleh Kota Prabumulih dengan nilai IPM sebesar 7 4,27.
Sedangkan IPM terendah dimiliki oleh Kabupaten Musi Rawas dengan
nilai IPM sebesar 6 7,64, disusul oleh Kabupaten Empat Lawang dengan
nilai IPM sebesar 68,78 (Tabel 2.14).
Tabel 4.10
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2008-2012
Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Ogan Komering Ulu 71,92 72,36 73,14 73,59 74,01 Ogan Komering Ilir 69,64 70,06 70,16 71,07 71,45
Muara Enim 69,91 70,38 70,81 71,26 71,65
Lahat 69,99 70,53 71,30 71,83 72,29
Musi Rawas 66,77 67,33 67,64 68,38 69,01
Musi Banyuasin 70,54 71,13 71,81 72,44 73,15
Banyuasin 69,08 69,45 69,78 70,28 70,70
OKU Selatan 70,66 71,02 71,42 71,82 72,29
OKU Timur 68,88 69,39 69,68 70,34 70,72
Ogan Ilir 68,67 69,17 69,51 70,09 70,52
Empat Lawang 67,68 68,15 68,78 69,08 69,69
Palembang 75,49 75,83 76,23 76,69 77,38
Prabumulih 73,20 73,69 74,27 74,94 75,45
Pagaralam 72,16 72,48 73,19 73,70 74,15
Lubuklinggau 69,69 70,18 70,56 71,10 71,46
Penukal Abab Lematang Ilir Musi Rawas Utara
Sumatera Selatan 72,05 72,61 72,95 73,42 73,99
Sumber: Bappeda Provinsi Sumatera Selatan
Perkembangan perekonomian di Prabumulih tidak terlepas
dari perkembangan ekonomi Provinsi, nasional dan dunia. Tercatat l aju
pertumbuhan ekonomi Kota Prabumulih cenderung meningk at dari
tahun ke tahun. Selama periode 2008-2012, pertumbuhan ekonomi
tanpa migas rata-rata sebesar 7,38 persen per tahun. Sementara
pertumbuhan ekonomi rata-rata dengan migas hanya sebesar 5,69
persen. Pola pertumbuhan ini memperlihatkan bahwa sektor non migas
menjadi penggerak utama bagi perekonomian Kota Prabumulih.
Seluruh sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif
terutama sektor sekunder dan tersier yang laju pertumbuhannya
memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kota
Prabumulih. Tig a sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi di tahun
2012 adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Bangunan
dan Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan. Sementara,
kontribusi sektor primer semakin menurun menjadi sebesar 33,16
persen.
Pergeseran ini dapat dinilai sebagai suatu perubahan positif,
hal ini tidak lain dikarenakan sektor primer terutama sektor
pertambangan dan penggalian sebagai kontributor terbesar terhadap
total PDRB Kota Prabumulih memiliki sumber daya yang lama kelamaan
akan habis dan tidak dapat diperbaharui. Sehingga peningkatan sektor
tersier diharapkan akan sangat membantu perkembangan Kota
Prabumulih ke depan. Selain, itu sektor primer terutama sektor
pertanian sebagai basis ekonomi masyarakat sudah cukup stabil dan
kuat untuk menopang tahap perkembangan ekonomi selanjutnya.
Tabel 4.11
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Listrik, Gas, & Air Bersih
3,96 6,2
Perdagangan, Hotel &
Restoran 4,77
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan 8,65
PDRB DENGAN MIGAS 4,24 5,4
7
5,3
9 5,60 5,41 5,23
PDRB TANPA MIGAS 5,94 7,0
2
7,2
2 7,43 7,45 7,02
Sumber : BPS Kota Prabumulih
Perekonomian global terus mengalami penurunan sejalan
dampak krisis di negara maju. Pada tahun 2012, ekonomi global tumbuh
melambat menjadi 3,2 persen, lebih r endah dibandingkan tahun 2011
sebesar 3,9 persen. Memburuknya pertumbuhan ekonomi di Negara
maju terutama disebabkan oleh kinerja perekonomian Negara-negara di
kawasan eropa yang masih dihadapkan dengan persoalan utang,
kontraksi fiskal, terbatasnya ruang kebijakan moneter, tingkat
pengangguran yang meningkat tajam, rapuhnya sektor keuangan serta
merosotnya kepercayaan pasar. Sementara itu kinerja perekonomian
Indonesia menunjukkan capaian yang cukup baik di tengah
perekonomian dunia yang melemah dan mengalami ketidakpastian.
Kota Prabumulih merupakan bagian dari Sumatera Selatan
mampu memberi kontribusi sebesar Rp. 206,3 triliun atau sebesar 2,5
persen terhadap PDB, dengan laju pertumb uhan ekonomi sebesar 6,01
persen (dengan migas) dan 7,93 persen (tanpa migas). Perekonomian
Sumatera Selatan masih berbasis pada sektor-sektor primer. Sektor ini
memberikan kontribusi sekitar 38 persen terhadap perekonomian
Sumsel. Sektor primer mempunyai sub sektor andalan yaitu sub sektor
migas dan sub sektor perkebunan. Perkebunan itu sendiri didominasi
oleh perkebunan karet dan kelapa sawit.
Pembangunan merupakan proses pertumbuhan ekonomi
secara terus menerus. Pembangunan dilakukan pada berbagai bida ng
dengan satu tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sumatera Selatan secara umum dan Prabumulih secara
khusus yang merupakan daerah dengan pertumbuhan
perekonomiannya sangat ditunjang oleh sektor pertambangan dan
penggalian. Sektor ini menyumbang 25-35 persen dari total PDRB Kota
Prabumulih setiap tahunnya. Pada tahun 2013, sektor ini memberikan
kontribusi sebesar 23,58 persen.
Tabel 4.12
Struktur Perekonomian Kota Prabumulih Tahun 2003, 2008 dan 2013 (dalam persen)
Sektor Dengan Migas Tanpa Migas
2003 2008 2013 2003 2008 2013
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 11,00 8,96 7,65 16,06 13,08 9,95 Pertambangan dan
Penggalian 31,95 31,94 23,58 0.59 0,61 0,54
Sektor Primer 42,95 40,90 31,23 16,65 13,69 10,49
Industri Pengolahan 7,10 6,16 6,28 10,37 9,00 8,17 Listrik, Gas dan Air bersih 0,40 0,26 0,25 0,58 0,38 0,33 Bangunan 10,36 10,17 12,08 15,13 14,86 15,72
Sektor Sekunder 17,86 16,59 18,61 26,08 24,24 24,22
Perdagangan, Hotel dan
Restoran 18,83 22,44 26,74 27,51 32,76 34,80
Komunikasi 3,18 3,49 3,68 4,64 5,10 4,79
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan 8,71 8,63 10,21 12,73 12,60 13,29
Jasa-jasa 8,48 7,95 9,53 12,39 11,62 12,41
Sektor Tersier 39,20 42,47 50,16 57,27 62,08 65,29 Sumber : BPS Kota Prabumulih
Struktur perekonomian Kota Prabumulih pada tahun 2013
didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,74
persen dan sektor pertambangan dan migas sebesar 23,58 persen. Hal
ini mengindikasikan bahwa potensi sumber daya alam berupa migas
yang dimiliki Kota Prabumulih masih cukup tinggi, tetapi kontribusinya
terus menurun, sehingga dapat disusul oleh sektor perdagangan, hotel
dan restoran yang memberikan kontribusi lebih besar.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan
output yang dihasilkan masyarakat pada suatu daerah tertentu dan
indikator ini digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Oleh karena itu, membaiknya perekonomian Kota Prabumulih
dapat ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB Kota Prabumulih yang terus
meningkat di setiap tahunnya. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku
dengan migas tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 4.374 miliar atau
meningkat sebesar 12,68 persen dibanding tahun 2012 yang berjumlah
Rp. 3.882 miliar. Semen tara nilai PDRB atas harga berlaku tanpa migas
tahun 2013 sebesar Rp.2.913 miliar yang juga mengalami peningkatan
sebesar 15,38 persen dibandingkan jumlah tahun 2012 yang sebesar Rp.
2.913 miliar.
Jika dilihat dari struktur pembentuknya, maka PDRB
Prabumulih tahun 2013 didominasi oleh kontribusi sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang nilainya mencapai Rp. 1.169 miliar atau 26,74
persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 1.031 miliar
atau 12,08 persen, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan yang nilainya mencapai Rp. 446,785 miliar atau 10,21
persen. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terendah adalah
sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya men capai Rp. 11,152 miliar
atau 0,25 persen saja.
Inflasi
Perkembangan harga dalam makro ekonomi merupakan suatu
variable yang sangat penting bagi pemerintah untuk menyusun
kerangka kebijaksanaan pembangunan. Dapat dilihat dari sisi produsen
(supply), produsen akan memperoleh keuntungan (profit) yang leb ih
banyak dengan tingkat harga yang tinggi, sebaliknya justru merugikan
dari sisi demand sebagai konsumen akhir. Dengan tingginya tingkat
harga tentunya akan mengurangi kemampuan daya beli masyarakat,
sehingga akan mengurangi tingkat kesejahteraan.
Laju in flasi merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar
harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan. Laju inflasi
menggambarkan adanya kenaikan harga-harga secara agregat. Laju
inflasi yang terlalu tinggi dapat menunjukan adanya ketidakstabilan
dalam pe rekonomian. Secara keseluruhan laju inflasi di tingkat
produsen seluruh sektor ekonomi tahun 2013 sebesar 6,91 persen
dengan migas dan 7,39 persen tanpa migas. Dengan migas, laju inflasi
meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Begitu juga
dengan laju inflasi tanpa migas yang mengalami kenaikan.
Tabel 4.13
Laju Inflasi Kota Prabumulih Tahun 2009-2013 (dalam Persen)
No Sektor 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 4 5 6 7 8
1 Pertanian -1,2 6,65 8,63 4,37 6,44
4 Listrik, Gas dan 2,78 0,57 5,12 4,07 4,57 5
Bangunan
5,66 5,41 8,95 8,85 6,40
6
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
6,65 6,89 7,77 7,94 8,24
7
Pengangkutan dan Komunikasi
-0,55 1,31 4,68 5,99 6,54
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
6,89 3,68 7,83 7,26 8,25
9
Jasa-jasa
10,42 6,79 7,02 9,93 6,54
Rata-rata Pertumbuhan (dengan
Migas)
-1,01 8,35 10,00 6,98 6,91
Rata-rata Pertumbuhan (tanpa Migas) 5,41 5,77 7,80 7,83 7,39
Sumber : BPS Kota Prabumulih
Sebaliknya sektor yang memiliki laju inflasi terendah adalah
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 4,57 persen. Diikuti oleh
sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 5,39 persen. Secara
subsektoral, subsektor pos dan telekomunikasi mencapai inflasi
terendah dibandingkan subsektor-subsektor lainnya, yaitu sebesar 1,37
komunikasi yang ditawarkan oleh berbagai provider komunikasi yang
ada. Bahkan angka inflasi untuk s ubsektor ini selama tahun 200 9
sampai 2013 bernilai negative, meskipun cenderung mengalami
peningkatan kembali menuju kearah positif.
Tabel 4.14
Laju Inflasi Kota Prabumulih, Sumatera Selatan dan Nasional Tahun 2009-2013
Tahun
Inflasi
Prabumulih Inflasi Sumsel
Inflasi Nasional
2009 -1,01 1,85 2,78
2010 8,35 6,02 6,96
2011 10,02 3,78 3,79
2012 6,99 - 4,30
2013 6,91 7,04 8,38
Sumber : BPS Kota Prabumulih
Pada tabel 6.14 dapat diketahui bahwa selama periode tahun
2009-2013, inflasi di Prabumulih cenderung lebih tinggi dibandingkan
inflasi Sumatera Selatan maupun Nasional.
Dilihat dari sisi pendapatan perkapita pada tahun 2013,
pendapatan regional per-kapita Kota Prabumulih atas dasar harga
berlaku sebesar Rp. 20.391.646,- (dengan migas) dan Rp.
15.667.758,-(tanpa migas). Angka ini mengalami peningkatan masing-masing
sebesar 55,40 persen dan 74,36 persen terhadap tahun 2008.
Sedangkan pendapatan regional berdasarkan harga konstan sebesar Rp.
7.736.937,-(dengan migas) atau meningkat 15,16 persen da n Rp.
5.908.286,- (tanpa migas) atau meningkat sebesar 25,29 persen dari
tahun 2008.
Tabel 4.15
TahunADHB ADHK
2003 7.332.050 5.018.982 6.526.926 4.115.469
2008 13.122.553 8.986.086 6.718.691 4.715.913
2013 20.391.646 15.667.758 7.736.977 5.908.286
Sumber : BPS Kota Prabumulih
Secara ringkas perekonomian Kota Prabumulih dapat dilihat
dari catatan cap aian positif pembangunan selama kurun waktu
2010-2013, sebagai berikut :
Secara umum pertumbuhan ekonomi Prabumulih kurun waktu 1.
2010-2012 mengalami peningkatan. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kota Prabumulih tahun 2010 sebesar 5,47%. Tahun 2011 menurun
menjadi 5,18%, sementara pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi
tercatat sebesar 5,69%. Pertumbuhan ekonomi Prabumulih pada
prinsipnya masih dibawah rata-rata Nasional dan Sumsel.
Pertumbuhan ekonomi Prabumulih masih didominasi oleh sektor 2.
tersier yaitu pegangkutan d an komunikasi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Pada kurun
waktu 2010-2012, kontribusi sektor primer sebesar 20% - 25%
terhadap pembentuk PDRB Prabumulih. Sementara sektor sekunder
dan tersier rata-rata berkontribusi sebesar 50,48%.
Stabilitas perekonomian Prabumulih cukup baik, salah satu 3.
indikatornya adalah tingkat inflasi yang masih terkendali. Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang dan jasa yang
beredar di pasaran. Angka inflasi Prabumulih sendi ri mengalami
peningkatan dari 6,99% pada tahun 2012 menjadi 7,04% pada tahun
2013.
Upaya Pemerintah Kota Prabumulih untuk mengurangi jumlah 4.
cukup efektif, antara lain melalui program berobat gratis , sekolah
gratis dan bantuan hukum gratis serta bedah rumah milik sendiri.
Hal ini ditandai dengan berkurangnya persentase penduduk miskin
dari tahun ke tahun. Tahun 2009 jumlah penduduk miskin Kota
Prabumulih sebesar 13,93%, tahun 2010 berkurang menjadi 12,93%
dan tahun 2011 turun menjadi 12,19% serta pada tahun 2012
menjadi 11,71%.
Tingkat pengangguran terbuka di Prabumulih juga mengalami 5.
penurunan maupun peningkatan yang cukup signifikan. Tingkat
pengangguran tahun 2009 sebesar 11,47%, angka ini menurun pada
tahun 2010, dimana angka pengangguran mencapai 9,81%. Pada
tahun 2011 turun kembali menjadi sebesar 7,41%. Tetapi pada
tahun 2012 meningkat menjadi 8,83% dan pada Tahun 2013 Tingkat
Pengangguran di Kota Prabumulih mengalami penurunan menjadi
5,36%
Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) Prabumulih Tahun 2010 6.
sebesar 74,27 mengalami peningkatan dari Tahun 2009 yang
sebesar 73,69. Peningkatan IPM ini mencirikan adanya
perkembangan positif dan adanya peningkatan dimensi Pendidikan
(Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah), Kesehatan (Angka
Harapan Hidup) serta Daya Beli Masyarakat (Pengeluaran per
Kapita).
Tahun 2015 merupakan tahun ke dua dari pelaksanaan RPJMD
Tahun 2013-2018. Untuk mengimplementasikan pelaksanaan RPJMD
tersebut, berbagai program kegi atan telah dilaksanakan untuk
meningkatkan efektivitas pembangunan Kota Prabumulih melalui 5
(lima) Prioritas Pembangunan ya itu : Peningkatan dukungan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah pada setiap unit
sarana-prasarana perkotaan menuju Kota Prima dan Berkualitas melalui
pembangunan Infrastruktur yang berwawasan lingkungan, mencapai
target pembangunan bidang ekonomi, mencapai target bidang
pendidikan, mencapai target bidang kesehatan.
Hasil pelaksanaan pembangunan terutama yang mendukung
capaian indikator kinerja dalam RPJMD Kota Prabumulih Tahun 2013-2018
untuk masing-masing urusan, sebagai berikut :
Prioritas : Peningkatan dukungan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah pada setiap unit penyelenggaraan pemerintahan
Seperti dimaklumi bersama bahwa, peningkatan dukungan
masyarakat sangat diperlukan sekali dengan tingkat layanan unit kerja
terhadap penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana tercapainya target
Pemerintah Kota Prabumulih ya ng telah berhasil dalam pencapaian
perolehan kinerja pemerintah berupa predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dalam pengelolaan keuangan yang diberikan oleh BPK perwakilan
Propinsi Sumatera Selatan secara target kinerja Pemerintah Kota
Prabumulih untuk pertama kalinya memperoleh penghargaan dimaksud
yang merupakan suatu prestasi sangat gemilang pada tahun 2014 sebagai
tahun pertama kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih
periode 2013-2018.
Prioritas : Mewujudkan kelengkapan sarana-prasarana perkotaan menuju Kota Prima dan Berkualitas melalui pembangunan infrastruktur yang memadai dan berwawasan lingkungan.
Pencapaian di urusan Pekerjaan Umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pembangunan Jalan a.
Salah satu target rencana Dinas Pekerja an Umum Kota Prabumulih
adalah proporsi kondisi jalan mantap atau baik. Indikator kondisi jalan
mantap pada tahun 2012 mencapai 366,827 Km² akan ditingkatkan pada
Pembangunan Sarana Air Bersih b.
Yang menjadi pokok perluasan sar ana air bersih pun cukup penting
menjadi target kinerja pemerintah kota Prabumulih yang hanya sebesar
20% pada tahun 2012 penduduk berakses air minum akan meningkat
menjadi 52% pada tahun 2015.
Penanganan Sampah c.
Masalah yang cukup besar menjadi target ki nerja Kota Prabumulih
didalam penanganan penanggulangan sampah pada tahun 2012 sebesar
54% perlu ditingkatkan menjadi 64% untuk tahun 2015.
Jaringan Drainase d.
Sistem jaringan drainase skala kawasan dan kota pun dapat ditingkatkan
dari 180 Km’ pada tahun 2012 menjadi 192 Km’ di tahun 2015.
Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
Keberhasilan yang dicapai Kota Prabumulih melalui Dinas
Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup adalah m eningkatnya
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah untuk Kota Prabumulih dari Pajak
Mineral bukan Logam dan Batuan serta Pajak Air Tanah mencapai sebesar
362,82% yaitu Rp. 2.394.615.794,- dari target sebesar Rp. 660.000.000,-
yang rinciannya adalah :
Pajak air tanah sebesar Rp. 10.594.675,- dari Rp. 10.000.000,- atau
-105,95% dan Pajak min eral bukan logam dan batuan sebesar Rp.
2.384.021.119,- dari target Rp. 650.000.000,- atau 367%.
Tahun 201 2 dan 2013 Kota Prabumulih telah berhasil
mendapatkan piala Adipura sebagai bentuk penghargaan kota terbersih,
Pengembangan jaringan gas kota untuk tahun 2013 telah terpasang
sebanyak 4.650 rumah dan diperkirakan pasangan jaringan gas kota ini akan
berlanjut sebanyak 5.000 rumah lagi yang diperuntukkan bagi Kelurahan
Mangga Besar dan Kelurahan Prabujaya, dan juga Kota Prabumulih telah
ditetapkan sebagai daerah percontohan jaringan gas secara Nasional.
Urusan Perhubungan
Pencapaian dan realisasi indikator kinerja di nas perhubungan
dapat diuraikan sebagai berikut :
Pelayanan angkutan jalan, yaitu menyediakan angkutan umum yang
1)
melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan
yang juga angkutan umum yang melayani jaringan trayek guna
menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang
telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia.
Pelayanan fasilitas perlengkapan jalan guna menyediakan rambu-rambu
2)
lalulintas, guadril, marka jalan, lampu lalulintas pada jalan dalam Kota
Prabumulih.
Penyediaan Sumber Daya Manusia di bidang terminal, pengujian
3)
kendaraan bermotor, MRLL, evaluasi andalalin serta pengelolaan parker
dan SDM pengawas kelaikan kendaraan pada setiap perusahaan
angkutan umum.
Urusan Komunikasi dan Informatika
Sesuai dengan Renja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika masih terkendalanya urusan bidang komunikasi dan
informatika yaitu :
Masih belum tertatanya sarana prasarana kominfo serta pelayanan yang b.
masih terbatas.
Rendahnya ketrampilan dan keahlian tekhnis aparatur kominfo sehingga c.
menyulitkan implementasi peraturan perundang-undangan.
Beberapa keberhasilan dan prestasi pelaksanaan pembangunan
yang dicapai dalam kurun waktu tahun 2 013 hingga saat ini antara lain
adalah:
Pemerintah Kota Prabumulih telah berhasil meraih pre dikat Wajar 1.
Tanpa Pengecualian (WTP) tahun 2013 dari BPK Republik Indonesia
melalui Perwakilan BPK Provinsi Sumatera Selatan.
Dijadikan sebagai Daerah Percontohan Pengelolaan Jaringan Gas Kota di 2.
Indonesia oleh Presiden Direktur Pertamina Gas (Pertagas) B apak
Herdra Jaya.
Memperoleh prestasi gemilang di kancah Nasional Tim Penggerak PKK 3.
Kota Prabumulih, juara pertama Lomba Halaman Asri Teratur Indah dan
Nyaman (HATINYA) PKK tingkat Nasional yang diikuti oleh seluruh Kota
yang ada di Indonesia.
Perolehan Me dali Emas atas keberhasilan Qori Abdurahman dari 4.
kategori hafalan atau tahfidz Al qur’an 10 Juz dalam MTQ ke XXVI tingkat
Provinsi Sumatera Selatan di Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyu Asin.
Prioritas : Pembangunan bidang ekonomi Urusan Perumahan
Perbaikan kualitas pemukiman baik di perkotaan maupun di
perdesaan merupakan sasaran perencanaan pembangunan perumahan,
di Kota Prabumulih jumlah rumah tangga miskin yang menempati
melalui verifikasi dan validasi data tersebut turun menjadi 937 unit
rumah yang memerlukan perbaikan secara menyeluruh dengan
pendanaan dari APBD maupun Infaq PNS dilingkup Pemerintah Kota
Prabumulih yang dikelola oleh BAZDA Prabumulih yang adalam
setahunnya mencapai 60 unit rumah tidak layak huni. Adapun capaian
kinerja tersebut tidak hanya dilakukan pada bedah rumah saja tetapi
Pemerintah Kota Prabumulih telah berkomitmen untuk memperbaiki
sektor-sektor lainnya berupa :
Bantuan melakukan pembedahan r umah tidak layak huni sebanyak 1.
937.
Bantuan pemasangan listrik kepada masyarakat miskin sebanyak 2.
452.
Bantuan modal usaha akan diberikan kepada 721 orang masyarakat 3.
miskin sebagai penanggulangan kemiskinan.
Bantuan bibit karet sebanyak 65 orang 4.
Bantuan lapangan usaha berupa pekerjaan sebanyak 52 orang 5.
Bantuan sarana air bersih sebanyak 21 rumah tangga miskin 6.
Urusan Ketenagakerjaan
Berdasarkan data dari BPS Kota Prabumulih , Penduduk usia
kerja (15+) Kota Prabumulih 2013 berjumlah 120.337 orang dengan
angkatan kerja mencapai 77.382 orang atau bertambah sebanyak 879
orang dari tahun 2012 yang sebesar 76.503 orang. Jumlah yang bekerja
sebesar 73.231 orang , terjadi peningkatan sebesar 3.485 orang
dibanding tahun 2012 yaitu sebanyak 69.746 orang . Pada tahun 2 013,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Prabumulih sebesar 5,36%.
Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 64,86% dan
Pengangguran Terbuka (TPT) Perempuan 4,81%. Dimana targe t
pengurangan pengangguran pada tahun 2013 sebesar 5,36%.
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Total realisasi peserta KB Baru selama tahun 2013 tercatat
sebanyak 30.879 peserta, dari seluruh peserta KB baru tersebut, alat
kontrasepsi terbanyak yang digunakan adalah suntikan yang mencapai
38,04% disusul pil 24,77%, Implant 17,50%, IUD 9,92% dan kondom
sebanyak 7,93%. Sedangkan sisanya sebesar 1,87% menggunakan alat
kontrasepsi lainnya. Keberhasilan keluarga berencana di daerah ini
ditunjang oleh beberapa faktor, seperti diantaranya adalah pengadaan
klinik keluarga berencana (KB) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
yang memadai, disamping itu juga tersedia tenaga yang trampil
dibidangnya.
Upaya untuk memperluas jaringan pelayanan KB kepa da
Pasangan Usia Subur, serta meningkatkan kemandirian para peserta KB,
dilakukan melalui tempat pelayanan KB Swasta, seperti Klinik KB
Swasta, Bidan Praktek Swasta dan Dokter Praktek Swasta. Tempat
pelayanan KB tahun 2013 tercatat sebanyak 51 tempat pela yanan KB,
yang terdiri dari :
- Klinik KB Swasta : 17 unit
- Depkes : 33 unit
- TNI/Polri : 1 unit
Realisasi data keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera di
Kota Prabumulih pada tahun 2013 dapat dirinci se bagaimana tersebut
dibawah ini :
- Pra Sejahtera : 4.097 orang
- Sejahtera I : 7.647 orang
- Sejahtera III : 16.161 orang
- Sejahtera III+ : 2.011 orang
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan dilakukan
dengan kegiatan pemberian bantuan kepada juara lomba desa,
pendampingan keuangan mitra bank dan kegiatan-kegiatan perlombaan
seperti lomba Desa/Kelurahan, lomba Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) yang
dapat memberikan motivasi masyarakat dalam membangun desa.
Urusan Sosial
Penanganan permasalahan sosial diupayakan melalui program
peningkatan kesejahteraan sosial, rehabilit asi sosial dan bantuan sosial
dengan pola pembinaan manusia, usaha dan lingkungan dengan
organisasi social, kelurahan, relawan social PSM, karang taruna,
sekolah-sekolah untuk penyandang cacat dan panti-panti social. Salah satu
fasilitas social tersebut ad alah panti asuhan. Jumlah panti asuhan yang
dikelola swasta dan pemerintah di Kota Prabumulih pada tahun 2013
sebanyak 3 panti asuhan dengan 81 orang anak asuh, sehingga rasio
banyaknya anak asuh terhadap jumlah panti asuhan pada tahun 2012
adalah 40,5.
Urusan Penanaman Modal
Dalam rangka memberikan kemudahan bagi iklim investasi di
Kota Prabumulih maka diselenggarakan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT). Total perizinan yang diterbitkan oleh KPPT sepanjang
izin, begitu juga pada tahun 2013 yang ditargetkan sebanyak 3.000 izin
tetapi terealisasi hanya sebanyak 2.936 izin jadi persentase
keberhasilan sebanyak 97,87 persen. Tidak tercapainya target ini dapat
dikarenakan masih kurangny a kesadaran masyarakat dalam membuat
izin, persepsi masyarakat masih menganggap pembuatan izin memakan
waktu lama dan prosedurnya kurang maksimal dalam pelayanan yang
diberikan. Untuk itu telah diberikan pemahaman kepada masyarakat
melalui sosialisasi seca ra rutin dan penyebaran informasi pada setiap
kesempatan.
Prioritas : Pembangunan bidang pendidikan
Urusan Pendidikan
Perkembangan kinerja peningkatan kualitas sumber daya manusia
Kota Prabumulih, terutama sejak diluncurkannya program pendidikan
gratis, telah menggambarkan pencapaian yang menggembirakan.
Adapun capaian yang telah diraih urusan Pendidikan yaitu :
Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni 1.
(APM) dan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah, yaitu :
Meningkatnya APK tingkat SD tahun 2012 mencapai 111,77 % a.
menjadi 112,76% pada tahun 2013. APK tingkat SMP/MTs dari
77,25% pada tahun 201 2 menjadi 81,92% pada tahun 201 3. APK
SMA, MA, SMK dari 100,62% tahun 201 2 menjadi 76,66% tahun
2013.
Meningkatnya APM tingkat SD dari 91,46% tahun 201 2 menjadi b.
95,90% tahun 2013. APM tingkat SMP/MTs dari 62,11% pada tahun
2012 menjadi 70,64% pada tahun 2013. APM tingkat SMA, MA, SMK
dari 66,22% pada tahun 2012 menjadi 60,24% pada tahun 2013.
Menurunnya Angka Partisipasi Sekolah (APS) tingkat SD dari 97,99% c.
SMP/MTs menurun dari 91,13% pada tahun 2012 menjadi 89,07%
pada tahun 2013. APS tingkat SMA, MA, SMK menurun dari 71,82%
pada tahun 2012 menjadi 65,07% pada tahun 2013.
2. Kemampuan baca tulis merupakan kunci sukses menuju peningkatan
kualitas hidup. Hasil Susenas tahun 2011 menunjukkan penduduk
miskin di Kota Prabumulih yang melek huruf usia 15-44 tahun sebesar
95,14 persen, sedangkan usia 45 tahun keatas hanya 87,45 persen (jauh
dibawah penduduk tidak miskin pada kelompok usia yang sama, dimana
angka melek hurufnya sebesar 83,68 persen). Ini berarti penduduk
miskin yang tidak dapat membaca dan menulis atau buta huruf lebih
banyak dijumpai pada kelompok penduduk miskin usia tua.
3. Melalui Program Sekolah Gratis s ejak tahun 2009 di Sumatera Selatan
telah diberikan biaya operasional sekolah mulai jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Tahun 2014 jumlah sasaran Program Sekolah
Gratis di Kota Prabumulih adalah 42.078 orang.
Salah satu indikasi keberhasilan dari upaya peningkatan kualitas
pendidikan yang telah dilakukan adalah dengan meningkatnya hasil ujian
siswa di berbagai tingkatan. Tahun ajaran 2012/2013 persentase kelulusan
(SMA, MA) mencapai 100%, Persentase kelulusan ( SMK) tahun ajaran
2012/2013 sebesar 100% m asih sama pada tahun ajaran 201 1/2012
persentase kelulusan mencapai 100%. Di tingkat SMP/SMP Terbuka/MTs
tahun ajaran 2011/2012 persentase kelulusan mencapai 100% , pada tahun
ajaran 2012/2013 meningkat menjadi 100%.
Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Dalam rangka meningkatkan peran serta dan prestasi pemuda
dalam pembangunan, Pemerintah Kota Prabumulih telah melaksanakan
Urusan Kepemudaan
Sasaran urusan Kepemudaan pada tahun 201 3 perlu
meningkatnya peran serta Pemuda dalam proses pembangunan daerah.
Sasaran tersebut belum secara optimal untuk dapat terealisasi, sehingga
perlu memperhitungkan kembali peran kepemudaan dalam lingkup
pembinaan Kantor Pemuda, Olahraga, Kepemudaan dan Pariwisata Kota
Prabumulih pada Tahun mendatang.
Urusan Olahraga
Sasaran pada urusan olahraga pada tahun 201 5 adalah
meningkatnya kesegaran jasmani dan rekreasi pemassalan olahraga bagi
pelajar dan mas yarakat serta pen ingkatan olahragawan berbakatdan
berprestasi dengan lembaga/instansi lain dan juga menyelenggarakan
kompetisi olahraga.
Untuk pemassalan olahraga pada masyarakat dapat direalisasikan
dengan perincian sebagai berikut :
Pemassalan Olahraga bagi Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat dengan 1.
mempertandingkan 5 cabang olahraga .
Pemberian Penghargaan bagi insan Olahraga yang berdedikasi dan 2.
berprestasi yaitu atlet yang berprestasi dan Pembina Olahraga yang
berprestasi.
Kompetisi Sepak Bola dibawah 15 tahun guna pembentukan regu/tim 3.
sepak bola Kota Prabumulih yang terdiri dari 20 orang atlet Sepak Bola
yang berprestasi.
Kegiatan Olahraga Peringatan Hari Jadi Kota Prabumulih yang 4.
mempertandingkan berbagai cabang olahraga diikuti oleh 2000 orang
Kegiatan Olahraga pada HUT RI dengan mempertandingkan/ 5.
memperlombakan berbagai cabang olahraga masyarakat umum,
dinas/instansi dan ikuti oleh 5000 orang peserta.
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Dalam rangka menertibkan administrasi kependudukan dan
catatan sipil, pada tahun 201 3 telah terealisasi beberapa capaian,
diantaranya :
Cakupan penerbitan Kartu Keluarga sebesar 42,75%.
-Cakupan penerbitan KTP baik KTP elektronik maupun KTP manual
-sebesar 60,16%, sedangkan penerbitan KTP elektronik pada tahun 2012
sebesar 76,14%.
Cakupan penerbitan Akta Kelahiran sebesar 70,70%
-Cakupan penerbitan Akta kematian sebesar 11%
-Urusan Arsip dan Perpustakaan
Urusan Kearsipan a.
Sejalan dengan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan,
capaian pada tahun 2013 yaitu t ertibnya administrasi kearsipan dijajaran
Pemerintah Kota Prabumulih, t erselamatkannya arsip statis dan arsip
sejarah tetapi masih terkendala terbatasnya SKPD yang menyerahkan arsip
dan baru sebahagian kecil arsip bernilai sejarah yang terkumpul . Guna
mendukung dan mengoptimalkan kegiatan pemerintah dan pembangunan
di Prabumulih serta masyarakat, perlu dilakukan Bimtek kearsipan bagi
SKPD-SKPD agar terlatihnya tenaga teknis kearsipan yang professional
membidangi urusan kearsipan, t erciptanya dan tertatanya tertib arsip
in-aktif di depo dalam roll O’pack sekaligus memudahkan penemuan kembali
arsip bila dibutuhkan sehingga terlatihnya tenaga teknis yang professional
Urusan Perpustakaan b.
Kantor Perpustakaan Kota Prabumulih saat ini hanya memfasilitasi
kegiatan Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, pada tahun 2009
telah mendapatkan 2 unit perpustakaan desa, tahun 2010 mendapatkan
bantuan buku untuk 3 unit perpustakaan desa, tahun 2011 mendapat
bantuan buku untuk 4 unit perpustakaan desa begitu juga untuk tahun 2013
dan tahun 2014 mendapatkan bantuan masing-masing 3 unit perpustakaan
desa/kelurahan.
Untuk kedepannya kantor Perpustakaan Kota Prabumulih akan
melakukan kunjungan mobil perpustakaan ke desa/kelurahan dan
memberikan informasi dan layanan penyediaan buku bacaan dengan koleksi
yang bervariatif baik untuk dibaca semua kalangan masyarakat serta
berbenah mendesain ruangan guna memberikan kenyamanan bagi pembaca
dan memudahkan mencari keberadaan buku bacaan serta ditunjang dengan
fasilitas jaringan internet dengan hotspot gratis.
Prioritas : Pembangunan bidang kesehatan Urusan Kesehatan
Untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, pembangunan
kesehatan diarahkan kepada penyediaan pelayanan kesehatan yang
terjangkau dan bermutu, yang salah satu bentuk pengejawantahannya
melalui program Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta
atau yang lebih dikenal dengan program “Berobat Gratis”.
Beberapa capaian kinerja di urusan kesehatan diantaranya adalah :
1. Persentase Penduduk Kota Prabumulih yang mendapatkan jaminan
pembiayaan pelayanan kesehatan sudah mencapai sebesar 100%.
2. Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas, Pustu,
Polindes dan Poskesdes mencapai 45%. Angka ini jauh melampaui
rawat jalan di Puskesmas per-hari sebanyak 67 kunjungan
sedangkan kunjungan rawat inap per-hari sebanyak 2 kunjungan.
3. Persentase pelayanan kesehatan swasta yang memiliki izin sebesar
80%, sedangkan persent ase penduduk yang memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan swasta sebesar 65%.
4. Sampai dengan tahun 2013, cakupan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada masyarakat, persentase rumah tangga mencapai
50%, Sementara untuk capaian Desa Siaga Aktif pada tahun 2013
adalah sebesar 40%.
5. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri cukup baik dimana telah
mencapai target sebesar 40%.
6. Pada tahun 2013, persentase puskesmas yang melaksanakan
surveilans gizi sebanyak 80%, sedangkan prevalensi balita gizi
buruk sebesar 0,02%.
7. Persentase kecamatan bebas rawan gizi di Kota Prabumulih untuk
tahun 2013 sebesar 80%.
8. Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air minum yang
berkualitas pada tahun 2013 mencapai 70%, sedangkan kualitas air
minum yang memenuhi syarat sebesar 60%.
9. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten pada tahun 2013 telah mencapai 91,71%, sedangkan
cakupan kunjungan neonatal pertama sebesar 100%.
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Beberapa capaian di urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak adalah tersebarluasnya informasi tentang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui media cetak
maupun elektronik. Selain itu meningkatnya pendapatan perempuan
Meningkatnya kapasitas pemberdayaan lembaga masyarakat dan
organisasi perempuan serta tersedianya sistem informasi gender
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Permasalahan Pembangunan Daerah
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kota Prabumulih dan
menjadi tantangan dalam mewujudkan Visi Pembangunan Prabumulih
2013-2018 dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Dalam Konteks Ketahanan Pangan, pembangunan di Kota Prabumulih 1.
dihadapkan pada permasalahan mengenai dampak perubahan iklim yang
menyebabkan adanya ketidakpastian serta mengganggu musim tanam
dan produksi maupun produktivitas pertanian. Selain itu, adanya
kompetisi antara sumber energi dan sumber pangan sehingga
mengganggu ketersediaan pangan.
Dalam Konteks Sosial dan Ekonomi, dengan laju pertumbuhan ekonomi 2.
Kota Prabumulih rata-rata 6,43 persen pada tahun 2007-2010 masih
belum menyelesaikan permasalahan utama dalam pembangunan yaitu
permasalahan kemiskinan dan pengangguran. Angka ting kat kemiskinan
hingga tahun 2010 masih sebesar 15,47 persen dan angka tingkat
pengangguran terbuka sebesar 6,65 persen. Dengan kondisi tersebut,
kebijakan pembangunan yang bersifat mendukung perluasan lapangan
kerja dan pengurangan kemiskinan harus mendap atkan perhatian yang
lebih besar. Hal lain yang menjadi masalah adalah terbatasnya akses
masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan
yang merupakan isu utama yang harus segera diatasi dengan pemerataan
pembangunan infrastruktur pen didikan dan kesehatan di Kota
Prabumulih.
Dalam Konteks Pembangunan Lingkungan Hidup, pembangunan di Kota 3.
yang berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan. Permasalahan
lingkungan hidup terjadi karena adanya faktor manusia dan aktivitasnya,
jumlah penduduk yang tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
akan lahan sedangkan lahan yang tersedia sangat terbatas. Dengan
adanya kebutuhan akan lahan tersebut memicu terjadinya alih fungsi
lahan yan g mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis. Selain itu
kerusakan lingkungan ini juga berpotensi mendatangkan bencana alam.
Dalam Konteks Pembangunan Prasarana Wilayah, pembangunan di Kota 4.
Prabumulih masih diperlukan peningkatan pelayanan jaringan
transportasi antar dan intra wilayah yang masih terbatas yang dapat
diatasi dengan dukungan pembangunan infrastruktur transportasi
(jalan dan jembatan) secara merata di seluruh wilayah. Potensi Sumber
Daya Alam Prabumulih yang tinggi akan dapat dimanfaatka n secara
optimal serta dapat dioptimalkan dalam mendukung pengembangan
koridor Sumatera apabila didukung dengan pembangunan infrastruktur
utama transportasi wilayah yang baik di Kota Prabumulih. Selain
permasalahan transportasi, tersedianya sumberdaya ener gi (gas) juga
menjadi pertimbangan yang harus segera diberdayakan oleh Pemerintah
Kota Prabumulih.
Dalam Konteks Permasalahan Khusus, pola persebaran pembangunan di 5.
Kota Prabumulih belum merata dan menunjukkan ketimpangan yang
cukup tinggi antarwilaya h Kecamatan, Hal ini harus segera diatasi
sehingga tidak ada wilayah Kecamatan di Kota Prabumulih yang masuk