II-1
BAB II - PROFIL KABUPATEN
KEPULAUAN MERANTI
2.1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Kepulauan Meranti beribukota di Selatpanjang, yang
berada di Pulau Tebing Tinggi, dipimpin oleh bupati dan wakil bupati sebagai
kepala daerah yang terpilih melalui proses demokrasi. Saat ini, secara
administratif, Kabupaten Kepulauan Meranti terbagi menjadi 9 kecamatan
yang terdiri dari 101 desa/kelurahan. Kecamatan yang memiliki jumlah
desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Rangsang dan Tebing Tinggi
Barat dengan 14 desa/kelurahan dan kecamatan dengan jumlah
desa/kelurahan terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi dengan 9
desa/kelurahan.
Secara geografis Kabupaten KepulauanMeranti berada pada koordinat antara sekitar 0°42’30”-1°28’0” LU, dan 102°12’0”- 103°10’0”BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai
yang berbatasan dengan sejumlah Negara tetangga dan masuk dalam
daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia –
Malaysia – Singapore (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi
daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj.Balai Karimun.
II-2 Utara : Selat Malaka,Kabupaten Bengkalis
Selatan : Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan
Barat : Kabupaten Bengkalis
Timur : Kabupaten Karimun
Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti adalah 3.714,19 km2 dengan wilayah kecamatan terbesar adalah Kecamatan Tebing Tinggi Timur
dengan luas 768 km2 dan Kecamatan Tebing Tinggi sebagai kecamatan
terkecil dengan luas 81 km2.
Tabel 2. 1 Luas Kabupaten Kepulauan Meranti Menurut Kecamatan dan
Kelurahan Tahun 2014
Nama Kecamatan
Jumlah desa/
Kelurahan
Luas Wilayah
Administrasi
(Ha) (%) thd Total
1. Tebing Tinggi Barat 14 Desa 58.734 15,81%
2. Tebing Tinggi 4 Kelurahan, 5 Desa 8.100 2,18%
3. Tebing Tinggi Timur 10 Desa 76.800 20,68%
4. Rangsang 14 Desa 41.112 11,07%
5. Rangsang Pesisir 11 Desa 37.114 9,99%
6. Rangsang Barat 12 Desa 12.820 3,45%
7. Merbau 1 Kelurahan, 9 Desa 43.600 11,74%
8. Pulau Merbau 11 Desa 38.040 10,24%
9. Putri Puyu 10 Desa 55.100 14,83%
Jumlah 5 Kelurahan, 96 Desa 371.420 100%
II-4 2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti
Bagi Kabupaten Kepulauan Meranti, terdapat beberapa potensi
yang bisa dikembangkan dan akan berkontribusi besar terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah diantaranya adalah sektor agropolitan.
Pengembangan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai salah satu sentra
produksi tanaman pangan (agropolitan) bukan lah hal yang mustahil
dilakukan. Bahkan hal ini sangat mungkin untuk dilaksanakan hal ini terkait
komoditi tanaman yang dimiliki baik tanaman pangan, perkebunan, hortikulura
dan tanaman kehutanan.
1) telah mempunyai pasar (selanjutnya disebut komoditi unggulan).
2) Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung
pengembangan sistem dan usaha agribisnis khususnya pangan, seperti
misalnya: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar,
terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi
pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian,
dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya.
3) Memiliki sumberdaya manusia yang mau dan berpotensi untuk
mengembangkan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) secara
mandiri.
4) Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup
Pentingnya pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten
Kepulauan Meranti diindikasikan oleh ketersediaan lahan pertanian,
tenaga kerja, telah terbentuknya kemampuan (skills) dan pengetahuan
(knowledge) di sebagian besar petani, jaringan (network) terhadap sektor
hulu dan hilir yang sudah terjadi, Kondisi ini menjadikan suatu
keuntungan kompetitif (competitive advantage) Kabupaten Kepulauan
Meranti dibandingkan dengan daerah lain karena kondisi ini sangat sulit
untuk ditiru (coping). Lebih jauh lagi, mengingat pengembangan kawasan
agropolitan ini menggunakan potensi lokal, maka konsep ini sangat
mendukung perlindungan dan pengembangan budaya sosial local (local
II-5 2.2.1.a Subsektor Tanaman Pangan
Potensi pengembangan komoditi tanaman pangan tersebar
di seluruh kecamatan. Komoditi tanaman pangan yang terdapat di
Kabupaten Kepulauan Meranti di antaranya Padi sawah, jagung, ketela
rambat, ketela pohon, dan kacang tanah. Komoditas tanaman pangan
yang beragam di Kabupaten Kepulauan Meranti berdampak terhadap
tersebarnya komoditas unggunlan diberbagai daerah kecamatan yang
ada.
Dalam master plan kawasan agropolitan Kabupaten
Kepulauan Meranti, komoditi pertanian tanaman pangan setelah di
analisis menggunakan analisis Location Quotient (LQ) pada sub-sektor
pertanian tanaman pangan yang menggunakan data luas areal panen
dari komoditi pertanian tanaman pangan diketahui bahwa untuk
komoditi tanaman padi sawah potensi pengembangan komoditas
unggulan terdapat di Kecamatan Rangsang Barat. Hal ini terlihat dari
hasil analisis nilai LQ > 1 yang menunjukan bahwa Kecamatan
Rangsang Barat merupakan sektor basis untuk tanaman padi
sawah,khususnya di Desa Sendaur dan Bina Maju. Sedangkan untuk
komoditi tanaman jagung kecamatan yang menjadi sektor basis
terletak pada empat kecamatan, yaitu Kecamatan Tebing Tinggi Barat,
Tebing Tinggi, Merbau dan Rangsang Barat. Hal ini terlihat dari hasil
nilai LQ > 1. Dari empat kecamatan yang menjadi sektor basis
tanaman jagung apabila dilihat nilai LQ nya maka Kecamatan
Rangsang yang memiliki nilai LQ tertinggi, yang berada pada desa
yang menjadi pengembangan adalah Desa Sungai Gayung Kiri.
Untuk komoditi Ketela Rambat kecamatan yang menjadi
basis adalah Kecamatan Tebing Tinggi, Rangsang dan Tebing Tinggi
Barat. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
Sedangkan pada komoditi ketela pohan kecamatan yang menjadi basis
adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi, Rangsang dan
Merbau. Nilai LQ tertinggi terlihat pada Kecamatan Merbau. Desa yang
menjadi pengembangan adalah Desa Teluk Belitung dan Meranti
II-6 Tabel 2.2 Hasil Analisis LQ pada Sub-Sektor Pertanian Tanaman Pangan
Sumber : Profil Kabupaten Kepulauan Meranti 2015
Potensi pertanian tanaman pangan ini dibuktikan dengan
dilakukannya kegiatan panen raya padi lading tadah hujan pada Maret
2015. Panen raya ini di hadiri oleh Mentri Pertanian RI Amran
Sulaiman dan PLT Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Desa
Bina Maju, Rangsang Barat.
2.2.1.b Subsektor Pertanian Tanaman Perkebunan
Pada dasarnya seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Kepulauan Meranti memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
daerah perkebunan. Untuk melihat potensi pengembangan komoditi
unggulan perkebunan untuk setiap kecamatan yang ada di Kabupaten
Kepulauan Meranti dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II-7 Sumber : Profil Kabupaten Kepulauan Meranti 2015
Komoditi tanaman karet kecamatan yang menjadi basis
adalah Kecamatan Tebing Tinggi, Pulau Merbau dan Rangsang Barat.
Hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1. Nilai LQ tertinggi terletak pada
Kecamatan Rangsang Barat dan desa yang memiliki areal
pengembangan perkebunan tanaman karet terluas di Kecamatan
Rangsang Barat terletak di Desa Segomeng dan Desa Bokor.
Sedangkan untuk komoditi kelapa kecamatan yang menjadi sektor
basis terletak pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Tebing Tinggi,
Rangsang dan Rangsang Barat, hal ini terlihat dari hasil nilai LQ > 1.
Dari tiga kecamatan yang menjadi sektor basis tanaman
kelapa jika dilihat nilai LQ nya maka Kecamatan Rangsang Barat yang
memiliki nilai LQ tertinggi. Untuk desa yang menjadi pengembangan
adalah Desa Kedabu Rapat dan Melai.
Untuk komoditi Sagu, kecamatan yang menjadi basis
adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi Timur,
Merbau,dan Pulau Merbau. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan
Tebing Tinggi Barat. Sedangkan pada komoditi kopi, kecamatan yang
menjadi basis adalah kecamatan Rangsang Barat. Sentra
pengembangan terletak di DesaKedabu Rapat. Pada komoditi pinang
kecamatan yang menjadi basis adalah Rangsang, Rangsang Barat dan
Pulau Merbau. Nilai LQ tertinggi terdapat di Kecamatan Pulau Merbau.
Kabupaten Kepulauan Meranti setidaknya memiliki 5 (lima) komoditas
tanaman perkebunan unggulan antara lain:
a) Sagu
Salah satu julukan/ gelar dari Kabupaten Kepulauan Meranti
adalah Meranti sebagai kota Sagu. Hal ini tidak berlebihan karena
hampir di setiap kecamatan yang ada di Kabuputen ini memiliki areal
perkebunan sagu. Sagu atau dalam bahasa ilmiahnya disebut
Metroxylon sagu juga merupakan salah satu bahan baku produk
II-8 Terdapat tiga jenis varietas sagu yang ada di Kabupaten Kepulauan
Meranti yakni :
Sagu Buni/ Sagu Duri : Tanaman sagu yang memiliki duri pada bagian pangkal tangkai pelepah daun (Petiola), jenis ini paling
banyak dijumpai/ diusahakan oleh masyarakat.
Sagu Bemban : Tanaman sagu yagn tidak berduri, hanya sedikit di jumpai dilapangan.
Sagu Sangka : Tanaman Sagu yang merupakan persilangan antara Sagu Duri dan Sagu Bemban.
Potensi Sagu Kabupaten Kepulauan Meranti sangatlah
tinggi dimana luas tanaman Sagu rakyat seluas 37.968 ha dan yang
dikelola swasta (PT. NSP) seluas 21.620 ha tersebar diseluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan
jumlah kilang pengolah sagu sebanyak 67 kilang dengan total
produksi pertahun 198.162 ton/ tahun dengan jumlah masyarakat
petani kebun sagu sebanyak 6766 Kepala keluarga. Berdasarkan
data Kantor Karantina Pertanian Kelas II Pekanbaru Seksi
Selatpanjang Ekspor sagu mengalami fluktuasi jumlah pertahunnya,
ekspor sagu tertinggi terjadi pada tahun 2014 dan 2011 dimana total
ekspor mencapai 1.275.000 ton/tahun.
b) Kelapa
Kelapa merupakan komoditas tanaman perkebunan kedua yang
memiliki luas area tanam terluas di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dengan total luas area seluas 30.015 ha pada tahun 2011.
Perkebunan kelapa rakyat juga merata di seluruh kecamatan yang
ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan kebun kelapa terluas
terdapat di kecamatan Rangsang seluas 15.256 ha.
Berdasarkan data Kantor Karantina Pertanian Kelas II
Pekanbaru Seksi Selatpanjang Ekspor Kelapa mengalami fluktuasi
II-9 sebanyak 31.327.000 ton/thn dan terendah tahun 2010 sebanyak
8.602.000 ton/thn.
c) Karet
Luas areal kebun karet di Kabupaten Kepulauan Meranti seluas
17.810 ha pada tahun 2011. Perkebunan karet terluas terletak di
Kecamatan Merbau dengan total luasan kebun seluas 5.692 ha.
Dengan nilai produksi 8.365 ton/thn, sudah selayaknya kalau di
butuhkan industry perkaretan untuk menambah nilai tambahnya.
Upaya-upaya peningkatan kualitas karet di Kabupaten
Kepulauan Meranti terus dilakukan salah satunya telah dibentuknya
penangkar-penangkar bibit karet di beberapa kecamatan.
Permasalahan harga karet dunia yang berfluktuasi juga merupakan
salah satu pemicu kurang produktifnya perkebunan karet yang
sekarang ada. Padahal, Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan
kabupaten yang potensial untuk menjadi pusat perkaretan di kawasan
pesisir Provinsi Riau. Letaknya yang strategis di kawasan perlintasan
dan transit baik lintas Kabupaten maupun lintas Provinsi dan
beberapa kawasan Kabupaten tetangga lainnya yang
mengembangkan tanaman karet. Beberapa peluang investasi menuju
Pusat Industri karet diantaranya:
1. Pengembangan Crumb Rubber berbasis lateks
2. Pengembangan pabrikasi karet (industry menengah) seperti
bahan baku volkanisir ban, sarung tangan, sol sepatu dan
sejenisnya.
Tantangan yang dihadapi perkebunan karet saat ini adalah
mendominasinya perkebunan kelapa sawit, yang mengakibatkan
perkebunan karet semakin ditinggalkan, padahal tanaman karet tidak
kalah potensi ekonominya dibanding tanaman lain. Banyaknya lahan
kosong dan tidak produkti di Kabupaten Kepulauan Meranti
merupakan peluang ekonomi kerakyatan untuk secara bersama-sama
masyarakat setempat mengembangkan tanaman karet dari mulai
II-10 perdagangannya. Hal lain yang mesti dilakukan adalah peningkatan
nilai tambah ekonomi dari perkebunan karet salah satunya dengan
penanaman kebun karet dengan system agroforestry untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal yang vital yang harus segera dilaksanakan adalah
manajemen usaha pada tingkat pengumpul lateks yang standard dan
menjaga kualitas sehingga akan tercipta system perdagangan karet
yang transparan dan saling menguntungkan.
d) Pinang
Luas areal kebun pinang yang ada di Kabupaten Kepulauan
Meranti seluas 520 ha dengan total produksi 148 ton/tahun.
Kecamatan Rangsang Barat merupakan kecamatan yang memiliki
kebun pinang terluas di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas
305 ha.
e) Kopi
Luas areal kebun Kopi yang ada di Kabupaten Kepulauan
Meranti seluas 1030 ha dengan total produksi 634 ton/tahun.
Kecamatan Rangsang Barat merupakan kecamatan yang memiliki
kebun Kopi terluas di Kabuaten Kepulauan Meranti dengan luas
kebun 690 ha.
2. 2.1.b Sektor Minapolitan Perikanan dan Kelautan
Minapolitan dapat diartikan sebagai kota berbasis
perikanan atau perikanan di daerah kota. Dengan kata lain,
minapolitan adalah kota berbasis perikanan yang tumbuh dan
berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis
perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik dan
menghela kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya.
Kota perikanan dapat berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
II-11 (hinterland) melalui pengembangan ekonomi. Minapolitan tidak hanya
terbatas sebagai pusat pelayanan sektor perikanan, tetapi juga
meliputi pembangunan sektor pendukung lainnya, seperti usaha
pertanian, pariwisata, jasa pelayaran, industri kecil, perdagangan dan
lain-lain.
Dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor PER. 12/MEN/2010 tentang Minapolitan, bahwa
minapolitan dilaksanakan dengan tujuan :
a) Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk
kelautan dan perikanan.
b) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan
pengolah ikan yang adil dan merata.
c) Megembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi di daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi untuk
dikembang sebagai kawasan minapolitan. Hampir 1/3 luas kawasan
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan perairan dan pesisir pantai
yang berbatasan langsung dengan selat malaka dan terdiri dari 4
Pulau Besar (Merbau, Rangsang, Tebing Tinggi, dan Topang) yang
kawasannya dikelilingi laut dan sungai.
Rencana pengembangan perikanan di Kabupaten
Kepulauan Meranti antara lain meliputi pengembangan perikanan
budidaya dan tangkap. Kawasan peruntukan perikanan tangkap
direncanakan meliputi Kecamatan Rangsang, Kecamatan Merbau,
dan Kecamatan Pulau Merbau. Zona penangkapan ikan diarahkan
diperairan Selat Malaka. Jenis ikan yang mendominasi diperairan
Selat Malaka adalah kakap, kurau dan udang. Nelayan tempatan
umumnya melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan kapal
motor yang dilengkapi jaring ikan dengan kapasitas yang relatif
terbatas. Kawasan perikanan budidaya yang direncanakan terdiri atas
peruntukan kawasan budidaya air tawar, perikanan budidaya laut dan
II-12 Kawasan peruntukan perikanan budidaya air tawar berada
di Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Kawasan peruntukan perikanan
budidaya pesisir dan laut direncanakan meliputi, Kecamatan Tebing
Tinggi Barat, Kecamatan Rangsang Barat, dan Kecamatan
Rangsang. Zona budidaya perikanan direncanakan di kecamatan
Tebing Tinggi Barat, Rangsang Barat, Rangsang, Tebing Tinggi dan
Merbau dengan pola budidaya keramba jaring apung dan tambak.
Budidaya perikanan diwilayah daratan dialokasikan pada kawasan
tasik/danau dan disekitar kawasan permukiman di usulkan di
Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Tebing Tinggi Timur,
Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Merbau.
Jenis ikan yang potensial, adalah patin, nila, lele dan
udang.Untuk meningkatkan hasil perikanan diperlukan pengelolaan,
untuk itu diusulkan pada Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang,
dan Kecamatan Rangsang Barat. Kawasan konservasi perairan di
Kabupaten Kepulauan Meranti dapat di arahkan pada konservasi
jenis ikan kuro. Daerah penangkapan dan daerah pemijahan (fishing
ground dan spawning ground) ikan kuro dapat direkomendasikan di
lokasi sekitar ujung Pulau Bengkalis pada kedalaman 40 meter. Di
lokasi ini dapat ditemukan ikan kuro dewasa yang bertelur, menetas
dan larvanya turun kearah selatan dan masuk ke selat-selat antar
pulau yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai ikan
muda yang menjadi stok ikan dalam perikanan tangkap.
Dari hasil percobaan pembesaran oleh Universitas Riau
(UNRI) ditemukan ikan kuro muda di sekitar wilayah selat-selat
tersebut sehingga direkomendasikan unntuk dilindungi atau di
konservasi sebagian wilayahnya sebagai lumbung ikan kuro yang
nantinya menjadi dewasa menuju ke arah laut yang lebih dalam
sehingga akhirnya dapat dimanfaatkan oleh nelayan di Kabupaten
Kepulauan Meranti.
Produksi ikan laut pada tahun 2009 sebanyak 2.823,55 ton
tahun 2010 sebanyak 2.334,7 ton dan tahun 2011 sebanyak 2.383
II-13 2009 menglami penurunan sebesar 18 %. Dari hasil tambak pada
tahun 2009 sebanyak 4,29 ton tahun 2010 sebanyak 4,0 ton dan
tahun 2011 sebanyak 1,5 ton yang dihasilkan dari Kecamatan Tebing
Tinggi Barat dan Kecamatan Tebing Tinggi.
Sumbangan dari produksi tambak masih sedikit tentunya
masih bisa dikembangkan di kecamatan lainnya. Dari budidaya air
tawar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3,20 ton (dari Kecamatan
Rangsang, Rangsang Barat dan Merbau) dan pada tahun 2011
sebanyak 0,62 ton (dari Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan
Rangsang Barat). Tentunya produksi ikan air tawar masih bisa
dikembangkan dengan adanya program minapolitan.
2.2.2 Pariwisata
Tempat wisata tersebar di hampir seluruh kecamatan yagn
ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Tidak hanya wisata alam, wisata
kuliner, wisata budaya dan wisata religi bisa kita temukan di Kepulauan
Meranti. Sebagai kabupaten yang terletak di Pesisir selat Melaka
pemandangan senja hari dan pagi hari sungguh menyejukkan mata.
Ragam etnis yang ada dengan seni dan budaya menambah kaya
khasanah potensi wisata budaya yang ada di Kepulauan Meranti.
2.2.2.a Wisata Alam
Objek daya tarik wisata alam adalah kegiatan rekreasi,
wisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati
keindahan alam baik yang masih alami ataupun sudah ada usaha
budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh
kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam.
Potensi wisata alam yang dapat dikembangkan di
Kepulauan Meranti diantaranya adalah Tasik/ Danau, Hamparan
II-14
Tasik Nambus dan Ritual Budaya Mandi Safar (Mandi Sapo)
Danau alam seluas lebih 800 meter yang terletak di tengah
hutan desa Tanjung Kecamatan Tebing Tinggi Barat ini
memang bernama Nambus. Lengkapnya Tasik Nambus.
Sekilas dilihat dari udara, tasik ini berbentuk seperti buah labu
air saat air di laut pasang. Anehnya, ketika laut (yang berjarak
puluhan kilometer tanpa sungai/parit penghubung jalannya air),
Tasik Nambus justru lebih mirip bentuk ikan raksasa air tawar,
Si Ikan Tapah. Dengan bagian kepala, dada, dan ekor yang
nampak nyaris sempurna.
Tasik Air Putih dan Pulau Istana Putri Hijau
Tasik Air Putih merupakan salah satu tasik terbesar yang
menjadi kebanggaan warga masyarakat Kecamatan Rangsang.
Tasik air Putih berada sekitar 3 kilometer dari desa Teluk Samak
Kecamatan Rangsang. Lahanya terhampar luas di tengah
panorama rimbun pepohonan hutan meranti, punak, dan ramin.
Menurut keterangan warga kecamatan Rangsang, air tasik ini
dahulunya memang berwarna putih. Tetapi karena seorang
perempuan yang sedang dalam keadaan haid turun mandi di
tasik ini, maka berubahlah air tasik ini menjadi merah seperti
saat ini. Itulah sebabnya, saat ini warga desa Teluk Samak
selalu mengingatkan kepada seluruh pengunjung - khususnya
kaum perempuan yang sedang haid untuk tidak turun mandi di
tasik ini.
Tasik ini punya keunikan tersendiri, di tengah hamparannya
terdapat sebuah pulau kecil yang kerap berpindah-pindah
tempat. itulah Pulau Istana Putri Hijau yang konon adalah
pemilik ghaib dari tasik ini. Selain itu, di sekeliling tasik ini juga
ditumbuhi ribuan pohon pinang merah/enau yang disebut warga
II-15
Tasik Anak Penyagun (Tasik Air Hitam)
Tasik Anak Penyagun adalah sebuah tasik yang terbentang
memanjang dan terletak di desa Penyagun kecamatan
Rangsang. Dikenal juga dengan nama Tasik Air Hitam. Meski
banyak masyarakat mengakui bahwa di Tasik Anak Penyagun
ini pada masa dahulu dihuni oleh sejenis buaya air tawar dari
jenis Alligator yang hampir punah, namun masyarakat setempat
masih sering mengunjungi tasik ini sekedar untuk mencari ikan,
karena meraka percaya bahwa buaya-buaya di tempat itu hanya
akan memangsa orang-orang yang tidak menghormati alam dan
keseimbangannya. Selain itu, tasik ini juga dipercayai memiliki
aliran dari bawah air yang menuju langsung ke arah laut. Tasik
ini akan dikembangkan sebagai taman wisata danau yang
dikelola khusus sebagai habitat satwa liar dari jenis air tawar.
Pantai Teluk
Pantai ini berada di desa Anak Setatah (Teluk Bantar) yang
berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Sebelum abrasi
seperti sekarang, pantai ini merupakan pilihan utama
masyarakat desa Sialang Pasung, desa Anak Setatah, desa
Pecah Buyung untuk berekreasi.
Pantai Beting Beras
Menurut keterangan warga setempat, pantai ini terjadi
karena tumpahan beras dari periuk nasi yang sedang
menggelegak (mendidih) di atas tungku saat pertarungan antara
Panglima Ali dengan Panglima Abas di tepian pantai Kuala
Merbau.
Pantai Beting Beras di kecamatan Pulau Merbau dianggap
sebagai salah satu tempat yang dikeramatkan warga sampai
saat ini. Hal ini dikarenakan khabar yang berkembang di
masyarakat tentang asal usul terjadinya pantai ini. Warga
II-16 tumpahan beras yang sedang menggelegak/mendidih yang
tumpah akibat perkelahian antara dua orang panglima di masa
lalu.
Saat ini, kondisi pantai Beting Beras sangat
memungkinkan untuk dikembangkan menjadi kawasan objek
wisata pantai. Selain pantainya dihampari pasir halus yang luas,
panjang pantai ini pun tak kurang dari 4 km. Rencana
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti akan
Mengembangkan lokasi pantai Beting Beras ini sebagai
destinasi objek wisata dengan membangun gazebo-gazebo dan
jembatan terapung serta menyiapkan kapal pesiar dan
perahu-perahu nelayan khas wilayah ini.
Tasik Putri Pepuyu
Tasik Puteri Pepuyu terletak di Desa Tanjung Padang /
Pulau Padang Kecamatan Merbau. Lokasi tasik ini merupakan
daerah di tengah hutan lindung yang belum banyak tersentuh
oleh manusia, sehingga belum ada kerusakan dan perubahan
berarti.
Tasik Putri Pepuyu terkenal dengan legenda tentang “Cinta Raja Terubuk dan Putri Pepuyu” yang tidak kesampaian. Selain sangat indah dan penuh nuansa mistik, Tasik Putri Pepuyu juga
menjanjikan potensi wisata danau alam yang menantang seperti
diving, berperahu maupun berkemah dan lain-lain. Sementara
itu, tasik legenda ini pun dipercayai menjadi habitat tempat hidup
dan berkembang biaknya berbagai jenis ikan hias, termasuk
golden arwana dan salamander yang sangat langka. Namun,
ketika melihat adanya perusahan kayu yang beroperasi tak jauh
dari lokasi tasik indah ini, maka diharapkan pemerintah daerah
maupun nasional egera menyelamatkan areal tasik ini dari
rambahan dan penebangan liar, serta segera melakukan
pemetaan wilayah antara hutan lindung dan batas HTI
II-17
Pantai Dorak
Dorak menurut bahasa setempat berarti wadah atau tempat
penampungan air. Dinamai demikian konon katanya tempat ini
pernah ditemukan tempat air yang terbuat dari emas oleh
penduduk setempat. Selain dorak, menurut cerita yang ada
dimasyarakat tempat ini sebenarnya masih tersimpan
barang-barang lain yang terbuat dari emas. Namun tidak sembarang-barang
orang mampu melihatnya, konon selain dijaga ular raksasa
berwarna kuning, hanya orang-orang yang mempunyai
kekuatan gaib yang bisa melihat benda-benda tersebut.
Terletak diujung jalan dorak, Selatpanjang pantai ini mudah
diakses karena pemerintah setempat sudah menyediakan
akses yang memadai menuju lokasi ini. Tak heran karena
tempat ini di proyeksi menjadi kawasan wisata dan bisnis yang
dilengkapi sarana pelabuhan ferry.
Berada dipersimpangan Sungai Suir dan Selat Air Hitam
pantai ini juga menjadi lokasi bongkar muat barang terutama
bahan bangunan seperti kayu bakau, pasir dan batu yang
didatangkan dari Tanjung Balai Karimun. Tidak berpasir putih
seperti kebanyakan pantai lainnya, pantai ini menawarkan
keindahan kawasan hutan bakau alami dengan ekosistem
yang benar-benar terjaga. Selain bisa menikmati
keanekaragaman hayati hutan bakau, berbagai fauna juga
akan bisa dijumpai seperti burung, monyet, ular, biawak hingga
buaya.
2.2.3 Pertambangan
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi tambang
minyak dan gas. Potensi tambang minyak dan gas Meranti ini tidak hanya
tersebar di daratan, tapi juga berada dikawasan lepas pantai.
Berdasarkan data peta sebaran tambang migas Dinas Pertambangan dan
II-18 dibeberapa titik. Diantaranya di Pulau Padang, laut Lalang (berbatasan
dengan Siak), pulau Rangsang, Pulau Tebing Tebing Tinggi dan Pulau
Topang. Potensi migas Meranti ini belum semuanyatergarap, dan menjadi
bahan cadangan tambang migas masa depan Meranti yang akan menjadi
sektor andalan Pendapatan Asli Daerah.
Dari beberapa titik potensi pertambangan migas Meranti,
sebagian telah dieksplorasi, misalnya pertambangan minyak bumi oleh
Kondur Petroleum SA (sekarang EMP Malacca Strait) di Pulau Padang.
Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Kepulauan Meranti, terjadi peningkatan jumlah lifting minyak yang
dioperasikan oleh EMP Malacca Strait / Kondur Petroleum SA yang
mampu produksi 8500 barel/hari.
Selain minyak bumi, juga ada gas bumi sebesar 12
MMSCFD (juta kubik kaki per hari) yang direncanakan penggunaannya
dimulai 2011–2020. Sampai saat ini EMP Malcca Strait masih terus
berupaya melakukan eksplorasi, untuk mencari sumur-sumur minyak baru
di wilayah kerjanya di Kabupaten Kepualaun Meranti. Selain memusatkan
pencarian sumur-sumur baru di Pulau Padang, yang menjadi sentral
eksploitasi tambang migas, EMP dalam tahun 2013 ini juga akan
melakukan eksplorasi di wilayah kerjanya di luar Pulau Padang,
diantaranya di Pulau Tebing Tinggi tepatnya di blok Sungai Suir.
Meskipun belum ada data pasti berapa potensi tambang minyak di
kawasan ini, berdasarkan data Distamben Meranti potensi tambang
minyak di Blok Suir Mahakam ini sangat besar.
Dengan demikian, kedepan Meranti akan menambah
produksi tambang minyak dan gasnya. Kabupaten Kepulauan Meranti
masih memiliki banyak potensi pertambangan yang belum digarap. Untuk
sektor pertambangan minyak dan gas, Meranti masih menyimpan
sejumlah titik lokasi migas yang sangat potensial. Ini akan menjadi sektor
andalan Meranti dimasa datang. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Meranti berupaya agar potensi-potensi tambang migas ini bisa
dikelola dengan baik sehingga benar-benar bermanfaat untuk
II-19 Sebagaimana yang terlihat pada peta migas tersebut,
bahwa masih terdapat beberapa spot kawasan prospek minyak bumi
yang masih bisa dieksploitasi lebih luas baik oleh operator migas yang
telah beroperasi saat ini maupun oleh calon-calon investor migas lain
yang memiliki minat mengeksplorasi cadangan migas yang terkandung di
Kabupaten Kepulauan Meranti.
Bedasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2013. Dari dua perusahaan
tambang bijih timas yang beroprasi secara resmi di Meranti, yakni PT
Perkit Jaya dan PT Meranti Intan Mulias, baru PT Perkit Jaya yang sudah
berhasil melakukkan eksploitasi pada tahun 2013. Berdasarkan data
resmi laporan pihak perusahaan terkait ke pada Distamben Meranti, pada
tahun 2013 setidaknya PT Perkit sudah berhasil mengangkat 5000 kampit
bijih timas atau sekitar 250 ton bijih timah. Kedepan, dengan
beroperasinya kedua perusahaan penambang bijih timah ini,
diperhitungkan produksi tambang bijih timah Meranti seiring dengan
upaya ekplorasi dan eksploitasi potensi tambang biji timah oleh kedua
perusahaan terkait.
2.3. Demografi dan Urbanisasi
Bagian ini berisikan pembahasan mengenai karakteristik penduduk
kabupaten/kota berdasarkan:
i. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan
ii. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk
iii. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan
iv. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi
Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Kab. Kepulauan Meranti pada tahun 2015 tercatat sebanyak
181.095 jiwa yang terdiri 93.017 jiwa laki-laki dan 88.078 jiwa perempuan.
Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah kecamatan Tebing
Tinggi yaitu 55.870 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya
II-20 komposisinya, penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan.
Penduduk laki-laki berjumlah 93.017 jiwa dan perempuan berjumlah 88.078
jiwa. Rasio jenis kelamin 106. Rasio jenis kelamin yang paling tinggi terdapat
di Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Kecamatan Rangsang 113 dan rasio
jenis kelamin yang paling rendah terdapat di Kecamatan Rangsang Barat dan
Tasik Putri Puyu sebesar 101.
Tabel 2. 4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan
Meranti Berdasarkan Kecamatan tahun 2015 Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2016
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan
pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan
yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan adalah
menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu
II-21 (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan.
Tabel 2.5 Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan
Tahun
Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2016 (Data Diolah)
Dari Tabel di atas diketahui bahwa penurunan tingkat penduduk
miskin terjadi signifikan pada tahun 2011 yaitu dari 42,56% menjadi 34,53%.
Untuk data proyeksi penduduk merupakan data BPS yang dihitung
berdasarkan data rasio penduduk yang dihitung dari tahun 2013, 2014 dan
2015. Berdasarkan hitungan tersebut, terdapat rasio pertumbuhan 0,006288
sehingga diperoleh proyeksi penduduk utnuk tahun 2016 s/d tahun 2010 di
Kabupaten Kepulauan Meranti. Berikut adalah data proyeksi penduduk di
Kabupaten Kepulauan Meranti.
Tabel 2. 6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Kepulauan Meranti
Tahun 2016-2020
Tahun (Jiwa)
Rasio Proyeksi Penduduk
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Untuk penduduk perkotaan, diambil dari jumlah penduduk di
Kecamatan Tebing Tinggi sebagai pusat Kota dari Kabupaten Kepulauan
Meranti. Proyeksi diperoelh dari angka rasio yang dihitung dari tahun 2013 s/d
II-22 penurunan jumlah penduduk yang tinggi pada tahun 2014 di Ibu kota
Kepulauan Meranti tersebut.
Tabel 2. 7 Proyeksi Penduduk Perkotaan (Tebing Tinggi) di Kabupaten Kepulauan Meranti 2016-2020
Tahun (Jiwa)
Rasio Proyeksi Penduduk
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1 Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Pendapatan Regional dapat digunakan antara lain untuk
mengetahui besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi
suatu wilayah. Dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Kepulauan
Meranti dapat diketahui besarnya laju pertumbuhan dan struktur ekonomi
Kabupaten Kepulauan Meranti.
Bersarkan hasil perhitungan PDRB tahun 2015, angka PDRB
atas dasar harga berlaku mencapai 15,14 triliun rupiah dengan
konstribusi dari kategori A (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) masih
menjadi penyumbang terbesar dengan sumbangan sebesar 34,6%. Jika
dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, kabupaten kepulauan meranti
memiliki pertumbuhan ekonomi sebersar 2,68% dimana angka ini
menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam publikasi
ini dilakukan beberapa revisi angka yang sebelumnya pernah dirilis di
II-23 Tabel 2. 6 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2012 (%)
Sumber : PDRB Meranti Menurut Lapangan Usaha, 2016
Sektor industri merupakan sektor yang berhubungan erat
dengan sektor pertanian dan sektor perdagangan. Selama 3 tahun
terakhir tidak ada perkembangan signifikan jumlah perusahan yang ada
di Kepulauan Meranti. Dari tahun 2013 sampai 2015, Kepulauan Meranti
memiliki 1.385 perusahaan. Jika dilihat dari tenaga kerja yang
menopang perusahaan tersebut pada tahun 2015 terjadi kenaikan cukup
pesat sebesar 1.633 orang dari tahun 2014.
Untuk memenuhi kegiatan di Kabupaten Kepulauan Meranti
Terdapat beberapa sarana perdagangan antara lain 8 pasar, toko, kios
dan warung. Sarana penunjang kegiatan ekonomi lain yang ada di
kabupaten kepulauan meranti adalah berdirinya 501 koperasi diseluruh
wilayah yang memiliki simpanan koperasi mencapai 17 triliun rupiah
II-24 2.4.2 Data Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Pendapatan per kapita dihitung dengan pendekatan nilai
PDRB dibagi jumlah penduduk, meskipun pendekatan tersebut memiliki
kelemahan namun telah dianggap dapat memberikan gambaran tingkat
kesejahteraan penduduk suatu daerah dari waktu kewaktu atau
perbandingannya dengan daerah lain. Nilai PDRB per kapita Kabupaten
Kepulauan Meranti dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Data PDRB per kapita Kabupaten Kepulauan Meranti
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013 disajikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.8 PDRB Perkapita Kabupaten Kepulauan Meranti (%)
No. PDRB 2010 2011 2012 2013
1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
- Dengan Migas 45,04 51,07 2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan
- Dengan Migas 12,11 12,38 Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti 2015
Selama empat tahun nilai PDRB per kapita ADHB pada
Kabupaten Kepulauan Meranti mengalami peningkatan cukup tinggi
dengan trend yang selalu positif. Tahun 2010 nilainya sebesar
45,04%dan meningkat 6,03% pada tahun 2011 yang nilainya menjadi
51,07%, lalu tahun 2012 meningkat kembali sebesar 8,07% sehingga nilai
PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi 59,14%, kemudian pada
tahun 2013 meningkat kembali sebesar 10,16% sehingga nilai PDRB
Kabupaten Kepulauan Meranti Menjadi 69,3%. Jika komponen migas
dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka besarnya PDRB per kapita
II-25 lalu tahun 2011 meningkat 6,25% sehingga nilai PDRB Per Per Kapita
ADHB non migas menjadi 40,29%, kemudian tahun 2012 meningkat
kembali sebesar 7,25% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan
Meranti menjadi 47,54%, berikutnya pada tahun 2013 meningkat kembali
sebesar 10,13% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti non
migas Menjadi 57,67%.
Peningkatan PDRB per kapita ADHB belum menggambarkan
peningkatan secara riil, karena masih adanya pengaruh kenaikan harga
atau tingkat inflasi yang terjadi di wilayah tersebut. Adapun PDRB per
kapita atas dasar harga konstan (ADHK) memberi gambaran pendapatan
per kapita penduduk yang riil tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga
dan menunjukan perubahan tingkat kesejahteraan penduduk.
Pada tahun 2010 PDRB per kapita riil (jika migas dimasukkan
dalam penghitungan PDRB) sebesar 12,11% dan meningkat 0,27% pada
tahun 2011 yang nilainya menjadi 12,38%, lalu tahun 2012 meningkat
kembali sebesar 0,59% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan
Meranti menjadi 12,97%, kemudian pada tahun 2013 meningkat kembali
sebesar 0,68% sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti
Menjadi 13,65%. Hal tersebut memberi arti bahwa selama periode tahun
2010 – 2013 secara riil daya beli masyarakat terus meningkat walaupun
tidak besar nilai peningkatannya.
Jika migas dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka dalam
kurun waktu empat tahun ini PDRB riil perkapita masyarakat Kabupaten
Kepualauan Meranti juga terus meningkat dengan ditunjukkan angka
yang menunjukkan trend yang positif. Pada tahun 2010 PDRB per kapita
riil sebesar 8,05% dan meningkat 0,38% pada tahun 2011 yang nilainya
menjadi 8,43%, lalu tahun 2012 meningkat kembali sebesar 0,66%
sehingga nilai PDRB Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi 9,09%,
kemudian pada tahun 2013 meningkat kembali sebesar 0,99% sehingga
II-26 Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten yang
tidak terlepas dari permasalahan kemiskinan. Namun, sebagaimana dapat
dilihat dari tabel 2.8, bahwa jumlah penduduk miskin berdasarkan Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) tidak terlalu signifikan. Dari jumlah total
penduduk tahun 2014 yang berjumlah 179.894 jiwa, terdapat 9.841 jiwa
penduduk miskin atau 5,3% dari jumlah total penduduk. Adapun jumlah
terbanyak terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi yang merupakan Ibukota
Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan yangterendah adalah Kecamatan
Tebing Tinggi Timur.
Tabel 2. 9 Proporsi Keluarga Miskin per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2014
No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (Jiwa)
1 Tebing Tinggi Barat 1.090
2 Tebing Tinggi 3.694
3 Tebing Tinggi Timur 310
4 Rangsang 392
5 Rangsang Pesisir 431
6 Rangsang Barat 887
7 Merbau 722
8 Pulau Merbau 1.002 9 Putri Puyu 953
Jumlah 9.481 Sumber : Kecamatan di Kab. Kep. Meranti Dalam Angka 2015
2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis
2.4.3.a Topografi
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan wilayah di
Pesisir Timur Pulau Sumatera yang merupakan dataran rendah
dengan kondisi topografi yang sebagian besar relatif datar dengan
II-27 berkisar antara 0-2% dan memiliki ketinggian 5-7 meter diatas
permukaan laut. Wilayah datar ini sebagian besar terdiri dari rawa
gambut dan rawa lebak sedangkan sebagian lagi upland dengan
lereng berkisar 0-25. Untuk jenis tanah berdasarkan bentuk dan
ukuran butirannya, jenis tanah di Kabupaten Kepulauan Meranti
dibedakan atas 3 (tiga) bagian, yaitu tekstur halus yang dapat
dijumpai pada hampir semua kecamatan, tekstur sedang (lumpur)
dan tekstur kasar (pasir).
Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya
merupakan dataran rendah di pesisir Timur Pulau Sumatera
dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-10 m di atas permukaan laut.
Wilayah Selat Panjang Kota, Sungai Tohor, Alai, Tanjung Samak,
Tanjung Kedabu, Bantar, Teluk Belitung, Putri Puyu, dan Renak
Rungun berada pada rata-rata ketinggian antara 5-7 meter di atas
permukaan laut. Dikarenakan berada pada ketinggian yang relatif
rendah dari permukaan laut, maka bentuk lahan atau topografi
daerah ini adalah datar (0-3%).
2.4.3.b Geologi
Semua wilayah terdiri atas formasi geologi muda, yaitu
aluvium muda (Qh) dan alluvium tua. Formasi ini merupakan
daerah belakang pantai yang berawa dan alur-alur pasang surut
dengan litologi lempung, lanau, dan sisa tumbuhan di rawa
gambut. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa seluruh
wilayah didominasi oleh endapan rawa yang berupa lumpur, liat,
dan bahan organik. Endapan lumpur dan liat umumnya dijumpai di
daerah pantai. Bagian yang jauh dari pantai terbentuk tanah
dengan bahan induk organik yang merupakan sisa vegetasi rawa.
Bahan endapan rawa merupakan proses akumulasi atas aktifitas
laut/marin dan sungai. Akibat keadaan tata air yang kurang baik
maka terjadilah penumpukkan bahan organik karena proses
II-28 (gambut). Sebahagian besar lahan gambut ini telah diusahakan
oleh masyarakat untuk pertanian.
Menurut sistem taksonomi tanah, Kabupaten Kepulauan
Meranti mempunyai tiga ordo tanah utama yang dapat
diklasifikasikan menjadi Histosol, Entisol, dan Inseptisol (Soil
Survey Staff, 1998). Histosol pada kategori greatgroup diuraikan
menjadi Haplofibrists, Haplohemists, Haplosaprists, dan
Sulfohemists; Entisol menjadi Hydraquents dan Sulfaquents;
Podsolik Coklat dan Regosol menjadi Dystrudepts dan
Udipsamments.
Histosol (Organosol) merupakan jenis tanah yang
mempunyai penyebaran paling luas. Jenis ini dijumpai pada daerah
yang lebih jauh dari pantai yaitu pada daerah cekungan atau
depresi, dimana gerakan naik turunnya air tanah dipengaruhi
pasang surut harian air laut. Pada bagian pantai atau tanggul
sungai dijumpai Entisol (Aluvial dan Regosol) dan Inceptisol
(Podsolik Coklat) dengan kondisi drainase tanah jelek dan luasan
yang sedikit. Salah satu sifat gambut yang terpenting adalah
kemampuan menahan air yang besar. Selain daya menahan air,
gambut juga mempunyai daya lepas air (yaitu jumlah air yang
dilepaskan jika permukaan air diturunkan per satuan kedalaman)
yang juga besar.
Dalam kaitan ini, keberadaan lahan gambut yang sangat
dalam (>4 m) sangat penting untuk dipertahankan sebagai daerah
konservasi air. Peran ini semakin penting karena di bagian pesisir
Kabupaten Kepulauan Meranti terdapat kota-kota pantai seperti
Selat Panjang Kota. Di wilayah pesisir, intrusi air laut
menyebabkan kualitas air tanah di wilayah ini bersifat asin/payau
dengan salinitas tinggi, sehingga tidak baik untuk air pengairan
lahan-lahan pertanian dan sebagian masyarakat terpaksa
II-29 2.4.3.c Klimatologi
Iklim di Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya
beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 250 s/d 32oC dengan curah hujan pada 2015 berkisar antara 0,35 – 48,80 mm per tahun.
Tabel 2. 10 Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012-2015 (mm)
Sumber : Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka, 2016
2.4.3.d Hidrologi
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak sungai,
baik besar maupun kecil, yaitu terdapat 13 buah sungai diantaranya
terdapat di Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang, Kecamatan
Tebing Tinggi dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sungai-sungai
tersebut adalah Sungai Merbau, Sungai Selat Akar, Sungai Pinang
II-30 Sungai Batang Hari, Sungai Suir Kiri, Sungai Tohor, Sungai
Perumbi, Sungai Suir Kanan, dan Sungai Jabi. Selain itu terdapat
sungai yang terdapat tasik diantaranya Tasik Putri Puyu, Tasik
Tanjung Padang, Tasik Air Putih, Tasik Ular, Tasik Penyagun, Tasik
Meskil, Tasik Nambus dan Tasik Perekat di Kecamatan Merbau,
Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebing Tinggi.
Kualitas air tanah di daerah wilayah pesisir bersifat
asam atau payau dengan salinitas tinggi, sehingga untuk kebutuhan
air sehari-hari, sebagian besar penduduk memanfaatkan air hujan.
Kualitas air di perairan pesisir pada umumnya dipengaruhi oleh
aktivitas masyarakat di sepanjang sungai yang bermuara ke
perairan tersebut, kegiatan wilayah pesisir itu sendiri, dan kegiatan
laut lepas yang berbatasan dengan perairan pesisir dimaksud. Selat
Bengkalis menjadi lalu lintas pelayaran. Sungai-sungai ini banyak
dilayari oleh kapal-kapal dan kegiatan penduduk seperti
perkebunan, perikanan, perkayuan, dan lain-lain. Keadaan drainase
wilayah sebagian besar dicirikan oleh adanya tanah gambut yang
tersebar di Kecamatan Tebing Tinggi dan Rangsang. Hampir
seluruh wilayah pesisir kadang-kadang terjadi genangan.
Keberadaan gambut yang mendominasi lahan
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan kantong-kantong
penyimpanan air yang sangat besar. Berdasarkan penelitian
menunjukkan 1 m³ lahan gambut menyimpan 850 liter air
(Muhammad M. Noor 2001). Adanya potensi sumberdaya air
tersebut perlu dipertimbangkan upaya pemanfaatannya sebagai
alternatif sumber air bersih setempat.
Bahan tanah gambut memegang peranan penting dalam
sistem hidrologi suatu lahan rawa. Salah satu sifat gambut yang
berperan dalam sistem hidrologi adalah daya menahan air yang
dimilikinya. Gambut memiliki daya menahan air yang besar hingga
300 – 800 % dari bobotnya. Selain daya menahan air, gambut juga
memiliki daya melepas air (yaitu jumlah air yang dilepaskan jika
II-31 Dalam kaitan ini, keberadaan lahan gambut yang sangat dalam (>4
meter) sangat penting untuk dipertahankan sebagai daerah
konservasi air. Peran ini semakin penting jika dibagian hilir terdapat
kota – kota seperti Kota Selat Panjang dan Alai. Di wilayah pesisir,
instrusi air laut menyebabkan kualitas air tanah di Kabupaten
Kepulauan Meranti ini bersifat asin/payau dengan salinitas tinggi,
sebagaian masyarakat memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan air
bersih.
Kualitas perairan Kabupaten Kepulauan Meranti
tergolong dalam kualitas sedang, kandungan logam berat Pb, Cd,
dan Cu tergolong tinggi dan melebihi baku mutu. Perairan Selat
Kepulauan Meranti mempunyai kualitas air yang dapat dikatakan
baik, dengan catatan kandungan ketiga logam berat (Pb, Cd dan
Cu) melebihi baku mutu bagi biota laut baik untuk keperluan
budidaya perikanan maupun untuk keperluan taman laut konservasi.
Kedalaman laut dibedakan atas laut dangkal dan laut dalam. Laut
dangkal memiliki kedalaman berkisar 3 – 20 meter. Pada lokasi
tertentu kedalam laut berkisar 20 – 30 meter, yang merupakan
kedalaman efektif sebagai lokasi pelabuhan. Sedangkan yang
termasuk laut dalam adalah perairan Selat Malaka dengan
kedalaman berkisar 20 – 40 meter. Perairan ini telah dimanfaatkan
sebagai jalur pelayaran kapal.
Perairan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti
menimbulkan arus dan gelombang laut yang cukup besar secara
periodik, khusus di perairan Selat Malaka. Arah arus dan gelombang
laut cenderung terjadi satu arah, yakni Barat – Timur dan Timur –
Barat.
2.4.4 Data Risiko Bencana Alam
Data Risiko Bencana Alam di Kabupaten Kepulauan Meranti
berdasarkan karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang
II-32 yang menyebabkan terjadinya abrasi sangat kuat diwilayah Kepulauan
Meranti.
Pulau - pulau di Kabupaten Kepulauan Meranti yang
menghadap ke Perairan Selat Malaka, umumnya berpotensi bencana
abrasi. Pulau Rangsang sebagai salah satu kawasan yang menunjukkan
terjadinya abrasi yang sangat besar terutama pada Kecamatan Rangsang
dan kecamatan Rangsang Barat. Abrasi yang terjadi, nampaknya telah
menimbulkan persoalan-persoalan yang menghambat pelaksanaan
pembangunan dermaga/pelabuhan, mengurangi lahan produksi
pertanian, secara bertahap luas Pulau Rangsang semakin berkurang dan
mempengaruhi kerusakan ekosistem kawasan pesisir di Kabupaten
Kepulauan Meranti. Kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten
Kepulauan Meranti juga termasuk kawasan rawan banjir. Kawasan
tersebut antara lain berada pada seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Kepulauan Meranti.
2.4.4.1 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
Terdapat beberapa isu strategis terkait pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang termuat didalam RPJMD 2016
Kabupaten Kepualaun Meranti.
2.4.4.1.a Isu Strategis Daerah
Penelaahan RPJPD merupakan langkah utama
dalam perumusan RPJMD mengingat RPJMD merupakan
penjabaran dari tahapan pembangunan periode 5 (lima)
tahunan berkenaan dalam RPJPD.
Pelaksanaan dan pencapaian RPJM ke-2
ditujukan untuk mewujudkan Kabupaten Kepulauan Meranti
sebagai Kawasan Niaga melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang salah satunya adalah Bidang Cipta Karya
yang dalam hal ini adalah percepatan pembangunan
II-33 1) Pengembangan infrastruktur transportasi jalan dan laut
pada tahap ini ditandai dengan peningkatan kuantitas,
kemantapan infrastruktur yang telah ada serta
melanjutkan pembangunan infrastruktur strategis yang
telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
2) Pembangunan infrastruktur transportasi terutama jalan
sebagai aksesibilitas masyarakat diarahkan pada
peningkatan kualitas jalan dengan pola penanganan
yang terpadu antara lain dengan memperhatikan saluran
dan kondisi drainase di sekitarnya.
3) Pengembangan seluruh sistem jaringan utilitas kota
diarahkan pada sistem terpadu dengan konstruksi
ducting system. Sistem ini akan meningkatkan
keamanan jaringan utilitas serta meningkatkan kualitas
estetika kota.
4) Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan pada
sarana prasana air minum dan sanitasi, listrik, gas serta
sarana prasana telekomunikasi terus ditingkatkan guna
meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat.
5) Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten akan selalu
memprioritaskan kawasan-kawasan yang harus
diselamatkan seperti kawasan lindung serta
kawasan-kawasan yang secara alami rentan terhadap bencana.
Kawasan-kawasan tersebut tetap dikembangkan
sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak
terbangun. Selain itu kawasan budaya peninggalan
masa lalu (Cagar budaya) baik berupa bangunan
maupun situs perlu dilestarikan.
6) Dalam upaya pencegahan degradasi lingkungan,
dilakukan peningkatan kuantitas resapan limpahan air
permukaan dalam upaya mengembalikan kandungan air
tanah dan mengendalikan daya tampung sungai seiring
II-34 Mengembalikan fungsi konservasi kawasan bantaran
sungai, perlindungan mata air, sumur resapan dan
pengalokasian ruang terbuka hijau (RTH) dilakukan
secara bertahap dengan pendekatan partisipatif.
2.4.4.2 Isu Strategis Bidang Cipta Karya
2.4.4.2.a. Penyediaan Air Minum
Pada sistem perpipaan saat ini, sistem
penyediaan air minum Kabupaten Kepulauan Meranti
mengalami berbagai permasalahan baik dalam hal teknis
maupun maupun non teknis. Di antara permasalahan tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Aset dari PDAM Bengkalis tidak operasional lagi.
2) Tingkat pelayanan sistem perpipaan untuk seluruh
Kabupaten Kepulauan Meranti belum ada.
3) Banyak aset SPAM yang rusak dan hilang, sehingga
harus dilakukan revitalisasi, terutama bagian intake dan
IPA.
4) Diperlukan bantuan teknis untuk pengelolaan air minum di
Kabupaten Kepulauan Meranti.
5) Kelembagaan yang menangani SPAM kabupaten
Kepulauan Meranti berupa UPT, di bawah Dinas
Pekerjaan Umum.
Sedangkan untuk sistem non perpipaan, saat ini
pelayanan air bersih di Kabupaten Kepulauan Meranti belum
optimal. Sistem non perpipaan umumnya dikelola sendiri oleh
masyarakat. Adapun permasalahan yang ada pada sistem
non perpipaan ini adalah :
1) Kualitas air tanah yang kurang bagus;
2) Banyak masyarakat yang belum melindungi sumur gali
II-35 3) Belum ada pengolahan tersendiri untuk kualitas air tanah
dangkal yang kualitas kurang bagus;
4) Kedalaman sumur umumnya dangkal (12 – 16 meter);
5) Bantuan yang diberikan secara bergulir untuk
pembangunan sumur-sumur gali, PAH maupun sumur bor
sering macet dan tidak berjalan dengan baik.
6) Kondisi sistem pelayanan air minum non perpipaan yang
mengunakan PAH yang secara kualitas dan kuantitas
tidak memenuhi syarat, sehingga saat musim kemarau
pada umumnya masyarakat Kabupaten Kepulauan
Meranti sulit mendapatkan air bersih.
2.4.4.2.b Penyehatan Lingkungan Permukiman
Terdapat beberapa isu strategis bidang
penyehatan ligkungan permukiman di Kabupaten Kepulauan
Meranti diantaranya adalah :
1) Frekuansi genangan secara rutin sekitar 17 % genangan
selama 1 -3 jam, 7,5 % air tergenang selama kurang dari
1 jam, 26,4 % air tergenang lebih dari 1 hari dengan luas
area pemukiman rawan genangan/banjir 9683 (ha).
2) Cakupan wilayah pelayanan tidak menjangkau seluruh
kecamatan yang ada dikarenakan akses dan geografis
daerah yang merupakan kepulauan serta jumlah armada
dan petugas yang belum memadai.
3) Sudah dibangun IPAL Komunal dibeberapa desa namun
belum bisa beroperasi.
2.4.4.2.b. Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Belum optimalnya peran serta masyarkat dalam pentaan
bangunan dan lingkungan
2) Masih terbatasnya pendanaan dalam penyediaan
II-36 3) Masih banyaknya pembangunan tanpa izin.