• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Keanekaragaman tanaman umbi-umbian semakin menurun, bahkan hampir. punah.meskipun budidayanya mudah dan sederhana, minat petani untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Keanekaragaman tanaman umbi-umbian semakin menurun, bahkan hampir. punah.meskipun budidayanya mudah dan sederhana, minat petani untuk"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

1

I. PENDAHULUAN

Keanekaragaman tanaman umbi-umbian semakin menurun, bahkan hampir punah.Meskipun budidayanya mudah dan sederhana, minat petani untuk mengembangkan masih rendah. Dengan demikian budidaya tanaman umbi-umbian ini belum dijadikan alternative sumber pendapatan bagi petani.

Tanaman talas sebagai salah satu tanaman umbi-umbian merupakan bahan pangan sumber kalori nonberas yang ditanam secara turun-temurun di Jawa,Asia,bahkan di Kepulauan Pasifik. Tanamn ini berasal dari Asia Tenggara yang menyebar ke Cina, Jepang, dan daerah Asia tenggara lainnya, dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik oleh migrasi penduduk. Di Indonesia, talas dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan diatas 1000 meter dari permukaan laut Subandi, dkk (2003).

Para pakar pertanian dunia berpendapat bahwa talas merupakan bahan pangan yang potensial pada masa mendatang. Potensi talas sebagai bahan pangan adalah sebagai berikut.

1. Talas merupakan tanaman penghasil kalori yang produktif. Tiap 100 gram bahan mengandung 98 kal yang penting artinya dalam program penganekaragaman (diversifikasi)makanan nonberas.

2. Biaya produksi usaha tani talas relative rendah sehingga dapat dijangkau oleh petani kecil berlahan sempit atau bermodal sedikit

(5)

2

3. Pola usaha tani talas tidak terikat oleh iklim. Budidaya talas dapat dilakukan setiap waktu sepanjang tahun dengan resiko kegagalan relative kecil Rukmana R, (1998).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh konsentrasi garam terhadap kualitas keripik talas dan menguji kadar garam yang optimum terhadap kripik talas yang dihasilkan.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan keterangan atau informasi tentang pengaruh konsentrasi garam dalam pembuatan keripik talas.

Bagi politeknik Pertanian Negeri samarinda, data dan informasi tersebut dapat digunakan sebagi pengembangan ilmu pengolahan hasil perkebunan yang sangat berguna bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

(6)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Talas (Colocasia esculenta L)

Menurut Rukmana (1998) kedudukan tanaman talas dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu) Ordo : Arales

Famili : Araceae

Genus : Colocasia

Spesies : Colocasia esculenta (L.) Schott

Menurut Rukmana (1998) talas sering disebut keladi, taro, gabi, bahkan sinonim dengan talas bogor. Kerabat dekat tanaman talas yang masih satu spesies adalah Dasheen atau talas padang (c. gigantea(Bl) Hook f., sedangkan sejenis talas berbeda genus (marga) adalah kimpul atau talas lahung indung (Xanthosoma violaceum Shott),X. Talas juga termasuk tanaman semusim (setahun), namun dapat tumbuh bertahun-tahun. Karakter tanaman talas bersifat sukulen (herbaceous),artinya banyak mengandung air.

(7)

4

B. Tinjauan Umum tentang Keripik Talas

Talas yang paling banyak dibudidayakan secara komersial adalah talas bogor karena hasilnya yang tinggi dan cocok bila digoreng ini pun dibuat kripik. Talas bogor mempunyai ciri daun berbentuk hati,warna pelepah daun bervariasi,rasa umbi enak dan pulen. Selain talas bogor, banyak pula ditanam talas loma (Colocosia esculenta L. schoot). Bogor sebagai sentra utama produksi talas nasional belum terlihat berupaya untuk meningkatkan nilai tambah terhadap komoditi talas yang dimilikinya. Usaha budidaya talas yang ada didaerah bogor, sudah selayaknya ditingkatkan menjadi produk-produk pangan olahan. Untuk kegiatan ini, jenis talas yang dipilih masyarakat untuk dibudidayakan adalah adalah talas bogor. Peluang kita untuk mengekspor keripik talas cukup besar. Dalam hal ini ,budidaya talas dan disertivikasi produk olahannya patut digalakkan. Budidaya talas mudah dilakukan dan tidak bersifat musiman (Anonim, 2003).

Menurut Desi (2008) bahan – bahan pembuat talas adalah 1 kg talas (diiris bentuk korek api), 1 sendok teh garam, 1 sendok teh air kapur sirih, air untuk merendam, minyak untuk menggoreng. Cara pengolahannya dengan merendam talas dalam air yang telah dicampur garam & air kapur sirih selama kurang lebih 1 jam, kemudian ditiriskan lalu goreng dalam minyak panas sampai warnanya coklat matang, biarkan agak dingin lalu masukan ke tempat kedap udara biar keripiknya tetap crunchy.

(8)

5

C. Tinjauan Umum Tentang Talas bogor

Ciri-ciri dari talas bogor (C. Esculenta (L.) menurut Rukmana (1998) adalah sebagai berikut.

1. Daun berbentuk hati dengan ujung pelepah daun tertancap agak ketengah helai daun sebelah bawah

2. Ubinya berbentuk silinder samapai agak bulat.

3. Rasa ubinya enak dan mengandung kristal yang menyebabkan gatal-gatal. 4. Warna pelepah daun bervariasi.

5. Habitat tumbuhnya di dataran rendah sampai daerah yang berketinggian 1.000 m dpl.

Tabel Kandungan Zat Gizi dalam Umbi Talas per 100 gr Bahan

Zat Gizi Kandungan

Kalori (kal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (SI) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (gr) 98 1,9 0,2 23,7 28 61 1,0 20 0,13 4 73,8 Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI, 1981t

(9)

6

D. Tinjauan Umum Tentang Garam

Garam Beriodium adalah Garam yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, dan ternak, dapat sebagai bahan pengasinan ikan dan bahan penolong industri pangan yang komponen utamanya Natrium Chlorida (NaCl) melalui proses iodisasi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (Anonim, 2008).

Menurut BSN (2008) mutu garam diatur dalam SNI 1 -3556-2000. Persyaratan mutu meliputi kadar air maks. 7%b/b; kadar NaCL dihitung dari jumlah Cl- min. 94, 7%b/b; iodium dihitung sebagai KIO3 min. 30 mg/kg; cemaran logam (Pb maks. 10 mg/kg, Cu maks. 10 mg/kg, Hg maks. 0,1 mg/kg); As maks. 0,1 mg/kg. Garam adalah senyawa logam yang terbuat dari asam, yaitu dengan mengganti sebagian atau keseluruhan atom hydrogen dari asam logam basa.

(10)

7

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.

2. Waktu

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1 bulan yaitu terhitung dari tanggal 25 Agustus 2008 – 25 September 2008.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pisau b. Talenan c. Baskom d. Timbangan e. Kompor f. Wajan g. Sutil h. Spiner i. Oven j. cawan

(11)

8

2. Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Talas yang sudah tua 9 kg

b. Garam 216 gram c. Air 9 liter d. Minyak goreng e. Plastik C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan sampel

Persiapan umbi talas bogor sebanyak 9 kg untuk semua perlakuan. 2. Persiapan garam

a. Garam yang dibutuhkan sebanyak 216 gram

b. Lakukan pengenceran kedalam air dengan konsentrasi (K1 16 gram/liter ,

K2. 18 gram/liter, K3 20 gram/liter)

3. Perlakuan

a. Kupas umbi talas lalu iris dengan ketebalan 1-3 mm

b. Kemudian hasil irisan dicuci hingga benar-benar bersih, setelah itu irisan talas di rendam selama 10 menit lalu tiriskan.

c. Goreng irisan talas kedalam minyak yang sudah panas sampai berwarna coklat matang.

d. Kemudian dinginkan hasil gorengan dan masukkan kedalam spiner sampai minyak benar-benar berkurang.

(12)

9

Buah

Diagram Alir Pembuatan Keripik Talas

D. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan diulang 3 kali, perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi garam : 16 gram, 18 gram dan 20 gram.

Parameter Pengamatan yang di uji adalah : Dikupas

Dicuci

Pengirisan 1-3 mm

Penggorengan

Pendinginan (diangin-anginkan) Penrendaman selama 15 menit

(13)

10

a. Uji Kadar Air

Keripik yang dihasilkan lalu diuji analisis kadar airnya dengan cara : 1) Cuci cawan sebanyak 4 buah

2) Lalu oven dengan suhu 105 0C

3) Kemudian cawan dimasukan kedalam desikator selama 15 menit 4) Lalu timbang cawan tersebut

5) Isi cawan dengan bahan sebanyak 2-3 gram 6) Panaskan dalam oven selama 2 jam

7) Masukan kedalam desikator selama 10 menit 8) Kemudian ditimbang

9) Setelah itu dikeringkan kembali dalam oven sampai diperoleh berat konstan. Kemudian dihitung kadar airnya dengan rumus :

Kadar air = awal Berat W -X x 100% Keterangan :

X = Berat awal (gram)

W = Berat setelah dioven (gram) b. Pengamatan Organoleptik

Parameter yang diamati adalah parameter organoleptik untuk uji kesukaan yang meliputi :

1) Warna 2) Rasa 3) Tekstur 4) Aroma

(14)

11

Pengamatan dilakukan berdasarkan tingkat kesukaan panelis dengan menggunakan skala hedonik yang dinyatakan dalam angka sebagai berikut : 1) sangat tidak suka

2) tidak suka 3) agak suka 4) suka 5) sangat suka

Pengujian mutu juga dilakukan terhadap kadar air tiap keripik talas melalui uji analisa kimia.

(15)

12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Kadar Air

Dari hasil analisa uji kadar air keripik talas dan analisa rancangan percobaan analisis sidik ragam untuk kadar air adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Ansira (analisis sidik ragam) kadar air keripik talas.

SK Db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 2,88 1,44 2,88tn 5,14 10,92 Galat 6 0,03 0,005 Total 8 2,91 Keterangan: tn = tidak nyata

Dari analisis sidik ragam diketahui bahwa perbedaan perlakuan konsentrasi garam berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air keripik talas yang dihasilkan sehingga tidak mempengaruhi kadar air dari masing – masing keripik talas karena kadar air yang diperoleh tidak begitu berbeda jauh. Oleh karena itu proses analisis selanjutnya tidak dilakukan.

Tabel 2. Rata – rata kadar air tiap perlakuan keripik talas. Perlakuan

Konsentrasi garam

Ulangan

Jumlah Rata - Rata

1 2 3

K1 0,70 0,69 0,72 2,11 0,70

K2 0,72 0,64 0,49 1,86 0,62

K3 0,49 0,71 0,44 1,64 0,54

Total 1,91 2,04 1,65 2,41 1,87

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa kadar air terbesar di peroleh pada perlakuan K1 sedangkan kadar air keripik talas terkecil diperoleh pada

(16)

13

2. Uji Organoleptik a) Aroma keripik talas

Aroma diukur berdasarkan kesukaan panelis menggunakan uji organoleptik terhadap keripik talas yang dihasilkan dari berbagai jenis perlakuan yang diamati, namun bila nilai tingkat kesukaan terhadap aroma kurang baik maka keripik talas tersebut tidak dapat dikatakan berkualitas baik karena tidak disukai konsumen, untuk itu dalam penelitian ini aroma keripik talas diuji secara organoleptik menggunakan 34 orang panelis. Semakin tinggi nilai yang diperoleh menunjukan bahwa tingkat kesukaan terhadap keripik talas yang dihasilkan dari jenis perlakuan tersebut juga semakin tinggi. Dari hasil analisis ragam aroma keripik talas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. Tabel Ansira (analisis sidik ragam) aroma keripik talas.

SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 299,11 149,56 1,17tn 5,14 10,92 Galat 6 766,14 127,69 Total 8 1065,25 - Keterangan: tn= Tidak nyata

Dari analisis sidik ragam diketahui bahwa perbedaan perlakuan konsentrasi garam berpengaruh tidak nyata terhadap aroma keripik talas sehingga uji BNT tidak perlu dilakukan lagi.

b) Warna keripik talas

Warna diuji dengan uji organoleptik kesukaan panelis terhadap warna berbagai perlakuan yang diamati. Dalam penelitian ini warna keripk talas diuji menggunakan 34 orang panelis yang dinilai dengan

(17)

14

menggunakan skala hedonik 1–5. Semakin tinggi tingkat nilai kesukaan yang diperoleh maka tingkat kesukaan panelis terhadap warna keripik talas yang dihasilkan juga semakin tinggi. Hasil analisis sidik ragam warna keripik talas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Tabel Ansira (analisis sidik ragam) warna keripik talas.

SK Db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 0,01 0,005 0,045tn 5,14 10,92 Galat 6 0,64 0,11 Total 8 0,65 - Keterangan: tn = Tidak nyata

Dari tabel tersebut diketahui bahwa perbedaan konsentrasi garam berpengaruh tidak nyata terhadap warna keripik talas yang dihasilkan sehingga uji lanjut BNT tidak dilakukan lagi.

c) Rasa Keripik Talas

Untuk rasa keripik talas juga diuji berdasarkan kesukaan panelis menggunakan uji organoleptik. Dalam penelitian ini uji organoleptik menggunakan 34 orang panelis. Dari hasil analisis ragam rasa keripik talas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8. Tabel Ansira (analisis sidik ragam) rasa keripik talas.

SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 0,01 0,005 0,005tn 5,14 10,92 Galat 6 0 0 Total 8 0,01 - Keterangan: tn = tidak nyata

(18)

15

Dari analisis sidik ragam diketahui bahwa perbedaan perlakuan konsentrasi garam berpengaruh tidak nyata terhadap rasa keripik talas yang dihasilkan sehingga uji lanjut tidak dilakukan lagi.

d) Tekstur keripik talas

Tekstur diuji menggunakan uji organoleptik terhadap sampel keripik talas yang telah dibuat menjadi keripik. Dari hasil analisis ragam tekstur keripik talas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 10. Tabel Ansira (analisis sidik ragam) tekstur keripik talas.

SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 0,01 0,005 0,005tn 5,14 10,92 Galat 6 0 0 Total 8 0,01 - Keterangan: tn = tidak nyata

Dari analisis sidik ragam diketahui bahwa perbedaan perlakuan konsentrasi garam berpengaruh tidak nyata terhadap tekstur keripik talas yang dihasilkan. Dengan demikian uji lanjut BNT tidak dilakukan lagi.

B. Pembahasan

Kadar air yang diperoleh dari masing – masing perlakuan tidak berbeda nyata, namun demikian dilihat dari rata – rata hasil uji kadar air diperoleh hasil bahwa kadar air pada perlakuan K1 lebih tinggi dibanding dengan kadar air

perlakuan K2 dan K3. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan K1 talas

direndam dengan larutan garam dengan konsentrasi lebih kecil, sehingga kadar airnya meningkat akibat tidak terserap oleh larutan garam.

Dari hasil uji organoleptik dihasilkan aroma, warna, rasa dan tekstur yang baik pada keripik talas dengan perlakuan K1 dibanding dengan keripik talas pada

(19)

16

perlakuan K2 dan K3 . Hal ini dikarenakan keripik talas yang diberi perlakuan K1

sesuai dengan bahan yang digunakan dan panelis lebih menyukai hasil yang diperoleh dengan perlakuan pemberian garam sebanyak 16 gram (perlakuan K1)

dengan rata-rata penilaian yaitu 3,33-3,4 sehingga kategori penilaian dinyatakan dengan “agak suka” terhadap aroma, rasa, warna dan tekstur.

(20)

17

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Pengaruh Konsentrasi Garam Terhadap Kualitas keripik talasdapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbedaan konsentrasi garam berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, aroma, rasa, warna dan tekstur terhadap keripik talas yang dihasilkan 2. Semakin rendah konsentrasi garam yang diberikan terhadap keripik talas, maka aroma, rasa, warna, dan tekstur semakin besar (disukai oleh panelis)

3. Pemberian konsentrasi garam tidak begitu berpengaruh pada kadar air dikarenakan proses penggorengan dan ukuran pengirisan keripik talas. B. Saran

1. Dalam mengolah keripik talas disarankan untuk mencampurkan garam dengan konsentrasi 16 gram (1,6%)/liter air.

2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dilakukan dengan penambahan cita rasa lain sehingga lebih diketahui tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa dari keripik talas.

(21)

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003. http://kuliner.infogue.com/keripik_talas

Anonim, 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan diPedesaan. Jakarta Desi, 2008. Desi multiply.com, http://kuliner.infogue.com/keripik_talas

Rukmana R ,1998.Budidaya Talas. Kanisius, Yogyakarta Rukmana R ,1998.Budidaya Talas. Kanisius, Yogyakarta

Widayati dan Widya Damayanti. 2001. Aneka Penganan dari Talas. Trubus Agrisarana, Surabaya.

(22)

19

(23)

20

Lampiran 1. Rata-rata perhitungan kadar air keripik talas.

Perlakuan Ulangan Jumlah

(%) Rata-rata (%) U1 (%) U2 (%) U3 (%) K1 0,70 0,69 0,72 2,11 0,70 K2 0,72 0,64 0,49 1,86 0,62 K3 0,49 0,71 0,44 1,64 0,54 jumlah 2,41 1,87 Ket : K1 : 16 Gram K2 : 18 Gram K3 : 20 Gram Kadar air = 100% bahan awal Berat dioven sesudah sampel Bearat -dioven sebelum awal Berat × 1. Kadar air K1 U1 = 100% 4,28 0,03 × = 0,70 % K1 U2 = 100% 4,32 0,03 × = 0,69 % K1 U3 = 100% 4,16 0,03 × = 0,72 % 2. Kadar air K2 U1 = 100% 4,11 0,03 × = 0,72 % K2 U2 = 100% 4,63 0,03 × = 0,64 % K2 U3 = 100% 4,08 0,02 × = 0,49 % 3.. Kadar air K3 U1 = 100% 4,05 0,02 × = 0,49 % K3 U2 = 100% 4,21 0,03 × = 0,71 % K3 U3 = 100% 4,52 0,02 × = 0,44 %

Analisa kadar air 1. t x r Tij FK 2 = 3 3 14 , 2 2 x FK=

(24)

21 9 80 , 5 = FK FK=0,64 2. FK t TK JKP= 2 0,64 3 ) 64 , 1 86 , 1 11 , 2 ( 2 2 2 − + + = JKP 0,64 3 ) 68 , 2 45 , 3 45 , 4 ( − + + = JKP 0,64 3 58 , 10 − = JKP JKP=3,520,64 JKP=2,88 3. JKT=T(Yij2)FK 64 , 0 ) 44 , 0 71 , 0 49 , 0 49 , 0 64 , 0 72 , 0 72 , 0 069 , 70 , 0 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 − + + + + + + + + = JKT 64 , 0 ) 19 , 0 50 , 0 24 , 0 24 , 0 40 , 0 51 , 0 51 , 0 47 , 0 49 , 0 ( − + + + + + + + + = JKT 64 , 0 55 , 3 − = JKT 91 , 2 = JKT 4. JKG=JKTJKP=2,912,88=0,03 5. dbperlakuan = r – 1 = 3 – 1 = 2 6. dbgalat = r (t-1) = 3 (3-1) = 3 x 2 = 6 7. 1,44 2 88 , 2 = = = n dbperlakua JKP KTP

(25)

22 8. 0,05 6 03 , 0 = = = dbgalat JKG KTG 9. Fhitung = 288 005 , 0 44 , 1 = = KTG KTP SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 2,88 1,44 288 5,14 10,92 Galat 6 0,03 0.005 Total 8 2,91

a. Jika Fhitung > Ftabel 1% maka dinyatakan berbeda sangat nyata (**)

b. Jika Fhitung > Ftabel 5% maka dinyatakan berbeda nyata (*)

c. Jika Fhitung≤ Ftabel 5% maka dinyatakan tidak berbeda nyata (tn)

10. 0,26 9 41 , 2 = = = t x r Tij y 11. 1,49% 36 , 3 % 5 % 100 28 , 70 26 , 0 % 100 28 , 70 07 , 0 % 100 = = = = = x x x y KTG KK

a. Jika KK besar, minimal 10% pada kondisi homogen dan 20% pada kondisi heterogen.

b. Jika KK sedang, antara 5% – 10% pada kondisi homogen dan antara 10% - 20% pada kondisi heterogen.

c. Jika KK kecil, maksimal 5% pada kondisi homogen dan maksimal 10% pada kondisi heterogen.

Perlakuan Rata – Rata

K1 69,93 K2 70,2 K3 70,73 12. BNTα = tα (dbgalat) x ulangan KTG x 2

(26)

23 a. BNT0,05 = t0,05 (6) x 3 07 , 0 2x BNT0,05 = 2,447 x 3 14 , 0 BNT0,05 = 2,447 x 0,0466 BNT0,05 = 2,447 x 0,215 BNT0,05 = 0,52 b. BNT0,01 = t0,01 (6) x 3 07 , 0 2x BNT0,01 = 3,707 x 3 14 , 0 BNT0,01 = 3,707 x 0,0466 BNT0,01 = 3,707 x 0,215 BNT0,01 = 0,79 13. Tabel Notasi Perlakuan K1 K2 K3 K1 - - - K2 0,27 - - K3 0,8 0,53 -

Perlakuan Rata - Rata Notasi

0,05 0,01 K1` 69,93 a A K2 70,2 a AB K3 70,73 b B 14. Kesimpulan a. Taraf 5%

(27)

24

2) Perlakuan K3 berbeda signifikan dengan K1.

b. Taraf 1%

1) Perlakuan K2 tidak signifikan dengan K1.

(28)

25

Lampiran 2. Rata-rata perhitungan Aroma keripik talas.

Perlakuan Ulangan Jumlah

(%) Rata-rata (%) U1 (%) U2 (%) U3 (%) K1 3,42 3,39 3,29 10,10 3,37 K2 3,32 3,36 3,29 9,97 3,32 K3 3,29 3,27 3,28 9,84 3,28 Ket : K1 : 16 Gram K2 : 18 Gram K3 : 20 Gram 1. t x r Tij FK 2 = 3 3 91 , 29 2 x FK= 9 61 , 894 = FK FK=99,40 2. FK t TK JKP= − 2 99,40 3 ) 84 , 9 97 , 9 10 , 10 ( 2 2 2 − + + = JKP 99,40 3 ) 83 , 96 70 , 996 01 , 102 ( − + + = JKP JKP=398,51−99,40 JKP=299,11 3. JKT=T(Yij2)−FK 40 , 99 ) 28 , 3 27 , 3 29 , 3 29 , 3 36 , 3 32 , 3 29 , 3 39 , 3 42 , 3 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 − + + + + + + + + = JKT

(29)

26 40 , 99 ) 76 , 10 69 , 10 82 , 10 82 , 10 29 , 11 02 , 11 82 , 10 49 , 11 70 , 11 ( − + + + + + + + + = JKT 40 , 99 65 , 1164 = JKT 11 , 299 = JKT 4. JKG=JKTJKP=1065,25299,11=766,14 5. dbperlakuan = r – 1 = 5 – 1 = 4 6. dbgalat = r (t-1) = 5 (3-1) = 5 x 2 = 10 7. 149,56 2 11 , 299 = = = n dbperlakua JKP KTP 8. 127,69 6 14 , 766 = = = dbgalat JKG KTG 9. Fhitung = 1,17 69 , 127 56 , 149 = = KTG KTP SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 299,11 149,56 1,17tn 5,14 10,92 Galat 6 766,14 127,69 Total 8 1065,25 -

(30)

27

Lampiran 3. Rata-rata perhitungan Warna keripik talas.

Perlakuan Ulangan Jumlah

(%) Rata-rata (%) U1 (%) U2 (%) U3 (%) K1 3,40 3,32 3,48 10,20 3,40 K2 3,28 3,29 3,50 10,07 3,36 K3 3,36 3,27 3,29 9,92 3,31 Ket : K1 : 16 Gram K2 : 18 Gram K3 : 20 Gram 1. t x r Tij FK 2 = 9 19 , 30 2 = FK 9 44 , 911 = FK FK=101,27 2. FK t TK JKP= − 2 27 , 101 3 ) 92 , 9 07 , 10 20 , 10 ( 2 2 2 − + + = JKP 27 , 101 3 ) 41 , 98 40 , 101 04 , 109 ( − + + = JKP 27 , 101 3 85 , 303 − = JKP 27 , 101 28 , 101 = JKP 01 , 0 = JKP

(31)

28 3. JKT=T(Yij2)−FK 27 , 101 ) 29 , 3 27 , 3 36 , 3 50 , 3 29 , 3 28 , 3 48 , 3 32 , 3 40 , 3 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 2 − + + + + + + + + = JKT 27 , 101 ) 82 , 10 28 , 11 30 , 11 25 , 12 82 , 10 76 , 10 11 , 12 02 , 11 56 , 11 ( + + + + + + + + − = JKT 27 , 101 92 , 101 − = JKT 65 , 0 = JKT 4. JKG=JKTJKP=0,650,01=0,64 5. dbperlakuan = r – 1 = 5 – 1 = 4 6. dbgalat = r (t-1) = 5 (3-1) = 5 x 2 = 10 7. 0,005 2 01 , 0 = = = n dbperlakua JKP KTP 8. 0,11 6 64 , 0 = = = dbgalat JKG KTG 9. Fhitung = 0,045 11 , 0 005 , 0 = = KTG KTP SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 0,01 0,005 0,045tn Galat 6 0,64 0,11 Total 8 0,65

(32)

29

Lampiran 4. Rata-rata perhitungan Rasa Keripik Talas.

Perlakuan Ulangan Jumlah

(%) Rata-rata (%) U1 (%) U2 (%) U3 (%) K1 3,32 3,36 3,30 9,98 3,33 K2 3,30 3,27 3,23 9,80 3,27 K3 3,25 3,28 3,31 9,84 3,28 Ket : K1 : 16 Gram K2 : 18 Gram K3 : 20 Gram 1. t x r Tij FK 2 = 9 62 , 29 2 = FK 9 34 , 877 = FK FK=97,48 2. FK t TK JKP= − 2 97,48 3 ) 84 , 9 80 , 9 98 , 9 ( 2 2 2 − + + = JKP 97,48 3 ) 83 , 96 04 , 96 60 , 99 ( − + + = JKP 97,48 3 47 , 292 − = JKP JKP=97,4997,48 JKP=0,01

(33)

30 3. JKT=T(Yij2)−FK 48 , 97 ) 31 , 3 28 , 3 25 , 3 23 , 3 27 , 3 30 , 3 30 , 3 36 , 3 32 , 3 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 2 − + + + + + + + + = JKT 48 , 97 ) 96 , 10 76 , 10 56 , 10 43 , 10 69 , 10 89 , 10 89 , 10 29 , 11 02 , 11 ( + + + + + + + + − = JKT 48 , 97 49 , 97 = JKT JKT=0,01 4. JKG=JKTJKP=0,01−0,01=0 5. dbperlakuan = r – 1 = 5 – 1 = 4 6. dbgalat = r (t-1) = 5 (3-1) = 5 x 2 = 10 7. 0,005 2 01 , 0 = = = n dbperlakua JKP KTP 8. 0 6 0 = = = dbgalat JKG KTG 9. Fhitung = 0,005 0 005 , 0 = = KTG KTP SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 0,01 0,005 0,005tn Galat 6 0 0 Total 8 0,01 -

(34)

31

Lampiran 5. Rata-rata perhitungan Tekstur Keripik Talas.

Perlakuan Ulangan Jumlah

(%) Rata-rata (%) U1 (%) U2 (%) U3 (%) K1 3,41 3,39 3,42 10,22 3,41 K2 3,30 3,29 3,43 10,02 3,34 K3 3,28 3,27 3,35 9,90 3,30 Ket : K1 : 16 Gram K2 : 18 Gram K3 : 20 Gram 1. t x r Tij FK 2 = 9 14 , 30 2 = FK 9 42 , 908 = FK FK=100,94 2. FK t TK JKP= − 2 100,94 3 ) 90 , 9 02 , 10 22 , 10 ( 2 2 2 − + + = JKP 100,94 3 ) 01 , 98 40 , 100 45 , 104 ( − + + = JKP JKP=100,95−100,94 JKP=0,01 3. JKT=T(Yij2)−FK 94 , 100 ) 35 , 3 27 , 3 28 , 3 43 , 3 29 , 3 30 , 3 42 , 3 39 , 3 41 , 3 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 2 − + + + + + + + + = JKT

(35)

32 94 , 100 ) 22 , 11 69 , 10 76 , 10 76 , 11 82 , 10 89 , 10 69 , 11 49 , 11 63 , 11 ( + + + + + + + + = JKT 94 , 100 95 , 100 − = JKT JKT=0,01 4. JKG=JKTJKP=0,010,01=0 5. dbperlakuan = r – 1 = 5 – 1 = 4 6. dbgalat = r (t-1) = 5 (3-1) = 5 x 2 = 10 7. 0,005 2 01 , 0 = = = n dbperlakua JKP KTP 8. 0 6 0 = = = dbgalat JKG KTG 9. Fhitung = 0,005 0 005 , 0 = = KTG KTP SK db JK KT Fhitung F tabel 5 % 1% Perlakuan 2 0,01 0,005 0,005tn Galat 6 0 0 Total 8 0,01 -

Gambar

Tabel Kandungan Zat Gizi dalam Umbi Talas per 100 gr Bahan
Diagram Alir Pembuatan Keripik Talas
Tabel 2. Rata – rata kadar air tiap perlakuan keripik talas.   Perlakuan
Tabel 10. Tabel Ansira (analisis sidik ragam) tekstur keripik talas.

Referensi

Dokumen terkait

Asam α- pikolinat pada jaringan padi akan menghambat aktivitas enzim yang mengandung besi dan tembaga seperti peroksidase, polifenoloksidase dan katalase.. Mekanisme hambatan

Sengketa Informasi Publik merupakan sengketa yang terjadi antara Badan Publik dan Pengguna Informasi Publik berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan

 Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-masing anggota kelompok kooperatif, yang terdiri atas : Hubungan Internasional Jika jumlah siswa 40

LAKUKAN IMPORT DATA EXCEL KEMBALI YANG SUDAH MEMUAT NILAI LVS DENGAN BERI NAMA FILE CFA, DAN KETIK SYNTAX SESUAI CONTOH

rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Perbaikan perikanan tangkap yang perlu dilakukan di TPI Tanjungsari adalah dengan modifikasi alat tangkap cantrang yaitu terutama pada bagian ukuran mesh size kantong agar

Pemasok EPCC harus membuktikan bahwa setiap tahap proses disain dilakukan tindakan PJM BIS yang meliputi persipan, evaluasi pemasok, seleksi awal pemasok, evaluasi, penetapan

Rasio likuiditas merupakan suatu alat analisis yang digunakan suatu alat oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing