• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Desa Babakan Pari berada di ketinggian 600 m dpl, luas wilayah desa 212.535 ha adalah bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Desa Babakan Pari terdiri atas tiga dusun yaitu Dusun I (Dusun Pasir Dalam) Lokasi dimana PT. Aqua Golden Mississipi beroperasi, Dusun II (Dusun Babakan Pari) dan Dusun III (Dusun Papisangan) serta 6 RW dan 22 RT.

Secara geografis, batas administrasi wilayah Desa Babakan Pari berbatasan dengan beberapa wilayah lainnya, meliputi : sebelah utara berbatasan dengan Desa Tangkil Kecamatan Cidahu, sebelah selatan berbatasan dengan Pondokaso Tonggoh Kecamatan Cidahu dan Desa Mekarsari Kecamatan Cicurug, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tangkil dan Desa Pondokaso Tonggoh Kecamatan Cidahu dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Caringin Kecamatan Cicurug.

Desa Babakan Pari merupakan desa yang sangat berpotensi, dikelilingi oleh perusahaan-perusahaan besar (empat perusahaan) yang sebagian besar memproduksi air kemasan yaitu PT. Aqua Golden Mississipi, PT. Alto Tribayan Tirta, PT. Agra Wira Tirta, dan PT. Aheb (Kratingdaeng), karena memiliki sumberdaya alam yang melimpah khususnya sumber mata air.

Untuk mencapai ibukota Kecamatan, masyarakat harus berjalan dahulu apabila tinggal jauh dari Kantor Balai Desa, dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum melalui jalan aspal dengan lebar tiga meter, dua kilo pertama jalan aspal tersebut kondisinya baik dan satu kilo kemudian kondisi jalan aspal nampak buruk (berlubang-lubang). Banyak angkutan umum berwarna putih yang biasa melintasi Desa Babakan Pari untuk mengangkut masyarakat jika hendak berhubungan dengan Pemerintah kecamatan, Puskesmas atau ke pasar, angkutan umum ini beroperasi sampai pukul 21.00 WIB menghubungkan antara terminal di Kecamatan Cidahu dengan terminal di Kecamatan lain yaitu Kecamatan Cicurug. Kondisi demikian akan mempermudah arus komunikasi dan transportasi sehingga kegiatan pelayanan-pelayanan (administrasi atau Kesehatan) kepada masyarakat dapat berjalan lancar atau arus jual beli ke pasar mudah ditempuh dengan waktu 0,5 jam.

(2)

Jarak Desa Babakan Pari ke pusat pemerintahan Kecamatan Cidahu sekitar 3 Km dengan waktu tempuh 20 menit, dari Ibukota Kabupaten berjarak sekitar 60 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dan ke Ibukota Provinsi berjarak 80 Km dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.

4.1. Kependudukan

Data kependudukan masyarakat Desa Babakan Pari sampai dengan bulan Desember 2006 berjumlah 5842 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 3084 jiwa atau 53% dan perempuan sebanyak 2758 jiwa atau 47%. Jumlah penduduk terbanyak berada di dusun I yaitu Dusun Pasir Dalam. Komposisi penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Babakan Pari Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006

No Kelompok Umur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa) Prosentase Total 1. 0 – 4 382 311 693 11,86 2. 5 – 9 331 295 626 10,72 3. 10 – 14 320 262 582 9,96 4. 15 - 19 311 266 577 9,88 5. 20 - 24 296 272 568 9,72 6. 25 - 29 215 178 393 6,73 7. 30 - 34 214 160 374 6,40 8. 35 - 39 190 167 357 6,11 9. 40 - 44 173 161 334 5,72 10. 45 - 49 167 152 319 5,46 11. 50 - 54 172 168 340 5,82 12. 55 - 59 140 138 278 4,76 13. 60 - 64 107 108 215 3,68 14. 65 ke atas 96 90 186 3,18 Jumlah 3084 2758 5842 100,00 Sumber : Data Potensi Desa Babakan Pari Tahun 2006

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk usia belum produktif (0 – 14 th) sebanyak 1901 jiwa atau 33 %, usia tidak produktif (65 tahun

(3)

ke atas) sebanyak 186 jiwa atau 3% dan jumlah penduduk usia produktif (14 – 64 th) sebanyak 3755 jiwa atau 64%.

Apabila digambarkan dalam bentuk piramida penduduk, maka jumlah penduduk Desa Babakan Pari berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Gambar 2

Piramida Penduduk Desa Babakan Pari Tahun 2006

65 + 60 – 64 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 – 19 10 – 14 5 – 9 0 - 4 4 3 2 1 0 0 1 2 3 Penduduk dalam 100 Laki-laki Perempuan Berdasarkan bentuk piramida penduduk di atas, yang melebar pada bagian bawah, baik untuk laki-laki maupun perempuan menunjukkan bahwa angka kelahiran masih cukup tinggi. Data yang ada di desa, menunjukkan bahwa angka kelahiran tahun 2006 berjumlah 147 jiwa, kematian 13 jiwa dengan perincian neonatal 1 jiwa, usia produktif 3 jiwa dan usia lanjut 9 jiwa. Kematian usia produktif disebabkan karena sakit dan kematian usia lanjut dikarenakan kondisi ketuaannya. Selain itu penduduk yang melakukan migrasi pada tahun

(4)

2006 ini untuk yang melaksanakan migrasi masuk berjumlah 4 orang dan yang melaksanakan migrasi keluar berjumlah 18 orang. Mereka yang melaksanakan migrasi keluar dan masuk karena pindah tempat tinggal/rumah sehingga dapat digolongkan sebagai migrasi permanent.

Besarnya Rasio Beban Tanggungan (dependency Ratio) menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk yang digolongkan bukan usia produktif (bukan usia kerja) yaitu antara 0 – 4 tahun dan usia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk usia produktif (usia kerja) yaitu usia 15 – 64 tahun. Rasio Beban Tanggungan (RBT) penduduk Desa Babakan Pari adalah 56, artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 56 orang penduduk usia belum produktif atau tidak produktif. Sementara jumlah penduduk usia belum produktif dan usia tidak produktif mencapai 2.087 jiwa atau 36% dari jumlah penduduk secara keseluruhan.

Jumlah penduduk usia kerja yaitu antara 15 – 64 tahun digunakan untuk menilai apakah seseorang tergolong angkatan kerja atau bukan angkatan kerja. Jumlah penduduk yang tergolong usia kerja adalah 3755 orang atau 64% sedangkan penduduk yang tergolong angkatan kerja yang bekerja sekitar 2816 orang atau 75%.

Pada saat ini, jumlah penganggur di wilayah Desa Babakan Pari sekitar 939 orang atau 25% dari seluruh penduduk usia kerja, mereka terdiri dari para ibu rumah tangga, penduduk yang baru menyelesaikan pendidikan dan tengah mencari pekerjaan.

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Babakan Pari Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Prosentase (%)

1. Belum sekolah 722 12,36 2. Tidak Tamat SD 975 16,69 3. Tamat SD 2068 35,40 4. SLTP (Sederajat) 1189 20,35 5. SLTA (Sederajat) 866 14,82 6. Perguruan Tinggi 22 0,38 Jumlah 5842 100,00 Sumber : Data Potensi Desa Babakan Pari Tahun 2006

(5)

Berasarkan data di atas, tingkat pendidikan penduduk Desa Babakan Pari termasuk pada kategori rendah, karena sebagian besar penduduk hanya tamat Sekolah Dasar (SD) berjumlah 2068 orang atau 35% dan masih banyak penduduk yang tidak tamat SD yaitu 975 orang atau 17%, akibatnya kualitas Sumber Daya Manusianya rendah. Kondisi demikian secara umum akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, ketrampilan, jenis pekerjaan dan pendapatan. Sangat sulit dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, mau tidak mau masyarakat harus dapat menerima pekerjaan hanya sebagai buruh dengan upah yang kecil.

Kaitannya dengan perusahaan, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Babakan Pari ini merupakan kendala terbesar bagi PT. Aqua Golden Mississipi untuk menerima pegawai yang berasal dari desa tersebut, karena dengan pendidikan yang rendah secara otomatis akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sehingga akan mempengaruhi pula kualitas pekerjaan seseorang yang terkait erat dengan hasil produksi.

(6)

4.2. Sistem Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Desa Babakan Pari sangat heterogen, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 6

Komposisi Penduduk Desa Babakan Pari Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2006

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Prosentase (%)

01 02 03 04 1. Petani 545 17,07 2. Buruh tani 317 9,93 3. Buruh lainnya/kary.swasta 1776 55,64 4. PNS 19 0,60 5. Guru swasta 32 1,00

6. Pengrajin (home industri) 16 0,50

7. Pedagang 198 6,20 8. Jasa : - Penjahit - Bengkel - Wartel - Tukang rias/dekor - Penggilingan padi - Tukang cukur - Tukang Pijit - Dukun beranak 19 2 4 6 3 2 3 4 43 1,35 9. Ojeg 209 6,55 10 Supir 37 1,16 Jumlah 3192 100,00

Sumber Data : Data Potensi Desa Babakan Pari . Tahun 2006

Dari data tabel di atas, dapat diketahui bahwa mata pencaharian pokok masyarakat Desa Babakan Pari sebagian besar beraktivitas sebagai buruh atau karyawan swasta berjumlah 1776 orang atau 56%, termasuk buruh pengelola limbah dan karyawan di PT. Aqua Golden Mississipi. Demikian pula masyarakat

(7)

yang bermata pencaharian sebagai buruh tani cukup banyak yaitu 317 orang atau 9,93%. Untuk masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, sebagian besar bukan pemilik tanah tetapi hanya sebagai petani penggarap saja, artinya yang bersangkutan mengolah sawah dan hasil panennya dibagi dua atau berdasarkan bagi hasil. Jika hasil panen melimpah biasanya masyarakat menjualnya, pembeli terkadang datang sendiri atau langsung dijual ke pasar. Letak pasar tidak terlalu jauh, hanya 2 Km, lokasinya di Kecamatan lain yaitu Kecamatan Cicurug.

Diantara 16 orang pemilik home industri, 5 orang diantaranya sebagai pengolah limbah botol dan gelas plastic. Awalnya limbah plastic tersebut diperoleh hanya dari perusahaan setempat, karena limbah harus dibagi ke pengolah limbah di desa lainnya maka perolehan limbah semakin mengecil, sehingga akhirnya para pengolah limbah mencari keluar desa bahkan luar kecamatan dan hingga saat ini limbah justru sebagian besar dikirim dari luar kecamatan.

Dengan adanya pengolahan limbah plastik tersebut, cukup banyak tenaga kerja yang terserap sekitar 450 orang termasuk mereka yang bekerja di pengolahan limbah yang berlokasi di luar desa. Salah seorang pengolah limbah dapat dikatakan sebagai pencipta lapangan kerja, karena sebagian besar masyarakat bekerja di pengolahan limbah palstik miliknya, yaitu sekitar 200 orang sebagai tenaga kerja borongan, sisanya sekitar 250 orang bekerja di pengolahan limbah lainnya termasuk di luar desa sebagai tenaga kerja tetap dan borongan.

Sebagian besar masyarakat bekerja di pengolahan limbah sebagai tenaga kerja borongan, artinya bekerja dibayar sesuai dengan banyaknya limbah yang dibersihkan. Mereka tidak terikat jam kerja, kapan mereka mau dapat bekerja, serta waktunya tidak tentu, karena sebagian besar bekerja di rumah masing-masing. Tenaga kerja borongan, sebagian besar ibu-ibu rumah tangga, biasanya limbah dibawa pulang atau dikirim oleh pemilik pengolahan limbah jika limbah yang hendak dibersihkan cukup banyak, dan dibersihkan bersama-sama anggota keluarga lainnya, sehingga ibu-ibu tidak perlu pergi keluar rumah dan tetap masih bisa mengawasi anak-anaknya serta mengurus keluarga.

Upah hasil membersihkan limbah plastik ini per kg Rp. 400,00 dibayar ketika limbah plastik selesai ditimbang. Pada umumnya setiap keluarga dapat membersihkan limbah plastik antara 40 kg - 60 kg per harinya, tergantung

(8)

banyaknya anggota keluarga yang terlibat dalam membersihkan limbah plastik. Hasil limbah yang sudah digiling atau dihancurkan maupun yang hanya dibersihkan dijual ke Jakarta, bahkan ada pengolah limbah yang menjual hasil gilingannya ke sesama pengolah limbah dengan alasan berbagi keuntungan karena yang bersangkutan tidak memperoleh limbah dari perusahaan.

Home industri lainnya, bergerak dalam bidang pembuatan rengginang dan dodol dari ketan (7 rumah). Pemasarannya disekitar desa serta keluar desa, bahkan keluar kecamatan. Lainnya bergerak dalam bidang pengergajian kayu, pembuatan batako dan bubut kayu. Mata pencaharian lainnya yang banyak dilaksanakan oleh masyarakat sebagai sumber penghidupannya yaitu sebagai pedagang berjumlah 198 orang atau 6,27%. Sektor perdagangan ini diantaranya meliputi perdagangan sembako, rumah makan, baso,kebutuhan sehari-hari, toko bangunan dan lain-lain.

Masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai tukang ojeg cukup banyak yaitu 209 orang atau 6,55%, menempati urutan keempat. Tukang ojeg ini tersebar di berbagai tempat, bahkan banyak yang jangkauannya sampai ke luar kecamatan, khususnya kecamatan Cicurug. Motor yang digunakan untuk membawa penumpang ini pada umumnya merupakan motor sewaan atau biasa disebut sebagai motor setoran sebagian kecil merupakan motor milik sendiri. Mata pencaharian penduduk lainnya yaitu sebagai PNS 19 orang atau 0,60%, sebagai guru swasta 32 orang atau 1%, yang bergerak dalam bidang jasa 43 orang atau 1,35% dn sebagai supir 37 orang atau 1,16%.

Kaitannya dengan perusahaan, di Desa Babakan Pari terdapat empat perusahaan yang beroperasi yaitu PT. Aqua Golden Mississipi, PT. Alto Tribayan Tirta, PT. Agra Wira Tirta, dan PT. Aheb (Kratingdaeng). Cukup banyak masyarakat yang tergolong usia kerja yang mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut. Khususnya PT. Aqua Golden Mississipi, masyarakat yang tergolong usia kerja yang bekerja di perusahaan tersebut sekitar 150 orang. Kendala PT. Aqua Golden Mississipi dalam menerima tenaga kerja dari Desa Babakan Pari yaitu Sumber Daya Manusianya yang rendah, karena sebagian besar hanya lulusan pendidikan dasar (SD atau SLTP), terkadang masyarakat tidak mau mengerti dengan kualitas SDM-nya sendiri, selalu menuntut ingin dapat diterima sebagai tenaga kerja. Padahal Sumber Daya Manusia yang rendah mempengaruhi kinerja dan kualitas hasil produksi.

(9)

Dilihat dari fenomena jenis mata pencaharian penduduk, nampaknya sudah terjadi pergeseran sumber matapencaharian, yaitu dari sektor pertanian berubah ke sektor industri, karena penduduk yang bekerja sebagai karyawan swasta atau buruh di luar pertanian cukup dominant yaitu 1776 orang atau 55,64% ditambah sektor industri 16 orang atau 0,50 sementara sektor pertanian berjumlah 862 orang atau 27% baik sebagai petani penggarap maupun sebagai buruh tani.

Kaitan antara mata pencaharian dengan sumber daya ekonomi lokal, yaitu adanya perusahaan-perusahaan di sekitar desa yang sangat membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, adanya limbah-limbah dari perusahan yang dapat dibeli oleh pengolah limbah untuk diolah dan dijual serta dengan adanya pengolah limbah ini masyarakat memperoleh tambahan pendapatan sebagai tenaga kerja tetap atau borongan, walau pendapatannya kecil. Selain itu ketersediaan lahan pesawahan seluas 100,10 ha dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bertani baik sebagai petani penggarap maupun buruh tani untuk menghidupi keluarganya.

Permasalahan yang seringkali dihadapi masyarakat yaitu masalah permodalan. Pada dasarnya di tingkat desa ada lembaga ekonomi yaitu Lembaga Simpan Pinjam dari Program Raksa Desa dengan modal awal Rp. 60.000.000,00 dan Lembaga Simpan Pinjam dari BUMDES dengan modal awal Rp. 10.000.000,00 tetapi kedua lembaga ini berjalan agak tersendat-sendat, sebagian besar kelompok masyarakat yang meminjam enggan mengembalikan pinjamannya, karena adanya kelompok yang dibentuk oleh pemimpin formal yang mereka nilai tidak layak dan hingga saat ini belum mengembalikan pinjamannya. Selain itu terdapat Koperasi Unit Desa yang tidak berfungsi sama sekali, sejak 9 tahun yang lalu.

4.3. Struktur Organisasi dan Kelembagaan Komunitas

Dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 (revisi Nomor 25 tahun 2004) tentang Otonomi Daerah, memberi kuasa kepada Desa Babakan Pari untuk memimpin dan membina serta berhak membuat peraturan desa, artinya Pemerintah Desa diberi wewenang untuk mengelola desa sesuai dengan potensi yang dimiliki, termasuk yang ada di komunitas Desa Babakan Pari. Desa Babakan Pari mempunyai struktur kelembagaan formal dan informal yang sejalan dengan peraturan tersebut.

(10)

Struktur Formal : BPD, LPMD, PKK, Karang Taruna, Posyandu, dan

Forum Silahturahmi Desa Sehat. Pada dasarnya Posyandu dan Karang Taruna

seharusnya dibentuk atas inisiatif masyarakat, tetapi pada umumnya kedua lembaga ini dibentuk atas inisiatif pemerintah.

Struktur Informal : kelompok jimpitan, kelompok kematian, kelompok arisan, DKM, Majlis Ta’lim, kelompok pengajian, kelompok remaja mesjid dan Kelompok Arjuna Lima. Untuk kelompok jimpitan dan kematian yang rutin berjalan di RW II. Lembaga kemasyarakatan seperti ini sangat membantu masyarakat, karena bergerak dibidang sosial. Apabila masyarakat yang menjadi anggota ada yang sakit maka dapat meminjam untuk biaya pengobatannya. Untuk anggota yang meninggal dunia akan mendapat bantuan, walaupun nilai kecil hanya Rp. 200.000,00 – Rp. 300.000,00. Kelompok arisan yang rutin berjalan di RW I, dilaksanakan setiap dua minggu sekali.

Kelompok Arjuna lima, merupakan kelompok yang dibentuk atas inisiatif para pemuda yang peduli unutk mengatasi permasalahan sosial. Permasalahan sosial yang seringkali diatasi yaitu membantu para Lanjut Usia dari keluarga miskin baik dalam pembangunan rumah tidak layak huni maupun untuk bantuan pengobatan. Untuk pendanaan bersumber dari masyarakat agniya dan donatur lain di luar desa.

Kelompok pengajian untuk laki-laki biasanya diadakan pada malam hari dan perempuan pada siang hari, dalam seminggu jadwalnya berfariatif dari setiap DKM yang ada. Jumlah mesjid di Desa Babakan Pari ada 5 buah (yang biasa digunakan untuk Jum’atan).

4.4. Struktur Pelapisan Komunitas

Di Desa Babakan Pari, struktur pelapisan komunitas yang terbentuk ada empat tingkatan, dari mulai tingkat atas sampai tingkat bawah. Tingkatan paling atas atau berada pada tingkatan pertama, adalah anggota masyarakat yang dinilai memiliki kekayaan dan memiliki kepedulian kepada masyarakat. Orang yang dinilai berada pada tingkat satu, biasanya oleh masyarakat sangat dihormati dan disegani, serta jumlahnya sedikit, mereka yang tergolong tingkat satu yaitu para aghniya dan para tokoh masyarakat. Tingkatan kedua, adalah anggota masyarakat yang menjadi Pegawai Negeri Sipil, guru, ustadz, dan pedagang yang cukup berhasil. Pada tingkatan kedua ini, rasa hormat masyarakat tidak berlebihan seperti kepada tingkatan pertama. Tingkatan ketiga,

(11)

adalah anggota masyarakat pedagang atau mereka yang memiliki mata pencaharian tetap/karyawan dan hasilnya lumayan serta petani yang memiliki lahan. Tingkatan ke empat, adalah anggota masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau serabutan dengan upah kerjanya sangat minim, termasuk buruh di dalamnya. Mereka yang berada pada tingkatan ke empat ini, biasanya tergolong keluarga miskin dan jumlahnya paling banyak dibanding tingkatan lainnya. Untuk lebih jelasnya, ditampilkan pada gambar 5 berikut :

Mereka yang memiliki kekayaan dan tokoh

masyarakat (6,52%)1

Para PNS, guru, unstadz dan pedagang yang cukup berhasil (12,30%)

Pedagang dan mereka yang memiliki pendapatan tetap tetapi nilainya terbatas (34,76%)

Mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap (serabutan) dan buruh kecil dengan upah yang minim (46,41%)

Gambar 3. Struktur Pelapisan Komunitas yang terjadi di Desa Babakan Pari

1) .

Data berasal dari data Potensi Desa Babakan Pari Tahun 2006

III I

II

Gambar

Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Babakan Pari Berdasarkan Tingkat  Pendidikan Tahun 2006

Referensi

Dokumen terkait