• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif. suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif. suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif 2.1.1 Defenisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Dilihat dari respons terhadap stimulus tersebut, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :

1. Perilaku Tertutup ( covert behavior )

Respons yang terjadi dalam stimuus ini masih dibatasi perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku Terbuka ( overt behavior )

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka . Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut

(2)

determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

1. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun politik.

2. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

2.1.2 Domain Perilaku

Menurut Notoadmodjo (2003), perilaku manusia dibentuk oleh faktor eksternal yang memiliki peranan besar yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dimana orang tersebut berada. Notoatmodjo mengutip pendapat Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan yang membagi kedalam tiga domain atau kawasan meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang tegas.

(3)

Pembagian kawasan ini, dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:

2.1.2.1Pengetahuan

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan dibagi atas 6 ting tingkatan : 1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Apikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

(4)

5. Sintesis (Synthesis)

Sintensis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.2.2Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek

3. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Menurut Purwanto (1999) sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu obyek. Ciri ciri sikap (Purwanto, 1999) adalah :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini

(5)

membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

Selain itu sikap juga memiliki tingkatan. Tingkatan dalam sikap adalah sebagai berikut :

1. Menerima ( receiving )

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Merupakan suatu indikasi dari sikap dengan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena

(6)

dengan suatu usaha menjawab pertanyaan atau menegrjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga dimana mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi . Sedangkan fungsi sikap dibagi menjadi empat golongan, yaitu :

 Sikap sebagai alat untuk menyesuaikan diri

Sikap adalah sesuatu yang bersifat coomunicable, artinya suatu yang mudah menjalar, sihngga menjadi mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompoknya.

 Sikap sebagai alat pengatur tingkah laku

Pertimbangan antara perangsang dan reaksi pada anak dewasa dan yang sudah lanjut usianya tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi perangsang secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.

(7)

 Sikap sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.

Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman dari luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi penilaian lalu dipilih.

 Sikap sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang, ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi, sikap merupakan pernyataan pribadi (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2.3Tindakan

Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terbentuknya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain didalam tindakan atau praktik (Notoatmodjo, 2007). Tingkatan-tingkatan praktik itu adalah :

1. Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

(8)

2. Respon terpimpin (guided response) adalah bila seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar.

3. Mekanisme (mechanism) adalah apabila seseorang melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

4. Adaptasi (adaptation) adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Rogers (1983) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa proses perubahan keputusan dibagi menjadi lima tahap, yaitu :

1. Knowledge, yaitu seseorang terbuka akan adanya perubahan dan memiliki pemahaman yang berkaitan bagaimana perubahan itu dapat dimanfaatkan. 2. Persuasion, yaitu terjadi ketika seseorang memiliki sikap yang baik maupun

yang tidak baik terhadap suatu perubahan.

3. Decision, yaitu ketika seseorang menggunakan suatu perubahan dalam kehidupan dan aktivitasnya dan memutuskan untuk memilih, mengadopsi atau menolak perubahan tersebut.

4. Implementatiom, yaitu tahap dimana seseorang memutuskan untuk melakukan suatu perubahan.

5. Confirmation, yaitu tahap dimana seseorang mencari penguatan diri sebuah perubahan keputusan yang telah dibuat, tetapi sesorang bisa merubah keputusan yang sebelumnya telah dibuat bila terdapat berita yang bertentangan dengan perubahan tersebut.

(9)

2.1.3 Teori Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku 2.1.3.1Teori Lawrence Green

Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Perilaku tersebut ditentukan oleh tiga faktor :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku seseorang.

2.1.3.2Teori Snehandu B. Kar

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari (Notoatamodjo,2003) :

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention).

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

c. Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessebility of information).

(10)

d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil keputusan (personal autonomy).

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation).

2.1.3.3Teori WHO

Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah karena adanya 6 alasan pokok, yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. b. Kepercayaan

Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek dan nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. d. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang, terutama anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang – orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

(11)

e. Sumber – sumber daya (resources)

Maksudnya adalah fasilitas – fasilitas uang waktu tenaga dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat, yang dapat bersifat positif ataupun negatif.

f. Perilaku normal, kebiasaan nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan (Notoatamodjo,2003).

2.2 Peran Bidan dalam Asuhan ASI Eksklusif 2.2.1 Defenisi Bidan

Menurut International Confederation Of Midwives (ICM), Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) atau memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik bidan.

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberi dukungan, asuhan, dan nasehat selama hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin proses persalinan atas pertanggungjawaban sendiri dan memberi asuhan kepada bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lainnya yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. Selain itu, bidan juga memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memenuhi pemberian ASI (Depkes RI, 2007)

(12)

2.2.2 Kompetensi Bidan

Bidan sebagai tenaga ahli sekaligus sebagai sebuah profesi memiliki kompetensi tertentu yang membedakannya dengan profesi atau bidang pekerjaan lainnya.Bidan memiliki 9 kompetensi.Kompetensi bidan untuk pemberian asuhan ASI Eksklusif terdapat di kompentensi ke 4 dan ke 5.

a. Kompetensi ke 4:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

Pengetahuan Dasar:

1. Pemenuhan kebutuhan fisik Bayi Baru Lahir (BBL) meliputi: pernafasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI Eksklusif 6 bulan

2. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif Keterampilan Dasar:

1. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/ikatan kasih sayang ibu dan BBL dengan inisiasi dini

2. Memfasilitasi ibu untuk menyusui segera mungkin dan mendukung ASI Eksklusif

(13)

b. Kompetensi ke 5:

Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.

Pengetahuan Dasar:

1. Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, mastitis, putting susu lecet, putting susu masuk

2. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir 3. Indikator masalah-masalah laktasi Keterampilan Dasar:

1. Memulai dan mendukung pemberian ASI Eksklusif 2.2.3 Asuhan ASI Eksklusif dalam Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan pada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat) (Pastuty, 2009). Asuhan Kebidanan terdiri dari 4, yaitu: a) Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) b) Asuhan Kebidanan II (Persalinan) c) Asuhan Kebidanan III (Nifas) d) Asuhan Kebidanan IV (Patologi).

(14)

Asuhan Kebidanan dalam pemberian asuhan tentang ASI Eksklusif terdapat dalam Asuhan Kebidanan I (Kehamilan), dan Asuhan Kebidanan III (Nifas):

2.2.3.1Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

Asuhan kebidanan I atau asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan, didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta evidance based dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, bidan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar. Pelayanan antenatal dalam pemberian asuhan ASI Eksklusif adalah pemberian KIE kepada para ibu hamil mengenai perawatan payudara, IMD dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

(15)

Gambar 2.1 Alur KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal care

Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (2013)

2.2.3.2Asuhan Kebidanan III (Nifas)

Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta evidance based. Pokok bahasan dalam asuhan kebidanan III meliputi: konsep dasar masa nifas, proses laktasi dan menyusui, respon orang tua terhadap bayi baru lahir, proses adaptasi fisiologi dan psikologi masa nifas, kebutuhan dasar masa nifas, melaksanakan asuhan kebidanan

KIE awal tentang manfaat ASI eksklusif dan informasi kelas persiapan menyusui ±12 minggu

Kelas persiapan menyusui & konseling individual untuk mendapatkan tips sukses menyusui, persiapan IMD & rawat gabung

±34 minggu

Setiap ibu yang memutuskan

menggunakan formula pengganti ASI diberikan peragaan & penjelasan atas penggunaan & penyajian formula, serta informasi relevan tentang kemungkinan untuk tetap dapat menyusui (dengan relaktasi)

(16)

pada masa nifas, melaksanakan kunjungan rumah pada ibu masa nifas, deteksi dini komplikasi masa nifas dan pendokumentasiannya.

1. Proses Laktasi dan Menyusui

Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses laktasi. Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Ketika bayi mengisap payudara, oksitosin membuat ASI mengalir ke dalam alveoli, melalui saluran susu menuju reservoir susu yang berlokasi dibelakang areola, lalu ke dalam mulut bayi (Maryunani, 2009).

1) ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi.ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit (Depkes RI, 2013). Dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) oleh ibu kepada bayinya, tidak dibatasi (ASI on demand) yaitu memberikan ASI sesering yang bayi mau, pagi, siang dan malam.

ASI Eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2017) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, tetapi tetap diberikan kepada anak sampai berusia 2 tahun.

(17)

A. Keuntungan Menyusu Eksklusif secara Umum (Maryunani, 2009)

a) Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kualitas dan kuantitas bagi bayi. Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental dan

berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum sangat penting pada bayi karena kaya akan zat nutrisi dan antibodi yang dapat melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi, kaya akan vitamin A yang dapat mencegah berbagai penyakit infeksi dan penyakit mata. Kolostrum juga mengandung laksatif yang merupakan pencahar membersihkan meconium dan growth factor yang membantu mematangkan usus.

b) Meningkatkan kecerdasan secara asuh (pertumbuhan otak), asah (stimulasi/pendidikan), asih (fisik-biomedis).

B. Manfaat ASI bagi Bayi (Maryunani, 2009).

a) ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi b) Secara alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia

kelahiran bayi

c) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi d) Memperkuat ikatan bathin bayi dengan ibu

C. Manfaat ASI bagi Ibu (Maryunani, 2009) a) Mencegah perdarahan postpartum

(18)

c) Menunda kesuburan

d) Memperkecil risiko terjadinya kanker payudara dan ovarium e) Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli D. Tujuh (7) Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif (Maryunani, 2009)

a) Mempersiapkan payudara bila diperlukan b) Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui

c) Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan lingkungan

d) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI Eksklusif e) Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui

2.2.4 Praktik Pelayanan Kebidanan

Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/2002 tentang registrasi dan praktik Bidan menegaskan bahwa pelayanan kebidanan kepada ibu adalah: (1) Penyuluhan dan konseling, (2) Pemeriksaan fisik, (3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal dan abnormal, (4) Pelayanan ibu nifas normal dan abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan, (5) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid, (6) Pelayanan dan pemeliharaan Air Susu Ibu (ASI).

(19)

2.2.4.1Penyuluhan dan konseling ASI Eksklusif dalam praktik kebidanan (Novita, 2012)

a. Bayi

Bayi terletak pada rentang pada usia 0-12 bulan. Bayi baru lahir merupakan masa kehidupan yang rentan dan beresiko tinggi untuk mengalami berbagai komplikasi dan gangguan kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diberikan promosi kesehatan yang terangkum dalam asuhan kebidanan pada ibu, keluarga, dan petugas kesehatan. Promosi kesehatan yang dapat diberikan kepada ibu bayi mengenai gizi bayi adalah komposisi zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yaitu dengan memberikan ASI Eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan, dan tetap diberikan sampai usia 24 bulan di damping makanan pendamping ASI (MP-ASI). b. Ibu Hamil

Memberikan KIE kepada ibu hamil pada saat pelayanan antenatal mengenai perawatan payudara, pentingnya IMD dan pemberian ASI Eksklusif.

c. Ibu Nifas

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan mencakup enam minggu berikutnya. Ibu dalam masa nifas memerlukan informasi mengenai cakupan nutrisi seimbang, perawatan payudara, teknik menyusui yang benar, konseling mengenai pengasuhan anak, dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

d. Ibu Menyusui

Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa pada ibu menyusui terutama dalam menunjang pemberian ASI. Dukungan dari bidan dalam pemberian ASI adalah

(20)

antara lain informasi tentang cara merawat payudara yang sehat, teknik menyusui yang benar, posisi menyusui yang benar, dan mengajar ibu menyusui untuk memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa memakai jadwal.

2.2.4.2Pelayanan dan pemeliharaan Air Susu Ibu (ASI)

Salah satu pelayanan bidan kepada ibu adalah pelayanan dan pemeliharaan Air Susu Ibu (ASI). Seorang bidan harus memberikan pelayanan dan pemeliharaan ASI kepada ibu dengan baik dan benar. Bidan harus memberikan nasehat dan asuhan yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan pasca persalinan.

Bidan memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui. Bidan membantu ibu mulai menyusui bayinya segera setelah lahir ( melakukan Inisiasi Menyusu Dini ) dan juga membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar. Pelayanan bidan selanjutnya adalah membantu ibu bagaimana caranya mempertahankan menyusui dan tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.

Bidan melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari, membantu ibu menyusui semau bayi tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui dan tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI. Bidan mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Pondok bersalin desa (Polindes) (Depkes RI, 2007).

(21)

2.3 Alur Pikir

Gambar 2.2 Alur Pikir Perilaku Bidan dalam Pemberian Asuhan ASI Eksklusif Perilaku Bidan dalam

pemberian Asuhan ASI Eksklusif Cakupan ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban rendah Pemberian ASI

Eksklusif oleh Ibu

Produsen Susu Formula

Pengetahuan Sikap IBI (Ikatan Bidan

Indonesia) Tindakan

Gambar

Gambar 2.1 Alur KIE ASI Eksklusif pada saat pelayanan Antenatal care  Sumber:  Buku  Saku  Pelayanan  Kesehatan  Ibu  di  Fasilitas  Kesehatan  Dasar  dan
Gambar 2.2 Alur Pikir Perilaku Bidan dalam Pemberian Asuhan ASI Eksklusif Perilaku Bidan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Laporan kasus ini dapat menjadi masukan dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan di rumah sakit khususnya asuhan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar rasa

Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir dan anak balita sehat dengan

Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi perilaku bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif di Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2017.. Jenis

Diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan Tapanuli Utara untuk mengadakan evaluasi mengenai pelaksanaan Asuhan ASI Eksklusif yang dilakukan oleh seorang bidan dalam

Analisis Karakteristik Individu Dan Faktor Intrinsik yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Pelaksana Poliklinik Kesehatan Desa Dalam Pelayanan Kesehatan Dasar Di

Apakah Ibu mendapatkan KIE dari bidan mengenai ASI Eksklusif pada saat.. pelayanan

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan