• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

PROFIL KABUPATEN DEIYAI

2.1 WILAYAH ADMINISTRATIF 2.1.1 Gambaran Geografis

Kabupaten Deiyai yang terletak di timur Indonesia Provinsi Papua

merupakan Kabupaten terbaru yang dimekarkan pada tahun 2009 dari

Kabupaten Paniai. Dengan luas wilayah 412.31 km2 atau 2% dari luas

wilayah provinsi papua, dengan jumlah penduduk 76.869 jiwa. Kabupaten

Deiyai terletak di bagian barat provinsi papua atau bagian tengah pulau

Papua pada 3°57’57”-4°29’11” Lintang Selatan dan 135°57’7“–136°54’43”

Bujur Timur. Secara Geografis, Kabupaten Deiyai terdiri dari 5 (lima) distrik

yaitu Distrik Tigi, Distrik Kapiraya, Distrik Tigi Barat, Distrik Tigi Timur dan

Distrik Bowobado. Batas wilayah adminstratif Kabupaten Deyai adalah

sebagai berikut :

Bagian Utara : Kabupaten Paniai

Bagian Selatan : Kabupaten Mimika

Bagian Timur : Kabupaten Paniai

(2)

Gambar 2.1

(3)

2.1.2 Administratif Wilayah

Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Deiyai

disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini:

Tabel 2.1

1. Tigi Waghete 7 14,495 3,52

2. Kapiraya Komauto 1 116,23 28,19

3. Tigi Barat Ayate 12 37,10 9,00

4. Tigi Timur Damabagata 7 19,12 4,64

5. Bowobado Kopai I 3 225,35 54,66

Jumlah 30 412.31 100,00

Sumber : BPS Deiyai 2013

Pemerintah Kabupaten Deiyai terdiri dari 5 distrik dengan 30

kampung yang tersebar diseluruh distrik. Distrik Tigi Barat merupakan

disktrik dengan jumlah Kampung terbanyak dengan rincian 12 kampung.

Sedangkan distrik dengan jumlah kampung terkecil Distrik Kapiraya dengan

(4)

Tabel 2.2.

(5)

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN DEIYAI

Dilihat dari Luas Wilayah Kabupaten Deiyai, terdapat 5 Distrik

yang mempunyai presentase tidak sama terhadap luas wilayah. Yang

pertama yaitu Distrik Bowobado mencapai persentase 54,66% dengan luas

wilayah Distrik 223,35 km2, yang ke dua Distrik Kapiraya mencapai

persentase 28,19% dengan luas wilayah Distrik 116,23 km2, yang ketiga

Distrik Tigi Barat mencapai persentase 9,00% dengan luas wilayah Distrik

37,10 km2, yang keempat Distrik Tigi Timur mencapai persentase 4,64%

dengan luas wilayah Distrik 19,12 km2, dan yang kelima Distrik yang

mempunyai luas terkecil adalah Distrik Tigi dengan luas 14,49 km2 atau

hanya 3,51 % dari luas Kabupaten Deiyai.

Wilayah Kabupaten Deiyai merupakan dataran tinggi,

ketinggiannya berkisar antara 1500 s/d 2000 meter dari permukaan air

laut. Dengan kemiringan wilayah Kabupaten Deiyai antara 0% – 70%. Lebih

jelasnya untuk pembagian wilayah Kabupaten Deiyai dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.3

Luas Daerah Menurut Distrik Dan Tinggi Rata-Rata Dari Permukaan Laut Kabupaten Deiyai

(6)

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Jumlah penduduk Deiyai tahun 2013 tercatat 75.869 jiwa, yang

terbagi berdasarkan jenis kelamin, Jumlah penduduk dengan jenis kelamin

laki-laki berjumlah 39.644 jiwa dan jumlah penduduk dengan jenis kelamin

perempuan berjumlah 37.225 jiwa. Dengan jumlah rasio jenis kelamin per

Distrik berjumlah 106. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan

jenis kelamin per Distrik di Kabupaten Deiyai dapat dilihat pada table

berikut ;

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Distrik Kabupaten Deiyai

Sumber ; Bps Deiyai Th.2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Distrik Tigi Barat

memiliki jumlah penduduk terbesar, yakni sebesar 31.860 jiwa dengan

proporsi jumlah penduduk laki-laki lebih besar yakni 16.588 jiwa

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yakni 16.272 jiwa.

(7)

4.819 jiwa dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki lebih besar yakni

sebesar 2.773 jiwa dari pada jumlah penduduk perempuan yakni sebesar

2.046 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.5

Luas Daerah Area, Jumlah Penduduk

dan Kepadatan Penduduk Per DistrikKabupaten Deiyai

Sumber ; Bps Deiyai Th.2013

Masalah demografi yang patut untuk diperhatikan adalah masalah

kepadatan penduduk. Angka kepadatan penduduk ini bervariasi disetiap

Distrik yang menandakan adanya perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan

sumber daya yang dimiliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk

yang tidak merata tersebut. Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian

tinggi akan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, seperti halnya Distrik

Tigi kepadatan penduduk terbesar yaitu sebesar 1.242,05 Per Km2, Distrik

Tigi barat dan Distrik Tigi Timur memiliki kepadatan antara 600 – 800 Per

Km2, sedangkan untuk Distrik Bowobado dan Distrik Kapiraya merupakan

(8)

ditinjau dari ke-lima Distrik tersebut Distrik Tigi memiliki memiliki

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Kondisi tersebut

mengindikasikan, bahwa peningkatan aktivitas perekonomian disuatu

wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk karena mobilitas

penduduk, selain pertumbuhan secara alami. Kesempatan mendapatkan

lapangan pekerjaan dan pembukaan usaha mandiri seperti kesempatan

berdagang merupakan daya tarik terjadinya mobilitas penduduk dari

wilayah lain ke wilayah yang merupakan daerah pengembangan ekonomi.

Sesuai perkembangan yang ada, jalur transportasi darat semakin meningkat

sehingga Kawasan Permukiman tidak saja berada pada daerah pinggir

danau namun juga mengikuti jaringan jalan yang ada. Dan kedepannya

dapat diarahkan mengisi kantong-kantong permukiman yang menjauhi

kawasan pinggiran danau.

Jumlah penduduk pada suatu wilayah pasti berubah seiring

berjalannya waktu. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Untuk meramalkan jumlah

penduduk di masa yang akan datang maka dibuatlah rumus proyeksi

penduduk.

Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa

yang akan datang berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian

dan migrasi. Di Indonesia data penduduk yang dipakai dan dipercaya untuk

keperluan proyeksi berasal dari sensus penduduk yang diselenggarakan

pada tahun yang berahir "0" dan survey antar sensus yang berakhir "5".

Proyeksi ini digunakan untuk kepentingan pembangunan seperti

(9)

pembangunan tersebut dapat berupa fasilitas pendidikan, kesehatan,

perumahan, lapangan kerja dan lainnya.

Dalam demografi, dikenal beberapa rumus untuk menghitung

proyeksi penduduk, salah satunya adalah rumus proyeksi penduduk

geometris. Rumus proyeksi geometris adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Pn = Penduduk pada tahun n

Po = Penduduk pada tahun lalu

1 = Angka Konstanta

r = Angka pertumbuhan penduduk (dalam persen)

n = Jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n

Tabel 2.6

(10)

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN 2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator makro ekonomi yang digunakan untuk melihat pergerakan

ekonomi di daerah tersebut. PDRB yang merupakan total dari nilai tambah

yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan perekonomian yang ada di suatu

daerah sangat dipengaruhi oleh proses pembangunan daerah yang sedang

berjalan.

Pergerakan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Deiyai

menunjukkan peningkatan yang sangat baik. PDRB Kabupaten Deiyai

tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai nilai Rp.

17.087.865.000.000,- atau 3,88% mengalami peningkatan sebesar 16,46%

dari PDRB pada tahun 2012 yang sebesar

31.952.293.000.000.-Peningkatan besaran PDRB baik atas dasar harga berlaku

maupun atas dasar harga konstan di kabupaten Deiyai menggambarkan

bahwa pergerakan perekonomian dan proses pembangunan di Kabupaten

Deiyai yang baru terbentuk tahun 2008 ini terus mengalami peningkatan

yang sangat baik setiap tahunnya seperti terlihat pada tabel dan grafik

berikut.

Tabel 2. 7Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deiyai Tahun 2008 -2012

(11)

Tabel 2. 8 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku

Sumber : BPS Deiyai Tahun 2013

Struktur perekonomian di Kabupaten Deiyai didominasi oleh

sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 57,72% dari total

PDRB Kabupaten Deiyai pada tahun 2012. Sektor Bangunan merupakan

sektor kedua yang memberikan kontribusi terbesar dalam struktur

perekonomian Kabupaten Deiyai yaitu sebesar 14,35% dari total PDRB

Kabupaten Deiyai pada tahun 2012.

Tabel 2. 9Analisis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deiyai Tahun 2012

(12)

Walaupun masih mendominasi struktur perekonomian di

Kabupaten Deiyai, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten

mengalami penurunan dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. Pada

tahun 2010, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB kabupaten masih

rendah 0,29% namun kontribusi sektor pertambangan dan penggalian

terhadap PDRB Kabupaten berkisar 56,02% di tahun 2010. Kondisi tersebut

menyiratkan bahwa dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir terjadi

pergeseran struktur perekonomian di Kabupaten Deiyai yang secara

perlahan mulai beralih ke sektor pertanian.

Tabel 2.10. Pertumbuhan dan Peranan Sektor Ekonomi Terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Deiyai

Tahun 2010 - 2012 (dalam persen)

(13)

2.4.2 Data Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

Kemiskinan merupakan permasalahan yang paling mendesak dan

selalu menjadi prioritas untuk ditanggulangi, mengingat dampak negatif

yang ditimbulkannya sangat besar terhadap pelaksanaan pembangunan,

misalnya dapat mengurangi produktifitas, memperbesar konflik

multidimensi, meningkatkan eksploitasi sumber daya yang berlebihan, dan

sebagainya. Oleh karena itu, seberapa besar pun jumlahnya, selama masih

ada penduduk yang dikategorikan miskin, pemerintah deiyai telah

berkomitmen untuk mengentaskannya. Hal ini menjadi tantangan besar

bagi pemerintah Deiyai ketika dihadapkan dengan kondisi bahwa

kebanyakan jumlah penduduk miskin berada di daerah-daerah pegunungan

dan pedalaman yang sangat sulit di jangkau dari pusat ibu kota,

menjadikan terisolasinya penduduk dari jangkauan pasar, informasi dan

teknologi.

Jika dilihat capaian selama 5 Tahun terakhir dimana tingkat

kemiskinan menurun hingga 1,95%. Deiyai harus optimis target tersebut

dapat tercapai meskipun harus bekerja dua kali lebih keras dari sepuluh

Tahun terakhir. Pada Tahun 2015 jumlah penduduk miskin mengalami

penurunan menjadi 11,68%. Namun demikian persentase penduduk miskin

Kabupaten Deiayi masih lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Papua, yaitu

sebesar 14,15%. Kondisi tersebut menempatkan Deiyai pada peringkat

ke-29 dari ke-29 Kabupaten di Papua. Kecenderungan proporsi penduduk miskin

(14)

Namun apabila melihat peta kemiskinan, meskipun prosentase

kemiskinan Deiyai mengalami penurunan, tapi nampak ketimpangan

wilayah masih sangat tinggi khususnya didaerah atau Distrik. Konsentrasi

kemiskinan lebih banyak di daerah kampung-kampung, tingginya

kemiskinan tidak terlepas dari rendahnya ketersediaan infrastruktur dan

rendahnya akses pasar di wilayah-wilayah tersebut. Sedangkan kemiskinan

di wilayah perkotaan disebabkan oleh tingginya arus migrasi yang tidak

diikuti oleh ketersediaan lapangan kerja di daerah perkotaan di daerah

perkotaan yang disebabkan masih terkonsentrasinya pertumbuhan ekonomi

di wilayah perkotaan. Kesenjangan antar-wilayah terlihat dalam hal angka

kemiskinan. Ketimpangan tersebut terjadi baik antara daerah yang terisolir

dan daerah yang berdekatan dengan daerah perkotaan dan perdesaan.

Menurut hasil Susenas tahun 2010, persentase penduduk miskin di

wilayah dekat perkotaan lebih kecil (kurang dari 75%).

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat di

perdesaan/kampung sangat bergantung pada alam. Selain mencari ikan di

laut, menokok sagu, mereka terbiasa berburu untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Bahan makanan yang mereka peroleh tidak dapat

diperjuabelikan, karena tidak tersedianya pasar sebagai tempat jual beli

barang. Alhasil mereka hanya mengkonsumsi makanan yang diperoleh

dengan jenis makanan kurang bervariasi dan kemungkinan memiliki

(15)

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1 Kondisi Geologi

Kabupaten Deiyai berasal dari formasi-formasi geologis yang

tergolong tua. Informasinya untuk pengembangan wilayah meliputi potensi

kesuburan tanah, bahan tambang, air tanah, daya dukung dan kerawanan

fisik. Berdasarkan formasi batuannya, potensi kesuburan tanah di

Kabupaten Deiyai sangat tinggi. Penyebaran formasi batuannya terdiri dari:

Aluvium, endapan sungai ; juga wilayah berawa dan bergambut; Batuan

sedimen yang kaya akan mineral kuarsa; Batuan sedimen klastik, mineral

kuarsa dengan sedikit material vulkanik; Batuan beku; Batuan vulkanik

tua, menghasilkan jenis tanah yang kaya unsur hara; Batuan metamorf.

2.4.3.2 Jenis Tanah

Jenis tanah daerah deiyai terbentuk erat hubungannya dengan

bahan induk (geologi), iklim dan keadaan medannya. Secara garis besar,

jenis tanah yang terdapat di Wilayah kabupaten Deiyai, adalah sebagai

berikut:

• Aluvial, dijumpai di sepanjang kiri kanan jalur, mulai dari bagian

Selatan sampai ke Danau Tigi. Tanah endapan sungai ini merupakan

suatu tanggul sungai dataran banjir, terbentuk dari bahan induk liat

dan pasir. Lapisan-lapisan tanahnya terlihat jelas bentuk wilayah datar,

warna coklat tua sampai coklat kekuningan, tekstur agak halus,

drainase agak terlambat dan reaksi tanah masam. Lebih masuk dari tepi

(16)

aluvial, bersolum dalam, terbentuk wama kelabu tekstur halus sampai

agak kasar, drainase terhambat dan reaksi tanah masam. Setelah

aluvial hidromorfik terdapat tanah gley yang berasosiasi dengan

endapan tanah organik yang telah mengalami pelapukan lanjut. Tanah

yang terbentuk dikenal sebagai tanah gley humus. Tanah ini sering

berasosiasi dengan organosol sehingga disebut tanah kompleks

organosol gley humus, mempunyai solum dalam, warna gelap, tekstur

dari halus sampai sedang, drainase terhambat dan rekasi tanah masam.

Solum dalam, tekstur halus, kasar, warna dari cerah sampai gelap,

drainase tergenang periodic sampai baik, reaksi tanah basa kandungan

garam tinggi sampai sedang.

• Regosol, dijumpai menyebar dibagian tengah kabupaten Deiyai. Tanah

ini bersolum dalam terbentuk dari bahan induk endapan pasir yang

didominasi mineral kwarsa. Bentuk wilayahnya datar sampai berombak,

dengan warna tanah coklat sampai kelabu muda, tekstur kasar,

drainase baik dan reaksi tanah masam.

• Padsolik, merupakan jenis tanah yang cukup luas di jumpai menyebar

di tengah sampai hulu sungai. Tanah ini telah mengalami

perkembangan lanjut, solum dalam, terbentuk dari induk batu liat,

bentuk wilayahnya berombak samapai agak berbukit, warna tanah

coklat samapai merah kuning, tekstur halus sampai kasar, drainase

baik dan reakasi tanah masam. Jenis tanah lain adalah litosol yang

mempunyai solum dangkal dan berbatu, membentang di puncak

(17)

keadaan medan yang terjal dan curah hujan tinggi menyebabkan erosi

yang cukup berat sehingga terjadilah tanah dangkal berbatu.

• Organosol, merupakan tanah organik (tanah gambut) yang terdapat

disebelah Barat Danau Tigi. Ketebalan gambut umumnya dalam (40 cm)

terdapat pada bentuk wilayah datar dan di daerah cekungan, warna

merah kehitaman sampai coklat tua, drainase sangat terhambat, reaksi

tanah sangat masam.

• Podsolik, terletak menyebar di bagian tengah dan hilir. Solum agak

dangkal terbentuk dari bahan induk batu pasir (kwarsa) pada bentuk

wilayah berombak dan agak berombak, warna coklat tua kemerahan

sampai kuning pucat, tekstur sedang, drainase agak terhambat dan

reakasi masa.

• Podsol. Terletak di hulu Kabupaten Deiyai serta sebelah Barat Danau.

Tanah ini menyebar di daerah bergelombang, mempunyai tektur yang

halus, berwarna kecoklatan.

• Regosol, tanah tersebut terletak di Utara bagian tengah dari kabupaten

Deiyai.

2.4.3.3 Kondisi Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Deiyai merupakan daerah

pedataran rendah-sedang sampai dataran tinggi dengan topografi praktis

rata-rata perbukitan. Pada sektor tengah mulai dijumpai perbukitan dengan

variasi topografi dari landai sampai miring, dengan pola intensitas

(18)

memanjang dari barat daya ke timur. Sejalan dengan fisiografi wilayah,

proporsi dari areal-areal yang bertopografi lebih berat adalah lebih tinggi

pada daerahdaerah yang berada di kawasan atas; sebaliknya areal-areal

bertopografi lebih ringan sangat tinggi pada daerahdaerah yang berada di

kawasan bawah.

Tabel 2.11

Luas Daerah Menurut Kemiringan Lahan di Kabupaten Deiyai

No Kemiringan Lahan Luas (Ha)

1 02% 55.747

2 215% 199.075

3 1540% 107.195

4 >40% 520.983

Jumlah 883.000

Sumber : RTRWP Papua

2.4.3.4 Klimatologi

Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Kabupaten Deiyai

udaranya relatif dingin yaitu rata-rata suhu udara maximum mencapai

sekitar 15,7°C dan minimum sekitar 9,6°C, sedangkan ratarata curah hujan

per tahunnya relatif tinggi yaitu mencapai 180,5 mm. Jumlah harian hujan

(19)

Tabel 2.12

Banyaknya Curah Hujan, Hari Hujan, Kecepatan Angin dan Arah Angin Kabupaten Deiyai

Sumber : BPS Kabupaten Deiyai

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam

Beberapa wilayah di Kabupaten Deiyai rentan terhadap bencana

dan telah diidentifikasikan. Berdasarkan hasil identifikasi tampak bahwa

bahaya geologi sering terjadi sedangkan bahaya tanah longsor juga

teridentifikasi sering terjadi di wilayah tersebut. Pulau Papua terbetuk dari

hasil benturan Lempeng Benua Australia (Australia Plate) yang bergerak ke

Utara dengan Lempeng Pasifik (Pacific Crustal Plate) yang bergerak ke arah

Barat. Hal ini menempatkan Deiyai sebagai wilayah rawan gempa tektonik

(20)

kekeringan terjadidi wilayah Pegunungan Tengah meskipun seluruh wilayah

Papua juga berpotensi untuk mengalami kekeringan. Sedangkan untuk

bahaya kekeringan di Papua, rata-rata pada wilayah pembagian

menunjukkan bahwa bahaya tersebut mungkin terjadi pada sebagian besar

wilayah di Papua. Khusunya pada wilayah Pegunungan tepatnya

Jayawijaya, Tolikara dan Yahukimo tampak terlihat bahwa bahaya iklim

kekeringan sering terjadi pada ketiga daerah tersebut.

2.4.5 Data Isu-Isu Strategis terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

2.4.5.1 Perkembangan Permukiman

Pusat-pusat pemukiman perkembangannya sangat terkait dengan

keberadaan jalan, untuk pusat permukiman di Kabupaten Deiyai mengikuti

Danau Tigi. Sehubungan hal itu, hampir semua pusat pemukiman utama

berada di kawasan bawah atau bertopografi datar.

Kabupaten Deiyai yang secara administrasi masih merupakan

kabupaten baru hasil pemekaran, hingga menyebabkan masih banyaknya

bangunan-bangunan baru di beberapa lokasi. Perumahan di Kabupaten

Deiyai terbagi menjadi bangunan permanen dan semi permanen yang tidak

jarang masih tidak tertata rapi khususnya pada daerah sepanjang bantaran

jalan. Pada umumnya rumah-rumah masyarakat sudah memenuhi kriteria

layak huni dan mempunyai lingkungan yang sehat. Namun pada beberapa

wilayah dterdapat rumah-rumah warga yang tidak memenuhi syarat layak

(21)

Dari segi tata bangunan, secara umum pada setiap wilayah Distrik

penataannya belum merujuk pada peraturan perundang-undangan yang

ada, masih sembarangan dan belum mengacu pada rencana tapak

bangunan yang ada, sedangkan pada beberapa kawasan yang ada di pusat

kota sebagian penataan bangunannya umumnya sudah berbentuk

bangunan rumah permanen dan mengikuti pola jaringan jalan utama.

Kondisi pemukiman di wilayah Kabupaten Deiyai ditinjau dari pola

pembentukannya pada umumnya membentuk pola linier. Bentuk linier ini

diperlihatkan oleh suatu pemukiman yang berkelompok dengan pola

perkembangannya membentuk dan memanjang sepanjang tepian jalur-jalur

jaringan jalan yang ada. Pembentukan pola pemukiman ini sangat

dimaklumi mengingat kondisi fisik di Kabupaten Deiyai merupakan daerah

yang banyak dilalui sungai. Adapun bentuk pola pemukiman seperti ini

dapat dilihat berdiri dan memanjang pada setiap Distrik-Distrik yang

(22)

Gambar 2.3

(23)

2.4.5.2 Air Minum

Salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia adalah

air bersih. Air bersih merupakan sumber air baku bagi pemenuhan derajat

kesehatan manusia. Pemakaian air bersih menjadi kebutuhan pokok yang

harus dikonsumsi penduduk secara rutin guna meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Baik buruknya pelayanan air bersih akan sangat

bergantung pada ketersediaan bahan baku air untuk pengolahan lebih

lanjut. Hingga saat ini sumber bahan baku air yang tersedia untuk diolah

dan dijadikan air bersih, umumnya diambil dari sumber bahan baku air

permukaan dalam hal ini air sungai. Belum adanya UPTD atau PDAM

sebagai lembaga pengelolaan air bersih, sehingga penduduk belum

menggunakan air bersih distribusi PDAM tetapi pemerintah Daerah telah

membangun jaringan air bersih di kabupaten Deiyai dengan kondisi yang

sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan air bersih di ibukota. Pada

konteks kebiasaan, masyarakat yang berada di tepian sungai telah

menjadikan air sungai tersebut sebagai sarana keperluan air minum,

berupa mandi, cuci, dan kakus (MCK) secara langsung yang belum tentu

terjamin kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian, penyediaan air bersih

di Kabupaten Deiyai, dibedakan atas sistem perpipaan dan non-perpipaan.

Sebagian besar penduduk Kabupaten Deiyai masih mengandalkan air

sungai/ air permukaan (non-perpipaan) sebagai sumber penyediaan air

bersih rumah tangga sehari-hari. Adapun untuk penyediaan air bersih

dengan sistem perpipaan dikelola langsung oleh pemerintah daerah.

(24)

Distrik dan beberapa desa yang dekat dengan ibukota Distrik. Masyarakat

yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan air bersih menggunakan air

sungai dan air danau serta sumur gali sebagai sumber air bersihnya dengan

rata-rata kedalaman berkisar 10-15 meter. Lebih lanjut, sebagian warga

juga telah memanfaatkan teknologi pompa air bertenaga listrik. Mekanisme

ini menggunakan air sungai (air permukaan) sebagai air baku. Sebagaian

besar sumber airnya berasal dari air permukaan dan sebagian mata air.

Kegiatan produksi dan distribusinya banyak digunakan sistem perpompaan.

Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Deiyai, maka dapat dijabarkan

secara global dan sistematis; sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum,

yang meliputi variabel: pengelola, tingkat pelayanan, sumber air baku,

kapasitas sub sistem, jumlah sambungan, jam operasi sub. sistem,

kehilangan air, jam operasi pelayanan, restribusi dan tekanan pada jaringan

distribusi.

(25)

2.4.5.3 Sampah

Pengelolaan sampah oleh penduduk dilakukan menggunakan

sistem tradisional seperti membakar dan mengubur dalam tanah. Saat ini

belum terdapat pelayanan sampah yang dilayani oleh Instansi Teknis.

Pengelolaan sampah mempunyai kaitan dengan aspek kebersihan

lingkungan. Pengelolaan sampah harus dilakukan oleh intansi teknis yang

bertanggung jawab dalam mengangkut sampah, membuang ke TPA dan

mengelola TPA, namun Kabupaten Deiyai belum sistim pengolahan sampah

yang memadai baik TPS maupun TPA.

(26)

2.4.5.4 Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang

sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan

komponen penting dalam perencanaankota (perencanaan infrastruktur

khususnya). Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,

atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau

membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan

dapat difungsikan secara optimal. Adanya suatu sistem drainase di

perkotaan maka akan diperoleh banyak manfaat pada kawasan perkotaan

yang bersangkutan, yaitu akan semakin meningkatnya kesehatan,

kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya dan daerah

perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air, banjir

dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk

di wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.8

Jaringan drainase di Kabupaten Deiyai sebagian besar terdapat di

pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar

pusat kota sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami

dimana kondisi fisiknya masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal

(tertutup tanah). Secara umum, kondisi drainase di kabupaten masih belum

memadai karena beberapa hal misalnya sistem jaringan yang ada belum

terpadu dan terpola dengan baik, sebagian besar salurannya terputus dan

terdapat fisik saluran masih tanah. Sistem pengaliran pada umumnya

(27)

menyebabkan aliran lambat sehingga tingkat sedimentasi tinggi.

Terdapatnya daerah cekungan dibeberapa tempat dengan tidak dilengkapi

saluran drainase yang memadai menyebabkan timbulnya

genangan-genangan pada saat hujan. Sistem jaringan drainase di Kabupaten Deiyai

bermuara di Danau Tigi atau di Sungai. Prasarana drainase dominan hanya

terdapat di daerah Waghete yang memiliki kepadatan penduduk lebih besar

dibanding kota Distrik lainnya. Untuk kawasan pedesaan, drainase banyak

dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan masyarakat. Rata-rata masyarakat

membangun drainase lebih bersifat swadaya. Pembangunan tersebut lebih

pada kebutuhan untuk mengalirkan air pemakaian rumah tangga keperluan

sehari hari.

Kondisi drainase yang ada di daerah perkotaan rata-rata belum

masuk pada kategori layak, yang mana dipengaruhi oleh sampah yang

dibuang dan terbuang ke saluran maupun limpasan pasir yang

menimbulkan sedimentasi di saluran drainase tersebut. Kondisi ini akan

sangat berpengaruh negatif pada masa yang akan datang untuk

mengantisipasi timbulnya genangan di badan jalan. Lebih lanjut, juga

terdapat drainase yang sudah tidak layak pakai karena kerusakan pada

penampang horizontal maupun vertikalnya. Salah satu kriteria yang

digunakan dalam pengelolaan drianase adalah keberadaan genangan air di

desa/kelurahan yang bersangkutan. Terdapatnya genangan air menunjukan

indikasi terhambatnya aliran air menuju saluran drinase, baik karena

tumpukan sampah, Daya tampungan drainase yang sudah tidak mencukupi

(28)

Gambar 2.6 Kondisi Drainase

2.4.5.5 Sanitasi

Pengelolaan air limbah sangat terkait dengan upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat. Pada konteks wilayah, untuk daerah

perkotaan dan perkampungan, Kabupaten Deiyai belum memiliki prasarana

pengolahan limbah (yang milik pemerintah). Permasalahan kesehatan,

derajat kesehatan masyarakat belum terdata secara khusus, terkait dengan

pengaruh limbah yang kemungkinan terkonsumsi masyarakat; seperti

limbah yang masuk ke sumber air bersih. Secara umum, limbah yang

dihasilkan belum masuk pada kategori skala besar, karena hanya berupa

(29)

Pernyataan tidak berskala besar ini pada dasarnya bersifat kualitatif,

karena belum ada keluhan yang signifikan dari masyarakat terkait

pengaruh limbah yang mengalir ke saluran drainase pada derajat kesehatan

keluarga.

Sanitasi air limbah domestik mencakup saluran pembuangan dan

sistem pengolahan air buangan rumah tangga baik yang berasal dari WC.

Sistem pengolahan air limbah domestik yang digunakan di Kabupaten

Deiyai yaitu sistem pengolahan secara individu di masing – masing rumah

atau sering disebut on-site sistem. Atau disamping itu, masih banyak

masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septic yang secara

konstruksi tidak memenuhi persyaratan desain yang ditentukan.

Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kabupaten Deiyai

ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat

(off site). Air limbah domestik diolah melalui sistem on site dengan

menggunakan tangki septik. Sistem air limbah yang dikelola oleh

masyarakat (rumah tangga) terbatas pada pelayanan pembuangan kotoran

rumah tangga (black water) yang berasal dari jamban dengan cara

ditampung dalam tangki septik dan cubluk. Sedangkan buangan air limbah

rumah tangga (grey water) dialirkan kesaluran drainase jalan, kebun atau

lahan kosong yang ada disekitar pemukiman. Pada permukiman yang

berada di tepian sungai, air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke

badan air / sungai. Warga yang tidak memiliki jamban masih melakukan

praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di kebun, sungai dan tanah

(30)

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Deiyai belum memiliki Instalasi

Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah lumpur tinja dari tangki

septik. Sehingga saat ini warga harus membuat tangki septik baru saat

tangki septik telah penuh. Sehingga untuk masa yang akan datang

Gambar

Gambar 2.1Peta Orientasi Kabupaten Deiyai terhadap Provinsi Papua
Tabel Administratif Kabupaten Deiyai
Tabel 2.3Luas Daerah Menurut Distrik Dan Tinggi Rata-Rata
Tabel 2.4Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Distrik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula dengan masalah pertambangan yang terjadi di Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire, Papua. Daerah ini merupakan daerah yang kaya akan tambang emas. Sejak tahun 2002, emas

Kualitas sumber daya manusia pada pegawai negeri sipil di Distrik Yamo Kabupaten Puncak Jaya sangat rendah mengakibatkan produktivitas kerja tidak sesuai dengan

Berdasarkan hasil survei maka dapat disimpulkan bahwa seroprevalensi sistiserkosis pada babi di Kabupaten Mimika, Papua rata-rata 50%, dengan kasus tertinggi ditemukan di Distrik

Bab ke-empat memuat hasil analisis proyeksi suhu permukaan laut (SPL) dan tinggi muka laut (TML), serta proyeksi ENSO dengan menggunakan data SPL di daerah Nino3 (daerah

Sumber : Kemenag Kabupaten Blora Tabel 4.3.1 Banyaknya Tempat Ibadah Dirinci Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Kradenan, Tahun 2014. Vihara/

Sumber : Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Situbondo.. pantai utara Kabupaten Situbondo umumnya merupakan dataran rendah dan disebelah selatan dataran tinggi

Dibawah ini merupakan rancangan umum proses Aplikasi Penilaian Kinerja Aparat Pemerintah Distrik Menggunakan Metode Profile Matching Pada Kantor Distrik Sota Kabupaten

Peran Efektivitas Badan Kepegawaian Daerah dalam proses Rekrutmen Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Mappi Provinsi Papua Pemerintah Daerah Kabupaten Mappi pada tahun 2018 telah