• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1508991495BAB 1. PENDAHULUAN net

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1508991495BAB 1. PENDAHULUAN net"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN |I - 1

Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan penyelenggaraan pembangunan

nasional yang mantap, termasuk penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta

Karya/Permukiman. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam

peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia

antara lain dengan :

transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah, Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan

bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam

(2)

PENDAHULUAN |I - 2 Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama

berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)

strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,

mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan

keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun

oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang

mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik

kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan

inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat

terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan

kemampuan keuangan daerah.

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat,

dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala

nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan

pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. RPIJM Bidang

(3)

PENDAHULUAN |I - 3 spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.

RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana

yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan

dan kapasitas daerah. Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta

Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain

mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga

(4)

PENDAHULUAN |I - 4 Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka

mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam

periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan

infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah

daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta

Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada

RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk

selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan

Bidang Cipta Karya.

(5)

PENDAHULUAN |I - 5 Pada Gambar di atas dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi

program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda

RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda

Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan

permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan

kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk

selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota

(SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan

sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan

infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).

RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan

permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan

prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui

RPIJM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia

usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh

rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan

dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun

dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana

tahunan.

1.4 Maksud dan Tujuan

RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima

tahun yang mencakup multisektor, multi sumber pendanaan, dan multi

(6)

PENDAHULUAN |I - 6 & B di Provinsi Sulawesi Tengah telah memiliki Dokumen RPIJM, tetapi dokumen

tersebut belum merepresentasikan Perencanaan dan Pemrograman pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mengacu pada Rencana Tata Ruang dan

berbagai kebijakan yang ada, oleh karena itu Dokumen RPIJM merupakan alat yang

dapat mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral,

mulai dari tngkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Adapunpun maksud dan

Tujuan disusunnya dokumen RPIJM Bidang CIpta Karya kabupaten/kota antara lain

adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan

infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun

perdesaan, sedangkan tujuan disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah sebagai

dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang memuat rencana program dan

investasi dalam jangka waktu lima tahun.

1.5 Prinsip Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a) Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk

rencana investasi yang disusun.

b) Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem

penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,

pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem

pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan

peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan

kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan

penataan bangunan gedung.

c) Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,

sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan

pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,

(7)

PENDAHULUAN |I - 7 dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi

dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.

d) Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta

sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang

Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.

e) Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah

(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat

terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM

Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya

dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan

kebutuhan daerah.

1.6 Mekanisme Penyusunan RPIJM

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya

dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM Bidang

Cipta Karya, langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian

Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya.

1.6.1 Hubungan Kerja Penyususnan RPIJM

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya

melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak

sebagai Pembina, sedangkan pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan

pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPIJM Bidang

Cipta Karya.

Dalam mekanisme penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya terdapat unit

pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPIJM/Randal,

melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat

yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman,

(8)

PENDAHULUAN |I - 8 Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk

kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur satgas terdapat juga

Koordinator Wilayah (Korwil) baik diperuntukan bagi wilayah Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua.

Pada tingkat provinsi dibentuk juga Satgas RPIJM yang berfungsi

memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

penyusunan RPIJM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda.

Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD,

Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya

Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM

Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK

Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari beberapa unsur antara lain Bappeda,

Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan

RPIJM Kabupaten/Kota.

GAMBAR 1.3

(9)

PENDAHULUAN |I - 9

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang

Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat

berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan.

1.6.2 Langkah Penyusunan RPIJM

Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada

dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional,

perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan

(10)

PENDAHULUAN |I - 10 Gambar 1.4

Langkah-Langkah Dalam Penyusunan RPIJM Bidang Ciptakarya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota satgas, baik di tingkat

Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan

RPIJM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada

(11)

PENDAHULUAN |I - 11 dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap

mengacu pada kebijakan nasional.

1.6.3 Penilaian Kelayakan RPIJM

Kelayakan suatu dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk

meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut

menggunakan metode skoring, dimana masing-masing kriteria kelayakan telah

ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPIJM dinilai dari

beberapa kriteria antara lain yaitu :

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM oleh

Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman

penyusunan RPIJM.

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang

pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan

perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau,

RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan

pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

c. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor

pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana

program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya.

e. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan RPIJM serta

(12)

PENDAHULUAN |I - 12 f. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk

menyusun dan mengelola implementasi RPIJM di daerah.

g. Matriks/ Memorandum Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks

program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPIJM Bidang Cipta Karya.

Dalam proses penyusunan RPIJM perlu memperhatikan mekanisme yang

mendasarinya. Mekanisme dasar yang dimaksud adalah dokumen RPIJM, agar

dalam penyusunan RPIJM nantinya seluruh kebutuhan akan sesuai dengan yang

diharapkan, dan hendaknya mampu mengakomodasi pembangunan infrastruktur

Bidang Cipta Karya. Dengan demikian, perlu memperhatikan beberapa pendekatan,

antara lain :

1. Proses perencanaan berbasis partisipatif.

2. Perencanaan berlandaskan transparansi dan persepsi bersama.

3. Perencanaan dilakukan secara terpadu dan bersifat berkelanjutan.

4. Perencanaan menggunakan pertimbangan aspek kelayakan, meliputi : kelayakan

teknis, kelayakan sosial, kelayakan ekonomi dan kelayakan lingkungan.

5. Perencanaan harus memperhitungkan kemampuan penyediaan dana yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1.7 Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya

Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya terdiri 11 (sebelas)

yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPIJM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya,

(13)

PENDAHULUAN |I - 13 Bab 2 Profil Kabupaten Banggai Kepulauan

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas

administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi,

klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW

Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN).

Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW

Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat

dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial,

bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan

kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika

kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan

pengembangan KEK).

Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umumdan kondisi

eksisting lingkungan, analisis perlindunganlingkungan dan sosial seperti Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta

perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca

pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 5 Kerangka Strategis Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen

rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

(RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana

(14)

PENDAHULUAN |I - 14 Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah

yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber

daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis

permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infratruktur Cipta Karya

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor

pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota,

kawasan, dan lingkungan.Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan

harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW

Kabupaten/Kota.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks Program Investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM   Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Gambar 1.2  Keterkaitan RPIJM   Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah
GAMBAR 1.3 Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota
Gambar 1.4 Langkah-Langkah Dalam Penyusunan RPIJM Bidang Ciptakarya

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Makna Hari Raya Kuningan Pada Umat Hindu Di Pura Khayangan Jagat Kerthi Buana adalah Mengintropeksi diri dengan memohon Ida Sang Hyang Widhi

juga apakah aspirasi Ioper koran usia remaja realistis atau tidak, hal tersebut. membutuhkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orangtua maupun

Sebuah tag RFID selangkah lebih maju dengan mengemisikan sebuah nomor seri unik di antara jutaan obyek yang identik, sehingga ia dapat mengindikasikan “Ini

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) berbantuan alat peraga diterapkan secara optimal

Persentase tertinggi intensitas nyeri haid setelah dilakukan stimulasi kutaneus ( slow stroke back massage) berada pada kategori nyeri ringan dengan jumlah 15 responden

Di berbagai sekolah (SMP dan SMA) yang menugaskan guru fisika sebagai pembina ektrakurikuler tersebut, seringkali memunculkan sebuah masalah yakni tidak semua

Hasil analisis pada uji homogenitas ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam karakteristik responden pada kedua kelompok sehingga membantu

Dalam menjawab pertanyaan pada rumusan masalah maka penelitian ini merupakan penelitian komparatif/perbandingan yaitu membandingkan manakah yang lebih akurat antara