• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I – PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1509339403DOCRPIJM 1507843124RPI2JM kuansing BAB 1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I – PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1509339403DOCRPIJM 1507843124RPI2JM kuansing BAB 1 Pendahuluan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I – PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, danmakmur

seperti yang dicita-citakan pada Rencana PembangunanJangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukanpenyelenggaraan pembangunan

nasional yang mantap, termasukpenyelenggaraan pembangunan Bidang

Cipta Karya/Permukiman.Peran pembangunan Bidang Cipta Karya

khususnya dalam peningkatansosial ekonomi masyarakat Indonesia antara

lain dengan (i)mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii)

mewujudkanlingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan

kehidupanyang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah

bagimasyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum

dansanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhandasar

masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, sepertiindustri,

perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upayamendorong

pertumbuhan ekonomi.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai

denganamanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

PemerintahanDaerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007

tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

PemerintahanDaerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota,merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah

Pusat,Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota,

yangdiselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia

usaha.Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan,

danpengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kotamemiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan

pembangunaninfrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama

berbagaistakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3

(tiga)strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu

(i)meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii)

meningkatkankesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas

(2)

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni

danberkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian

PekerjaanUmum, mengembangkan konsep perencanaan

pembangunaninfrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa

RencanaTerpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkanketerpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang

CiptaKarya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui

fasilitasiPemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala

nasional,provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun

sektoral.Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif,

diharapkanketerpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud,

denganmempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan

kemampuankeuangan daerah.

1.2. Pengertian dan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur JangkaMenengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumenperencanaan dan

pemrograman pembangunan infrastruktur BidangCipta Karya yang disusun

oleh Pemerintah Kabupaten/Kota denganjangka waktu 5 (lima) tahun, dan

dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, masyarakat, dandunia usaha dengan mengacu pada

rencana tata ruang dan kebijakanskala nasional, provinsi, dan kabupaten

kota, untuk mewujudkanketerpaduan pembangunan permukiman yang layak

huni danberkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikanberbagai

dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai daritingkat pusat,

provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang CiptaKarya disusun

sebagai dokumen teknis operasional pembangunaninfrastruktur Bidang Cipta

Karya sesuai dengan dokumen rencana yangada, dengan perkuatan pada

rencana investasi sesuai dengankebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karyapada

(3)

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada SistemPerencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta

Karya,selain mengacu pada rencana spasial dan arah

pembangunannasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral

Bidang CiptaKarya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air

Minum(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata

Bangunandan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan

(4)

1.3. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur JangkaMenengah

(RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunaninfrastruktur tahunan

dalam periode tiga hingga lima tahun, yangmensinkronkan kegiatan

pembangunan infrastruktur, baik yangdilaksanakan dan dibiayai pemerintah,

pemerintah daerah, maupun olehmasyarakat/dunia usaha. Khusus untuk

Bidang Cipta Karya, rencanadan program pembangunan infrastruktur yang

terdapat pada RPI2-JMdioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta

Karya, untukselanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh

pelakupembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2

memaparkanKeterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM

BidangPekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di

daerah.

Gambar 1.2Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaa Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan

(5)

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana,

danindikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yangtercantum

pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU,

dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasarintegrasi rencana

pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahankebijakan

pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut,untuk selanjutnya

diterjemahkan pada rencana induk masing-masingsektor, seperti Rencana

Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),Strategi Sanitasi Kota (SSK),

dan Rencana Tata Bangunan danLingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu

wilayahyang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai

pengaruhsangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap

pertumbuhanekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya,

dan/ataulingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman

dapatdikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan

danLingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).

RTBLKSK berisikan rencana aksi program strategis dalam

penanganankegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang

CiptaKarya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di

KSKberdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya

dioperasionalkanmelalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana

investasi yangmelibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,

PemerintahKabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan

pembiayaanpembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun

denganmempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan,

sertakapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks

(6)

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah

untukmewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam

penyelenggaraaninfrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di

perkotaan maupunperdesaan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya

adalahsebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman,

danpenganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

RPI2-JMmemuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima

tahunyang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan

multistakeholders.

1.5. Prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana diuraikan

sebagai berikut:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air

minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,

pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem

pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan

peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh,

pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta

penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber

pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social

Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam

pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan

(7)

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan

RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat

(bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian

daerahdapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien

dapattercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat

dikaji(review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan

arahanpembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

A. Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Kuantan Singingi TA. 2015

Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri dari

Kabupaten/Kota terdiri 11 (sebelas) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,maksud

dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsippenyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya, serta mekanismepenyusunan RPI2-JM Bidang

Cipta Karya.

Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan BidangCipta

Karya, antara lain amanat pembangunan nasional(RPJPN, RPJMN,

MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden),amanat peraturan

perundangan terkait Pembangunan BidangCipta Karya, serta amanat

internasional.

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untukKabupaten/Kota

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26Tahun 2008),

RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRWKawasan Strategis

Nasional (KSN). Indikasi program BidangCipta Karya pada RTRW

Nasional, RTRW Pulau, RTRWProvinsi, maupun RTRW KSN yang

(8)

Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian inijuga

memaparkan kedudukan kota pada rencanapengembangan kawasan

khusus, antara lain dalam rangkapengembangan MP3EI dan KEK

(jika kabupaten/kota tersebuttermasuk dalam KPI MP3EI dan/atau

kawasan

pengembangan KEK).

Bab 4 Profil Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umumKabupaten/Kota seperti

batas administrasi wilayah, demografi,geografi, topografi,

geohidrologi, geologi, klimatologi, sertakondisi sosial dan ekonomi

wilayah.

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan danstrategi

dokumen rencana seperti Rencana Tata RuangWilayah (RTRW),

Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD),

Rencana Pembangunan danPengembangan Kawasan Permukiman

(RP2KP), RencanaTata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana

IndukSistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),

danRencana Tata Bangunan dan Lingkungan di KawasanStrategis

Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasanmengenai

Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunanpada skala

Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencanaprogram

investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya sepertirencana

pengembangan permukiman, rencana penataanbangunan dan

lingkungan (PBL), rencana pengembangansistem penyediaan air

minum, dan rencana penyehatanlingkungan permukiman (PLP). Pada

setiap sektor dijelaskanisu strategis, kondisi eksisting, permasalahan,

dan tantangandaerah, analisis kebutuhan, serta usulan program

(9)

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspekteknis per

sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkanentitas regional,

kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.Khusus untuk entitas

kawasan, pemilihan kawasan haruspada Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (KSK) sesuaidengan amanat RTRW

Kabupaten/Kota.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umumdan

kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindunganlingkungan dan

sosial seperti Kajian Lingkungan HidupStrategis (KLHS), AMDAL,

UKL – UPL, dan SPPLH, sertaperlindungan sosial pada tahap

perencanaan, pelaksanaan,maupun pasca pelaksanaan

pembangunan bidang CiptaKarya.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBDKabupaten/Kota,

profil investasi dan proyeksi investasi dalampembangunan Bidang

Cipta Karya, serta strategi peningkataninvestasi bidang Cipta Karya.

Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaanCipta

Karya di daerah yang fokus kepada aspekkeorganisasian, aspek

ketatalaksanaan, dan aspek sumberdaya manusia. Dari ketiga aspek

tersebut dijelaskan kondisieksisting, analisis permasalahan dan

rencana

pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi InfrastrukturJangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi

RPI2-JMKabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program

(10)

B. Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta

Karyadipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja

penyusunanRPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM

BidangCipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota padadasarnya

melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, danpemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini DitjenCipta Karya, bertindak

sebagai pembina. Sedangkan, pemerintahprovinsi berperan sebagai

fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kotamerupakan penyusun dari dokumen

RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat

unitpelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk

SatgasRPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal

CiptaKarya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina

Program,Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan

danLingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum,

DirektoratPengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya.

Untukkemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas

terdapatjuga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa,

Kalimantan,Sulawesi, dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang

berfungsimemfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Kabupaten/Kotadalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk

melalui SKGubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda,

DinasPU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait

pembangunanCipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas

RPI2-JMKabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas

dibentukdengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur

(11)

terkaitpembangunan Cipta Karya, dan UPTD PAB. Gambar 1.3

memaparkanKeterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan

RPI2-JMBidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur BidangCipta

Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangkamewujudkan

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

2. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus

mengacupada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen

pembangunannasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial.

Gambar1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang

(12)

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik

ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran

pentingdalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom

upplanning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karyaini,

agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastrukturBidang

Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakannasional.

3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu

dinilaiuntuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut.

(13)

masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. IndikatorPenilaian

Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi

dokumenRPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuaidengan

buku pedoman penyusunan RPI2-JM.

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari

keterpaduanstrategi yang tertuang pada dokumen perencanaan

pembangunannasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan

Bidang CiptaKarya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau,

RTRWP,RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan

perencanaanpengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

c. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana

programinvestasi sektor pengembangan permukiman, rencana

programinvestasi sektor PBL, rencana program investasi sektor

PLP,rencana program investasi sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan

dalampembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

e. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program

/kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

f. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapankelembagaan

untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-JM di daerah.

g. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritasprogram

dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuangdalam

RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Tabel 1.1 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang

(14)
(15)
(16)
(17)

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada SistemPerencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaa Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Gambar 1.3

Referensi

Dokumen terkait

pemecahan masalah termasuk salah satu keterampilan yang harus dikuasai di abad 21 (PISA 2012). Dengan demikian sudah seharusnya pembelajaran fisika di kelas diharapkan tidak

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

sebesar paling tinggi 100% (seratus per seratus) dari PBB-P2 yang terutang dalam bal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Bahan penelitian adalah data rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang memuat data mengenai jenis kelamin, umur, pekerjaan, predileksi tertinggi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Analisis Faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi

Sistem informasi expert system yang dibangun merupakan sistem informasi berbasis web, yaitu sistem yang mampu memberikan informasi tentang penyakit yang