• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penerapan ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) di PT. Apac Inti Corpora - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi Penerapan ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) di PT. Apac Inti Corpora - Unika Repository"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

WAWANCARA

(2)

Pertanyaan Wawancara

A. HRD (Human Research Development) 1. Bagaimanakan sejarah PT. Apac Inti Corpora?

- PT Apac Inti Corpora didirikan pada awal 1990 dengan nama PT.

Kanindotex (KANINDO GROUP) yang terdiri dari tiga perusahaan, yaitu PT.

Kanindo Sukses Perkasa, PT. Kanindo Prima Perkasa dan PT. Kanindo Mulia

Utama.

- Mulai bulan September 1994 hingga Mei 1995 dikelola oleh Gabungan

Koperasi batik Indonesia (GKBI), beberapa bulan kemudian pengelolaan

berpindah ke badan konsoriun bisnis eksekuif nasional. Pada bulan Oktober

195 PT. Kanindotex berubah menjadi PT. APAC INTI CORPORA.

- APACINTI memiliki tiga produk kunci yaitu, benang (482.000 bal/tahun)

,kain Greige (80.000.000 meter/tahun), dan Denim ( 60.000.000 yard/tahun),

dengan penjualan per tahun sebesar US$ 215.000.000.

- Perusahaan melakukan eksport 90% dari produknya ke 70 negara di 5

benua, dan sisanya untuk pasar lokal. Saat ini perusahaan telah memiliki

sertifikat SAI GLOBAL: ISO 9001:200 (Kualitas dan Kepuasan Konsumen),

dan ISO 14001:2004 (Sistem Manajemen Lingkungan).

2. Apa Visi dan Misi PT. Apac Inti Corpora?

- Visi: " Mempertahankan dan mengembangkan reputasi perusahaan

sebagai pelaku utama dalam industri tekstil nasional dan internasional "

(3)

- Misi: "Berpikir dan bekerja lebih baik dan lebih baik "

3. Bagaimanakah Struktur Organisasi PT. Apac Inti Corpora?

- lihat lampiran

4. Berapa divisi operasional yang dimiliki perusahaan?

- 14

5. Bagaimanakah Job description tiap bagian?

- Logistic Division

Bertugas dalam membantu kelancaran proses pabrik dan semua kegiatan

yang berhubungan dengan pengadaan material, pergudangan dan

pengiriman.

- HRD & CA

Divisi ini berfungsi untuk menangani masalah sumber daya manusia, legal

dan rumah tangga perusahaan. Membawahi Corporate Human Resources

Departement yang merupakan departemen pengembangan sumber daya

manusia, Legal dan General Affair Departement.

- Finance Acc.

Bertugas dalam perencanaan akuntansi dan pembukuan.

- Yarn Division

Divisi ini memiliki beberapa departemen , yaitu spinning CCR&CWR,

spinning I-VII, yang memproduksi benang dari bahan dasar kapas.

- Grey Division

Divisi ini memiliki beberapa departemen yaitu departemen weaving grey

I-III, yang memproduksi kain mentah / grey dari bahan dasar benang.

(4)

- Denim Division

Divisi ini terdiri dari departemen weaving denim IV dan V.

Memproduksi kain denim (jeans) dari bahan dasar benang.

- Laundry Division

Divisi ini menangani jasa laundry.

- Engineering Division

Divisi ini berugas membantu kelancaran proses pabrik dan semua kegiatan

yang berhubungan dengan electrical, mechanical, vehicle&forklift

dan workshop.

- Environment, Health and Safety Division

Divisi ini membawahi departemen WWT&CWT,Civil Mtc, General

- Affairs dan fire&brigade.

Divisi ini bertugas menangani masalah pengolahan air limbah dan air

bersih, perawatan bangunan, rumah tangga perusahaan dan pemadam

kebakaran.

- Internal Audit dan Sekretariat ISO

Bagian ini berfungsi sebagai kontrol terhadap kegiatan perusahaan, baik

mengenai, ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001.

- Project Division

Menangani proyek perusahaan (pengembangan pabrik) yaitu berkaitan

dengan kualitas produksi baik untuk dalam maupun luar negeri serta

membawahi Quality Control.

- QC & Inspector Division

(5)

Bagian ini berfungsi melakukan kontrol dan pengawasan terhadap barang

hasil produksi.

- Finance & CA Director

Bertugas dalam menangani Sport dan Gripac yang merupakan griya pelatihan PT. Apac Inti Corpora.

6. Bagaimanakan proses produksi perusahaan?

- lihat lampiran

7. Bagaimana PT. Apac Inti Corpora mengolah limbah sisa produksi? (Padat,

cair, gas)?

- lihat lampiran

8. Apakah perusahaan telah menetapkan kompetensi lingkungan untuk setiap

personil yang melakukan pekerjaan?

- Ya, seluruh karyawan telah ditempatkan pada kompetensi masing-masing

dan telah sesuai dengan kriteria/persyaratan yang ditetapkan perusahaan.

(dapat dilihat pada lampiran 3)

9. Apak telah dilakukan analisis gap kompetensi?

- Ya, HRD Departemen melakukan analisis gap kompetensi sehingga

seluruh karyawan benar-benar telah sesuai ditempatkan pada posisi yang

sesuai dengan kompetensinya.

10. Apakah telah dibuat prosedur pelatihan bagi karyawan?

- Ya (dapat dilihat pada lampiran)

(6)

11. Apakah telah melakukan analisis kebutuhan pelatihan?

- Sudah, pelatihan yang dilakukan disesuaikan dengan pekerjaan karyawan

yang memiliki dampak lingkungan seperti misalnya pengolahan limbah,

penggunaan bahan kimia, dan keselamatan kerja.

12. Apakah telah melakukan evaluasi efektivitas hasil pelatihan?

- Sudah, evaluasi dilakukan oleh HRD dan atau oleh pengawas lapangan

masing-masing bagian.

13. Dari hasil observasi didapati banyak karyawan yang tidak menggunakan

masker dan earplug, apakah tidak diberikan sanksi bagi karyawan tersebut?

- Tidak ada. Karena pemakaian masker dan earplug hanya masalah sepele

dan itu bergantung pada masing-masing individu dan tidak memiliki

pengaruh langsung ke operasional perusahaan.

14. Apakah form catatan pelatihan telah dibuat?

- Ya (dapat dilihat pada lampiran?

(7)

B. Internal Auditor

1. Bagaimana cara perusahaan mengukur/menilai tingkat pencemaran limbah

yang dihasilkan?

- dengan menggunakan ketetapan baku mutu yang telah ditetapkan

pemerintah.

2. Kapan memperoleh sertifikasi ISO 14001? Lembaga Sertifikasi?

- awalnya tahun 2001 oleh KEMA, lalu mulai tahun 2005 dilakukan oleh

SAI Global.

3. Apa Alasan Perusahaan menerapkan ISO 14001?

- mengikuti permintaan sebagian besar pelanggan dari luar negeri.

4. Apa dampak penerapan ISO 14001 bagi perusahaan?

- menjalin hubungan yang lebih baik dengan mendapatkan kepercayaan lebih

dari pelanggan.

5. Apa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam penerapan ISO 14001?

- Karyawan seringkali melakukan penyelewengan prosedur, misalnya

pemisahan limbah B3 dan non B3 yang seharusnya dipisah seringkali masih

dicampur, pemasangan simbol yang masih terbalik anatara bahan dan limbah

Karyawan beranggapan bahwa pelaksanaan ISO hanya menambah-nambah

pekerjaan saja sehingga seringkali menyepelekan auditor perusahaan.

7. Apakah ada sanksi yang diberikan bagi karyawan yang melanggar?

- Belum, paling hanya berupa teguran saja, dan pelanggaran tersebut dicatat

sebagai temuan audit.

(8)

6. Periode Audit/evaluasi ISO 14001?

- setiap 6 bulan sekali oleh pihak eksternal, inspeksi mendadak oleh auditor

internal perusahaan.

8. Seperti apa metode audit yang digunakan?

- pengecekan dokumen, pengecekan lokasi, sidak.

9. Apakah rekomendasi auditor telah dilakukan dengan baik oleh manajemen?

- selama ini ya, namun proses pengambilan keputusan sampai tingkat direksi

membutuhkan waktu yang cukup lama.

10. Action plan yang dilakukan perusahaan terkait manajemen lingkungan?

- selalu berusaha mengikuti perkembangan / update terhadap peraturan yang

baru.

11. Apakah sudah membuat mekanisme untuk melakukan audit internal untuk

memastikan sistem berjalan dengan efektif dan memenuhi peraturan

perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku?

- sudah, yaitu membuat perencanaan audit yang terjadwal.

12. Apakah perusahaan telah memberikan pelatihan kepada auditor internal?

- ya, auditor difasilitasi untuk kuliah di perguruan tinggi.

13. Bagaimana prosedur audit internal?

- (dapat dilihat di lampiran)

14. Sudahkah membuat form program audit, rencana audit, laporan audit,

checklist audit?

- Sudah, terdapat dalam kertas kerja / LKS (Lembar Ketidaksesuaian).

(9)

C. Legal & Corporate Affair

1. Apakah selama ini perusahaan sudah mengikuti klausul tentang persyaratan

perundang-undangana yang terdapat dalam klausul ISO 14001?

- Sudah, yaitu selalu mengikuti perkembangan terhadap peraturan yang baru.

2. Berapa bulan sekali perusahaan melakukan pembaharuan

perundang-undangan?

- tidak dapat ditentukan karena bergantung pada instansi pembuat

undang-undang itu sendiri, namun kami menghubungi instansi tersebut setiap enam

bulan sekali untuk melakukan pengecekan jika ada perubahan

perundang-undangan yang lebih baru.

3. Adakah permasalahan yang diahadapi jika terjadi perubahan peruaturan oleh

pemerintah?

- Perusahaan mengirimkan surat permohonan pemberitahuan jika ada

perubahan peraturan lingkungan hidup kepada instansi pemerintah setiap 6

bulan sekali, namun seringkali surat tersebut tidak dijawab dan kami

berasumsi bahwa berarti memang tidak ada perubahan peraturan. Padahal

sebenarnya sudah ada peraturan yang berubah, kami baru mengetahui ketika

diaudit oleh auditor eksternal. Jadi perusahaan dinilai terlambat dalam

mengupdate peraturan lingkungan hidup.

(10)

4. Bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan kepada karyawan jika ada

perubahan peraturan?

- Bagian Legal terlebih dahulu mengidentifikasikan peraturan yang sesuai

dengan lingkungan industri perusahaan, setelah itu disosialisasikan ke seluruh

pemimpin bagian melalui intranet perusahaan.

5. Apakah tidak ada sosialisasi secara langsung / terjadwal untuk memberikan

pemahaman kepada karyawan?

- Tidak ada, selama ini hanya melalui intranet perusahaan saja. Dan seringkali

karyawan mendatangi langsung bagian Legal untuk meminta kejelasan

mengenai peraturan yang ada, setelah ditanya ternyata mereka memang tidak

mendapat sosialisasi jika ada peraturan yang berubah.

6. Apakah telah dibuat flowchart untuk update dan flowchart untuk proses

sosialisasi peraturan yang baru?

- Belum

7. Apakah jika setiap ada perubahan peraturan telah dicatat dalam form historis

rekaman perubahan peraturan?

- Tidak, jadi langsung ke pengimplementasian peraturan tersebut.

8. Apakah perusahaan mempunyai prosedur tertulis untuk akses dan dan update

peraturan perundang-undangan lingkungan?

- Ya, prosedur tersebut telah dibuat dan dilaksanakan (dapat dilihat pada

lampiran)

9. Siapa penanggung jawab akses dan update?

- Divisi Legal & Corporate Affair.

(11)

10. Apakah Anda telah mengidentifiksasi peraturan perundangan lingkungan yang

relevan dengan bisnis?

- Ya, kami telah mengidentifikasi peraturan yang sesuai dengan kegiatan

bisnis perusahaan diantaranya peraturan yang menyangkut pencemaran udara,

Limbah B3, Amdal, dan keselamatan kerja.

11. Apakah telah dibuat ringkasan setiap peraturan perundangan yang relevan?

- Ya (dapat dilihat pada lampiran)

12. Apakah sudah dilakukan identifikasi aspek dan dampak, tujuan, sasaran dan

program lingkungan?

- Semua telah ditulis dalam prosedur persyaratan perundang-undangan.

13. Apakah perusahaan memiliki hard/soft copy peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya?

- Sudah, dan selalu diperbaharui jika ada peraturan yang baru.

14. Form daftar ringkasan peraturan perundangan lingkungan dan persyaratan

lainnya?

- Ya (dapat dilihat pada lampiran)

15. Form daftar institusi yang menerbitkan peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya?

- Ya (dapat dilihat pada lampiran)

(12)

LAMPIRAN 2

PROSEDUR LINGKUNGAN

(HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN)

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

Daftar Perundangan, Peraturan dan Persyaratan Lingkungan yang Relevan

No.  Judul Peraturan  Instansi Penerbit 

  Undang‐Undang   

1.      2. 

Undang-Undang LH No. 23 Tahun 1997 , Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang RI No 6 Tahun 1994 Tentang Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa- bangsa Mengenai Perubahan Iklim.

 

PEMERINTAH     

PEMERINTAH 

  AMDAL   

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 . 12 .

PP No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Kep. Men LH No. 17 Tahun 2001 Tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL

Kep. Men LH No. 2 Tahun 2000 Panduan Penilaian Dokumen AMDAL

KepKa. BAPEDAL No 8 Tahun 2000 Tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

KepKa. BAPEDAL No 9 Tahun 2000 Tentang Pedoman Peyusunan AMDAL

KepKa. BAPEDAL No 105 Tahun 1997 Tentang Panduan Pemantau Pelaksanaan RKL dan RPL.

KepKa. BAPEDAL No 124 Tahun 1997 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Peyusunan AMDAL

KepKa. BAPEDAL No 299 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL.

KepKa. BAPEDAL No. 56 Tahun 1994 Tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

SK. Gubernur Jateng No.25/2000 Tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan

(21)

  Informasi

dalam Proses AMDAL

13.          14.        15. 

Instruksi Gubernur Jateng No. 660.1/05/08/1999 Tentang Pembentukan Komisi Penilai Daerah dan Tim Teknis Penilai Daerah AMDAL Prop.

Jateng.

Instruksi Gubernur Jateng No. 660.1/01/2000 Tentang Penunjukan Laboratorium Penguji Kualitas lingkungan di Propinsi Jateng.

Instruksi Gubernur Jateng No. 660.2/11/1988 Tentang Prosedur Penanggulangan Kasus Pencemaran Perusakan Lingkungan Hidup  

Gubernur

Gubernur

Gubernur

  Limbah B3  

16 . 17 . 18 . 19 . 20 . 21 . 22 . 23 . 24 .

PP No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3

PP No.18 Tahun 1999 Jo PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pemgelolaan Limbah B3.

Kep. No. 02/ Bapedal/ 09/ 1995 tentang Dokumen Limbah B3.

Kep. No 05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan

label limbah B3

PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Kep Men LH No.51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

Kepka. BAPEDAL No. 255 Tahun 1996 Tentang Tatacara Persyaratan Peyimpanan dan

Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas.

KepKa. BAPEDAL No. 1 Tahun 1995 Tentang Tatacara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.

KepKa. BAPEDAL No. 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah B3.

PEMERINTAH PEMERINTAH BAPEDAL BAPEDAL PEMERINTAH     MEN LH 

BAPEDAL

BAPEDAL

BAPEDAL   

(22)

25 . 26 . 27.      28 . 29 . 30.       

KepKa. BAPEDAL No. 3 Tahun 1995 Tentang Persyaratan teknis Pengelolaan Limbah

B3.

KepKa. BAPEDAL No.4 Tahun 1995 Tentang Tatacara Persyaratan Penimbunan Hasil

Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Bekas penimbunan Limbah B3.

KepKa. BAPEDAL No.68 Tahun 1994 Tentang Tatacara Memperoleh Ijin Penyimpangan

Pengumpulan Pengoperasian Alat Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3.

SK. Gubernur Jateng No. 08 Tahun 1999 Tentang Pendelegasian Tugas dan Wewenang Pencemaran Limbah Cair kepada Kepala Bapedalda Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

SK. Gubernur Jateng No. 660.1/26/1990 Tentang

Baku Mutu Air di Propinsi Tingkat I Jawa Tengah.

SK. Gubernur Jateng No. 660.1/33/1990 Tentang Pedoman Teknis Pengambilan Contoh Air dan

Limbah Cair Untuk Dianalisa di Laboratorium.

BAPEDAL        BAPEDAL          BAPEDAL            Gubernur            Gubernur            Gubernur      Pencemaran Udara 31 . 32 .

PP RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Kep Pres No. 23 Tahun 1992 tentang Pengesahan Viena Convention for The

Protection of Ozon Layer and Montreal Protocol on Substances That Deplete The Ozon Layers Adjusted and Amanded by The Second Meeting of The Parties London, 27 - 29 June 1990.

Pemerintah

Presiden

(23)

33 . 34. 35 . 36 . 37 . 38 . 39 . 40 . 41 .

Kep Men LH No. 45 Tahun 1997 Tentang Indeks

Standar Pencemar Udara

Kep Men LH No. 48/MenLH/11/1996 Tentang Baku

Tingkat Kebisingan

Kep Men LH No. 49/MenLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Getaran

Kep Men LH No. 50/MenLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebauan

Kep Men LH No. 35 Tahun 1993 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang

KepKa. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 Tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.

KepKa. BAPEDAL No. 205 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.

SK. Gubernur Jateng No. 08 Tahun 2001 Tentang Baku Mutu Kualitas UdaraAmbien

SK. Gubernur Jateng No. 10 Tahun 2000 Tentang Baku Mutu Udara Emisi sumber Tidak Bergerak Tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Men LH Men LH Men LH Men LH Men LH BAPEDAL BAPEDAL Gubernur Gubernur Keselamatan Kerja

42. Kep Menkes No. 261/MENKES/SK/II/1998

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.

MENKES

(24)

LAMPIRAN 3

PROSEDUR LINGKUNGAN

(KEMAMPUAN, PELATIHAN, DAN KESADARAN)

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)

LAMPIRAN 4

PROSEDUR LINGKUNGAN (AUDITG INTERNAL)

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

LAMPIRAN 5

FOTO HASIL OBSERVASI

(36)
(37)

Waste Water Treatment

Clarifier

Incenerator

(38)

LAMPIRAN 6

FORM DAN PROSEDUR PELATIHAN

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

LAMPIRAN 7 FORM AUDIT

(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

LAMPIRAN 8

HASIL PENGUJIAN INTENSITAS KEBISINGAN, KADAR DEBU, TINGKAT KEBAUAN

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil yang diharapkan dalam pembuatan sistem informasi persediaan gudang ini adalah laporan penerimaan dan pengeluaran barang setiap harinya secara teratur sehingga dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan SML ISO 14001 di PT Pusri Palembang, khususnya kebijakan lingkungan dan pengelolaan aspek lingkungan penting

Berdasarkan pengujian dan analisis yang dilakukan pada yarn conditioning plant, hasil yang didapatkan sudah dibuat sistem HMI pada plant yang dapat berfungsi

Dari rekapitulasi nilai rasio konsistensi setiap responden pada tabel 5 dapat diketahui bahwa penilaian ketiga responden sudah konsisten karena kurang dari 10%. Setelah

Faktor kendala dalam penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2015 pada proyek Terowongan Silaturhami Masjid Istiqlal Jakarta dapat di lihat dari hasil uji

Baik PT Tusam Hutani Lestari telah memiliki dokumen terkait dengan tanggung jawab sosial sesuai dengan peraturan perundangan yang relevan/berlaku yang dapat dilihat

Jika dilihat dari hasil nilai R square yang sudah cukup tinggi, maka disarankan bagi yang akan melakukan penelitian dengan tema citra perusahaan, maka bisa menggunakan variabel lain