• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DESA SAMPANG

KECAMATAN SAMPANG

KABUPATEN CILACAP

NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

DESA

: SAMPANG

KECAMATAN : SAMPANG

KABUPATEN : CILACAP

(2)

KEPALA DESA SAMPANG

KECAMATAN SAMPANG

KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DESA SAMPANG

NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG

KABUPATEN CILACAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SAMPANG,

Menimbang : a. bahwa untuk mengembangkan usaha ekonomi bagi

Masyarakat desa dan untuk meningkatkan Pendapatan desa, Pemerintah Desa Sampang bermaksud mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa;

b. bahwa Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud huruf a di atas merupakan lembaga ekonomi masyarakat yang kedudukannya berada diluar struktur organisasi pemerintahan Desa;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a dan huruf b di atas perlu membentuk Badan Usaha Milik Desa yang diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Desa Sampang.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah – daerah Kabupaten dalam lingkungan Propnsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

(3)

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015);

6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2006 Nomor 9 Seri D Nomor 3);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2016;

(4)

10. Peraturan Bupati Cilacap Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

11. Peraturan Desa Sampang Nomor 7 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2016.

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SAMPANG Dan

KEPALA DESA SAMPANG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG

KABUPATEN CILACAP TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA SAMPANG

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah Desa Sampang;

2. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa dan BPD Desa Sampang;

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa Sampang;

4. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya di singkat BPD adalah lembaga yang melakukan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;

5. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disingkat BUMDes, adalah badan

usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang disahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa;

6. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;

7. Pelaksana Operasional adalah Pengurus yang mengelola BUMDes;

8. Badan Pengawas adalah Badan yang dibentuk Oleh Kepala Desa yang

mewakili kepentingan masyarakat, mempunyai kewajiban menyelenggrakan rapat umum untuk membahas keinerja BUMDes.

(5)

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Maksud Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes untuk menampung

seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan / atau pelayanan umum dengan mengelola sumber daya yang ada di Desa dan memberdayakan segenap potensi Desa;

(2) Tujuan Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan kemampuan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat dengan mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;

b. Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah perdesaan untuk

mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat desa secara keseluruhan;

c. Menciptakan lapangan kerja;

d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan

pihak ketiga.

BAB III

PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN DAN BENTUK BUMDes Pasal 3

(1) Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa maka dibentuk

Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes );

(2) Badan Usaha sebagaimana disebut ayat (1) bernama Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes ) Prima Niaga;

(3) BUMDes berkedudukan di Desa Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten

Cilacap;

(4) BUMDes di bentuk dengan kesepakatan musyawarah desa dan ditetapkan dengan Peraturan Desa

Pasal 4

(1) BUMDes sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) berbentuk Badan Hukum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) BUMDes sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat terdiri dari Unit-Unit Usaha; (3) Unit-Unit Usaha sebagaimana dimaksud ayat (2) kepemilikan saham dan

modalnya berasal dari BUMDes dan masyarakat;

(4) Dalam hal BUMDes belum mempunyai Badan hukum, bentuk organisasi

(6)

Pasal 5

(1) Unit – Unit Usaha sebagaimana tersebut pada Pasal 4 ayat (2) terdiri dari :

a. Usaha Dagang dan Jasa Fotocopy;

b. Usaha Jasa Keuangan Mikro;

c. Jasa Kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, pengelolaan

sumberdaya lokal dan teknologi tepat guna;

d. Dengan mempertimbangkan setrategi dan berbagai aspek serta inovasi maka Unit-Unit Usaha BUMDes dapat dikembangkan sesuai kemampuan dan kebutuhan masyarakat dan Desa.

Pasal 6

(1) Dalam rangka menjalin kerja sama antar Desa dan pelayanan usaha antar

Desa dapat dibentuk BUMDes bersama yang merupakan milik 2 (dua ) Desa atau lebih;

(2) Pendirian BUMDes bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disepakati

melalui Musyawarah Antar Desa yang difasilitasi oleh Badan Kerjasama Antar Desa yang terdiri dari :

a. Pemerintah Desa;

b. Badan Permusyawaratan Desa;

c. Lembaga kemasyarakatan desa;

d. Lembaga Desa lainnya;

e. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender.

(3) BUMDes bersama ditetapkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa

tentang Pendirian BUMDes bersama;

(4) Kedudukan BUMDes yang dibentuk oleh 2 (dua) Desa atau lebih

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kesepakatan antar Kepala Desa dan dituangkan dalam Keputusan Bersama.

BAB IV KEPENGURUSAN

Bagian Pertama

Kepengurusan dan Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes )

Pasal 7

(1) Kepengurusan BUMDes terdiri dari Penanggungjawab, Pelaksana

Operasional dan Badan Pengawas yang berasal dari unsur Pemerintah Desa dan masyarakat desa;

(2) Kedudukan Pememerintah Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah

sebagai unsur Penanggjawab pengelolaan BUMDes;

(3) Kedudukan masyarakat dalam kepengurusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sebagai unsur Pelaksana Operasional BUMDes;

(4) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa;

(5) Dalam rangka melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap

(7)

(6) Seseorang tidak boleh menduduki jabatan rangkap dalam kepengurusan BUMDes;

(7) Unsur Pemerintah Desa yang menjadi pengurus BUMDes harus mendapat ijin tertulis dari Kepala Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;

(8) Masa bakti pengurus BUMDes adalah 5 ( Lima ) tahun, dan dapat diangkat

kembali dalam 1 (satu) kali masa bakti. Pasal 8

(1) Organisasi pengelola BUMDes terpisah dari Organisasi Pemerintah Desa dan disesuaikan dengan bentuk Badan Hukum BUMDes.

(2) Penamaan susunan kepengurusan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan penyebutan nama setempat yang dilandasi semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan;

(3) Susunan / Struktur organisasi kepengurusan BUMDes terdiri dari : a. Penanggung jawab;

b. Pelaksana Operasional; c. Badan Pengawas.

Bagian Kedua

Kewajiban, Wewenang, Hak dan Larangan Pengurus Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes )

Pasal 9 Kewajiban Pengurus BUMDes adalah :

a. Menjalankan kegiatan usaha secara profesional dan transparan;

b. Mengakomodasi dan mendorong peningkatan kegiatan unit – unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat;

c. Menyampaikan laporan keuangan secara bulanan dan pada akhir tahun kepada Pemerintah Desa;

d. Mampu mendorong BUMDes untuk memberikan kontribusi kepada

pemerintah desa sehingga kesejahteraan masyarakat di desa meningkat. Pasal 10

(1) Penanggungjawab sebagaimana Pasal 8 ayat (3) huruf a dijabat Oleh Kepala Desa.

(2) Penanggungjawab sebagaimana dimaksud ayat (1) berkewajiban :

a. Memberikan nasehat kepada Pelaksana Operasional dalam

melaksanakan pengelolaan BUMDes;

b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap

penting bagi pengelolaan BUMDes;

c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUMDes.

(3) Penanggungjawab sebagaiman dimaksud ayat (1) berwenang :

a. Meminta penjelasan Pelaksan Operasional apabila terjadi persoalan atau permasalahan yang menyangkut pengelolaan BUMDes.

(8)

Pasal 11

(1) Pelaksana Operasional BUMDes sebagaimana tersebut pada Pasal 8 ayat (2)

huruf b terdiri dari : a. Ketua

b. Sekretaris c. Bendahara

(2) Pelaksana Operasional BUMDes mempunyai tugas mengurus dan mengelola

BUMDes sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

(3) Pelaksana Operasional BUMDes berkewajiban :

a. Melaksanakan dan mengembangkan BUMDes agar menjadi lembaga yang

melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa;

b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi desa untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Desa;

c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa

lainnya.

(4) Pelaksana Operasional BUMDes berwenang :

a. Membuat dan menyampaikan Laporan Keuangan seluruh unit usaha

BUMDes setiap bulan dan pada akhir tahun kepada Pemerintah Desa;

b. Membuat laporan perkembangan unit – unit usaha BUMDes setiap

bulan;

c. Memberikan laporan perkembangan unit – unit usaha BUMDes kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 tahun.

Pasal 12

(1) Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional BUMDes meliputi :

a. Masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;

b. Berdomisili dan menetap di Desa Sampang;

c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha ekonomi desa;

d. Pendidikan minimal setingkat SLTA atau sederajat;

(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan : a. Meninggal Dunia;

b. Telah selesai masa bhakti; c. Mengundurkan diri;

d. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat

perkembangan kinerja BUMDes;

e. Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pelaksana Operasional BUMDes dapat membentuk Pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha;

(9)

(2) Pelaksana Operasional BUMDes dapat dibantu pegawai / karyawan sesuai dengan kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggungjawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja lainnya.

(3) Perekrutan pengurus pada masing – masing bidang usaha dan pegawai / karyawan BUMDes sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) dapat ditunjuk dan / atau melalui seleksi dan ditetapkan dengan persetujuan Kepala Desa dan BPD.

Pasal 14

(1) Badan Pegawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (2) huruf c mewakili kepentingan masyarakat.

(2) Susunan kepengurusan Badan Pengawas terdiri dari : a. Ketua;

b. Wakil Ketua merangkap anggota;

c. Sekretaris merangkap anggota; d. Anggota.

(3) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai kewajiban

menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUMDes sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali;

(4) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) berwenang

menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk :

a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud ayat (2);

b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUMDes;

c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana

Operasional BUMDes.

(5) Masa bakti Badan Pengawas adalah 5 ( lima ) tahun, dan dapat diangkat kembali dalam 1 (satu) kali masa bakti.

Pasal 15

Pengurus BUMDes berhak mendapatkan Penghasilan sesuai dengan kemampuan BUMDes yang besarnya diatur dengan Peraturan Desa.

Pasal 16 Pengurus BUMDes dilarang :

a. Melalaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sehinggga dapat merugikan Kepentingan Negara, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan masyarakat;

b. Melakukan kegiatan atau perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan/atau bertentangan dengan norma norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat;

c. Melakukan kegiatan atau perbuatan yang merugikan dan/atau

mencemarkan nama baik Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa yang bersangkutan.

(10)

Pasal 17

Susunan Pengurus BUMDes dipilih melalui musyawarah desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V

KEWAJIBAN DAN HAK BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) Pasal 18

Kewajiban BUMDes adalah :

a. Mengakomodasi dan mendorong peningkatan kegiatan unit-unit usaha

masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat;

b. Memberikan kontribusi kepada desa;

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.

Pasal 19 Hak BUMDes adalah :

a. Mendapatkan perlindungan secara hukum dari Pemerintah Desa;

b. Menggali potensi desa terutama potensi yang berasal dari kekayaan milik desa;

c. Melakukan pinjaman dalam rangka peningkatan permodalan;

d. Mendapatkan bagian dari hasil usaha BUMDes;

e. Mengembangkan jenis usaha BUMDes;

f. Melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga;

g. Memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dalam rangka

pengembangan BUMDes;

h. Mendapatkan bimbingan dalam bidang manajemen perusahaan dan dalam

bidang teknis pengelolaan usaha.

BAB VI PERMODALAN

Pasal 20

Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari :

a. Kekayaan Desa yang dipisahkan;

b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten;

c. Pinjaman;

d. Penyertaan modal masyarakat dan / atau pihak lain dengan cara kerjasama

bagi hasil atas dasar saling menguntungkan;

e. Hasil Usaha BUMDes;

f. Bantuan atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 21

(1) BUMDes dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(11)

(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapatkan persetujuan BPD.

BAB VII

BAGI HASIL USAHA Pasal 22

(1) Hasil Usaha BUMDes merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku;

(2) Bagi hasil usaha BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur secara proposional dalam Peraturan Desa, Anggaran Dasar BUMDes dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes.

(3) Pembagian hasil Usaha BUMDes sebagaimana tersebut pada ayat (1)

digunakan untuk :

a. Pengasilan Pengurus BUMDes sebesar 45 %;

b. Pendapatan Asli Desa sebagai kontribusi BUMDes kepada Pemerintah desa sebesar 20 %

c. Penambahan modal untuk pengembangan usaha BUMDes sebesar 20 %

d. Pendidikan, Pelatihan, Bimbingan Teknis, dan Sosialisasi bagi Pengurus BUMDes sebesar 5 %

e. Operasional Rapat BUMDes sebesar 5 %

f. Pembangunan Desa, Pemberdayaan Masyarakat Desa, pemberian

bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial dan kegiatan dana bergulir sebesar 5 %

(4) Pembagian hasil Usaha BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BUMDes;

(5) Alokasi pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dikelola melalui sistem akuntansi sederhana. Kepailitan BUMDes

Pasal 23

(1) Kerugian yang dialami BUMDes menjadi beban BUMDes.

(2) Dalam hal BUMDes tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan

kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.

(3) Unit Usaha milik BUMDes yang tidak dapat menutupi kerugian dengan aset

dan kekayaan miliknya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.

BAB VIII

KERJA SAMA BUMDes Kerjasama Dengan Pihak Ketiga

Pasal 24

(12)

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan atau yang membebani masyarakat desa harus mendapatkan persetujuan BPD dan Kepal Desa;

(3) Kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan kewenangannya.

Kerjasama Antar BUMDes Pasal 25

(1) BUMDes dapat melakukan kerjasama antar 2 ( Dua ) BUMDes atau lebih;

(2) Kerjasama antar 2 ( dua ) BUMDes atau lebih dapat dilakukan dalam satu

Kecamatan atau antar Kecamatan dalam satu Kabupaten/Kota;

(3) Kejasama antar 2 ( dua) BUMDes atau lebih harus mendapat persetujuan masing-masing Pemerintah Desa.

Pasal 26

(1) Kerjasama antar 2 ( dua ) BUMDes atau lebih dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama;

(2) Naskah Perjanjian kerjasama 2 ( dua ) BUMDes atau lebih paling sedikit memuat :

a. Subyek kerjasama; b. Obyek kerjasama; c. Jangka waktu; d. Hak dan kewajiban; e. Pendanaan;

f. Keadaan memaksa;

g. Pengalihan aset;

h. Penyelesaian perselisihan.

(3) Naskah Perjanjian kerjasana antar 2 ( dua ) BUMDes atau lebih ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari masing-masing BUMDes yang bekerjasama.

Pasal 27

(1) Kegiatan kerjasama antar 2 ( dua ) BUMDes atau lebih

dipertanggungjawabkan kepala Desa masing-masing sebagai pemilik BUMDes;

(2) Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUMDes yang berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 28

(13)

Pasal 29

(1) Pelaksana Operasional BUMDes wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban BUMDes kepada Penanggungjawab yang dijabat oleh Kepala Desa;

(2) Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana ayat (1) di laksanakan setiap tahun sekali dan akhir masa bhakti kepengurusan kepada Pemerintah Desa;

(3) Pengurus BUMDes wajib menyampaikan laporan perkembangan pengelolaan

BUMDes kepada Pemerintah Desa setiap bulan sekali;

(4) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan dalam rapat bersama pengurus dan pihak-pihak lain yang ikut dalam penyertaan modal;

(5) Dalam hal pelaporan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)

tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, pengurus BUMDes dimaksud dapat diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 30

(1) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam membina pengelolaan BUMDes;

(2) Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan, tugas pembinaan terhadap

BUMDes kepada BPD yang disampaikan melalui Musyawarah Desa. Pasal 31

(1) Kepala Desa melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap BUMDes

dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna BUMDes sebagai alat penunjang otonomi desa yang dalam pelaksanaanya membentuk Badan Pengawas;

(2) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;

(3) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk BUMDes yang

dibentuk oleh 2 ( dua ) desa atau lebih ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa.

Pasal 32

Pemerintah melalui Menteri, Gubernur dan Bupati / Walikota menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria BUMDes, melakukan sosialisasi, bimbingan teknis serta memfasilitasi akselerasi pengembangan modal, pembinaan manajemen BUMDes serta melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap pengembangan manajemen dan sumber daya manusia pengelola BUMDes.

(14)

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 33

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.

Pasal 34

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapkan di : Sampang

Pada tanggal : 8 Maret 2016

KEPALA DESA SAMPANG,

AMIN SUTARSO Diundangkan di Sampang

Pada tanggal :8 Maret 2016 Kepala Desa Sampang

AMIN SUTARSO

Referensi

Dokumen terkait

Dengan potensi demikian masyarakat dan pemerintah desa memamfaatkan lahan tambak tersebut sebagai salah satu potensi desa untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Küçük gruplardaki davranışları bakımından kadınlarla erkek­ ler arasında bazı farklılıklar belirlenmiştir. Grup tartışmalarında kadınlar daha arkadaşça ve

Dari beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa golput adalah pilihan tidak memilih sebagai bentuk akumulasi rasa jenuh (apatis) masyarakat yang

Patih jeung Murayung tèa seug dibendian ku patih papatong jeung ratu Sari nu ngusirna patih Badul Raja Nur Sewan ngandika kami mah patih pandeuri. Raden patih mecut kuda

Dalam arti yang sempit, operasi jaringan irigasi adalah pengaturan pintu-pintu pada bangunan air (bendung, bangunan bagi dan lain-lain) untuk menyadap air dari sumber air,

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini mengambil sasaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) desa Tasikmadu dan desa Sumurgung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban9. Hasil

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh kepala sekolah di atas bahwa siswa- siswa di MTs Negeri Lubuk Pakam sudah mempunyai motivasi belajar yang bagus, karena