• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2010 Nomor: 9"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN BULUKUMBA

Tahun 2010 Nomor: 9

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR: 9 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN DESA SIPAENRE KECAMATAN KINDANG, DESA KAHAYYA KECAMATAN KINDANG, DESA SOMBA PALIOI KECAMATAN KINDANG, DESA SOPA KECAMATAN KINDANG, DESA PANGALLOANG KECAMATAN RILAU ALE, DESA TOPANDA

KECAMATAN RILAU ALE, DESA PACCARAMMENGANG KECAMATAN UJUNGLOE, DESA BARUGA RIATTANG KECAMATAN BULUKUMPA, DESA LAMANDA KECAMATAN BONTOTIRO, DESA TACCORONG KECAMATAN GANTARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2, Permendagri Nomor 28 Tahun 2006 maka pembentukan desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat;

b. bahwa sejalan dengan perkembangan

(2)

2

pelayanan masyarakat serta percepatan

pengembangan kawasan pedesaan, dipandang perlu direalisasikan dengan membentuk desa sesuai dengan aspirasi masyarakat dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan profesional;

c. bahwa dengan memperhatikan hal sebagaimana

dimaksud di atas dengan berdasarkan usulan dari

masing-masing desa, dengan

mempertimbangkan luas wilayah, jumlah penduduk, sosial budaya, sosial politik, potensi desa dan pertimbangan lainnya maka dipandang perlu membentuk desa/memekarkan desa yang telah memenuhi syarat tertentu;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a, b dan c perlu dibentuk dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4389);

(3)

3 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4846);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28

Tahun 2006 tentang Pembentukan,

Penghapusan, Pengggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan; 8. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2007 Nomor Seri D).

(4)

4 Dengan Persetujuan Bersama:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATENBULUKUMBA

dan

BUPATI BULUKUMBA MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DESA SIPAENRE KECAMATAN KINDANG, DESA KAHAYYA KECAMATAN KINDANG, DESA SOMBA PALIOI KECAMATAN KINDANG, DESA SOPA KECAMATAN KINDANG, DESA PANGALLOANG KECAMATAN RILAU ALE, DESA TOPANDA

KECAMATAN RILAU ALE, DESA

PACCARAMMENGANG KECAMATAN UJUNGLOE,

DESA BARUGA RIATTANG KECAMATAN

BULUKUMPA, DESA LAMANDA KECAMATAN BONTOTIRO, DESA TACCORONG KECAMATAN GANTARANG

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

(5)

5 Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Bulukumba.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten.

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa.

10. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

(6)

6 BAB II

PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk : a. Desa Sipaenre, Kecamatan Kindang; b. Desa Kahayya, Kecamatan Kindang; c. Desa Somba Palioi, Kecamatan Kindang; d. Desa Sopa, Kecamatan Kindang;

e. Desa Pangalloang, Kecamatan Rilau Ale; f. DesaTopanda, Kecamatan Rilau Ale;

g. Desa Paccaramengang, Kecamatan Ujung Loe; h. Desa Baruga Riattang, Kecamatan Bulukumpa; i. Desa Lamanda, Kecamatan Bontotiro;

j. Desa Taccorong, Kecamatan Gantarang.

(2) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a merupakan hasil pemekaran dari Desa Anrihua Kecamatan Kindang.

(3) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b merupakan hasil pemekaran dari Desa Kindang Kecamatan Kindang.

(4) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c merupakan hasil pemekaran dari Desa Benteng Palioi Kecamatan Kindang.

(5) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d merupakan hasil pemekaran dari Desa Mattirowalie, Kecamatan Kindang.

(6) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e merupakan hasil pemekaran dari Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale. (7) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf f merupakan hasil

pemekaran dari Desa Tanah Harapan Kecamatan Rilau Ale. (8) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf g merupakan hasil

pemekaran dari Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe.

(9) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf h merupakan hasil pemekaran dari Desa Kambuno Kecamatan Bulukumpa.

(7)

7 (10) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf i merupakan hasil

pemekaran dari Desa Caramming Kecamatan Bonto Tiro.

(11) Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf j merupakan pemekaran dari Desa Polewali Kecamatan Gantarang.

BAB III

JUMLAH PENDUDUK, LUAS DAN BATAS-BATAS Pasal 3

(1) Jumlah penduduk Desa Sipaenre 1.581 jiwa (2) Luas Desa Sipaenre adalah 1.039 Ha (3) Batas Desa Sipaenre adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Anrihua

b. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Benteng Malewang c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Borong Loe

d. sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Borongrappoa (3) Peta Desa Sipaenre sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 4

(1) Jumlah penduduk Desa Kahayya 1.503 jiwa (2) Luas Desa Kahayya adalah 1.468 Ha (3) Batas Desa Kahayya adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Sungai Balantieng b. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kindang c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Kindang d. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa

(3) Peta Desa Kahayya sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

(8)

8 Pasal 5

(1) Jumlah penduduk Desa Somba Palioi 2.403 jiwa (2) Luas Desa Somba Palioi adalah 650 Ha

(3) Batas Desa Somba Palioi adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Anrang Kecamatan Rilau Ale

b. sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Uluparang Desa Benteng Palioi

c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Bukit Harapan Kecamatan Gantarang

d. sebelah barat berbatasan dengan Dusun Kalimulasa Desa Garuntungan

(4) Peta Desa Somba Palioi sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 6 (1) Jumlah penduduk Desa Sopa 1.790 jiwa (2) Luas Desa Sopa adalah 1.110 Ha. (3) Batas Desa Sopa adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Benteng Palioi; b. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Dampang/Balibo; c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Bukit Harapan/Bukit

Tinggi;

d. sebelah barat berbatasan dengan Desa Anrihua.

(4) Peta Desa Sopa sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 7

(1) Jumlah penduduk Desa Pangalloang 1.600 jiwa. (2) Luas Desa Pangalloang adalah 550 Ha.

(9)

9 a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Bontobangun;

b. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Anrang; c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Batukaropa; d. sebelah barat berbatasan dengan Desa Bajiminasa.

(3) Peta Desa Pangalloang sebagaimana tercantum dalam Lampiran V dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 8

(1) Jumlah penduduk Desa Topanda 1.711 jiwa (2) Luas Desa Topanda adalah 464,65 Ha (3) Batas Desa Topanda adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Bontomanai; b. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tanah Harapan; c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Bijawang;

d. sebelah barat berbatasan dengan Desa Bontomanai.

(4) Peta Desa Topanda sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 9

(1) Jumlah Penduduk Desa Paccarammengang 1.700 jiwa

(2) Luas Desa Paccarammengang adalah 750 Ha

(3) Batas Desa Paccarammengang adalah sebagai berikut: a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Karassing; b. sebelah selatan berbatasan denganDesa Balleanging; c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Manyampa; d. sebelah barat berbatasan dengan Desa Tamatto.

(3) Peta Desa Paccarammengang sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

(10)

10 Pasal 10

(1) Jumlah Penduduk Desa Baruga Riattang 2.012 jiwa. (2) Luas Desa Baruga Riattang adalah 503,3 Ha. (3) Batas Desa Baruga Riattang adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Kambuno; b. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Balantaroang; c. sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tanete; d. sebelah barat berbatasan dengan Desa Kambuno.

(3) Peta Desa baruga Riattang sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 11

(1) Jumlah penduduk Desa Lamanda 1.523 jiwa.

(2) Luas Desa Lamanda adalah 560 Ha.

(3) Batas Desa Lamanda adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Desa Buhung Bundang; b. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bonto Bahari; c. sebelah timur berbatasan dengan Desa Tritiro;

d. sebelah barat berbatasan dengan Desa Tamalanrea.

(4) Peta Desa Lamanda sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX

dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 12

(1) Jumlah penduduk Desa Taccorong 2.598 jiwa. (2) Luas Desa Taccorong adalah 5.525 Ha. (3) Batas Desa Taccorong adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Palambarae; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Polewali; c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kalumeme; d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Polewali.

(11)

11 (4) Peta Desa Taccorong sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB IV D U S U N

Pasal 13

(1) Desa Sipaenre terdiri atas 4 (empat) Dusun meliputi: a. Dusun Balandidi;

b. Dusun Enre; c. Dusun Bonto Rita; d. Dusun Bandes.

(2) Desa Kahaya terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi :

a. Dusun Tabbuakang;

b. Dusun Kahayya;

c. Dusun Gamaccaya.

(3) Desa Somba Palioi terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi: a. Dusun Balleanging;

b. Dusun Pabbontoan; c. Dusun Buhun Batua.

(4) Desa Sopa terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi: a. Dusun Bonto Rita;

b. Dusun Sopa Tengah;

c. Dusun Sopa Ujung.

(5) Desa Pangalloang terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi: a. Dusun Jonjoro;

b. Dusun Tabbangka;

c. Dusun Assung Batua.

(6) Desa Topanda terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi:

a. Dusun Topanda;

b. Dusun Mattirowalia; c. Dusun Barana.

(12)

12 (7) Desa Paccarammengang terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi:

a. Dusun Bara’lohe; b. Dusun Boddia;

c. Dusun Galagang

(8) Desa Baruga Riattang terdiri atas 3 (tiga) Dusun meliputi:

a. Dusun Lembange;

b. Dusun Mallenreng; c. Dusun Kaseseng.

(9) Desa Lamanda terdiri atas 2 (dua) Dusun meliputi: a. Dusun Batassung;

b. Dusun Lamanda

(10) Desa Taccorong terdiri atas 4 (empat) Dusun meliputi : a. Dusun Ponci

b. Dusun Samaturu’e c. Dusun Borong Kaluku’e d. Dusun Ukke’e

Pasal 14

(1) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 digambarkan dalam peta wilayah yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini;

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan batas wilayah diatur dalam Peraturan Bupati;

(3) Dengan adanya pembentukan desa, pemerintah daerah

menetapkan rencana tata ruang wilayah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(13)

13 BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15

(1) Sebelum Kepala Desa definitif terpilih, Bupati mengangkat penjabat Kepala Desa.

(2) Pemilihan Kepala Desa harus dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan setelah pengangkatan Penjabat Kepala Desa.

Pasal 16

Anggota BPD Desa Pemekaran yang bertempat tinggal dalam wilayah desa hasil pemekaran secara otomatis menjadi anggota BPD Desa hasil Pemekaran ditambah dengan daftar tunggu berikutnya.

Pasal 17

Dengan terbentuknya Desa sebagaimana dimaksud Pasal 2 maka seluruh kekayaan Desa yang dimekarkan yang terletak dalam wilayah Desa hasil pemekaran diserahkan kepada Desa hasil pemekaran.

Pasal 18

Penyerahan kekayaan sebagaimana dimaksud Pasal 17 dibuat dengan berita acara penyerahan dari Kepala Desa dan diketahui oleh Badan Permusyawaratan Desa.

(14)

14 BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

Pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangannya dengan menetapkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba.

Ditetapkan di : Bulukumba pada tanggal : 31-12 -2010 BUPATI BULUKUMBA, TTD. H. ZAINUDDIN H Diundangkan di Bulukumba pada tanggal : 31-12 -2010

SEKRETARIS DAERAH BULUKUMBA, TTD.

H. A.UNTUNG. AP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2010 NOMOR 9

Referensi

Dokumen terkait

Rown Division yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif yang menerbitkan media cetak untuk.. anak muda dengan format

Menurut Sumarmo (2003), aktivitas-aktivitas yang tercakup dalam kegiatan pemecahan masalah meliputi: mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, serta

Sumber Alfaria Trijaya TBK Cabang Cikokol Kota Tangerang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara evaluasi manajemen logistik

Kecenderungan terakhir adalah bahwa suatu kegiatan bersifat kepentingan umum jika hal itu berkaitan dengan kesehatan, keamanan, atau kesejahteraan masyarakat

Puji yukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis bisa melalui berbagai macam proses dan akhirnya penulis

Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien yang positif, artinya bahwa Kualitas Layanan yang telah dilakukan penelitian pada toko Discovery Sidoarjo bepengaruh

Sekolah Tinggi Elektronika Dan Komputer Pat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala 2 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi 6. Sekolah Tinggi Ilmu

Hal ini sesuai dengan pendapat Weinbach (lihat Bab II, hal. 31) mengenai kemanfaatan dari keberadaan para relawan dalam pelaksanaan pelayanan manusia. Artinya