• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGAMATAN RADIASI DENGAN MENGGUNAKAN PENCACAH GEIGER-MULLER BERBASIS PC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM PENGAMATAN RADIASI DENGAN MENGGUNAKAN PENCACAH GEIGER-MULLER BERBASIS PC"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN PENCACAH GEIGER-MULLER

BERBASIS PC

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Ervan Erry Pramesta

NIM. 031424007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)

SISTEM PENGAMATAN RADIASI

DENGAN MENGGUNAKAN PENCACAH GEIGER-MULLER

BERBASIS PC

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Ervan Erry Pramesta

NIM. 031424007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(3)
(4)
(5)

iv

Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda

Walaupun itu hanyalah impian

Akan tetapi segala sesuatu adalah mungkin

Jika kita mempunyai semangat dan percaya

Maka musjizat akan terjadi

Segala Sesuatu Tanpa Perbuatan Adalah Percuma

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Bapak dan Ibukku,

Adikku,,

Rekan- rekan P.Fis.

(6)
(7)

vi

Sistem Pengamatan Radiasi

Dengan Menggunakan Pencacah Geiger-Muller

Berbasis PC

ERVAN ERRY PRAMESTA 031424007

Abstrak

Secara objektif proyek ini adalah proyek untuk mendaesain dan mengembangkan perangkat pribadi yang mampu mengukur tingkat radiasi dalam lingkungan atau sumber radiasi di laboratorium. Perangkat ini akan mempunyai kemampuan untuk memberi sinyal kepada penggunanya dalam cakupan pengukuran radiasi dan memberi informasi tentang karakteristik radiasi dan Geiger-Muller. Dengan menggunakan perangkat ini pengguna akan mampu untuk mengetahui berapa banyak radiasi yang terukur dalam beberapa waktu. Perangkat ini akan berguna untuk orang-orang uang bekerja pada lingkungan berbahaya, yang dimungkinkan kedapatan tingkat yang tidak normal dari radiasi yang tinggi. Perangkat akan mendeteksi partikel radiasi melalui Geiger-Muller. Kemudian data dari Geiger-Muller akan diproses di PC dan akan ditampilkan di monitor.

Dalam perangkat ini peneliti menggunakan mikrokontroller PIC16F84 untuk menghitung data dari Geiger-Muller. Kemudian, untuk mengirim data ke PC digunakan Rs232. Data dari mikrokontroller akan diproses di PC menggunakan Visual Basic 6.0 dan disimpan dalam basis data Access.

(8)

vii

Radiation Monitoring System

Using Geiger-Muller Counter

PC Base

ERVAN ERRY PRAMESTA

031424007

Abstract

The objective of this project is to design and develop a personal device able to measure radiation levels in the environment or radiation source in the laboratory. This device will have the ability to alert the user in the case of exposure to high levels of radiation and give information about characteristic of radiation and Geiger-Muller. Using this device the user will be able to know how

much radiation he has been exposed to in a certain period of time. This device would be useful to people working or living in dangerous environments where the possibility of exposure to abnormal levels of radiation is elevated. The device will detect the radiation particles using a Geiger-Muller tube. Next data from Geiger-Muller will processed in PC, and will be showed in Monitor.

In this device, researcher uses microcontroller PIC16F84 to count data from Geiger-Muller. Next, to sending data, will uses Rs232. Data from microcontroller will be processing in the PC using Visual Basic 6.0 and be saving in Access database.

(9)

viii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus kristus, dimana atas kasih dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Sistem Pengamatan

Radiasi Dengan Menggunakan Pencacah Geiger-Muller Berbasis PC ” dengan baik.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1.

Bapak Djoko Untoro Suwarno, S.Si., M.T, selaku dosen pembimbing yang selalu

memberi bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

2.

Bapak Drs. Domi Saverinus, M.Si, selaku dosen dan kepala jurusan yang selalu

memberi dorongan mental kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan

baik.

3.

Bapak A. Atmadi dan Bapak T. Sarkim selaku dosen penguji, penulis berterima

kasih atas segala bimbimbingan dan saran untuk terselesainya dan

penyempurnaan skripsi ini.

4.

Para Dosen Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma, atas segala ilmu yang

telah diberikan selama kuliah, terima kasih.

5.

Pak Narjo, Pak Sugeng, Mas Agus atas segala bentuanya.

6.

Bapak dan Ibu, atas segala dukungan mental dan dana, maaf telah menghabiskan

banyak dana dan waktu yang lama.

7.

Adikku Dedy, atas segala dukungannya.

8.

Cicilia Winarti, terima kasih atas segala dukungan dan bantuanya selama ini.

9.

Pak Rohandi, hampir saya lupa, atas dorongan mentalnya saya masih di

(10)

ix

10.

Temanku di kost Green House: Juni (jo), Eli, Lusi ndut, Nita, Prapti, Eni, Endar

atas segala dukungan dan bantuanya.

11.

Teman-temanku Pendidikan Fisika angkatan 2003, atas kebersamaanya selama ini

ayo semangat.

12.

Romo Emil, Romo Very, Romo Dion atas nasehat dan doanya.

13.

Segala pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu, atas dukungannya dan

berbagai bantuanya.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Akhir kata,

semoga skrpsi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta , 26 November 2003

(11)

x

HALAMAN JUDUL………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii

HALAMAN PENGESAHAN………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….v

ABSTRAK………..…vi

ABSTRACT………...vii

KATA PENGANTAR………..viii

DAFTAR ISI………....x

DAFTAR GAMBAR………xiii

DAFTAR TABEL………..xv

DAFTAR LAMPIRAN………...……..…………xvi

BAB I. PENDAHULUAN...1

A. Judul...1

B. Latar Belakang Masalah...1

C. Rumusan Masalah...2

D. Pembatasan Masalah...3

E. Tujuan...3

F. Manfaat...4

G. Metode Pengumpulan Data...4

H. Sistematika Penulisan...5

BAB II. DASAR TEORI...7

A. Radiasi Alam...7

B. Peluruhan Alfa...9

C. Peluruhan Beta...9

D. Peluruhan Gama...11

E. Detektor...11

F. Detektor Scintillator ( Scintillation Detektor )...11

(12)

xi

J. Pengertian Pulsa ...,,,...15

K. Sistem Pengamatan Radiasi Dengan Menggunakan Pencacah Geiger-

Muller berbasis PC...15

1.

Mikrokontroller PIC16F84...16

2.

Penganda Tegangan...21

a.

Traformator Step Up...21

b.

Kapasitor Yang Dikombinasikan Dengan Dioda Se-

cara Bersilangan...22

3.

Digitalisasi Pulsa...23

4.

Komunikasi Serial...23

BAB III. PERANCANGAN PENELITIAN...24

A.

Perancangan Perngkat keras...24

1.

Rangkaian Penguat Tegangan...25

2.

Rangkaian Pengubah Pulsa Geiger-Muller (pulsa analog) menjadi

Pulsa Digital...27

3.

Rangkaian Komunikasi Serial Antara PIC16F84 Dengan Rs232...28

B.

Perancangan Perangkat Lunak (Program atau Software)...29

1.

Perancangan Program (Software) Untuk Mikrokontroller...29

2.

Perancangan Program (Software) untuk PC...30

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN ANALISA...34

A.

Perangkat Keras...34

1.

Penggantian Baterai Dengan Power Supply...34

2.

Pemasangan Zenner Dioda...35

B.

Perangkat Lunak (Program Atau Software)...37

1.

Program Untuk Mikrokontroller...38

2.

Program Untuk PC...38

a.

Bagian Untuk Menerima Data Atau Informasi Dari Mikrokontroller.38

1)

Listing Pada Form Load Program...39

(13)

xii

2)

Membuat Tabel Untuk Menyimpan Data Pada Microsoft

Access...42

3)

Membuat Koneksi Data Source Untuk PC supaya Program

Dapat Berinteraksi Dengan Database...44

4)

Perintah Untuk Mengirimkan Data Ke Database

Microsoft Access...47

5)

Perintah Untuk Menampilkan Data Dari Database

Ke Program Vb...48

a)

Set Adodc Untuk Data Tabel Atau Grid...48

b)

Set Adodc Untuk Data Tabel Atau Grafik...49

C.

Analisa Data...51

1.

Jika Alat Atau Perangkat Sistem Pengamatan Radiasi Tidak

Diberikan Input Geiger-Muller...51

2.

Jika Alat Atau Perangkat Sistem Pengamatan Radiasi Diberikan

Input Geiger Muller...52

3.

Membandingkan Dengan Data Manual...52

a.

Data Manual Menggunakan Alat Lab...53

b.

Data Perangkat Sistem Pengamatan Radiasi...54

BAB V. PENUTUP...56

A.

Kesimpulan...56

B.

Saran... .57

DAFTAR PUSTAKA...59

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik karakteristik Geiger Muller...7

Gambar 2.2 Mikrokontroler PIC16F84...10

Gambar 2.3 Arsitektur mikrokontroler PIC16F84...13

Gambar 2.4 Transformator...15

Gambar 2.5. Rangkaian pengganda Tegangan...16

Gambar 2.6. IC4049...17

Gambar 2.7. Db9...17

Gambar.3.1.Blok diagram Sistem Pengamatan Radiasi Dengan Menggunakan Penca-

cah Geiger-Muller Berbasis PC...24

Gambar.3.2.Rangkaian Penguat Tegangan...26

Gambar.3.3. Rangkaian Pengubah pulsa GM menjadi Pulsa Digital...27

Gambar.3.4. Rangkaian komunikasi serial antara PIC16F84 dengan Rs232...28

Gambar.3.5. Diagram Alir Program Mikrokontroller...30

Gambar.3.6. Diagram Alir Program Untuk PC...31

Gambar.3.7. Pola program sistem pengamatan radiasi Untuk PC...32

Gambar.3.8. Blok Diagram Proses Dalam Program Untuk PC...33

Gambar.4.1. Rangkaian Skematik Dalam Pemasangan Zn Dioda...35

Gambar.4.2. Tranformator...36

Gambar.4.3. Rangkaian Skematik Penguat Tegangan...37

Gambar.4.4. Kotak Dialog Microsoft Access...41

Gambar.4.5. Kotak Dialog File New Database...41

Gambar.4.6. Kotak Dialog Database...42

Gambar.4.7. Kotak Dialog Tabel...43

Gambar.4.8. Kotak Dialog Tabel...43

Gambar.4.9. Kotak Dialog Administrative Tool...44

(15)

xiv

Gambar.4.11. Kotak Dialog Create New Data Source...45

Gambar.4.12. Kotak Dialog ODBC Microsoft Access Setup...46

Gambar.4.13. Kotak Dialog Select Database.46

Gambar.4.14.Form...48

Gambar.4.15.Form...49

Gambar.4.16.Program Beserta Contoh Data...50

Gambar.4.17.Data jika tidak diberi input Geiger-Muller...51

Gambar.4.18.Data jika diberi input Geiger-Muller...52

Gambar.4.19.Grafik karakteristik Geiger-muller...53

Gambar.4.20.Grafik data manual menggunakan alat lab...53

(16)

xv

DAFTAR TABEL

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

L1.SKEMATIK RANGKAIAN ………62

L2.DATA CACAH DENGAN WAKTU ………..63

L3.DATA CACAH DENGAN JARAK……… 71

L4.DATA CACAH DENGAN INTENSITAS ………..76

L5.DATA CACAH DENGAN SERAPAN BENDA……….80

L6.PROGRAM UTAMA VB ………83

L7.LISTING PROGRAM COUNTER………...89

L8.HEX PROGRAM COUNTER ……….94

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul

Sistem Pengamatan Radiasi Dengan Menggunakan Pencacah

Geiger-Muller Berbasis PC.

B. Latar Belakang Masalah

Sebelum menguraikan lebih jauh tentang radiasi dalam pemanfaatan iptek,

lebih dulu akan diinformasikan mengenai paparan radiasi yang diterima oleh

manusia dari alam. Manusia di bumi tidak dapat menghindarkan diri dari

penerimaan paparan radiasi alami yang berasal dari radionuklida primordial dan

kosmogenik, atau tidak bisa terhindar dari radiasi, mulai dari radiasi yang berasal

dari lingkungan sekitar (batuan atau udara yang mengandung zat radioaktif alam)

atau dari radiasi kosmik. Radionuklida alami ini terdapat dalam berbagai

komponen lingkungan hidup dan mempunyai potensi memberikan radiasi secara

eksternal dan internal.

Tingkat radiasi yang membahayakan manusia bertingkat-tingkat,

bergantung kepada jenis radiasi, apakah radiasi oleh sinar alfa, beta, gamma atau

sinar-X, dan juga bergantung kepada besarnya radiasi itu sendiri.

Dengan pengetahuan di atas, maka perlu adanya pemahaman lebih lanjut

(19)

lembaga penelitian. Dari sinilah timbul berbagai pertanyaan, bagaimana

mengamati radiasi secara efektif dan efisien, baik dari segi anggaran, kemampuan

alat, kemudahan dalam menggunakan alat, efisiensi dari data yang dihasilkan

cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat radiasi

yang ada.

Penelitian ini akan didesain alat yang mampu mengukur radiasi dalam

periode tertentu, yang dapat digunakan dalam mengajarkan radiasi yang mudah

diterima oleh pelajar untuk keperluan pendidikan bila diperlukan, maupun untuk

keperluan penelitian suatu lingkungan, dengan menggunakan Geiger-Muller

berbasis PC (Dalam hal ini dipilih detektor Geiger-Muller, karena Geiger-Muller

adalah suatu detektor yang mampu mengukur radiasi beta, alfa dengan baik

secara sederhana, dan mengukur sinar gama secara tidak langsung).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

muncul pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang lebih spesifik,

diantaranya adalah :

1. Bagaimana mengamati radiasi dengan menggunakan detektor

Geiger-Muller berbasis PC untuk keperluan pendidikan?.

2. Bagaimana mengamati radiasi suatu lingkungan menggunakan detektor

Geiger-Muller berbasis PC?.

3. Bagaimana mengamati suatu lingkungan yang memiliki radiasi yang kuat,

(20)

D. Pembatasan Masalah

Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang tidak relevan dengan

pokok bahasan, maka perlu adanya pembatasan masalah, agar sesuatunya tidak

menyimpang dari masalah yang ditetapkan. Dalam hal ini penggunaan Sistem

Pengamatan RadiasiGeiger-Muller berbasis PC untuk keperluan pendidikan,

hanya dibatasi untuk pembelajaran pencacahan zat radioaktif sebagai fungsi

waktu, pencacahan dari beberapa zat radioaktif dengan intensitas yang

berbeda-beda, pencacahan zat radioaktif sebagai fungsi jarak, pengukuran serapan radiasi

oleh benda. Sedangkan untuk keperluan penelitian, Geiger-Muller berbasis PC

digunakan sebagai alat untuk memonitor radiasi suatu lingkungan. Dalam hal ini

Geiger-Muller berbasis PC dapat diartikan sebagai banyaknya cacah radiasi yang

diterima detektor Geiger-Muller yang kemudian ditampilkan monitor dengan

bantuan pada PC.

E. Tujuan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Memberikan sarana belajar untuk keperluan pendidikan yang berkaitan

dengan Geiger-Muller dan radiasi.

2. Memberikan sarana penelitian untuk memantau besar kecilnya tingkat

(21)

F. Manfaat

Manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini, antara lain:

1. Bagi pelajar, dapat mengerti mengenai detektor Geiger-Muller, dapat

mengetahui sifat-sifat radiasi, dan mengetahui serapan radiasi oleh

logam dengan tebal yang berbeda.

2. Bagi peneliti, dapat memantau besar kecilnya tingkat radiasi di suatu

lingkungan.

3. Bagi masyarakat, dapat digunakan untuk dapat memantau besar

kecilnya tingkat radiasi di lingkungannya untuk keperluan kesehatan.

4. Bagi industri, dapat memantau besar kecilnya tingkat radiasi limbah

buangan industri apakah aman jika suatu saat dibuang ke lingkungan.

G. Metode Pengumpulan Data

Penulisan laporan ini dijadikan beberapa metode pengumpulan data yaitu :

1. Studi Pustaka

Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan

mempelajari beberapa literatur atau buku tentang PIC16F84, datasheet

komponen yang digunakan dan literatur lain yang diperoleh dari

internet serta majalah-majalah elektronik yang menunjang serta

berhubungan dengan alat dan pemrograman yang dibuat.

Dan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan Visual Basic

6.0 . Hal ini dikarenakan data akan diolah oleh PC dengan bantuan visual

(22)

2. Pembuatan Program

Dalam hal ini materi tugas akhir diterjemahkan dalam bahasa

pemrograman mikrokontroler, sehingga mampu didemontrasikan dalam

sistem alat ukur. Dan juga dalam bahasa pemograman Visual Basic 6.0

sehinga mampu ditampilkan oleh PC di monitor.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir ini akan disusun dengan sistematika sebagai

berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan

tugas akhir, pembatasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan laporan.

BAB II. DASAR TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori dari sisi fisika dari radiasi

sinar alfa, beta, gama, dan keterangan singkat mengenai bagaimana kerja

Geiger-Muller dan juga beberapa komponen yang digunakan dalam

pembuatan alat untuk menerima cacah dari Geiger-Muller, dan bagaimana

cara menampilkan data informasi dari Geiger-Muller ke PC.

BAB III. PERANCANGAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang penjelasan perancangan alat Interface dari

(23)

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Pada bab ini berisi tentang cara kerja alat keseluruhan dan

analisis serta pembahasan mengenai hasil tugas akhir yang telah dibuat.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini ini berisi kesimpulan dari hasil tugas akhir yang telah

dilakukan dan saran yang berisi ide-ide untuk perbaikan atau

pengembangan terhadap tugas akhir yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Radiasi Alam

Fenomena yang menunjukkan aktivitas inti atom, pertama kali

ditemukan oleh Henry Becquerel, seorang profesor dari Perancis, pada tahun

1896. Pada saat itu, ia sedang mempelajari sifat fluorisensi dan fosforisensi. Ia

mengamati bahwa senyawa-senyawa Uranium memancarkan sinar tertentu yang

daya tembusnya sangat besar seperti halnya sinar X, walaupun senyawa

Uranium itu tidak disinari terlebih dahulu. Pada awalnya Becquerel menduga

bahwa Uranium menyimpan energi matahari yang diperoleh sebelumnya,

sehingga ia menempatkan senyawa Uranium dalam kotak timah yang

tertutup rapat dan menyimpannya untuk beberapa lama di tempat yang tidak

ada sinar mataharinya. Ternyata Uranium tersebut tetap menunjukkan gejala

radiasi yaitu mampu menghitamkan plat fotogafi.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh beberapa ahli fisika lainnya,

diantaranya oleh suami istri Pierre dan Marie Curie pada tahun 1898.

Penyelidikan yang lebih lanjut menghasilkan dua unsur yang belum pernah

ditemukan orang sebelumnya yaitu polonium dengan aktivitas 400 kali Uranium

untuk berat yang sama, dan radium yang memiliki aktivitas 900 kali Uranium.

Gejala radiasi yang ditunjukkan oleh senyawa-senyawa tersebut oleh Marie

(25)

Dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya kita tidak dapat melepaskan

diri dari masalah radioaktivitas. Radiasi yang ada dialam ini terdapat dalam

jumlah yang acak. Partikel radiasi dipancarkan oleh radioaktif secara random.

Tidak semua inti meluruh pada saat yang sama, dan tidak ada yang menentukan ,

inti mana yang yang akan meluruh terlebih dahulu pada saat tertentu. Setiap inti

dapat memiliki peluruhan yang sama, ada yang cepat dan ada yang lambat.

Jumlah inti yang meluruh tiap satuan waktu tergantung pada jumlah inti radioaktif

yang ada.

Laju pengurangan inti atom tersebut yang belum meluruh dalam setiap

wakt u diberikan oleh persamaan:

Suatu unsur radioaktif akan memancarkan partikel radiasi ke segala arah

secara acak. Jadi partikel radiasi yang memancar dari inti belum tentu masuk

dalam detektor dan belum tentu dapat tercatat dalam pencacah. Kalau diadakan

pengamatan beberapa kali, jumlah cacahan untuk selang waktu tertentu, maka

akan dihasilkan jumlah cacahan yang berbeda. Hal ini akan teramati dalam

(26)

Bila diambil harga m yang besar (tak hingga) maka N (jumlah

rata-rata cacahan) mendekati harga N yang sebenarnya. Karena tidak

mungkin mengambil harga m tak berhingga, maka m diambil harga yang

memadai.

B. Peluruhan Alfa

Peluruhan alfa dari suatu atom tidaklah mungkin terjadi, menurut fisika

klasik, ternyata terjadi (Artur Beiser, 1987:416). Peluruhan alfa terjadi adalah

sebagai suatu cara untuk memperbesar kemantapan inti dengan mereduksi ukuran

intinya, peluruhan alfa biasanya terjadi pada inti yang mengandung 210 nukleon

atau lebih, yang tidak mampu mengimbangi gaya tolak-menolak protonnya.

Meskipun terjadi tolak-menolak antara proton dalam sebuah inti atom, biasanya

partikel alfa yang terpancar bukanlah proton, hal ini dikarenakan adanya energi

ikat yang tinggi dari partikel alfa. Karena berasal dari dalam inti partikel alfa

bermuatan positif , hal ini dikarenakan didalam inti hanya terdapat proton yang

bermuatan positif dan neutron yang netral.

C. Peluruhan Beta

Seperti halnya peluruhan alfa, peluruhan beta merupakan suatu cara agar

suatu inti dapat mencapai kemantapannya (stabil), dengan memancarkan

elektron. Sebelum tahun 1930 peluruhan ini menimbulkan banyak teka-teki antara

(27)

1. Seolah–olah energinya tidaklah kekal

Diduga ada energi yang hilang ketika terjadi peluruhan beta karena

elektron yang didapatkan terpancar sangatlah jarang mempunyai energi Kmax,

sedangkan secara umum dalam setiap kasus E max haruslah sama dengan moc2 +

Kmax.

2. Seolah-olah momentum liniernya dan momentum sudutnya tidak kekal

Dalam peluruhan beta nuklide tertentu arah elektron yang terpancar

dapat diamati dan ternyata arahnya tidaklah selalu berlawanan seperti yang

diramalkan oleh hukum kekekalan momentum linier.

Kekekalan momentum sudut diturunkan dari spin ½ dari elektron,

proton, neutron. Akan jika spin harus kekal (½) maka reaksi tersebut tidaklah

bisa terjadi.

Akan tetapi pada tahun 1930, Pauli mengusulkan partikel kecil dan berspin

½ yang dipancarkan bersama elektron, maka kedua persoalan diatas bisa diatasi,

yang kemudian partikel itu diberi nama neutrino (v). Peristiwa peluruhan beta

sendiri ada dua macam yaitu:

1. Pemancaran beta positif (positron)

p ⎯⎯→ n + e+ + v

2. Pemancaran beta negatif (elektron)

(28)

D. Peluruhan Gama

Peluruhan gama terjadi jika inti suatu atom mengalami eksitasi dari

keadaan dasar ke keadaan ikat yang energinya lebih tinggi dan selanjutnya

kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan beta dan radiasi gama.

E. Detektor

Untuk mengukur radiasi kita memerlukan sebuah detektor radiasi, dimana

detekor yang sering digunakan adalah Detektor Gas-Isian ( Gas-Filled Detektor ),

detektor ini terdiri dari:

1. Ionisasi Chamber

2. Proporsional Counter

3. Geiger-Muller

Pada umumnya prinsip kerja detektor gas-isian tidaklah lain adalah,

membuat gas isian tersebut terionisasi oleh partikel radiasi, yang selanjutnya

ion-ion tersebut diletakkan dalam medan listrik, dimana ion-ion positif bergerak sesuai

dengan arah medan listrik dan ion negatif bergerak berlawanan dengan arah

medan listrik, sehingga menimbulkan pulsa-pulsa listrik.

F. Detektor Scintillator ( Scintillation Detektor )

Pada umumnya prinsip kerja detektor Scintillator adalah sama dengan

detekor gas-isian akan tetapi dalam detektor ini diberi kristal dimana dapat

(29)

G. Detektor Semikonduktor

Prinsip kerja detektor ini berbeda dengan kedua detektor di atas karena

detektor ini menggunakan semikonduktor yang konduktivitasnya kecil untuk

mengumpulkan radiasi pada elektrodanya sehingga dapat diperoleh informasi

mengenai partikel radiasi yang diperoleh.

H. Detektor Geiger-Muller

Pada tahun 1928, Geiger Muller, seorang peneliti dari Jerman Barat,

membuat pencacah untuk mendeteksi radiasi α, β , dan γ yang terbuat dari

sebuah tabung yang tertutup pada kedua ujungnya. Bagian dindingnya dilapisi

logam tipis yang berfungsi sebagai anoda. Mula-mula tabung dibuat hampa

udara, lalu dimasukkan gas dengan tekanan rendah. Tegangan antara anoda

dan katoda diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas unsur yang diukur.

Saat dipergunakan untuk pengukuran, tabung didekatkan pada unsur

yang memancarkan partikel radioaktif sehingga partikel-partikel itu akan

menembus jendela tipis pada salah satu ujung tabung dan masuk ke dalamnya.

Partikel radioaktif ini lalu menumbuk atom- atom gas sehingga atom-atom gas

akan mengeluarkan elektron-elektron. Elektron yang terlepas saat tumbukan

ditarik ke anoda. Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat.

Karena melepaskan elektron, atom-atom gas berubah menjadi ion-ion

positif (ion adalah atom bermuatan). Ion-ion ini kemudian tertarik ke arah

katoda. Perpindahan ini akan menimbulkan pulsa listrik dalam rangkaian

(30)

maka terjadilah ionisasi atom-atom atau molekul-molekul gas dalam tabung itu.

Ion positif akan bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan bergerak ke

anoda. Bila ion- ion itu sampai pada masing-masing elektroda maka akan terjadi

pulsa tegangan atau pulsa arus sebesar:

Bila jumlah partikel yang radiasi masuk ke dalam tabung

Geiger-Muller tiap satuan waktu adalah tertentu maka cacahan yang tercatat oleh

pencacah akan tertentu pula. Jumlah cacahan tiap satuan waktu yang tercatat

tergantung dari pada tegangan elektroda. Hubungan antara jumlah cacahan

tiap satuan waktu dan tegangan elektroda merupakan kurva karakteristik

tabung Geiger-Muller yang pada umumnya seperti gambar dibawah:

Gambar 2.1 Grafik karakteristik Geiger Muller

Pulsa listrik kemudian diperkuat melalui amplifier sehingga dapat

(31)

listrik ini setelah melalui amplifier dapat pula dicatat pada alat penghitung listrik,

sehingga jumlah partikel yang masuk ke tabung tiap detiknya dapat dihitung.

Jika aktivitas unsur radioaktif cukup tingggi, maka jumlah partikel yang

dipancarkannya akan besar sehingga bilangan per detik yang ditunjukkan

pencacah Geiger Muller pun akan besar, atau detakan yang terdengar lewat

loudspeaker akan semakin banyak.

Urutan daya tembus sinar radioaktif dari yang terkecil adalah α (tidak

tembus kertas), β (tidak tembus alumunium) , dan γ (tidak tembus timbal). Akan

tetapi tembus atau tidaknya tergantung dari tebal benda.

I. Pengertian Sistem

Ada dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu

sistem yang menekankan pada prosedurnya dan sistem yang menekankan pada

komponen atau elemennya. Sistem yang menekankan pada prosedurnya

didefinisikan sebagai berikut:

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-bersama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jerri Fitz Gerald,

dkk, 1981)

Sedangkan untuk menekankan pada elemen atau komponennya

didefinisikan sebagai berikut:

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

(32)

J. Pengertian Pulsa

Dalam elektronika sering kita jumpai kata pulsa listrik, pulsa listrik adalah

sinyal listrik. Pulsa listrik dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pulsa analog

Pulsa analog adalah pulsa yang didasarkan pada nilai atau besar pulsa tersebut.

Misalnya pulsa analog 5V, -5V,0V dsb

2. Pulsa digital

Pulsa digital adalah pulsa yang didasarkan oleh ada atau tidak adanya sinyal,

yang dinyatakan dalam angka 0 dan 1. Angka 1 berarti ada sinyal atau pulsa,

sedangkan angka 0 menyatakan tidak adanya pulsa atau sinyal.

K. Sistem Pengamatan Radiasi Dengan Menggunakan Pencacah Geiger-

Muller berbasis PC

Karena radiasi partikel sangatlah banyak di alam ini, maka untuk lebih

mudah mengamati tentang banyaknya radiasi yang terpancar, maka digunakan

sistem pengamatan radiasi dalam hal ini menggunakan pencacah Geiger-Muller

berbasis PC. Sistem pengamatan radiasi dengan menggunakan pencacah

Geiger-Muller berbasis PC adalah sistem pengamatan radiasi dalam hal ini menggunakan

pencacah Geiger-Muller sebagai detektor radiasi yang menghasilkan pulsa listrik

kemudian pulsa-pulsa tersebut diolah menggunakan PC atau komputer yang akan

divisualisasikan dalam bentuk garfik. Adapun untuk mengolah cacahan dari

(33)

bantuan sebuah program yang dibuat dengan Visual Basic 6.0 melalui serial

komunikasi DB9 atau RS232.

Adapun komponen dan unit elektronik pendukung dari perangkat atau alat

sistem pengamatan radiasi adalah antara lain:

1. Mikrokontroller PIC16F84

Mikrokontroller PIC16F84 adalah merupakan mikrokontroller yang

diproduksi oleh perusahaaan Mikrochip, yang termasuk dalam mikrokontroller 8

bit dimana dapat melakukan pengolahan data secara 8 bit secara langsung. Pada

perancangan alat, mikrokontroller akan melakukan penerimaan data dari

Geiger-Muller dan kemudian menyimpan untuk sementara waktu dan kemudian

mengirimkannya ke PC.

(34)

Dekripsi tiap pin pada PIC16F84 dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Deskripsi pin PIC16F84

Number Description

1 RA2 - Port A

2 RA3 - Port A

3 RA4/TOCK1 - Port A

4 MCLR - Master clear input (active low)

5 Vss – Ground

6 RB0/INT – Port B

7 RB1 - Port B

8 RB2 - Port B

9 RB3 - Port B

10 RB4 - Port B

11 RB5 - Port B

12 RB6 - Port B

13 RB7 - Port B

14 Vdd - Positive Power Supply

15 OSC2/CLKOUT - Oscillator Output

16 OSC1/CLKIN - Oscillator Input

17 RA0 - Port A

(35)

Keterangan:

Port I/O

Terdiri dari 13 pin I/O, yaitu 5 pada portA(RA0, RA1, RA2, RA3,

RA4) dan 8 pada portB (RB0, RB1, RB2, RB3, RB4, RB5, RB6, RB7).

Vdd

Merupakan port yang akan dihubungkan ke power suplai yaitu +5

volt DC. VCC terdapat pada pin 14.

GND

Merupakan port yang akan dihubungkan ke ground atau pertanahan.

GND terdapat pada pin.

XTAL 1 dan XTAL 2

Mikrokontroler PIC16F84 telah memiliki on-chip osilator yang

dapat bekerja dengan menggunakan Kristal eksternal yang

dihubungkan ke kaki XTAL 1 dan XTAL 2. XTAL 1 dan XTAL 2

terdapat pada pin 15 dan 16.

MCLR ( Reset )

Merupakan masukkan reset, apabila diberi masukan ‘0’ pada saat

osilator bekerja maka akan mereset mikrokontroler tersebut. MCLR

(36)

Arsitektur PIC16F84

Gambar 2.3 Arsitektur mikrokontroler PIC16F84

Bagian-bagian utama dari mikrokontroler PIC16F84 (gambar 2.2), yaitu:

ALU

Merupakan bagian mikrokontroler yang bertanggungjawab

terhadap operasi aritmetika ( penjumlahan dan pengurangan ) dan

logika, termasuk pergeseran dalam register (shifting).

Memori Program

Memori program direalisasikan dalam teknologi FLASH memori

yang memungkinkan pemrogram melakukan program hapus-tulis

(37)

Program counter

Merupakan suatu register 13 bit yang berisi alamat instruksi yang

sedang dieksekusi. Program Counter terbagi menjadi byte rendah

(PCL) dan byte tinggi (PCH). PCL bersifat dapat dibaca dan ditulis,

sedangkan PCH hanya dapat ditulis.

Register status

Register status berisi status aritmetika dan ALU (C, DC, Z), status

reset (TO, PD) dan bit-bit pemilih memori (IRP, RP1, RP0).

Pembangkit clock - osilator

Rangkaian osilator yang dibutuhkan oleh mikrokontroler untuk

menyediakan clock bagi mikrokontroler.

Unit I/O

Agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan dunia luar,

maka harus ada terminal yang menghubungkan keduanya. Terminal

tersebut dinamakan port I/O yang dialamati sebagaimana layaknya

lokasi memori. Ada 13 I/O dalam PIC16F84.

Timer

Timer digunakan untuk keperluan menghasilkan tunda, mencacah

pulsa, mengetahui keberadaan proses yang sedang berlangsung, dan

sebagainya.

Instruksi-instruksi Untuk Seri PIC16

Mikrokontroler seri PIC16 tergolong mikrokontroler jenis

(38)

instruksi. Instruksi-instruksi tersebut tersebut terdiri atas 6 instruksi

untuk transfer data, 15 instruksi untuk operasi aritmetika dan

logika, 2 instruksi pengarah aliran program dan instruksi umum.

2. Penganda Tegangan

Untuk menggandakan tegangan kita mengenal berbagai cara antara lain

dengan menggunakan:

a. Traformator Step Up

Gambar 2.4 Transformator

Tranformator adalah sebuah kumparan yang dapat menghasilkan tenaga

sesuai dengan yang kita butuhkan. Misalnya kita ingin output tegangan dari

transformator lebih kecil, maka digunakan trafo step down. Dan jika ingin

menghasilkan ouput keluaran yang lebih besar dapat digunakan trafo step up.

Karena dibutuhkan tegangan yang besar untuk menghidupkan Geiger Muller

maka dalam penelitian ini akan dipergunakan trofo step up.

Dalam transformator terdapat perhitungan untuk menentukan jumlah

lilitan primer dan sekunder agar dapat dihasilkan keluaran dengan tegangan

(39)

b. Kapasitor Yang Dikombinasikan Dengan Dioda Secara Bersilangan

Cara ini merupakan cara untuk meningkatkan tegangan bolak-balik,

dimana terdapat beda fase diantara kedua kutubnya dalam waktu t detik

(periode). Dalam hal ini arus akan disimpan dalam kapasitor dan selanjutnya

arus yang keluar dari kapasitor akan diolah oleh dioda. Besarnya tegangan

yang dihasilkan bergantung dari berapa besar dan banyaknya kapasitor yang

dipergunakan. Sebagai contoh pengganda tegangan, rangkaiannya adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.5. Rangkaian pengganda Tegangan

Misal tegangan pada saat maksimum berada di X1-2 maka arus akan

disimpan pada C1, dan kemudian karena besarnya frekuensi bolak-balik, maka

pada saat X1-1 bertegangan masimum maka arus akan disimpan oleh C2.

Karena V =

C Q

, dan I=

t Q

maka tegangan dari C1 dan C2 akan digabung pada

waktu 2t detik. Besarnya kapasitansi dari C1 dan C2 haruslah kecil untuk

membuat waktu bergabungnya kecil, sehingga limit waktu bisa diabaikan.

Dan karena arus yang digandakan, maka jumlah muatan (Q) juga bertambah,

sehingga tegangan (V) menjadi besar, hal ini juga dipengaruhi dari besarnya

(40)

3. Digitalisasi Pulsa

Karena pulsa Geiger-muller masih dalam bentuk pulsa analog, maka perlu

digitalisasi untuk mempermudah dalam pengolahan data pulsa yang diperoleh.

Dalam hal ini akan dipergunakan IC4049 atau yang sering disebut HEX

inverting buffers, yang memiliki 6 buah gerbang hex inverter.

Gambar 2.6. IC4049

4. Komunikasi Serial

Untuk komunikasi dengan serial biasanya kita menggunakan Rs232 atau

sering disebut serial com, yang memiliki transfer 8 bit data. Dengan Tx berada

pada pin ke-3 dan Rx pada pin ke-2, sedangkan ground berada pada pin yang

ke-5. Dengan demikian untuk mengirim dan menerima data dari pengangkat

sistem pengamatan radiasi hanya akan melibatkan tiga pin saja.

(41)

BAB III

PERANCANGAN PENELITIAN

A. Perancangan Perngkat keras

Sistem pengamatan radiasi dengan menggunakan pencacah Geiger-Muller

berbasis PC adalah sistem pengamatan radiasi dalam hal ini menggunakan

pencacah Geiger-Muller sebagai detektor radiasi, yang menghasilkan pulsa listrik,

dan kemudian pulsa-pulsa tersebut diolah menggunakan PC atau komputer yang

kemudian divisualisasikan dalam bentuk garfik. Adapun untuk mengolah cacahan

dari Geiger-Muller tersebut digunakan mikrokontroller 16F84 yang kemudian

akan ditampilkan dengan bantuan sebuah program yang dibuat dengan Visual

Basic 6.0 di PC melalui serial komunikasi DB9 atau RS232. Sebagai gambaran

dasar pembuatan alat atau perangkat sistem pengamatan radiasi dengan

menggunakan pencacah Geiger-Mullerberbasis PC, maka alat akan dibuat

mengikuti blok diagram sebagai berikut:

Gambar.3.1.Blok diagram Sistem Pengamatan Radiasi Dengan Menggunakan

(42)

Dalam perancangan perangkat keras ini akan digunakan mikrokontroller

16F84, yang akan menerima output dari perangkat pengubah pulsa analog ke

pulsa digital dari tabung Geiger-Muller, dan akan mengolah pulsa tersebut yang

kemudian mengirimkan ke PC lewat komunikasi serial.

Sedangkan, rangkaian elektronik pendukung Perangkat Sistem

Pengamatan Radiasi Dengan Menggunakan Geiger Berbasis PC lainnya, antara

lain:

1. Rangkaian Penguat Tegangan

Karena Geiger-Muller membutuhkan tegangan tinggi untuk berkerja di

daerah kerjanya, yaitu sekitar 500V, sedangkan tegangan sumber bertegangan 9V

maka dibutuhkan rangkaian penguat tegangan. Dengan kata lain rangkaian

penguat tegangan dalam perancangan ini berfungsi untuk meningkatkan tegangan

sumber menjadi 500V.

Tentulah mudah jika tegangan sumber adalah tegangan AC, tinggal

meningkatkan tegangan tersebut dengan transformator. Akan tetapi dalam

penelitian ini akan digunakan tegangan sumber 9V DC, maka dalam rangkaian

penguat tegangan perlu ditambahkan rangkaian pengubah dari tegangan DC ke

tegangan AC.

Yang selanjutnya tegangan Output dari rangkaian pengubah DC ke AC

tersebut, ditingkatkan dengan transformator dan kapasitor yang dikombinasikan

(43)

Secara garis besar rangkaian penguat tegangan ini adalah sebagai berikut:

Gambar.3.2.Rangkaian Penguat Tegangan

Pada bagian rangkaian yang berfungsi pengubah tegangan DC ke AC,

tersusun dari satu led yang berfungsi sebagai indikasi menyala atau tidaknya alat,

dan dua buah resistor (R1 dan R2), satu buah kapasitor (C1) yang berfungsi untuk

menyimpan muatan atau arus sementara agar kumparan 1 dapat menghasilkan

tegangan 1. Satu buah transistor yang berfungsi sebagai gerbang supaya jika

muatan atau arus dalam kapasitor C1 dikeluarkan, maka transistor akan menyala

sehingga kumparan 2 akan menghasilkan tegangan 2, karena syarat supaya

transistor dapat menyala dan arus menuju emitor adalah adanya arus pada

kolektor dan basis, dan ada tegangan basis-emitor. Transistor yang digunakan

dalam rangkaian ini adalah TIP 3055.

Karena ada 2 buah tegangan yang berisolasi secara cepat, yang

dikarenakan kapasitor yang digunakan kecil, maka terjadi tegangan induksi di

kumparan 3.

Ketiga kumparan diambil dari CT, yang juga berfungsi sebagai

transformator step up, maka tegangan yang semula 9 volt di kuatkan menjadi 240

(44)

dioda (D2 dan D3) dan kapasitor (C2 dan C3). Kemudian oleh R3 tegangan yang

semula melebihi 500V diubah, sehingga keluaran menjadi 500 V.

2. Rangkaian Pengubah Pulsa Geiger-Muller (pulsa analog) menjadi Pulsa

Digital

Rangkaian pengubah ini dibuat untuk mempermudah dalam pengolahan

pulsa untuk diproses di mikrokontroller. Rangkaian ini terbentuk dari 1 buah

kapasitor (C1) yang berfungsi untuk menyimpan sebagian muatan dari pulsa yang

diberikan oleh Geiger-Muller, dua buah resistor yang memberi hambatan supaya

arus sebagian besar masuk ke C1 dan IC4049, 1 buah transistor yang berfungsi

sebagai penguat pulsa sehingga dapat diproses oleh IC 4049 menjadi digital.

Transistor bekerja dikarenakan adanya arus di kolektor dan basis dan ada

tegangan basis emitor. Dalam rangkaian ini dibutuhkan 2 buah Hex inverter dari

IC 4049, hal ini dikarenakan fungsi dari Hex inverter adalah memberi kondisi

dimana jika tidak ada pulsa yang masuk maka keluaran atau outputnya ada pulsa

begitu juga sebaliknya.

Secara garis besar rangkaian pengubah pulsa analog menjadi digital ini

adalah sebagai berikut:

(45)

3. Rangkaian Komunikasi Serial Antara PIC16F84 Dengan Rs232

Rangkaian komunikasi serial antara PIC16F84 dengan Rs232 mengikuti

skematiknya adalah sebagai berikut:

Gambar.3.4. Rangkaian komunikasi serial antara PIC16F84 dengan Rs232.

Rangkaian ini mempunyai dua fungsi yaitu pertama menghitung pulsa

dari geiger muller, selanjutnya yang kedua mengirimkan ke rs232 dengan

kecepatan standard baud rate 9600. untuk menyukupi tegangan input rs232

(12V-15V) maka digunakan tegangan dari mikrokontroler 5V dan sumber tegangan

yang lain 9V. Pin dari Db 9 yang dipakai untuk mengirimkan informasi adalah

(46)

B. Perancangan Perangkat Lunak (Program atau Software)

Teknologi yang digunakan dalam pembuatan dan pengujian sofware dari

perangkat sistem pengamatan radiasi terdiri dari:

1. Teknologi perangkat keras yaitu alat masukan, alat pemroses. Jenis

komputer yang digunakan adalah komputer intel Celeron, setara dengan

intel pentium IV. Harddisk 10G 4000 RPM , Memori RAM 256, VGA 32

Mb.

2. Teknologi perangkat lunak yaitu sistem operasi dan sistem sofware aplikasi

yang digunakan. Teknologi yang digunakan adalah:

a. Sistem operasi Windows Xp 2 versi 3 dan Windows NT untuk server.

b. Sofware aplikasi Visual Basic 6.0

c. Sofware aplikasi Microsoft office access 2003.

d. MpLab

e. PICProg4U (pemrogram mikrokontroller)

Sedangkan perancangan dalam pembuatan sofware itu sendiri terdiri dari

dua program, antara lain yang program pertama untuk memrogram

mikrokontroller, pada bagian ini hanya terdiri dari source code yang kemudian

didownload ke dalam mikrokontroller, dan program kedua berupa program

penampil data informasi dari mikrokontroller ke Monitor komputer melalui PC.

Perancangan dari kedua bagian itu adalah sebagai berikut:

1. Perancangan Program (Software) Untuk Mikrokontroller

Perancangan program dalam mikrokontroller akan dibuat dengan

(47)

Gambar.3.5. Diagram Alir Program Mikrokontroller

Perancangan program atau sofware pada mikrokontroller, hanya sebatas

menerima data dari Geiger-Muller, menghitung berapa cacah yang diterima, dan

kemudian setelah 1 detik data tersebut dikirim Rs232 secara serial, begitu

seterusnya sampai perangkat atau hardwere dari sistem pengamatan radiasi

dimatikan.

2. Perancangan Program (Software) untuk PC

Program atau software sistem pengamatan radiasi akan dibuat dengan

menggunakan program Visual Basic 6.0. Karena program Visual Basic 6.0

memadai untuk digunakan dalam perancangan software di PC. Akan tetapi

Visual Basic 6.0 tidak dapat menyimpan data secara mudah, maka untuk lebih

mudahnya akan digunakan database dari Microsoft Access.

Dalam hal penerimaan dan penampilan data, software sistem

pengamatan radiasi hanya akan melakukan konfigurasi dan koneksi dengan port

serial com. Dan selanjutnya akan mengambil data dari buffer serial Rs232, dan

(48)

ditampilkan grafik dari data tersebut ke dalam program sistem pengamatan

radiasi sesuai dengan waktu yang ditentukan, yang tarbuat dari Visual Basic 6.0.

Program sistem pengamatan radiasi untuk PC, akan dibuat mengikuti

diagram alir sebagai berikut:

Gambar.3.6. Diagram Alir Program Untuk PC.

Y Y Y Y Y

Y Y

Y Y

Y

Y

N N

N N

N

N

N N

N N

(49)

Dan sebagai acuan pembuatan program atau sofware untuk PC,

tampilan program akan dibuat mengikuti pola sebagai berikut:

Gambar.3.7. Pola program sistem pengamatan radiasi Untuk PC.

Keterangan:

a. Desain menu

Desain menu dalam program ini antara lain :

File yang berisi option untuk keluar (Exit).

Help yang berisi tutorial untuk menajalankan program.

Abaut yang berisi keterangan sofware.

Tabel (grid)

(50)

Profile yang berisi keterangan pembuat.

b. Desain option

Desain ini berisi pilihan waktu penampilan data.

c. Desain tombol

Start yang ditujukan untuk menjalankan program (mulai mengolah data).

Stop yang ditujukan untuk menghentikan pengolahan program.

Exit untuk keluar dari program secara cepat.

d. Desain keluaran

Desain keluaran secara umum pada program ini adalah berupa data counter

atau cacah yang tercantum pada tabel atau grid yang berbentuk angka, dan

data grafik yang dapat langsung dilihat pada grafik.

Sedangkan proses dari program yang akan dibuat ini, antara lain adalah

sebagai berikut:

Gambar.3.8. Blok Diagram Proses Dalam Program Untuk PC. Data rs232 Program

database

(51)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISA

A. Perangkat Keras

Dalam bagian perangkat keras seperti yang dikemukakan pada BAB III,

terdiri dari tiga rangkaian, yang pertama adalah rangkaian penguat tegangan, yang

kedua adalah rangkaian pengubah pulsa analog Geiger-Muller menjadi pulsa

digital, dan yang ketiga adalah rangkaian komunikasi mikrokontroller dan Rs232

secara serial. Dalam pengerjaan ketiga rangkaian diatas ada beberapa bagian yang

diubah agar perangkat ini dapat bekerja secara maksimum. Antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Penggantian Baterai Dengan Power Supply

Penggantian baterai dengan power supply dari listrik PLN dilakukan

karena daya yang diperlukan untuk menghidupkan perangkat ini cukup besar.

Dengan kapasitas dari baterai dalam menampung muatan yang kecil, maka

baterai akan cepat habis, dan tentu saja berpengaruh pada finansial yang

dibutuhkan untuk membeli baterai. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Jika arus listrik adalah jumlah muatan (Q) yang mengalir setiap satu

satuan waktu (t), maka arus (I) akan mengikuti persamaan :

I =

(52)

Dan daya (P) baterai adalah tenaga atau power yang dihasilkan baterai

dimana daya adalah tegangan (V) kali arus, maka daya mengikuti persamaan:

P = V.I

Dari kedua persaman diatas dapat diperoleh persamaan daya adalah

sebagai berikut:

P =

t VQ

t =

P VQ

Sehingga jika jumlah muatan terbatas, sedangkan daya yang dibutuhkan

besar, maka waktu dimana muatan yang tersimpan habis menjadi lebih singkat,

dibanding jika daya yang dibutuhkan kecil. Dalam baterai muatan yang tersimpan

didalamnya sangatlah terbatas sehingga kurang efisien untuk digunakan dalam

rangkaian ini.

2. Pemasangan Zenner Dioda

Pemasangan zenner dioda pada rangkaian penguat tegangan dimaksudkan

agar tegangan masukan pada perangkat menjadi setabil, dalam hal ini berfungsi

sebagai regulator. Skematik pemasangannya adalah sebagai berikut:

Gambar.4.1. Rangkaian Skematik Dalam Pemasangan Zener Dioda

(53)

Sedangkan rangkaian dari perangkat lainnya tidak banyak mengalami

perubahan. Akan tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang sering terjadi

dalam perangkat ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tegangan Input Geiger-Muller Sering Berubah Sesuai Dengan Arus

Input Dari PLN.

Hal ini disebabkan karena transformator power supply dan trnsformator

penguat tegangan (step up), pada rangkaian penguat tegangan. Sehingga arus yang

dihasilkan akan berbeda jika input arus di PLN juga berbeda. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Ip Is Vs Vp = Vp Is Vs Ip= .

Gambar.4.2. Tranformator

Keterangan:

Vp = Tegangan Primer

Vs = Tegangan sekunder

Ip = Arus Primer

Is = Arus sekunder

Pengujian Perangkat dilakukan rumah peneliti. Tegangan di rumah

peneliti yaitu sekitar 220 V dengan arus 5A, akan menghasilkan tegangan input

untuk Geiger-Muller 600V. Akan tetapi ketika diujikan di lab fisika yang

mempunyai tegangan 230V dan arus 8 A, tegangan input Geiger-Muller menjadi

(54)

500V, jadi perlu juga resistor diganti menjadi 4M supaya tegangan turun tidak

terlampau jauh yaitu jika dilakukan pengujian dilab adalah sekitar 500V.

Gambar.4.3. Rangkaian Skematik Penguat Tegangan

2. Untuk Memperoleh Data Yang Baik Perangkat Ini Haruslah Panas

(panas dalam hal ini berarti perangkat harus dihidupkan dahulu agak

lama barulah dapat digunakan dalam mengambil data)

Pengkondisian perangakat seperti ini dikarenakan transistor pada

rangkaian belum saturasi, dimana transistor belum dalam keadaan jenuh, sehingga

transistor belum dapat bekerja maksimal. Oleh karena itu perangkat haruslah

dihidupkan beberapa waktu agar transistor benar-benar dalam keadaan jenuh,

barulah dapat digunakan untuk mengambil data. Hal ini juga dipengaruhi oleh

banyaknya gas yang ada di dalam tabung yang semakin berkurang sesuai dengan

bertambahnya usia tabung.

B. Perangkat Lunak (Program Atau Software)

Dalam pengerjaan perangkat lunak (program atau software), dibedakan

menjadi dua program, antara lain adalah program untuk mikrokontroller, dimana

mikrokontroller diperintah untuk mengcounter atau menghitung cacahan dari Trafo

(55)

Geiger-Muller dan mengirimkan ke PC sesudah 1 detik melalui port serial Rs232,

dan program yang kedua adalah program untuk PC, dimana data informasi yang

diterima dari mikrokontroller tadi diolah di PC dan ditampilkan kembali melalui

monitor komputer. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Program Untuk Mikrokontroller

Karena program ini hampir sama dengan program seting mikrokontroller

pada proyek penbuatan alat counter digital (http://www.imagesco.com), maka

source code langsung didownload di http://www.imagesco.com dan langsung bisa

didownload ke mikrokontroller, dengan sedikit perubahan program asembli pada

saat pengiriman data. Pada program ini terdapat perintah yang memerintahkan

mikrokontroller untuk menghitung data informasi dari Geiger-Muller, dan untuk

selanjutnya mengirimkan ke PC melalui Rs232, atau MsComm.

2. Program Untuk PC

Pada program penampil untuk PC terdiri dari dari dua bagian penting, yang

pertama adalah bagian program yang berfungsi sebagai penerima data, dan yang

kedua adalah bagian untuk mengolah data tersebut. Untuk lebih jelasnya akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Bagian Untuk Menerima Data Atau Informasi Dari Mikrokontroller

Program dalam mengambil data menggunakan port Mscomm, oleh karena

itu diperlukan beberapa set khusus pada program ini, untuk dapat menerima data

(56)

1) Listing Pada Form Load Program

Penyetingan pada bagian ini berfungsi untuk menseting port, jadi pada saat

program dijalankan atau dibuka, posisi port berada pada seting baud rate 9600 (bit

perdetik), 8 data bit untuk dikirimkan secara serial, non pariti, stop bit 1.

Source code dari program di form load Vb adalah sebagai berikut:

Private Sub Form_Load()

MSComm1.RThreshold = 2

MSComm1.InputLen = 2

MSComm1.Setings = "9600,N,8,1" ‘ set port

MSComm1.DTREnable = False

MSComm1.CommPort = 1

MSComm1.PortOpen = True

MSComm1.PortOpen = False

End Sub

Perintah diatas selain diguakan untuk menseting port serial, juga digunakan

untuk memberi kondisi port mati saat program baru dijalankan, sehingga program

hanya dapat bekerja hanya pada saat tombol start di jalankan.

2) Listing Pada MsComm

Seperti halnya penyetingan pada bagian form load program, port yang

digunakan yaitu MsComm juga perlu diset, untuk dapat digunakan untuk

menerima data informasi dari mikrokontroller, yang antara lain sebagai berikut:

Private Sub MSComm1_OnComm()

(57)

Dim lHighByte As Long ‘ logika 1

Dim lLowByte As Long ‘ logika 0

Dim lByte As Long

'Jika Rx Event mandapatkan data lalu diproses process

If MSComm1.CommEvent = comEvReceive Then

sData = MSComm1.Input ' Get data

lHighByte = Asc(Mid$(sData, 1, 1)) ' get 1st byte

lLowByte = Asc(Mid$(sData, 1, 1)) ' get 2nd byte

lByte = JoinHighLow(lHighByte, lLowByte)

Text2.Text = CStr(lByte)’ mengirim ke text2 program

End Sub

Dalam seting ini MsComm diperintah untuk mengambil data dari buffer

serial Rs232, yang berupa byte High (logika 1) dan byte low (logika0). Dan

mengirimnya ke text2.

b. Bagian Untuk Mengolah Data Dari Mikrokontroller

Selain untuk menerima data informasi dari mikrokontroller, program

penampil ini haruslah dapat menyimpan data tersebut dan untuk selanjutnya dapat

ditampilkan kembali. Untuk itu akan dibuat database dari microsoft access, seting

khusus pada PC (koneksi Program dengan database) dan seting pada program itu

sendiri, supaya program dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, antara lain

adalah sebagai berkut:

1) Pembuatan Database Access

Untuk membuat database baru pada microsoft access, langkah-langkah yang

(58)

a) Dari windows jalankan program microsoft access. Setelah program

mikrosoft access dijalankan, akan keluar kotak dialog Microsoft access

seperti pada Gambar.4.3.

Gambar.4.4. Kotak Dialog Microsoft Access

b) Pilih menu Blank database

c) Kemudian akan muncul kotak dialog File New Database seperti pada

Gambar.4.4.

(59)

d) Isi file name dengan database yang anda ingin buat, sebagai contoh db1.

e) Klik tombol Create

f) Database yang baru bernama db1 telah diciptakan.

2) Membuat Tabel Untuk Menyimpan Data Pada Microsoft Access

Setelah membuat database, untuk selanjutnya akan dibuat tabel penyimpan

data. Di dalam database terdapat berbagai macam tabel. Untuk membuat tabel

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Untuk membuat tabel, terlebih dahulu mempunyai database.

b) Buka database yang telah dibuat, kemudian akan muncul kotak dialog

seperti pada Gambar.4.5.

(60)

c) Klik ganda pada pilihan Create table in Design View, maka akan muncul

kotak dialog sebagai berikut:

Gambar.4.7. Kotak Dialog Tabel

d) Isi Field Name dengan nama field untuk record-record dari tabel. Sebagai

contoh : No , Count.

(61)

e) Kemudian klik pada tanda silang merah, di pojok kanan atas. Setelah

muncul kotak dialog yang memberi option untuk menyimpan tabel,

selanjunya pilih option yes. Dengan demikian tabel untuk menyimpan data

telah selesai dibuat.

3) Membuat Koneksi Data Source Untuk PC supaya Program Dapat

Berinteraksi Dengan Database

Untuk membuat agar database dapat berinteraksi dengan program maka

perlu adanya sistem server, dalam hal ini server adalah suatu bentuk sistem

manajemen database. Untuk penelitian kali ini akan digunakan ODBC (Data

Source Open Connectivity).

Sekilas mengenai ODBC, pada ODBC terdapat tiga jenis koneksi database,

yaitu User DSN, Sistem DSN, File DSN. Pada penelitian ini hanya akan

digunakan koneksi dengan menggunakan Sistem DSN saja. Langkah-langkah

membuat koneksi ODBC adalah sebagai berikut:

a) Dari windows, klik Start, klik Control Panel. Pilih Administrative Tool.

b) Setelah itu muncul kotak dialog Administrative Tool, untuk selanjutnya pilih

Data Sources (ODBC).

(62)

c) Pilih tab System DSN, klik add.

Gambar.4.10. ODBC Data Sourcev Administrator

d) Kemudian muncul kotak dialog Create New Data Source, kemudian pilih

Microsoft Access Driver (*.mdb). Kemudian klik Finish

(63)

e) Kemudian muncul kotak dialog ODBC Microsoft Access setup, isi data

source name dan diskripsi. Sebagai contoh:

Gambar.4.12. Kotak Dialog ODBC Microsoft Access Setup

f) Untuk selanjutnya pilih Select, kemudian akan muncul kotak dialog Select

Database, pilih database yang telah dibuat diatas. Lalu tekan ok, maka

koneksi database telah terpasang.

(64)

4) Perintah Untuk Mengirimkan Data Ke Database Microsoft Access

Untuk mengirimkan data ke database maka akan digunakan data sources

(ODBC). Sedangkan penyetingan pada program itu sendiri adalah sebagai berikut:

Set CONN = New ADODB.Connection

CONN.Open "con"

Set ini diletakkan pada bagian form load, jadi pada saat program baru

dijalankan selain menseting port juga menseting koneksi database ke microsoft

access.

Selain set pada bagian form load, maka perlu juga diperlukan seting pada

bagian timer yang berfungsi sebagai pengendali masuknya data ke database, open

souce antara lain sebagai berikut:

Private Sub Timer1_Timer() ‘ set interval timer 1000

Dim sql As String‘ koneksi database dan mengirim sesuai timer

If CONN.State <> adStateOpen Then CONN.Open

sql = " INSERT INTO Table1(NO,Count) " & _

" VALUES ('" & Text1.Text & "','" & Text2.Text & "')

’ mengambil data text2 dan text1 dalam program

CONN.Execute (sql)

End

Berangkat dari source code diatas maka data akan tersimpan di database

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

(65)

5) Perintah Untuk Menampilkan Data Dari Database Ke Program Vb

Untuk menampilkan data dari database, maka dalam program akan

digunakan Adodc1 yang berfungsi sebagai jembatan penampil tabel dan grafik

data. Penyetingan dari data tabel dan data grafik program Vb6, dapat dilakukan

pada propertis dari adodc, propertis tabel dan propertis grafik. Caranya adalah

sebagai berikut:

a) Set Adodc Untuk Data Tabel Atau Grid

Untuk melihat data dari sebuah tabel, maka data tersebut harus dihubungkan

dengan sebuah adodc, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Tambahkan sebuah adodc dan sebuah data grid pada form seperti pada

Gambar.4.13.

(66)

2) Atur propertis dari adodc untuk membaca data dari tabel dari database yang

telah dibuat. Dan atur pada propertis data grid, pada data source, pilih

adodc1.

b) Set Adodc Untuk Data Tabel Atau Grafik

1) Tambahkan grafik ke form, aturlah pada propertis grafik, pada data source,

pilih adodc1. Dan pada showlegend, pilihlah true.

(67)

Secara garis besar program penampil dan pengolah data adalah sebagai

berikut:

Gambar.4.16.Program Beserta Contoh Data.

Proses yang terjadi pada saat program dijalankan adalah menyeting

database dan port serial comm atau Rs232. Sehingga pada saat option waktu

cacah dan tombol Start di jalankan otomatis akan mengambil data dari Rs232 dan

mengirimkan ke database dan menampilkan kembali pada data tabel dan grafik.

Dan pada saat tombol Stop dijalankan akan memutus koneksi dari Rs232 dan

koneksi database. Tombol Exit jika dijalankan akan menutup penggunaan

(68)

C. Analisa Data

Dalam analisa apakah alat bekerja dengan baik maka diperlukan suatu

data, untuk membuktikan apakah alat atau perangkat sistem pengamatan radiasi

dapat dipakai untuk menunjukkan data radiasi yang sebenarnya. Untuk itu ada

beberapa pengujian antara lain adalah :

1. Jika Alat Atau Perangkat Sistem Pengamatan Radiasi Tidak Diberikan

Input Geiger-Muller

Jika perangkat tidak diberikan input dari Geiger-Muller, maka hasilnya

adalah sebagai berikut :

(69)

2. Jika Alat Atau Perangkat Sistem Pengamatan Radiasi Diberikan Input

Geiger Muller

Jika alat atau perangkat diberikan input dari Geiger-muller, maka hasilnya

adalah sebagai berikut:

Gambar.4.18.Data jika diberi input Geiger-Muller.

3. Membandingkan Dengan Data Manual

Membandingkan dengan data manual ini sebenarnya tidak bisa, hal ini

dikarenakan adanya perbedaaan voltase antara alat atau perangkat sistem

pengamatan radiasi (510V) dengan power supply yang digunakan di

Laboratorium Fisika USD (470V). Akan tetapi dengan acuan dari grafik

(70)

Grafk cacah vs waktu (waktu tampil 20 detik)

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

waktu

ca

ca

h

dari perangkat sistem pengamatan radiasi haruslah lebih banyak dari pada alat

counter pada Laboratorium Fisika USD.

Gambar.4.19.Grafik karakteristik Geiger-muller.

Perbandingan datanya adalah sebagai berikut:

a. Data Manual Menggunakan Alat Lab

Gambar.4.20.Grafik data manual menggunakan alat lab.

(71)

b. Data Perangkat Sistem Pengamatan Radiasi

Gambar.4.21.Data perangkat sistem pengamatan radiasi.

Dari ketiga pengujian diatas dapat dilihat bahwa perangkat sistem

pengamatan radiasi telah dapat bekerja dan memenuhi target, dimana data sesuai

dengan dengan grafik karakteristik Geiger-Muller. Sehingga dapat dipakai untuk

pengambilan data penelitian. Dalam mengambil data penelitian akan dilakukan

(72)

1. Penggunaan Sistem Pengamatan RadiasiGeiger-Muller berbasis PC untuk

keperluan pendidikan, hanya dibatasi untuk pembelajaran pencacahan zat

radioaktif sebagai fungsi waktu, pencacahan dari beberapa zat radioaktif

dengan intensitas yang berbeda-beda, pencacahan zat radioaktif sebagai

fungsi jarak, pengukuran serapan radiasi oleh benda.

2. Sedangkan untuk keperluan penelitian, Geiger-Muller berbasis PC

digunakan sebagai alat untuk memonitor radiasi suatu lingkungan.

Data hasil penelitian dengan perangkat penelitian radiasi dapat dilihat pada

lampiran. Dan hasilnya sangat memuaskan sesuai dengan dasar teori pada BAB II.

Antara lain, yaitu:

1. Dimana jika waktu yang digunakan semakin lama, maka cacah radiasi akan

semakin banyak dan stabil (hasil tidak jauh berbeda dengan data yang

sebelumnya).

2. Jika intensitas radiasi semakin besar, maka cacah radiasi akan semakin

banyak, begitu juga sebaliknya.

3. Jika jarak sumber radiasi semakin jauh, maka jumlah cacahan akan

semakin kecil, begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah cacahan akan berkurang jika diberikan penghalang, karena hanya

sebagian partikel-partikel radiasi yang dapat tembus. Karena ukuran partikel

alfa yang besar, maka partikel alfa akan dihalangi oleh kertas. Untuk

partikel beta akan dihalangi oleh almunium. Akan tetapi daya tembus

(73)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan implementasi Sistem Pengamatan Radiasi

Dengan Menggunakan Geiger-Muller Berbasis PC, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Sistem Pengamatan Radiasi dengan menggunakan Geiger-Muller berbasis PC

adalah sistem bantu proses penelitian, yang dapat secara otomatis

menampilkan data beserta grafik cacahan Geiger-Muller. Dalam penelitian,

Sistem Pengamatan Radiasi dengan menggunakan Geiger-Muller berbasis PC

hanya dibatasi untuk memberikan pengetahuan singkat mengenai pencacahan

zat radioaktif sebagai fungsi waktu, pencacahan dari beberapa zat radioaktif

dengan intensitas yang berbeda-beda, pencacahan zat radioaktif sebagai fungsi

jarak, pengukuran serapan radiasi oleh benda.

2. Sistem Pengamatan Radiasi dengan menggunakan Geiger-Muller berbasis PC

juga dapat digunakan untuk memantau besar atau kecilnya tingkat radiasi pada

suatu lingkungan, dengan bantuan Geiger-Muller yang tidak berpenghalang.

3. Jumlah cacahan akan bertambah banyak jika waktu yang digunakan untuk

mencacah lama, begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah cacahan akan bertambah banyak jika intensitas dari sumber radiasi

(74)

5. Jumlah cacahan akan berkurang jika jarak yang digunakan untuk mengambil

data semakin jauh, begitu juga sebaliknya.

6. Jumlah radiasi akan berkurang dengan adanya penghalang (benda), karena

sebagian dari partikel tidak dapat menembus penghalang, daya tembus

pertikel, besar kecilnya tergantung jenis dan tebal benda (penghalang) itu

sendiri.

7. Kelemahan dari Perangkat ini ada pada seting mikrokontroller, yang hanya

mampu mengirimkan data 8 bit, atau sekitar 256 cacahan saja, akan tetapi

dengan adanya sedikit perubahan dari program asembly di mikrokontrollernya

dan kalibrasi pada program di PC lewat program Visual Basic kelemahan ini

agak bisa diatasi. Dari keterangan diatas, alat mempunyai keterbatasan dalam

nenerima data, yaitu sekitar 512 data.

B. Saran

Sistem Pengamatan radiasi masih memiliki banyak kekurangan perangkat keras

maupun dari perangkat lunak sehingga diperlu pengembangan untuk

menyempurnakan Aplikasi ini. Untuk pengembangan selanjutnya, ada beberapa

saran semoga bisa digunakan sebagai masukan, yaitu antara lain:

1. Sistem Pengamatan Radiasi dengan menggunakan Geiger-Muller berbasis PC

belum sempurna, masih ada kelemahan dimana sebelum pengambilan data,

perangkat Sistem Pengamatan Radiasi dengan menggunakan Geiger-Muller

berbasis PC, haruslah dinyalakan beberapa waktu sebelumnya (minimal

(75)

agar aplikasi ini menjadi lebih baik dan sensor Geiger-Muller yang lebih baik.

Selain itu perlu adanya settingan ulang dimikrokontroller, menjadi 16 bit,

dimana data cacahan bisa mencapai 65535 cacah atau

Gambar

Tabel 2.1 Deskripsi pin PIC16F84...........................................................................17
Gambar 2.1 Grafik karakteristik Geiger Muller
Gambar 2.2 Mikrokontroler PIC16F84
Gambar 2.3 Arsitektur mikrokontroler PIC16F84
+4

Referensi

Dokumen terkait

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Kegiatan-kegiatan pokok RKP 2006: Dalam rangka pelaksanaan program ini

komputer dalam melakukan kegiatan operasionalnya sehari-hari serta memiliki akses jaringan internet pada komputernya yang sebagian besar digunakan untuk

Artinya sudah tahu apa yang ingin dicari atau dibutuhkan; (2)Non IT literate yaitu pengguna yang diberikan fasilitas penelusuran (browsing) yang mencari satu persatu

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Perbandingan Struktur Anatomi Buah dan Biji Genus Capsicum pada Preparat Irisan Melintang (Cross Section) Sebagai

Hasil Simulasi Perambatan Gelombang Suara dengan Kedalaman Sumber Suara 25 m, Kedalaman Penerima 30 m, dan Frekuensi yang Digunakan 100, 1.000, 10.000, dan 50.000 Hz ( Shadow

Internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui, bimbingan dan pengajaran. Sebagaimana telah

Menurut Pusat pengembangan Praktik Pengalaman Lapangan Universitas Negeri Semarang (2012), Praktik Pengalaman lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus

1). Pembuatan sari mengkudu: 10 kg buah mengkudu yang telah diperam 3 hari dibesihkan dipres dengan menggunakan kain saring , cairan yang diperoleh disaring kembali dengan saringan,