KESEJAHTERAAN ABDI DALEM PUNOKAWAN KERATON
YOGYAKARTA PADA MASA PEMERINTAHAN
HAMENGKU BUWONO IX
(Tahun 1940-1988)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh NURUL HIDAYAH
C. 0513039
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PERNYATAAN
Nama : Nurul Hidayah
Nim : C. 0513039
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Kesejahteraan Abdi
Dalem Punokawan Keraton Yogyakarta Pada Masa Pemerintahan Hamengku
Buwono IX (Tahun 1940-1980 )adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat
dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi
ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta, 09 Juni 2017
Yang membuat pernyataan,
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitam itu ada kemudahan”
(Q.S. Al Insyirah : 6)
“Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang tidak menyadari. Betapa
dekatnya kesuksesan ketika mereka menyerah”
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Penulis Persembahkan Kepada:
Bapak dan Ibu yang telah memberikan
kasih sayang yang ikhlas.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak sehingga penelitian skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu penulis, penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
fasilitas dan dukungan selama proses belajar mengajar di Fakultas Ilmu
Budaya ini.
2. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum selaku Kepala Program Studi Ilmu
Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam perizinan untuk
menyelesaikan penelitian skripsi ini.
3. Drs.Suhardi,M.A, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama ini kepada penulis.
4. Dra.Suharyana,M.Pd. selaku dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dengan sabar, memberikan banyak
dorongan, masukan, serta kritik dan mengarahkan dalam penyusunan
5. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd.selaku dosen pembimbing keduayang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan sabar, memberikan
banyak dorongan, masukan, serta kritik dan mengarahkan dalam
penyusunan penulisanskripsi ini.
6. Segenap dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal
ilmu dan wacana pengetahuan.
7. Segenap Staf perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Ilmu Sejarah yang
telah memberikan pelayanan yang baik dan membantu dalam penyediaan
buku referensi maupun dokumen lainnya.
8. GKR. Condrokirono selaku Pengageng Kawedanan Hageng Panitrapura
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah memberikan ijin kepada
penulis mendapatkan data-data yang dibutuhkan serta meluangkan
waktunya untuk membantu penulis sampai selesainya skripsi ini.
9. KRT. Tumenggung Rinta Isworo selaku Pengageng Kawedanan
Widyabudaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah memberikan
ijin dan bantuan kepada penulis dalam penyediaan data-data yang
diperlukan
10.Bapak dan Ibu tercinta, Adekku Wahyu Arif Budiman yang senantiasa
memberi kasih sayang do’a, semangat dan dukungan kepada penulis.
11.Fatkur Rohim yang senantiasa memberi do’a, semangat dan dukungan
12.Teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2013 terimakasih atas pengalaman,
kebersamaan, kerjasamanya dan persahabatan indah yang kalian beri untuk
semangat dalam penulisan skripsi ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu hingga terselesainya skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih terhadap semua
pihak yang telah banyak membantu. Penulis juga menyampaikan permohonan
maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran atau masukan yang bersifat
membangun untuk penelitian, sehingga memperoleh karya penulisan sejarah yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
Surakarta, 09 Juni 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
DAFTAR ISTILAH ... xvii
BAB II.GAMBARAN UMUM KERATON YOGYAKARTA... 23
A. Keberadaan Keraton Yogyakarta ... 23
1. Kondisi Geografis ... 23
3. Raja-raja Keraton Yogyakarta ... 32
B. Struktur Birokrasi Masyarakat Keraton ... 42
1. Struktur Birokrasi Tradisional Keraton Yogyakarta ... 44
2. Struktur Birokrasi Modern Keraton Yogyakarta HB IX ... 51
BAB III. ABDI DALEM PUNOKAWAN KERATON HAMENGKU BUWONO IX ... 60
A. Abdi Dalem Punokawan ... 60
1. Asal Mula Abdi Dalem Keraton ... 60
2. Fungsi dan Kedudukan Abdi Dalem Keraton ... 62
3. Tugas Abdi Dalem Keraton ... 65
B. Motivasi Masyarakat Menjadi Abdi Dalem ... 75
1. Mencari Ketenangan Hidup ... 75
2. Mencari Berkah ... 77
3. Melestarikan Budaya ... 79
4. Melestarikan Tradisi Orang Tua ... 82
C. Pengangkatan Abdi Dalem Punokawan ... 83
1. Persyaratan Menjadi Abdi Dalem ... 83
2. Kepangkatan Abdi Dalem ... 88
3. Gelar Nama Abdi Dalem ... 95
4. Mutasi Abdi Dalem ... 101
BAB IV. KEBIJAKAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENYEJAHTERAKAN ABDI DALEM PUNOKAWAN KERATONYOGYAKARTA ... 103
A. Kondisi Ekonomi Abdi Dalem Punokawan Tahun 1940-1942... 103
1. Besarnya Gaji Yang Diterima Abdi Dalem Punokawan ... 102
2. Tunjangan Kesejahteraan Abdi Dalem Punokawan ... 106
B. Kondisi Ekonomi Abdi Dalem Punokawan Tahun 1942-1945.... 111
1. Besarnya Gaji Yang Diterima Abdi Dalem Punokawan ... 111
Tenaga Romusha ... 118
C. Kondisi Ekonomi Abdi Dalem Punokawan Tahun 1945-1988... 122
1. Besarnya Gaji Yang Diterima Abdi Dalem Punokawan ... 122
2. Tunjangan Kesejahteraan Abdi Dalem Punokawan ... 128
D. Minat Masyarakat Untuk Menjadi Abdi Dalem Punokawan ... 137
BAB V. KESIMPULAN ... 145
DAFTAR PUSTAKA ... 148
DAFTAR INFORMAN ... 154
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Struktur Birokrasi Pemerintahan Kasultanan dan
Rumah Tangga Keraton Yogyakarta Awal Tahun 1942 ... 53
Bagan 2 Struktur Birokrasi Pemerintahan Kasultanan Yogyakarta Akhir Tahun 1942 ... 57
Bagan 3 Struktur Birokrasi Pemerintahan Kasultanan Yogyakarta Pada Tahun 1947 ... 59
Bagan 4 Abdi Dalem dan Tugasnya ... 67
Bagan 5 Kedudukan dan Tugas Abdi dalem sesuai kepangkatan ... 97
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pembagian Wilayah Administratif Kasultanan Yogyakarta
tahun 1940 ... 26
Tabel 2 Jenjang Kepangkatan Abdi Dalem Punokawan dan Keprajan Tahun 1950 Umur... 89
Tabel 3 Gelar Nama Abdi Dalem Berdasarkan Pangkat ... 96
Tabel 4 Gelar Nama Abdi Dalem Berdasarkan Keahliannya ... 97
Tabel 5 Daftar Gaji Abdi Dalem Punokawan Tahun 1940 ... 104
Tabel 6 Harga Kebutuhan Pokok Tahun 1940 ... 107
Tabel 7 Harga Kebutuhan Pokok Tahun 1943 ... 116
Tabel 8 Harga Kebutuhan Pokok Tahun 1945-1981 ... 123
Tabel 9 Perkembangan Gaji Abdi Dalem Tahun 1974-1980 ... 125
Tabel 10 Tunjangan Kerja Abdi Dalem Punokawan... 129
Tabel 11 Tunjangan Keluarga ... 132
Tabel 12 Jumlah Abdi Dalem Magang ... 139
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar1 Abdi Dalem Kaprajan... 66
Gambar 2 Abdi Dalem Punokawan... 71
DAFTAR SINGKATAN
G.B.H : Gusti Bendara Harya
G.B.P.H : Gusti Bendara Pangeran Harya
K.H.P :Kawedanan Hageng Punokawan
K.P.H : Kanjeng Pangeran Harya
K.R.T : Kanjeng Raden Tumenggung
M : Mas
M.B : Mas Bekel
M.J : Mas Jajar
M.W : Mas Wedana
R : Raden
R.L : Raden Lurah
R.M : Raden Mas
R.Ng : Raden Ngabei
DAFTAR ISTILAH
Abdi Dalem : Pegawai keraton, pegawai kerajaan
Abdi Dalem Punokawan : Abdi dalem keraton yang bukan merupakan pegawai
PNS yang mememiliki tanggung jawab bekerja di
keraton dan di gaji keraton
Abdi Dalem Kaprajan : Abdi dalem keraton yang merupakan pensiunan dari
PNS
Acte Van Verband : Perjanjian pengangkatan Sultan
Berkah Dalem : Suatu Pancaran wahyu yang berasal dari raja kepada
semua kawula kerajaan untuk tercapainya
kesejahteraan hidup.
Blangkon : Tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan
oleh kaum pria
Caos : Tugas abdi dalam datang ke keraton untuk sebuah
kebaktian abdi dalem kepada Raja
Darah Dalem : Keturunan keraton
Distrik : Kawedanan
Devide et Impera : Kebijakan pemerintah kolonial untuk senantiasa
mengadu domba dan memecah belah solidaritas
keluarga keraton
In Land : Tanah Pinjaman
kepentingan perang
nayakan keparak kiwo : Bupati yang mengurusi tentang yayasan, keprajuritan,
peradilan.
Nayaka gedong kiwo : Bupati yang mengurusi tentang hasil bumi dan
keuangan keraton.
Nerimo : Menerima
Kanayakan bumijo : Bertugas mengurusi soal-soal tanah dan urusan praja.
Kanayakan panumping : Yang bertugas mengurusi soal-soal pertanahan
dan keamanan
Kawula dalem : Wong cilik, rakyat biasa, hamba
Kasultanan : Daerah yang dikuasai dan diperintah oleh seorang
Sultan
Kekancing : Surat keputusan
Kemben : Pakaian tradisional jawa yang digunakan sebagai
seragam abdi dalem keparak.
Keparak : Abdi dalem putri
Kepanewon : kecamatan
Kesentanan Darah Dalem : Perkumpulan keluarga raja
Kliwon : Pegawai pegawai peralihan antara pegawai tinggi
dengan pegawai yang lebih rendah. Kliwon memiliki
wewenang menerima perintah dari Bupati Pembantu
atau wakil dari nayaka
Koo : Sebutan Sultan yang berikan pemerintah Jepang
Kooti : Suatu daerah yang dipimpin oleh Koo
Kotizimukyoko-Tyokan : Gubernur Jepang
Korte verklaring : Pernyataan Pendek
Kumpeni : Persekutiuan dagang Belanda
Kori : Pegawai yang menerima surat-surat untuk Sultan dan
meneruskan perintah-perintahnya.
Lang contract : Kontrak Panjang
Luhur : Tingkat tinggi
Magang : Proses latuhan kerja
Mantri : Salah satu pegawai rendah keraton
Nayoko : Bupati
Nayaka wolo : Dewan mentri yang berjumlah delapan
Njobo : Luar
Njero : Dalem
Onder distrik : Wilayah dibawah dengan distrik setara dengan
kecamatan
Pangreh Praja : Penguasa lokal pada masa pemerintahan kolonial
Belanda untuk menangani daerah jajahannya.
Parentah Hageng Keraton : merupakan gabungan dari beberapa tepas
Parentah Luhur : Sekretaris pribadi Sultan
Pepatih dalem : Pegawai tangan kanan pemerintahan Belanda untuk
Patih Jero : Patih lebet,
Patih Jobo : Patih Jawi
Penggulu : Pejabat yang mengurusi bidang keagamaan
Pranakan : Baju seragam abdi dalem keraton dengan motif garis
garis ke bawah
Priyayi : Bangsawan
Priyayi Cilik : Abdi dalem yang berpangkat jajar hingga lurah
Punokawan Kapujangga : Abdi dalem yang berkewajiban dalam bidang sastra
Residen : Pegawai pamong praja yang mengepalai suatu daerah
Samir : Perlengkapan abdi dalem yang digunakan dengan cara
dikalungkan
Sampeyan dalem : Raja atau sultan
Stagen : Sabuk pinggang dari kain yang digunakan abdi dalem
Tanah lungguh : Tanah jabatan
Tanah gadhuhan : Tanah pinjaman dari raja
Tepas : Perkantoran yang ada di keraton
Tepas Danartopura: Kantoran Keraton yang memiliki
tugas untuk membagikan gaji untuk abdi dalem
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Struktur Birokrasi Keraton Yogyakarta HB IX ... 152
Lampiran II Tugas dan Strultur Kawedanan Kori ... 153
Lampiran III Surat Penghapusan Kawedanan Kori ... 154
Lampiran IV Surat Keterangan Baik Calon Abdi Dalem ... 155
Lampiran V Surat Kekancing Kenaikan Pangkat Abdi Dalem ... 157
Lampiran VI Pretelan Surat Kenaikan Pangkat Tahun 1953 ... 159
Lampiran VII Surat Pemberhentian Abdi Dalem Tidak Hormat ... 161
Lampiran VIII Surat Pemberhentian Abdi Dalem Hormat ... 163
Lampiran IX Surat Pemeriksaan Kesehatan bagi Abdi Dalem ... 164
Lampiran X Pretelan Bayar Abdi Dalem Tahun 1945 ... 165
Lampiran XI Pretelan Bayar Abdi Dalem Tahun 1954 ... 168
Lampiran XII Pretelan Bayar Abdi Dalem Tahun 1963 ... 171
Lampiran XIII Pretelan Bayar Abdi Dalem Tahun 1976 ... 172
Lampiran XIV Pretelan Bayar Abdi Dalem Tahun 1977 ... 173
Lampiran XV Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Istimewa ... 175
Lampiran XVI Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Keluarga ... 177
Lampiran XVII Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Beras ... 179
Lampiran XVIII Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Kemahalan .. 180
ABSTRAK
Nurul Hidayah, C0513039, 2013. Kesejahteraan Abdi Dalem Punokawan Keraton Yogyakarta Pada Masa Pemerintahan Hamengku Buwono IX tahun 1940-1988, Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini membahas mengenai kehidupan ekonomi abdi dalem pada masa pemerintahan Hamengku Buwono. Penelitian ini menjelaskan mengenai motivasi masyarakat Yogyakarta menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta, Pengangkatan abdi dalem punokawan Keraton Yogyakarta dan Kebijakan Hamengku Buwono IX terhadap kesejahteraan abdi dalem punokawan Keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan Hamengku Buwono IX.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristik (teknik pengumpulan data) yang berupa arsip sezaman dari Widyabudaya Keraton Yogyakarta, surat kabar sezaman seperti Kedaulatan Rakyat, wawancara, atau buku-buku referensi. Tahap selanjutnya adalah kritik sumber yaitu tahap menganalisis keaslian dan kevalidan dari sumber yang digunakan baik sumber tertulis maupun sumber lisan. Tahap interpretasi adalah tahap menganalisis data yang diperoleh sehingga memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa. Tahap yang terakhir adalah tahap historiografi yang menyajikan fakta-fakta yang telah diperoleh dari sumber-sumber yang valid menjadi suatu penulisan sejarah. Pendekatan dari cabang-cabang ilmu lain juga sangat diperlukan dalam penelitian ini, terutama dalam menganalisis dari sisi sosial, ekonomi dan budaya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan abdi dalam di Keraton Yogyakarta menjadi sangat penting, karena dengan adanya abdi dalem Keraton bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Kesederhanaan abdi dalem Keraton Yogyakarta ditunjukkan dengan adanya pengabdian tanpa pamrih terhadap keraton tanpa mengharapkan imbalan dari Keraton. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keadaan ekonomi masyarakat yogyakarta pada masa itu tidak membuat para abdi dalem terpuruk meskipun pada masa tersebut terjadi perubahan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemeritah sehingga mempengaruhi kehidupan abdi dalem Keraton Yogyakarta. Meskipun demikian Sultan Hamengku Buwono IX tetap memperhatikan perekonomian abdi dalem dengan memberikan perhatian berupa berbagai tunjangan-tunjangan. Sehingga para abdi dalem tetap dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
ABSTRACK
NurulHidayah, C0513039, 2013. The Proseperty of AbdiDalemPunakawan of Yogyakarta Palace in the Reign of HamengkuBuwono IX 1940-1988, A Thesis of History Department, Faculty of Cultural Science, SebelasMaret University of Surakarta.
This research discussed the economic life of abdidalem (court retainers) during the reign of HamengkuBuwono. This research explained about the motivation of Yogyakarta people to become abdidalem of Yogyakarta Palace, the dynamics of the career of abdidalempunakawan of Yogyakarta Palace and HamengkuBuwono IX attention to the prosperity of abdidalempunakawan of Yogyakarta Palace during the reign of HamengkuBuwono IX.
This research used historical research method with heuristic stage (data collection technique) in the forms of contemporary archives from Widyabudaya of Yogyakarta Palace, contemporary newspaper like Kedaulatan Rakyat, interviews, or reference books. The next stage was sources criticism, i.e. the stage of analyzing the authenticity and validity of the sources used both written and oral. The interpretation stage was the stage of analyzing the data obtained to obtain the facts that occur in an event. The last stage was historiography stage which presented the facts that had been obtained from valid sources into a historic writing. Approaches from other branches of science were also indispensable in this research, especially in analyzing from the social, economic, and cultural sides. The results of this research indicated that the presence of abdidalem of Yogyakarta Palace become very important to run the government well. The modesty of abdidalem of Yogyakarta Palace is shown by the selfless devotion to the palace. The Conclusions of this research economic condition of Yogyakarta people at that time did not make abdi dalem worse even though there was a change of policies applied by the government affecting the life of abdidalem of Yogyakarta Palace at that time. Nevertheless, Sultan Hamengku Buwono IX remains concerned with the economic condition of abdidalem by giving attention in the forms of various benefits. Thus, abdi dalem still able to meet their daily needs.